ABSTRAK
Transaksi jual beli yang awalnya dilakukan dengan manual, yaitu penjual dan pembeli ada pada satu tempat, saat ini mulai
berubah, yaitu proses jual beli dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. Kemudian mulai diperkenalkan e-commerce, yang
merupakan sebuah sarana untuk melakukan transaksi keuangan secara online. Akan tetapi, banyak pengguna internet yang
masih takut dalam melakukan transaksi, baik untuk membeli dan menjual barang di toko-toko Virtual, maupun melakukan
transaksi keuangan pada sistem Intenet Banking. Dari paper ini akan ditinjau beberapa metode transaksi atau pembayaran
yang biasa dilakukan secara online, serta beberapa aspek keamanan yang melingkupinya. Metode yang digunakan pada
penulisan makalah ini adalah studi literature dan observasi di beberapa toko online yang ada di Indonesia. Data di peroleh
melalui observasi pada website tersebut, beserta data-data lainnya yang di peroleh dari internet, jurnal, dan data lain dari
kajian pustaka. Kemudian akan di analisis secara deskriptif guna menjelaskan atau menjawab masalah yaitu bagaimanakah
konsep keamanan yang digunakan untuk memahami jalannya proses transaksi pada e-commerce. Dari analisis data yang telah
dilakukan, di dapat bahwa toko online dapat menerapkan Secure Socket Layer (SSL) guna melindungi proses transaksi yang
berlangsung antara client dan server. Dan ditambah dengan Pretty Good Privacy (PGP) sebagai pengamanan tambahan agar
lebih dapat dipercaya oleh para konsumen.
Kata Kunci : E-Commerce, Toko Online, Secure Socket Layer (SSL), Pretty Good Privacy (PGP)
1. LATAR BELAKANG
Internet sebagai jaringan komputer global dapat
dipergunakan sebagai media perdagangan di era globalisasi.
Transaksi jual beli yang awalnya dilakukan dengan manual,
yaitu penjual dan pembeli ada pada satu tempat, saat ini mulai
berubah, yaitu proses jual beli dapat dilakukan dimana saja
dan kapan saja [7]. Kemudian mulai diperkenalkan ecommerce, yang merupakan sebuah sarana untuk melakukan
transaksi keuangan secara online. Sarana ini berkembang
pesat sejak awal penggunaannya di tahun 1970an. Ecommerce mengizinkan kita untuk menjual produk-produk
dan jasa secara online. Calon pelanggan atau konsumen dapat
menemukan website kita, membaca dan melihat produkproduk, memesan dan membayar produk-produk tersebut
secara online. Bagi pihak konsumen, menggunakan ECommerce dapat membuat waktu berbelanja menjadi singkat
[2]. Tidak ada lagi berlama-lama mengelilingi pusat pertokoan
untuk mencari barang yang diinginkan. Akan tetapi, dibalik
populernya penjualan secara online, banyak pengguna internet
yang masih takut dalam melakukan transaksi, baik untuk
membeli/customer dan menjual barang di toko-toko Virtual,
maupun melakukan transaksi keuangan pada sistem Intenet
Banking. Resiko dalam melakukan transaksi di Internet sangat
tinggi, karena selain beragamnya tujuan pengguna Internet,
perangkat hukum yang menaungi keamanan dalam
bertransaksi di Internet juga masih belum memadai. Dari
makalah ini akan ditinjau beberapa metode transaksi atau
pembayaran pada toko online yang biasa dilakukan secara
online, serta beberapa aspek keamanan yang melingkupinya.
b. Penerimaan
Toko online dalam transaksi
e-commerce
melalui website, biasanya pengunjung/calon
pembeli akan memilih barang tertentu yang
ditawarkan toko online. Jika calon pembeli tertarik
maka shopping cart akan menyimpan terlebih
dahulu barang yang calon pembeli inginkan sampai
calon pembeli yakin akan pilihannya. Setelah yakin
dengan pilihannya maka calon pembeli akan
memasuki tahap pembayaran. Dalam e-commerce
terdapat banyak metode pembayaran. Dengan
menyelesaikan tahapan transaksi ini maka dengan
demikian pengunjung toko online telah melakukan
penerimaan (acceptance). Dan dengan demikian
terciptalah kontrak online.
2.3. Metode pembayaran dalam transaksi ecommerce
Beberapa motivasi bagi pebisnis untuk
memfasilitasi pembayaran online bagi pelanggannya
melalui suatu penyedia layanan pembayaran online
adalah sebagai berikut [4]:
1. Meningkatkan efisiensi cash flow.
2. Transaksi yang terjamin.
3. Biaya operasional yang lebih hemat.
4. Meningkatkan proteksi informasi sensitif.
Sementara itu, bentuk pembayaran pada toko
online menggunakan media internet, tata cara
pembayaran (transaksi) dapat dibagi menjadi lima
mekanisme utama yaitu :
a. Transaksi model ATM. Transaksi ini hanya
melibatkan toko online dan pemegang account
yang akan melakukan pembayaran dari account
masing-masing.
b. Pembayaran dua pihak tanpa perantara,
transaksi dilakukan langsung pada kasir toko
online (Cash Money).
c. Pembayaran dengan perantaran pihak ketiga,
umumnya proses pembayaran yang menyangkut
debit, kredit maupun cek masuk dalam kategori
ini. Ada beberapa metode pembayaran yang
dapat digunakan, yaitu : 1) Sistem pembayaran
kartu kredit online 2) Sistem pembayaran
check online
d. Micropayment,
transaksi
ini
penting
dikembangkan karena sangat diperlukan
pembayaran receh yang kecil tanpa overhead
transaksi yang tinggi pada toko online.
e. Anonymous digital cash, uang elektronik yang
di enkripsi, di dahului oleh David Chaum
dengan
Digicash-nya
(
http://www.digicash.com ). Uang elektronik
menjamin privacy dari user cash tetap terjamin
sama seperti uang kertas maupun coin yang kita
kenal.
Dari kelima mekanisme pembayaran tersebut, sistem
pembayaran yang sering digunakan pada e-
mengenkripsi (mengacak dengan pola tertentu) email sehingga hanya yang memegang kunci
sajalah yang bisa membuka e-mail tersebut. Cara
kerja dari PGP adalah dengan membuat Public
Key dan Private Key. Keduanya dibuat bersamasama dalam satu proses. Gunanya adalah bahwa
e-mail
yang dienkripsi dengan public key
tersebut hanya dapat dibuka dengan private key.
Tidak bisa tanpa private key ataupun private key
milik
orang
lain.
Maka
dalam
pengapllikasiannya, pembeli dapat memberikan
public key kepada pembeli lain, sementara
pembeli sendiri harus menyimpan private key nya
jangan sampai jatuh kepada yang tidak berhak,
siapapun yang ingin mengirimkan pesan rahasia,
hanya pembeli yang bersangkutan yang bisa
membukanya. Hendaknya mengirimkan e-mail
tersebut dengan mengenkripsi menggunakan
public key pembeli tersebut.
Dengan prinsip yang sama, jika pembeli
ingin keamanan transaksi data, maka pembeli
mengirimkan public keynya kepada operator toko
online untuk dipasangkan di situs web toko
online. Semua e-mail yang dikirim hanya bisa
dibuka dengan menggunakan private key yang
ada pada pembeli tersebut.
3.
OBSERVASI DATA
3.1 Observasi Toko Online
Pada proses observasi ini, penulis mencari data dan
informasi tentang toko online yang ada di diindonesia.
Dari hasil observasi tersebut dapat dirangkum menjadi
beberapa menu atau modul yang harus ada pada sebuah
toko online :
1. Interface toko online, pada interface toko
biasanya sebuah toko online akan menjelaskan
tentang produk yang dijualnya (Gambar 3.1)
2. Shopping Cart (Keranjang Belanja), menu ini
memungkinkan seorang konsumen dalam
melakukan proses belanja untuk menampung
barang-barang belanjaan yang akan dibelinya
(Gambar 3.2)
3. Checkout, adalah menu dimana seorang
konsumen memutuskan untuk selesai melakukan
proses belanja nya.
4. Pembayaran, pada menu ini konsumen memilih
metode dalam melakukan pelunasan pembayaran
transaksi onlinenya. (Gambar 3.3)
4.
Kesimpulan
E-Commerce, selain memberikan kemudahan dalam
bisnis juga menimbulkan resiko bisnis yang tinggi. Resiko
bisnis itu misalnya, kehilangan segi finansial secara
langsung karena kecurangan, penggunaan akses ke sumber
oleh pihak yang tidak berhak, dan juga kehilangan
kepercayaan dari konsumen.
Resiko tersebut dapat diatasi dengan sistem yang
mengharuskan seorang konsumen menjadi anggota. Dalam
keanggotaannya, seorang anggota dapat mengetahui
perkembangan terakhir dari proses pembelian yang sudah
mereka lakukan sebelumnya di toko online. Oleh sebab itu
pendaftaran konsumen pun harus diperhatikan keamanan
nya dengan cara pada saat konsumen akan melakukan
registerasi pada toko online, menggunakan verifikasi via
e-mail yang sudah di enkripsi dengan PGP.
Cara yang juga digunakan untuk mengatasi resiko pada
transaksi e-commerce pada toko online ini adalah sistem
pembayaran yang membutuhkan bukti untuk menjamin
kepercayaan. Metode yang dapat dipakai adalah sertifikasi
keaslian. Disni perlu adanya lembaga sertifikasi yang
memberikan identifikasi bahwa pemilik memberikan
jaminan keaslian dengan cara memberikan identifikasi
bahwa pemilik website adalah benar atau asli. Sedangkan
untuk menjamin keaslian dari pembeli, lembaga sertifikasi
tersebut memberikan layanan untuk tanda tangan digital
REFERENSI
[1]
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
[7]
[8]