PENDAHULUAN
beberapa
hasil
pemeriksaan
digabungkan,
ketetapan
penilaian
BAB II
PEMBAHASAN
periode waktu tertentu dan juga tidak terlalu perhatian terhadap hal ini. Anjurkan
klien untuk fokus pada aktivitas janin selama periode waktu satu jam, terutama
saat ia sedang beristirahat, dalam kondisi gizi baik, dan asupan cairan cukup.
Apabila klien mampu membaca dan memahami prosedur grafik dasar, maka dapat
menggunakan metode menghitung sampai 10 :
1) Jadwalkan satu sesi perhitungan per hari
2) Jadwalkan sesi pada waktu yang sama setiap hari.
3) Setidaknya harus terdapat 10 kali gerakan teridentifikasi dalam 1 jam
4) Apabila gerakan kurang dari 10 kali dalam 1 jam, jika dibutuhkan waktu lebih
lama untuk mencapai 10 kali gerakan, atau jika tidak terasa gerakan dalam 1 jam,
maka hubungi bidan.
Kelebihan metode ini yaitu : mudah digunakan, singkat dan mudah diinterpretasi.
4. Peran Bidan
Hal terpenting dalam pemeriksaan ini adalah para ibu hamil mewaspadai bahwa
pola gerakan janin yang konsisten merupakan hal yang penting. Bidan berperan
dalam penyampaian informasi dan konseling terhadap klien. Informasi mengenai
cara memeriksa gerakan janin serta manfaatnya adalah hal yang penting untuk
klien ketahui. Oleh karena itu, klien harus melaporkan bila terjadi penurunan atau
bahkan gerakan janin berhenti. Informasi yang disampaikan harus jelas, yakni
bahwa gerakan janin dan laporan yang klien buat sangat penting. Hal ini dapat
memberdayakan ibu hamiluntuk bertanggung jawab terhadap pengawasan janin
mereka sendiri.
Apabila klien merasakan penurunan atau gerakan janin berhenti, maka bidan harus
melakukan rujukan untuk diadakan tes lebih lanjut seperti tes nonstres (nst).
2.1.2. Denyut Jantung Janin
1. Pengertian
Denyut jantung janin normal adalah frekuensi denyut rata-rata saat wanita tidak
sedang bersalin, atau diukur di antara dua kontraksi. Bunyi denyut jantung janin
seperti
bunyi
detik
jam
dibawah
bantal.
Dengan
alat fetal
electro
cardiograph denyut jantung janin dapat dicatat pada kehamilan 12 minggu. Dapat
di
dengarkan
oleh
alat
yang
Doppler.
3.
Cara Menghitung Denyut Jantung Janin
1. Menghitung denyut jantung janin yaitu selama satu menit penuh. Hal ini
dikarenakan pada setiap detik itu terdapat perbedaan denyut serta membandingkan
dengan rentang normal selama satu menit.
2. Menghitung denyut jantung janin (djj) dengan mendengarkan 3x5 detik
dikalikan dengan 4. Contohnya :
5
5 detik
5 detik
Kesimpulan
detik
11
12
11
10
8
14
7
b. Desir uterus
Terdengar sebagai suara hembusan lembut yang singkron dengan denyut ibu.
Bunyi ini biasanya paling jelas terdengar saat auskultasi segmen bawah uterus.
Suara ini dihasilkan oleh pasase darah melalui pembuluh-pembuluh uterus yang
berdilatasi dan dijumpai tidak saja pada kehamilan tetapi juga pada setiap keadaan
yang menyebabkan alirah darah ke uterus meningkat, hingga pengaliran darah
menjadi luas.
c. Suara akibat gerakan janin
Suara gerakan ini seperti suara pukulan, dikarenakan janin mendapat reaksi dari
luar.
d. Gerakan usus
Suara ini seperti berkumur-kumur, dihasilkan oleh berjalannya gas atau cairan
melalui usus ibu.
6. Frekuensi Denyut Jantung
a. Bradikardi
Frekuensi denyut jantung janin yang kurang dari 110 denyut/menit. Keadaan ini
dianggap sebagai tanda akhir hipoksia janin.
Penyebabnya :
- hipoksia janin tahap lanjut
- obat-obatan beta-adrenergetik (propanolol; anestetik untuk blok epidural, spinal,
kaudal, dan pudendal)
- hipotensi pada ibu
- kompresi tali pusat yang lama
- blok jantung kongenital pada janin
b. Tacikardi
Frekuensi denyut jantung janin yang lebih dari 160 denyut/menit. Keadaan ini
dianggap sebagai tanda awal hipoksia janin.
Penyebabnya :
- hipoksia janin dini
- demam pada ibu
- obat-obatan parasimpatik (atropin, hidroksizin)
- kontraksi rahim
- palpasi perut
b. Deselerasi
Adalah penurunan sementara denyut jantung janin di bawah nilai normal.
Disebabkan oleh respon parasimpatik, dapat dalam bentuk yang tidak
menyenangkan.
Ada empat tipe deselerasi :
a). deselerasi dini yaitu penurunan sementara denyut jantung janin di bawah nilai
normal sejalan kontraksi rahim. Penyebab : kompresi kepala sebagai akibat
kontraksi rahim, pemeriksaan dalam, tekanan fundus, pemasangan alat pemantau
internal.
b). deselerasi lambat yaitu penurunan sementara denyut jantung janin di bawah
nilai normal pada fase kontraksi. Penyebab : insufisiensi uteruplasenta disebabkan
oleh hiperaktivitas atau hipertonisitas rahim, hipontensi supin pada ibu, anastesi
spinal atau epidural, plasenta previa, solusio plasenta, gangguan hipertensi, iugr,
diabetes mellitus dan amnionitis.
c). deselerasi variasi yaitu penurunan sementara denyut jantung janin mendadak
yang bervariasi dalam durasi, intensitas, dan waktu awitan kontraksi. Penyebab :
kompresi tali pusat disebabkan oleh lilitan tali pusat, tali pusat pendek, tali pusat
membelit, tali pusat prolaps.
d). deselerasi memanjang didefinisikan sebagai deselerasi tersendiri yang
berlangsung 2 menit atau lebih, tetapi kurang dari 10 menit dari awitan untuk
kembali ke normal.Penyebab : pemeriksaan panggul, pemasangan elektroda spiral,
penurunan janin yang cepat, penggunaan manuver valsava, prolaps tali pusat,
kejang ibu termasuk eklampsi dan epilepsi, hipotensi ibu pada posisi terlentang.
8. Peran Bidan
g). Bila dalam beberapa menit pemeriksaan tidak terdapat gerakan janin,
dilakukan perangsangan janin, misalnya dengan menggoyang kepala atau bagian
janin
lainnya,
atau
dengan
memberi
rangsang
vibro-akustik
(dengan
10
sensitivitas nst, maka setiap hasil nst yang non-reaktif sebaiknya dievaluasi lebih
lanjut dengan contraction stress test (CST), selama tidak ada kontraindikasi.
4. Penyebab Umum Nonreaktivitas Pada Non Stress Test (NST)
Penyebab pada janin :
obat-obatan
(mis.beta
bloker,
hipoksia
oligohidramnion
kebiasaan merokok
jantung
-
korioamnionitis
dehidrasi
irama sirkardian
5. Peran Bidan
Pemantauan janin melalui tes nonstres ini, bidan berkolaborasi atau bekerja dalam
tim ahli dalam pelaksanaannya. Pemeriksaan ini bukan merupakan kewenangan
bidan. Namun bidan perlu mengenal dan mengetahui tentang tes nonstres ini,
sehingga dapat memberikan informasi yang jelas dan lengkap kepada klien,
terutama klien yang memerlukan pemeriksaan ini.
2.1.4. Amniosintesis
1. Pengertian
Amniosintesis adalah metode untuk mendapatkan cairan amnion dengan
visualisasiultrasound langsung, suatu jarum dimasukkan secara transabdominal ke
dalam uterus. Cairan amnion ini diambil dengan spuit dan dilakukan berbagai
analisis. Cairan amnion yang mengandung sel-sel janin, bahan-bahan kimia, dan
mikroorganisme, mampu memberikan informasi tentang susunan genetik, kondisi
janin, serta tingkat kematangannya. Dengan menganalisis air ketuban, sehingga
11
Maternal :
hemoragi,
hemoragi
janin-maternal
dengan
kemungkinan
12
4. Peran Bidan
Bidan perlu mengenal dan mengetahui cara pemantauan janin melalui
pemeriksaan
amniosintesis.
Bidan
perlu
memberi
penjelasan
mengenai
pemeriksaan yang akan dilakukan kepada klien, seperti informasi mengenai tujuan
dan prosedur pelaksanaan dari pemeriksaan amniosintesis, sehingga klien merasa
tenang dengan adanya dukungan bidan. Selain itu bidan tidak hanya bekerja
secara mandiri, namun bekerja dalam tim, sehingga bidan akan menemui
pemeriksaan amniosintesis ini di lapangan.
13
BAB III
PENUTUP
3.1.1. Kesimpulan
Tujuan utama pemantauan kesehatan janin adalah guna mengenal sedini mungkin
kapan waktu yang tepat untuk terminasi kehamilan, sehingga bayi bisa bertahan
hidup lebih baik dibandingkan bila tetap berada dalam kandungan.Dengan
pengkajian fetal pada ibu hamil kita akan memantau gerakan janin,DJJ,Non stress
test (NST) dan amnio centesis, dan menentukan diagnosa seperti: menentukan
normalitas kehamilan,membedakan antara ketidak nyamanan dalam kehamilan
dan
kemungkinan
komplikasi,
mengidentifikasikan
tanda
dan
gejala
14
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Penerbit EGC, Jakarta.
Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran
Bandung.1983. Obstetri Fisiologi. Penerbit: Eleman, Bandung.
Mochtar, rustam. 2001. Sinopsis Obstetri. Penerbit : EGC, Jakarta.
Verrallas, Sylvia. 2003. Anatomi dan Fisiologi Terapan dalam Kebidanan edisi
3.Penerbit: EGC, Jakarta.
15