Anda di halaman 1dari 120

POSITIONING SIM CARD GSM PRABAYAR BERDASARKAN PERSEPSI

KONSUMEN
(Studi Kasus pada Mahasiswa FEIS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

Disusun Oleh :
Finanda Frisha Juwita Rachman
NIM : 104081002463

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA

POSITIONING SIM CARD GSM PRABAYAR BERDASARKAN PERSEPSI


KONSUMEN
(Studi Kasus pada Mahasiswa FEIS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh
Finanda Frisha Juwita Rachman
NIM : 104081002463

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I,

Pembimbing II,

Prof. Dr. Abdul Hamid, MS


NIP. 131 474 891

Lies Suzanawati SE, M.Si


NIP. 150 368 745

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1429 H / 2008 M

Hari ini Kamis Tanggal 11 Bulan Desember Tahun Dua Ribu Delapan telah
dilakukan Ujian Skripsi atas nama Finanda Frisha Juwita Rachman NIM :
104081002463 dengan judul Skripsi POSITIONING SIM CARD GSM PRABAYAR
BERDASARKAN PERSEPSI KONSUMEN (Studi Kasus pada Mahasiswa FEIS UIN
Syarif

Hidayatullah

Jakarta).

Memperhatikan

penampilan

mahasiswa

tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 11 Desember 2008

Tim Penguji Ujian Skripsi

Prof. Dr. Abdul Hamid, MS

Lies Suzanawati, SE, M.Si

Ketua

Sekretaris

Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM


Penguji Ahli

Hari ini Senin Tanggal 24 Bulan November Tahun Dua Ribu Delapan telah
dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Finanda Frisha Juwita Rachman
NIM : 104081002463 dengan judul Skripsi
PRABAYAR
Mahasiswa

BERDASARKAN
FEIS

UIN

PERSEPSI

Syarif

POSITIONING SIM CARD GSM

KONSUMEN

Hidayatullah

(Studi

Jakarta).

Kasus

pada

Memperhatikan

penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini


sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu
Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 24 November 2008

Tim Penguji Ujian Komprehensif

Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM

Heryanto, SE, M.Si

Ketua

Sekretaris

Prof. Dr. Abdul Hamid, MS


Penguji Ahli

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Shalawat serta
salam tidak lupa penulis curahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga,
sahabat, dan semoga kita termasuk ke dalam umatnya yang senantiasa istiqomah di
jalan-Nya hingga akhir zaman.
Skripsi ini diberi judul Positioning SIM card GSM Prabayar Berdasarkan Persepsi
Konsumen (Studi Kasus pada Mahasiswa FEIS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta). Skripsi ini
disusun dalam rangka memenuhi syarat-syarat untuk meraih gelar sarjana ekonomi pada
Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam proses pembuatan skripsi ini penulis banyak mendapat dukungan dari
berbagai pihak, baik berupa data-data maupun informasi yang akurat serta dukungan
moral dan spiritual untuk tetap istiqomah dalam menggarap skripsi ini. Untuk itu, penulis
mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada :

1) Bapak Drs. Faisal Badroen, MBA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta periode 2003-2008.
2) Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku pembimbing I atas bimbingan dan dukungannya.
3) Ibu Lies Suzanawati, SE, MSi selaku pembimbing II atas bimbingan dan dukungannya.
4) Orang tua dan adikku yang telah memberikan doa dan segenap dukungannya.
5) Sahabat-sahabat seperjuanganku di FEIS: Icha, Fitroh, Dian, Nida, Rini, Widia, Desi, Wihda,
Aulia I, Ucu, Farida, Eka, Eni jazakumullah buat nasihat dan kebersamaannya selama ini. Buat
Ichaichi jazakillah udah saling mengingatkan n menyemangati mulai dari pernah sekelas bareng,
kompre bareng, sampai sidang skripsi pun cuma beda sehari & akhirnya wisuda bareng deh! =)
6) Harni, Nanin, Ruri, Ekowati, Pani dan semua anak-anak manajemen pemasaran 2004. Ayo
Semangat!!!
7) Dina, Mutia, Sulis, Titin, Tuti, Lia, Iin, Nana, Tia, Fera, Elih n semua anak manajemen B
angkatan 2004, semangat terus ya!
8) Seluruh saudara/i seperjuanganku di LDK Syahid especially keluargaku di Gedung 1 syukron n
jazakumullah atas ukhuwah, doa dan dukungan terbaiknya, never ending ukhuwah! Keep
hamasah n istiqomah!!! =)

9) My bestfriend Reny, Alif, Uci, thanks for everything the best I ever had. Walaupun suka slek2
dikit krn beda karakter he.. tapi buktinya dr dulu sampai sekarang qt masih sobatan kan..I hope
it will be nice coz Allah 4ever. =)
10) Buat Mbaqu n keluarga kecilku para mujahidah peradaban jazakumullah khairan katsir atas
segala doa dan dukungan terbaiknya. =)
11) Seluruh adik-adik angkatanku yang selalu menyemangatiku Gita, Putri, Weni, Dwi A., Mia,
Erna, Berlian, Icha kecil, Qory, Siska, Zakiyah, Adzillah, Asri, Oti, Wiwid, Alfi, Rahma,
Rahay, Nurhay, Tami, Romi dkk, Siti Chadijah, Nurhasanah, Yeni L, Etha, Irna, Dyah S,
Yunita, Oliet, Fitri R, Fitri A, Nia, Mega, Galih, Dita, Eka, Vera, Santi, Tina, Putri K, Amel,
makasih banyak ya de atas doa dan dukungannya, maaf niy kalo ada yg kelupaan, buanyak
siy! Tetep semangat!!! =)
12) Buat temen2 Focus, esp. EO jazakumullah buat semuanya
13) Dan seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, terima kasih atas segala doa,
bantuan, dan segala dukungannya.
Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini,
untuk itu saran dan kritik yang membangun dari para pembaca sangat penulis harapkan.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan seluruh pembaca pada
umumnya, Amin.

Jakarta, 4 Desember 2008

Penulis

DAFTAR ISI

Abstract

Abstrak .
Kata Pengantar
Daftar Isi

ii

iii

..

Daftar Tabel

vii

Daftar Gambar

Daftar Lampiran

...

xi

Bab I.

Pendahuluan

A. Latar Belakang Permasalahan .

B. Perumusan Masalah .

C. Tujuan Penelitian ..

D. Manfaat Penelitian ...

Bab II. Tinjauan Pustaka

A. Positioning

1. Definisi Positioning

2. Strategi Positioning

3. Kesalahan-kesalahan dalam Positioning.

12

B. Persepsi Konsumen ..

13

C. Penelitian Sebelumnya .

16

D. Kerangka Pemikiran .

18

Bab III. Metodologi Penelitian

21

A. Ruang Lingkup Penelitian

21

B. Metode Penentuan Sampel

21

C. Metode Pengumpulan Data ..

23

D. Metode Analisis

24

1. Analisis Faktor

24

2. Analisis Reliabilitas

28

3. Correpondence Analysis (CA)

29

E. Operasional Variabel Penelitian ..

30

Bab IV. Penemuan dan Pembahasan

32

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian .

32

1. Profil PerusahaanOperator Seluler .

32

2. Profil Univesitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah ..

37

B. Hasil Penemuan dan Pembahasan

41

1. Hasil Focus Group Discussion (FGD)

41

2. Uji Validitas dan Reliabilitas .

42

3. Profil Responden

49

4. Analisis Kuesioner .

54

5. Hasil Correspondence Analysis .

96

Bab V. Kesimpulan dan Implikasi

104

A. Kesimpulan ..

104

B. Implikasi ..

107

Daftar Pustaka ..

113

Lampiran .

115

BAB I
PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Permasalahan


Industri telekomunikasi di Indonesia mengalami perkembangan yang pesat. Persaingan

bisnis telekomunikasi saat ini semakin ketat. Para operator berlomba-lomba untuk menambah
jumlah pelanggannya. Dengan struktur pasar yang didominasi pelanggan prabayar, para operator
lebih mengarahkan target persaingan pada kelompok ini.
Menurut prediksi Indonesia Developments Monitoring (IDM) tahun 2007 Pelanggan telepon
Selular (ponsel) pada tahun 2008 mencapai 80,7 juta orang, sedang puncak pertumbuhan pelanggan
ponsel terjadi pada 2006 ke 2007, yakni dari 67,2 juta ke 72,7 juta pelanggan.
Sedangkan untuk pelanggan telepon selular GSM sendiri, berdasarkan data dari Dirjen
Postel tercatat per September 2006, jumlah pelanggan telepon GSM di Indonesia telah mencapai 62
juta pelanggan. Pangsa pasar telepon seluler itu didominasi oleh dua operator yaitu Telkomsel dan
Indosat yang keduanya menguasai 84,4% pangsa pasar telepon seluler GSM. Telkomsel sendiri
menguasai 56,72% pangsa pasar, Indosat 27,71%, dan Exelcomindo sebesar 15,57%.
Persaingan antar operator selular GSM prabayar semakin diramaikan dengan hadirnya
Hutchison CP Telecommunications (3). Perusahaan ini lagi-lagi menawarkan tarif yang murah baik
tarif sms maupun tarif telepon. Menurut Bambang Sukma Wijaya (Brand Analyst), peluncuran awal
3 (Three) yang menawarkan isi ulang pulsa dapat 3 kali lipatnya oleh Hutchison CP
Telecommunications telah berhasil mengubah peta persaingan pasar operator telepon selular dari
GSM versus CDMA menjadi GSM versus GSM.
Sebelumnya, Esia sebagai operator CDMA yang selalu mendengung-dengungkan tarif
telepon termurahnya telah memancing beberapa operator GSM untuk mengedukasi pasar dengan
menampilkan kualitas dan kelebihan GSM yang tidak akan mungkin dimiliki CDMA. Operator
GSM telah mencoba menggiring persepsi konsumen bahwa harga yang mereka bayar cukup sesuai

karena kualitas jaringan dan jangkauan luas yang mereka dapatkan jauh lebih bagus dan penting
daripada sekedar tarif murah namun kualitas dan jangkauannya terbatas.
Namun, begitu 3 (Three) hadir dengan isi ulang pulsa dapat 3 kali lipatnya, para operator
seluler semakin merasa perlu untuk mengeluarkan strategi defensifnya. Para operator kini
berlomba-lomba meluncurkan program-program tarif murah yang jauh lebih berani. Promosi dalam
hal harga dan layanan semakin digencarkan dengan harapan dapat memberikan stimulan kepada
masyarakat untuk beralih ke SIM card tersebut.
Ulasan hasil riset yang dilakukan Pixel tentang kepuasan pelanggan tahun 2005,
menunjukkan kondisi persaingan telepon selular saat ini sangat didominasi oleh unsur tarif atau
harga. Bagi operator, tentunya kondisi tersebut tidaklah menguntungkan. Seperti kita ketahui,
Perang pemasaran yang mengandalkan harga pada akhirnya tidak akan menguntungkan bagi semua
pemain. Hal ini sebenarnya sudah disadari oleh semua operator, seperti yang dikatakan oleh ketua
ATSI, Jhonny Suwandi Sjam bahwa perang tarif merupakan salah satu strategi industri selular.
Menurutnya, sebenarnya yang perlu dilakukan sebagai langkah ke depan adalah kompetisi dalam
hal pelayanan, yaitu bagaimana membuat jaringan yang handal dan pelayanan yang baik kepada
pelanggan.
Segmen anak muda di Indonesia sepertinya tidak terlepas dari sasaran persaingan para
operator GSM. Namun sebelum itu, kita perlu mengetahui seberapa besar kekuatan penetrasi pasar
pada segmen ini. Dalam bidang industri seluler, pasar di Amerika tumbuh pesat seperti halnya di
Indonesia, yang oleh sebagaian pengamat disebut bahwa anak muda Amerika ingin
memperlihatkan status ekonomi dan sosialnya lewat perangkat bernama ponsel. Lama-kelamaan,
operator pun juga mengambil ceruk dari industri ini. Cingular umpamanya, sebagai salah satu
operator besar di Amerika, sudah sejak tahun 2002 memikirkan betul pasar anak muda ini dan total
pelanggan di usia 15 hingga 24 tahun ini sudah mencapai jutaan.
Begitu pesat perkembangan pasar remaja pada industri ini, sampai The Yankee Groups
(sebuah kelompok pemerhati pemasaran) mengatakan bahwa segmen ini mampu menembus

penetrasi pasar hingga 68 persen di Amerika. Angka ini terhitung tinggi. Di sisi lain, kalangan anak
muda yang berumur di bawah usia 24 tahun telah memberikan kontribusi share sebesar 21 persen
dari 206 juta pengguna ponsel di Amerika (seperti yang ditulis http://news.zdnet.com). Dengan kata
lain, jumlah anak muda di Amerika yang merupakan pelanggan operator adalah sebesar 43 juta
orang lebih.
Gaya hidup anak muda Amerika kemudian menjadi semacam tren bagi anak muda di
belahan dunia lain. Kebutuhan akan alat komunikasi juga disadari sepenuhnya oleh anak muda di
Indonesia. Dan begitulah fakta global tengah terjadi pada industri ini. Dalam situs
http://blogponsel.com pada Desember 2006 dinyatakan bahwa di Indonesia potensi pasar pengguna
ponsel untuk segmentasi usia 15 sampai 24 tahun memang tidak terdeteksi seperti halnya di
Amerika. Tapi jika dimisalkan persentase anak muda pengguna ponsel mencapai 20 persen seperti
terjadi di Amerika. Asumsinya, bahwa tren yang sedang berlangsung di kalangan anak muda di
sana dengan di Indonesia lebih kurang sama. Maka berdasarkan Direktorat Pos dan
Telekomunikasi, Departemen Komunikasi dan Informasi hingga September 2006 jumlah pelanggan
seluler telah mencapai 62 juta orang. Jadi bisa dihitung, segmen anak muda usia di bawah 24 tahun
dengan persentase sebesar 20 persen paling tidak telah mencapai 12,4 juta orang.
Di sisi lain, sebuah riset yang pernah dilakukan majalah Hai kepada pembaca remaja, kini
pembelian pulsa menempati posisi cukup tinggi. Bahkan sempat mensubstitusi pembelian media
cetak. Para anak muda menghabiskan uangnya untuk membelanjakan pulsa berkisar antara Rp
50.000,- hingga Rp 100.000,- per bulan. Hal ini membuktikan bahwa pada dasarnya anak muda
merupakan pasar yang amat potensial. Sehingga segmen ini semakin menarik untuk diteliti.
Para operator GSM tampaknya harus lebih pandai menempatkan merek SIM card mereka
pada segmen tersebut. Karena dengan perang harga yang saat ini sedang gencar dilakukan oleh
tiap-tiap operator sepertinya tidak akan bertahan lama. Mereka perlu memiliki keunikan tersendiri
misalnya dalam hal kualitas produk, layanan, dan lain sebagainya. Jika perusahaan ingin berhasil
dalam menjalankan bisnis sekarang ini, maka perusahaan tersebut harus mampu menciptakan suatu

posisi dalam pikiran sasarannya. Suatu posisi pada dasarnya tidak hanya mempertimbangkan
kekuatan dan kelemahan pesaingnya atau hanya menciptakan sesuatu yang baru tetapi juga
memanfaatkan dengan cerdik apa yang ada di pikiran pelanggannya sehingga mereka akan selalu
ingat dengan produk perusahaan.
Persaingan yang dihadapi oleh para operator selular memberikan sebuah konsekuensi yang
harus dihadapi yaitu bagaimana memenangkan persaingan dan berupaya meningkatkan jumlah
pelanggan. Cara untuk melihat posisi persaingan adalah dengan mengetahui tanggapan konsumen
terhadap produk yang di tawarkan. Persepsi konsumen memegang peranan penting dalam konsep
positioning karena manusia menafsirkan suatu produk atas atau merek melalui persepsi. Persepsi
konsumen akan menentukan bagaimana posisi masing-masing SIM card GSM prabayar di antara
pesaing-pesaingnya sehingga akan dapat diketahui apakah persepsi konsumen sudah sesuai dengan
apa yang yang diinginkan perusahaan atau justru sebaliknya. Dengan demikian penelitian ini perlu
dilaksanakan untuk mengetahui perbedaan posisi persaingan SIM card GSM prabayar berdasarkan
persepsi konsumen.

B.

Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang pemikiran tersebut di atas, pokok masalah yang akan
dipecahkan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :
1. Faktor-faktor apa sajakah yang dianggap penting oleh mahasiswa FEIS UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta dalam memilih SIM card yang digunakannya?
2. Bagaimana peta posisi persaingan merek-merek SIM card GSM prabayar
berdasarkan persepsi mahasiswa FEIS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta?

C.

Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai
berikut :

1. Menganalisis faktor-faktor yang dianggap penting oleh mahasiswa FEIS UIN


Syarif Hidayatullah Jakarta dalam memilih SIM card yang digunakannya.
2. Menganalisis peta posisi persaingan merek-merek SIM card GSM prabayar
berdasarkan persepsi mahasiswa FEIS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

D.

Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, diharapkan hasil penelitian tentang pasar
GSM ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Bagi penulis
Memperkaya

khasanah

pengetahuan

penulis

mengenai

strategi

pemasaran

kuhususnya dalam hal menentukan positioning yang tepat atas suatu produk sesuai
persepsi konsumennya berdasarkan atribut-atribut yang dimiliki oleh produk
tersebut.
2. Bagi masyarakat :
Menjadi masukan informasi bagi masyarakat dalam memilih merek
SIM card GSM prabayar sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya.
3. Bagi perusahaan :
Membantu perusahaan dalam menetapkan strategi pemasaran SIM card prabayar
berdasarkan gambaran posisi persaingan merek-merek SIM card GSM prabayar
yang ada.
4. Bagi akademisi
Memperkaya wawasan mengenai positioning SIM card GSM prabayar
dari berbagai merek berdasarkan persepsi konsumen.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Positioning (Penetapan Posisi)


1. Definisi Positioning (Penetapan Posisi)
Positioning (penetapan posisi) adalah tindakan merancang tawaran dan citra perusahaan
sehingga menempati posisi yang khas (dibandingkan para pesaing) di dalam benak pelanggan
sasarannya. Istilah penetapan posisi dipopulerkan oleh dua eksekutif periklanan yaitu Al Ries dan
Jack Trout. Penetapan posisi dipandang sebagai kegiatan kreatif yang dilakukan terhadap produk
yang ada. Penetapan posisi dimulai dengan produk, yaitu barang, jasa, perusahaan, lembaga atau
bahkan orang. Namun, penetapan posisi bukanlah kegiatan yang anda lakukan terhadap produk.
Penetapan posisi adalah kegiatan yang anda lakukan terhadap pikiran calon pelanggan (Kotler,
2007:375) .
Positioning merek atau produk adalah posisi dari suatu merek tertentu pada skala merek
bersaing yang sama dan menentukan seberapa tinggi atau rendahnya suatu harga diatur untuknya,
seberapa popular atau eksklusifnya suatu citra sebaiknya ditargetkan, dan seberapa praktis atau
modernnya produk itu akan muncul (Roy Davey & Anthony Jacks, 2001 : 38) .
Positioning diibaratkan sebagai suatu sifat inti merek yang kita yakini dapat membedakan
merek kita dengan yang lain dan mendorong seseorang memilih merek kita. Inilah yang kita
inginkan dari orang lain, yaitu memikirkan, merasakan, dan percaya tentang merek kita (Tom
Brannan, 2005 : 12) .
Positioning merupakan elemen strategi pemasaran yang dapat membuat pasar yang dituju
mempunyai persepsi yang dapat membedakan suatu produk dari para pesaing di benak target pasar.
Tanpa perbedaan yang jelas, suatu produk akan dianggap sama dengan pesaing. Kalau hal itu
terjadi, hal satu-satunya yang dapat digunakan dalam persaingan adalah harga, terutama jika tingkat
penawaran yang ada jauh lebih besar dari tingkat permintaan. Pada dasarnya suatu merek selalu

terikat dengan positioning dan diferensiasi. Sehingga positioning ada harus didukung pula oleh
diferensiasi (Hermawan Kertajaya, 2003: 371-373) .
Berdasarkan definisi-definisi diatas positioning digambarkan sebagai posisi suatu merek di
mana ia dapat terlihat berbeda atau memiliki ciri khas dibandingkan dengan merek-merek lainnya.
Positioning menjadi salah satu strategi perusahaan dalam pemasaran untuk membentuk persepsi
pasar yang dituju atas mereknya. Dengan kondisi pasar yang senantiasa berkembang, perusahaan
harus semakin jeli dalam melihat positioning mereknya di benak pelanggan. Dengan positioning
yang jelas, pelanggan akan semakin mudah untuk melihat perbedaan atas merek yang dapat
memberikan manfaat bagi dirinya atau membuat dirinya tertarik untuk senantiasa menggunakan
merek tersebut.

2. Strategi Positioning
Strategi posisi produk mempunyai pengertian sebagai suatu strategi yang digunakan untuk
menanamkan suatu citra produk dalam benak konsumen sehingga produk tersebut terlihat
dibandingkan dengan produk pesaingnya. Terdapat banyak cara untuk memposisikan suatu produk
atau jasa yang dapat dilakukan oleh pemasar agar produk dapat memiliki posisi yang jelas dan
bernilai di benak konsumen. Bilson Simamora (2001:48) menyebutkan ada beberapa strategi yang
dapat digunakan untuk mewujudkan suatu positioning, di antaranya :
a. Attribute positioning
Suatu tindakan pemasaran untuk memposisikan produk yang ditawarkan kepada konsumen
dengan jalan mengasosiasikan suatu produk dengan atribut tertentu atau karakteristik khusus.
b. Benefit positioning
Suatu tindakan pemasar dengan memposisikan produk yang ditawarkan kepada konsumen
dengan menjadikan produk tersebut sebagai pemimpin dalam manfaat yang akan diperoleh
konsumen dalam menggunakan produk tersebut.
c. Use / application positioning

Suatu cara memposisikan produk sehingga yang terbaik untuk penggunaan tertentu. Cara ini
dapat dilakukan dengan memakai model yang sukses sebagai juru bicara perusahaan untuk
memposisikan produk perusahaan.
d. User positioning
Suatu cara memposisikan produk dengan mengaitkan produk dengan kepribadian atau tipe
pemakainya sehingga merupakan produk yang terbaik untuk kalangan pemakai tertentu.
e. Competitor positioning
Suatu pendekatan tentang posisi produk dengan cara memposisikan produk sebagai yang
terbaik dibanding dengan produk pesaing. Dalam pendekatan ini pemasar dapat secara langsung
membuat perbandingan dengan produk pesaing.
f. Product category positioning
Dalam hal ini produk diklaim sebagai pemimpin dalam kategori produk tertentu.
g. Quality / price positioning
Suatu tindakan pemasaran dengan memposisikan produk yang ditawarkan kepada konsumen
dengan berusaha menciptakan nilai paling besar karena harga murah dengan kualitas lebih baik.
Rancangan dasar positioning tidak hanya menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda,
tetapi memanfaatkan dengan cerdik apa yang ada dalam pikiran pelanggannya dan meningkatkan
hubungan-hubungan yang ada. Hal ini disebabkan oleh pikiran manusia juga memiliki tempat bagi
setiap informasi yang telah dipilih untuk disimpan. Peranan positioning merupakan suatu sistem
yang terorganisasi dalam upaya menemukan suatu hal yang tepat pada waktu yang tepat di dalam
pikiran seseorang. Sehingga peranan positioning adalah membuat agar konsumen selalu ingat akan
produk perusahaan (Agus Mulyono, 2004 : 4).
Positioning menjadi amat penting bagi setiap perusahaan dalam memasarkan produknya
karena dengan positioning yang tepat, perusahaan dapat membedakan dirinya dengan para
pesaingnya sekaligus dapat menarik pasar sasarannya untuk senantiasa menggunakan produk
tersebut.

3. Kesalahan-Kesalahan dalam Positioning


Kotler dan Amstrong (2003 : 259) mengemukakan bahwa terdapat empat macam kesalahan
yang bisa terjadi dalam proses positioning yaitu :
a. Memposisikan terlalu rendah (under positioning).
Produk mengalami posisi terlalu rendah dikarenakan konsumen tidak mengetahui sesuatu
yang khas mengenai produk itu. Produk tidak mempunyai posisi yang jelas sehingga
dianggap sama saja dengan produk lainnya di pasar.
b. Memposisikan terlalu tinggi (over positioning).
Pemasar terlalu sempit memposisikan produknya, sehingga mengurangi minat konsumen
yang ingin masuk ke dalam pasarnya.
c. Posisi yang membingungkan (confused positioning).
Posisi yang membingungkan terjadi karena perusahaan terlalu menekankan terlalu banyak
atribut sehingga konsumen bingung mengenai posisi sebuah produk.
d. Posisi yang meragukan (doubtful positioning).
Produk diragukan kebenaran positioning-nya karena tidak didukung bukti yang memadai.
Hal ini disebabkan bauran pemasaran yang diterapkan tidak konsisten dengan keberadaan
produk.
Kesalahan dalam positioning harus selalu dihindari oleh perusahaan agar konsumen benarbenar dapat melihat ciri khas yang ditawarkan. Untuk itu, perusahaan perlu fokus terhadap atributatribut yang dapat dijadikan keunggulan atas mereknya dibandingkan dengan merek-merek lainnya.
Positioning yang dibuat haruslah jelas, tidak boleh membingungkan dan benar-benar sesuai dengan
produk yang ditawarkan.

B. Persepsi Konsumen

Menurut John C. Mowen & Michael Minor (2002 : 82), terdapat tiga faktor penting yang
mempengaruhi pemrosesan informasi, yaitu : persepsi (perception), tingkat keterlibatan konsumen,
dan memori. Berikut ini akan diperlihatkan diagram sederhana pada gambar 2.1 tentang
pemrosesan informasi.

INPUT INFORMASI

Exposure
Keterlibat
Perhatian
Memori

Proses
Perseps
i

Pemaham

PERSEPSI
Sumber : John C. Mowen, Perilaku Konsumen Jilid 1 Edisi 5, 2002, hal 82.

Gambar 2.1
Model Pemrosesan Informasi Konsumen
Persepsi (perception), adalah proses di mana seseorang diekspos untuk menerima informasi,
memperhatikan informasi tersebut, dan memahaminya. Tahap exposure adalah tahap di mana
konsumen menerima informasi melalui panca inderanya. Selanjutnya, mereka mengalokasikan
kapasitas pemrosesan menjadi rangsangan. Hal ini dinamakan tahap perhatian. Kemudian tahap
selanjutnya adalah tahap pemahaman yang merupakan proses rangsangan panca indera sehingga
mereka dapat memahaminya. (John C. Mowen & Michael Minor, 2002: 82)
Sedangkan persepsi menurut Kotler (2007 : 228) diartikan sebagai proses di mana individu
memilih, merumuskan, dan menafsirkan masukan informasi untuk menciptakan suatu gambaran
yang berarti mengenai dunia.

Jadi pada dasarnya, persepsi adalah bagaimana pembeli memilih, mengorganisir, dan
menginterpretasikan rangsangan pemasaran, seperti iklan, penjualan pribadi, harga dan produk.
Pembeli sangat selektif dalam memilih informasi yang akan diproses. Secara strategis, persepsi
penting dalam membantu manajemen mengevaluasi strategi penentuan posisi yang ada dan
mengubah strategi tersebut.
Sedangkan, menurut Bilson Simamora (2003 : 91-92) setiap individu dapat memberikan
persepsi yang berbeda terhadap rangsangan yang sama karena tiga proses persepsi di bawah ini :
a. Perhatian yang selektif (Eksposur Selektif)
Pada umumnya seseorang dihadapkan pada rangsangan yang jumlahnya sangat banyak setiap
hari dan tidak semua rangsangan ini dapat diterima. Perhatian harus dibuat selektif agar dapat
menarik perhatian konsumen karena pesan yang disampaikan akan hilang, kecuali pesan
tersebut cukup menonjol dibanding pesan-pesan lainnya.
b. Gangguan yang selektif (Distorsi Selektif)
Setiap orang pada dasarnya berusaha menyesuaikan informasi yang masuk dengan
pandangannya. Rangsangan yang diperhatikan konsumen pun tidak selalu seperti yang
dimaksud. Distorsi selektif menggambarkan kecenderungan orang untuk merakit informasi ke
dalam pengertian pribadi sehingga para pemasar harus berupaya untuk memahami susunan
pikiran konsumen dan bagaimana dampak serta interpretasi iklan dan produk mereka di benak
konsumen.
c. Mengingat Kembali secara selektif (Retensi Selektif)
Mengingat yang selektif berarti mereka akan mengingat apa yang dikatakan sebagai keunggulan
suatu produk dan melupakan apa yang dikatakan pesaing. Seseorang lebih cenderung
melupakan apa yang mereka pelajari dan menahan informasi yang mendukung sikap dan
kepercayaan mereka.
Menurut Horovitz (2000 : 3-7), persepsi dapat dipengaruhi oleh tiga faktor, di antaranya :
a. Faktor Psikologis

Faktor ini akan membuat perubahan dalam persepsi konsumen. Perubahan yang dimaksudkan
termasuk memori, pengetahuan, kepercayaan, nilai-nilai yang dianggap konsumen penting dan
berguna.
b. Faktor Fisik
Faktor fisik akan mengubah persepsi konsumen melalui apa yang konsumen lihat dan rasakan.
Faktor fisik dapat memperkuat atau bahkan menghancurkan persepsi konsumen terhadap
kualitas layanan yang diberikan perusahaan.
c. Image yang Terbentuk
Image disini adalah image konsumen terhadap perusahaan atau produk. Perusahaan harus
mampu menciptakan image yang akan membedakannya dari pesaing. Menciptakan image yang
berbeda dan kuat memerlukan kreativitas dan kerja keras. Image yang tercipta haruslah
didukung oleh segala sesuatu yang dilakukan dan dikatakan oleh perusahaan.
Persepsi membentuk sikap pembeli untuk bersikap selektif atas informasi yang diterimanya
mengenai suatu produk. Persepsi menjadi penting dalam membantu perusahaan untuk
mengevaluasi strategi penentuan posisi yang ada maupun mengubah strategi tersebut. Dengan
persepsi konsumen, perusahaan dapat mengetahui hal-hal apa saja yang menjadi kekuatan atau
kelemahan, kesempatan ataupun ancaman bagi produk yang dipasarkan.

C. Penelitian Sebelumnya
M. Arthur (2003) seorang peneliti dan karyawan PT. MN melakukan penelitian dengan
judul Analisis Positioning Merek-merek Sepeda Motor Bebek Berdasarkan Persepsi Konsumen di
wilayah DKI Jakarta dengan tujuan untuk menganalisis persaingan sepeda motor bebek
berdasarkan peta posisi. Pengolahan data dilakukan dengan metode Kyst-MDS, analisis kelompok
merek, dan analisis vektor atribut. Hasil penelitian menunjukkan struktur pasar sepeda motor terdiri
dari tiga kelompok merek yang saling bersaing, yaitu kelompok Honda yang bersaing langsung
dengan Kawasaki, kelompok Suzuki yang bersaing langsung dengan merek Yamaha dan kelompok

Sanex yang tidak mempunyai pesaing langsung. Setiap merek sepeda motor mempunyai
keunggulan atribut sendiri. Honda merupakan merek mempunyai keunggulan pada atribut nilai jual
kembali, kestabilan, konsumsi bahan bakar, keandalan, dan perawatan. Setiap merek sepeda motor
mempunyai peluang masuk ke segmen tertentu. Honda merupakan merek yang mempunyai peluang
besar untuk masuk ke segmen I, II, dan III.
Uus MD Fadli dan Enrico Wijaya (2002) dengan penelitiannya yang berjudul Analisis
Positioning Merek Makanan Siap Saji bertujuan untuk memahami, menganalisis dan menjelaskan
posisi persaingan pemasaran merek (positioning) dari enam merek makanan siap saji (Mc Donalds,
KFC, CFC, Texas Fried Chicken, Wendys, Hoka-Hoka Bento). Data dianalisis menggunakan
analisis faktor dan analisis korespondensi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada tujuh faktor
yang dijadikan acuan pemilihan restoran siap saji, yakni : faktor dasar, faktor selera, faktor suasana
restoran, faktor perhatian khusus, faktor gengsi, faktor sarana parkir, dan faktor ciri khas yang
mudah diingat. Strategi positioning merek makanan siap saji terbagi atas empat posisi yang berbeda
yakni restoran KFC, TFC, MCD masing-masing memiliki perbedaan yang mencolok dibanding
para pesaingnya sedangkan restoran HHB, CFC, dan WED dinilai oleh pelanggan memiliki
kesamaan dalam melakukan positioning.
Kemudian pada penelitian Jauhari Arifin dan Uus MD Fadli (2002) yang diberi judul
Analisis Penetapan Posisi Persaingan Pemasaran Merek sabun Mandi dengan menggunakan
metode peta persepsi (perceptual mapping) Multidimensional scaling (MDS) dan analisis faktor
dinyatakan bahwa setiap merek sabun memiliki faktor dominan yang disukai oleh konsumen. Lux
misalnya karena mudah didapat dan harganya murah, GIV karena cocok dengan kulit, Nuvo karena
bisa digunakan untuk seluruh keluarga, iklannya bagus dan merasa puas dengan produknya,
Medicare cocok dengan kulit dan memiliki kemasan yang menarik. Sedangkan persepsi pelanggan
menunjukkan bahwa setiap merek memiliki strategi positioning yang berbeda. Setiap konsumen
mempunyai persepsi yang berbeda mengenai kelima merek sabun mandi yang diteliti.

D. Kerangka Pemikiran
Perkembangan pesat pada industri telekomunikasi menyebabkan
persaingan bisnis telekomunikasi menjadi sangat ketat. Struktur pasar yang
didominasi oleh pelanggan GSM prabayar menjadikan para operator
telepon seluler khususnya untuk jenis GSM prabayar semakin berlombalomba untuk menambah jumlah pelanggannya dalam kategori ini.
Segmen anak muda atau remaja saat ini tampaknya tidak pernah lepas dari sorotan para
operator seluler, sebuah riset yang pernah dilakukan majalah Hai kepada pembaca yang
dikategorikan anak muda mengatakan kini pembelian pulsa menempati posisi cukup tinggi dan
bahkan sempat mensubstitusi pembelian media cetak. Para anak muda ini dapat menghabiskan
uangnya untuk membelanjakan pulsa berkisar antara Rp 50.000,- hingga Rp 100.000,- per bulan.
Hal ini membuktikan bahwa pada dasarnya anak muda merupakan pasar yang amat potensial bagi
industri telekomunikasi.
Berdasarkan ulasan hasil riset yang dilakukan Pixel tentang kepuasan pelanggan tahun
2005, menunjukkan kondisi persaingan telepon selular sangat didominasi oleh unsur tarif atau
harga. Tampaknya hal ini masih terus

berlanjut hingga saat ini. Bahkan merek-merek yang

awalnya hanya mementingkan kualitas pelayanan maupun ketersediaan akan produk, kini mulai
ikut andil dalam perang tarif. Selain itu, segmen anak muda sekarang juga semakin menjadi incaran
para operator seluler. Hal ini dapat terlihat dari iklan-iklan yang ditawarkan oleh para operator
seluler yang saat ini banyak menggunakan anak muda sebagai icon produknya. Hal ini membuat
positioning SIM card dari masing-masing operator sepertinya kini mulai bergeser.
Dalam persaingan seperti ini, konsekuensi yang harus dihadapi oleh
para operator seluler adalah bagaimana memenangkan persaingan dan
berupaya meningkatkan jumlah pelanggannnya. Para operator perlu
mengetahui faktor-faktor apa saja yang dianggap penting oleh konsumen
dalam memilih SIM card prabayarnya. Hal ini dapat diketahui melalui

metode focus group discussion yang kemudian dilanjutkan dengan analisis


faktor. Hasil dari analisis faktor disebut sebagai atribut determinan yang
nantinya akan dianalisis lebih lanjut bersama dengan merek-merek SIM
card yang teliti.
Untuk melihat posisi masing-masing operator seluler secara tepat
maka hal yang dilakukan adalah mengetahui tanggapan konsumen
terhadap produk SIM card yang ditawarkan. Data yang didapat akan
dianalisis dengan menggunakan metode Correspondence Analysis (CA).
Melalui metode CA akan diperoleh peta persepsi tentang positioning
berbagai merek SIM card GSM prabayar.

Hasil

penelitian

diharapkan dapat digunakan sebagai pertimbangan bagi operator seluler


GSM prabayar dalam melakukan positioning atau repositioning dan
menetapkan strategi pemasaran yang tepat. Berikut ini kerangka pemikiran
penelitian dalam bentuk skema :

Perkembangan
bisnis telep on

Persaingan bisnis
antar operator
Persepsi
konsumen

Atribut
determinan

Metode analisis:
 Analisis Faktor
 Correspondence Analysis
(CA)

Faktor-faktor
yang
dianggap

Positioning SIM
card GSM
prabayar

Penetapan
strategi
Gambar 2.3
Kerangka Pemikiran Operasional Penelitian

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A.

Ruang Lingkup Penelitian


Penelitian terbatas pada tipe responden yang berstatus mahasiswa

FEIS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang menggunakan SIM card GSM
prabayar. Objek yang diteliti adalah produk layanan jasa telepon selular
meliputi tujuh merek SIM card yang menggunakan jenis teknologi GSM
dengan jenis pembayarannya yaitu prabayar serta operatornya terdaftar di
Indonesia, di antaranya : Simpati, Mentari, IM3 Smart, Kartu AS, XL Bebas, XL
Jempol, dan 3 (three).

B.

Metode Penentuan Sampel


Dalam penelitian ini, populasi yang digunakan adalah mahasiswa

reguler Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah

Jakarta.

Sampel

yang

diambil

berasal

dari

mahasiswa

angkatan 2004 sampai dengan angkatan 2007.


Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah

judgement

sampling.

Judgement

sampling

merupakan

pengumpulan data atas dasar strategi kecakapan atau pertimbangan


pribadi

semata

(Abdul

Hamid,

2007:

29).

Peneliti

memilih

sampel

berdasarkan penilaian terhadap beberapa karakteristik anggota sampel


yang disesuaikan dengan maksud penelitian. Adapun responden yang
menjadi target dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Memiliki telepon selular yang digunakan untuk pribadi.

2. Pelanggan telepon selular minimal 1 tahun.


3. Pelanggan SIM card GSM prabayar.
4. Memiliki usia 17 24 tahun.
5. Pria dan wanita yang berstatus mahasiswa FEIS UIN Jakarta.
6. Mengetahui tujuh merek SIM card GSM prabayar yang diteliti.
Pada tahap awal, penelitian dilakukan dengan menggunakan studi eksploratif guna
menentukan atribut-atribut determinan. Metode yang digunakan dalam studi eksploratif
adalah metode Focus Group Discussion (FGD), yaitu dengan mengumpulkan 10 sampai
20 orang responden yang dinilai memiliki pemahaman secara mendalam tentang produk
yang

diteliti

(Suliyanto,

2005:31).

Setelah

terkumpul,

dilakukan

diskusi untuk

menentukan atribut yang akan dimasukkan dalam penelitian.


Kemudian penelitian dilanjutkan dengan melakukan analisis faktor terhadap
atribut-atribut tersebut untuk mendapatkan faktor-faktor yang benar-benar menjadi
pertimbangan konsumen dalam memilih SIM card GSM prabayar sekaligus menguji
validitas faktor-faktor tersebut. Analisis faktor dilakukan dengan melibatkan 30 orang
responden. Setelah faktor-faktor tersebut diperoleh maka penelitian akan dilanjutkan
dengan menggunakan metode Correspondence Analysis (CA) dengan sampel sejumlah 100
orang responden. Menurut David Aaker (2003), jumlah sampel yang pilih sebanyak 100
orang dianggap sudah cukup mewakili populasi yang ada. Dari sini akan diperoleh
perceptual map (peta persepsi) yang akan menggambarkan positioning SIM card GSM
prabayar berdasarkan atribut yang diteliti.

C.

Metode Pengumpulan Data


Dalam hal ini penulis menggunakan kedua jenis data yaitu data primer dan

sekunder yang berkaitan dengan hal yang diteliti.


a. Data Primer

Data primer adalah data yang langsung diperoleh dengan


melakukan penelitian lapangan terhadap responden yang dituju.
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data primer adalah
dengan penyebaran kuesioner. Dalam hal ini responden diminta
mengisi sendiri kuesioner yang dibagikan sehingga responden dapat
mengisi kuesioner tanpa melibatkan

pandangan

subyektif

dari

interviewer. Namun, pada saat pengisian kuesioner ini, responden


tetap didampingi oleh interviewer untuk menghindari kesalahan
yang terjadi dalam pengisian kuesioner.
b. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dengan membaca literatur yang
terkait dengan topik penelitian. Peneliti memperoleh teori dari
berbagai sumber literatur seperti buku, jurnal, artikel di internet,
majalah, dan lain sebagainya.

D.

Metode Analisis
1.

Analisis Faktor
Analisis faktor merupakan analisis statistik yang bertujuan untuk

mengidentifikasi, mengelompokkan, dan

meringkas faktor-faktor

yang

merupakan dimensi suatu variabel, definisi dan sebuah fenomena tertentu


(Bhuono Agung Nugroho, 2005:91).
Nilai validitas dapat diperoleh melalui analisis faktor yang bertujuan
untuk mengetahui apakah indikator yang digunakan untuk mengukur suatu

variabel memang menjelaskan variabel tersebut. Analisis faktor juga dapat


dipergunakan untuk mengidentifikasi suatu set variabel yang penting dari
suatu set variabel yang lebih banyak jumlahnya untuk dipergunakan di
dalam

analisis

multivariat

selanjutnya.

Analisis

faktor

juga

banyak

aplikasinya dalam riset pemasaran. Misalnya di dalam riset produk, analisis


faktor dapat dipergunakan untuk menentukan atribut atau karakteristik
merek yang mempengaruhi pilihan pelanggan/pembeli. Selain itu analisis
faktor

juga

dapat

mengidentifikasi

digunakan

variabel

yang

di

dalam

mendasari

segmentasi
yang

pasar

untuk

dipergunakan

untuk

mengelompokkan pelanggan (Supranto, 2004: 114-115).


Langkah-langkah yang dipergunakan dalam analisis faktor adalah
sebagai berikut (Supranto, 2004 : 122-136) :
a. Merumuskan masalah faktor analisis dan mengidentifikasi variabelvariabel asli yang akan dianalisis faktor.
Merumuskan masalah meliputi beberapa hal, yaitu tujuan analisis faktor
yang harus dididentifikasi, variabel yang akan dipergunakan di dalam
analisis faktor, pengukuran variabel berdasarkan skala interval, dan
banyaknya elemen sampel yang memadai.
b. Menentukan suatu matriks korelasi dari variabel-variabel yang dibentuk.
Agar analisis faktor bisa tepat dipergunakan variabel-variabel yang akan
dianalisis harus berkorelasi. Apabila koefisien korelasi antar v ariabel
terlalu kecil, hubungan lemah, analisis faktor tidak tepat. Statistik formal
yang tersedia untuk menguji ketepatan model faktor adalah sebagai
berikut :
1) Bartletts Test of Sphericity.

Statistik ini bisa dipergunakan untuk menguji hipotesis bahwa variabel


tak berkorelasi di dalam populasi. Dengan kata lain, matriks korelasi
populasi merupakan matriks identitas. Uji statistik ini didasarkan pada
suatu transformasi chi-square.
2) Kaiser Meyer Oklin (KMO).
Statistik ini mengukur kecukupan sampling (sampling adequancy).
Indeks ini membandingkan besarnya koefisien korelasi terobservasi
dengan besarnya koefisien korelasi parsial. Nilai KMO yang kecil
menunjukkan bahwa korelasi antar pasangan variabel tidak bisa
diterangkan oleh variabel lainnya dan analisis mungkin tidak tepat.
Nilai KMO

antara 0,5-1,0 berarti analisis faktor tepat, kalau kurang

dari 0,5 analisis faktor dikatakan tidak tepat.


c. Menentukan metode analisis faktor yang dipilih.
Terdapat dua cara atau metode yang dapat dipergunakan dalam
analisis faktor, yaitu sebagai berikut :
1) Principal component analysis atau metode analisis komponen utama.
Dalam metode ini, jumlah varian dalam data dipertimbangkan.
Diagonal matriks korelasi terdiri dari angka 1 (satu) dan full variance
dibawa ke dalam matriks faktor. Metode ini dianjurkan jika tujuannya
akan memperkecil jumlah variabel asli dan akan dipergunakan untuk
membuat analisis multivariat lainnya.
2) Common factor analysis atau metode analisis faktor umum.
Di dalam metode ini faktor diestimasi hanya didasarkan pada
common variance, communalities dimasukkan di dalam matriks
korelasi. Communality adalah jumlah varian yang disumbangkan oleh

suatu variabel dengan seluruh variabel lainya dalam analisis. Metode


ini dianggap tepat kalau tujuan utamanya ialah mengidentifikasi
dimensi yang mendasari dan

common variance yang menarik

perhatian.
d. Peneliti menentukan banyaknya faktor yang akan disarikan (extracted)
dari variabel yang banyak tersebut. Penentuan dapat didasarkan pada
persentase varian. Pada pendekatan ini disarankan bahwa ekstraksi
faktor dihentikan kalau kumulatif persentase varian sudah mencapai
paling sedikit 60 % atau 75% dari seluruh varian variabel asli.
e. Menginterpretasikan faktor hasil rotasi.
Interpretasi dapat dipermudah yaitu dengan mengidentifikasi v ariabel
yang memiliki nilai muatan (loading) yang besar pada faktor yang sama.
Faktor tersebut kemudian dapat diinterpretasikan menurut variabelvariabel yang mempunyai nilai loading yang tinggi dengan faktor
tersebut. Bantuan di dalam interpretasi yang berguna lainnya adalah
membuat plot v ariabel dengan menggunakan factor loading sebagai
titik koordinat. Variabel pada ujung atau akhir suatu sumbu adalah
variabel yang mempunyai high loading pada faktor tertentu, misalnya F1
dan F2. Oleh karena itu, kita bisa menyimpulkan bahwa faktor tersebut
terdiri dari variabel-variabel tersebut.
Pada dasarnya, analisis faktor memiliki model yang hampir mirip
dengan analisis regeresi berganda, hanya saja pada analisis faktor tidak
terdapat konstanta. Jika variabel-variabel dibakukan, model analisis faktor
bisa ditulis sebagai berikut (Malhotra, 2004:569):
X i = Ai1 F1 + Ai2 F 2 + Ai3 F 3 + . + Aim F m + Vi Ui

Keterangan :
Xi

= variabel ke i yang dibakukan (rata-ratanya nol, standar dev iasinya

satu).
Aij = koefisien regresi parsial yang dibakukan untuk variabel i pada
common
factor ke j.
F

= common factor ke j.

Vi

= koefisien regresi yang dibakukan untuk variabel ke i pada faktor yang

unik
ke i (unique factor)
Ui

= faktor unik variabel ke i.

m = banyaknya common factor.


Faktor yang unik tidak berkorelasi dengan sesama faktor yang unik
dan juga tidak berkorelasi dengan common factor. Common factor sendiri
bisa dinyatakan sebagai kombinasi linier dari variabel-variabel yang
terobservasi/terlihat.
F i = Wi 1 X 1 + Wi2 X 2 + Wi 3 X 3 + + Wik X k
Keterangan :
Fi

= perkiraan faktor ke-i

Wi = koefisien skor faktor ke-i


k

= banyaknya variabel
Faktor

pertama

menyerap

sebagian

besar

varian

dari

seluruh

variabel, kemudian faktor kedua menyerap sebagian besar sisa varian dari
variabel

setelah

diperoleh

faktor

pertama.

Faktor

ketiga

menyerap

sebagian besar sisa v arian dari variabel setelah diperoleh faktor pertama

dan faktor kedua dan begitu seterusnya. Faktor yang diperoleh merupakan
variabel baru yang tidak berkorelasi antara satu faktor dengan faktor
lainnya. Selain itu, banyaknya faktor juga lebih sedikit daripada v ariabel asli
sebab analisis faktor memang mereduksi variabel yang banyak menjadi
variabel yang lebih sedikit.

2.

Analisis Reliabilitas
Reabilitas menunjukkan tingkatan di mana suatu skala menghasilkan

hasil yang konsisten jika pengukuran dilakukan berulang kali. Oleh karena
itu, realibilitas dapat digambarkan sebagai tingkatan di mana pengukuran
bebas dari segala kesalahan (Malhotra, 2006:273). Reabilitas menjadi
ukuran suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab hal
yang ada kaitannya dengan konstruk pertanyaan yang merupakan dimensi
suatu variabel dan disusun dalam sebuah kuesioner.
Untuk

mengetahui

reliabilitas

kuesioner

dalam

penelitian

ini

digunakan pendekatan pengukuran reliabilitas konsistensi internal. Konsep


reliabilitas menurut pendekatan ini adalah konsistensi di antara butir-butir
pernyataan

dalam

suatu

instrumen.

Tingkat keterkaitan

antara butir

pernyataan dalam suatu instrumen untuk mengukur konstruk tertentu


menunjukkan

tingkat

reliabilitas

konsistensi

internal

instrumen

yang

bersangkutan. Dalam pengukurannya, peneliti hanya memerlukan sekali


pengujian

dengan

teknik

statistik

tertentu

terhadap

skor

jawaban

responden yang dihasilkan dari penggunaan instrumen yang bersangkutan.

Teknik yang dipilih untuk digunakan dalam penelitian ini adalah


dengan menghitung Cronbachs Alpha. Menurut Malhotra (2006: 274)
sebaiknya reabilitas suatu variabel memiliki Cronbachs Alpha lebih dari 0,6.

3.

Correspondence Analysis (CA)


Dalam penelitian ini teknik positioning yang digunakan adalah teknik

pemetaan yang biasa disebut dengan peta persepsi (perceptual map).


Peta persepsi menurut David W. Cravens (1996: 166) merupakan teknik riset
yang berguna untuk menunjukkan bagaimana merek dipandang oleh
pembeli dari berbagai kriteria. Analisis ini berguna untuk memilih strategi
penentuan sasaran pasar dan memutuskan bagaimana menentukan posisi
produk dan merek untuk melayani sasaran pasar yang terpilih. Salah satu
teknik analisis yang biasa digunakan untuk menentukan positioning adalah
Correspondence Analysis (CA). Teknik ini menggambarkan atribut-atribut
produk berdasarkan persepsi dan preferensi konsumen terhadap merek.
Correspondence Analysis (CA) hanya dapat menganalisis data
nonmetrik

yaitu

data

nominal

dan

ordinal.

Namun,

CA

mampu

menempatkan objek pada map, sekaligus dengan atribut-atribut objek


tersebut sehingga memberikan informasi yang relatif lebih lengkap (Singgih
Santoso, 2002:321).
Manfaat Correspondence Analysis (CA) dibandingkan dengan teknik
penskalaan

multidimensional

ialah

bahwa

CA

akan

mengurangi

permintaan pengumpulan data yang dibebankan kepada responden,


sebab hanya data binary atau kategoris yang diperoleh. Responden hanya
ditanya untuk memeriksa atribut mana yang cocok untuk beberapa merek.

Merek dan atribut kemudian ditayangkan di dalam ruang multidimensi


yang sama (Supranto, 2004:195-196).
Data penelitian ini akan dianalisis dengan menggunakan program
komputer SPSS versi 15.0.

E.

Operasional Variabel Penelitian


Dalam penelitian ini, hal yang diteliti adalah positioning SIM card

GSM prabayar yang ada. Dalam hal ini, yang menjadi v ariabel-v ariabel
penelitian diantaranya :
a.

Tujuh merek SIM card GSM prabayar, diantaranya : Simpati, Mentari,


IM3 Smart, XL Bebas, XL Jempol, Kartu AS, dan 3 (Three).

b.

Atribut-atribut

determinan

dari

SIM

card

GSM

prabayar

yang

merupakan hasil dari Focus Group Discussion (FGD).


Skala yang dipergunakan dalam kuesioner adalah skala likert yang
menghasilkan data ordinal, yaitu data yang dinyatakan dalam bentuk
kategori, namun posisi data tidak sama derajatnya karena dinyatakan
dalam skala peringkat (Kuncoro Mudrajad, 2003 : 125). Variabel-variabel
yang digunakan dalam metode CA dapat dilihat dalam tabel berikut ini :

Tabel 3.3
Penilaian Atribut-Atribut Determinan Berdasarkan Merek SIM card GSM
Prabayar yang Ditawarkan
1. Atribut Determinan Hasil FGD
Merek SIM card
1. Simpati
2. Mentari
3. IM3 Smart

Tingkat Penilaian
2
3
4
5

4.
5.
6.
7.

XL Bebas
XL Jempol
Kartu As
3 (three)

Keterangan

1 : sangat tidak setuju


2 : tidak setuju
3 : kurang setuju
4 : cukup setuju
5 : setuju
6 : sangat setuju

BAB IV
PENEMUAN DAN PEMBAHASAN

A.

Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian


1. Profil Perusahaan Operator Seluler
a. Telkomsel
Telkomsel

menjadi

operator

jasa

telekomunikasi

selular

yang

terkemuka di Indonesia. Pada akhir Maret 2008, Telkomsel mempunyai 51.3


juta pelanggan. Berdasarkan statistik industri, hal ini berarti mewakili suatu
pangsa pasar yang diperkirakan sekitar 51%. Telkomsel menyediakan jasa
GSM selular di Indonesia, dan secara internasional bermitra dengan 155
negara-negara. Pada bulan September 2006, Telkomsel menjadi operator
yang pertama di Indonesia yang meluncurkan jasa 3G.
Perusahaan
langganannya

Telkomsel

dengan

pilihan

menyediakan
SIM

card

pilihan
GSM

untuk

prabayar

para
maupun

pascabayar. Untuk SIM card prabayar terdapat pilihan merek yaitu Simpati
dan Kartu AS sedangkan untuk pascabayar tersedia Kartu Halo.
Operasi Telkomsel di Indonesia sudah tumbuh sejak peluncurannya
pada 26 Mei 1995. Pada bulan November 1997, Telkomsel menjadi operator
telekomunikasi selular yang pertama di

Asia untuk memperkenalkan

layanan GSM prabayar. Pendapatan Telkomsel sudah tumbuh dari Rp 3.59


trilyun pada tahun 2000 ke Rp 44.38 trilyun pada tahun 2007. Pada periode
yang sama, total jumlah para langganan selular Telkomsel meningkat dari

sekitar 1.7 juta pada 31 Desember 2000 ke 47.9 juta

pada 31 Desember

2007.
Telkomsel mempunyai pemenuhan jaringan paling besar dari semua
operator selular di Indonesia. Telkomsel menyediakan pemenuhan jaringan
untuk sekitar 95% dari populasi Indonesia dan menjadi satu-satunya
operator

di

Indonesia

yang

jangkauan

wilayahnya

meliputi

semua

kabupaten dan semua kecamatan di Sumatra, Jawa, dan Bali.

b. Indosat
PT

Indosat,

Tbk

didirikan

pada

tahun

1967

sebagai

investasi

perusahaan asing dalam penyediaan jasa telekomunikasi internasional di


Indonesia. Indosat memulai operasinya di tahun 1969 dengan peresmian di
Jatiluhur. Pada tahun 1980, Pemerintah Indonesia memperoleh semua
saham Indosat, yang kemudian menjadi suatu Badan Usaha Milik Negara
(BUMN).
PT Indosat, Tbk menyediakan pilihan untuk para langganannya
dengan pilihan SIM card GSM prabayar maupun pascabayar. Untuk SIM
card prabayar terdapat pilihan merek yaitu Mentari dan IM3 sedangkan
untuk pascabayar tersedia Matrix.
Pada November 2003, PT Indosat, Tbk mengikuti penandatanganan penggabungan
Satelindo, IM3 dan Bimagraha ke dalam Indosat. Indosat diposisikan menjadi penyedia
telekomunikasi yang melayani dengan jajaran produk yang menyeluruh di Indonesia. Ini
diikuti oleh suatu perubahan bentuk program menyeluruh yang diluncurkan di tahun 2004,
mencakup didalamnya sumber daya manusia, teknologi, budaya perusahaan dan nilai-nilai.

Indosat menjadi operator seluler paling besar kedua dengan 16.704.639 pelanggan
pada akhir 2006. Indosat meluncurkan 3.5G nya untuk daerah Jakarta dan Surabaya pada
bulan November 2006. Indosat 3.5G memungkinkan para langganan untuk menikmati
suara dan video dengan mutu lebih baik, mempercepat data atau akses internet sampai
kepada 3.6 Mbps atau sekitar 9 kali lebih cepat dari standar layanan 3G.
Tahun 2007 adalah satu tahun yang terbaik bagi Indosat dalam kaitannya dengan
hasil operasional, peningkatan dan perluasan jaringan, produk dan jasa inovasi, dan
layanan pelanggan. Pelanggan Indosat telah mencapai 24.5 juta pelanggan.
c. Excelcomindo Pratama

(XL)

Excelcomindo Pratama memiliki produk dengan nama-nama produk


yaitu

Jempol, Bebas, Xplor dan Business Solutions. Filosofi perusahaan XL

adalah berupaya sepenuhnya untuk bisa memenuhi kebutuhan para


pelanggan melalui layanan yang berkualitas tinggi. Produk-produk yang
ada, baik untuk perorangan maupun untuk perusahaan diciptakan untuk
memenuhi kebutuhan para pelanggan. XL patut merasa bangga sebagai
suatu perusahaan yang inovatif dan selalu mampu menghadirkan berbagai
macam produk maupun layanan melalui teknologi yang tepat guna
memuaskan pelanggan dalam berkomunikasi.
Disamping hubungan yang baik dengan pelanggan, XL juga memiliki
hubungan yang baik dengan masyarakat sekitar. XL percaya akan
perlunya

pembangunan

masyarakat

secara

berkesinambungan

guna

menciptakan lingkungan bisnis yang kondusif. Sebagai bentuk tanggung


jawab dari kalangan industri, XLsangat berkomitmen untuk menciptakan
nilai tambah pada pemegang sahamnya dan juga berkomitmen untuk
berpartisipasi dalam pembangunan masyarakat Indonesia. Hal diatas

diwujudkan melalui program-program sosial perusahaan (CSR program)


yang difokuskan pada pendidikan dan kegiatan sosial lainnya dalam
payung XL CSR.
Nilai-nilai yang dianut oleh XL diantaranya : Integrity, team work,
service excellent. Integrity dimaksudkan agar segenap jajaran pimpinan
dan karyawan XL memiliki kemampuan untuk jujur dalam berbicara dan
bertindak, konsisten antara pikiran, perkataan dan perbuatan, adil dalam
memperlakukan pihak lain, dan berdedikasi terhadap perusahaan serta
dapat dipercaya dalam mengemban amanat maupun menjalankan tugas.
Sedangkan team work dimaksudkan agar segenap jajaran pimpinan dan
karyawan XL senantiasa berpikiran positif dan terbuka terhadap masukan
orang lain, menghargai perbedaan, peduli terhadap pihak lain, komunikatif
dalam membangun pengertian yang sama, dan berbagi pengetahuan dan
keterampilan.
pimpinan

Dalam

dan

usaha

karyawan

XL

memberikan

layanan

mencerminkan

bahwa

unggul,
XL

perilaku

fokus

pada

pelanggan dalam pengambilan keputusan dan tindakan, berorientasi


pada solusi terbaik, efisien dan efektif dalam menghasilkan solusi, sepenuh
hati dalam menjalankan tugas, berorientasi pada kualitas atas produk dan
jasa yang diberikan, dan proaktif dalam bertindak serta inovatif dan kreatif
dalam memberikan solusi.
Di tahun 2007, XL dengan sukses memperluas dan meningkatkan
jaringan serat optik di beberapa kota besar di Indonesia. Untuk Pulau Jawa
dimana terdapat lebih dari 62% pelanggan, XL telah mempunyai jaringan
serat optik yang terdiri dari jaringan utama (backbone) dan jaringan
penghubung

(ring).

Serat

optik

berkapasitas

tinggi

ini

membentang

sepanjang jalan kereta api di pulau Jawa, dari Jawa Barat hingga
Surabaya dan Pasuruan di Jawa Timur. Sepanjang tahun 2007, XL telah
menginstalasi lebih dari 3.000 km jaringan optik sehingga total jaringan
serat optik (kabel laut dan darat) adalah lebih dari 9.000 km.
Sementara itu, XL telah membangun kabel bawah laut dengan
kapasitas terpasang hingga 10 gigabytes per detik dari Jawa Timur ke Bali,
Nusa Tenggara, dan berakhir di Sulawesi Selatan. Perseroan juga memiliki
kabel

bawah

laut

yang

menghubungkan

Sulawesi

Tengah

dengan

Sangatta di Kalimantan. Jaringan kabel bawah laut di Ancol, Jakarta Utara


terhubung dengan Batam yang melalui Pulau Bangka dilanjutkan ke
kepulauan Riau lalu ke Jambi dan berakhir di Batam. Di Sumatera, XL telah
membangun jaringan yang menghubungkan kota-kota besar di sepanjang
Sumatera. Jaringan utama di Sumatera akan dihubungkan ke Pulau Jawa
melalui kabel bawah laut dari Anyer ke Kalianda yang sedang dalam
proses pembangunan.
Sehubungan dengan perluasan jaringan transmisi, XL telah berhasil
mengaplikasikan teknologi terbaru dengan membangun jaringan multipleks
berkapasitas sangat tinggi (10 Gbps) DWDM Network, MPLS dan NGN
Network disamping teknologi TDM konvensional yang sudah ada seperti
PDH, SDH dan C-WDM.
d. Hutchison CP Telecommunications Indonesia
Hutchison
layanan

Telecom International

telekomunikasi

terbesar

di

adalah
dunia,

salah

yang

satu

memiliki

perusahaan
visi

untuk

memberikan layanan komunikasi hari esok pada masyarakat ini. Dari visi
inilah Hutchison CP Telecommunications Indonesia (HCPT) dibentuk dan

untuk merealisasikan visi tersebut, HCPT mengoperasikan layanan 2G dan


3G di Indonesia di bawah bendera 3.
3

memang

telekomunikasi

nama

selular.

yang

Merek

cukup
3

unik

sendiri

untuk

diciptakan

sebuah
agar

layanan
3

dapat

diaplikasikan ke berbagai negara dengan masyarakat yang berbeda.


Merek ini harus dapat beradaptasi dengan budaya lokal namun tetap
menjaga identitasnya. Karena itulah 3 disebut Three di Inggris, Australia dan
Irlandia, Tre di Italia, Drei di Austria dan di Indonesia kami bangga disebut
Tri. 3 bukan hanya sekedar nomor, lebih dari sekedar layanan 3G/2G. 3
memberikan layanan-layanan yang menjawab semua yang Anda inginkan.
3 melintasi perbedaan bahasa, budaya dan teknologi. Dengan karakternya
yang unik, 3 berusaha membebaskan konsumennya dari semua limitasi dan
mewujudkan keinginan yang mungkin tidak pernah terlintas di pikiran para
konsumennya.

2. Profil Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah


Nama IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta resmi berubah menjadi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta dengan dikeluarkannya Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 031 tanggal 20 Mei
2002. Peresmiannya dilakukan oleh Wakil Presiden Republik Indonesia, Hamzah Haz, pada 8 Juni
2002 bersamaan dengan upacara Dies Natalis ke-45 dan Lustrum ke-9 serta pemancangan tiang
pertama pembangunan Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta melalui dana Islamic Development
Bank (IDB).
Sebagai bentuk re-integrasi ilmu, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sejak tahun akademik
2002/2003 menetapkan nama-nama fakultas sebagai berikut:

1. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan


2. Fakultas Adab dan Humaniora
3. Fakultas Ushuluddin dan Filsafat
4. Fakultas Syariah dan Hukum
5. Fakultas Dakwah dan Komunikasi
6. Fakultas Dirasat Islamiyah
7. Fakultas Psikologi
8. Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
9. Fakultas Sains dan Teknologi
10. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
11. Sekolah Pascasarjana

a. Visi
Menjadikan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai lembaga pendidikan tinggi terkemuka dalam
mengintegrasikan aspek keilmuan, keislaman dan keindonesiaan.

b. Misi
1. Menghasilkan sarjana yang memiliki keunggulan kompetitif dalam
persaingan global;
2. Melakukan reintegrasi epistimologi keilmuan;
3. Memberikan landasan moral terhadap pengembangan iptek dan
melakukan pencerahan dalam pembinaan imtaq;
4. Mengembangkan keilmuan melalui kegiatan penelitian;
5. Memberikan
masyarakat.

kontribusi

terhadap

peningkatan

kualitas

hidup

c. Tujuan
1. Menyiapkan

peserta

didik

menjadi

anggota

masyarakat

yang

memiliki kemampuan akademik dan/atau profesional yang dapat


menerapkan,

mengembangkan

pengetahuan,

bidang

dan/atau

keagamaan,

sosial

menciptakan
maupun

sains

ilmu
dan

teknologi;
2. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan agama,
sosial dan sains teknologi serta mengupayakan penggunaannya
untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya
kebudayaan nasional.

d. Motto
Sejak 2007 UIN Syarif Hidayatullah menetapkan motto Knowledge (pengetahuan), Piety
(kesalehan), Integrity (integritas). Motto ini pertama kali disampaikan Rektor UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, dalam pidato Wisuda Sarjana ke-67 tahun
akademik 2006-2007.
1. Knowledge mengandung arti bahwa UIN Syarif Hidayatullah memiliki komitmen menciptakan
sumber daya insani yang cerdas, kreatif, dan inovatif. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
berkeinginan memainkan peranan optimal dalam kegiatan pembelajaran dan penemuan hasilhasil riset kepada masyarakat. Komitmen tersebut merupakan bentuk tanggung jawab UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta dalam membangun sumber insani bangsa yang mayoritas adalah
Muslim. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ingin menjadi sumber perumusan nilai keislaman
yang sejalan dengan kemodernan dan keindonesiaan. Oleh karena itu, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta menawarkan studi-studi keislaman, studi-studi sosial, politik, dan ekonomi serta sains,
dan teknologi modern termasuk kedokteran dalam perspektif integrasi ilmu.

2. Piety mengandung pengertian bahwa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki komitmen
mengembangkan inner quality dalam bentuk kesalehan di kalangan sivitas akademika.
Kesalehan yang bersifat individual (yang tercermin dalam terma habl min Allah) dan kesalehan
sosial (yang tercermin dalam terma habl min al-nas) merupakan basis bagi sivitas akademika
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam membangun relasi sosial yang lebih luas.
3. Integrity mengandung pengertian bahwa sivitas akademika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
merupakan pribadi yang menjadikan nilai-nilai etis sebagai basis dalam pengambilan keputusan
dan perilaku sehari-hari. Integrity juga mengandung pengertian bahwa sivitas akademika UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki kepercayaan diri sekaligus menghargai kelompokkelompok lain. Dalam motto Knowledge (pengetahuan), Piety (kesalehan), Integrity (integritas)
terkandung sebuah spirit untuk mewujudkan kampus madani, sebuah kampus yang
berkeadaban, dan menghasilkan alumni yang memiliki kedalaman dan keluasaan ilmu,
ketulusan hati, dan kepribadian kokoh.
Hingga tahun 2008 wisuda ke-72 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta telah menghasilkan
alumni sebanyak 36.099 orang, terdiri atas 19.174 Sarjana Strata Satu (S1), 1.273 Sarjana Magister
(S2), dan 426 Sarjana Doktor (S3). UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terus berupaya menyiapkan
peserta didiknya menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan
profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan atau menciptakan ilmu pengetahuan
keagamaan dan ilmu ilmu terkait lainnya dalam arti yang seluas-luasnya.

B.

Penemuan dan Pembahasan


1. Focus Group Discussion (FGD)
Metode Focus Group Discussion (FGD) telah dilakukan terhadap 20

orang yang merupakan mahasiswa FEIS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.


Hasil yang diperoleh berupa temuan atribut SIM card GSM prabayar yang

berjumlah 16 atribut. Adapun atribut-atribut tersebut adalah sebagai


berikut :
a. Jangkauan yang luas
b. Sinyal yang kuat dan stabil
c. Fitur yang lengkap
d. Harga pulsa yang murah ke semua operator
e. Harga pulsa sesuai kualitas
f. Bebas biaya roaming
g. Harga paket perdana murah
h. Voucher isi ulangnya bervariasi
i. Layanan operatornya memuaskan
j. Perusahaannya terkenal dan terpecaya
k. Mereknya bergengsi
l. Banyak dipakai orang
m. Iklan yang menarik
n. Banyak memberikan bonus pulsa
o. Kartu perdananya mudah didapat
p. Voucher isi ulangnya ada di mana-mana

2. Uji Validitas dan Reliabilitas


a. Uji Validitas dengan Analisis Faktor
Analisis faktor dilakukan untuk menguji validitas dalam penelitian ini
dan sekaligus untuk mendapat faktor-faktor yang benar-benar menjadi
pertimbangan responden dalam memilih SIM card GSM prabayar. Tujuan uji
validitas adalah untuk mengetahui apakah pernyataan-pernyataan yang

digunakan dalam kuesioner merupakan gambaran dari variabel yang


hendak diukur. Variabel-variabel tersebut terdiri dari 16 pernyataan yang
dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini :

Tabel 4.1
Variabel-Variabel Sebelum Direduksi
Nama

Pernyataan

Variabel
Variabel1

Jangkauan yang luas

Variabel2

Sinyal yang kuat dan stabil

Variabel3

Fitur yang lengkap

Variabel4

Harga pulsa yang murah ke semua


operator

Variabel5

Harga pulsa sesuai kualitas

Variabel6

Bebas biaya roaming

Variabel7

Harga paket perdana murah

Variabel8

Voucher isi ulangnya bervariasi

Variabel9

Layanan operatornya memuaskan

Variabel10

Perusahaannya

terkenal

dan

terpecaya
Variabel11

Mereknya bergengsi

Variabel12

Banyak dipakai orang

Variabel13

Iklan yang menarik

Variabel14

Banyak memberikan bonus pulsa

Variabel15

Kartu perdananya mudah didapat

Variabel16

Voucher

isi

mana-mana
Sumber : Riset peneliti

ulangnya

ada

di

Untuk dapat mengetahui faktor-faktor yang benar-benar menjadi


pertimbangan responden dalam memilih SIM card GSM prabayar, peneliti
membagikan kuesioner yang berisikan keenambelas variabel di atas
kepada 30 responden. Setelah data-data yang diperlukan terkumpul maka
dilakukan tahapan selanjutnya yaitu tahap analisis dengan menggunakan
analisis faktor.
Langkah awal

dalam analisis faktor yaitu

menentukan apakah

keenambelas atribut tersebut layak untuk diproses lebih lanjut. Hal ini
dilakukan dengan melakukan serangkaian tes yang dikenal dengan KMO
MSA dan tabel Anti Image Matrices.
Tabel 4.2
KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of
Sampling Adequacy.
Bartlett's Test
of Sphericity

Approx. ChiSquare
df
Sig.

.489
263.76
6
120
.000

Sumber : Ri set peneliti

Hasil temuan pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa nilai KMO MSA
sebesar 0,489 atau kurang dari 0,5. Hal ini berarti analisis faktor dianggap
tidak layak. Untuk itu, pada perhitungan tabel Anti Image Matrices (dapat
dilihat pada bagian lampiran output) khususnya pada bagian anti image
correlation di mana terlihat sejumlah angka yang membentuk diagonal
bertanda a yang variabel-variabelnya memiliki korelasi kurang dari 0,5
harus dikeluarkan dari analisis faktor. Hasil perhitungan Anti Image Matrices
dalam analisis faktor menunjukkan terdapat 9 variabel yang memiliki nilai

korelasi kurang dari 0,5. Variabel-variabel tersebut dapat dilihat pada tabel
4.3 berikut ini :

Tabel 4.3
Variabel-Variabel yang Memiliki Korelasi Kurang dari 0,5
Nama
Variabel
Variabel4

Pernyataan
Harga

pulsa

yang

murah

ke

Nilai Anti
Image
0,414

semua operator
Variabel6

Bebas biaya roaming

0,232

Variabel7

Harga paket perdana murah

0,405

Variabel8

Voucher isi ulangnya bervariasi

0,495

Variabel12 Banyak dipakai orang

0,367

Variabel13 Iklan yang menarik

0,474

Variabel14 Banyak memberikan bonus pulsa

0,399

Variabel15 Kartu

0,303

perdananya

mudah

didapat
Variabel16 Voucher

isi

ulangnya

ada

di

0,353

mana-mana
Sumber : Riset peneliti

Setelah kesembilan variabel tersebut dikeluarkan maka analisis faktor


dilakukan

kembali

terhadap

ketujuh

variabel

yang

tersisa.

Hasilnya

menunjukkan bahwa ketujuh variabel tersebut valid dan memiliki nilai KMO

MSA sebesar 0,740 atau lebih dari 0,5 yang berarti atribut-atribut tersebut
dapat diproses lebih lanjut dalam analisis faktor.
Tabel 4.4
KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of
Sampling Adequacy.
Bartlett's Test
of Sphericity

Approx. ChiSquare
df
Sig.

.740
116.73
7
21
.000

Sumber : Riset peneliti

Variabel-variabel yang memiliki nilai korelasi lebih dari 0,5 dapat


dilihat pada tabel 4.5 berikut :
Tabel 4.5
Variabel-Variabel yang Memiliki Korelasi Lebih dari 0,5
Nama
Variabel

Nilai
Anti Image
Correlation
0,775

Pernyataan

Variabel1

Jangkauan yang luas

Variabel2

Sinyal yang kuat dan stabil

0,716

Variabel3

Fitur yang lengkap

0,864

Variabel5

Harga pulsa sesuai kualitas

0,618

Variabel9

Layanan

0,686

operatornya

memuaskan
Variabel10

Perusahaannya

terkenal

dan

0,812

terpecaya
Variabel11

Mereknya bergengsi

0,670

Sumber : Riset Peneliti

Berdasarkan hasil analisis faktor yang telah dilakukan dapat terlihat


bahwa ketujuh atribut tersebut dapat direduksi ke dalam 2 faktor. Kedua
faktor yang terbentuk dapat menjelaskan 72,699% dari total variasi data.

Hasil penelitian ini berarti menunujukkan bahwa pemilihan kartu prabayar


dapat dijelaskan dengan baik oleh kedua faktor sedangkan sisanya
37,301% kemungkinan dibentuk oleh variabel-variabel lain yang belum
ditemukan pada penelitian ini. Hal ini ditujukan oleh tabel Total Variance
Explained (tabel 4.6) berikut ini.

Tabel 4.6
Total Variance Explained

Compon
ent
1
2
3
4

Initial Ei genvalues
% of
Varian Cumulativ
Total
ce
e%
4.012
57.311
57.311
1.077
.910

15.388
12.998

72.699
85.697

.426

6.090

91.787

5
6

.230
.211

3.279
3.018

95.066
98.084

.134

1.916

100.000

Extraction Sums of
Squared Loadings
% of
Varian Cumulativ
Total
ce
e%
4.012
57.311
57.311

Rotati on Sums of Squared


Loadings
% of
Varian Cumulativ
Total
ce
e%
2.830
40.422
40.422

1.077

2.259

15.388

72.699

32.277

72.699

Sumber : Riset Peneliti

Kemudian langkah selanjutnya adalah mengetahui distribusi ketujuh


atribut SIM card GSM rabayar tersebut. Tabel 4.7 yaitu tabel Rotated
Component

Matrix

di

bawah

ini

akan

membantu

pendistribusian atribut tersebut.


Tabel 4.7
Rotated Component Matrix(a)

Var1
Var2

Component
1
2
.907
.226
.866
.111

menjelaskan

Var3
Var5
Var9
Var1
0
Var1
1

.813
.037
.349

.366
.875
.826

.564

.502

.393

.603

Sumber : Riset peneliti

Berdasarkan tabel tersebut, pendistribusian atribut SIM card GSM


prabayar ke dalam 2 faktor adalah sebagai berikut :
a. Faktor 1 terdiri atas jangkauan luas (variabel 1), sinyal kuat dan
stabil (variabel 2), fitur lengkap (variabel 3), dan perusahaan
terkenal dan terpecaya (variabel 10).
b. Faktor 2 terdiri atas harga pulsa sesuai kualitas (variabel 5),
layanan operator memuaskan (v ariabel 9), dan merek bergengsi
(variabel 11).
Faktor 1 dan faktor 2 tersebut selanjutnya diberi nama sesuai dengan
atribut-atribut yang terkandung di dalamnya. Faktor 1 dinamakan faktor
teknologi karena terdiri dari atribut-atribut yang memerlukan kecanggihan
teknologi untuk mewujudkannya seperti jangkauan luas, sinyal kuat dan
stabil, dan fitur lengkap. Selanjutnya, faktor 2 dinamakan faktor prestise
karena atribut-atribut seperti harga pulsa sesuai kualitas, layanan operator
memuaskan, dan merek bergengsi menunjukkan prestise perusahaan yang
bersangkutan atas kualitas dan kepuasan pelanggannya.

b. Uji Reliabilitas dengan Cronbach Alpha


Hasil

uji

reliabilitas

pada

tabel

4.8

menunjukkan

bahwa

nilai

Cronbachs Alpha secara keseluruhan sebesar 0,870 atau lebih dari 0,6. Hal

ini berarti ketujuh atribut SIM card GSM prabayar yang digunakan dalam
penelitian ini adalah reliabel.

Tabel 4.8
Reliability Statistics
Cronbac
h's Alpha
Based on
Cronbac Standardi
h's Alpha zed Items
.870
.872

N of
Items
7

Sumber : Riset peneliti

Sedangkan berdasarkan hasil uji reliabilitas variabel pada tabel 4.9 di


bawah ini terlihat bahwa nilai Cronbach's Alpha yang diperoleh untuk
masing-masing variabel

adalah

di atas 0,6.

Nilai

Cronbach's Alpha

terendah diperoleh sebesar 0,830 dan terbesar diperoleh sebesar 0,873.


Dengan demikian semua variabel dinyatakan reliabel.
Tabel 4.9
Item-Total Statistics

Var1
Var2
Var3
Var5
Var9
Var1
0
Var1
1

Correcte
Cronba
d Itemch's
Squared
Total
Multiple Alpha if
Correlati Correlati
Item
on
Deleted
on
.771
.755
.833
.614
.691
.856
.791
.696
.830
.468
.556
.873
.688
.720
.845

Scale
Mean if
Item
Deleted
21.9333
22.1333
22.2000
22.1333
22.4000

Scale
Varianc
e if Item
Deleted
16.409
16.878
16.234
20.533
17.145

22.4000

17.283

.667

.560

.848

22.6000

16.731

.571

.596

.865

Sumber : Ri set peneliti

3. Profil Responden

Dalam penelitian ini, semua responden adalah pelanggan merekmerek SIM card GSM prabayar yang berusia 18 sampai dengan 24 tahun
dan merupakan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.

Data umum responden meliputi jenis kelamin, usia,

merek SIM card yang digunakan, dan pengeluaran pulsa setiap bulannya.

Tabel 4.10
Jenis Kelamin Responden

Vali
d

LAKI-LAKI
PEREMPUAN
Total

Valid Cumulati
Perce
ve
nt
Percent

Frequen
cy

Perce
nt

28

28.0

28.0

28.0

72
100

72.0
100.0

72.0
100.0

100.0

Sumber : Ri set peneliti

Mayoritas responden dalam penelitian ini adalah perempuan yaitu


sebanyak 72 responden atau 72% sedangkan untuk jumlah responden lakilaki hanya 28 responden atau 28% dari total responden. Dengan begitu
jumlah responden secara keseluruhan adalah 100 responden.

Tabel 4.11
Usia Responden

Vali
d

18 s/d 19
tahun

Frequen
cy

Perce
nt

Valid
Percent

Cumulati
ve
Percent

17

17.0

17.0

17.0

20 s/d 22
tahun
23 s/d 24
tahun
Total

73

73.0

73.0

90.0

10

10.0

10.0

100.0

100

100.0

100.0

Sumber : Riset peneliti

Jumlah pengguna SIM card GSM prabayar yang berusia antara 18


19 tahun adalah 17 responden atau sebesar 17%. Responden yang berusia
20 tahun sampai dengan 22 tahun sebanyak 73 responden atau 73%.
Sedangkan responden yang berusia 23 sampai dengan 24 tahun hanya
berjumlah 10 responden atau sebesar 10%. Hal ini berarti mayoritas
responden adalah mahasiswa yang berusia antara 20 22 tahun.

Tabel 4.12
Jurusan yang Diambil Responden
Frequen
cy
AKUNTANSI
HUBUNGAN INTERNASIONAL
ILMU EKONOMI DAN STUDI
PEMBANGUNAN
MANAJEMEN
Total

Valid Cumulati
Perce
ve
nt
Percent
40.0
40.0
40.0
12.0
12.0
52.0

Perce
nt

40
12
8

8.0

8.0

60.0

40
100

40.0
100.0

40.0
100.0

100.0

Sumber : Riset peneliti

Sebagian besar responden adalah mahasiswa jurusan akuntansi dan


manajemen yaitu sebanyak 40 responden. Karena memang sebagian besar
mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
berasal dari kedua jurusan tersebut. Kemudian sisanya adalah mahasiswa
jurusan hubungan

internasional

( HI ) sebanyak

12

responden dan

mahasiswa jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan ( IESP ) sebanyak


8 responden. Jumlah mahasiswa kedua jurusan ini memang masih sangat

minim jika dibandingkan dengan jurusan manajemen maupun akuntansi


karena kedua jurusan ini merupakan jurusan baru yang ada di Fakultas
Ekonomi dan Ilmu Sosial ini.

Tabel 4.13
Merek SIM card yang Digunakan
Frequen Percen
cy
t
Vali
d

XL BEBAS
IM3
KARTU AS
MENTARI
SIMPATI
3 ( THREE )
Total

Valid
Percent

Cumulati
ve
Percent

5.0

5.0

5.0

70
5
5
11
4
100

70.0
5.0
5.0
11.0
4.0
100.0

70.0
5.0
5.0
11.0
4.0
100.0

75.0
80.0
85.0
96.0
100.0

Sumber : Riset peneliti

Jumlah pengguna SIM card GSM prabayar dengan merek XL Bebas,


Kartu AS, dan Mentari masing-masing sebesar 5 responden atau 5%.
Sedangkan untuk pengguna SIM card GSM prabayar dengan merek IM3
sebesar 70 responden atau 70%. Jumlah pengguna SIM card GSM prabayar
dengan merek Simpati adalah 11 responden atau 11% dan untuk pengguna
SIM card GSM prabayar dengan merek 3 (three) sebesar 4 responden atau
4%. Hasil yang diperoleh tersebut tidak ditentukan dari awal melainkan
murni hasil pengisian kuesioner responden.
Hal ini berarti mayoritas mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
UIN Syarif Hidayatullah memilih IM3 sebagai merek SIM card GSM prabayar
yang mereka gunakan. IM3 memang berupaya meraih pangsa pasar
pelajar

dan

kawula

muda

sehingga

keunggulan-keunggulan

yang

ditawarkan IM3 yang disesuaikan dengan kebutuhan anak muda. Hal ini

sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Hermawan Kertajaya (2003 :


371) bahwa perusahaan harus mempertimbangkan apa yang disukai atau
dianggap penting oleh konsumen dan memiliki perbedaan yang jelas
dibanding pesaingnya. Di sini Indosat melakukannya terhadap merek IM3.
Dengan menawarkan tarif hemat, hal ini tentu saja sangat sesuai dengan
kantong mahasiswa yang rata-rata memiliki pengeluaran pulsa yang tidak
terlalu besar. IM3 juga menawarkan berbagai fitur seperti fasilitas transfer
pulsa, GPRS, MMS, conference call, dan lain sebagainya yang memenuhi
kebutuhan generasi muda yang trendi dan membutuhkan sesuatu yang
serba canggih ditambah dengan jangkauannya yang cukup luas.

Tabel 4.14
Pengeluaran Pulsa Per Bulan
Frequen
cy
Vali
d

Rp.10.000 s/d
25.000
Rp.25.001 s/d
50.000
Rp.50.001 s/d
100.000
Di atas
Rp.100.000
Total

Valid Cumulati
Percen
Percen
ve
t
t
Percent

37

37.0

37.0

37.0

44

44.0

44.0

81.0

14

14.0

14.0

95.0

5.0

5.0

100.0

100

100.0

100.0

Sumber : Riset peneliti

Jumlah pengguna SIM card GSM prabayar dengan pengeluaran


pulsa per bulan antara Rp.10.000 Rp.25.000 adalah 37 responden atau
37%. Untuk pengeluaran pulsa per bulan sebesar Rp.25.001 sampai dengan
Rp.50.000 adalah sebanyak 44 responden atau 44%. Sedangkan untuk
pengeluaran antara Rp.50.001 sampai dengan Rp.100.000 adalah sebanyak

14 responden dan untuk pengeluaran di atas Rp.100.000 sebanyak 5


responden. Hal ini berarti sebagian besar responden atau mahasiswa
melakukan pengeluaran pulsa per bulannya antara Rp.25.001 sampai
dengan Rp.50.000. Pengeluaran ini nampaknya disesuaikan dengan kondisi
mahasiswa yang belum bisa mandiri secara finansial. Meskipun begitu
jumlah mahasiswa yang melakukan pengeluaran lebih dari Rp.50.000 atau
lebih dari Rp.100.000 juga masih terlihat.

Oleh sebab itu, tidak menutup

kemungkinan segmen mahasiswa dapat dijadikan pasar potensial bagi


para operator seluler.

4. Analisis Kuesioner
a. Jangkauan Wilayah yang Luas
Berdasarkan kuesioner yang dibagikan kepada 100 responden maka
pada tabel 4.15 berikut ini dapat diketahui bahwa tidak ada yang
menjawab sangat tidak setuju, tidak setuju, maupun kurang setuju untuk
atribut jangkauan wilayah yang luas pada merek Simpati. Namun 2
responden menjawab cukup setuju, 37 responden menjawab setuju, dan 61
responden menjawab sangat setuju. Berdasarkan teori yang dikemukakan
Horovitz (2000 : 3-7), salah satu faktor pembentuk persepsi adalah image
yang

terbentuk.

Dalam

hal

ini,

Simpati

dapat

dianggap

berhasil

membentuk image bahwa merek tersebut memiliki jangkauan wilayah yang


luas. Hal ini juga didukung oleh pernyataan Telkomsel di dalam website-nya

yang menyatakan bahwa jaringan Telkomsel terluas hingga ke pelosok dan


menjangkau

95

mengkomunikasikan

populasi

hal

ini

di

Indonesia.

sehingga

Telkomsel

yang

image

mampu

terbentuk

pada

konsumen sesuai dengan yang diharapkan perusahaan.


Tabel 4.15
SIMPATI
Jangkauan Wilayah yang Luas
Frequen
cy
Sangat tidak
setuju
Tidak setuju
Kurang setuju
cukup setuju
setuju
sangat setuju
Total

Percent

0
0
2
37
61
100

0
0
2.0
37.0
61.0
100.0

Sumber : Data Primer 2008

Pada tabel 4.16 dapat dilihat bahwa tidak ada responden yang
menjawab sangat tidak setuju untuk atribut jangkauan wilayah yang luas
pada merek Mentari. Responden yang menyatakan tidak setuju sebanyak 3
responden,

responden

menyatakan

kurang

setuju,

25

responden

menyatakan cukup setuju, 58 responden menyatakan setuju, dan 9


responden

menyatakan

sangat

setuju.

Dalam

website-nya,

Indosat

menyatakan diri sebagai penyedia telekomunikasi yang melayani dengan


jajaran produk yang menyeluruh di Indonesia. Hal ini berarti bahwa merek
Mentari

juga dianggap memiliki jangkauan

wilayah yang luas oleh

sebagian besar responden. Walaupun jika dibandingkan dengan jawaban


yang diperoleh Simpati, image yang terbentuk pada Mentari tidak terlalu
kuat dikarenakan jumlah responden yang menyatakan sangat setuju hanya

9 orang dan yang menyatakan setuju 58 orang sedangkan pada Simpati


yang menyatakan sangat setuju ada 61 orang dan yang menyatakan
setuju ada 37 orang.
Tabel 4.16
MENTARI
Jangkauan Wilayah yang Luas
Frequen
cy
Sangat tidak
setuju
Tidak setuju
Kurang setuju
cukup setuju
setuju
sangat setuju
Total

Percent

3
5
25
58
9
100

3.0
5.0
25.0
58.0
9.0
100.0

Sumber : Data Pri mer 2008

Pada tabel 4.17 dapat diketahui bahwa tidak ada responden yang
menyatakan sangat tidak setuju pada pernyataan jangkauan wilayah yang
luas untuk merek IM3. Selanjutnya, 3 responden menyatakan tidak setuju, 18
responden menyatakan kurang setuju, 19 responden menyatakan cukup
setuju, 48 responden menyatakan setuju, dan 12 orang sisanya menyatakan
sangat setuju. Ini berarti merek IM3 juga dinyatakan memiliki jangkauan
wilayah yang luas oleh sebagian besar responden. Sama halnya dengan
Mentari,

IM3

juga

merek

yang

diluncurkan

oleh

Indosat

sehingga

jangkauannya juga mencakup seluruh wilayah di Indonesia dan ini berarti


IM3 juga dapat dipergunakan di mana-mana.

Tabel 4.17
IM3
Jangkauan Wilayah yang Luas
Frequen
cy
Sangat tidak
setuju
Tidak setuju
Kurang setuju
Cukup setuju
Setuju
Sangat setuju
Total

Percent

3
18
19
48
12
100

3.0
18.0
19.0
48.0
12.0
100.0

Sumber : Data Pri mer 2008

Jika dilihat pada tabel 4.18 terdapat 1 responden menyatakan


sangat tidak setuju pada pernyataan bahwa merek XL Bebas memiliki
jangkauan wilayah yang luas. Kemudian, 1 responden menyatakan tidak
setuju, 7 responden menyatakan kurang setuju, 31 responden menyatakan
cukup

setuju,

45

responden

menyatakan

setuju

dan

15

responden

menyatakan sangat setuju. Terlihat jawaban responden sangat bervariasi


terhadap merek XL Bebas. Namun, sebagian besar responden tetap
menyatakan bahwa XL Bebas memiliki jangkauan wilayah yang luas.
Walaupun kenyataanya memang tidak seluas Telkomsel maupun Indosat,
namun masalah jangkauan dapat terus berkembang. Selain itu, XL memiliki
infrastruktur yang paling bagus yaitu berbasis fiber optik sehingga tidak
menutup kemungkinan jangkauan wilayah XL akan terus meluas.

Tabel 4.18
XL BEBAS
Jangkauan Wilayah yang Luas
Frequen
cy

Percent

Sangat tidak
setuju
Tidak setuju
Kurang setuju
Cukup setuju
Setuju
Sangat setuju
Total

1.0

1
7
31
45
15
100

1.0
7.0
31.0
45.0
15.0
100.0

Sumber : Data Primer 2008

Pada tabel 4.19 berikut ini dapat diketahui bahwa jumlah responden
yang menyatakan sangat tidak setuju terhadap pernyataan XL Jempol
memiliki jangkauan wilayah yang luas hanya 1 responden. Kemudian, 4
responden menyatakan tidak setuju, 17 responden menyatakan kurang
setuju, 36 responden menyatakan cukup setuju, 36 responden menyatakan
setuju, dan sisanya 6 responden menjawab sangat setuju. Dari sini dapat
diketahui bahwa tanggapan responden yang menyatakan setuju dengan
yang menyatakan cukup setuju sama banyaknya sehingga dapat diartikan
bahwa pada dasarnya responden masih belum terlalu yakin dengan
pernyataan tersebut. Seperti halnya XL Bebas, Jempol dikeluarkan oleh
Excelcomindo di mana jangkauannya memang belum seluas dua operator
pendahulunya Telkomsel dan Indosat. Namun, saat ini Excelcomindo
sedang meningkatkan kualitas infrastrukturnya sehingga diharapkan XL
dapat memperluas jangkauan dan meningkatkan kualitas layanannya
kepada para pengguna XL.

Tabel 4.19
XL JEMPOL
Jangkauan Wilayah yang Luas
Frequen
cy

Percent

Sangat tidak
setuju
Tidak setuju
Kurang setuju
cukup setuju
setuju
sangat setuju
Total

1.0

4
17
36
36
6
100

4.0
17.0
36.0
36.0
6.0
100.0

Sumber : Data Pri mer 2008

Untuk

Kartu

AS,

tanggapan

responden

terhadap

pernyataan

jangkauan wilayah yang luas dapat dilihat pada tabel 4.20 di bawah ini.
Tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju, 2 responden
menyatakan tidak setuju, dan 6 responden menyatakan kurang setuju.
Namun,

16

responden

menyatakan

cukup

setuju,

48

responden

menyatakan setuju, dan sisanya 28 responden menyatakan sangat setuju.


Seperti halnya Simpati, Kartu AS juga dikeluarkan oleh Telkomsel yang
terkenal memiliki jangkauan terluas hingga ke pelosok sehingga tidak
mengherankan jika konsumen juga mempersepsikan Kartu AS memiliki
jangkauan wilayah yang luas.
Tabel 4.20
KARTU AS
Jangkauan Wilayah yang Luas
Frequen
cy
Sangat tidak
setuju
Tidak setuju
Kurang setuju
Cukup setuju
Setuju
Sangat setuju
Total
Sumber : Data Pri mer 2008

Percent

2
6
16
48
28
100

2.0
6.0
16.0
48.0
28.0
100.0

Pada tabel 4.21 dapat dilihat tanggapan responden terhadap


pernyataan bahwa merek 3 (three) memiliki jangkauan wilayah yang luas
cukup bervariasi. Terdapat 10 responden menyatakan sangat tidak setuju,
19 responden menyatakan tidak setuju, dan sebanyak 40 responden
menjawab kurang setuju. Untuk yang menjawab cukup setuju ada 21
responden,

responden

menyatakan

setuju,

dan

sisanya

hanya

responden yang menyatakan sangat setuju. Hal ini berarti di benak


sebagian

besar

responden

merek

(three)

dianggap

jangkauan

wilayahnya kurang luas. Sebagai merek SIM card termuda di antara merekmerek lainnya, 3 (three) memang memiliki jangkauan yang terbatas jika
dibandingkan dengan perusahaan operator lainnya. Namun, kini 3 (three)
sedang berupaya memperluas jaringannya di wilayah Indonesia setahap
demi setahap.
Tabel 4.21
3 ( THREE )
Jangkauan Wilayah yang Luas
Frequen
cy
Sangat tidak
setuju
Tidak setuju
Kurang setuju
Cukup setuju
Setuju
Sangat setuju
Total

Percent

10

10.0

19
40
21
8
2
100

19.0
40.0
21.0
8.0
2.0
100.0

Sumber : Data Pri mer 2008

b. Sinyal yang Kuat dan Stabil


Pada tabel 4.22 dapat diketahui bahwa tidak ada responden yang
menyatakan sangat tidak setuju maupun tidak setuju terhadap pernyataan

bahwa merek Simpati memiliki sinyal yang kuat dan stabil. Namun, 4
responden menyatakan kurang setuju, 2 responden menyatakan cukup
setuju, 42 responden menyatakan setuju, dan sisanya 52 responden
menyatakan sangat setuju. Hal ini berarti sebagian besar responden
menyatakan sangat setuju bahwa merek Simpati memiliki sinyal yang kuat
dan stabil.

Tanggapan responden yang sangat positif terhadap merek

Simpati ini menunjukkan bahwa di benak responden, merek ini benar-benar


memiliki sinyal yang kuat dan stabil sehingga kualitas ini harus tetap
dipertahankan oleh perusahaan operator seluler yang mengeluarkan merek
ini yaitu Telkomsel.

Tabel 4.22
SIMPATI
Sinyal yang Kuat dan Stabil
Frequen
cy
Sangat tidak
setuju
Tidak setuju
Kurang setuju
Cukup setuju
Setuju
Sangat setuju
Total

Percent

0
4
2
42
52
100

0
4.0
2.0
42.0
52.0
100.0

Sumber : Data Pri mer 2008

Tabel 4.23 berikut ini menunjukkan tanggapan responden terhadap


pernyataan bahwa merek Mentari memiliki sinyal yang kuat dan stabil.
Terdapat 4 responden yang menyatakan sangat tidak setuju, 2 responden
menyatakan tidak setuju, 9 responden menyatakan kurang setuju, 27

responden menyatakan cukup setuju, dan sebagian besar responden yaitu


sebanyak

51

menyatakan

responden
sangat

menyatakan

setuju.

Ini

setuju,

berarti

sisanya

sebagian

responden

besar

responden

menyatakan setuju bahwa merek Mentari memang memiliki sinyal yang


kuat dan stabil. Dengan menawarkan tagline berupa sinyal kuat Indosat di
setiap iklan-iklannya baik di media cetak maupun elektronik, nampaknya
Indosat cukup berhasil dalam membentuk image-nya sebagai operator
yang memiliki sinyal kuat.

Tabel 4.23
MENTARI
Sinyal yang Kuat dan Stabil
Frequen
cy
Sangat tidak
setuju
Tidak setuju
Kurang setuju
Cukup setuju
Setuju
Sangat setuju
Total

Percent

4.0

2
9
27
51
7
100

2.0
9.0
27.0
51.0
7.0
100.0

Sumber : Data Pri mer 2008

Tanggapan responden terhadap merek IM3 dapat dilihat pada tabel


4.24. Sebanyak 4 responden menyatakan sangat tidak setuju kalau merek
IM3 dianggap memiliki sinyal yang kuat dan stabil. Kemudian, 3 responden
menyatakan tidak setuju, 16

responden menyatakan kurang setuju, 24

responden menyatakan cukup setuju, 43 responden menyatakan setuju,


dan sisanya 10 responden menyatakan sangat setuju.

Walaupun jawaban responden bervariasi, sebagian besar responden


menyatakan setuju bahwa merek IM3 memiliki sinyal yang kuat dan stabil.
Sama halnya dengan Mentari, IM3 juga berasal dari Indosat yang memang
terkenal dengan sinyalnya yang kuat da tidak terputus-putus.

Tabel 4.24
IM3
Sinyal yang Kuat dan Stabil
Frequen
cy
Sangat tidak
setuju
Tidak setuju
Kurang setuju
Cukup setuju
Setuju
Sangat setuju
Total

Percent

4.0

3
16
24
43
10
100

3.0
16.0
24.0
43.0
10.0
100.0

Sumber : Data Pri mer 2008

Pada tabel 4.25 dapat dilihat bahwa responden yang menjawab


sangat tidak setuju terhadap pernyataan bahwa XL Bebas memiliki sinyal
yang kuat dan stabil hanya 1 responden, 3 responden menyatakan tidak
setuju, dan 8 responden menyatakan kurang setuju. sedangkan untuk yang
menjawab cukup setuju ada 27 responden, 52 responden menjawab setuju,
dan sisanya 9 responden menyatakan sangat setuju. Ini berarti mayoritas
responden setuju bahwa XL Bebas memiliki sinyal yang kuat dan stabil. Hal
ini menunjukkan bahwa XL dengan tagline suara beningnya cukup berhasil
membangun persepsi konsumen.

Tabel 4.25
XL BEBAS
Sinyal yang Kuat dan Stabil
Frequen
cy
Sangat tidak
setuju
Tidak setuju
Kurang setuju
Cukup setuju
Setuju
Sangat setuju
Total

Percent

1.0

3
8
27
52
9
100

3.0
8.0
27.0
52.0
9.0
100.0

Sumber : Data Primer 2008

Tanggapan responden terhadap pernyataan bahwa XL Jempol


memiliki sinyal yang kuat dan stabil dapat dilihat pada tabel 4.26. Terlihat
bahwa tidak ada responden yang menjawab sangat tidak setuju, 2
responden menjawab tidak setuju, 15 responden menjawab kurang setuju,
37 responden menjawab cukup setuju, 43 responden menjawab setuju, dan
3 responden menjawab sangat setuju. Dari sini terlihat bahwa mayoritas
responden setuju dengan pernyataan tersebut, namun responden yang
hanya menjawab cukup setuju juga cukup banyak. Hal ini mungkin
dikarenakan masih banyak yang meragukan kemampuan Jempol dari segi
sinyal yang kuat dan stabil. Untuk itu, sebaiknya XL juga berupaya
mengangkat merek Jempol sebagai SIM card yang juga berkualitas
termasuk dalam hal sinyal.
Tabel 4.26
XL JEMPOL
Sinyal yang Kuat dan Stabil

Sangat tidak
setuju

Frequen
cy
0

Percent
0

Tidak setuju
Kurang setuju
cukup setuju
setuju
sangat setuju
Total

2
15
37
43
3
100

2.0
15.0
37.0
43.0
3.0
100.0

Sumber : Data Primer 2008

Untuk kartu AS, jawaban responden dapat kita lihat pada tabel 4.27
berikut ini. Tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju, 1
responden menyatakan tidak setuju, 11 reponden menyatakan kurang
setuju, 16 responden menyatakan cukup setuju, 53 responden menyatakan
setuju, dan 19 responden menyatakan sangat setuju. Ini berarti mayoritas
responden memberikan tanggapan positif kepada Kartu AS dengan
menyatakan setuju bahwa Kartu AS memiliki sinyal yang kuat dan stabil.
Persepsi konsumen menganggap Kartu AS juga memiliki kualitas sinyal yang
baik seperti halnya Simpati. Kemungkinan hal ini dikarenakan kedua merek
ini berasal dari perusahaan operator seluler yang sama yaitu Telkomsel.
Tabel 4.27
KARTU AS
Sinyal yang Kuat dan Stabil
Frequen
cy
Sangat tidak
setuju
Tidak setuju
Kurang setuju
Cukup setuju
Setuju
Sangat setuju
Total

Percent

1
11
16
53
19
100

1.0
11.0
16.0
53.0
19.0
100.0

Sumber : Data Pri mer 2008

Pada tabel 4.28 berikut ini dapat diketahui bahwa responden yang
menjawab sangat tidak setuju sebanyak 5 responden, 18 orang menjawab

tidak setuju, 42 orang menjawab kurang setuju, 25 orang menjawab cukup


setuju, 7 orang menjawab setuju, dan sisanya 3 orang menjawab sangat
setuju. Ini berarti mayoritas responden masih memandang 3 (three) sebagai
merek yang belum memiliki sinyal yang kuat dan stabil. Oleh sebab itu
sebagian besar responden menjawab kurang setuju terhadap pernyataan
bahwa 3 (three) memiliki sinyal kuat dan stabil. Hal ini juga didukung oleh
jangkauannya yang memang belum terlalu luas karena memang masih
baru di Indonesia.
Tabel 4.28
3 (THREE)
Sinyal yang Kuat dan Stabil
Frequen
cy
Sangat tidak
setuju
Tidak setuju
Kurang setuju
Cukup setuju
Setuju
Sangat setuju
Total

Percent

5.0

18
42
25
7
3
100

18.0
42.0
25.0
7.0
3.0
100.0

Sumber : Data Primer 2008

c. Fitur yang Lengkap


Pada tabel 4.29 berikut ini dapat diketahui bahwa tidak ada
responden yang memberikan jawaban sangat tidak setuju, tidak setuju,
maupun kurang setuju terhadap pernyataan bahwa Simpati memiliki fitur
yang lengkap. Namun, 9 responden menjawab cukup setuju, 55 responden
menjawab setuju, dan 36 responden menjawab sangat setuju. Hal ini
menunjukkan bahwa hampir semua responden memberikan tanggapan
positif atau setuju jika Simpati dinyatakan memiliki fitur yang lengkap.

Simpati memang memiliki beragam fitur seperti GPRS, MMS, transfer pulsa,
international roaming, dan layanan khusus anggota Simpatizone serta
berbagai fitur standar lainnya seperti SMS, call waiting, fax and data, voice
mail dan lain sebagainya. Hal inilah yang memperkuat Simpati sebagai SIM
card yang memiliki fitur yang lengkap.

Tabel 4.29
SIMPATI
Fitur yang Lengkap
Frequen
cy
Percent
Sangat tidak
0
0
setuju
Tidak setuju
0
0
Kurang setuju
0
0
Cukup setuju
9
9.0
Setuju
55
55.0
Sangat setuju
36
36.0
Total
100
100.0
Sumber : Data Pri mer 2008

Tanggapan responden terhadap pernyataan bahwa Mentari memiliki


fitur yang lengkap cukup beragam. Terlihat pada tabel 4.30 di bawah ini
bahwa 1 responden menjawab sangat tidak setuju, 1 responden menjawab
tidak

setuju,

responden

menjawab

kurang

setuju,

23

responden

menjawab cukup setuju, 55 responden menjawab setuju, dan 17 responden


menjawab sangat setuju.
Ini berarti meskipun jawaban responden beragam, sebagian besar
responden setuju terhadap pernyataan bahwa Mentari memiliki fitur yang

lengkap.

Fitur

yang

ditawarkan

Mentari

memang

cukup

banyak

di

antaranya Poin Plus Plus, i-ring 808, roaming internasional, LBS, I-Menu
*123#, transfer pulsa, MMS, call waiting / call hold, call forward / call divert
ke voice mailbox, CLIR, dan voice mail service. Fitur-fitur inilah yang
menjadikan Mentari dianggap oleh konsumen sebagai SIM card dengan
fitur yang lengkap.

Tabel 4.30
MENTARI
Fitur yang Lengkap
Frequen
cy
Sangat tidak
setuju
Tidak setuju
Kurang setuju
Cukup setuju
Setuju
Sangat setuju
Total

Percent

1.0

1
3
23
55
17
100

1.0
3.0
23.0
55.0
17.0
100.0

Sumber : Data Pri mer 2008

Pada tabel 4.31 berikut ini dapat diketahui bahwa tidak ada
responden yang menyatakan sangat tidak setuju terhadap pernyataan
bahwa merek IM3 memiliki fitur yang lengkap. Namun, terdapat 1
responden yang menyatakan tidak setuju, 3 responden menyatakan kurang
setuju, 17 responden menyatakan cukup setuju, 55 responden menyatakan
setuju, dan 24 responden menyatakan sangat setuju. Ini berarti sebagian
besar responden memberikan tanggapan positif terhadap pernyataan

tersebut karena sedikit sekali yang menyatakan kurang setuju maupun tidak
setuju dan bahkan tidak ada yang menyatakan sangat tidak setuju.
IM3 memang merupakan pionir dalam hal layanan data, GPRS, MMS,
confererence call, dan call divert sampai teknologi SIM card-nya juga
menggunakan teknologi tercanggih dan tentu saja bisa transfer pulsa.
Selain itu, fitur lainnya yang ada dalam ponsel pasti dapat digunakan jika
menggunakan IM3, tanpa perlu regristrasi dan biaya tambahan. Kartu ini
memang cocok untuk siapa saja yang menginginkan sesuatu yang serba
canggih terutama anak muda.

Tabel 4.31
IM3
Fitur yang Lengkap
Frequen
cy
Sangat tidak
setuju
Tidak setuju
Kurang setuju
Cukup setuju
Setuju
Sangat setuju
Total

Percent

1
3
17
55
24
100

1.0
3.0
17.0
55.0
24.0
100.0

Sumber : Data Pri mer 2008

Tanggapan responden terhadap merek XL Bebas dapat diketahui


pada tabel 4.32 di bawah ini. Tidak ada responden yang menyatakan
sangat tidak setuju terhadap pernyataan bahwa XL Bebas memiliki fitur
yang lengkap. Namun, 1 responden menjawab tidak setuju, 5 responden
menjawab kurang setuju, 36 responden menjawab cukup setuju, 45
responden menjawab setuju, dan 13 responden menjawab sangat setuju.

Ini

berarti

sebagian

besar

responden

menyatakan

setuju

terhadap

pernyataan bahwa XL Bebas memiliki fitur yang lengkap.


Fitur yang dimiliki oleh XL Bebas di antaranya menu layanan data / life
in hand, pengalihan panggilan (call forwarding / call divert ), panggilan
menunggu (call waiting), pembicaraan multi pihak ( multi party calling /
conference call ), komunikasi data / faksimili, identitas pemanggil tidak
ditampilkan

(Caller

Line

Identification

Restriction

CLIR

),

Jelajah

Internasional ( international roaming ). Fitur-fitur ini memang terlihat cukup


lengkap walaupun untuk fitur international roaming diperlukan persyaratan
khusus.
Tabel 4.32
XL BEBAS
Fitur yang Lengkap
Frequen
cy
Sangat tidak
setuju
Tidak setuju
Kurang setuju
Cukup setuju
Setuju
Sangat setuju
Total

Percent

1
5
36
45
13
100

1.0
5.0
36.0
45.0
13.0
100.0

Sumber : Data Pri mer 2008

Pada tabel 4.33 dapat diketahui bahwa tanggapan responden


terhadap pernyataan bahwa XL Jempol memiliki fitur yang lengkap cukup
beragam. Hal ini terlihat dari jawaban responden mulai dari yang sangat
tidak setuju sampai dengan sangat setuju. 1 responden menyatakan sangat
tidak setuju, 3 responden menjawab tidak setuju, 8 responden menjawab
kurang setuju, 47 responden menjawab cukup setuju, 38 responden

menjawab setuju, dan 3 responden menjawab sangat setuju. Mayoritas


responden menyatakan cukup setuju. Ini berarti responden masih belum
terlalu yakin bahwa XL Jempol memiliki fitur yang lengkap.
Tabel 4.33
XL JEMPOL
Fitur yang Lengkap

Sangat tidak
setuju
Tidak setuju
Kurang setuju
cukup setuju
setuju
sangat setuju
Total

Frequen
cy
1

Percent
1.0

3
8
47
38
3
100

3.0
8.0
47.0
38.0
3.0
100.0

Sumber : Data Pri mer 2008

Pada tabel 4.34 di bawah ini dapat diketahui bagaimana tanggapan


responden terhadap pernyataan bahwa Kartu AS memiliki fitur yang
lengkap. Terlihat bahwa 1 responden menjawab sangat tidak setuju, 2
responden menjawab tidak setuju, 7 responden menjawab kurang setuju,
32 responden menjawab cukup setuju, 48 responden menjawab setuju, dan
10 responden menjawab sangat setuju. Ini berarti Kartu AS dianggap oleh
sebagian besar responden memiliki fitur lengkap.
Kartu AS dalam hal ini memang menawarkan berbagai macam fitur
seperti

percakapan

nasional

dan

internasional

(SLI

&

VoIP),

SMS,

international roaming, call waiting & call hold, multiparty, GPRS, MMS, call
me, transfer pulsa ke sesama, dan 3G services. Dengan fitur seperti ini Kartu
AS memang dapat dikategorikan lengkap dan tidak heran jika sebagian
besar responden beranggapan demikian.

Tabel 4.34
KARTU AS
Fitur yang Lengkap
Frequen
cy
Sangat tidak
setuju
Tidak setuju
Kurang setuju
Cukup setuju
Setuju
Sangat setuju
Total

Percent

1.0

2
7
32
48
10
100

2.0
7.0
32.0
48.0
10.0
100.0

Sumber : Data Pri mer 2008

Pada tabel 4.35 berikut ini tanggapan respnden terhadap pernyataan


bahwa merek 3 (three) memiliki fitur yang lengkap sangat beragam.
Responden yang menjawab sangat tidak setuju ada 5 responden, 12
responden menyatakan tidak setuju, 32 responden menyatakan kurang
setuju, 37 responden menjawab cukup setuju, 12 responden menyatakan
setuju, dan sisanya 2 responden menyatakan sangat setuju. Hal ini berarti
sebagian besar responden menilai 3 (three) memiliki fitur yang cukup
lengkap walaupun jumlah responden yang menyatakan kurang setuju pun
cukup besar, hanya selisih 5 responden dari jumlah responden yang
menjawab cukup setuju.
Hal ini sepertinya disebabkan oleh pengetahuan responden yang
masih minim tentang SIM card tersebut. 3 (three) memang belum lama
memperkenalkan dirinya di pasar Indonesia. Walaupun begitu 3 (three)
juga menawarkan berbagai fitur seperti GPRS, MMS, confererence call, call
forward, call waiting, missed call alert, jelajah internasional, transfer kredit,
video call, dan lain sebagainya. Hal ini membuktikan bahwa pada

dasarnya 3 (three) juga memiliki fitur yang lengkap seperti merek-merek


lainnya. Hanya saja banyak yang belum mengetahui informasi tersebut
sehingga di benak mereka masih terdapat keraguan apakah 3 (three)
benar-benar memiliki fitur yang lengkap atau tidak. Untuk itu, perusahaan
perlu mensosialisasikan fitur yang dimilikinya dengan lebih baik lagi agar
konsumen benar-benar merasa yakin dengan fitur yang ditawarkan.

Tabel 4.35
3 ( THREE )
Fitur yang Lengkap
Frequen
cy
Sangat tidak
setuju
Tidak setuju
Kurang setuju
Cukup setuju
Setuju
Sangat setuju
Total

Percent

5.0

12
32
37
12
2
100

12.0
32.0
37.0
12.0
2.0
100.0

Sumber : Data Pri mer 2008

d. Harga Pulsa yang Sesuai dengan Kualitas yang Dimiliki


Pada tabel 4.36 berikut ini dapat diketahui bahwa tidak ada
responden yang menjawab sangat tidak setuju terhadap pernyataan
harga pulsa Simpati sesuai dengan kualitas yang dimiliki. Namun, 1
responden menjawab tidak setuju, 10 responden menjawab kurang setuju,
dan 10 responden menjawab cukup setuju. Jumlah responden yang
menjawab setuju mencapai 50 responden sedangkan 29 responden
menyatakan sangat setuju. Ini berarti tanggapan responden terhadap
pernyataan tersebut dapat dikatakan positif karena jumlah responden

yang menyatakan setuju dan bahkan sangat setuju mendominasi pilihan


jawaban lainnya.
Simpati memang dianggap menerapkan tarif yang cukup mahal oleh
para konsumen jika dibandingkan dengan merek SIM card lainnya. Apalagi
dulu sempat memiliki biaya roaming yang tidak murah ditambah tarif yang
tinggi jika menelepon. Persepsi inilah yang melekat di benak konsumen
sejak awal. Namun, dalam hal ini Telkomsel menganggap tarif yang
ditetapkannya wajar jika dibandingkan dengan kualitas yang ditawarkan.
Maka harga tinggi tidak menjadi masalah jika memang disesuaikan dengan
kualitas yang baik pula. Inilah yang pada akhirnya menjadi rujukan
responden ketika diminta tanggapannya tentang Simpati.
Tabel 4.36
SIMPATI
Harga Pulsa yang Sesuai dengan Kualitas yang Dimiliki
Frequen
cy
Sangat tidak
setuju
Tidak setuju
Kurang setuju
Cukup setuju
Setuju
Sangat setuju
Total

Percent

1
10
10
50
29
100

1.0
10.0
10.0
50.0
29.0
100.0

Sumber : Data Pri mer 2008

Tanggapan responden terhadap pernyataan Mentari memiliki harga


pulsa yang sesuai dengan kualitas responden dapat dilihat pada tabel
4.37. Tidak ada responden yang menjawab sangat tidak setuju. Namun, 3
responden menjawab tidak setuju, 9 responden menjawab kurang setuju,
19 responden menjawab cukup setuju, 59 responden menjawab setuju, dan

10 responden menjawab sangat setuju. Ini berarti mayoritas responden


menyatakan setuju dengan pernyataan tersebut dan ini merupakan
tanggapan yang positif bagi merek Mentari.
Harga Mentari memang tidak tergolong hemat jika dibandingkan
oleh merek sesama perusahaannya yaitu IM3. Pada awalnya Mentari
memberikan tarif SMS yang cukup tinggi dan tarif telepon yang tidak murah
sehingga dapat dikategorikan cukup mahal. Namun, hal itu disesuaikan
dengan layanan sinyal yang kuat sehingga harga yang ditawarkan
dianggap cukup sesuai. Sekarang Mentari juga tidak mau kalah dengan
menjalankan tarif promonya terutama untuk menelpon murah.

Tabel 4.37
MENTARI
Harga Pulsa yang Sesuai dengan Kualitas yang Dimiliki
Frequen
cy
Sangat tidak
setuju
Tidak setuju
Kurang setuju
Cukup setuju
Setuju
Sangat setuju
Total

Percent

3
9
19
59
10
100

3.0
9.0
19.0
59.0
10.0
100.0

Sumber : Data Pri mer 2008

Pada tabel 4.38 terlihat tidak ada responden yang menyatakan


sangat tidak setuju terhadap pernyataan bahwa IM3 memiliki harga pulsa
yang sesuai dengan kualitas yang dimiliki. Selain itu, terlihat pula bahwa 1
responden menjawab tidak setuju, 5 responden menjawab kurang setuju,
15 responden menjawab cukup setuju, 51 responden menjawab setuju, dan
28 responden menyatakan sangat setuju. Hal ini berarti sebagian besar

responden memberikan tanggapan yang sangat positif tersadap IM3 . Ini


terlihat dari kuantitas jawaban responden yang menyatakan setuju.
Dari awal, IM3 memang menawarkan tarif yang hemat karena
menjadikan pelajar dan kawula muda sebagai pasar sasarannya. Menurut
kebanyakan responden yang juga masuk dalam kategori pasar sasaran
IM3, merek ini memang memiliki harga yang sesuai dengan kualitas yang
dimilikinya. Hal ini juga diimbangi dengan penyediaan fitur yang lengkap
dan jangkauannya yang luas.

Tabel 4.38
IM3
Harga Pulsa yang Sesuai dengan Kualitas yang Dimiliki
Frequen
cy
Sangat tidak
setuju
Tidak setuju
Kurang setuju
Cukup setuju
Setuju
Sangat setuju
Total

Percent

1
5
15
51
28
100

1.0
5.0
15.0
51.0
28.0
100.0

Sumber : Data Pri mer 2008

Pada tabel 4.39 di bawah isi dapat diketahui tanggapan responden


terhadap pernyataan bahwa XL Bebas memiliki harga pulsa yang sesuai
dengan kualitas yang dimiliki. Tidak ada responden yang menjawab sangat
tidak setuju, 2 responden menjawab tidak setuju, 8 responden menjawab
kurang setuju, 21 responden menjawab cukup setuju, 53 responden
menjawab setuju dan 26 responden menjawab sangat setuju. Pada
dasarnya mayoritas responden setuju terhadap pernyataan tersebut. Saat

ini memang XL sedang gencar dengan promo harga yang termurah


ditambah

dengan

peningkatan

infrastrukturnya

yang

semakin

baik.

Sehingga tidak heran jika responden beranggapan harga XL Bebas sesuai


dengan kualitas yang dimilikinya.

Tabel 4.39
XL BEBAS
Harga Pulsa yang Sesuai dengan Kualitas yang Dimiliki
Frequen
cy
Sangat tidak
setuju
Tidak setuju
Kurang setuju
Cukup setuju
Setuju
Sangat setuju
Total

Percent

2
8
21
53
16
100

2.0
8.0
21.0
53.0
16.0
100.0

Sumber : Data Pri mer 2008

Tanggapan responden terhadap pernyataan bahwa XL Jempol


memiliki harga pulsa yang sesuai dengan kualitas yang dimiliki dapat dilihat
pada tabel 4.40 berikut ini. Tidak ada responden yang menyatakan sangat
tidak setuju. Namun, 1 responden menyatakan tidak setuju, 11 responden
menyatakan kurang setuju, 31 responden menyatakan kurang setuju, 47
responden menyatakan setuju, dan 10 responden menyatakan sangat
setuju. Walaupun jumlah responden yang menjawab cukup setuju terlihat
cukup banyak namun mayoritas responden masih menyatakan setuju
terhadap pernyataan tersebut. Tidak jauh berbeda dengan XL Bebas,
merek ini juga memiliki kualitas yang hampir sama baiknya. Berbagai

layanan dan fasilitas yang ada pada XL Bebas termasuk tarif termurah juga
dapat dinikmati pengguna XL Jempol. Kemungkinan inilah yang menjadi
pertimbangan

responden

yang

beranggapan

bahwa

harga

yang

ditawarkan Jempol sesuai dengan kualitasnya.

Tabel 4.40
XL JEMPOL
Harga Pulsa yang Sesuai dengan Kualitas yang Dimiliki

Sangat tidak
setuju
Tidak setuju
Kurang setuju
cukup setuju
setuju
sangat setuju
Total

Frequen
cy
0

Percent
0

1
11
31
47
10
100

1.0
11.0
31.0
47.0
10.0
100.0

Sumber : Data Pri mer 2008

Pada tabel 4.41 berikut ini dapat diketahui tanggapan responden


terhadap Kartu AS yang dinyatakan memiliki harga pulsa yang sesuai
dengan kualitas yang dimiliki. Responden yang menyatakan sangat tidak
setuju tidak ada, 5 responden menyatakan tidak setuju, 14 responden
menyatakan kurang setuju, 26 responden menyatakan cukup setuju, 46
responden menyatakan setuju, dan 9 responden menyatakan sangat
setuju. Jumlah responden yang menyatakan setuju masih yang paling besar
sehingga

dapat

dinyatakan

bahwa

mayoritas

memberikan tanggapan positif terhadap merek ini.


memiliki

fasilitas

bebas

roaming

dan

tarif

hemat

responden

masih

Merek ini memang


antar

pengguna.

Kemudian, jaringannya terluas se-Indonesia dan masa aktifnya juga lama


yaitu sampai dengan 2 bulan untuk isi ulang pulsa Rp. 50.000,- sehingga
wajar jika sebagian besar responden masih beranggapan bahwa harga
Kartu AS sesuai dengan kualitas yang dimilikinya.

Tabel 4.41
KARTU AS
Harga Pulsa yang Sesuai dengan Kualitas yang Dimiliki
Frequen
cy
Sangat tidak
setuju
Tidak setuju
Kurang setuju
Cukup setuju
Setuju
Sangat setuju
Total

Percent

5
14
26
46
9
100

5.0
14.0
26.0
46.0
9.0
100.0

Sumber : Data Pri mer 2008

Berikut ini dapat diketahui bahwa tanggapan responden terhadap


pernyataan bahwa 3 (three) memiliki harga pulsa yang sesuai dengan
kualitas sangat beragam. 4 responden menyatakan sangat tidak setuju, 5
responden menyatakan tidak setuju, 19 responden menjawab kurang
setuju, 30 responden menyatakan cukup setuju, 32 responden menyatakan
setuju dan sisanya 10 responden menyatakan sangat setuju. Jumlah
responden yang menyatakan cukup setuju dan setuju hampir sama
jumlahnya sehingga dapat diketahui bahwa tanggapan responden masih
positif walaupun masih banyak responden yang tidak terlalu yakin sehingga
hanya menjawab cukup setuju.

Dari awal kemunculannya, 3 (three) memang menggebrak pasar


dengan promo isi ulang pulsa dapat 3 kali lipatnya. Hal ini memunculkan
anggapan bahwa 3 (three) menawarkan harga yang murah untuk
pulsanya. Tentu saja hal ini sesuai jika dibandingkan dengan kualitas sinyal
yang belum stabil. Walaupun begitu 3 (three) juga menawarkan layanan
fitur yang cukup lengkap ditambah dengan perluasan jaringan yang terus
dilakukan dua tahun belakangan ini.
Tabel 4.42
3 ( THREE )
Harga Pulsa yang Sesuai dengan Kualitas yang Dimiliki
Frequen
cy
Sangat tidak
setuju
Tidak setuju
Kurang setuju
Cukup setuju
Setuju
Sangat setuju
Total

Percent

4.0

5
19
30
32
10
100

5.0
19.0
30.0
32.0
10.0
100.0

Sumber : Data Pri mer 2008

e. Layanan Operator yang Memuaskan


Pada tabel 4.43 berikut ini dapat diketahui tanggapan responden
terhadap pernyataan bahwa Simpati memiliki layanan operator yang
memuaskan. Tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju
maupun tidak setuju. Namun, 3 responden menyatakan kurang setuju, 27
responden menyatakan cukup setuju, 43 responden menyatakan setuju,
dan 27 responden menyatakan sangat setuju. Ini berarti sebagian besar
responden menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut.

Tabel 4.43
SIMPATI
Layanan Operator yang Memuaskan
Frequen
cy
Sangat tidak
setuju
Tidak setuju
Kurang setuju
Cukup setuju
Setuju
Sangat setuju
Total

Percent

0
3
27
43
27
100

0
3.0
27.0
43.0
27.0
100.0

Sumber : Data Pri mer 2008

Untuk tangggapan responden terhadap pernyataan bahwa Mentari


memiliki layanan operator yang memuaskan dapat dilihat pada tabel 4.44
berikut ini. 1 responden menyatakan sangat tidak setuju, 2 responden
menyatakan tidak setuju, 4 responden menyatakan kurang setuju, 45
responden menyatakan cukup setuju, 38 responden menyatakan setuju,
dan 10 responden menyatakan sangat setuju. Terlihat bahwa mayoritas
responden menyatakan cukup setuju.
Tabel 4.44
MENTARI
Layanan Operator yang Memuaskan
Frequen
cy
Sangat tidak
setuju
Tidak setuju
Kurang setuju
Cukup setuju
Setuju
Sangat setuju
Total
Sumber : Data Pri mer 2008

Percent

1.0

2
4
45
38
10
100

2.0
4.0
45.0
38.0
10.0
100.0

Pada tabel 4.45 berikut dapat dilihat tanggapan responden terhadap


layanan operator IM3 yang memuaskan. Terdapat 1 responden yang
menyatakan

sangat

tidak

setuju

terhadap

pernyataan

tersebut,

responden menyatakan tidak setuju, 12 responden menyatakan kurang


setuju, 34 responden menyatakan cukup setuju, 37 responden menyatakan
setuju, dan 13 responden menyatakan sangat setuju. Dari sini terlihat jumlah
responden

yang

menyatakan

seimbang.

Namun,

mayoritas

cukup

setuju

responden

maupun

tetap

setuju

menyatakan

hampir
setuju

terhadap pernyataan tersebut.

Tabel 4.45
IM3
Layanan Operator yang Memuaskan
Frequen
cy
Sangat tidak
setuju
Tidak setuju
Kurang setuju
Cukup setuju
Setuju
Sangat setuju
Total

Percent

1.0

3
12
34
37
13
100

3.0
12.0
34.0
37.0
13.0
100.0

Sumber : Data Pri mer 2008

Tanggapan responden terhadap SIM card XL Bebas dapat dilihat


pada tabel 4.46. Dari sini terlihat 2 responden menyatakan sangat tidak
setuju, 1 responden menyatakan tidak setuju, 9 responden menyatakan
kurang setuju, 42 responden menyatakan cukup setuju, 40 responden
menyatakan setuju, dan 6 responden menyatakan sangat setuju. Terlihat

responden masih tampak kurang yakin terhadap layanan operator XL


Bebas sehingga mayoritas responden hanya menjawab cukup setuju.
Tabel 4.46
XL BEBAS
Layanan Operator yang Memuaskan
Frequen
cy
Sangat tidak
setuju
Tidak setuju
Kurang setuju
Cukup setuju
Setuju
Sangat setuju
Total

Percent

2.0

1
9
42
40
6
100

1.0
9.0
42.0
40.0
6.0
100.0

Sumber : Data Pri mer 2008

Tanggapan responden terhadap XL Jempol cukup beragam. Hal ini


dapat terlihat pada tabel 4.47 berikut ini. Terdapat 2 responden yang
menyatakan sangat tidak setuju, 2 responden menyatakan tidak setuju, 12
responden menyatakan kurang setuju, 47 responden menyatakan cukup
setuju,

35

responden

menyatakan

sangat

menyatakan
setuju.

Ini

setuju,

berarti

dan

sisanya 2

mayoritas

menjawab cukup setuju.


Tabel 4.47
XL JEMPOL
Layanan Operator yang Memuaskan

Sangat tidak
setuju
Tidak setuju
Kurang setuju
cukup setuju
setuju
sangat setuju

Frequen
cy
2

Percent
2.0

2
12
47
35
2

2.0
12.0
47.0
35.0
2.0

responden

responden

hanya

Total

100

100.0

Sumber : Data Pri mer 2008

Di

bawah

ini

dapat

terlihat

tanggapan

responden

terhadap

pernyataan Kartu AS memiliki layanan operator yang memuaskan. Tidak


ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju, 1 responden
menyatakan tidak setuju, 8 responden menyatakan kurang setuju, 37
responden menyatakan cukup setuju, 45 responden menyatakan setuju,
dan

responden

menyatakan

sangat

setuju.

Ini

berarti

mayoritas

responden menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut.

Tabel 4.48
KARTU AS
Layanan Operator yang Memuaskan
Frequen
cy
Sangat tidak
setuju
Tidak setuju
Kurang setuju
Cukup setuju
Setuju
Sangat setuju
Total

Percent

1
8
37
45
9
100

1.0
8.0
37.0
45.0
9.0
100.0

Sumber : Data Pri mer 2008

Pada tabel 4.49 dapat diketahui tanggapan responden terhadap pernyataan 3 (three)
memiliki layanan operator yang memuaskan. Terdapat 4 responden yang menyatakan
sangat tidak setuju, 10 responden menyatakan tidak setuju, 27 responden menyatakan
kurang setuju, 37 responden menyatakan cukup setuju, 17 responden menjawab setuju,

dan 5 responden menyatakan sangat setuju. Hal ini berarti mayoritas responden
menyatakan cukup setuju terhadap pernyataan tersebut.
Tabel 4.49
3 ( THREE )
Layanan Operator yang Memuaskan
Frequen
cy
Sangat tidak
setuju
Tidak setuju
Kurang setuju
Cukup setuju
Setuju
Sangat setuju
Total

Percent

4.0

10
27
37
17
5
100

10.0
27.0
37.0
17.0
5.0
100.0

Sumber : Data Pri mer 2008

f. Perusahaan Terkenal dan Terpercaya


Pada tabel 4.50 berikut ini dapat diketahui tanggapan responden
terhadap pernyataan bahwa Simpati memiliki perusahaan yang terkenal
dan terpercaya. Tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak
setuju,

tidak

setuju,

maupun

kurang

setuju.

Namun,

responden

menyatakan cukup setuju, 41 responden menyatakan setuju, dan 53


responden menyatakan sangat setuju. Ini berarti sebagian besar responden
menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan tersebut.
Tabel 4.50
SIMPATI
Perusahaan Terkenal dan Terpercaya
Frequen
cy
Sangat tidak
setuju
Tidak setuju
Kurang setuju
Cukup setuju

Percent

0
0
6

0
0
6.0

Setuju
Sangat setuju
Total

41
53
100

41.0
53.0
100.0

Sumber : Data Pri mer 2008

Untuk tangggapan responden terhadap pernyataan bahwa Mentari


memiliki perusahaan yang terkenal dan terpercaya dapat dilihat pada
tabel 4.51 berikut ini. Tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak
setuju, 1 responden menyatakan tidak setuju, 1 responden menyatakan
kurang setuju, 13 responden menyatakan cukup setuju, 48 responden
menyatakan

setuju,

dan

37

responden

menyatakan

sangat

setuju.

Tanggapan responden terhadap merek Mentari dapat dikatakan positif.


Hal ini terlihat dari jumlah responden yang menjawab setuju dan sangat
setuju masih mendominasi jawaban responden.
Mentari dikeluarkan oleh perusahaan operator seluler yang muncul
pertama kali di Indonesia yaitu Indosat. Indosat memang memiliki nama
dan

cukup

dipercaya

sebagai

perusahaan

operator

seluler

yang

jangkauan wilayahnya cukup luas dan sinyal yang kuat. Selain itu, Indosat
juga menguasai pangsa pasar kedua setelah Telkomsel.
Tabel 4.51
MENTARI
Perusahaan Terkenal dan Terpercaya
Frequen
cy
Sangat tidak
setuju
Tidak setuju
Kurang setuju
Cukup setuju
Setuju
Sangat setuju
Total
Sumber : Data Pri mer 2008

Percent

1
1
13
48
37
100

1.0
1.0
13.0
48.0
37.0
100.0

Pada tabel 4.52 berikut dapat dilihat tanggapan responden terhadap


perusahaan yang terkenal dan terpercaya. Tidak ada responden yang
menyatakan

sangat

tidak

setuju

terhadap

pernyataan

tersebut,

responden menyatakan tidak setuju, 1 responden menyatakan kurang


setuju, 12 responden menyatakan cukup setuju, 50 responden menyatakan
setuju, dan 36 responden menyatakan sangat setuju. Ini berarti sebagian
besar responden menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut.
Sama halnya dengan Mentari IM3 dikeluarkan oleh perusahaan yang
terkenal yaitu Indosat. Indosat merupakan pesaing terbesar kedua setelah
Telkomsel yang menguasai industri telekomunikasi seluler di Indonesia.
Tabel 4.52
IM3
Perusahaan Terkenal dan Terpercaya
Frequen
cy
Sangat tidak
setuju
Tidak setuju
Kurang setuju
Cukup setuju
Setuju
Sangat setuju
Total

Percent

1
1
12
50
36
100

1.0
1.0
12.0
50.0
36.0
100.0

Sumber : Data Pri mer 2008

Tanggapan responden terhadap SIM card XL Bebas dapat dilihat


pada tabel 4.53. Dari sini terlihat tidak ada responden yang menyatakan
sangat tidak setuju, 1 responden menyatakan tidak setuju, tidak ada
responden yang menyatakan kurang setuju, 15 responden menyatakan
cukup setuju, 60

responden menyatakan

setuju, dan

24

responden

menyatakan sangat setuju. Jumlah responden yang menyatakan setuju


terlihat mendominasi. Hal ini berarti sebagian besar responden menyatakan
perusahaan asal XL Bebas yaitu Excelcomindo merupakan perusahaan
yang terkenal dan terpercaya. Sebagai perusahaan penguasa pangsa
pasar nomor tiga di Indonesia, Excelcomindo memang sudah tidak asing
lagi di telinga masyarakat kita. Bahkan semakin ke sini promo yang
dilancarkan perusahaan ini semakin gencar saja.
Tabel 4.53
XLBEBAS
Perusahaan Terkenal dan Terpercaya
Frequen
cy
Sangat tidak
setuju
Tidak setuju
Kurang setuju
Cukup setuju
Setuju
Sangat setuju
Total

Percent

1
0
15
60
24
100

1.0
0
15.0
60.0
24.0
100.0

Sumber : Data Pri mer 2008

Tanggapan responden terhadap XL Jempol cukup beragam. Hal ini


dapat terlihat pada tabel 4.54 berikut ini. Terdapat 1 responden yang
menyatakan sangat tidak setuju, 1 responden menyatakan tidak setuju, 3
responden menyatakan kurang setuju, 20 responden menyatakan cukup
setuju, 58 responden menyatakan setuju, dan sisanya 17 responden
menyatakan

sangat

setuju.

Ini

berarti

mayoritas

responden

masih

menyatakan setuju bahwa XL Jempol berasal dari perusahaan yang


terkenal dan terpercaya. Sama halnya dengan XL Bebas, XL Jempol juga

dikeluarkan oleh perusahaan Excelcomindo Pratama yang cukup dikenal di


Indonesia saat ini.
Tabel 4.54
XL JEMPOL
Perusahaan Terkenal dan Terpercaya

Sangat tidak
setuju
Tidak setuju
Kurang setuju
cukup setuju
setuju
sangat setuju
Total

Frequen
cy
1

Percent
1.0

1
3
20
58
17
100

1.0
3.0
20.0
58.0
17.0
100.0

Sumber : Data Pri mer 2008

Di

bawah

ini

dapat

terlihat

tanggapan

responden

terhadap

pernyataan Kartu AS memiliki perusahaan yang terkenal dan terpercaya.


Tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju, 1 responden
menyatakan tidak setuju, 2 responden menyatakan kurang setuju, 16
responden menyatakan cukup setuju, 46 responden menyatakan setuju,
dan

35

responden

menyatakan

sangat

setuju.

mayoritas responden

menyatakan setuju bahwa perusahaan operator yang mengeluarkan Kartu


AS yaitu Telkomsel merupakan perusahaan yang terkenal dan terpercaya.
Sebagai merek yang juga dikeluarkan oleh perusahaan yang sama
dengan Simpati yaitu Telkomsel, Kartu AS memang cepat dikenal. Hal ini
dikarenakan perusahaan yang mengeluarkannya yaitu Telkomsel memang
sudah terkenal di Indonesia sebagai operator penguasa pangsa pasar
terbesar. Selain itu, kemampuan Telkomsel sudah tidak diragukan lagi

sebagai operator dengan jangkauan wilayah terluas sehingga dapercaya


oleh sebagian besar masyarakat Indonesia.
Tabel 4.55
KARTU AS
Perusahaan Terkenal dan Terpercaya
Frequen
cy
Sangat tidak
setuju
Tidak setuju
Kurang setuju
Cukup setuju
Setuju
Sangat setuju
Total

Percent

1
2
16
46
35
100

1.0
2.0
16.0
46.0
35.0
100.0

Sumber : Data Pri mer 2008

Pada tabel 4.56 dapat diketahui tanggapan responden terhadap pernyataan 3 (three)
memiliki perusahaan yang terkenal dan terpercaya. Terdapat 4 responden yang
menyatakan sangat tidak setuju, 7 responden menyatakan tidak setuju, 28 responden
menyatakan kurang setuju, 41 responden menyatakan cukup setuju, 17 responden
menjawab setuju, dan 3 responden menyatakan sangat setuju. Walaupun jawaban
responden sangat beragam namun mayoritas responden menyatakan cukup setuju terhadap
pernyataan tersebut.
Berdasarkan jawaban di atas nampaknya kebanyakan responden masih belum
terlalu mengenal perusahaan yang mengeluarkan merek 3 (three) ini. 3 (three) dikeluarkan
oleh perusahaan yang bernama Hutchison CP Telecommunications Indonesia (HCPT).
Perusahaan ini memang belum terlalu dikenal karena memang belum terlalu lama di
Indonesia. Perusahaan ini masih dalam tahap menumbuhkan kepercayaan kepada
masyarakat tentang kualitas produk yang ditawarkannya sehingga wajar jika masih banyak
yang belum memberikan kepercayaan kepada perusahaan ini.

Tabel 4.56
3 ( THREE )
Perusahaan Terkenal dan Terpercaya
Frequen
cy
Sangat tidak
setuju
Tidak setuju
Kurang setuju
Cukup setuju
Setuju
Sangat setuju
Total

Percent

4.0

7
28
41
17
3
100

7.0
28.0
41.0
17.0
3.0
100.0

Sumber : Data Pri mer 2008

g. Merek yang Bergengsi


Pada tabel 4.57 berikut ini dapat diketahui tanggapan responden terhadap
pernyataan bahwa Simpati memiliki merek yang bergengsi. Tidak ada responden yang
menyatakan sangat tidak setuju, tidak setuju maupun kurang setuju. Namun, 5 responden
menyatakan cukup setuju, 48 responden menyatakan setuju, dan 47 responden menyatakan
sangat setuju. Jumlah responden yang menjawab setuju dan sangat setuju hampir
berimbang. Hal ini berarti mayoritas responden memberikan tanggapan yang sangat positif
bahwa Simpati merupakan merek yang bergengsi.
Berdasarkan jawaban responden berikut ini, Simpati dinilai sangat positif. Sebagai
merek yang mengutamakan kualitas tinggi, Simpati memang cocok untuk para eksekutif
yang memiliki mobilitas tinggi dan kemandirian dalam hal finansial. Simpati yang dikenal
dengan tarif yang mahal memberikan nilai tersendiri bagi penggunanya.
Tabel 4.57
SIMPATI
Merek yang Bergengsi
Frequen
cy
Percent
Sangat tidak
0
0
setuju
Tidak setuju
0
0

Kurang setuju
Cukup setuju
Setuju
Sangat setuju
Total

0
5
48
47
100

0
5.0
48.0
47.0
100.0

Sumber : Data Pri mer 2008

Untuk tangggapan responden terhadap pernyataan bahwa Mentari


memiliki merek yang bergengsi dapat dilihat pada tabel 4.58 berikut ini.
Tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju, 1 responden
menyatakan tidak setuju, 3 responden menyatakan kurang setuju, 18
responden menyatakan cukup setuju, 56 responden menyatakan setuju,
dan

22

responden

menyatakan

sangat

setuju.

Ini

berarti

mayoritas

responden menyatakan setuju bahwa Mentari merupakan merek yang


bergengsi. Sebagai merek yang dikeluarkan oleh Indosat, Mentari memang
dikenal sebagai SIM card yang banyak digunakan oleh orang-orang
dengan mobilitas tinggi sehingga sesuai jika dianggap merek bergengsi.
Tabel 4.58
MENTARI
Merek yang Bergengsi
Frequen
cy
Percent
Sangat tidak
0
0
setuju
Tidak setuju
1
1.0
Kurang setuju
3
3.0
Cukup setuju
18
18.0
Setuju
56
56.0
Sangat setuju
22
22.0
Total
100
100.0
Sumber : Data Pri mer 2008

Pada tabel 4.59 berikut dapat dilihat tanggapan responden terhadap


merek IM3 yang bergengsi. Tidak ada responden yang menyatakan sangat
tidak setuju maupun tidak setuju, 4 responden menyatakan kurang setuju,
16 responden menyatakan cukup setuju, 50 responden menyatakan setuju,

dan 30 responden menyatakan sangat setuju. Sebagian besar respon setuju


jika IM3 merupakan merek yang bergengsi.
Sebagai

merek

yang

menjadikan

anak

muda

sebagai

pasar

sasarannya, IM3 cukup berhasil dalam membangun mereknya. Di samping


menawarkan tarif yang hemat, IM3 juga menyediakan fitur canggih yang
lengkap yang dapat memenuhi kebutuhan anak muda saat ini. Jadi tidak
heran jika bagi sebagian besar responden yang merupakan anak muda,
IM3 memang merek bergengsi yang cocok untuk digunakan.
Tabel 4.59
IM3
Merek yang Bergengsi
Frequen
cy
Sangat tidak
setuju
Tidak setuju
Kurang setuju
Cukup setuju
Setuju
Sangat setuju
Total

Percent

0
4
16
50
30
100

0
4.0
16.0
50.0
30.0
100.0

Sumber : Data Pri mer 2008

Tanggapan responden terhadap SIM card XL Bebas dapat dilihat


pada tabel 4.60. Dari sini terlihat tidak ada responden yang menyatakan
sangat tidak setuju, 1 responden menyatakan tidak setuju, 6 responden
menyatakan kurang setuju, 18 responden menyatakan cukup setuju, 54
responden menyatakan setuju, dan 21 responden menyatakan sangat
setuju. Dari data tersebut terlihat bahwa mayoritas responden setuju bahwa
XL Bebas merupakan merek yang bergengsi. Merek ini memang cocok
untuk pelanggan yang lebih banyak menggunakan layanan bicara atau

percakapan serta layanan tambahan dan data. Pengguna merek ini


digambarkan sebagai orang-orang yang memiliki mobilitas tinggi dan
punya kebiasaan sering menelpon. Sehingga cukup tepat jika mayoritas
responden

beranggapan

bahwa

XL

Bebas

merupakan

merek

yang

bergengsi.

Tabel 4.60
XL BEBAS
Merek yang Bergengsi
Frequen
cy
Sangat tidak
setuju
Tidak setuju
Kurang setuju
Cukup setuju
Setuju
Sangat setuju
Total

Percent

1
6
18
54
21
100

1.0
6.0
18.0
54.0
21.0
100.0

Sumber : Data Pri mer 2008

Tanggapan responden terhadap XL Jempol cukup beragam. Hal ini


dapat terlihat pada tabel 4.61 berikut ini. Terdapat 2 responden yang
menyatakan sangat tidak setuju, 4 responden menyatakan tidak setuju, 8
responden menyatakan kurang setuju, 34 responden menyatakan cukup
setuju,

44

responden

menyatakan

sangat

menyatakan
setuju.

setuju,

Walaupun

dan

sisanya 8

jawaban

responden

responden

terlihat

beragam namun mayoritas responden menyetujui bahwa XL Jempol


merupakan merek yang bergengsi. XL Jempol memang sudah cukup lama
berada

di

pasaran

sehingga

wajar

masyarakat dan cukup memiliki nama.

jika

mereknya

sudah

di

kenal

Tabel 4.61
XL JEMPOL
Merek yang Bergengsi
Frequen
cy
Percent
Sangat tidak
2
2.0
setuju
Tidak setuju
4
4.0
Kurang setuju
8
8.0
cukup setuju
34
34.0
setuju
44
44.0
sangat setuju
8
8.0
Total
100
100.0
Sumber : Data Pri mer 2008

Di

bawah

ini

dapat

terlihat

tanggapan

responden

terhadap

pernyataan Kartu AS memiliki merek yang bergengsi. 1 responden yang


menyatakan sangat tidak setuju, 3 responden menyatakan tidak setuju, 4
responden menyatakan kurang setuju, 37 responden menyatakan cukup
setuju, 42 responden menyatakan setuju, dan 13 responden menyatakan
sangat setuju. Tanggapan responden terhadap Kartu AS juga terlihat
beragam, namun mayoritas responden masih menyatakan setuju bahwa
Kartu AS merupakan merek yang bergengsi. Hal ini dimungkinkan karena
sudah banyak yang mengenal Kartu AS sehingga mereknya dianggap
merek yang bergengsi oleh sebagian besar responden.

Tabel 4.62
KARTU AS
Merek yang Bergengsi
Frequen
cy
Sangat tidak
setuju
Tidak setuju
Kurang setuju
Cukup setuju
Setuju
Sangat setuju
Total

Percent

1.0

3
4
37
42
13
100

3.0
4.0
37.0
42.0
13.0
100.0

Sumber : Data Pri mer 2008

Pada tabel 4.63 dapat diketahui tanggapan responden terhadap pernyataan 3 (three)
memiliki merek yang bergengsi. Terdapat 2 responden yang menyatakan sangat tidak
setuju, 12 responden menyatakan tidak setuju, 36 responden menyatakan kurang setuju, 35
responden menyatakan cukup setuju, 13 responden menjawab setuju, dan 2 responden
menyatakan sangat setuju. Tanggapan responden yang menyatakan kurang setuju dan
cukup setuju hampir berimbang namun mayoritas responden menyatakan kurang setuju
jika 3 ( three ) dianggap sebagai merek yang bergengsi. Sepertinya responden belum
terlalu yakin jika 3 (three) dianggap sebagai merek yang bergengsi karena merek ini dapat
dikategorikan masih baru dan pengetahuan konsumen tentang merek ini masih sangat
sedikit.

Tabel 4.63
3 ( THREE )
Merek yang Bergengsi
Frequen
cy
Sangat tidak
setuju
Tidak setuju
Kurang setuju
Cukup setuju
Setuju
Sangat setuju

Percent

2.0

12
36
35
13
2

12.0
36.0
35.0
13.0
2.0

Total

100

100.0

Sumber : Data Pri mer 2008

5. Hasil Correspondence Analysis


Pada tabel berikut ini dijelaskan bahwa jika grafik correspondence analysis yang
dibuat

hanya

satu

dimensi

maka

73,7%

variasi

dapat

dijelaskan

oleh

model

correspondence analysis tersebut. Namun, jika dijadikan dua dimensi maka ada tambahan
sebesar 18,7% lagi sehingga total variasi yang dapat dijelaskan adalah 92,4%. Jika
ditambah satu dimensi lagi maka tambahannya hanya 4,6% atau lebih kecil dari
penambahan sebelumnya. Dengan begitu, dapat diambil dua dimensi saja karena total
variasi yang dapat dijelaskan sudah sangat besar.
Tabel 4.64
Tabel Penentuan Jumlah Dimensi
Dimension
1
2
3
4
5
6

Singular
Value
0,03837
0,01932
0,00960
0,00695
0,00284
0,00157

Total

Inertia
0,00147
0,00037
0,00009
0,00005
0,00001
0,00000
0,00200

Proportion
Explained
0,737
0,187
0,046
0,024
0,004
0,001
1,000

Cumulative
Proportion
0,737
0,924
0,971
0,995
0,999
1.000
1,000

Sumber : Riset peneliti

Dari gambar 4.65 di bawah ini terlihat sebaran atribut yang berupa
angka mulai dari 1 sampai dengan 7. Penjelasan dari angka-angka tersebut
adalah sebagai berikut :
Tabel 4.65
Keterangan Nomor Atribut pada Correspondence Analysis (CA)
Nomor Atribut

Pernyataan Atribut

Jangkauan wilayah yang luas

Sinyal yang kuat dan stabil

Fitur yang lengkap

Harga

pulsa

yang

sesuai

dengan

kualitas
5

Layanan operator yang memuaskan

Perusahaanya

yang

terkenal

dan

terpercaya
7

Merek yang bergengsi

Sumber : Riset peneliti

Dalam gambar output CA berikut ini (gambar 4.1) terlihat bahwa


keempat kuadran terisi oleh masing-masing atribut SIM card. Kuadran I
yang berada di sebelah kiri atas diisi oleh atribut 1 dan 2 yaitu jangkauan
wilayah yang luas dan sinyal yang kuat dan stabil. Kuadran II (kanan atas)
diisi oleh atribut 4 dan 5 atau harga pulsa yang sesuai kualitas dan layanan
operator yang memuaskan. Kemudian, kuadran III (kanan bawah) diisi oleh
atribut 3 dan 7 yaitu fitur yang lengkap dan merek yang bergengsi. Antara
kuadran III dan kuadran IV (kiri bawah) terdapat atribut 6 yaitu perusahaan
yang terkenal dan terpercaya.
Pada gambar 4.1 tersebut terlihat bahwa jangkauan wilayah yang
luas (atribut 1) dan sinyal yang kuat dan stabil (atribut 2) dipandang sama
oleh para konsumen. Begitu pula dengan atribut lainnya yang berada
pada kuadran yang sama, yaitu antara harga pulsa yang sesuai dengan
kualitas (atribut 4) dan layanan operator yang memuaskan (atribut 5) serta
antara fitur yang lengkap (atribut 3) dan merek yang bergengsi (atribut 7).
Sedangkan untuk perusahaan yang terkenal dan terpercaya (atribut 6)
memiliki nilai yang sedikit berbeda di pandangan konsumen karena
memotong kuadran III (kanan bawah) dan kuadran IV (kiri bawah) dan
tidak ada yang mendampinginya.

Row Scores

0.3
5

Dimension 2

0.2

2
4

0.1
1
0.0
6
-0.1
3
7
-0.2
-0.4

-0.2

0.0

0.2

0.4

Dimension 1
Symmetric Normalization

Gambar 4.1
Positioning Atribut SIM Card GSM Prabayar

Column Scores

0.3
THREE

Dimension 2

0.2

KARTUAS
XLJEMPOL

0.1
SIMPATI
0.0
-0.1
-0.2
-0.3

XLBEBAS
MENTARI
IM3

Gambar 4.2
Positioning Merek SIM Card GSM Prabayar

Sedangkan pada gambar 4.2 terlihat sebaran merek-merek SIM card


yang

mengisi

keempat

kuadran.

Simpati

dan

Kartu

As

sama-sama

menempati kuadran I. Hal ini berarti kedua merek tersebut dipersepsikan


relatif sama dalam memberikan kepuasan kepada konsumennya. Hal ini
kemungkinan

dikarenakan

konsumen

menganggap

kedua

merek

ini

berasal dari perusahaan operator seluler yang sama yaitu Telkomsel. Pada
kuadran II terlihat 3 ( Three ) dan XL Jempol yang juga berarti kedua merek
ini dianggap memiliki kesamaan dalam pandangan konsumen. Memang
kedua merek ini sama-sama menawarkan tarif murah dan bonus pada awal
peluncurannya sehingga kemungkinan hal inilah yang melekat di benak
konsumen.
Pada kuadran III terdapat IM3 sebagai satu-satunya merek. Hal ini
berarti merek ini dianggap relatif berbeda dengan merek-merek lainnya
sehingga dalam kuadran III tidak ada merek menyaingi IM3 secara
langsung. Nampaknya responden sangat mengenal merek ini sehingga
tahu persis bahwa merek ini memiliki ciri yang khas jika dibandingkan
dengan merek-merek lainnya. Sebagai merek yang dipergunakan oleh
mayoritas responden yang merupakan mahasiswa, IM3 dapat dikatakan
cukup berhasil dalam menentukan posisinya sehingga merek ini dapat
cukup melekat di benak konsumennya. Hal ini sesuai dengan teori yang
dikemukakan Kotler (2007 : 235) bahwa positioning merupakan tindakan
merancang tawaran dan citra sehingga menempati posisi yang khas di

benak pelanggannya dan dalam hal ini IM3 benar-benar melakukannya.


Kemudian, pada kuadran IV terlihat merek XL Bebas dan Mentari. Hal ini
berarti konsumen memandang ada kesamaan pula pada kedua merek ini.
Berdasarkan penelitian Uus MD Fadli dan Enrico Wijaya (2002)
konsumen senang mempercayai bahwa mereka mendasarkan ev aluasi
kualitas produk pada petunjuk intrinsik. Namun, jika konsumen tidak memiliki
pengalaman

aktual

dengan

merek

produk

maka

konsumen

sering

mengevaluasi kualitas dengan dasar petunjuk ekstrinsik yang berasal dari


luar produk itu sendiri. Dalam hal ini ternyata berlaku pula terhadap produk
SIM card GSM yang diteliti. Konsumen juga menilai produk SIM card GSM
berdasarkan unsur-unsur intrinsik

seperti jangkauan wilayah yang luas,

sinyal yang kuat dan stabil, fitur yang lengkap dan juga berdasarkan unsurunsur ekstrinsik seperti harga yang sesuai dengan kualitas, layanan operator
yang memuaskan, merek yang bergengsi dan perusahaan yang terkenal
dan terpercaya. Hasil analisis terhadap identitas merek dari ketujuh SIM
card pada gambar 4.3 berikut ini memperlihatkan indikasi ini.

Row and Column Scores

Variable
Columns
Rows

0.3

Dimension 2

0.2

THREE

KARTUAS XLJEMPOL

0.1
1

SIMPATI

0.0

6
XLBEBAS

-0.1

MENTARI

-0.2

3
IM3
7

-0.3
-0.4

-0.2

0.0

0.2

0.4

0.6

Gambar 4.3
Positioning Merek SIM Card GSM Prabayar beserta Atributnya

Pada gambar 4.3 kedua peta tersebut digabungkan menjadi satu


menjadi peta positioning merek SIM card GSM prabayar yang lengkap
dengan atributnya. Dengan begitu, posisi merek SIM card GSM prabayar
dengan atribut-atribut yang menjadi keunggulannya dapat terlihat secara
bersamaan.
Simpati

dan

Kartu

As

pada

kuadran

dipersepsikan

memiliki

keunggulan yang sama yaitu pada atribut 1 dan 2. Atribut-atribut tersebut


adalah jangkauan wilayah yang luas dan sinyal yang kuat dan stabil.
Bahkan, atribut 2 terlihat melekat kuat pada Kartu AS karena jarak
kedekatan

antara merek

tersebut dengan

atributnya sangat dekat.

Telkomsel sebagai perusahaan yang mengeluarkan kedua merek SIM card


tersebut memang dikenal sebagai satu-satunya operator yang telah
menjangkau hingga 95 % populasi di Indonesia. Selain itu, secara jaringan
dan

infrastruktur

Telkomsel

itu

bergabung

dengan

Telkom

sehingga

jaringannya memang terluas di Indonesia. Keleluasaan berkomunikasi


terutama bagi para pengguna Simpati dapat dirasakan tidak hanya di
Indonesia tetapi juga sampai ke luar negeri. Bilson Simamora (2001 : 48)
menyatakan

strategi

sebagai pemimpin

benefit

positioning

dalam manfaat

yang

tertentu.

memposisikan

Dalam

hal

produk

ini, strategi

positioning yang dijalankan oleh Telkomsel yaitu dengan menawarkan


manfaat berupa jangkauan wilayah yang luas dan sinyal yang kuat
nampaknya berhasil karena kedua merek yang dikeluarkan oleh Telkomsel

yaitu Simpati dan Kartu AS memiliki kedua keunggulan tersebut menurut


persepsi konsumen.
Pada kuadran II, 3 (three) dan XL Jempol dipersepsikan oleh
responden memiliki kesamaan yaitu sebagai merek yang harganya sesuai
dengan kualitas (atribut 4) dan layanan operatornya memuaskan (atribut
5). Namun, persepsi tersebut kurang melekat kuat karena jarak kedekatan
antara merek tersebut dengan atribut-atribut yang mencirikannya cukup
jauh. Sesuai dengan teori yang dikemukakan Kotler (2003 : 256) kedua
merek ini dapat dikatakan memiliki posisi yang meragukan (doubtful
positioning) dikarenakan tidak didukung oleh bukti yang memadai.
IM3 sebagai satu-satunya merek yang berada pada kuadran III
terlihat memiliki keunggulan sebagai merek yang memiliki fitur lengkap
(atribut 3) dan merek yang bergengsi (atribut 7). Hal ini sesuai dengan
positioning yang ditawarkan IM3 sejak awal yaitu sebagai merek pionir
dalam hal kelengkapan fitur seperti layanan data, GPRS, MMS sampai
teknologi SIM card-nya juga menggunakan teknologi canggih. Selain itu,
IM3 juga menawarkan tarif yang sangat hemat yang memang ditujukan
untuk generasi muda yang trendi namun belum mandiri secara finansial.
Dalam hal ini jika dikaitkan dengan teori yang dikemukakan oleh Bilson
Simamora (2001 : 48), IM3 dapat dikategorikan berhasil dalam menjalankan
strategi

user

positioning-nya

untuk

kalangan

anak

muda

sehingga

menjadikan merek IM3 banyak digunakan oleh para mahasiswa termasuk


mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Sedangkan

untuk

XL

Bebas

dan

Mentari,

kedua

merek

ini

dipersepsikan sebagai merek yang berasal dari perusahaan yang terkenal

dan terpercaya (atribut 6) karena jarak kedekatannya mereknya amat


dekat dengan atribut tersebut. Namun, keunggulan tersebut terlihat
melekat kuat terutama untuk merek XL Bebas karena kedekatan jarak
antara merek ini dengan atribut 6 yang mencirikannya sangat dekat. Selain
itu menurut Singgih Santoso (2002 : 344) keunggulan merek juga dapat
dilihat berdasarkan jarak kedekatannya. Di sini, Mentari juga terlihat cukup
dekat dengan atribut 3 dan atribut 7. Dengan begitu, Mentari tidak hanya
memiliki keunggulan pada atribut 6 tetapi juga pada atribut 3 (fitur yang
lengkap) dan atribut 7 (merek yang bergengsi). Namun berdasarkan teori
Kotler (2003 : 256) tentang kesalahan-kesalahan dalam positioning, Mentari
memiliki posisi yang membingungkan (confused positioning). Penyebabnya
adalah perusahaan menekankan terlalu banyak atribut sehingga konsumen
merasa bingung mengenai posisi Mentari.
Melalui peta persepsi ini, setiap operator dapat melihat bagaimana
positioning mereknya yang sebenarnya di benak konsumen khususnya
mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, sekaligus atribut-atribut yang
menjadi keunggulannya. Selain itu, masing-masing operator juga dapat
mengevaluasi apakah positioning yang dijalankan sudah sesuai dengan
yang diharapkan atau belum atau mungkin masih terdapat kesalahan
dalam positioning produknya.
Menurut Kotler (2001 : 403) dalam menentukan posisi, perusahaan
perlu memutuskan berapa banyak perbedaan dan perbedaan mana yang
akan dipromosikan kepada pasar sasarannya. Dalam hal ini, Simpati dan
Kartu

As

unggul

dalam

atribut

yang

memang

diangkat

sejak

peluncurannya yaitu pada atribut jangkauan wilayah yang luas dan sinyal

yang kuat dan stabil. Inilah yang membuat mereka menjadi pemimpin
pasar. Begitu pula dengan IM3 yang mencoba menawarkan 2 perbedaan
yang dijadikan keunggulannya sejak awal yaitu keunggulan dari segi fitur
yang lengkap dan merek yang bergengsi di mata pasar sasarannya yaitu
para kawula muda.
Menurut Oki Baren (2008) Telkomsel telah mengubah strateginya
pada kuartal pertama tahun 2008 dari strategi samudera merah menjadi
strategi samudera biru. Telkomsel lebih memilih jalur lain untuk menciptakan
ceruk pasarnya sendiri. Target Telkomsel tidak lagi menjadi pemimpin pasar
tetapi

lebih kepada pemimpin layanan. Beragam segmen usaha baru

yang akan ditingkatkan antara lain industri hiburan, retail hingga ke


segmen industri periklanan. Bahkan, nantinya Telkomsel akan menyentuh
pelanggan non-human seperti peralatan rumah tangga yang dipasangi SIM
card untuk pengoperasiannya. Namun, berdasarkan hasil penelitian yang
didapat nampaknya konsumen belum melihat perubahan ini. Konsumen
masih melihat peran Telkomsel sebagai pemimpin pasar dalam pasar SIM
card GSM melalui kualitas jangkauan dan sinyalnya.

BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A.

Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian yang telah dilakukan

adalah sebagai berikut :


1. Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam pemilihan SIM
card GSM prabayar terbagi menjadi 2 faktor yang selanjutnya
dinamakan faktor tekonologi dan faktor prestise. Faktor 1 dinamakan
faktor teknologi karena sebagian besar terdiri dari atribut-atribut yang
memerlukan kecanggihan teknologi untuk mewujudkannya seperti
jangkauan luas, sinyal kuat dan stabil, dan fitur lengkap serta
perusahaan yang terkenal dan terpercaya. Sedangkan faktor 2
dinamakan faktor prestise karena atribut-atribut seperti harga pulsa
sesuai kualitas, layanan operator memuaskan, dan merek bergengsi
menunjukkan prestise perusahaan yang bersangkutan atas kualitas
dan kepuasan pelanggannya.
2. Pada peta positioning merek SIM card GSM prabayar yang telah
digabungkan dengan atributnya dapat terlihat secara bersamaan
posisi merek SIM card GSM prabayar bersama atribut-atribut yang
menjadi keunggulannya.

Simpati dan Kartu As pada kuadran I

dipersepsikan memiliki keunggulan yang sama yaitu pada atribut 1


dan 2. Persaingan kedua merek yang berasal dari operator yang
sama ini adalah pada atribut-atribut seperti jangkauan wilayah yang

luas dan sinyal yang kuat dan stabil. Bahkan, atribut 2 terlihat melekat
kuat pada Kartu AS karena jarak kedekatan antara merek tersebut
dengan atributnya sangat dekat. Nampaknya, usaha Telkomsel yang
menempatkan posisi Simpati sebagai SIM card yang unggul dalam
segi jangkauan wilayah terluas dan sinyal yang kuat dapat dinilai
berhasil. Bahkan, hal ini berimbas pula pada merek SIM card lainnya
yang juga dikeluarkan oleh Telkomsel yaitu Kartu AS. Hal ini wajar
karena memang Telkomsel merupakan satu-satunya operator yang
telah menjangkau hingga 95 % populasi di Indonesia hingga ke
pelosok sehingga yang melekat dipersepsi konsumen adalah kedua
SIM card ini sama-sama unggul dari segi jangkauan wilayah terluas
dan sinyal yang kuat.
3. Pada kuadran II, 3 (three) dan XL Jempol dipersepsikan oleh
responden memiliki kesamaan yaitu sebagai merek yang harganya
sesuai

dengan

kualitas

(atribut

4)

dan

layanan

operatornya

memuaskan (atribut 5). Namun, persepsi tersebut kurang melekat kuat


karena jarak kedekatan antara merek tersebut dengan atribut-atribut
yang mencirikannya cukup jauh. 3 (three) yang muncul paling baru di
antara

keenam

merek

tersebut

memang

sedang

mencoba

menempatkan posisinya sebagai SIM card yang unggul dari segi tarif.
Munculnya iklan di media massa yang mencoba mengunggulkan 3
(three) dengan tarif telepon yang murah ke luar negeri semakin
memperkuat bahwa harga yang ditawarkan 3 (three) memang sesuai
dengan kualitasnya dan dapat menjangkau ke seluruh dunia dengan
harga termurah jika dibanding dengan merek lainnya.

4. IM3 sebagai satu-satunya merek yang berada pada kuadran III


terlihat memiliki keunggulan sebagai merek yang memiliki fitur yang
lengkap (atribut 3) dan merek yang bergengsi (atribut 7). IM3
memang sejak awal memposisikan dirinya sebagai SIM card dengan
fitur

tercanggih.

Hal

ini

dapat

dinilai

berhasil

karena

pada

kenyataannya konsumen memang memposisikan merek tersebut


sebagai merek yang unggul dari segi fitur yang lengkap dan merek
yang bergengsi terutama untuk anak muda. Ditambah pula dengan
tawaran tarif yang hemat sehingga IM3 dianggap sebagai merek
yang benar-benar cocok untuk anak muda yang belum mandiri
secara finansial. Hal inilah yang menjadikan merek IM3 banyak
digunakan

oleh

para

mahasiswa

termasuk

mahasiswa

Fakultas

Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.


5. Untuk XL Bebas dan Mentari, kedua merek ini dipersepsikan sebagai
merek yang berasal dari perusahaan yang terkenal dan terpercaya
(atribut 6). Keunggulan tersebut terlihat melekat kuat terutama untuk
merek XL Bebas karena kedekatan jarak antara merek ini dengan
atribut 6 yang mencirikannya dekat. Hal ini berarti kepercayaan
konsumen terhadap perusahaan operator seluler yang mengeluarkan
SIM card dengan merek Bebas dan Mentari sudah tumbuh dengan
baik sehingga kedua merek ini dipersepsikan oleh para mahasiswa
sebagai merek yang dikeluarkan oleh perusahaan yang sudah
terkenal dan terpercaya. Namun, kedua merek ini nampaknya belum
memiliki

keunggulan

khas

yang

benar-benar

dapat

mencirikan

masing-masing merek terutama untuk merek Mentari yang posisinya

juga menempel pada garis perpotongan antara kuadran IV dan III


sehingga merek tersebut juga memiliki kedekatan dengan atributatribut di kuadaran III yaitu fitur yang lengkap (atribut 3) dan merek
yang bergengsi (atribut 7).

B.

Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka jika perusahaan operator

seluler ingin menarik kalangan anak muda terutama mahasiswa sebagai


target pasar maka para pemasar harus menekankan komunikasinya pada
faktor teknologi seperti jangkauan wilayah yang luas, sinyal yang kuat, dan
fitur yang lengkap serta menunjukkan bahwa merek tersebut dikeluarkan
oleh

perusahaan

yang

terkenal

dan

terpercaya.

Selain

itu,

perlu

diperhatikan pula faktor prestise yang cocok dengan anak muda seperti
merek yang bergengsi, layanan operator yang memuaskan, dan harga
yang sesuai dengan kualitas.
Keunggulan Simpati dan Kartu AS pada atribut jangkauan wilayah
yang luas dan sinyal yang kuat dan stabil nampaknya memperkuat
Telkomsel sebagai operator dengan jaringan yang sangat luas dan
berkualitas. Namun kedua merek ini seharusnya memiliki keunikan sendirisendiri agar dapat dibedakan oleh pasar dan semakin tepat sasaran.
Pemberlakuan

tarif

hemat

yang

dilakukan

Kartu

AS

akhir-akhir

ini

nampaknya harus terus digencarkan untuk menjangkau target pasar


khususnya anak muda. Untuk itu sebaiknya selain perlu mempertahankan
kedua keunggulan

tersebut,

Telkomsel

juga diharapkan

dapat

terus

memberikan layanan yang berkualitas dengan ragam teknologi yang

canggih yang memungkinkan pengimplementasian berbagai inovasi fitur


layanan yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Simpati misalnya,
sebaiknya

merek

ini

mengedepankan

kualitas

layanan

berteknologi

canggih yang memberikan beragam kemudahan untuk target pasar yang


memiliki mobilitas tinggi dan tidak terlalu sensitif terhadap harga.
Untuk Jempol dan 3 (three) yang dinilai unggul dari segi harganya
yang seesuai dengan kualitas dan layanan operator yang memuaskan
harus lebih memperkuat lagi positioning-nya di benak konsumen. Hal ini
dikarenakan, walaupun atribut-atribut SIM card tersebut berada satu
kuadran dengan Jempol dan 3 (three), atribut tersebut tidak melekat kuat
di benak konsumen karena jaraknya yang agak jauh dalam gambar.
Jempol dan 3 (three) masih harus terus mencari positioning yang lebih
tepat lagi yang dapat membuatnya berbeda dengan merek lainnya agar
dapat mencapai target pasarnya dengan lebih baik.
IM3 merupakan satu-satunya merek yang berada di kuadran III dan
tidak memiliki pesaing langsung. Merek yang unggul dalam hal fitur yang
lengkap dan mereknya yang bergengsi ini tetap harus waspada dengan
kondisi persaingan operator seluler saat ini. Dengan positioning awal yang
dibawa Indosat sebagai SIM card super hemat yang diperuntukkan untuk
kawula muda yang menginginkan sesuatu yang serba canggih, IM3 tetap
harus

memperhatikan

pesaing-pesaingnya

yang

kini

juga

mulai

menurunkan tarif dan menambah berbagai layanan fitur yang berteknologi


canggih untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Salah satu masalah yang
sering

terjadi

belakangan

ini

yaitu

IM3

sering

bermasalah

dengan

jaringannya sehingga sulit sekali melakukan panggilan pada malam hari.

Untuk itu, walaupun IM3 dikenal dengan tarif hematnya, IM3 juga harus
terus berinov asi dalam meningkatkan layanannya agar tidak kehilangan
para pelanggannya.
XL Bebas dan Mentari nampaknya harus lebih bekerja keras karena di
benak para konsumen yang juga merupakan mahasiswa, kedua merek ini
hanya memiliki satu keunggulan yang sama yaitu berasal dari perusahaan
yang terkenal dan terpercaya. Selain itu posisi Mentari yang juga
menyentuh garis perpotongan kuadran III dan IV dan dekat dengan atributatribut di kuadaran III menunjukkan bahwa positioning-nya belum terlalu
jelas sehingga beragam strategi harus dijalankan untuk mengkomunikasikan
positioning-nya secara tepat dan jelas serta memiliki keunikan tersendiri di
benak pasar sasarannya.

DAFTAR PUSTAKA

Brannan, Tom. Integrated Marketing Communications, PPM, Jakarta, 2005.


Baren, Oki. Telkomsel dari Merah ke Biru, 24 April 2008, www.inilah.com.
Cravens, David W. Pemasaran Strategis Edisi ke- 4 Jilid 1, Erlangga,
Jakarta, 1996.
Davey, Roy, Anthony Jacks. How to be Better at Marketing, Elex Media
Komputindo, Jakarta, 2001.
Fadli, Uus, Jauhari Arifin Analisis Penetapan Posisi Persaingan Pemasaran
Merek sabun Mandi Jurnal Manajemen Vol.1 No.1, September 2002.
Fadli, Uus, Enrico Wijaya Analisis Positioning Merek Makanan Siap Saji
Jurnal Manajemen Vol.1 No.1, September 2002.
Fauzi, Agus. Segmenting, Targeting, dan Positioning untuk Produk Baru
Radikal, Jurnal Ekonomi Vol.1 No.2, Juli 2004.
Hamid, Abdul. Buku Panduan Penulisan Skripsi, FEIS UIN, Jakarta, 2007.
Hermawan, Asep. Kiat Praktis Menulis Skripsi, Tesis dan Disertasi untuk
Kosentrasi Pemasaran, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2004.
Kertajaya, Hermawan. Hermawan Kertajaya on Marketing, Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta, 2003.
Kotler, Philip, Amstrong. Dasar-dasar Manajemen Pemasaran Jilid 1 PT
INDEKS, Jakarta, 2003.
Kotler, Philip, Kevin Lane Keller.Manajemen Pemasaran edisi 12, PT INDEKS,
Jakarta, 2007.
M.

Arthur.
Analisis Positioning Merek-merek Sepeda Motor Bebek
Berdasarkan Persepsi Konsumen di wilayah DKI Jakarta Jurnal teknologi
Industri Vol. 3 No.2, Desember 2003.

Malhotra, Naresh K. & Mark Peterson. Basic Marketing Research (A Decision


Making Approach) Second Edition, Pearson Education, New Jersey,
2006.
Malhotra, Naresh K. Marketing Research (an Applied Orientation) Fourth
Edition, Pearson Prentice Hall, New Jersey, 2004.
Mowen, John C. & Michael Minor. Perilaku Konsumen, Erlangga, Jakarta,
2002.

Mudrajad, Kuncoro. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi, Erlangga,


Jakarta, 2003.
Mulyono, Agus. Repositioning Bukan Hal yang Baru, Javanisi Vol.7 No.2,
2004.
Nugroho, Bhuono Agung. Stategi Jitu (Memilih Metode Statistik Penelitian
dengan SPSS), Penerbit Andi, Yogyakarta, 2005.
Santoso, Singgih. Riset Pemasaran, Konsep dan Aplikasi dengan SPSS , Elex
Media Komputindo, Jakarta, 2002.
Simamora, Bilson. Memenangkan Pasar dengan Pemasaran Efektif dan
Profitable, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2003.
Simamora, Bilson. Re-Marketing for Business Recovery, Sebuah Pendekatan
Riset, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2001.
Suliyanto, Analisis Data dalam aplikasi Pemasaran, Ghalia Indonesia,
Bogor : 2005.
Supardi. Metodologi Penelitian Ekonomi & Bisnis, UII Press, Yogyakarta,
2005.
Supranto. Analisis Multivariat (Arti dan Interpretasi), Rineka Cipta, Jakarta,
2004.
Tantrisna. Analisa Harapan dan Persepsi Penumpang terhadap Kualitas
Makanan, Jurnal Manajemen Perhotelan Volume 2 Nomor 1, Maret
2006.
Tjiptono, Fandy.Strategi Pemasaran, Edisi Kedua, Andi Offset, Yogyakarta,
1997.

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I.

IDENTITAS PRIBADI
1. Nama
: Finanda Frisha Juwita Rachman
2. Tempat & Tgl. Lahir : Purwokerto, 9 Mei 1987
3. Alamat
: Jl. Kramat No.5 RT.001/05, Sawangan,
Depok, 16517
4. Hp
: 0857 806 41 898

II. PENDIDIKAN
1. SD
2. SMP
3. SMA
4. S1

: SDN Cipayung I
SDN Pondok Petir III
: SLTPN I Pamulang
: SMAN I Ciputat
: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

III. PENGALAMAN ORGANISASI


1.
2.
3.
4.

Divisi Humas & Jurnalistik LDK Komda FEIS periode 05/06


Divisi Penelitian & Pengembangan LDK Komda FEIS periode 05/06
Ketua Keputrian LDK Komda FEIS periode 06/07
Divisi Pengembangan SDM LDK Komda FEIS periode 07/08

ABSTRACT

The research aims to analyze factors that is considered by consumer who is student of
Faculty of Economic and Social Science State Islamic University Jakarta to choose
prepaid GSM SIM card. Beside that, the research aims also to analyze positioning of
prepaid GSM SIM card brand based on consumer perception.

The research uses factor analysis and correspondence analysis. The research samples are
100 respondents who consume prepaid SIM card GSM and the students of Faculty of
Economic and Social Science State Islamic University Jakarta.

The results of the research show that there are two factors which are considered to
choose prepaid GSM SIM card. They are technology and prestige factors. Technology
factors are large network coverage, strong and stable signal, complete feature, and
famous and trustworthy company. The prestige factors are price with quality, satisfied
operator services, and prestige brand. Then, correspondence analysis results show that
Simpati and Kartu AS are perceived having the same strengths. They have strengths on
the attributes of large network coverage and strong and stable signal. 3 (three) and XL
Jempol are perceived having the same strengths too. They have strength on the
attributes of price with quality and satisfied operator services. Although the position
between the SIM cards and the attributes are not too close each other on the picture.
Respondents have different perception about IM3. Its the only one in the third quadrant.
It has strengths on attributes of complete features and prestige brand. Then, XL Bebas and
Mentari are perceived having the same strengths. They have strengths on the attribute of
famous and trustworthy company. However the position of Mentari is also close to the
IM3s attributes although they have different quadrant.

Keywords : Positioning, consumer perception, prepaid GSM SIM card

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh para
konsumen yang juga merupakan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dalam memilih SIM card GSM prabayar. Selain itu,
penelitian ini juga bertujuan untuk menganalisa positioning merek SIM card GSM
prabayar yang ada berdasarkan persepsi konsumen.

Penelitian ini menggunakan analisis faktor (factor analysis) dan analisis korespondensi
(correspondence analysis). Sampel penelitian adalah 100 responden yang
menggunakan SIM card GSM prabayar sekaligus mahasiswa FEIS UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 2 faktor yang dipertimbangkan dalam


memilih SIM card GSM prabayar, yaitu faktor teknologi dan prestise. Faktor teknologi
terdiri dari jangkauan wilayah yang luas, sinyal yang kuat dan stabil, fitur yang lengkap,
dan perusahaan yang terkenal dan terpercaya. Sedangkan faktor prestise terdiri dari
harga pulsa yang sesuai dengan kualitas, layanan operator yang memuaskan, dan
merek yang bergengsi. Kemudian, hasil dari correspondence analysis menunjukkan
merek Simpati dan Kartu AS dipersepsikan memiliki keunggulan yang sama yaitu dari segi
jangkauan wilayah yang luas dan sinyal yang kuat dan stabil. Kartu 3 ( three ) dan kartu

Jempol juga dipersepsikan memiliki keunggulan yang sama dalam atribut harga yang
sesuai dengan kualitas dan layanan operator yang memuaskan. Meskipun posisi antara
SIM card tersebut dengan atribut-atributnya tidak terlalu dekat satu sama lain dalam
gambar. Responden memiliki persepsi berbeda mengenai IM3. Merek ini satu-satunya
yang berada di kuadran III. IM3 memiliki keunggulan dari atribut fiturnya yang lengkap
dan mereknya yang bergengsi. Kemudian, XL Bebas dan Mentari dipersepsikan memiliki
keunggulan yang sama pada atribut perusahaan yang terkenal dan terpercaya. Namun,
posisi Mentari juga dekat dengan atribut-atribut yang dimiliki IM3 meskipun mereka
berbeda kuadran.

Kata Kunci : positioning, persepsi konsumen, SIM card GSM prabayar

Anda mungkin juga menyukai