Anda di halaman 1dari 7

PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS HASIL

PEMERIKSAAN LABORATORIUM

SOP

No. Dokumen

: 800/

/SOP/UKP/ II/2016

Tanggal Terbit

: Februari 2016

No. Revisi

Halaman

A. Pengertian

: Yang dimaksudkan pengelolaan sampah dan limbah medis ini adalah bagi
sampah dan limbah medis yang dihasilkan dari kegiatan laboratorium.

B. Tujuan

: Agar sampah dan limbah medis tidak menjadi sumber penularan penyakit
di lingkungan Puskesmas Yosomulyo.

C. Kebijakan

D. Referensi

: Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Direktorat jenderal bina


pelayanan medik, Direktorat bina pelayanan penunjang medik Tahun
2008

E. Alat dan
Bahan

F. Prosedur
1. Petugas menempatkan sampah pada
satu tempat sampah khusus untuk
sampah medis yang sudah diberi
tanda dan dilapis plastik berwarna
kuning.
2. Petugas melepaskan plastik yang
sudah penuh dari tempat sampah.
3. Petugas menyerahkan sampah medis
tersebut kepada petugas sanitarian.
4. Petugas memasukkan larutan lisol ke
dalam pot yang berisi sisa sampel
sputum hasil pemeriksaan BTA.
5. Petugas menutup pot sputum kembali
dengan rapat dan dimasukkan ke
dalam kantong plastik kemudian
kantong tersebut diikat.
6. Petugas menempatkan pada satu bak
sampah besar bertutup yang berlapis
plastik berwarna kuning.
7. Petugas menempatkan sampah medis
spuilt dan blood lancet pada satu
wadah khusus berupa sebuah box
kertas yang berwarna kuning
bertuliskan safety box.

Diagram Alir
Petugas menempatkan sampah pada satu tempat
sampah khusus dilapis plastik berwarna kuning.

Melepaskan plastik yang penuh dari tempat sampah.


Menyerahkan sampah medis kepada petugas sanitarian.

Memasukkan larutan lisol ke dalam pot yang berisi sisa


sampel sputum hasil pemeriksaan BTA.

Menutup pot sputum dengan rapat dan dimasukkan ke


dalam kantong plastik kemudian diikat.

Menempatkan pada satu bak sampah besar bertutup


yang berlapis plastik berwarna kuning.

Petugas menempatkan sampah medis spuilt dan blood


lancet pada satu wadah khusus berupa sebuah box
kertas yang berwarna kuning bertuliskan safety box.

PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS HASIL


PEMERIKSAAN LABORATORIUM

SOP

No. Dokumen

: 800/

Tanggal Terbit

: Februari 2016

No. Revisi

Halaman
: 2/2
8. Petugas menyerahkan kepada
sanitarian apabila safety box tersebut
sudah terisi penuh.
9 Petugas sanitarian membakar sampah
medis dan sampah sisa hasil
pemeriksaan menggunakan ineserator.

/SOP/UKP/ II/2016

Petugas menyerahkan kepada sanitarian apabila safety


box tersebut sudah terisi penuh.

Petugas sanitarian membakar sampah medis dan


sampah sisa hasil pemeriksaan menggunakan
ineserator.

G. Hal-hal yang :
perlu
diperhatikan
H. Unit Terkait :
I. Dokumen
Terkait

J. Rekaman Historis
No Halaman
Yang diubah

Perubahan

Diberlakukan Tgl.

PENGELOLAAN REAGEN

SOP
UKP

No. Dokumen

: 800/

Tanggal Terbit

No. Revisi

Halaman

/SOP/UKP/ II /2016

Februari 2016

A. Pengertian

B. Tujuan

: Sebagai pedoman bagi petugas laborat dalam melakukan penyimpanan


reagen.

C. Kebijakan

: Penyimpanan reagen yang benar dapat menjaga kualitas dan mutu reagen
tersebut, sehingga dapat mendukung hasil pemeriksaan laboratorium
yang lebih akurat.

D. Referensi

: Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Direktorat jenderal bina


pelayanan medik, Direktorat bina pelayanan penunjang medik Tahun
2008

E. Alat dan
Bahan

F. Prosedur
1. Petugas menggunakan kaidah
pertama masuk-pertama keluar
(FIFO) first in first out yaitu reagen
yang lebih dulu masuk persediaan
harus digunakan lebih dahulu.
2. Petugas menggunakan reagen yang
mempunyai masa kadaluwarsa
pendek untuk dipakai terlebih dahulu
(FEFO), first expire first out guna
menjamin barang tidak rusak akibat
penyimpanan lama.
3. Petugas menyimpan larutan berwarna
dan larutan organik dalam botol
cokelat.
4. Petugas menempatkan reagen pada
tempat yang steril.
5. Petugas menyimpan reagen pada
tempa yang tidak terkena sinar
matahari langsung.
6. Petugas menyimpan reagen pada suhu
kamar atau suhu dingin (2oC 8oC)
tergantung jenis reagen.
7. Petugas membuat kartu stok
pemakaian reagen.

Diagram Alir
Petugas menggunakan kaidah pertama masukpertama keluar (FIFO) first in first out yaitu
reagen yang lebih dulu masuk persediaan harus
digunakan lebih dahulu.

Petugas menggunakan reagen yang mempunyai masa


kadaluwarsa pendek untuk dipakai terlebih dahulu
(FEFO), first expire first out guna menjamin barang
tidak rusak akibat penyimpanan lama.

Petugas menyimpan larutan berwarna dan larutan


organik dalam botol cokelat.

Petugas menempatkan reagen pada tempat yang steril.

Petugas menyimpan reagen pada tempa yang tidak


terkena sinar matahari langsung.

Petugas menyimpan reagen pada suhu kamar atau suhu


dingin (2oC 8oC) tergantung jenis reagen.
7.
Petugas membuat kartu stok pemakaian
reagen.
Petugas membuat kartu stok pemakaian reagen.

PENGELOLAAN REAGEN

SOP
UKP

No. Dokumen

: 800/

Tanggal Terbit

No. Revisi

/SOP/UKP/ II /2016

Februari 2016

Halaman
: 2/2
KUALIFIKASI PENYIMPANAN
REAGEN DI LABORAT
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19

Nama Reagen
Alkohol 70%
Metanol
Larutan truk
Larutan hayem
Na Citrat 3,8%
Giemsa stain
HCl 0,1 N
Eosin 1%
EDTA 10%
Oil Immersi
Glucosure stik
UA sure stik
Cholesterol stik
Trigliserida stik
Combistik
PP Tes
Amonium Oxalat
Widal
Golongan Darah

Kemasan
Botol cokelat
Botol cokelat
Botol cokelat
Botol cokelat
Botol cokelat
Botol cokelat
Botol cokelat
Botol cokelat
Botol cokelat
Botol cokelat
Tube
Tube
Tube
Tube
Tube
Tube
Botol cokelat
Vital
Vital

Suhu
Suhu ruangan
Suhu ruangan
Suhu ruangan
Suhu ruangan
Suhu ruangan
Suhu ruangan
Suhu ruangan
Suhu ruangan
Suhu ruangan
Suhu ruangan
Suhu ruangan
Suhu ruangan
Suhu ruangan
Suhu ruangan
Suhu ruangan
Suhu ruangan
Suhu ruang
8oC
8oC

G. Hal-hal yang :
perlu
diperhatikan
H. Unit Terkait :
I. Dokumen
Terkait

J. Rekaman Historis
No Halaman
Yang diubah

Perubahan

Diberlakukan Tgl.

KESELAMATAN DAN KESEHATAN


KERJA PETUGAS LABORATORIUM

SOP
UKP

No. Dokumen

: 800/ 226 /SOP/UKP/ II /2016

Tanggal Terbit

: Februari 2016

No. Revisi

:-

Halaman

: 1/2

A. Pengertian

: K3 merupakan bagian dari pengelolaan laborat, pemahaman keamanan


laboratorium dengan melakukan tindakan pengelolaan spesimen yang
berasal dari manusia maupun bukan manusia, mencegah potensi infeksi
dari petugas ke petugas lain untuk keluarga dan ke masyarakat.

B. Tujuan

: Mengurangi bahaya yang terjadi melalui kontak dengan spesimen yang


berpotensi terinfeksi kuman patogen.

C. Kebijakan

: Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bagi Petugas harus


mengikuti langkah-langkah yang tertuang dalam SOP.

D. Referensi

: Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Direktorat jenderal bina


pelayanan medik, Direktorat bina pelayanan penunjang medik Tahun 2008

E. Alat dan
Bahan

F. Prosedur
1. Cek kesehatan awal:
a. Setiap calon petugas diwajibkan melakukan pemeriksaan foto thoraks
b. Petugas memenuhi standar kesehatan yang telah ditentukan di laboratorium
2. Vaksinasi
a. Petugas melakukan imunisasi hepatitis B dan rubella
3. Perlindungan diri
a. Petugas yang sedang hamil tidak memeriksa spesimen yang diduga mengandung
TORCH, apabila harus memeriksa wajib menggunakan masker, sarung tangan lengkap.
b. Petugas menggunakan APD
c. Petugas memastikan bahwa bahan bekas pakai dan limbah infektif dibuang secara aman
setelah melalui proses dekontaminasi sebelumnya.
4. Petugas melakukan kesehatan berkala
G. Hal-hal yang : Riwayat penyakit pasien
perlu
diperhatikan
H. Unit Terkait : Laboratorium
I. Dokumen
Terkait

: Form insiden

KESELAMATAN DAN KESEHATAN


KERJA PETUGAS LABORATORIUM

SOP
UKP

No. Dokumen

: 800/ 226 /SOP/UKP/ II /2016

Tanggal Terbit

: Februari 2016

No. Revisi

:-

J. Rekaman Historis
No Halaman
Yang diubah

Perubahan

Diberlakukan Tgl.

KESELAMATAN DAN KESEHATAN


KERJA PETUGAS LABORATORIUM
Dinas Kesehatan
No. Dokumen
Kota Metro

SOP
UKP

I. Dokumen
Terkait

: 800/ 226 /SOP/UKP/ II /2016

Tanggal Terbit

: Februari 2016

No. Revisi

:-

Halaman

: 2/2

Disetujui oleh,
Kepala

Hendarto, SKM, M.Kes


NIP 197701141996021001

: Form insiden

J. Rekaman Historis
No Halaman
Yang diubah

Perubahan

Diberlakukan Tgl.

Anda mungkin juga menyukai