Anda di halaman 1dari 17

Macam-macam Lampu Listrik

Berdasarkan jenis-jenisnya lampu dibedakan menjadi beberapa kelompok antara lain :


1.Lampu Incandescent (Lampu Pijar)
2.Lampu Halogen
3.Lampu Fluorescent (Lampu TL)
4.Lampu Mercury
5.Lampu LED

1. Lampu Incandenscent (Lampu Pijar)


Efisiensi lampu atau dengan kata lain disebut dengan efikasi luminus[12] adalah nilai yang
menunjukkan besar efisiensi pengalihan energi listrik ke cahaya dan dinyatakan dalam
satuan lumen per Watt. Kurang lebih 90% daya yang digunakan oleh lampu pijar dilepaskan
sebagai radiasi panas dan hanya 10% yang dipancarkan dalam radiasi cahaya kasat mata.
Lampu pijar atau bohlam biasa ini hanya bertahan 1000 jam atau untuk rata-rata pemakaian 10
jam sehari semalam, hanya bertahan kira-kira 3 - 4 bulan. Pada tegangan 120 volt, nilai keluaran
cahaya lampu pijar 100W biasanya adalah 1.750 lumen, maka efisiensinya adalah 17,5 lumen
per Watt.[22] Sementara itu pada tegangan 230 volt seperti yang digunakan di Indonesia, nilai
keluaran bolam 100W adalah 1.380 lumen[23] atau setara dengan 13,8 lumen per Watt. Nilai ini
sangatlah rendah bila dibandingkan dengan nilai keluaran sumber cahaya putih "ideal" yaitu
242,5 lumen per Watt, atau 683 lumen per Watt untuk cahaya pada panjang gelombang hijaukuning di mana mata manusia sangatlah peka.[1] Efisiensi yang sangat rendah ini disebabkan
karena pada temperatur kerja, filamen wolfram meradiasikan sejumlah besar radiasi inframerah.
Pada tabel di bawah ini terdaftar tingkat efisiensi pencahayaan beberapa jenis lampu pijar biasa
bertegangan 120 volt[22] dan beberapa sumber cahaya ideal.
Jenis

Efisiensi lampu

lumen/Watt

Lampu pijar 40 Watt

1.9%

12.6

Lampu pijar 60 Watt

2.1%

14.5

Lampu pijar 100 Watt

2.6%

17.5

Radiator benda hitam 4000 K ideal

7.0%

47.5

Radiator benda hitam 7000 K ideal

14%

95

Sumber cahaya monokromatis 555 nm (hijau) ideal

100%

683

Karena efisiensi lampu pijar yang sangat rendah, beberapa pemerintah negara mulai membatasi
peredaran lampu pijar. Contoh negara-negara yang mulai membatasinya
adalahAustralia, Amerika Serikat[], Brasil[7], Inggris Raya[7], Irlandia[7], Kanada[7], Kuba[7], Selandia
Baru[7], Swiss[7], Uni Eropa[7] dan Venezuela[7].

2. Lampu Halogen
adalan sebuah lampu pijar di mana sebuah filamen wolfram disegel di dalam sampul transparan
kompak yang diisi dengan gas lembam dan sedikit unsur halogen seperti iodin atau bromin.
Putaran halogen menambah umur dari bola lampu dan mencegah penggelapan kaca sampul
dengan mengangkat serbuk wolfram dari bola lampu bagian dalam kembali ke filamen [1]. Lampu
halogen dapat mengoperasikan filamennya pada suhu yang lebih tinggi dari lampu pijar biasa
tanpa pengurangan umur. Lampu ini memberikan efisiensi yang lebih tinggi dari lampu pijar
biasa (10-30 lm/W), dan juga memancarkan cahaya dengan suhu warna yang lebih tinggi[2].
Lampu halogen termasuk dalam kelompok lampu pijar, sebab prinsip kerja lampu halogen
adalah karena memijarnya filament.
Lampu ini dibuat untuk mengatasi masalah ukuran fisik dan struktur yang dihadapi lampu pijar
dalam pengunaannya untuk lampu sorot, lampu side projector, dan lampu film projector.
Dalam bidang-bidang ini dibutuhkan ukuran bohlam yang sekecil-kecilnya sehingga sistem
pengontrolan arah dan pemokusan cahaya dapat dilakukan dengan lebih presisi.
Hal ini berarti kaca bohlam harus berada pada temperatur tinggi dimana menyebabkan bohlam
lampu menghitam akbat tungsten yang berevaporasi. Kesulitan ini dapat diatasi dengan
penambahan halogen ke dalam bohlam lampu, proses kerjanya disebut Tungsten Halogen
Regenerative Cycle (Siklus regenaratif tungsten halogen). Elemen-elemen halogen itu sendiri
terdiri dari iodine, bromine, fluorine, dan chlorine.
Iodine dan bromine adalah gas yang digunakan sebagai gas tambahan terhadap gas normal
(argon dan nitogen) dalam produksi lampu-lampu halogen, sehingga lampu halogen juga disebut
sebagai lampu Iodine Quartz (Quartz Iodine Lamp).

lampu halogen / lampu Iodine Quartz (Quartz Iodine Lamp)

Keterangan Gambar :
1.Terlihat gas halogen diantara gas-gas lainnya dalam lampu halogen. Secara kimia, gas
halogen (butir merah) akan bereaksi dengan uap tungsten(butir hitam) yang kemudian
menghasilkan halida tungsten.
2.Pada saat filamen tungsten membara, tungsten akan menguap.
3.Gas halogen mengikat uap tungsten tadi menjadi tungsten halida. Ketika halida tersebut
menyentuh tungsten filamen yang sedang membara, senyawa tersebut kembali terpecah dimana
gas halogen kembali terlepas sementara tungsten kembali melekat pada filamen.
4.Siklus ini berulang terus menerus yang menghasilkan cahaya lampu yang stabil dan umur
lampu yang panjang.
Kontruksi
i.Bohlam
Dikarenakan dinding bohlam dengan filament dekat, maka dinding bohlam akan berada pada
temperatur tinggi (minimal 75 C). Oleh karena itu, bohlam harus terbuat dari bahan tahan
panas,biasanya berupa quartz atau silika. Disamping bohlam lampu yang harus dibuat bahan
tahan panas, juga kaki dan penyokong filamen. Kaki lampu halogen terbuat dari porselin yang
juga berupa bahan penyekat
ii.Filament dan Penyokong
Bahan filament yang digunakan untuk lampu halogen sama dengan bahan filament yang
digunakan pada lampu pijar, yaitu tungsten. Filamen ini harus bekerja pada temperatur antara
2600 C sampai 3000 C untuk membuat gas halogen berfungsi dalam mencegah terjadinya
penghitaman pada dinding bohlam lampu.
Filamen membutuhkan penyokong dalam bohlam karena kontruksinya yang sedemikian rupa
sehingga filamen tetap dalam keadaan posisi lurus dalam bohlam. Biasanya penyokong juga
terbuat dari tungsten yang sama dengan bahan filamennya sendiri

Filament dan Penyokong

Jenis lampu
i.Lampu Halogen Berujung Ganda (Double Ended Halogen Lamp)
Lampu ini biasa dipakai untuk lampu sorot, baik indoor maupun outdoor. Dan tersedia dengan
daya 200 W sampai 3000 W. Lampu ini hanya untuk pemasangan pada posisi horizontal.

Lampu Halogen Berujung Ganda (Double Ended Halogen Lamp)

ii. Lampu halogen berujung tunggal (Single Ended Halogen Lamp)


Lampu ini digunakan untuk penerangan di dalam ruangan (indoor). Dapat dipasang dalam posisi
sembarang

Lampu halogen berujung tunggal (Single Ended Halogen Lamp)

Armatur
Armatur untuk lampu halogen ini dapat digunakan untuk penerangan indoor dan outdoor,
ukurannya tergantung dari wattase lampu yang dipasang di dalamnya. Misalnya ukuran armatur
lampu halogen 500 W tidak akan sama dengan ukuran armatur untuk lampu halogen 1000 W
dikarenakan perbedaan ukuran panjang bohlam. Bentuk armatur lampu halogen jenis berujung
ganda untuk lampu sorot diperlihatkan oleh gambar di bawah ini.

armatur lampu halogen jenis berujung ganda untuk lampu sorot

Penggunaan
Lampu halogen banyak digunakan di panggung (Stage Lighting) ataupun studio untuk lampu
sorot. Hal ini didasarkan pada sifat-sifat yang dimiliki oleh lampu halogen yang dimana
pengaturan cahayanya (dimmer) lebih mudah dilakukan dan ON/OFF dapat secara langsung,
disesuaikan dengan kebutuhan sistem penerangan panggung / studio yang diinginkan. Lampu
halogen juga digunakan untuk penerangan yang memerlukan fisik lampu yang lebih kecil tetapi
dengan fluks cahaya yang tinggi (landasan pacu kapal terbang). Dengan alasan yang sama
lampu halogen juga banyak digunakan sebagai lampu proyektor dalam overhead projector,
lampu depan mobil, dll

3. Lampu Floresen (TL)


Prinsip Kerja

Lampu pendar / Lampu TL adalah salah satu jenis lampu lucutan gas yang
menggunakan daya listrik untuk mengeksitasi uap raksa. Uap raksa yang tereksitasi itu
menghasilkan gelombang cahaya ultraungu yang pada gilirannya menyebabkan lapisan
fosfor berpendar dan menghasilkan cahaya kasatmata. Lampu pendar atau disebut juga
dengan fluorescent lamp ini mampu menghasilkan cahaya secara lebih efisien daripada
lampu pijar biasa maupun lampu jenis metal halide.
Lampu pendar dikenal dalam dua bentuk utama. Yang pertama berbentuk tabung
panjang atau yang umum dikenal dengan lampu TL (Tubular Lamp) atau lampu neon
dan yang kedua berukuran lebih kecil dengan tabung ditekuk menyerupai spiral, umum
disebut dengan sebutan lampu hemat energi (LHE).
Untuk lampu TL yang baik (merk bagus), bisa bertahan 15.000 jam atau setara dengan 10 tahun
pemakaian, harganya juga sekitar 10x lampu pijar biasa. Sedangkan lampu TL yang berkualitas buruk
mungkin bisa bertahan 4-6 bulan saja

Lampu TL Fluorescent Lamp Tubular Panjang

Jenis lampu TL tabung memanjang ini yang paling banyak digunakan untuk aquascape.
Dengan model tabung memanjang bisa memberikan keuntungan pemberian cahaya
yang merata keseluruh sudut aquarium. Namun lampu ini mempunyai ukuran yang
cukup besar sehingga banyak memakan ruang atas aquarium jika digunakan di
aquarium dengan kebutuhan pencahayaan high light. Ukuran umum lampu T8 = 18 watt
(60cm, 1300 lumen), 36 watt (120cm, 3250 lumen).

Lampu floresen atau lebih dikenal dengan istilah lampu TL, sudah dikembangkan sejak tahun
1980, lampu ini bekerja menggunakan gas flour untuk menghasilkan cahaya, dimana energi
listrik akan membangkitkan gas di dalam tabung lampu sehingga akan timbul sinar ultar violet.
Sinar urtra violet itu akan mebangkitkan phosphors yang kemudian akan bercampur mineral lain
yang telah dilaburkan pada sisi bagian dalam tabung lampu sehingga akan menimbulakan
cahaya. Phosphors dirancang untuk meradiasi cahaya putih, sehingga sebagian besar model
jenis lampu ini berwarna putih.

Karakteristik Lampu Floresen (TL)

Kontruksi
Kontruksi tabung lampu fluoresen ini terdiri dari gelas dimana dinding bagian dilapisi serbuk
phosphor sehingga tabung kelihatan berwarna putih susu. Bentuk tabung lampu fluoresen ada
yang memanjang dan melingkar.
Panjang tabung lampu bervariasi tergantung besar daya, mulai dari panjang 35 cm untuk yang
10 W sampai yang panjangnya 150 cm untuk 65 W. Pada kedua ujung tabung dipasang filamen
tungsten yang dilapisi suatu bahan yang dapat beremisi, biasanya terdiri dari barium, strontium,
dan calcium. Untuk lampu tabung (Discharge Lamps) filamen ini disebut juga elektroda, karena
salah satu dari filamen harus berfungsi sebagai katoda dan yang lainnya anoda. Ke dalam

tabung dimasukkan merkuri dan gas argon, yang dimana merkuri akan berfungsi untuk
menhasilkan radiasi ultraviolet. Sedangkan gas argon berfungsi untuk keperluan start.
Kontruksi tabung lampu fluoresen

Konstruksi Lampu Floresen (TL)

Kontruksi tabung lampu fluoresen

Rangkaian lampu TL

Rangkaian lampu TL

Armatur Berdasarkan arah cara pemasangannya, armatur lampu fluoresen dibagi menjadi 2
macam. Pertama, armatur yang terpasang langsung pada plafon (surface mounted). Yang berarti
lampu fluoresen beserta armaturnya merupakan bagian dari plafon. Kedua, armatur lampu yang
digantungkan, dimana tinggi lampu dari bidang kerja dapat diatur dan disesuaikan dengan
keperluan.Banyaknya tabung lampu dalam setiap armatur bervariasi, mulai dari satu tabung

sampai dengan empat tabung. Beberapa jenis armatur lampu fluoresen dapat dilihat dari gambar
berikut :

I.Armatur lampu fluoresen dengan satu tabung terbuka

Armatur lampu fluoresen dengan satu tabung terbuka

II. Armatur lampu fluoresen dengan dua tabung terbuka

Armatur lampu fluoresen dengan dua tabung terbuka

III. Armatur lampu fluoresen dengan satu tabung terbuka ke bawah

Armatur lampu fluoresen dengan satu tabung terbuka ke bawah

IV. Armatur lampu fluoresen dengan satu tabung tertutup

Armatur lampu fluoresen dengan satu tabung tertutup

V. Armatur lampu fluoresen dengan dua tabung tertutup

Armatur lampu fluoresen dengan dua tabung tertutup

Vi.Armatur lampu fluoresen dengan dua tabung

Armatur lampu fluoresen dengan dua tabung

Penggunaan
Penggunaan lampu fluoresen didasarkan pada kelebihan-kelebihannya, yaitu warna cahaya
yang lebih menarik, efficacy yang tinggi dan umur yang panjang. Karena itu lampu fluoresen
banyak digunakan untuk penerangan yang memerlukan ketiga aspek tersebut, misalnya toko,
kantor, sekolah, industri, rumah sakit, atau bahkan untuk penerangan jalan kecil di
perkampungan.

4. Lampu Mercury
Prinsip Kerja
Prinsip kerja lampu merkuri sama dengan prinsip kerja lampu fluoresen, yaitu cahaya yang
dihasilkan berdasarkan terjadinya loncatan elektron (electron discharge) didalam tabung lampu.
Kontruksi Lampu Mercury
Lampu merkuri terdiri dari dua tabung, yaitu tabung dalam (arc tube) dan tabung luar atau
bohlam (bulb). Lampu merkuri dengan bohlam bentuk elips cocok bila digunakan untuk
penerangan bidang kerja (downward lighting) di industri dimana situasi kerja berdebu.

Kontruksi Lampu Mercury

Cara Kerja
Lampu merkuri terdiri dari tabung dalam dan tabung luar. Tabung dalam diisi merkuri untuk
menghasilkan radiasi ultraviolet dan gas argon yang berfungsi untuk keperluan start. Sedangkan
bohlam luar berfungsi sebagai rumah tabung dan menjaga kestabilan suhu di sekitar tabung.
Lampu merkuri ini bekerja pada faktor daya yang rendah, oleh karena itu harus menggunakan
kapasitor untuk memperbaiki faktor daya lampu.
Armatur
Bentuk armatur lampu merkuri tergantung jenis penggunaan lamnpu yang bersangkutan.
Armatur untuk penerangan jalan berbeda dengan armatur untuk penerangan industri dan
seterusnya.
Berdasarkan jenis penggunaannya, armatur lampu merkuri dapat dibagi menjadi 4 kelompok :

i. Armatur penerangan jalan

Armatur penerangan jalan

ii. Armatur penerangan taman

Armatur penerangan taman

iii. Armatur penerangan industri

Armatur penerangan industri

iv. Armatur penerangan sorot

Armatur penerangan sorot

Jenis Lampu Mercury


i)Lampu merkuri fluoresen

Lampu merkuri fluoresen

ii) Lampu merkuri reflektor

Lampu merkuri reflektor

iii)Lampu merkuri blended


iv)Lampu merkuri halide (Metal Halide Lamp)

5. Lampu Light Emitting Diode (LED)

Lampu Light Emitting Diode (LED)

Prinsip kerja
Sebuah LED adalah sejenis dioda semikonduktor istimewa. Seperti sebuah dioda normal, LED
terdiri dari sebuah chip bahan semikonduktor yang diisi penuh, ataudi-dop, dengan
ketidakmurnian untuk menciptakan sebuah struktur yang disebutp-n junction. Pembawa- muatan
- elektron dan lubang mengalir ke junction dari elektroda dengan voltase berbeda. Ketika

elektron bertemu dengan lubang, dia jatuh ke tingkat energi yang lebih rendah, dan melepas
energi dalam bentuk photon.
Panjang gelombang dari cahaya yang dipancarkan, dan oleh karena itu warnanya, tergantung
dari selisih pita energi dari bahan yang membentuk p-njunction. Sebuah dioda normal, biasanya
terbuat dari silikon atau germanium, memancarkan cahaya tampak inframerah dekat, tetapi
bahan yang digunakan untuk sebuah LED memiliki selisih pita energi antara cahaya inframerah
dekat, tampak, dan ultraungu dekat.
LED biru pertama yang dapat mencapai keterangan komersial menggunakan substrat galium
nitrida yang ditemukan oleh Shuji Nakamura tahun 1993 sewaktu berkarir di Nichia
Corporation di Jepang. LED ini kemudian populer di penghujung tahun 90-an. LED biru ini dapat
dikombinasikan ke LED merah dan hijau yang telah ada sebelumnya untuk menciptakan cahaya
putih.
LED dengan cahaya putih sekarang ini mayoritas dibuat dengan cara melapisi substrat galium
nitrida (GaN) dengan fosfor kuning. Karena warna kuning merangsang penerima warna merah
dan hijau di mata manusia, kombinasi antara warna kuning dari fosfor dan warna biru dari
substrat akan memberikan kesan warna putih bagi mata manusia.
LED putih juga dapat dibuat dengan cara melapisi fosfor biru, merah dan hijau di
substrat ultraviolet dekat yang lebih kurang sama dengan cara kerja lampu fluoresen.
Metode terbaru untuk menciptakan cahaya putih dari LED adalah dengan tidak menggunakan
fosfor sama sekali melainkan menggunakan substrat seng selenida yang dapat memancarkan
cahaya biru dari area aktif dan cahaya kuning dari substrat itu sendiri.

Lampu LED, menggunakan Light Emitting Diode sebagai sumber cahaya. Beberapa
keunggulan lampu LED:

Efisiensi yang tinggi: 100 lumen/ Watt.


Kecil
Ketahanan tinggi, tidak mudah pecah.
Daya tahan + 50.000 jam
Bebas Mercury ataupun Halogen, tidak seperti lampu fluorescent ataupun lampu
halogen - HID.

Anda mungkin juga menyukai