Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
ISBD
juga
merupakan
akan
memperluas
pandangan
bahwa
masalah
Sosial
Budaya
merupakan
berbagai
aspek
kehidupan
yang
peka, tanggap, kritis serta berempati atas solusi pemecahan masalah sosial dan
budaya secara arif.
BAB II
MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BUDAYA
A. Latar Belakang
Manusia sebagai makhluk budaya adalah topik bahasan pertama yang
dipelajari pada mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar kali ini. Pembahasan ini
mengkaji manusia sebagai makhluk yang berkemampuan untuk menciptakan
kebaikan, kebenaran, keadilan, dan bertanggung jawab. Dimana sebagai makhluk
yang berbudaya, manusia mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan
kebahagiaan bagi semua makhluk Tuhan dan menciptakan nilai-nilai yang dapat
meningkatkan harkat dan martabat kemanusiaan, bukan sebaliknya seperti yang
sering terjadi di Indonesia sekarang. Karena itulah topik ini penting untuk dipelajari
sebagai dasar pengetahuan terutama bagi mahasiswa untuk mempertimbangkan dan
menyikapi berbagai permasalahan budaya yang tumbuh dan berkembang dalam
masyarakat pada kehidupan sehari-hari. Apalagi di tanah air Indonesia ini
yangmempunyai budaya yang sangat beraneka ragam, sehingga dalam upaya
pembangunan nasionalsangat dibutuhkan suatu proses transfortasi sosio-kultural
yang bersifat kreatif, pembaharuan nilai-nilai budaya bangsa yang mendukung upaya
pemenuhan harkat dan martabat manusia Indonesia yang sesuai dengan Pancasila,
Dasar Negara Republik Indonesia.
daya
BAB III
MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN SOSIAL
A. Hakikat Manusia sebagai makhluk individu
Manusia adalah makhluk individu. Sebagai makhluk individu berarti makhluk
yang tidak dapat dibagi-bagi, tidak dapat dipisah-pisahkan antara jiwa dan raganya.
Kata "individu" berasal dari kata latin individuum, artinya tidak terbagi. Jadi, kata itu
mengandung pengertian sebagai suatu sebutan yang dapat dipakai untuk menyatakan
suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Dalam ilmu sosial paham individu
menyangkut tabiatnya dengan kehidupan jiwanya yang majemuk, memegang
peranan dalam pergaulan hidup manusia. Individu bukan berarti menusia sebagai
suatu keseluruhan yang tak dapat dibagi melainkan sebagai kesatuan yang terbatas,
yaitu sebagai manusia perorangan, (Soelaeman, 2001:113).
Manusia sebagai makhluk individu, tidak hanya dalam arti makhluk
keseluruhan jiwa raga, melainkan juga dalam arti bahwa tiap-tiap orang itu
merupakan pribadi (individu) yang khas menurut corak kepribadiannya, termasuk
kecakapan-kecakapan serta kelemahan-kelemahannya. Individu adalah seorang
manusia yang tidak hanya memiliki peranan yang khas di dalam lingkungan
sosialnya, melainkan juga memiliki kepribadian serta pola tingkah laku spesifik
dirinya. Persepsi terhadap individu atau hasil pengamatan manusia dengan segala
maknanya merupakan suatu ke-utuhan ciptaan Tuhan yang mempunyai tiga aspek
melekat pada dirinya, yaitu aspek organik jasmaniah, aspek psikis rohaniah, dan
aspek sosial kebersamaan. Ketiga aspek tersebut saling mempengaruhi, keguncangan
pada satu aspek akan membawa akibat pada aspek yang lainnya (Soelaeman,
2001:114).
Untuk menjadi suatu individu yang "mandiri" harus melalui proses yang
panjang. Tahap pertama, melalui proses pemantapan pergaulan yang dilakukan di
lingkungan keluarga. Dalam lingkungan keluarga ini secara bertahap karakter yang
khas akan terbentuk dan mengendap lewat sentuhan-sentuhan interaksi: etika,
estetika, dan moral agama. Sejak manusia dilahirkan, ia membutuhkan proses
pergaulan dengan orang lain untuk memenuhi kebutuhan batiniah dan lahiriah yang
membentuk dirinya. Menurut Sigmund Freud, super ego pribadi manusia sudah
mulai terbentuk pada saat manusia berumur 56 tahun (Gerungan, 1980:29).
Makna manusia menjadi individu apabila pola tingkah lakunya hampir
identik dengan tingkah laku masa yang bersangkutan. Proses yang meningkatkan
ciri-ciri individualitas pada seseorang sampai menjadi dirinya sendiri disebut proses
individualisasi atau aktualisasi diri. Individu dibebani berbagai peranan yang berasal
dari kondisi kebersamaan hidup, maka muncul struktur masyarakat yang akan
menentukan kemantapan masyarakat. Individu dalam bertingkah laku menurut
pribadinya ada tiga kemungkinan: menyimpang dari norma kolektif, kehilangan
individualitasnya atau takhluk terhadap kolektif, dan mempengaruhi masyarakat
seperti adanya tokoh pahlawan atau pengacau. Mencari titik optimum antara dua pola tingkah
laku (sebagai individu dan sebagai anggota masyarakat) dalam situasi yang
senantiasa berubah, memberi konotasi "matang" atau "dewasa" dalam konteks sosial.
Sebutan "baik" atau "tidak baik" pengaruh individu terhadap masyarakat adalah
relatif (Soelaeman, 2001:114).
Bertolak dari proses penjabaran individualisasi manusia dalam masyarakat
tersebut menunjukkan bahwa manusia memiliki perilaku yang didorong oleh aspek
individu dan aspek sosial. Meskipun semua manusia sebagai individu memiliki unsur
jiwa dan raga yang menyatu, tetapi antara satu orang dengan orang yang lainnya
memiliki perbedaan dan kekhasannya baik secara fisik dan psikis. Secara fisik
misalnya, ada yang berambut ikal tetapi juga ada yang berambut lurus, ada yang
gemuk atau kurus, tinggi atau pendek, dan seterusnya. Secara psikis juga ada
perbedaan, misalnya ada yang pemalu, pemarah, penyabar, periang, dan lain-lain.
Dengan kata lain, individu dapat dikenali dengan mudah melalui aspek fisik maupun
psikisnya.
Manusia selaku makhluk individu di samping memiliki keinginan-keinginan
atau motif-motif juga memiliki kebutuhan-kebutuhan secara pribadi. Motif-motif
yang melatarbelakangi manusia selaku individu berbuat sesuatu memiliki ciri-ciri
sebagai berikut: bisa bersifat majemuk, berubah-ubah, dan berbeda-beda, atau
bahkan bisa jadi tidak disadari oleh individu. Adapun manusia selaku individu juga
membutuhkan berbagai kebutuhan, antara lain: kebutuhan fisiologis (pakaian,
pangan, tempat, seks, dan kesejahteraan individu), yang kemudian disebut sebagai
kebutuhan primer; kebutuhan rasa aman; kebutuhan akan rasa afeksi (yaitu
kebutuhan untuk menjalin hubungan atau keakraban dengan orang lain); kebutuhan
akan harga diri (esteem needs); kebutuhan untuk mengetahui dan memahami (need
to know and understand); kebutuhan rasa estetika (aesthetic needs); kebutuhan untuk
aktualisasi diri (self actualization); kebutuhan transendence, yaitu kebutuhan untuk
mengetahui dan menyelami dunia di luar dirinya seperti spiritualitas dan rasa
religiusitas (berkeyakinan akan keberadaan Tuhan). Dengan adanya kebutuhan
pribadi itulah manusia selaku individu mempunyai hubungan dengan dirinya sendiri,
yaitu ada dorongan untuk mengabdi kepada dirinya sendiri.
Tindakan-tindakannya diarahkan untuk memenuhi kepentingan pribadinya
meskipun dalam kapasitasnya bisa jadi menjadi bentuk perbuatan yang bernilai
pengabdian kepada masyarakatriya. Untuk itulah perilaku manusia sangat
10
berhubungan dengan lingkungan sosial di sekitarnya. Untuk itu, perlu dilihat makna
sosial itu sendiri baik secara kebahasaan maupun dari aktivitas simbolis yang
dilakukannya. Secara etimologi, istilah "sosial" berasal dari bahasa Latin socius yang
artinya teman, perikatan. Jadi, secara etimologi manusia sebagai makhluk sosial
adalah makhluk yang berteman, memiliki perikatan antara satu orang dengan orang
yang lain. Istilah sosial ini menekankan adanya relasi atau interaksi antar manusia,
baik itu relasi seorang individu dengan seorang individu yang lain, individu dengan
kelompok, atau. kelompok dengan kelompok. Interaksi sosial ini dapat terjadi di
lingkungan keluarga maupun di masyarakat secara luas. Keluarga merupakan
kelompok primer yang paling penting di masyarakat. Keluarga merupakan sebuah
group yang terbentuk atas dasar hubungan pernikahan antara laki-laki dan wanita,
yang berlangsung lama untuk mendapatkan keturunan dan membesarkan anakanaknya. Oleh sebab itu, dalam hubungan keluarga ini memiliki lima macam sifat
yang menjadi indikasi terbentuknya masyarakat dalam arti keluarga, yaitu: hubungan
suami-istri, bentuk pernikahan untuk pemeliharaan hubungan suami-istri, memiliki
susunan atau formulasi istilah untuk menghitung keturunan, memiliki harta benda
yang menjadi milik keluarga, dan bertempat tinggal bersama.
Sementara itu, pengertian masyarakat secara luas adalah menunjuk pada
sekelompok orang yang memiliki perasaan tertentu, sehingga menimbulkan keeratan
hubungan di antara anggota-anggotanya. Mereka memiliki rasa persatuan karena
memiliki kebiasaan atau kebudavaan yang sama, logat bahasa yang sama, asal-usul
yang sama, dan bertempat tinggal dalam batas geografis yang sama. Keeratan hubungan ini lebih
dirasakan anggota masyarakatnya daripada oleh orang lain. Mereka memiliki ikatan
norma-norma dan adapt istiadat yang sama, sehingga masing-masing merasa
memiliki dan merasa bertanggung jawab atas keutuhan masya-rakatnya. Kesadaran
manusia sebagai anggota masyarakat ini dalam lingkup yang lebih besar lagi adalah
bangsa, dan negara. Sebagai makhluk sosial, manusia menyadari keberadaannya
berdasarkan keturunan dari pendahulunya yang memiliki identitas asal-muasal suku
bangsa sehingga memiliki kapasitas tanggung jawab terhadap kelangsungan suku
bangsanya. Demikian juga dalam hal kehidupan bernegara, manusia sebagai makhluk
sosiai tidak terlepas dari kehidupan bernegara. Mereka memiliki hak dan kewajiban
yang sama dengan warga negara lainnya. Untuk itu, mereka juga harus memenuhi
11
tanggung jawabnya sebagai warga negara yang baik. Tugas dan tanggung jawab
manusia sebagai warga negara adalah ikut menjaga keutuhan serta tegaknya negara,
dan memenuhi segala peraturan perundang-undangan yang berlaku.
C. Fungsi Dan Peranan Manusia Sebagai Makluk Sosial dan Individu
Berdasarkan sifat kodrat manusia sebagai individu yang dapat diketahui
bahwa manusia memilki harkat dan martabat yang mempunyai hak-hak dasar,dimana
setiap manusia memiliki potensi diri yang khas,dan setiap manusia memiliki
kepentingan untuk memenuhi kebutuhan dirinya. Secara sosial sebenarnya manusia
merupakan mahluk individu dan sosial yang mempunyai kesempatan yang sama
dalam berbagai hidup dan kehidupan dalam masyarakat. Artinya setiap individu
manusia memiliki hak, kewajiban dan kesempatan yang sama dalam menguasai
sesuatu, misalnya bersekolah, melakukan pekerjaan, bertanggung jawab dalam
keluarga serta berbagai aktivitas ekonomi, politik dan bahkan beragama. Namun
demikian, kenyataannya setiap individu tidak dapat menguasai atau mempunyai
kesempatan yang sama. Akibatnya, masing-masing individu mempunyai peran dan
kedudukan yang tidak sama atau berbeda. Banyak faktor yang menyebabkan itu bisa
terjadi, misalnya kondisi ekonomi (ada si miskin dan si kaya), sosial (warga biasa
dengan pak RT, dll), politik (aktivis partai dengan rakyat biasa), budaya (jago tari
daerah dengan tidak) bahkan individu atau sekelompok manusia itu sendiri. Dengan
kata lain, stratifikasi sosial mulai muncul dan tampak dalam kehidupan masyarakat
tersebut. Sebagai makhluk individu manusai berperan untuk mengwjudkan hal-hal
sebagai berikut :
a.
b.
c.
d.
e.
:
f. Melakukan interaksi dengan manusia lain atau kelompok.
g. Membentuk kelompok-kelompok social.
h. Menciptakan norma-norma social sebagai pengaturan tata tertib kehidupan
manusia.
12
13
dan
unsur-unsur
kebudayaannya
saling
berubah
sehingga
14
1. Penjaminan hak milik perorangan yaitu hak pribadi tidak berlaku hak milik
berfungsi sosial.
2. Mementingkan diri sendiri yaitu membiarkan orang lain untuk melakukan
aktivitas.
3. Pemberian kebebasan pada individu.
4. Persaingan bebas untuk mencapai kepentingannya masing-masing.
Pandangan sosialisme adalah paham yang mengharapakan masyarakat yang
adil, selaras, bebas, dan sejahtera bebas dari penugasan individu atas hak milik dan
alat-alat produksi. Sosialisme muncul dengan maksud kepentingan masyarakat secara
keseluruhan terutama yang tersisih oleh system liberalisme, mendapt keadlian,
kebebasan, dan kesejahteraan. Pandangan ini menyatakan bahwa kepentingan
masyarkatlah yang diutamakan. Karena masyarakat merupakan entitas yang besar
dan berdiri sendiri dimana individu-individu itu berada. Sosialisme merupakan
mementingkan masyarakat secara keseluruhan dan merupakan paham yang
mengharapkan terbentuknya masyarakat yang adil,selaras,bebas,dan sejahtera bebas
dari penguasa individu atas hak milik dan alat-alat produksi.
15
BAB IV
MANUSIA DAN PERADABAN
A. Hakekat Manusia dan Peradaban
1. Makna Manusia
Manusia seutuhnya adalah sebuah matriks yang mempunyai akal, jasmani
dan rohani. Melaluiakalnya manusia dapat menciptakan dan mengembangkan
teknologi, lewat jasmaninya manusia dapatmenerapkan dan merasakan kemudahan
yang diperolehnya dari teknologi tersebut sedangkan melaluirohani terciptalah
peradaban. Lebih dari itu melalui ketiganya (akal, jasmani, rohani) manusia dapat
membuat perubahan di berbagai bidang sesuai dengan perjalanan waktu yang
dilaluinya sebagai upayapenyesuaian terhadap perubahan yang terjadi pada
lingkungan sekitarnya. Aspek inilah yang menjadi pembeda antara manusia dengan
mahluk lainnya dalam hal kemampuannya beradaptasi dengan alam.
Manusia dalam kehidupannya mempunyai tiga fungsi, yaitu:
1. Sebagai makhluk tuhan
2. Sebagai makhluk individu
3. Sebagai makhluk sosial budaya.
Sebagai makhluk pribadi, manusia terus melakukan interaksi dengan
sesamanya sebagai jalanmencari pemahaman tentang dirinya, lingkungan dan sarana
untuk pemenuhan kebutuhan yang tidakdapat diperolehnya sendiri. Interaksi tersebut
sebagai cikal terbentuknya suatu komunitas sosial yangselanjutnya melahirkan
aturan-aturan dan norma yang disepakati bersama untuk mengatur interaksiyang
terjadi tersebut.
Sejarah
peradaban
manusia
menunjukkan
bahwa
konsep
dasar
16
peninggalan bersejarah baik yangberupa bangunan, tulisan atau yang sejenisnya dari
beberapa dinasti di seluruh dunia yang dibuatbeberapa ribu tahun silam merupakan
saksi bisu yang menguatkan pernyataan di atas. Keberadaandinasti tersebut seolah
mengatakan bahwa masyarakat pada saat itu sudah mengenal organisasi
yangmengatur segala macam interaksi yang terjadi antar individu dalam masyarakat,
sedangkan peninggalansejarah (misalnya tujuh keajaiban dunia) bisa dikatakan
sebagai sebuah maha karya yang tak akanterwujud bila proses pembuatannya tidak
menggunakan konsep manajemen yang benar-benar brilian.
2. Makna Adab dan Peradaban
Istilah peradaban dalam bahasa Inggris disebut Civilization. Istilah peradaban sering
dipakai untukmenunjukkan pendapat dan penilaian kita terhadap perkembangan
kebudayaan. Definisi peradabanmenurut Koentjaraningrat menyatakan bahwa
peradaban merupakan bagian dan unsur kebudayaanyang halus, maju, dan indah
seperti
misalnya
kesenian,
ilmu
pengetahuan,
adat
sopan
santun
17
18
3. Masyarakat Madani Dalam Bahasa Inggris, ia berasal dari kata civil society
atau masyarakat sipil, sebuah kontraposisi darimasyarakat militer.Merujuk
19
yang
Peradaban
ManusiaSecara
harfiah
teknologi
dapat
diartikan
20
adalah: proses yang meningkatkan nilai tambah, produk yang digunakan dan
dihasilkan untuk memudahkan dan meningkatkan kinerja, Struktur atau sistem
dimana proses dan produk itu dikembamngkan dan digunakan. Kemajuan teknologi
adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari dalam kehidupan ini, karenakemajuan
teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuanm ilmu pengetahuan. Memberikan
banyakkemudahan, serta sebagai cara baru dalam melakukan aktifitas manusia.
Namun demikian, walaupunpada awalnya diciptakan untuk menghasilkan manfaat
positif, di sisi lain juga juga memungkinkandigunakan untuk hal negatif.
2. Dampak Globalisasi
Bagi Peradaban ManusiaArus globalisasi saat ini telah menimbulkan
pengaruh terhadap perkembangan budaya bangsaIndonesia. Derasnya arus informasi
dan telekomunikasi ternyata menimbulkan sebuah kecenderunganyang mengarah
terhadap
memudarnya
nilai-nilai
(Transportasi,Telekomunikasi,
dan
pelestarian
budaya.
Perkembangan
Teknologi)
mengkibatkan
3T
berkurangnya
Beberapa
tindakan
untuk
mencegah
terjadinya
pergeseran
perlu
mengkaji
ulang
peraturan-peraturan
yang
dapat
21
3. Para pelaku usaha media massa perlu mengadakan seleksi terhadap berbagai
berita, hiburan daninformasi yang diberikan agar tidak menimbulkan
pergeseran budaya
4. Masyarakat perlu menyeleksi kemunculan globalisasi kebudayaan baru,
sehingga budaya yang masuktidak merugikan dan berdampak negative.
5. Masyarakat harus berati-hati dalam meniru atau menerima kebudayaan baru,
sehingga pengaruhglobalisasi di negara kita tidak terlalu berpengaruh pada
kebudayaan yang merupakan jati diri bangsa kita.
BAB V
KERANGAMAN DAN KESEHATAN DALAM ANTROPOLOGI
A. Konsep budaya dan antropologi kesehatan
22
1. Pengertian antropologi
Antropologi adalah salah satu cabang ilmu social yang mempekajari tentang
budaya masyarakat suatu etnis tertentu. Kata antropologi sendiri merupakan
kombinasi dari dua kata yang diambil dari bahasa yunani yaitu Anthropos yang
berarti manusia dan logos berarti ilmu. Dari definisi secara harafia inilah dapat
disimpulkan bahwa antropologi adalah studi ilmu yang membahas tentang manusia
dari segi keanekaragaman fisik, serta kebudayaan baik itu tradisi, cara berperilaku,
dan nilai moral.
Berikut definisi antropologi menurut para ahli:
a). Ralf dan Harry
antropologi adalah ilmu yang mempelajari manusia dan semua yang
dikerjakan olehnya
b). David Hunter
antropologi adalah ilmu yang lahir dari keingintahuan tentang umat manusia
yang tidak terbatas
c). Zerhun Dodda
antropologi adalah studi ilmu yang mempelajari tentang manusia.
d). William A. Haviland
antropologi adalah studi tentang umat manusia, yang berusaha menyusun
generalalisasi yang bermanfaat tentang manusia dari perilakunya serta untuk
memperoleh pengetahuan yang lengkap tentang keanekaragaman manusia itu sendiri
2. Antropologi kesehatan
Antropologi kesehatan adalah studi tentang pengaruh unsur-unsur budaya
terhadap penghayatan masyarakat tentang penyakit dan kesehatan (Solita Sarwono,
1993). Definisi yang dibuat Solita ini masih sangat sempit karena antropologi sendiri
tidak terbatas hanya melihat penghayatan masyarakat dan pengaruh unsur budaya
saja.
Antropologi lebih luas lagi kajiannya dari itu seperti Koentjaraningrat
mengatakan bahwa ilmu antropologi mempelajari manusia dari aspek fisik, sosial,
budaya (1984;76).
Pengertian Antropologi kesehatan yang diajukan Foster/Anderson merupakan
konsep yang tepat karena termasuk dalam pengertian ilmu antropologi seperti
23
yang
3) Menurut Hochstrasser :
Antropologi Kesehatan adalah pemahaman biobudaya manusia dan karyakaryanya, yang berhubungan dengan kesehatan dan pengobatan (Hochstrasser dan
Tapp, 1970; 245).
4) Menurut Lieban :
24
25
3)
Perspektif Antropologi
Terdapat dua konsep dalam perspektif antropologi bagi ilmu kesehatan (a)
pendekatan holistik, pendekatan ini memahami gejala sebagai suatu sistem.
Pendekatan ini dimana suatu pranata tidak dapat dipelajari sendiri-sendiri lepas dari
hubungannya dengan pranata lain dalam keseluruhan sistem. (b) relativisme budaya,
Standar penilaian budaya itu relative, suatu aktivitas budaya yang oleh
pendukungnya dinilai baik, pantas dilakukan mungkin saja nilainya tidak baik dan
tidak pantas bagi masyarakat lainnya.
26
kesehatan dalam upaya mengubah perilaku kesehatan tidak hanya memfokuskan diri
pada hal yang tampak, tetapi seharusnya pada aspek psiko-budaya.
c. Metodologi Penelitian
Ahli antropologi menawarkan suatu metose penelitian yang longgar tetapi
efektif untuk menggali serangkaian masalah teoretik dan praktis yang dihadapi dalam
berbagai program kesehatan.
d. Premis
Premis atau asumsi atau dalil yang mendasari atau dijadikan pedoman
individu atau kelompok dalam memilih alternatif tindakan. Premis-premis tersebut
memainkan peranan dalam menentukan tindakan individu dan kelompok.
6. Kegunaan Antropologi Kesehatan
Antropologi mempunyai pandangan tentang pentingnya pendekatan budaya.
Budaya merupakan pedoman individual sebagai anggota masyarakat dan bagaimana
cara memandang dunia, bagaimana mengungkapkan emosionalnya, dan bagaimana
berhubungan dengan orang lain, kekuatan supernatural atau Tuhan serta lingkungan
alamnya. Budaya itu sendiri diturunkan dari suatu generasi ke generasi selanjutnya
dengan cara menggunakan simbol, bahasa, seni, dan ritual yang dilakukan dalam
perwujudan kehidupan sehari-hari. Selanjutnya, hal-hal tersebut tentunya akan
mempengaruhi status kesehatan masyarakat dan pola pelayanan kesehatan yang ada
di masyarakat .
Secara umum, antropologi kesehatan senantiasa memberikan sumbangan
pada ilmu kesehatan lain sebagai berikut :
a.
BAB VI
MANUSIA, NILAI, MORAL,HUKUM DAN ANTROPOLOGI
27
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Manusia, nilai, moral, dan hukum merupakan sesuatu yang tidak dapat
dipisahkan. Dewasa ini masalah-masalah serius yang dihadapi bangsa Indonesia
berkaitan dengan nilai, moral, dan hukum antara lain mengenai kejujuran, keadilan,
menjilat, dan perbuatan negatif lainnya sehingga perlu dikedepankan pendidikan
agama dan moral karena dengan adanya panutan, nilai, bimbingan, dan moral dalam
diri manusia akan sangat menentukan kepribadian individu atau jati diri manusia,
lingkungan sosial dan kehidupan setiap insan. Pendidikan nilai yang mengarah
kepada pembentukan moral yang sesuai dengan norma kebenaran menjadi sesuatu
yang esensial bagi pengembangan manusia yang utuh dalam konteks sosial.
Pendidikan moral tidak hanya terbatas pada lingkungan akademis, tetapi
dapat dilakukan oleh siapa saja dan dimana saja. Secara umum ada tiga lingkungan
yang sangat kondusif untuk melaksanakan pendidikan moral yaitu lingkungan
keluarga, lingkungan pendidikan dan lingkungan masyarakat. Peran keluarga dalam
pendidikan mendukung terjadinya proses identifikasi, internalisasi, panutan dan
reproduksi langsung dari nilai-nilai moral yang hendak ditanamkan sebagai pola
orientasi dari kehidupan keluarga. Hal-hal yang juga perlu diperhatikan dalam
pendidikan moral di lingkungan keluarga adalah penanaman nilai-nilai kejujuran,
kedisiplinan dan tanggung jawab dalam segenap aspek.
2. Rumusan Masalah
Makalah ini membahas sekelumit mengenai manusia, nilai, moral dan hukum
yang mencakup hal-hal berikut:
a.
b.
c.
d.
28
holistik terhadap nilai, akan tetapi setiap orang tertarik pada bagian bagian yang
relatif belum tersentuh oleh pemikir lain.
Definisi yang mengarah pada pereduksian nilai oleh status benda, terlihat pada
pengertian nilai yang dikemukakan oleh John Dewney yakni, Value Is Object Of
Social Interest, karena ia melihat nilai dari sudut kepentingannya. Nilai dapat
diartikan sebagai sifat atau kualitas dari sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan
manusia baik lahir maupun batin. Bagi manusia nilai dijadikan sebagai landasan,
alasan atau motivasi dalam bersikap dan bertingkah laku, baik disadari maupun tidak.
Nilai itu penting bagi manusia. Apakah nilai itu dipandang dapat mendorong
manusia karena dianggap berada dalam diri manusia atau nilai itu menarik manusia
karena ada di luar manusia yaitu terdapat pada objek, sehingga nilai lebih dipandang
sebagai kegiatan menilai. Nilai itu harus jelas, harus semakin diyakini oleh individu
dan harus diaplikasikan dalam perbuatan. Menilai dapat diartikan menimbang yakni
suatu kegiatan manusia untuk menghubungkan sesuatu dengan sesuatu lainnya yang
kemudian dilanjutkan dengan memberikan keputusan. Keputusan itu menyatakan
apakah sesuatu itu bernilai positif (berguna, baik, indah) atau sebaliknya bernilai
negatif. Hal ini dihubungkan dengan unsur-unsur yang ada pada diri manusia yaitu
jasmani, cipta, rasa, karsa, dan kepercayaan.
Nilai memiliki polaritas dan hirarki, antara lain:
a. Nilai menampilkan diri dalam aspek positif dan aspek negatif yang sesuai
polaritas seperti baik dan buruk; keindahan dan kejelekan.
b. Nilai tersusun secara hierarkis yaitu hierarki urutan pentingnya.
Nilai (value) biasanya digunakan untuk menunjuk kata benda abstrak yang
dapat diartikan sebagai keberhargaan (worth) atau kebaikan (goodness).
29
a. Nilai kebenaran yang bersumber pada unsur akal atau rasio manusia
b. Nilai keindahan atau nilai estetis yang bersumber pada unsur perasaan estetis
manusia
c. Nilai kebaikan moral yang bersumber pada kehendak atau karsa manusia
d. Nilai religius yang bersumber pada kepercayaan manusia dengan disertai
penghayatan melalui akal budi dan nuraninya
Hal-hal yang mempunyai nilai tidak hanya sesuatu yang berwujud (benda
material) saja, bahkan sesuatu yang immaterial seringkali menjadi nilai yang sangat
tinggi dan mutlak bagi manusia seperti nilai religius. Nilai juga berkaitan dengan
cita-cita, keinginan, harapan, dan segala sesuatu pertimbangan internal (batiniah)
manusia. Dengan demikian nilai itu tidak konkret dan pada dasarnya bersifat
subyektif. Nilai yang abstrak dan subyektif ini perlu lebih dikonkretkan serta
dibentuk menjadi lebih objektif. Wujud yang lebih konkret dan objektif dari nilai
adalah norma/kaedah. Norma berasal dari bahasa latin yakni norma, yang berarti
penyikut atau siku-siku, suatu alat perkakas yang digunakan oleh tukang kayu. Dari
sinilah kita dapat mengartikan norma sebagai pedoman, ukuran, aturan atau
kebiasaan. Jadi norma ialah sesuatu yang dipakai untuk mengatur sesuatu yang lain
atau sebuah ukuran. Dengan norma ini orang dapat menilai kebaikan atau keburukan
suatu perbuatan.
Ada beberapa macam norma/kaedah dalam masyarakat, yaitu:
a.
b.
c.
d.
30
dan tingkah lakunya sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku dalam
masyarakat.
C. MANUSIA DAN HUKUM
Hukum dalam masyarakat merupakan tuntutan, mengingat bahwa kita tidak
mungkin menggambarkan hidup manusia tanpa atau di luar masyarakat. Maka
manusia, masyarakat, dan hukum merupakan pengertian yang tidak bisa dipisahkan.
Untuk mencapai ketertiban dalam masyarakat, diperlukan adanya kepastian dalam
pergaulan antar-manusia dalam masyarakat. Kepastian ini bukan saja agar kehidupan
masyarakat menjadi teratur akan tetapi akan mempertegas lembaga-lembaga hukum
mana yang melaksanakannya. Hukum yang baik adalah hukum yang sesuai dengan
hukum yang hidup (the living law) dalam masyarakat, yang tentunya sesuai pula atau
merupakan pencerminan dari nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat tersebut.
Manusia dan hukum adalah dua entitas yang tidak bisa dipisahkan. Bahkan
dalam ilmu hukum, terdapat adagium yang terkenal yang berbunyi: Ubi societas ibi
jus (di mana ada masyarakat di situ ada hukumnya). Artinya bahwa dalam setiap
pembentukan suatu bangunan struktur sosial yang bernama masyarakat, maka selalu
akan dibutuhkan bahan yang bersifat sebagai semen perekat atas berbagai
komponen pembentuk dari masyarakat itu, dan yang berfungsi sebagai semen
perekat tersebut adalah hukum.
Untuk mewujudkan keteraturan, maka mula-mula manusia membentuk suatu
struktur tatanan (organisasi) di antara dirinya yang dikenal dengan istilah tatanan
sosial (social order) yang bernama: masyarakat. Guna membangun dan
mempertahankan tatanan sosial masyarakat yang teratur ini, maka manusia
membutuhkan pranata pengatur yang terdiri dari dua hal: aturan (hukum) dan si
pengatur(kekuasaan).
1.
Tujuan Hukum
Banyak teori atau pendapat mengenai tujuan hukum. Berikut teori-teori dari para
ahli:
a. Prof. Subekti, SH: Hukum itu mengabdi pada tujuan negara yaitu mencapai
kemakmuran dan kesejahteraan rakyatnya dengan cara menyelenggarakan
keadilan. Keadilan itu menuntut bahwa dalam keadaan yang sama tiap orang
mendapat bagian yang sama pula.
31
b. Prof. Mr. Dr. LJ. van Apeldoorn: Tujuan hukum adalah mengatur hubungan
antara sesama manusia secara damai. Hukum menghendaki perdamaian antara
sesama. Dengan menimbang kepentingan yang bertentangan secara teliti dan
seimbang.
c. Geny : Tujuan hukum semata-mata ialah untuk mencapai keadilan. Dan ia
kepentingan daya guna dan kemanfaatan sebagai unsur dari keadilan.
d. Roscoe Pound berpendapat bahwa hukum berfungsi sebagai alat merekayasa
masyarakat (law is tool of social engineering).
e. Muchatr Kusumaatmadja berpendapat bahwa tujuan pokok dan utama dari
hukum adalah ketertiban. Kebutuhan akan ketertiban ini merupakan syarat
pokok bagi adanya suatu masyarakat manusia yang teratur.
Tujuan hukum menurut hukum positif Indonesia termuat dalam pembukaan
UUD 1945 alinea keempat yang berbunyi ..untuk membentuk suatu pemerintahan
Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan bangsa
dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan perdamaian abadi dan
keadilan sosial.
Pada umumnya hukum bertujuan menjamin adanya kepastian hukum dalam
masyarakat. Selain itu, menjaga dan mencegah agar tiap orang tidak menjadi hakim
atas dirinya sendiri, namun tiap perkara harus diputuskan oleh hakim berdasarkan
dengan ketentuan yang sedang berlaku.
2.
Penegakan Hukum
Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum (rechtstaat), bukan
32
33
namun juga bagaimana memberdayakan aparat dan fasilitas hukum. Juga, yang tak
kalah pentingnya adalah bagaimana menciptakan budaya hukum masyarakat yang
kondusif untuk penegakan hukum.
Contoh paling aktual adalah tentang Perda Kawasan Bebas Rokok misalnya.
Peraturan ini secara normatif sangat baik karena perhatian yang begitu besar terhadap
kesehatan masyarakat. Namun, apakah telah berjalan efektif? Ternyata belum.
Karena, fasilitas yang minim, juga aparat penegaknya yang terkadang tidak
memberikan contoh yang baik. Sama halnya dengan masyarakat perokok, kebiasaan
untuk merokok di tempat-tempat publik adalah suatu budaya yang agak sulit
diberantas.
Oleh karenanya, penegakan hukum menuntut konsistensi dan keberanian dari
aparat. Juga, hadirnya fasilitas penegakan hukum yang optimal adalah suatu
kemestian. Misalnya, perda kawasan bebas rokok harus didukung dengan
memperbanyak tanda-tanda larangan merokok, atau menyediakan ruangan khusus
perokok, ataupun memasang alarm di ruangan yang sensitif dengan asap.
Masyarakatpun harus senantiasa mendapatkan penyadaran dan pembelajaran
yang kontinyu. Maka, program penyadaran, kampanye, pendidikan, apapun
namanya, harus terus menerus digalakkan dengan metode yang partisipatif. Karena,
adalah hak dari warganegara untuk mendapatkan informasi dan pengetahuan yang
tepat dan benar akan hal-hal yang penting dan berguna bagi kelangsungan hidupnya.
3. Hubungan Hukum dan Moral
Antara hukum dan moral terdapat hubungan yang erat sekali. Ada pepatah
roma yang mengatakan quid leges sine moribus? (apa artinya undang-undang jika
tidak disertai moralitas?). Dengan demikian hukum tidak akan berarti tanpa disertai
moralitas. Oleh karena itu kualitas hukum harus selalu diukur dengan norma moral,
perundang-undangan yang immoral harus diganti. Disisi lain moral juga
membutuhkan hukum, sebab moral tanpa hukum hanya angan-angan saja kalau tidak
di undangkan atau di lembagakan dalam masyarakat.
Meskipun hubungan hukum dan moral begitu erat, namun hukum dan moral
tetap berbeda, sebab dalam kenyataannya mungkin ada hukum yang bertentangan
dengan moral atau ada undang-undang yang immoral, yang berarti terdapat
34
ketidakcocokan antara hukum dan moral. Untuk itu dalam konteks ketatanegaraan
indonesia dewasa ini. Apalagi dalam konteks membutuhkan hukum.
Kualitas hukum terletak pada bobot moral yang menjiwainya. Tanpa
moralitas hukum tampak kosong dan hampa (Dahlan Thaib,h.6). Namun demikian
perbedaan antara hukum dan moral sangat jelas.
Perbedaan antara hukum dan moral menurut K. Berten :
1.
2.
3.
batin seseorang.
Sanksi yang berkaitan dengan hukum berbeda dengan sanksi yang berkaitan
dengan moralitas. Hukum untuk sebagian besar dapat dipaksakan,pelanggar
akan terkena hukuman. Tapi norma etis tidak bisa dipaksakan, sebab paksaan
hanya menyentuh bagian luar, sedangkan perbuatan etis justru berasal dari
4.
dalam. Satu-satunya sanksi dibidang moralitas hanya hati yang tidak tenang.
Hukum didasarkan atas kehendak masyarakat dan akhirnya atas kehendak
negara. Meskipun hukum tidak langsung berasal dari negara seperti hukum
adat, namun hukum itu harus di akui oleh negara supaya berlaku sebagai
hukum.moralitas berdasarkan atas norma-norma moral yang melebihi pada
individu dan masyarakat.
Dengan cara demokratis atau dengan cara lain masyarakat dapat mengubah
hukum, tapi masyarakat tidak dapat mengubah atau membatalkan suatu norma moral.
Moral menilai hukum dan tidak sebaliknya.
Sedangkan Gunawan Setiardja membedakan hukum dan moral :
1. Dilihat dari dasarnya, hukum memiliki dasar yuridis, konsesus dan hukum
alam sedangkan moral berdasarkan hukum alam.
2. Dilihat dari otonominya hukum bersifat heteronom (datang dari luar diri
manusia), sedangkan moral bersifat otonom (datang dari diri sendiri).
3. Dilihat dari pelaksanaanya hukum secara lahiriah dapat dipaksakan,
35
4. Dilihat dari sanksinya hukum bersifat yuridis. moral berbentuk sanksi kodrati,
batiniah, menyesal, malu terhadap diri sendiri.
5. Dilihat dari tujuannya, hukum mengatur kehidupan manusia dalam kehidupan
bernegara, sedangkan moral mengatur kehidupan manusia sebagai manusia.
6. Dilihat dari waktu dan tempat, hukum tergantung pada waktu dan tempat,
sedangkan moral secara objektif tidak tergantung pada tempat dan waktu
(1990,119).
D. PROBLEMATIKA HUKUM
Problema paling mendasar dari hokum di Indonesia adalah manipulasi atas
fungsi hokum oleh pengemban kekuasaan. Problem akut dan mendapat sorotan lain
adalah:
a. Aparatur penegak hukum ditengarai kurang banyak diisi oleh sumber daya
manusia yang berkualitas. Padahal SDM yang sangat ahli serta memiliki
integritas dalam jumlah yang banyak sangat dibutuhkan.
b. Peneggakkan hukum tidak berjalan sebagaimana mestinya karena sering
mengalami intervensi kekuasaan dan uang. Uang menjadi permasalahan
karena negara belum mampu mensejahterakan aparatur penegak hukum.
c. Kepercayaan masyarakat terhadap aparatur penegak hukum semakin surut.
Hal ini berakibat pada tindakan anarkis masyarakat untuk menentukan sendiri
siapa yang dianggap adil.
d. Para pembentuk peraturan perundang-undangan sering tidak memerhatikan
keterbatasan aparatur. Peraturan perundang-undangan yang dibuat sebenarnya
sulit untuk dijalankan.
e. Kurang diperhatikannya kebutuhan waktu untuk mengubah paradigma dan
pemahaman aparatur. Bila aparatur penegak hukum tidak paham betul isi
peraturan perundang-undangan tidak mungkin ada efektivitas peraturan di
tingkat masyarakat.
Problem berikutnya adalah hukum di Indonesia hidup di dalam masyarakat
yang tidak berorientasi kepada hukum. Akibatnya hukum hanya dianggap sebagai
representasi dan simbol negara yang ditakuti. Keadilan kerap berpihak pada mereka
yang memiliki status sosial yang lebih tinggi dalam masyarakat. Contoh kasus adalah
kasus ibu Prita Mulyasari. Pekerjaan besar menghadang bangsa Indonesia di bidang
hukum. Berbagai upaya perlu dilakukan agar bangsa dan rakyat Indonesia sebagai
pemegang kedaulatan dapat merasakan apa yang dijanjikan dalam hukum.
36
BAB VII
MANUSIA, HARTA, TEKNOLOGI DAN SENI
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Banyak
sekali
pengertian
tentang
manusia
maupun
37
Kita ketahui bahwa sebenarnya sejak dulu teknologi sudah ada atau manusia
sudah menggunakan teknologi.Seseorang menggunakan teknologi karena manusia
berakal. Dengan akalnya ia ingin keluar dari masalah, ingin hidup lebih baik, lebih
aman
dan
sebagainya.
Perkembangan
teknologi
terjadi
karena
seseorang
38
39
dari
pengamatan
yang
sesungguhnya)
kebenarannya
yang
40
pernyataan atau fakta-fakta dengan cara yang sistematik dan serasi dengan hukumhukum umum yang melandasi peradaban dunia modern. Sains merupakan satu proses
unruk mencari dan menemui sesuatu kebenaran melalui pengetahuan (ilmu) dengan
memahami hakikat makhluk, untuk menerangkan hokum-hukum alam.
Proses mencari kebenaran secara mencari jawaban kepada persoalanpersoalan secara sistematik yang dinamakan pendekatan saintifik dan ia menjadi
landasan perkemabangan teknologi yang menjadi salah satu unsur terpenting
peradaban manusia. Sains sangat penting untuk perkembangan dan kemajuan
kemanusiaan dan teknologi.
3. Teknologi
Istilah teknologi barasal dari kata techne dan logia.Kata Yunani kuno techne
berarti seni kerajinan.Dari techne kemudian lahirlah technikos yang berarti seseorang
yang memilki keterampilan tertentu.Dengan berkembangnya keterampilan seseorang
yang menjadi semakin tetap karena menunjukkan suatu pola, langkah dan metode
yang pasti, keterampilan itu lalu menjadi teknik.
Istilah teknologi berasal dari techne atau cara dan logos atau
pengetahuan. Jadi secara harfiah teknologi dapat diartikan pengetahuan tentang cara.
Pengertian teknologi sendiri menurutnya adalah cara melakukan sesuatu untuk
memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan akal dan alat, sehingga seakan-akan
memperpanjang, memperkuat atau membuat lebih ampuh anggota tubuh, pancaindra
dan otak manusia.
Menurut Jaques Ellul (1967: 1967 xxv) memberi arti teknologi sebagai
keseluruhan metode yang secara rasional mengarah dan memiliki ciri efisiensi
dalam setiap bidang kegiatan manusia. Pengertian teknologi secara umum adalah:
a. Proses yang meningkatkan nilai tambah
b. Produk yang digunakan dan dihasilkan
untuk
memudahkan
dan
meningkatkan kinerja
c. Struktur atau sistem di mana proses dan produk itu dikembamngkan dan
digunakan
Pada permulaan abad XX ini, istilah teknologi telah dipakai secara umum dan
merangkum suatu rangkaian sarana, proses dan ide di samping alat-alat dan mesinmesin. Perluasan arti berjalan terus sehingga sampai pertengahan abad ini muncul
41
perumusan teknologi sebagai sarana dan aktivitas yang dengannya manusia berusaha
mengubah atau menangani lingkungannya.
Teknologi dianggap sebagai penerapan ilmu pengetahuan, dalam pengertian
bahwa penerapan itu menuju pada perbuatan atau perwujudan sesuatu.Demikianlah
teknologi adalah segenap keterampilan manusia menggunakan sumber-sumber daya
alam
untuk
memecahkan
masalah-masalah
yang
dihadapinya
dalam
42
43
factor
residu
dalam
menerangkan
peningkatan
output,
setelah
44
mengalami
ketegangan
akibat
penyerangan
teknik-teknik
45
46
Reduksionisme
Ilmu pengetahuan yang modern memiliki dasar pijakan pada reduksionisme.
adalah
kendaraan
untuk
mencari
jawabannya.Studi
47
Relasi kekuasaan dan teknologi adalah sebuah tema besar dalam studi sosial
teknologi. Setidaknya tiga kasus menarik bisa kita amati dalam domain ini untuk
melihat bagaimana kekuasaan dan teknologi saling bereproduksi satu sama lain.
g. Budaya dan teknologi
Mendekati kekuasaan melalui budaya dalam teknologi mengantarkan kita ke
konsep konstruksi budaya. Konstruksi budaya tersusun melalui proses interpretasireinterpretasi dan produksi-reproduksi simbol, identitas, dan makna di dalam
masyarakat. Aliran dari keluaran proses ini lalu ditransformasikan ke dalam artefak
teknologi
48
BAB VIII
MANUSIA DAN LINGKUNGAN
A. Etika Lingkungan Manusia
Etika Lingkungan Manusia pada awal sejarahnya telah hidup di bumi dalam
keselarasan alam yang sangat wajar. Berkat perkembangan penalaran yang tidak
terbatas dari manusia telah memungkinkan mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang menjadikannya dominan dalam lingkungan. Akibat kemampuan
manusia mengubah lingkungan alami menjadi lingkungan buatan, maka terjadilah
pergeseran dari lingkungan akan menjadi lingkungan buatan. Manusia sedikit demi
sedikit mulai menyesuaikan diri pada alam lingkungan hidupnya. Komunitas biologis
di tempat mereka hidup. Perubahan alam lingkungan hidup manusia tampak jelas di
kota-kota,di bandingkan dengan di hutan rimba di mana penduduknya masih sedikit
dan primitif. Perubahan alam lingkungan hidup manusia akan berpengaruh baik
secara positif ataupun negative.berpengaruh bagi manusia karena manusia
mendapatkan keuntungan dari perubahan tersebut,dan berpengaruh tidak baik karena
dapat dapat mengurangi kemampuan alam lingkungan hidupnya untuk menyokong
kehidupannya. Makin tinggi kualias lingkungan, maka akan makin meningkat pula
daya dukung lingkungan itu untuk kelangsungan hidup manusia.
Penurunan kualitas dan kuantitas sumber daya alam hayati dan non hayati
akibat aplikasi teknologi yang tidak memperhatikan kearifan dan kebijaksanaan
dalam mengelola lingkungan. Masalah lingkungan sebenarnya adalah masalah
bagaimana sifat dan hakikat prilaku manusia terhadapnya. Oleh sebab itu sumber
daya manusia masih memerlukan peningkatan kesadaran lingkungan yang
berkelanjutan melalui terbentuknya etika lingkungan. Etika (Yunani Kuno: "ethikos",
49
berarti "timbul dari kebiasaan") adalah sebuah sesuatu dimana dan bagaimana cabang
utamafilsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai
standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti
benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab. Etika lingkungan adalah berbagai
prinsip moral lingkungan. Etika lingkungan merupakan petunjuk atau arah prilaku
praktis manusia dalam mangusahakan terwujudnya moral lingkungan. Dengan etika
lingkungan kita tidak saja mengimbangi hak dan kewajiban terhadap lingkungan.
Tetapi etika lingkungan juga membatasi tingkah laku dan upaya untuk
mengendalikan berbagai kerusakan lingkungan. Etika lingkungan dibutuhkan untuk
menuntun manusia untuk berinteraksi dengan alam, sehingga krisis lingkungan dapat
diatasi. Sehingga dibutuhkan etika lingkungan yang menuntun manusia untuk
berinterksi dengan alam.
Berbagai teori etika lingkungan dapat menjelaskan pola prilaku manusia
dalam kaian dengan lingkungan. Beberapa teori etika lingkungan ini merupakan
perkembangan pemikiran di bidang etika lingkungan, yaitu;
1. Antroposentrisme Antroposentrisme adalah teori etika lingkungan yang
memandang manusia sebagai pusat dari sistem alam semesta. Manusia dan
kepentingannya dianggap yang paling menentukan dalam tatanan ekosistem
dan dalam kebijakan yang diambil dalam kaitan dengan alam, baik secara
langsung atau tidak langung. Nilai tertinggi adalah manusia dan
kepentingannya. Hanya manusia yang mempunyai nilai dan mendapat
perhatian. Segala sesuatu yang lain di alam semesta ini hanya akan mendapat
nilai dan perhatian sejauh menunjang dan demi kepentingan manusia. Oleh
karenanya alam pun hanya dilihat sebagai obyek, alat dan sarana bagi
pemenuhan kebutuhan dan kepentingan manusia. Alam hanya alat bagi
pencapaian tujuan manusia. Alam tidak mempunyai nilai pada dirinya sendiri.
2. Biosentrisme Biocentric, menganggap setiap kehidupan dan mahkluk hidup
mempunyai nilai dan berharga pada dirinya sendiri. Mendasarkan moralitas
keluhuran kehidupan, baik pada manusia ataupun makhluk hidup lainnya.
Karena bernilai pada dirinya sendiri, kehidupan harus dilindungi. Untuk itu,
dibutuhkan etika sebagai penuntun manusia dalam bertindak melindungi dan
menjaga kehidupan. Pokok-pokok pandangan dalam teori biosentrisme:
50
a. Alam memiliki nilai pada dirinya sendiri (intrisik) lepas dari kepentingan
manusia. Setiap kehidupan dan mahluk hidup mempunyai nilai dan berharga
pada dirinya sendiri, tanpa harus dihubungkan pada persoalan bagaimana
hubungan mahluk hidup dengan kebutuhan manusia.
b. Alam diperlukan sebagai moral, terlepas bagi manusia ia bermanfaat atau
tidak, karena alam adalah komunitas moral.
3. Ekosentrisme Ekosentrisme merupakan kelanjutan dari teori etika lingkungan
biosentrisme. Oleh karenanya teori ini sering disamakan begitu saja karena
terdapat banyak kesamaan. Yaitu pada penekanannya atas pendobrakan cara
pandang antroposentrisme yang membatasi pemberlakuan etika hanya pada
komunitas manusia. Keduanya memperluas pemberlakuan etika untuk
komunitas yang lebih luas. Pada biosentrisme, konsep etika dibatasi pada
komunitas yang hidup (biotis), seperti tumbuhan dan hewan. Sedang pada
ekosentrisme, pemakaian etika diperluas untuk komunitas ekosistem
seluruhnya (biotis dan a-biotis).
B. Problematika Lingkungan
Perhatian terhadap problematika lingkungan mendapat perhatian setelah
diadakannya Konperensi PBB tentang lingkungan hidup yang diselenggarakan di
Stockholm pada tanggal 5 6 Juni 1972 yang diikuti 113 negara. Hari pembukaan
konperensi, tanggal 5 Juni ditetapkan sebagai Hari Lingkungan Hidup Sedunia.
Problematika lingkungan sudah terjadi sejak lama, bahkan sebelum kehidupan
manusia itu ada, namun kerusakan lingkungan itu dipercepat dengan tingginya
aktivitas manusia dalam rangka memenui kebutuhan hidupnya dari berbagai segi
(kebutuhan primer, sekunder, tersier). Problematika lingkungan terjadi di semua
negara-negara di dunia, termasuk negara berkembang dan negara maju.
Problematika lingkungan disebabkan oeh dua faktor, yaitu faktor internal dan
faktor eksternal.
1. Faktor Internal Kerusakan karena factor internal adalah kerusakan yang berasal
dari alam itu sendiri. Kerusakan ini sangat sulit dicegah karena merupakan
peristiwa alamiah. Misalnya: letusan gunung berapi, gempa bumi, kebakaran
hutan,banjir besar, gelombang laut akibat badai, dan sebagainya.
2. Factor Eksternal Kerusakan karena fakto eksternal adalah kerusakan yang
diakibatkan karena aktivita manusia dalam meningkatkan kualitas hidupnya.
51
52
53
BAB IX
PANDANGAN DAN NILAI MASYARAKAT
TERHADAP INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT
A. PERTUMBUHAN INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT
1. Pengertian Individu, Keluarga dan Masyarakat
a. Individu
Individu sebagai manusia perseorangan pada dasarnya dibentuk oleh tiga
aspek yaitu aspek organis jasmaniah, psikis rohaniah, dan sosial. Dalam
perkembangannya menjadi manusia, sebagaimana diistilahkan oleh Dick Hartoko,
individu tersebut menjalani sejumlah bentuk sosialisasi. Sosialisasi inilah yang
membantu individu mengembangkan ketiga aspeknya tersebut. Individu berasal dari
kata latin individuum yang artinya tidak terbagi. Individu menekankan penyelidikan
kepada kenyataan-kenyataan hidup yang istimewa dan seberapa mempengaruhi
kehidupan manusia (Abu Ahmadi, 1991: 23). Individu bukan berarti manusia sebagai
suatu keseluruhan yang tidak dapat dibagi, melainkan sebagi kesatuan yang terbatas,
yaitu sebagai manusia perseorangan.
Individu adalah seorang yang memiliki peranan khas di dalam lingkungan
sosialnya dan mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya. Ada
3 kemungkinan tingkah laku menurut pola pribadin individu yaitu: pertama
menyimpang dari norma kolektif kehilangan individualitasnya, kedua takluk
terhadap kolektif, dan ketiga memengaruhi masyarakat.
Individu tidak akan jelas identitasnya tanpa adanya suatu masyrakat yang
menjadi latar belakang keberadaanya. Individu berusaha mengambil jarak dan
memproses dirinya untuk membentuk perilakunya yang selaras dengan keadaan dan
kebiasaan yang sesuai dengan perilaku yang telah ada pada dirinya.
Manusia sebagai individu salalu berada di tengah-tengah kelompok individu
yang sekaligus mematangkannya untuk menjadi pribadi yang prosesnya memerlukan
lingkungan yang dapat membentuknya pribadinya. Namun tidak semua lingkungan
menjadi faktor pendukung pembentukan pribadi tetapi ada kalanya menjadi
penghambat proses pembentukan pribadi.
54
perannya
masing-masing
dan
menciptakan
serta
55
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
c. Masyarakat
Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang telah memiliki tatanan
kehidupan,
norma-norma,
adat
istiadat
yang
sama-sama
ditaati
dalam
guna
memenuhi
kebutuhan
dan
kepentingan
masing-
56
57
Kebanyakan para ahli mengikuti paham ini yaitu paham yang menyatakan
bahwa interaksi antara dasar dan lingkungan dapat menentukan pertumbuhan
individu. Jika bakat dan dasar tidak diserasikan dengan lingkungan maka
pertumbuhan individu akan mengalami pergeseran, sebagai contoh : anak yang lahir
dan tumbuh dilingkungan masyarakat akan berbeda dengan anak yang lahir dan
tumbuh di hutan.
c. Tahap tahap Pertumbuhan Individu
Berdasarkan psikologi, pertumbuhan individu sejak lahir sampai masa
dewasa melalui beberapa fase :
a) Masa Vital ( 0 2 tahun)
Pada
menemukan berbagai hal dalam dunianya, seorang anak yang masih berusia sekita
satu setengah tahun akan memasukan apa yang ditemuinya kedalam mulut,
penyebabnya karena pada waktu itu mulutlah sebagai alat ekplorasi dan belajar.
b) Masa Estetik ( 2 7 tahun)
Pada masa ini pada umumnya anak-anak sering berbuat kenakalan,
penyebabnya karena pada waktu itu anak-anak baru menemukan dirinya. Bahwa dia
sebenarnya adalah seorang subjek yang memiliki hak untuk menginginkan sesuatu
58
mempunyai
sifat-sifat
khas
yang
menentukan
dalam
kehidupan
masyarakatnya diwaktu dewasa. Manusia dewasa harus hidup dalam kultur dan harus
dapat menempatkan dirinya diantara nilai nilai kultur tersebut.
e) Masa Usia Mahasiswa/ dewasa
Pada masa mahasiswa banyak peristiwa-peristiwa yang harus diperhatikan
karena pada masa ini adalah masa pemantapan diri serta masa untuk mempersiapkan
diri dengan keterampilan dan kemampuan-kemampuan yang digunakan untuk
merealisasikan dirinya.
d. Ciri Masyarakat
Pengertian masyarakat secara umum dapat diartikan sebagai salah satu
kumpulan kelompopk manusia yang hidup salingberorganisasi, berbincang, bekerja
sama dalam mengatur kerjasecara kolektif, mampu menyatukan pikiran dan tindakan
59
sehingga terjalinnya hubungan antara satu sama lain yang melahirkan sebuah sistem
yang dinamakan sebagai kebudayaan.
Menurut Roucek dan Warren (1979). Masyarakat adalah sebagai suatu
kumpulan manusia yang berhubungan secara tetap dan tersusun dalam menjalankan
aktifitas secara kolektif dan merasakan bahwa mereka adalah hidup bersama.
Masyarakat memiliki 6 ciri utama, yaitu sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Berkelompok
Berbudaya
Mengalami perubahan
Berinteraksi
Mempunyai kepemimpinan
Mempunyai aturan social
e. Unsur unsur Masyarakat
Menurut WJs. Poerwodarmato masyarakat adalah pergaulan hidup manusia
dalam suatu tempat dengan ikatan ikatan dan aturan tertentu. Sedangkan menurut
linton, masyarakat itu timbul dari setiap kumpulan individu individu yang telah
cukup lama hidup dan bekerja sama. Dalam wakatu yang lama itu kelompok manusia
yang belum terorganisasi mengalami proses fundamental yaitu adaptasi dan
organisasi dari tingkah laku dari anggota anggota.
Dapat disimpulkan bahwa masyarakat adalah kelompok manusia yang telah
lama bertempat tinggal disuatau daerah tertentu dan mempunyai aturan yang
mengatur tata hidup mereka untuk menuju kepeda tujuan yang sama.
Unsur Unsur Terbentuknya Masyarakat :
1. Harus ada kelompok (perkumpulan) manusia dan harus bayak jumlahnya dan
bukan mengumpulkan binatang.
2. Telah berjalan dalam waktu yang lama dan bertempat tinggal dalam daerah
tertentu.
3. Adanya aturan (undang undang) yang mengatur mereka bersama
C. HUBUNGAN INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKA
Individu barulah dikatakan sebagai individu apabila pada perilakunya yang
khas dirinya itu diproyeksikan pada suatu lingkungan sosial yang disebut
60
61
BAB X
MENDEFINISIKAN ANTROPOLOGI KESEHATAN DAN MENGELOLA
KAJIAN DAN SUMBANGAN TERHADAP ILMU KESEHATAN
A. Pengertian Antropologi
Menurut bahasa Yunani, Antropologi berasal dari bahasa latin; Antrhopos yang
berarti manusia, dan Logos yang berarti akal. Dengan begitu Antropology dapat
diartikan sebagai suatu ilmu yang berusaha mencapai pengertian tentang makhluk
manusia dengan mempelajari aneka warna bentuk fisik, kepribadian, masyarakat,
serta kebudayaannya.
Antropology adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari umat manusia
sebagai makhluk masyarakat. Perhatian ilmu pengetahuan ini di tujukan pada sifat
62
khusus badani dan cara produksi, tradisi, dan nilai nilai yang membuat pergaulan
hidup yang satu berbeda dari pergaulan hidup lainnya. Di dalam antropologi memang
terdapat banyak ilmu yang membahas tentang manusia, seperti ekologi, biologi,
anatomi, psikologi, dan sebagainya.
B. Antropologi Kesehatan
Kajian antropologi kesehatan mengarah pada manusia dan perilaku seputar
masalah kesehatan. Bagaimana perilaku masyarakat yang sampai saat ini masih
bertahan
dengan
pengobatan
tradisional,
pelaksanaan
keluarga
berencana,
63
seorang anak. Hal ini berkaitan dengan kepercayaan masyarakat terhadap peran roh
yang bersifat gaib di satu pihak yang masih melekat dan telah di terimanya
pemahaman penting kesehatan dan gizi di lain pihak .
Antropologi juga dapat memberi kepada para dokter kesehatan masyarakat
yang akan bekerja dan hidup di berbagai daerah dengan aneka warna kebudayaan,
metode-metode, dan cara untuk mengerti serta menyesuaikan diri dengan
kebudayaan dan adat istiadat setempat.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Antropologi Kesehatan adalah
disiplin yang memberi perhatian pada aspek-aspek biologis dan sosio-budya dari
tingkahlaku manusia, terutama tentang cara-cara interaksi antara keduanya
disepanjang sejarah kehidupan manusia, yang mempengaruhi kesehatan dan penyakit
pada manusia (Foster/Anderson, 1986; 1-3).
Menurut Weaver :
Antropologi Kesehatan adalah cabang dari antropologi terapan yang
menangani berbagai aspek dari kesehatan dan penyakit (Weaver, 1968;1)
Menurut Hasan dan Prasad :
Antropologi Kesehatan adalah cabang dari ilmu mengenai manusia yang
mempelajari aspek-aspek biologi dan kebudayaan manusia (termasuk sejarahnya)
dari titik tolak pandangan untuk memahami kedokteran (medical), sejarah
kedokteran (medico-historical), hukum kedokteran (medico-legal), aspek sosial
kedokteran (medico-social) dan masalah-masalah kesehatan manusia (Hasan dan
Prasad, 1959; 21-22)
Menurut Hochstrasser :
Antropologi Kesehatan adalah pemahaman biobudaya manusia dan karyakaryanya, yang berhubungan dengan kesehatan dan pengobatan (Hochstrasser dan
Tapp, 1970; 245).
Menurut Lieban :
Antropologi Kesehatan adalah studi tentang fenomena medis (Lieban 1973,
1034)
64
Menurut Fabrega :
Antropologi Kesehatan adalah studi yang menjelaskan:
Berbagai faktor, mekanisme dan proses yang memainkan peranan didalam atau
mempengaruhi cara-cara dimana individu-individu dan kelompok-kelompok terkena
oleh atau berespons terhadap sakit dan penyakit.
Mempelajari masalah-masalah sakit dan penyakit dengan penekanan terhadap polapola tingkah laku. (Fabrega, 1972;167)
Dari definisi-definisi yang dibuat oleh ahli-ahli antropologi mengenai
Antropologi Kesehatan seperti tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
Antropologi Kesehatan mencakup:
65
b.
a.
b.
c.
d.
Antropologi ekologi
66
e.
Teori evolusioner
Akar dari Antropologi Kesehatan
a.
Antropologi fisik
Nutrisi dan pertumbuhan ( korelasi antara bentuk tubuh dengan variasi yang luas
dari penyakit-penyakit, misal radang pada persendian tulang(arthritis), tukak
lambung (ulcer), kurang darah (anemia) dan penyakit diabetes ).
2) Underwood ( pengaruh-pengaruh evolusi manusia serta jenis penyakit yang berbedabeda pada berbagai populasi yang terkena sebagai akibat dari faktor-faktorbudaya,
misal: migrasi, kolonisasi dan meluasnya urbanisasi ).
3) Fiennes ( penyakit yang ditemukan dalam populasi manusia adalah suatu konsekuensi
yang khusus dari suatu cara hidup yang beradab, dimulai dari pertanian yang menjadi
dasar bagi timbulnya dan berkembangnya pemukiman penduduk yang padat).
4) Kedokteran
forensik,
suatu
bidang
mengenai
masalah-masalah
67
5) Dalam usaha pencegahan penyakit ( penelitian mengenai penemuan kelompokkelompok penduduk yang memiliki risiko tinggi, yakni orang-orang yang tubuhnya
mengandung sel sabit (sickle-cell) dan pembawa penyakit kuning (hepatitis).
Para
ahli
ini
mengenaivariasi manusia
telah
memanfaatkan
untuk
membantu
pengetahuan
dalam
mereka
bidang teknik
biomedikal(biomedical engineering).
Ukuran, norma-norma dan standar yang berasal dari sejumlah studi
antropologi, digunakan dalam bidang-bidang kedokteran anak serta kedokteran gigi,
juga dalam berbagai survei tentangtingkatan gizi serta etiologi penyakit dalam
populasi yang berbeda-beda maupun dalam suatu populasi.
b.
Etnomedisin
Cabang dari etnobotani atau antropologi kesehatan yang mempelajari
pengobatan tradisional, tidak hanya yang berhubungan dengan sumber-sumber
tertulis (contohnya pengobatan tradisional cina) tetapi terutama pengetahuan dan
praktek yang secara oral diturunkan selama beberapa abad.
Dalam ilmu pengetahuan, etnomedisin pada umumnya ditandai dengan
pendekatan antropologi yang kuat atau pendekatan biomedikal yang kuat, terutama
dalam program penemuan obat.
Kepercayaan dan praktek-praktek yang berkenaan dengan penyakit, yang
merupakan hasil dari perkembangan kebudayaan asli dan yang eksplisit tidak berasal
dari kerangka kedokteran modern, merupakan urutan langsung dari kerangka
konseptual ahli-ahli antropologi mengenai sistem medis non-barat. Rivers,
(Medicine, Magic, and Religion).
68
d.
WHO
Petugas-petugas kesehatan yang bekerja di lingkungan yang bersifat lintas
budaya, lebih cepat menemukan masalah daripada mereka yang bekerja dalam
kebudayaan sendiri, dan khususnya mereka yang terlibat dalam klinik pengobatan
melihat bahwa kesehatan dan penyakit bukan merupakan gejala biologik saja,
melainkan juga gejala sosial-budaya.
Kebutuhan kesehatan di negara berkembang tidaklah dapat dipenuhi dengan
sekedar memindahkan pelayanan kesehatan dari negara-negara industri.
69
70
kesehatan dan mengetahui tentang cara-cara alternatif untuk mengerti dan merawat
penyakit.
Definisi kerja secara singkat bahwa antropologi kesehatan adalah istilah yang
dipakai oleh ahli-ahli antropologi yang mendeskripsikan:
a.
b.
a.
b.
71
Menurut Foster dan Anderson ada empat hal utama yang dapat disumbangkan
oleh antropologi terhadap ilmu kesehatan yaitu,
a.
Perspektif Antropologi
Terdapat dua konsep dalam perspektif antropologi bagi ilmu kesehatan (a)
Pendekatan Holistik, pendekatan ini memahami gejala sebagai suatu sistem.
Pendekatan ini dimana suatu pranata tidak dapat dipelajari sendiri-sendiri lepas dari
hubungannya dengan pranata lain dalam keseluruhan sistem. (b) Relativisme
Budaya, Standar penilaian budaya itu relative, suatu aktivitas budaya yang oleh
pendukungnya dinilai baik, pantas dilakukan mungkin saja nilainya tidak baik dan
tidak pantas bagi masyarakat lainnya.
b.
c.
Metodologi Penelitian
Ahli antropologi menawarkan suatu metose penelitian yang longgar tetapi
efektif untuk menggali serangkaian masalah teoretik dan praktis yang dihadapi dalam
berbagai program kesehatan.
d.
Premis
Premis atau asumsi atau dalil yang mendasari atau dijadikan pedoman
individu atau kelompok dalam memilih alternatif tindakan. Premis-premis tersebut
memainkan peranan dalam menentukan tindakan individu dan kelompok.
D. Unsur unsur kepribadian
72
1. Pengetahuan
Unsur unsur yang mengisi akal dan alam jiwa seseorang manusia yang
sadar secara nyata terkandung dalam otaknya .banyak hal yang dia peroleh, alami,
dan temukan dalam proses kesehariannya. Perolehan; pengetahuan; ini akan di coba
untuk di proyeksikan ke dalam otak melalui berapa faktor pendukung/ penghambat
serta situasional yang ada.
Berikut akan di gambarkan proses tersebut dengan menggunakan wawasan
psikolohi, ilmu psikologi, sebagaiman telah di uraikan dalam bab sebelumnya yang
merupakan salah satu dari sekian ilmu bantu dalam kajian antropologi, yaitu:
a. Persepsi
Persepsi adalah penggambaran seluruh proses akal tentang alam dan sekitar
dalam keadaan alam sadar. Dalam proses demikian ini, semua yang digambarkan ini
adalah persis sama dengan wujud aslinya.
b. Apersepsi
Apersepsi adalah penggambaran baru dengan lebih banyak pengertian tentang
keadaan lingkungan dan berdasarkan pemahaman yang bersangkutan. Oleh karena
itu, pada situasi ini sudah tampak perwujudan baru yang berbeda dengan aslinya.
c. Pengamatan
Pengamatan adalah penggambaran yang lebih terfokus dan intensif yang di
peroleh karena mengadakan suatu pengamatan. Hasil yang di peroleh bergantung
dari seberapa jauh ketelitian dalam pengamatan.
d. Konsep
Konsep adalah penggambaran abstrak tentang sesuatu objek. Dalam proses
ini tampak adanya unsur subjektif dengan mengadakan perbandingan
2. Fantasi
73
Fantasi adalah penggambaran baru dari objek yang sangat berbeda dari aslinya.
Ada kemungkinan penggambaran jenis ini sulit diterima nalar karena demikian
kuatnya daya khayal.
3. Perasaan
Perasaan adalah suatu keadaan dalam kesadaran manusia yang karena
pengaruh pengetahuannya dinilai sebagai keadaan positif atau negatif.
4. Dorongan naluri
Dorongan naluri adalah kemauan yang sudah merupakan naluri pada setiap
makhluk manusia. Hal ini ttidak lagi timbul karena pengaruh pengetahuannya,
karena telah terkandung dalam organismenya, khususnya dalam gen sebagai
dorongan naluri.
Sedikitnya ada 7 dorongan naluri yaitu:
1. Dorongan untuk mempertahankan hidup
2. Dorongan seks
3. Dorongan mencari makan
4. Dorongan untuk bergaul / berinteraksi dengan sesama
5. Dorongan untuk menirukan tingkah laku sesamanya
6. Dorongan untuk berbakti
7. Dorongan untuk keindahan
E. Hubungan Antara Budaya Dan Kesehatan
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J
Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang
terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh
masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
74
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu
generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.
Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian,
nilai, norma, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius,
dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi
ciri khas suatu masyarakat. Menurut Edward B. Tylor, kebudayaan merupakan
keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan
lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat. Sedangkan menurut Selo
Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa,
dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai
kebudayaan yang mana akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem
ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan
sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan
adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya,
berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku,
bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang
kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan
bermasyarakat.
Mengacu pada esensi budaya, nilai budaya sehat merupakan bagian yang tak
terpisahkan akan keberadaanya sebagai upaya mewujudkan hidup sehat dan
merupakan bagian budaya yang ditemukan secara universal. Dari budaya pula, hidup
sehat dapat ditelusuri. Yaitu melalui komponen pemahaman tentang sehat, sakit,
derita akibat penyakit, cacat dan kematian, nilai yang dilaksanakan dan diyakini di
masyarakat, serta kebudayaan dan teknologi yang berkembang di masyarakat.
75
76
Salah satu contoh budaya kesehatan adalah tentang cara menjaga kesehatan
personal, seperti mandi, keramas, atau sikat gigi. Pada zaman dahulu sebelum
ditemukannya formula untuk membuat sabun oleh Al-Razi, kimiawan Persia,
manusia di berbagai daerah di belahan bumi ini memiliki cara yang berbeda dalam
membersihkan badan. Penggunaan yang lazim pada masa itu diantaranya adalah
minyak, abu, atau batu apung sesuai dengan kebudayaan mereka.
Masyarakat Mesir Kuno melakukan ritual mandi dengan menggunakan
kombinasi minyak hewani dan nabati ditambah garam alkali. Ini adalah bahan
pengganti sabun. Ramuan ini pun berfungsi untuk menyembuhkan penyakit kulit
sekaligus untuk membersihkan. Orang Yunani Kuno mandi untuk alasan kecantikan
dan tidak menggunakan sabun. Mereka membersihkan tubuh dengan menggunakan
balok lilin, pasir, batu apung dan abu. Mereka juga mengoleskan tubuh dengan
minyak dan kadang dicampur abu. Sedangkan orang Sunda kuno biasa menggunakan
tanaman wangi liar sebagai alat mandi mereka.
Ketika peradaban Romawi mulai maju, penduduk jadi sering mandi. Tempat
mandi Romawi yang pertama sangat terkenal. Di pemandian yang dibangun tahun
312 SM itu terdapat saluran air. Sejak saat itu mandi menjadi hal yang mewah dan
populer.
Di abad-ke 2 Masehi, dokter Yunani, Galen menganjurkan sabun untuk
pengobatan dan pembersih. Akhirnya, mandi dengan memnggunakan sabun menjadi
sebuah kegiatan rutin hingga saat ini.
Bukan hanya cara mandi yang berbeda dari masa dahulu dan sekarang, tapi
juga budaya gosok gigi. Pada zaman dahulu masyarakat Jazirah Arab menggunakan
kayu siwak untuk menggosok gigi. Orang Roma menggunakan pecahan kaca halus
sebagai bagian dari pembersih mulut mereka. Sedangkan masyarakat Indonesia
menggunakan halusan genting dan bata. Namun saat ini manusia beralih
77
menggunakan pasta gigi untuk menggosok gigi. Begitu juga dengan shampoo yang
secara luas digunakan. Dahulu, secara luas masyarakat menggunakan merang untuk
keramas.
Tidak hanya tentang budaya kesehatan individu atau personal yang mengalami
perubahan. Budaya kesehatan masyarakat pun saat ini telah mengalami perubahan
jika dibandingkan dengan masa lalu. Dahulu masyarakat lebih ke arah paradigma
sakit. Namun saat ini seiring dengan perkembangan zaman, masyarakat cenderung
berparadigma sehat dalam memaknai kesehatan mereka. Penilaian individu terhadap
status kesehatan merupakan salah satu faktor yang menentukan perilakunya, yaitu
perilaku sakit jika mereka merasa sakit dan perilaku sehat jika mereka menganggap
sehat.
Perilaku sakit yaitu segala bentuk tindakan yang dilakukan oleh individu yang
sedang sakit agar memperoleh kesembuhan, contohnya mereka akan pergi ke pusat
layanan kesehatan jika sakit saja, karena mereka ingin sakitnya menjadi sembuh.
Sedangkan perilaku sehat adalah tindakan yang dilakukan individu untuk memelihara
dan meningkatkan kesehatannya, misalnya: pencegahan penyakit, personal hygiene,
penjagaan kebugaran dan mengkonsumsi makanan bergizi. Masyarakat akan selalu
menjaga kesehatannya agar tidak menjadi sakit. Masyarakat menjadi rajin berolah
raga, fitness, chek up ke pusat layanan kesehatan, membudayakan cuci tangan
menggunakan sabun, menghindari makanan berkolesterol tinggi dan lain-lain.
Perkembangan teknologi menjadi salah satu faktor perubahan budaya
kesehatan dalam masyarakat. Contohnya masyarakat dahulu saat persalinan minta
bantuan oleh dukun bayi dengan peralatan sederhana, namun saat ini masyarakat
lebih banyak yang ke bidan atau dokter kandungan dengan peralatan yang serba
canggih. Bahkan mereka bisa tahu bagaimana keadaan calon bayi mereka di dalam
kandungan melalui USG.
78
79
Derajat kesehatan masyarakat yang disebut sebagai psycho socio somatic health well
being , merupakan resultante dari 4 faktor(3)yaitu :
a. Environment atau lingkungan
b. Behaviour atau perilaku, Antara yang pertama dan kedua dihubungkan dengan
ecological balance
c. Heredity atau keturunan yang dipengaruhi oleh populasi, distribusi penduduk, dan
sebagainya
d. Health care service berupa program kesehatan yang bersifat preventif, promotif,
kuratif, dan rehabilitatif
Dari empat faktor tersebut di atas, lingkungan dan perilaku merupakan faktor
yang paling besar pengaruhnya (dominan) terhadap tinggi rendahnya derajat
kesehatan masyarakat.
Tingkah laku sakit, peranan sakit dan peranan pasien sangat dipengaruhi oleh
faktor -faktor seperti kelas social, perbedaan suku bangsa dan budaya. Maka
ancaman kesehatan yang sama (yang ditentukan secara klinis), bergantung dari
variable-variabel tersebut dapat menimbulkan reaksi yang berbeda di kalangan
pasien.
Misalnya dalam bidang biologi, antropologi kesehatan menggambarkan
teknik dan penemuan ilmu-ilmu kedokteran dan variasinya, termasuk mikrobiologi,
biokimia, genetik, parasitologi, patologi, nutrisi, dan epidemiologi.
Hal ini memungkinkan untuk menghubungkan antara perubahan biologi yang
didapatkan dengan menggunakan teknik tersebut terhadap faktor-faktor sosial dan
budaya di masyarakat tertentu.
80
81
BAB XI
MASYARAKAT PEDESAAN DAN PERKOTAAN
A. PENGERTIAN
Masyarakat Masyarakat adalah sejumlah manusia yang merupakan satu
kesatuan golongan yang berhubungan tetap dan mempunyai kepentingan yang
sama.Seperti; sekolah, keluarga,perkumpulan, Negara semua adalah masyarakat
Dalam ilmu sosiologi kita kit mengenal ada dua macam masyarakat, yaitu
masyarakat paguyuban dan masyarakat petambayan.Masyarakat paguyuban terdapat
hubungan pribadi antara anggota- anggota yang menimbulkan suatu ikatan batin
antara mereka.Kalau pada masyarakat patambayan terdapat hubungan pamrih antara
anggota-anggotanya.
Unsur-unsur suatu masyarakat:
a) Harus ada perkumpulan manusia dan harus banyak
2) Telah bertempat tinggal dalam waktu lama disuatu daerah tertentu.
3) adanya aturan atau undang-undang yang mengatur masyarakat untuk menuju
kepada kepentingan dan tujuan bersama.
Bila dipandang cara terbentuknya masyaraka:
1) Masyarakat paksaan,misalnya negara, masyarakat tawanan
2) Masyarakat mardeka
3) Masyarakat natur,yaitu masyarakat yang terjadi dengan sendiri nya, seperti:
geromboklan (harde), suku (stam), yang bertalian karena hubungan darah
atau keturunan.
82
barmasyarakat
bidang,
kerena
pengetahuan
modern
sudah
83
d. Ilmu pengetahuan Ukuran ini sering dipakai oleh para anggota masyarakat yang
menghargai ilmu pengetahuan.
Seseorang yang paling luas menguasai ilmu pengetahuan, ia akan menempati
lapisan sosial tertinggi di masyarakatnya. Contoh : Guru, Profesor, Dokter dan lainlain. 9. Syarat syarat Masyarakat Masyarakat (society bhs Latin) adalah sebuah
komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah
masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam
satu komunitas yang teratur. Sekelompok manusia dapat dikatakan sebagai sebuah
masyarakat apabila memiliki pemikiran, perasaan, serta sistem/aturan yang sama.
Dengan kesamaan-kesamaan tersebut, manusia kemudia berinteraksi sesama mereka
berdasarkan kemasyarakatan. Berdasarkan mata pencaharian.para pakar ilmu sosial
membagi: masyarakat pemburu, masyarakat pastoral nomadis, masyarakat
bercocoktanam, dan masyarakat agrikultural intensif, yang juga disebut masyarakat
peradaban. Sebagian pakar menganggap masyarakat industri dan pasca-industri
sebagai kelompok masyarakat yang terpisah dari masyarakat agrikultural tradisional.
Berdasarkan struktur politiknya masyarakat dibagi berdasarkan urutan kompleksitas
dan besar, terdapat masyarakat band, suku, chiefdom, dan masyarakat negara. 6
C. CIRI-CIRI MASYARAKAT
Ini adalah beberapa ciri-ciri masyarakat kota dan desa.
a. Masyarakat kota:
1. Kehidupan keagamaan berkurang dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di
desa.
2. Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus
bergantung pada orang lain. Yang penting disini adalah manusia perorangan atau
individu.
3. Pembagian kerja di antara warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai
batas-batas yang nyata.
4. Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak
diperoleh warga kota dari pada warga desa.
5. Interaksi yang lebih banyak terjadi berdasarkan pada faktor kepentingan daripada
faktor pribadi.
6. Pembagian waktu yang lebih teliti dan sangat penting, untuk dapat mengejar
kebutuhan individu.
7. Perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di kota-kota, sebab kota
biasanya terbuka dalam menerima pengaruh.
84
b.
1.
2.
3.
Masyarakat desa :
Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antara ribuan jiwa.
Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukuan terhadap kebiasaan.
Cara berusaha (ekonomi) adalah agraris yang paling umum yang sangat
dipengaruhi alam sekitar seperti : iklim, keadaan alam, kekayaan alam,
85
BAB XII
MENYUSUN RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN TRANSKULTUR
BERDASARKAN KONSEP SOSIAL BUDAYA
A. Pengertian Transkultural
Transkultural adalah suatu pelayanan keperawatan yang berfokus pada
analisis dan studi perbandingan tentang perbedaan budaya (Leininger, 1978).
Keperawatan transkultural adalah ilmu dan kiat yang humanis, yang difokuskan pada
perilaku individu atau kelompok, serta proses untuk mempertahankan atau
meningkatkan perilaku sehat atau perilaku sakit secara fisik dan psikokultural sesuai
latar belakang budaya. Pelayanan keperawatan transkultural diberikan kepada klien
sesuai dengan latar belakang budayanya.
B. Tujuan Keperawatan Transkultural
Tujuan penggunaan keperawatan transkultural adalah untuk mengembangkan
sains dan pohon keilmuan yang humanis sehingga tercipta praktik keperawatan pada
kultur yang spesifik dan universal. Kultur yang spesifik adalah kultur dengan nilainilai norma spesifik yang tidak dimiliki oleh kelompok lain, seperti bahasa.
Sedangkan kultur yang universal adalah nilai atau norma yang diyakini dan
dilakukan hampir oleh semua kultur seperti budaya berolahraga membuat badan
sehat, bugar; budaya minum teh dapat membuat tubuh sehat (Leininger, 1978).
Dalam melaksanakan prakti kkeperawatan yang bersifat humanis, perawat
perlu memahami landasan teori dan praktik keperawatan yang berdasarkan
budaya.Budaya yang telah menjadi kebiasaan tersebut diterapkan dalam asuhan
keperawatan
transkultural,
melalui
strategi
utama
intervensi,
yaitu
86
87
pengetahuan
tradisional.
Dalam
masyarakat
tradisional,
sistem
pengobatan tradisional ini adalah pranata sosial yang harus dipelajari dengan cara
yang sama seperti mempelajari pranata social umumnya dan bahwa praktek
pengobatan asli (tradisional) adalah rasional dilihat dari sudut kepercayaan yang
berlaku mengenai sebab akibat.
D. Antropologi Keperawatan Transkultural
Istilah antropologi berasal dari bahasa yunani yang terdiri dari dua kata,
yaitu anthropos berarti manusia dan logos berarti kta atau kajian. Jadi antropologi
adalah kajian tentang manusia dan masyarakat, baik yang masih hidup ataupun yang
sudah mati yang sedang berkembang atau pun yang sudah punah.antropologi
memiliki minat yang luas, lebih luas dan terpecah-pecah di bandigkan dengan
disiplin-disiplin ilmu sosial lainnya (Kelly 1988).
Menurut asal kata anthropologi berasal dari kata Yunani (baca: anthropos)
yang berarti "manusia" atau "orang", dan logosyang berarti "wacana" (dalam
pengertian "bernalar", "berakal"). Anthropologi mempelajari manusia sebagai
makhluk biologis sekaligus makhluk sosial.
a. Koentjaraningrat : Anthropologi adalah ilmu yang mempelajari umat
manusia pada umumnya dengan mempelajari aneka warna, bentuk
fisik masyarakat serta kebudayaan yang dihasilkan.
b. William A. Havilland: Antropologi adalah studi tentang umat manusia,
berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan
perilakunya serta untuk memperoleh pengertian yang lengkap tentang
keanekaragaman manusia.
c. David Hunter: anthropologi adalah ilmu yang lahir dari keingintahuan yang
tidak terbatas tentang umat manusia.
88
d. Solita Sarwono: Antropologi kesehatan adalah studi tentang pengaruh unsurunsur budaya terhadap penghayatan masyarakat tentang penyakit dan
kesehatan.
e. Menurut Weaver : Antropologi Kesehatan adalah cabang dari antropologi
terapan yang menangani berbagai aspek dari kesehatan dan penyakit.
f. Menurut Hasan dan Prasad : Antropologi Kesehatan adalah cabang dari ilmu
mengenai manusia yang mempelajari aspek-aspek biologi dan kebudayaan
manusia (termasuk sejarahnya) dari titik tolak pandangan untuk memahami
kedokteran (medical), sejarah kedokteran (medico-historical), hukum
kedokteran (medico-legal), aspek sosial kedokteran (medico-social) dan
masalahmasalah kesehatan manusia.
g. Menurut Hochstrasser : Antropologi Kesehatan adalah pemahaman
biobudaya manusia dan karyakaryanya, yang berhubungan dengan
kesehatan dan pengobatan.
h. Menurut Lieban : Antropologi Kesehatan adalah studi tentang fenomena
medis
i. Menurut Fabrega : Antropologi Kesehatan adalah studi yang menjelaskan:
89
yang
mempelajari
aspek
biologi
dan
kebudayan
manusia
untuk
kesehatan,
mendukung
perumusan
kebijakan
masalah
90
individualnya.
Dimana
cara
pandang
yang
tepat
dalam
berguna untuk
leininger
(1984),
manusia
mempunyai
kecenderungan
untuk
91
92
bahwa respon klien terhadap lingkungan baru, misalnya rumah sakit dipengaruhi
oleh nilai-nilai dan norma-norma yang diyakini klien.
D. Keperawatan
Keperawatan dipandang sebagai suatu ilmu dan kiat yang diberikan kepada klien
dengan berfokus pada prilaku, fungsi dan proses untuk meningkatkan dan
mempertahankan kesehatan atau pemulihan dari sakit (Andrew & Boyle, 1995).
Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada praktik
keperawatan yang diberikan kepada klien sesuai latar belakang budayanya. Asuhan
keperawatan ditujukan memandirikan sesuai dengan budaya klien. Asuhan
keperawatan diberikan sesuai dengan karakteristik ruang lingkup keperawatan,
dikelola secara profesional dalam konteks budaya klien dan kebutuhan asuhan
keperawatan
BAB XIII
CARA-CARA PENDEKATAN SOSIAL, BUDAYA DALAM PRAKTIK
KEBIDANAN
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Aspek sosial dan budaya sangat mempengaruhi pola kehidupan manusia. Di
era globalisasi sekarang ini dengan berbagai perubahan yang begitu ekstrim
93
menuntut semua manusia harus memperhatikan aspek sosial budaya. Salah satu
masalah yang kini banyak merebak di kalangan masyarakat adalah kematian ataupun
kesakitan pada ibu dan anak yang sesungguhnya tidak terlepas dari faktor-faktor
sosial budaya dan lingkungan di dalam masyarakat dimana mereka berada.
Disadari atau tidak, faktor-faktor kepercayaan dan pengetahuan budaya
seperti konsepsi-konsepsi mengenai berbagai pantangan, hubungan sebab- akibat
antara makanan dan kondisi sehat-sakit, kebiasaan dan ketidaktahuan, seringkali
membawa dampak baik positif maupun negatif terhadap kesehatan ibu dan anak.
Menjadi seorang bidan bukanlah hal yang mudah. Seorang bidan harus siap
fisik maupun mental, karena tugas seorang bidan sangatlah berat. Bidan yang siap
mengabdi di kawasan pedesaan mempunyai tantangan yang besar dalam mengubah
pola kehidupan masyarakat yang mempunyai dampak negatif tehadap kesehatan
masyarakat. Tidak mudah mengubah pola pikir ataupun sosial budaya masyarakat.
Apalagi masalah proses persalinan yang umum masih banyak menggunakan dukun
beranak.
Ditambah lagi tantangan konkret yang dihadapi bidan di pedesaan adalah
kemiskinan, pendidikan rendah, dan budaya. Karena itu, kemampuan mengenali
masalah dan mencari solusi bersama masyarakat menjadi kemampuan dasar yang
harus dimiliki bidan. Untuk itu seorang bidan agar dapat melakukan pendekatan
terhadap masyarakat perlu mempelajari sosial-budaya masyarakat tersebut, yang
meliputi tingkat pengetahuan penduduk, struktur pemerintahan, adat istiadat dan
kebiasaan sehari-hari, pandangan norma dan nilai, agama, bahasa, kesenian, dan halhal lain yang berkaitan dengan wilayah tersebut.
B. PEMBAHASAN
1. Pendekatan Melalui Agama
Agama dapat memberikan petunjuk/pedoman pada umat manusia dalam
menjalani hidup meliputi seluruh aspek kehidupan. Selain itu agama juga dapat
membantu umat manusia dalam memecahkan berbagai masalah hidup yang sedang
dihadapi. Adapun aspek-aspek pendekatan melalui agama dalam memberikan
pelayanan kebidanan dan kesehatan diantaranya:
94
95
keluarga
dapat
96
a. Apabila pasangan suami istri dalam keadaan yang sangat terpaksa dalam kaedah
hukum (Islam)
97
Promotif,
bidan
yang
bersifat
promotif
berarti
bidan
berupaya
98
bahwa bayi berusia kurang dari 35 hari (jawa: selapan) tidak boleh dibawa
keluar rumah.
3. Kuratif berarti bidan tidak dikehendaki untuk mengobati penyakit terutama
penyakit berat.
4.
Masyarakat khususnya, berkaitan dengan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, bufas,
bayi baru lahir, anak remaja dan usia lanjut. Seorang bidan juga harus memiliki
kompetensi yang cukup berkaitan dengan tugas, peran serta tanggung jawabnya.
Agar bidan dapat menjalankan praktik atau pelayanan kebidanan dengan
baik,hendaknya bidan melakukan beberapa pendekatan misalnya pendekatan
melalui kesenian tradisional.
pengertian dari seni pada mulanya berasal dari kata Ars (latin) atau Art
(Inggris) yang artinya kemahiran. Tetapi beberapa juga ada yang mengatakan bahwa
kata seni berasal dari bahasa belanda yang artinya genius atau jenius. Sementara
kata seni sendiri dalam bahasa Indonesia berasal dari kata sangsekerta yang berarti
pemujaan atau persembahan. Namun dalam bahasa tradisional jawa, seni
mempunyai arti Rawit pekerjaan yang rumit rumit / kecil. Dibawah ini terdapat
beberapa hal tentang seni baik pendapat dari para ahli budaya,maupun arti kesenian
secara umum.
a. Seni menurut para ahli budaya
1. Drs. Popo Iskandar
Seni adalah suatu hasil dari ungkapan emosi yang ingin disampaikan oleh
seseorang kepada orang lain dalam kesadaran hidup bermasyarakat / berkelompok.
2. Ahdian karta miharja
Seni adalah kegiatan rohani yang merefleksikan suatu realitas dalam suatu
karya seni yang bentuk dan isinya, mempunyai kemampuan untuk membangkitkan
pengalaman tertentu dalam rohani penerimanya.Dan menurut beliau Kesenian
Merupakan produk dari manusia sebagai homeostetiskus. Setelah manusia merasa
cukup atau dapat mencukupi kebutuhan fisiknya, maka manusia tersebut perlu dan
akan selalu mencari pemuas untuk memenuhi kebutuhan psikisnya. Manusia sematamata tidak hanya memenuhi isi perut, tetapi perlu juga memenuhi pandangan indah
99
serta suara merdu, semua kebutuhan manusia tersebut dapat dipenuhi melalui
kesenian.
b. Kesenian secara umum
Secara umum kesenian dikenal dengan suatu rasa keindahan karena
diperuntukkan guna melengkapi kesejahteraan hidup manusia. Rasa keindahan yang
dirasakan oleh seseorang tersebut, dapat dimiliki dan disalurkan oleh setiap orang ke
orang lain lagi.
c. Kesenian tradisional
Kesenian tradisional adalah kesenian yang dipegang teguh pada norma dan
adat kebiasaan,yang ada secara turun menurun atau kesenian baru,hasil dari
pengembangan kebudayaannya.
Manusia sebagai mahluk ciptaan Tuhan yang di anugerahi pikiran, perasaan
dan kemauan secara naluriah. Memerlukan prantara budaya, untuk menyatakan rasa
seninya, baik secara aktif dalam kegiatan kreatif, maupun secara pasif dalam
kegiatan apresiatif. Maksud dari menyatakan rasa seni secara aktif adalah seseorang
jika memiliki suatu rasa seni, harus dikembangkan atau diapresikan kepada orang
lain agar bermanfaat bagi orang lain. Agar rasa seni tersebut dapat disalurkan atau
diberikan kepada orang lain supaya rasa seni yang dimiliki dapat bermanfaat bagi
orang lain.
Dalam kegiatan apresiatif, maksudnya yaitu mengadakan suatu pendekatan
terhadap kesenian seolah olah kita memasuki suatu alam rasa yang kasat mata.
Kesenian sebagai karya kasat mata, perwujudannya itu adalah merupakan wadah
seseorang dalam pembabaran ide yang bersifat batiniah dalam mengadakan
pendekatan terhadap kesenian seluruh panca indera kita, khususnya penglihatan,
perabaan dan perimbangan kita terlibat dengan asiknya terhadap bentuk kesenian itu
yang terdiri dari aneka warna, garis, bidang, tekstur dan sebagainya, yang bersifat
lahiriah untuk lebih jauh menghayati isi yang terbabar dalam karya kesenian itu, serta
ide yang melatar belakangi kehadirannya.
Maka itu dalam mengadakan pendekatan terhadap kesenian, kita tidak cukup
hanya bersimpati terhadap kesenian itu, tetapi lebih dari itu yaitu secara empati.
100
Empati berasal dari kata yunani berarti merasa sama. Jadi dalam menghayati suatu
karya seni secara empati berarti kita menempatkan diri kita ke dalam karya seni itu.
a. Kesenian sebagai media penyuluhan kesehatan
Dalam penyuluhan kesehatan maupun dalam praktik kebidanan, seni dapat
digunakan sebagai media dalm melakukan pendekatan kepada masyarakat, Seorang
petugas bisa menyelipkan pesan-pesan kesehatan didalamnya, misalnya:
d. Dengan Kesenian wayang kulit
Melalui pertunjukan ini diselipkan pesan-pesan kesehatan yang ditampilkan
di awal pertunjukan dan pada akhir pertunjukan, dapat diisi dengan pertanyaanpertanyaan yang berkaitan dengan pesan-pesan yang telah disampaikan di awal
pertunjukan atau pertanyaan prtanyaan yang diberikan oleh penonton.
e. Menciptakan lagu-lagu berisikan tentang permasalahan kesehatan dalam
bahasa daerah setempat.
b. Kesenian sebagai seni terapi
Kesenian sebagai terapi pada kejiwaan,sebagai pelipur rala. Kita ketahui
kehidupan zaman sekarang ini permasalahan semakin kompleks, tubuh dan jiwa
manusia mempunyai batas untuk dapat mengatasinya. Untuk itu dengan seni
diharapkan akan memberikan dampak positif dalam mengatasi stress tersebut baik
stres fisik maupun batin. Misalnya dengan menyanyi, menciptakan lagu, seni
memahat patung, dll.
2. Pendekatan melalui Paguyuban dan sistem Banjar
a. Pendekatan dalam sistem Banjar
Bentuk kesatuan sosial yang berdasarkan kesatuan wilayah ialah,desa .
Kesatuan - kesatuan sosial yang diperkuat oleh kesatuan adat dan upacara - upacara
keagamaan yang keramat. Pada umum nya tampak beberapa perbedaan antara desa
dipegunungan dan desa adat ditanah datar. menjadi warga desa adat dan mendapat
tempat duduk yang khas dibalai desa yang disebut Bale Agung, dan berhak
mengikuti rapat - rapat desa yang diadakan secara teratur pada hari tetap.
3.
101
2)
3)
Exclusive : bahwa hubungan tersebut hanyalah untuk "kita" saja dan tidak
untuk orang lain diluar kita.
102
Posyandu
a. Pengertian Posyandu
Posyandu merupakan suatu forum komunikasi alih teknologi dan sarana
pelayanan
kesehatan
masyarakat
yang
mempunyai
nilai
strategis
untuk
diadakan
posyandu
dipuskesmas-puskesmas
upaya
untuk
meningkatkan peran aktif masyarakat dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1) Mengadakan pendekatan pendekatan dan menjalin kerja sama. Petugas
kesehatan harus mengadakan pendekatan-pendekatan dengan organisasi
masyarakat yang ada di lingkungan tersebut seperti kader desa, tokoh
masyarakat,kelompok PKK, RT, RW, karang taruna, dll. Contohnya adalah
petugas kesehatan atau bidan arus mengadakan kerja sama dengan pamong desa
yaitu mengajak masyarakat untuk memanfaatkan posyandu dengan giat datang
ke posyandu baik menimbang balita, imunisasi, KB, dll. selain itu juga dapat
dilakukan dengan cara mendatangi rumah-rumah penduduk yang memiliki balita
untuk mengadakan penyuluhan kesehatan agar ingin mendatangi posyandu.
103
104
BAB XIV
CARA-CARA PENDEKATAN SOSIAL,BUDAYA DAN ANTROPOLOGI
DALAM PRAKTIK KEBIDANAN
A. Pendekatan Melalui Agama
Agama dapat memberikan petunjuk/pedoman pada umat manusia
dalam menjalani hidup meliputi seluruh aspek kehidupan. Selain itu agama
juga dapat membantu umat manusia dalam memecahkan berbagai masalah
hidup yang sedang dihadapi. Adapun aspek-aspek pendekatan melalui agama
dalam memberikan pelayanan kebidanan dan kesehatan diantaranya :
1. Agama memberikan petunjuk kepada manusia untuk selalu menjaga
kesehatannya.
2. Agama memberikan dorongan batin dan moral yang mendasar dan
melandasi cita-cita
dan perilaku manusia dalam menjalani kehidupan yang bermanfaat baik bagi
dirinya,
keluarga, masyarakat serta bangsa.
3. Agama mengharuskan umat manusia untuk beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang
Maha Esa dalam segala aktivitasnya
4. Agama dapat menghindarkan umat manusia dari segala hal-hal/perbuatan
yang
bertentangan dengan ajarannya.
105
Berbagai aspek agama dalam memberikan pelayanan kesehatan terdiri dari upayaupaya pelayanan kesehatan yang ditinjau dari segi agama, diantaranya :
a. Upaya pemeliharaan kesehatan
Upaya dini yang dilakukan dalam pemeliharaan kesehatan dimulai sejak ibu hamil
yaitu
sejak janin di dalam kandungan. Hal tersebut bertujuan agar bayi yang dilahirkan
dalam
keadaan sehat begitu juga dengan ibunya. Kesehatan merupakan faktor utama bagi
umat
manusia untuk dapat melakukan/menjalani hidup dengan baik sehingga dapat
terhindari
dari berbagai penyakit dan kecacatan
Ada beberapa langkah yang dapat memberikan tuntunan bagi umat manusia untuk
memelihara kesehatan yang dianjurkan oleh agama antara lain :
1. Makan makanan yang bergizi
2. Menjaga kebersihan (Hadist mengatakan : kebersihan sebagian dari iman)
3. Berolah raga
4. Pengobatan diwaktu sakit
b. Upaya pencegahan penyakit
Dalam ajaran agama pencegahan penyakit lebih baik dari pada pengobatan di waktu
sakit.
Adapun upaya-upaya pencegahan penyakit antara lain:
1. Dengan pemberian imunisasi
Imunisasi dapat diberikan kepada bayi dan balita, ibu hamil, WUS, murid SD
kelas 1
sampai kelas 3.
2. Pemberian ASI pada anak sampai berusia 2 tahun
(Surah Al-Baqarah ayat 233). Ayat tersebut pada dasarnya memerintahkan seorang
ibu
untuk menyusui bayinya dengan ASI sampai ia berusia 2 tahun.
106
107
b. Mekanisme IUD belum jelas, karena IUD dalam rahim tidak menghalangi
pembuahan sel
telur bahkan adanya IUD sel mani masih dapat masuk dan dapat membuahi sel
telur
(masih ada kegagalan).
c. Pemakaian IUD dan sejenisnya tidak dibenarkan selama masih ada obat-obatan
dan alat
lainnya.
Pelayanan kotrasepsi system operasi yaitu MOP dan MOW juga mempunyai dua
pendapat/pandangan yaitu memperbolehkan dan melarang. Pendapat/pandangan
yang memperbolehkan:
a. Apabila pasangan suami istri dalam keadaan yang sangat terpaksa dalam kaedah
hukum
(Islam) mengatakan Keadaan darurat memperbolehkan hal-hal yang dilarang
dengan
alasan kesehatan/keselamatan jiwa
b. Begilu. juga halnya mengenai melihat aura orang lain apabila diperlukan untuk
kepentingan pemeriksaan dan tindakan hal tersebut dapat dibenarkan.
Pandangan/pendapat yang melarang :
a. Sterilisasi berakhir dengan kemandulan. Hal ini bertentangan dengan tujuan utama
perkawinan
yang mengatakan bahwa perkawinan bertujuan untuk mendapatkan kebahagiaan
dunia dan
akhirat juga untuk mendapatkan keturunan.
b. Mengubah ciptaan Tuhan dengan cara memotong atau mengikat sebagian tubuh
yang sehat dan
berfungsi (saluran mani/tuba).
c. Dengan melihat aura orang lain.
B. PENDEKATAN MELALUI KESENIAN TRADISIONAL
Bidan adalah seorang wanita yang tlah mengikuti dan menyelesaikan
pendidikan. Lulus dengan persyaratan yang ditelah ditetapkan dan memperoleh
kualifikasi untuk registrasi dnn memperole izin untuk melaksanakan praktik
kebidanan.
108
109
dalam menerima, bahwa pelayanan atau informasi yang diberikan oleh petugas,
bukanlah sesuatu yang tabu tetapi sesuatu hal yang nyata atau benar adanya.
Dalam memberikan pelayanan kebidanan, seorang bidan lebih bersifat :
1. Promotif,
bidan
yang
bersifat
promotif
berarti
bidan
berupaya
110
pengertian dari seni pada mulanya berasal dari kata Ars (latin) atau Art (Inggris) yang
artinya kemahiran.Tetapi beberapa juga ada yang mengatakan bahwa kata seni
berasal dari bahasa belanda yang artinya genius atau jenius. Sementara kata seni
sendiri dalam bahasa Indonesia berasal dari kata sangsekerta yang berarti pemujaan
atau persembahan. Namun dalam bahasa tradisional jawa, seni mempunyai rti Rawit
pekerjaan yang rumit rumit / kecil. Dibawah ini terdapat beberapa hal tentang seni
baik pendapat dari para ahli budaya,maupun arti kesenian secara umum.
a. Seni menurut para ahli budaya
Seni adalah suatu hasil dari ungkapan emosi yang ingin disampaikan oleh
seseorang kepada orang lain dalam kesadaran hidup bermasyarakat / berkelompok.
Seni adalah kegiatan rohani yang merefleksikan suatu realitas dalam suatu
karya seni yang bentuk dan isinya, mempunyai kemampuan untuk membangkitkan
pengalaman tertentu dalam rohani penerimanya.Dan menurut beliau Kesenian
Merupakan produk dari manusia sebagai homeostetiskus. Setelah manusia merasa
cukup atau dapat mencukupi kebutuhan fisiknya, maka manusia tersebut perlu dan
akan selalu mencari pemuas untuk memenuhi kebutuhan psikisnya. Manusia sematamata tidak hanya memenuhi isi perut, tetapi perlu juga memenuhi pandangan indah
serta suara merdu, semua kebutuhan manusia tersebut dapat dipenuhi melalui
kesenian.
b.
c.
Kesenian tradisional
Kesenian tradisional adalah kesenian yang dipegang teguh pada norma dan adat
kebiasaan,yang ada secara turun menurun atau kesenian baru,hasil
dari
pengembangan kebudayaannya.
111
112
b. Pengetahuan kesenian yang meliputi pengetahuan mengenai karya seni, sejarah seni,
perkembangan kesenian dan estetika manusia. Hakikat karya seni adalah wujud dari
hasil dan usaha untuk mengungkapkan gagasan persepsi citreu pemecahan bentuk
dan penemuan-penemuan baru. Hakekat karya seni adalah wujud dari hasil dan
usaha.
b. Peranan Seni
Seni memliki beberapa peranan, diantaranya :
a. Seni sebagai kebutuhan.
Seni sebagai kebutuhan berarti seni merupakan salah satu dari beberapa
kebutuhan bagi manusia yang perlu dipenuhi. Dalam memenuhi kebutuhan hidup
maka manusia melengkapi dirinya dengan berbagai perlengkapan dan peralatan
sebagai penunjang atau pelengkap untuk penyempurnaan pekerjaannya.
b. Seni sebagai ungkapan gagasan dan alat komunikasi
1)
pikiran dalam suatu wujud, yang nyata dan dapat ditanggapi atau dipergunakan oleh
orang lain.
2)
Alat komunikasi
Berisi pesan yang diinformasikan pada orang lain, dan masyarakat baik dalam
bentuk buah pikiran, perasaan, maupun segala harapan dapat juga berupa pernyataan
kritik, ketidaksetujuan atau ketidaksepahaman biasanya diungkapkan dalam bentuk
karton dan nyanyian dalam drama modern.
3)
menjadi beradab, agar kehidupan manusia menjadi lebih harmonis. Seni menjadikan
manusia berbudi luhur.
113
114
115
warnai dengan hubungan sosial yang penuh rasa kekeluargaan , bersifat batiniah dan
kekal serta jauh dan pamri- pamri ekonomi.
c. Pelayanan Kebidanan dengan pendekatan paguyuban
Dalam rangka peningkatan kualitas dan mutu pelayanan kebidanan diperlukan
pendekatan - pendekatan khususnya paguyuban. untuk itu kita sebagai tenaga
kesehatan khusisnya calon bidan agar mengetahui dan mampu melaksanakan
berbagai upaya untuk meningkatan peran aktif masyarakakt agar masyarakat sadar
pentingnya kesehatan. misalnya saja denagn mengadakan kegiatan posyandu di
puskesmas .
Ciri - ciri Paguyuban
Exclusive : bahwa hubungan tersebut hanyalah untuk "kita" saja dan tidak
untuk orang lain diluar kita.
Paguyuban karena tempat Yaitu paguyuban yang terdiri dari orang yang berdekatan
tempat tinggal.Contoh arisan RT,RW,dan karang taruna.
3.
Paguyuban karena jiwa pikiran Yaitu paguyuban yang terdiri dari orang - orang
yang
tidak punya hubungan darah atau tempat tinggalnya tidak berdelatan tetapi mereka
mempunyai jiwa dan pikiran yang sama. contohnya organisasi.
Dalam rangka peningkatan kualitas dan mutu pelayanan kebidanan diperlukan
116
117
118
kebidanan yang bermutu untuk memenuhi tuntutan kebutuhan rasional, agar bidan
dapat menjalankan peran fungsiya dengan baik maka perlu adanya pendekatan social
budaya yang dapat menjembati pelayanan pasien. Tercapainya pelayanan kebidanan
yang optimal, perlu adanya tenaga bidan yang professional dan dapat diandalkan
dalam memberikan pelayanan kebidanan berdasarkan kaidah-kaidah profesi, antara
lain memiliki pengetahuan yang kuat, menggunakan pendekatan asuhan kebidanan.
Bidan dapat menunjukan otonominya dan akuntabilitas profesi melalui pendekatan
sosial dan budaya yang kuat. Bentuk-bentuk pendekatan yang dapat digunakan oleh
bidan dalam pelayanan kesehatan sebagai berikut
a.pendekatam sosial
b.survai mawas diri
c.musyawarah masyarakat pondok pesantren
d.pelatihan
e.pelaksanaan kegiatan
f.pembinaan
Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan islam yang mengembangkan fungsi
pendalaman agama, kemasyarakatan dan penyiapan sumber daya manusia. Melalui
pedidikan agama, pendidikan formal, pendidikan kesenian.
Tujuan umum : tercapainya pengembangan dan pemantapan kemandirian pondok
pesantren dan masyrakat sekitar dalam bidang kesehatan.
Tujuan khusus : tercapainya pengertian positif pondok pesantren dan masyarakat
sekitarnya tentang norma hidup sehat, meningkatkan peran serta pondok pesantren
dalam menyelenggarakan upaya kesehatan, terwujudnya keteladanan hidup sehat di
lingkungan pondok pesantren.
119
dipertanggung jawabkan dan diberikan pada waktu yang cepat dan tepat. Rumah
sakit sebagai suatu institusi pelayanan kesehatan, dalam memproduksi jasa pelayanan
kesehatan ( pelayanan medis dan pelayanan kebidanan), untuk masyarakat
menggunakan berbagai sumber daya seperti ketenanagaan, mesin, bahan, fasilitas,
modal, energy dan waktu.
Pelayanan praktik kebidanan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
pelayanan rumah sakit. Oleh karena itu, tenaga bidan bertanggung jawab
memberikan pelayanan kebidanan yang optimal dalam meningkatkan dan
mempertahankan mutu pelayanan kebidanan yang diberikan selama 24 jam secara
berkesinambungan. Bidan harus memiliki keterampilan professional, ataupun global.
Agar bidan dapat menjalankan peran fungsinya dengan baik, maka perlu adanya
pendekatan sosial budaya yang dapat menjembatani pelayanannya kepada pasien.
Program pelayanan kebidanan yang optimal dapat dicapai dengan adanya
tenaga bidan yang professional dan dapat diandalkan dalam memberikan pelayanan
kebidanannya berdasarkan kaidah-kaidah profesi yang telah ditentukan,seperti
memiliki berbagai pengetahuan yang luas mengenai kebidanan, dan diterapkan oleh
para bidan dalam melakukan pendekatan asuhan kebidanan kepada masyarakat.
Bidan dapat menunjukan otonominya dan akuntabilitas profesi, melalui
pendekatan sosial dan budaya yang akurat. Terdapat beberapa bentuk pendekatan
yang dapat digunakan atau diterapkan oleh para bidan dalam melakukan pendekatan
asuhan kebidanan kepada masyarakat misalnya paguyuban, kesenian tradisional,
agama dan sistem banjar. Hal tersebut bertujuan untuk memudahkan masyarakat
dalam menerima, bahwa pelayanan atau informasi yang diberikan oleh petugas,
bukanlah sesuatu yang tabu tetapi sesuatu hal yang nyata atau benar adanya.
Dalam memberikan pelayanan kebidanan, seorang bidan lebih bersifat :
1. Promotif,
bidan
yang
bersifat
promotif
berarti
bidan
berupaya
120
DAFTAR PUSTAKA
1. Kepmendiknas No. k004/DIKTI/Kep/2006 tentang rambu-rambu pelaksanaan
kelompok Mata kuliah pengembangan kepribadian di Perguruan tinggi
2. Symonds ,A and Hunt, SC (1995), The Social Meaning of Midwfery. Macmillan
Press LTD, London
3. Symonds, A and Hunt SC (1996), The Social Meaning of Midwfery. Macmillan
Press LTD, London
121
122