Pelayanan Kesehatan Anak Balita
Pelayanan Kesehatan Anak Balita
BALITA
B.
KESEHATAN
PELAYANAN
1.
KESEHATAN
Pemantauan
ANAK
PADA
pertumbuhan
balita
BALITA
dengan
KMS
KMS (Kartu Menuju Sehat) untuk balita adalah alat yang sederhana dan murah, yang dapat
digunakan untuk memantau kesehatan dan pertumbuhan anak. Oleh karenanya KMS harus
disimpan oleh ibu balita di rumah, dan harus selalu dibawa setiap kali mengunjungi posyandu atau
fasilitas
pelayanan
kesehatan,
termasuk
bidan
dan
dokter.
KMS-Balita menjadi alat yang sangat bermanfaat bagi ibu dan keluarga untuk memantau tumbuh
kembang anak, agar tidak terjadi kesalahan atau ketidak seimbangan pemberian makan pada
anak.
KMS juga dapat dipakai sebagai bahan penunjang bagi petugas kesehatan untuk menentukan jenis
tindakan yang tepat sesuai dengan kondisi kesehatan dan gizi anak untuk mempertahankan,
meningkatkan
atau
memulihkan
kesehatan-
nya.
KMS berisi catatan penting tentang pertumbuhan, perkembangan anak, imunisasi, penanggulangan
diare, pemberian kapsul vitamin A, kondisi kesehatan anak, pemberian ASI eksklusif dan Makanan
Pendamping ASI, pemberian makanan anak dan rujukan ke Puskesmas/ Rumah Sakit.
KMS juga berisi pesan-pesan penyuluhan kesehatan dan gizi bagi orang tua balita tenta ng
kesehatan
anaknya
Manfaat
(Depkes
KMS
RI,
2000).
adalah
Sebagai media untuk mencatat dan memantau riwayat kesehatan balita secara lengkap, meliputi
: pertumbuhan, perkembangan, pelaksanaan imunisasi, penanggulangan diare, pemberian kapsul
vitamin A, kondisi kesehatan pemberian ASI eksklusif, dan Makanan Pendamping ASI.
Sebagai
media
edukasi
bagi
orang
tua
balita
tentang
kesehatan
anak
Sebagai sarana komunikasi yang dapat digunakan oleh petugas untuk menentukan penyuluhan
dan
2.
tindakan
pelayanan
Pemberian
kesehatan
Kapsul
dan
Vitamin
gizi.
A
Vitamin A adalah salah satu zat gizi dari golongan vitamin yang sangat diperlukan oleh tubuh yang
berguna untuk kesehatan mata ( agar dapat melihat dengan baik ) dan untuk kesehatan tubuh
yaitu meningkatkan daya tahan tubuh, jaringan epitel, untuk melawan penyakit misalnya campak,
diare
dan
infeksi
lain.
Upaya perbaikan gizi masyarakat dilakukan pada beberapa sasaran yang diperkirakan banyak
mengalami kekurangan terhadap Vitamin A, yang dilakukan melalui pemberian kapsul vitamin A
dosis tinggi pada bayi dan balita yang diberikan sebanyak 2 kali dalam satu tahun. (Depkes RI,
2007)
Vitamin
terdiri
dari
jenis
Kapsul vitamin A biru ( 100.000 IU ) diberikan pada bayi yang berusia 6-11 bulan satu kali dalam
satu
tahun
Kapsul
vitamin
merah
200.000
IU
diberikan
kepada
balita
Kekurangan vitamin A disebut juga dengan xeroftalmia ( mata kering ). Hal ini dapat terjadi
karena serapan vitamin A pada mata mengalami pengurangan sehingga terjadi kekeringan pada
selaput
lendir
atau
konjungtiva
dan
selaput
bening
kornea
mata
).
Pemberian vitamin A termasuk dalam program Bina Gizi yang dilaksanakan oleh Departemen
Kesehatan setiap 6 bulan yaitu bulan Februari dan Agustus, anak-anak balita diberikan vitamin A
secara gratis dengan target pemberian 80 % dari seluruh balita. Dengan demikian diharapkan
balita akan terlindungi dari kekurangan vitamin A terutama bagi balita dari keluarga menengah
kebawah.
3.
Pelayanan
Posyandu
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang
dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan
pembangunan kesehatan guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada
masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka
kematian
Adapun
ibu
jenis
pelayanan
1)
yang
dan
diselenggarakan
Posyandu
Penimbangan
2)
bayi.
untuk
balita
mencakup
berat
Penentuan
badan
status
pertumbuhan
3)
Penyuluhan
4) Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dilakukan pemeriksaan kesehatan, imunisasi dan deteksi
dini
4.
tumbuh
kembang,
apabila
ditemukan
manajemen
kelainan,
segera
terpadu
ditunjuk
ke
Puskesmas.
balita
sakit
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) atau Integrated Management of Childhood Illness (IMCI)
adalah suatu pendekatan yang terintegrasi/terpadu dalam tatalaksana balita sakit dengan fokus
kepada kesehatan anak usia 0-59 bulan (balita) secara menyeluruh. MTBS bukan merupakan suatu
program kesehatan tetapi suatu pendekatan/cara menatalaksana balita sakit. Kegiatan MTBS
merupakan upaya pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk menurunkan angka kesakitan dan
kematian sekaligus meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di unit rawat jalan kesehatan
dasar
(Puskesmas
dan
jaringannya
termasuk
Pustu,
Polindes,
Poskesdes,
dll).
Bila dilaksanakan dengan baik, pendekatan MTBS tergolong lengkap untuk mengantisipasi
penyakit-penyakit yang sering menyebabkan kematian bayi dan balita di Indonesia. Dikatakan
lengkap karena meliputi upaya preventif (pencegahan penyakit), perbaikan gizi, upaya promotif
(berupa konseling) dan upaya kuratif (pengobatan) terhadap penyakit-penyakit dan masalah yang
sering terjadi pada balita. Badan Kesehatan Dunia WHO telah mengakui bahwa pendekatan MTBS
sangat cocok diterapkan negara-negara berkembang dalam upaya menurunkan angka kematian,
kesakitan
Kegiatan
dan
MTBS
kecacatan
memliliki
pada
komponen
bayi
khas
yang
dan
balita.
menguntungkan,
yaitu:
1. Meningkatkan ketrampilan petugas kesehatan dalam tatalaksana kasus balita sakit (selain
dokter, petugas kesehatan non-dokter dapat pula memeriksa dan menangani pasien asalkan sudah
dilatih).
2. Memperbaiki sistem kesehatan (perwujudan terintegrasinya banyak program kesehatan dalam 1
kali
pemeriksaan
MTBS).
3. Memperbaiki praktek keluarga dan masyarakat dalam perawatan di rumah dan upaya pencarian
pertolongan kasus balita sakit (meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam pelayanan
kesehatan).
5.
Pelayanan
Immunisasi
Imunisasi adalah upaya pencegahan penyakit infeksi dengan menyuntikkan vaksin kepada anak
sebelum anak terinfeksi. Anak yang diberi imunisasi akan terlindung dari infeksi penyakit-penyakit:
sebagai berikut: TBC, Difteri, Tetanus, Pertusis (batuk rejan), Polio, Campak dan Hepatitis B.
Dengan imunisasi, anak akan terhindar dari penyakit-penyakit, terhindar dari cacat, misalnya
lumpuh
karena
Polio,
bahkan
dapat
terhindar
dari
kematian.
Imunisasi bermanfaat untuk memberikan kekebalan pada bayi dan anak sehingga tidak mudah
tertular penyakit:TBC, tetanus, difteri, pertusis (batuk rejan), polio, campak dan hepatitis.
Imunisasi dapat diperoleh di Posyandu, Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling,
Praktek
dokter
atau
bidan,
dan
di
Rumah
sakit.
Pelayanan imunisasi pada balita dapat disesuaikan dengan jadwal pemberiannya yaitu
6.
Konseling
Pemberian
Konseling
yang
makanan
pada
dapat
diberikan
bergizi
pada
Pemberian
Mengatur
Pemeriksaan
keluarga
balita
adalah
bayi
dan
makanan
makanan
rutin/berkala
anak
terhadap
:
balita
bayi
usia
1-5
bayi
dan
tahun.
balita
peningkatan kesehatan pola tidur, bermain, peningkatan pendidikan seksual dimulai sejak balita
(sejak anak mengenal idenitasnya sebagai laki-laki atau perempuan