KONSUMEN
(Studi Kasus pada Mahasiswa FEIS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)
Disusun Oleh :
Finanda Frisha Juwita Rachman
NIM : 104081002463
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
Finanda Frisha Juwita Rachman
NIM : 104081002463
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I,
Pembimbing II,
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1429 H / 2008 M
Hari ini Kamis Tanggal 11 Bulan Desember Tahun Dua Ribu Delapan telah
dilakukan Ujian Skripsi atas nama Finanda Frisha Juwita Rachman NIM :
104081002463 dengan judul Skripsi POSITIONING SIM CARD GSM PRABAYAR
BERDASARKAN PERSEPSI KONSUMEN (Studi Kasus pada Mahasiswa FEIS UIN
Syarif
Hidayatullah
Jakarta).
Memperhatikan
penampilan
mahasiswa
tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ketua
Sekretaris
Hari ini Senin Tanggal 24 Bulan November Tahun Dua Ribu Delapan telah
dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Finanda Frisha Juwita Rachman
NIM : 104081002463 dengan judul Skripsi
PRABAYAR
Mahasiswa
BERDASARKAN
FEIS
UIN
PERSEPSI
Syarif
KONSUMEN
Hidayatullah
(Studi
Jakarta).
Kasus
pada
Memperhatikan
Ketua
Sekretaris
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Shalawat serta
salam tidak lupa penulis curahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga,
sahabat, dan semoga kita termasuk ke dalam umatnya yang senantiasa istiqomah di
jalan-Nya hingga akhir zaman.
Skripsi ini diberi judul Positioning SIM card GSM Prabayar Berdasarkan Persepsi
Konsumen (Studi Kasus pada Mahasiswa FEIS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta). Skripsi ini
disusun dalam rangka memenuhi syarat-syarat untuk meraih gelar sarjana ekonomi pada
Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam proses pembuatan skripsi ini penulis banyak mendapat dukungan dari
berbagai pihak, baik berupa data-data maupun informasi yang akurat serta dukungan
moral dan spiritual untuk tetap istiqomah dalam menggarap skripsi ini. Untuk itu, penulis
mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada :
1) Bapak Drs. Faisal Badroen, MBA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta periode 2003-2008.
2) Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku pembimbing I atas bimbingan dan dukungannya.
3) Ibu Lies Suzanawati, SE, MSi selaku pembimbing II atas bimbingan dan dukungannya.
4) Orang tua dan adikku yang telah memberikan doa dan segenap dukungannya.
5) Sahabat-sahabat seperjuanganku di FEIS: Icha, Fitroh, Dian, Nida, Rini, Widia, Desi, Wihda,
Aulia I, Ucu, Farida, Eka, Eni jazakumullah buat nasihat dan kebersamaannya selama ini. Buat
Ichaichi jazakillah udah saling mengingatkan n menyemangati mulai dari pernah sekelas bareng,
kompre bareng, sampai sidang skripsi pun cuma beda sehari & akhirnya wisuda bareng deh! =)
6) Harni, Nanin, Ruri, Ekowati, Pani dan semua anak-anak manajemen pemasaran 2004. Ayo
Semangat!!!
7) Dina, Mutia, Sulis, Titin, Tuti, Lia, Iin, Nana, Tia, Fera, Elih n semua anak manajemen B
angkatan 2004, semangat terus ya!
8) Seluruh saudara/i seperjuanganku di LDK Syahid especially keluargaku di Gedung 1 syukron n
jazakumullah atas ukhuwah, doa dan dukungan terbaiknya, never ending ukhuwah! Keep
hamasah n istiqomah!!! =)
9) My bestfriend Reny, Alif, Uci, thanks for everything the best I ever had. Walaupun suka slek2
dikit krn beda karakter he.. tapi buktinya dr dulu sampai sekarang qt masih sobatan kan..I hope
it will be nice coz Allah 4ever. =)
10) Buat Mbaqu n keluarga kecilku para mujahidah peradaban jazakumullah khairan katsir atas
segala doa dan dukungan terbaiknya. =)
11) Seluruh adik-adik angkatanku yang selalu menyemangatiku Gita, Putri, Weni, Dwi A., Mia,
Erna, Berlian, Icha kecil, Qory, Siska, Zakiyah, Adzillah, Asri, Oti, Wiwid, Alfi, Rahma,
Rahay, Nurhay, Tami, Romi dkk, Siti Chadijah, Nurhasanah, Yeni L, Etha, Irna, Dyah S,
Yunita, Oliet, Fitri R, Fitri A, Nia, Mega, Galih, Dita, Eka, Vera, Santi, Tina, Putri K, Amel,
makasih banyak ya de atas doa dan dukungannya, maaf niy kalo ada yg kelupaan, buanyak
siy! Tetep semangat!!! =)
12) Buat temen2 Focus, esp. EO jazakumullah buat semuanya
13) Dan seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, terima kasih atas segala doa,
bantuan, dan segala dukungannya.
Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini,
untuk itu saran dan kritik yang membangun dari para pembaca sangat penulis harapkan.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan seluruh pembaca pada
umumnya, Amin.
Penulis
DAFTAR ISI
Abstract
Abstrak .
Kata Pengantar
Daftar Isi
ii
iii
..
Daftar Tabel
vii
Daftar Gambar
Daftar Lampiran
...
xi
Bab I.
Pendahuluan
B. Perumusan Masalah .
C. Tujuan Penelitian ..
A. Positioning
1. Definisi Positioning
2. Strategi Positioning
12
B. Persepsi Konsumen ..
13
C. Penelitian Sebelumnya .
16
D. Kerangka Pemikiran .
18
21
21
21
23
D. Metode Analisis
24
1. Analisis Faktor
24
2. Analisis Reliabilitas
28
29
30
32
32
32
37
41
41
42
3. Profil Responden
49
4. Analisis Kuesioner .
54
96
104
A. Kesimpulan ..
104
B. Implikasi ..
107
Daftar Pustaka ..
113
Lampiran .
115
BAB I
PENDAHULUAN
A.
bisnis telekomunikasi saat ini semakin ketat. Para operator berlomba-lomba untuk menambah
jumlah pelanggannya. Dengan struktur pasar yang didominasi pelanggan prabayar, para operator
lebih mengarahkan target persaingan pada kelompok ini.
Menurut prediksi Indonesia Developments Monitoring (IDM) tahun 2007 Pelanggan telepon
Selular (ponsel) pada tahun 2008 mencapai 80,7 juta orang, sedang puncak pertumbuhan pelanggan
ponsel terjadi pada 2006 ke 2007, yakni dari 67,2 juta ke 72,7 juta pelanggan.
Sedangkan untuk pelanggan telepon selular GSM sendiri, berdasarkan data dari Dirjen
Postel tercatat per September 2006, jumlah pelanggan telepon GSM di Indonesia telah mencapai 62
juta pelanggan. Pangsa pasar telepon seluler itu didominasi oleh dua operator yaitu Telkomsel dan
Indosat yang keduanya menguasai 84,4% pangsa pasar telepon seluler GSM. Telkomsel sendiri
menguasai 56,72% pangsa pasar, Indosat 27,71%, dan Exelcomindo sebesar 15,57%.
Persaingan antar operator selular GSM prabayar semakin diramaikan dengan hadirnya
Hutchison CP Telecommunications (3). Perusahaan ini lagi-lagi menawarkan tarif yang murah baik
tarif sms maupun tarif telepon. Menurut Bambang Sukma Wijaya (Brand Analyst), peluncuran awal
3 (Three) yang menawarkan isi ulang pulsa dapat 3 kali lipatnya oleh Hutchison CP
Telecommunications telah berhasil mengubah peta persaingan pasar operator telepon selular dari
GSM versus CDMA menjadi GSM versus GSM.
Sebelumnya, Esia sebagai operator CDMA yang selalu mendengung-dengungkan tarif
telepon termurahnya telah memancing beberapa operator GSM untuk mengedukasi pasar dengan
menampilkan kualitas dan kelebihan GSM yang tidak akan mungkin dimiliki CDMA. Operator
GSM telah mencoba menggiring persepsi konsumen bahwa harga yang mereka bayar cukup sesuai
karena kualitas jaringan dan jangkauan luas yang mereka dapatkan jauh lebih bagus dan penting
daripada sekedar tarif murah namun kualitas dan jangkauannya terbatas.
Namun, begitu 3 (Three) hadir dengan isi ulang pulsa dapat 3 kali lipatnya, para operator
seluler semakin merasa perlu untuk mengeluarkan strategi defensifnya. Para operator kini
berlomba-lomba meluncurkan program-program tarif murah yang jauh lebih berani. Promosi dalam
hal harga dan layanan semakin digencarkan dengan harapan dapat memberikan stimulan kepada
masyarakat untuk beralih ke SIM card tersebut.
Ulasan hasil riset yang dilakukan Pixel tentang kepuasan pelanggan tahun 2005,
menunjukkan kondisi persaingan telepon selular saat ini sangat didominasi oleh unsur tarif atau
harga. Bagi operator, tentunya kondisi tersebut tidaklah menguntungkan. Seperti kita ketahui,
Perang pemasaran yang mengandalkan harga pada akhirnya tidak akan menguntungkan bagi semua
pemain. Hal ini sebenarnya sudah disadari oleh semua operator, seperti yang dikatakan oleh ketua
ATSI, Jhonny Suwandi Sjam bahwa perang tarif merupakan salah satu strategi industri selular.
Menurutnya, sebenarnya yang perlu dilakukan sebagai langkah ke depan adalah kompetisi dalam
hal pelayanan, yaitu bagaimana membuat jaringan yang handal dan pelayanan yang baik kepada
pelanggan.
Segmen anak muda di Indonesia sepertinya tidak terlepas dari sasaran persaingan para
operator GSM. Namun sebelum itu, kita perlu mengetahui seberapa besar kekuatan penetrasi pasar
pada segmen ini. Dalam bidang industri seluler, pasar di Amerika tumbuh pesat seperti halnya di
Indonesia, yang oleh sebagaian pengamat disebut bahwa anak muda Amerika ingin
memperlihatkan status ekonomi dan sosialnya lewat perangkat bernama ponsel. Lama-kelamaan,
operator pun juga mengambil ceruk dari industri ini. Cingular umpamanya, sebagai salah satu
operator besar di Amerika, sudah sejak tahun 2002 memikirkan betul pasar anak muda ini dan total
pelanggan di usia 15 hingga 24 tahun ini sudah mencapai jutaan.
Begitu pesat perkembangan pasar remaja pada industri ini, sampai The Yankee Groups
(sebuah kelompok pemerhati pemasaran) mengatakan bahwa segmen ini mampu menembus
penetrasi pasar hingga 68 persen di Amerika. Angka ini terhitung tinggi. Di sisi lain, kalangan anak
muda yang berumur di bawah usia 24 tahun telah memberikan kontribusi share sebesar 21 persen
dari 206 juta pengguna ponsel di Amerika (seperti yang ditulis http://news.zdnet.com). Dengan kata
lain, jumlah anak muda di Amerika yang merupakan pelanggan operator adalah sebesar 43 juta
orang lebih.
Gaya hidup anak muda Amerika kemudian menjadi semacam tren bagi anak muda di
belahan dunia lain. Kebutuhan akan alat komunikasi juga disadari sepenuhnya oleh anak muda di
Indonesia. Dan begitulah fakta global tengah terjadi pada industri ini. Dalam situs
http://blogponsel.com pada Desember 2006 dinyatakan bahwa di Indonesia potensi pasar pengguna
ponsel untuk segmentasi usia 15 sampai 24 tahun memang tidak terdeteksi seperti halnya di
Amerika. Tapi jika dimisalkan persentase anak muda pengguna ponsel mencapai 20 persen seperti
terjadi di Amerika. Asumsinya, bahwa tren yang sedang berlangsung di kalangan anak muda di
sana dengan di Indonesia lebih kurang sama. Maka berdasarkan Direktorat Pos dan
Telekomunikasi, Departemen Komunikasi dan Informasi hingga September 2006 jumlah pelanggan
seluler telah mencapai 62 juta orang. Jadi bisa dihitung, segmen anak muda usia di bawah 24 tahun
dengan persentase sebesar 20 persen paling tidak telah mencapai 12,4 juta orang.
Di sisi lain, sebuah riset yang pernah dilakukan majalah Hai kepada pembaca remaja, kini
pembelian pulsa menempati posisi cukup tinggi. Bahkan sempat mensubstitusi pembelian media
cetak. Para anak muda menghabiskan uangnya untuk membelanjakan pulsa berkisar antara Rp
50.000,- hingga Rp 100.000,- per bulan. Hal ini membuktikan bahwa pada dasarnya anak muda
merupakan pasar yang amat potensial. Sehingga segmen ini semakin menarik untuk diteliti.
Para operator GSM tampaknya harus lebih pandai menempatkan merek SIM card mereka
pada segmen tersebut. Karena dengan perang harga yang saat ini sedang gencar dilakukan oleh
tiap-tiap operator sepertinya tidak akan bertahan lama. Mereka perlu memiliki keunikan tersendiri
misalnya dalam hal kualitas produk, layanan, dan lain sebagainya. Jika perusahaan ingin berhasil
dalam menjalankan bisnis sekarang ini, maka perusahaan tersebut harus mampu menciptakan suatu
posisi dalam pikiran sasarannya. Suatu posisi pada dasarnya tidak hanya mempertimbangkan
kekuatan dan kelemahan pesaingnya atau hanya menciptakan sesuatu yang baru tetapi juga
memanfaatkan dengan cerdik apa yang ada di pikiran pelanggannya sehingga mereka akan selalu
ingat dengan produk perusahaan.
Persaingan yang dihadapi oleh para operator selular memberikan sebuah konsekuensi yang
harus dihadapi yaitu bagaimana memenangkan persaingan dan berupaya meningkatkan jumlah
pelanggan. Cara untuk melihat posisi persaingan adalah dengan mengetahui tanggapan konsumen
terhadap produk yang di tawarkan. Persepsi konsumen memegang peranan penting dalam konsep
positioning karena manusia menafsirkan suatu produk atas atau merek melalui persepsi. Persepsi
konsumen akan menentukan bagaimana posisi masing-masing SIM card GSM prabayar di antara
pesaing-pesaingnya sehingga akan dapat diketahui apakah persepsi konsumen sudah sesuai dengan
apa yang yang diinginkan perusahaan atau justru sebaliknya. Dengan demikian penelitian ini perlu
dilaksanakan untuk mengetahui perbedaan posisi persaingan SIM card GSM prabayar berdasarkan
persepsi konsumen.
B.
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang pemikiran tersebut di atas, pokok masalah yang akan
dipecahkan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :
1. Faktor-faktor apa sajakah yang dianggap penting oleh mahasiswa FEIS UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta dalam memilih SIM card yang digunakannya?
2. Bagaimana peta posisi persaingan merek-merek SIM card GSM prabayar
berdasarkan persepsi mahasiswa FEIS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta?
C.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai
berikut :
D.
Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, diharapkan hasil penelitian tentang pasar
GSM ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Bagi penulis
Memperkaya
khasanah
pengetahuan
penulis
mengenai
strategi
pemasaran
kuhususnya dalam hal menentukan positioning yang tepat atas suatu produk sesuai
persepsi konsumennya berdasarkan atribut-atribut yang dimiliki oleh produk
tersebut.
2. Bagi masyarakat :
Menjadi masukan informasi bagi masyarakat dalam memilih merek
SIM card GSM prabayar sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya.
3. Bagi perusahaan :
Membantu perusahaan dalam menetapkan strategi pemasaran SIM card prabayar
berdasarkan gambaran posisi persaingan merek-merek SIM card GSM prabayar
yang ada.
4. Bagi akademisi
Memperkaya wawasan mengenai positioning SIM card GSM prabayar
dari berbagai merek berdasarkan persepsi konsumen.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
terikat dengan positioning dan diferensiasi. Sehingga positioning ada harus didukung pula oleh
diferensiasi (Hermawan Kertajaya, 2003: 371-373) .
Berdasarkan definisi-definisi diatas positioning digambarkan sebagai posisi suatu merek di
mana ia dapat terlihat berbeda atau memiliki ciri khas dibandingkan dengan merek-merek lainnya.
Positioning menjadi salah satu strategi perusahaan dalam pemasaran untuk membentuk persepsi
pasar yang dituju atas mereknya. Dengan kondisi pasar yang senantiasa berkembang, perusahaan
harus semakin jeli dalam melihat positioning mereknya di benak pelanggan. Dengan positioning
yang jelas, pelanggan akan semakin mudah untuk melihat perbedaan atas merek yang dapat
memberikan manfaat bagi dirinya atau membuat dirinya tertarik untuk senantiasa menggunakan
merek tersebut.
2. Strategi Positioning
Strategi posisi produk mempunyai pengertian sebagai suatu strategi yang digunakan untuk
menanamkan suatu citra produk dalam benak konsumen sehingga produk tersebut terlihat
dibandingkan dengan produk pesaingnya. Terdapat banyak cara untuk memposisikan suatu produk
atau jasa yang dapat dilakukan oleh pemasar agar produk dapat memiliki posisi yang jelas dan
bernilai di benak konsumen. Bilson Simamora (2001:48) menyebutkan ada beberapa strategi yang
dapat digunakan untuk mewujudkan suatu positioning, di antaranya :
a. Attribute positioning
Suatu tindakan pemasaran untuk memposisikan produk yang ditawarkan kepada konsumen
dengan jalan mengasosiasikan suatu produk dengan atribut tertentu atau karakteristik khusus.
b. Benefit positioning
Suatu tindakan pemasar dengan memposisikan produk yang ditawarkan kepada konsumen
dengan menjadikan produk tersebut sebagai pemimpin dalam manfaat yang akan diperoleh
konsumen dalam menggunakan produk tersebut.
c. Use / application positioning
Suatu cara memposisikan produk sehingga yang terbaik untuk penggunaan tertentu. Cara ini
dapat dilakukan dengan memakai model yang sukses sebagai juru bicara perusahaan untuk
memposisikan produk perusahaan.
d. User positioning
Suatu cara memposisikan produk dengan mengaitkan produk dengan kepribadian atau tipe
pemakainya sehingga merupakan produk yang terbaik untuk kalangan pemakai tertentu.
e. Competitor positioning
Suatu pendekatan tentang posisi produk dengan cara memposisikan produk sebagai yang
terbaik dibanding dengan produk pesaing. Dalam pendekatan ini pemasar dapat secara langsung
membuat perbandingan dengan produk pesaing.
f. Product category positioning
Dalam hal ini produk diklaim sebagai pemimpin dalam kategori produk tertentu.
g. Quality / price positioning
Suatu tindakan pemasaran dengan memposisikan produk yang ditawarkan kepada konsumen
dengan berusaha menciptakan nilai paling besar karena harga murah dengan kualitas lebih baik.
Rancangan dasar positioning tidak hanya menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda,
tetapi memanfaatkan dengan cerdik apa yang ada dalam pikiran pelanggannya dan meningkatkan
hubungan-hubungan yang ada. Hal ini disebabkan oleh pikiran manusia juga memiliki tempat bagi
setiap informasi yang telah dipilih untuk disimpan. Peranan positioning merupakan suatu sistem
yang terorganisasi dalam upaya menemukan suatu hal yang tepat pada waktu yang tepat di dalam
pikiran seseorang. Sehingga peranan positioning adalah membuat agar konsumen selalu ingat akan
produk perusahaan (Agus Mulyono, 2004 : 4).
Positioning menjadi amat penting bagi setiap perusahaan dalam memasarkan produknya
karena dengan positioning yang tepat, perusahaan dapat membedakan dirinya dengan para
pesaingnya sekaligus dapat menarik pasar sasarannya untuk senantiasa menggunakan produk
tersebut.
B. Persepsi Konsumen
Menurut John C. Mowen & Michael Minor (2002 : 82), terdapat tiga faktor penting yang
mempengaruhi pemrosesan informasi, yaitu : persepsi (perception), tingkat keterlibatan konsumen,
dan memori. Berikut ini akan diperlihatkan diagram sederhana pada gambar 2.1 tentang
pemrosesan informasi.
INPUT INFORMASI
Exposure
Keterlibat
Perhatian
Memori
Proses
Perseps
i
Pemaham
PERSEPSI
Sumber : John C. Mowen, Perilaku Konsumen Jilid 1 Edisi 5, 2002, hal 82.
Gambar 2.1
Model Pemrosesan Informasi Konsumen
Persepsi (perception), adalah proses di mana seseorang diekspos untuk menerima informasi,
memperhatikan informasi tersebut, dan memahaminya. Tahap exposure adalah tahap di mana
konsumen menerima informasi melalui panca inderanya. Selanjutnya, mereka mengalokasikan
kapasitas pemrosesan menjadi rangsangan. Hal ini dinamakan tahap perhatian. Kemudian tahap
selanjutnya adalah tahap pemahaman yang merupakan proses rangsangan panca indera sehingga
mereka dapat memahaminya. (John C. Mowen & Michael Minor, 2002: 82)
Sedangkan persepsi menurut Kotler (2007 : 228) diartikan sebagai proses di mana individu
memilih, merumuskan, dan menafsirkan masukan informasi untuk menciptakan suatu gambaran
yang berarti mengenai dunia.
Jadi pada dasarnya, persepsi adalah bagaimana pembeli memilih, mengorganisir, dan
menginterpretasikan rangsangan pemasaran, seperti iklan, penjualan pribadi, harga dan produk.
Pembeli sangat selektif dalam memilih informasi yang akan diproses. Secara strategis, persepsi
penting dalam membantu manajemen mengevaluasi strategi penentuan posisi yang ada dan
mengubah strategi tersebut.
Sedangkan, menurut Bilson Simamora (2003 : 91-92) setiap individu dapat memberikan
persepsi yang berbeda terhadap rangsangan yang sama karena tiga proses persepsi di bawah ini :
a. Perhatian yang selektif (Eksposur Selektif)
Pada umumnya seseorang dihadapkan pada rangsangan yang jumlahnya sangat banyak setiap
hari dan tidak semua rangsangan ini dapat diterima. Perhatian harus dibuat selektif agar dapat
menarik perhatian konsumen karena pesan yang disampaikan akan hilang, kecuali pesan
tersebut cukup menonjol dibanding pesan-pesan lainnya.
b. Gangguan yang selektif (Distorsi Selektif)
Setiap orang pada dasarnya berusaha menyesuaikan informasi yang masuk dengan
pandangannya. Rangsangan yang diperhatikan konsumen pun tidak selalu seperti yang
dimaksud. Distorsi selektif menggambarkan kecenderungan orang untuk merakit informasi ke
dalam pengertian pribadi sehingga para pemasar harus berupaya untuk memahami susunan
pikiran konsumen dan bagaimana dampak serta interpretasi iklan dan produk mereka di benak
konsumen.
c. Mengingat Kembali secara selektif (Retensi Selektif)
Mengingat yang selektif berarti mereka akan mengingat apa yang dikatakan sebagai keunggulan
suatu produk dan melupakan apa yang dikatakan pesaing. Seseorang lebih cenderung
melupakan apa yang mereka pelajari dan menahan informasi yang mendukung sikap dan
kepercayaan mereka.
Menurut Horovitz (2000 : 3-7), persepsi dapat dipengaruhi oleh tiga faktor, di antaranya :
a. Faktor Psikologis
Faktor ini akan membuat perubahan dalam persepsi konsumen. Perubahan yang dimaksudkan
termasuk memori, pengetahuan, kepercayaan, nilai-nilai yang dianggap konsumen penting dan
berguna.
b. Faktor Fisik
Faktor fisik akan mengubah persepsi konsumen melalui apa yang konsumen lihat dan rasakan.
Faktor fisik dapat memperkuat atau bahkan menghancurkan persepsi konsumen terhadap
kualitas layanan yang diberikan perusahaan.
c. Image yang Terbentuk
Image disini adalah image konsumen terhadap perusahaan atau produk. Perusahaan harus
mampu menciptakan image yang akan membedakannya dari pesaing. Menciptakan image yang
berbeda dan kuat memerlukan kreativitas dan kerja keras. Image yang tercipta haruslah
didukung oleh segala sesuatu yang dilakukan dan dikatakan oleh perusahaan.
Persepsi membentuk sikap pembeli untuk bersikap selektif atas informasi yang diterimanya
mengenai suatu produk. Persepsi menjadi penting dalam membantu perusahaan untuk
mengevaluasi strategi penentuan posisi yang ada maupun mengubah strategi tersebut. Dengan
persepsi konsumen, perusahaan dapat mengetahui hal-hal apa saja yang menjadi kekuatan atau
kelemahan, kesempatan ataupun ancaman bagi produk yang dipasarkan.
C. Penelitian Sebelumnya
M. Arthur (2003) seorang peneliti dan karyawan PT. MN melakukan penelitian dengan
judul Analisis Positioning Merek-merek Sepeda Motor Bebek Berdasarkan Persepsi Konsumen di
wilayah DKI Jakarta dengan tujuan untuk menganalisis persaingan sepeda motor bebek
berdasarkan peta posisi. Pengolahan data dilakukan dengan metode Kyst-MDS, analisis kelompok
merek, dan analisis vektor atribut. Hasil penelitian menunjukkan struktur pasar sepeda motor terdiri
dari tiga kelompok merek yang saling bersaing, yaitu kelompok Honda yang bersaing langsung
dengan Kawasaki, kelompok Suzuki yang bersaing langsung dengan merek Yamaha dan kelompok
Sanex yang tidak mempunyai pesaing langsung. Setiap merek sepeda motor mempunyai
keunggulan atribut sendiri. Honda merupakan merek mempunyai keunggulan pada atribut nilai jual
kembali, kestabilan, konsumsi bahan bakar, keandalan, dan perawatan. Setiap merek sepeda motor
mempunyai peluang masuk ke segmen tertentu. Honda merupakan merek yang mempunyai peluang
besar untuk masuk ke segmen I, II, dan III.
Uus MD Fadli dan Enrico Wijaya (2002) dengan penelitiannya yang berjudul Analisis
Positioning Merek Makanan Siap Saji bertujuan untuk memahami, menganalisis dan menjelaskan
posisi persaingan pemasaran merek (positioning) dari enam merek makanan siap saji (Mc Donalds,
KFC, CFC, Texas Fried Chicken, Wendys, Hoka-Hoka Bento). Data dianalisis menggunakan
analisis faktor dan analisis korespondensi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada tujuh faktor
yang dijadikan acuan pemilihan restoran siap saji, yakni : faktor dasar, faktor selera, faktor suasana
restoran, faktor perhatian khusus, faktor gengsi, faktor sarana parkir, dan faktor ciri khas yang
mudah diingat. Strategi positioning merek makanan siap saji terbagi atas empat posisi yang berbeda
yakni restoran KFC, TFC, MCD masing-masing memiliki perbedaan yang mencolok dibanding
para pesaingnya sedangkan restoran HHB, CFC, dan WED dinilai oleh pelanggan memiliki
kesamaan dalam melakukan positioning.
Kemudian pada penelitian Jauhari Arifin dan Uus MD Fadli (2002) yang diberi judul
Analisis Penetapan Posisi Persaingan Pemasaran Merek sabun Mandi dengan menggunakan
metode peta persepsi (perceptual mapping) Multidimensional scaling (MDS) dan analisis faktor
dinyatakan bahwa setiap merek sabun memiliki faktor dominan yang disukai oleh konsumen. Lux
misalnya karena mudah didapat dan harganya murah, GIV karena cocok dengan kulit, Nuvo karena
bisa digunakan untuk seluruh keluarga, iklannya bagus dan merasa puas dengan produknya,
Medicare cocok dengan kulit dan memiliki kemasan yang menarik. Sedangkan persepsi pelanggan
menunjukkan bahwa setiap merek memiliki strategi positioning yang berbeda. Setiap konsumen
mempunyai persepsi yang berbeda mengenai kelima merek sabun mandi yang diteliti.
D. Kerangka Pemikiran
Perkembangan pesat pada industri telekomunikasi menyebabkan
persaingan bisnis telekomunikasi menjadi sangat ketat. Struktur pasar yang
didominasi oleh pelanggan GSM prabayar menjadikan para operator
telepon seluler khususnya untuk jenis GSM prabayar semakin berlombalomba untuk menambah jumlah pelanggannya dalam kategori ini.
Segmen anak muda atau remaja saat ini tampaknya tidak pernah lepas dari sorotan para
operator seluler, sebuah riset yang pernah dilakukan majalah Hai kepada pembaca yang
dikategorikan anak muda mengatakan kini pembelian pulsa menempati posisi cukup tinggi dan
bahkan sempat mensubstitusi pembelian media cetak. Para anak muda ini dapat menghabiskan
uangnya untuk membelanjakan pulsa berkisar antara Rp 50.000,- hingga Rp 100.000,- per bulan.
Hal ini membuktikan bahwa pada dasarnya anak muda merupakan pasar yang amat potensial bagi
industri telekomunikasi.
Berdasarkan ulasan hasil riset yang dilakukan Pixel tentang kepuasan pelanggan tahun
2005, menunjukkan kondisi persaingan telepon selular sangat didominasi oleh unsur tarif atau
harga. Tampaknya hal ini masih terus
awalnya hanya mementingkan kualitas pelayanan maupun ketersediaan akan produk, kini mulai
ikut andil dalam perang tarif. Selain itu, segmen anak muda sekarang juga semakin menjadi incaran
para operator seluler. Hal ini dapat terlihat dari iklan-iklan yang ditawarkan oleh para operator
seluler yang saat ini banyak menggunakan anak muda sebagai icon produknya. Hal ini membuat
positioning SIM card dari masing-masing operator sepertinya kini mulai bergeser.
Dalam persaingan seperti ini, konsekuensi yang harus dihadapi oleh
para operator seluler adalah bagaimana memenangkan persaingan dan
berupaya meningkatkan jumlah pelanggannnya. Para operator perlu
mengetahui faktor-faktor apa saja yang dianggap penting oleh konsumen
dalam memilih SIM card prabayarnya. Hal ini dapat diketahui melalui
Hasil
penelitian
Perkembangan
bisnis telep on
Persaingan bisnis
antar operator
Persepsi
konsumen
Atribut
determinan
Metode analisis:
Analisis Faktor
Correspondence Analysis
(CA)
Faktor-faktor
yang
dianggap
Positioning SIM
card GSM
prabayar
Penetapan
strategi
Gambar 2.3
Kerangka Pemikiran Operasional Penelitian
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.
FEIS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang menggunakan SIM card GSM
prabayar. Objek yang diteliti adalah produk layanan jasa telepon selular
meliputi tujuh merek SIM card yang menggunakan jenis teknologi GSM
dengan jenis pembayarannya yaitu prabayar serta operatornya terdaftar di
Indonesia, di antaranya : Simpati, Mentari, IM3 Smart, Kartu AS, XL Bebas, XL
Jempol, dan 3 (three).
B.
reguler Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah
Jakarta.
Sampel
yang
diambil
berasal
dari
mahasiswa
judgement
sampling.
Judgement
sampling
merupakan
semata
(Abdul
Hamid,
2007:
29).
Peneliti
memilih
sampel
diteliti
(Suliyanto,
2005:31).
Setelah
terkumpul,
dilakukan
diskusi untuk
C.
pandangan
subyektif
dari
D.
Metode Analisis
1.
Analisis Faktor
Analisis faktor merupakan analisis statistik yang bertujuan untuk
meringkas faktor-faktor
yang
analisis
multivariat
selanjutnya.
Analisis
faktor
juga
banyak
juga
dapat
mengidentifikasi
digunakan
variabel
yang
di
dalam
mendasari
segmentasi
yang
pasar
untuk
dipergunakan
untuk
perhatian.
d. Peneliti menentukan banyaknya faktor yang akan disarikan (extracted)
dari variabel yang banyak tersebut. Penentuan dapat didasarkan pada
persentase varian. Pada pendekatan ini disarankan bahwa ekstraksi
faktor dihentikan kalau kumulatif persentase varian sudah mencapai
paling sedikit 60 % atau 75% dari seluruh varian variabel asli.
e. Menginterpretasikan faktor hasil rotasi.
Interpretasi dapat dipermudah yaitu dengan mengidentifikasi v ariabel
yang memiliki nilai muatan (loading) yang besar pada faktor yang sama.
Faktor tersebut kemudian dapat diinterpretasikan menurut variabelvariabel yang mempunyai nilai loading yang tinggi dengan faktor
tersebut. Bantuan di dalam interpretasi yang berguna lainnya adalah
membuat plot v ariabel dengan menggunakan factor loading sebagai
titik koordinat. Variabel pada ujung atau akhir suatu sumbu adalah
variabel yang mempunyai high loading pada faktor tertentu, misalnya F1
dan F2. Oleh karena itu, kita bisa menyimpulkan bahwa faktor tersebut
terdiri dari variabel-variabel tersebut.
Pada dasarnya, analisis faktor memiliki model yang hampir mirip
dengan analisis regeresi berganda, hanya saja pada analisis faktor tidak
terdapat konstanta. Jika variabel-variabel dibakukan, model analisis faktor
bisa ditulis sebagai berikut (Malhotra, 2004:569):
X i = Ai1 F1 + Ai2 F 2 + Ai3 F 3 + . + Aim F m + Vi Ui
Keterangan :
Xi
satu).
Aij = koefisien regresi parsial yang dibakukan untuk variabel i pada
common
factor ke j.
F
= common factor ke j.
Vi
unik
ke i (unique factor)
Ui
= banyaknya variabel
Faktor
pertama
menyerap
sebagian
besar
varian
dari
seluruh
variabel, kemudian faktor kedua menyerap sebagian besar sisa varian dari
variabel
setelah
diperoleh
faktor
pertama.
Faktor
ketiga
menyerap
sebagian besar sisa v arian dari variabel setelah diperoleh faktor pertama
dan faktor kedua dan begitu seterusnya. Faktor yang diperoleh merupakan
variabel baru yang tidak berkorelasi antara satu faktor dengan faktor
lainnya. Selain itu, banyaknya faktor juga lebih sedikit daripada v ariabel asli
sebab analisis faktor memang mereduksi variabel yang banyak menjadi
variabel yang lebih sedikit.
2.
Analisis Reliabilitas
Reabilitas menunjukkan tingkatan di mana suatu skala menghasilkan
hasil yang konsisten jika pengukuran dilakukan berulang kali. Oleh karena
itu, realibilitas dapat digambarkan sebagai tingkatan di mana pengukuran
bebas dari segala kesalahan (Malhotra, 2006:273). Reabilitas menjadi
ukuran suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab hal
yang ada kaitannya dengan konstruk pertanyaan yang merupakan dimensi
suatu variabel dan disusun dalam sebuah kuesioner.
Untuk
mengetahui
reliabilitas
kuesioner
dalam
penelitian
ini
dalam
suatu
instrumen.
Tingkat keterkaitan
antara butir
tingkat
reliabilitas
konsistensi
internal
instrumen
yang
dengan
teknik
statistik
tertentu
terhadap
skor
jawaban
3.
yaitu
data
nominal
dan
ordinal.
Namun,
CA
mampu
multidimensional
ialah
bahwa
CA
akan
mengurangi
E.
GSM prabayar yang ada. Dalam hal ini, yang menjadi v ariabel-v ariabel
penelitian diantaranya :
a.
b.
Atribut-atribut
determinan
dari
SIM
card
GSM
prabayar
yang
Tabel 3.3
Penilaian Atribut-Atribut Determinan Berdasarkan Merek SIM card GSM
Prabayar yang Ditawarkan
1. Atribut Determinan Hasil FGD
Merek SIM card
1. Simpati
2. Mentari
3. IM3 Smart
Tingkat Penilaian
2
3
4
5
4.
5.
6.
7.
XL Bebas
XL Jempol
Kartu As
3 (three)
Keterangan
BAB IV
PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A.
menjadi
operator
jasa
telekomunikasi
selular
yang
Telkomsel
dengan
pilihan
menyediakan
SIM
card
pilihan
GSM
untuk
prabayar
para
maupun
pascabayar. Untuk SIM card prabayar terdapat pilihan merek yaitu Simpati
dan Kartu AS sedangkan untuk pascabayar tersedia Kartu Halo.
Operasi Telkomsel di Indonesia sudah tumbuh sejak peluncurannya
pada 26 Mei 1995. Pada bulan November 1997, Telkomsel menjadi operator
telekomunikasi selular yang pertama di
pada 31 Desember
2007.
Telkomsel mempunyai pemenuhan jaringan paling besar dari semua
operator selular di Indonesia. Telkomsel menyediakan pemenuhan jaringan
untuk sekitar 95% dari populasi Indonesia dan menjadi satu-satunya
operator
di
Indonesia
yang
jangkauan
wilayahnya
meliputi
semua
b. Indosat
PT
Indosat,
Tbk
didirikan
pada
tahun
1967
sebagai
investasi
Indosat menjadi operator seluler paling besar kedua dengan 16.704.639 pelanggan
pada akhir 2006. Indosat meluncurkan 3.5G nya untuk daerah Jakarta dan Surabaya pada
bulan November 2006. Indosat 3.5G memungkinkan para langganan untuk menikmati
suara dan video dengan mutu lebih baik, mempercepat data atau akses internet sampai
kepada 3.6 Mbps atau sekitar 9 kali lebih cepat dari standar layanan 3G.
Tahun 2007 adalah satu tahun yang terbaik bagi Indosat dalam kaitannya dengan
hasil operasional, peningkatan dan perluasan jaringan, produk dan jasa inovasi, dan
layanan pelanggan. Pelanggan Indosat telah mencapai 24.5 juta pelanggan.
c. Excelcomindo Pratama
(XL)
pembangunan
masyarakat
secara
berkesinambungan
guna
Dalam
dan
usaha
karyawan
XL
memberikan
layanan
mencerminkan
bahwa
unggul,
XL
perilaku
fokus
pada
(ring).
Serat
optik
berkapasitas
tinggi
ini
membentang
sepanjang jalan kereta api di pulau Jawa, dari Jawa Barat hingga
Surabaya dan Pasuruan di Jawa Timur. Sepanjang tahun 2007, XL telah
menginstalasi lebih dari 3.000 km jaringan optik sehingga total jaringan
serat optik (kabel laut dan darat) adalah lebih dari 9.000 km.
Sementara itu, XL telah membangun kabel bawah laut dengan
kapasitas terpasang hingga 10 gigabytes per detik dari Jawa Timur ke Bali,
Nusa Tenggara, dan berakhir di Sulawesi Selatan. Perseroan juga memiliki
kabel
bawah
laut
yang
menghubungkan
Sulawesi
Tengah
dengan
Telecom International
telekomunikasi
terbesar
di
adalah
dunia,
salah
yang
satu
memiliki
perusahaan
visi
untuk
memberikan layanan komunikasi hari esok pada masyarakat ini. Dari visi
inilah Hutchison CP Telecommunications Indonesia (HCPT) dibentuk dan
memang
telekomunikasi
nama
selular.
yang
Merek
cukup
3
unik
sendiri
untuk
diciptakan
sebuah
agar
layanan
3
dapat
a. Visi
Menjadikan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai lembaga pendidikan tinggi terkemuka dalam
mengintegrasikan aspek keilmuan, keislaman dan keindonesiaan.
b. Misi
1. Menghasilkan sarjana yang memiliki keunggulan kompetitif dalam
persaingan global;
2. Melakukan reintegrasi epistimologi keilmuan;
3. Memberikan landasan moral terhadap pengembangan iptek dan
melakukan pencerahan dalam pembinaan imtaq;
4. Mengembangkan keilmuan melalui kegiatan penelitian;
5. Memberikan
masyarakat.
kontribusi
terhadap
peningkatan
kualitas
hidup
c. Tujuan
1. Menyiapkan
peserta
didik
menjadi
anggota
masyarakat
yang
mengembangkan
pengetahuan,
bidang
dan/atau
keagamaan,
sosial
menciptakan
maupun
sains
ilmu
dan
teknologi;
2. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan agama,
sosial dan sains teknologi serta mengupayakan penggunaannya
untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya
kebudayaan nasional.
d. Motto
Sejak 2007 UIN Syarif Hidayatullah menetapkan motto Knowledge (pengetahuan), Piety
(kesalehan), Integrity (integritas). Motto ini pertama kali disampaikan Rektor UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, dalam pidato Wisuda Sarjana ke-67 tahun
akademik 2006-2007.
1. Knowledge mengandung arti bahwa UIN Syarif Hidayatullah memiliki komitmen menciptakan
sumber daya insani yang cerdas, kreatif, dan inovatif. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
berkeinginan memainkan peranan optimal dalam kegiatan pembelajaran dan penemuan hasilhasil riset kepada masyarakat. Komitmen tersebut merupakan bentuk tanggung jawab UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta dalam membangun sumber insani bangsa yang mayoritas adalah
Muslim. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ingin menjadi sumber perumusan nilai keislaman
yang sejalan dengan kemodernan dan keindonesiaan. Oleh karena itu, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta menawarkan studi-studi keislaman, studi-studi sosial, politik, dan ekonomi serta sains,
dan teknologi modern termasuk kedokteran dalam perspektif integrasi ilmu.
2. Piety mengandung pengertian bahwa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki komitmen
mengembangkan inner quality dalam bentuk kesalehan di kalangan sivitas akademika.
Kesalehan yang bersifat individual (yang tercermin dalam terma habl min Allah) dan kesalehan
sosial (yang tercermin dalam terma habl min al-nas) merupakan basis bagi sivitas akademika
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam membangun relasi sosial yang lebih luas.
3. Integrity mengandung pengertian bahwa sivitas akademika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
merupakan pribadi yang menjadikan nilai-nilai etis sebagai basis dalam pengambilan keputusan
dan perilaku sehari-hari. Integrity juga mengandung pengertian bahwa sivitas akademika UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki kepercayaan diri sekaligus menghargai kelompokkelompok lain. Dalam motto Knowledge (pengetahuan), Piety (kesalehan), Integrity (integritas)
terkandung sebuah spirit untuk mewujudkan kampus madani, sebuah kampus yang
berkeadaban, dan menghasilkan alumni yang memiliki kedalaman dan keluasaan ilmu,
ketulusan hati, dan kepribadian kokoh.
Hingga tahun 2008 wisuda ke-72 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta telah menghasilkan
alumni sebanyak 36.099 orang, terdiri atas 19.174 Sarjana Strata Satu (S1), 1.273 Sarjana Magister
(S2), dan 426 Sarjana Doktor (S3). UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terus berupaya menyiapkan
peserta didiknya menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan
profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan atau menciptakan ilmu pengetahuan
keagamaan dan ilmu ilmu terkait lainnya dalam arti yang seluas-luasnya.
B.
Tabel 4.1
Variabel-Variabel Sebelum Direduksi
Nama
Pernyataan
Variabel
Variabel1
Variabel2
Variabel3
Variabel4
Variabel5
Variabel6
Variabel7
Variabel8
Variabel9
Variabel10
Perusahaannya
terkenal
dan
terpecaya
Variabel11
Mereknya bergengsi
Variabel12
Variabel13
Variabel14
Variabel15
Variabel16
Voucher
isi
mana-mana
Sumber : Riset peneliti
ulangnya
ada
di
menentukan apakah
keenambelas atribut tersebut layak untuk diproses lebih lanjut. Hal ini
dilakukan dengan melakukan serangkaian tes yang dikenal dengan KMO
MSA dan tabel Anti Image Matrices.
Tabel 4.2
KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of
Sampling Adequacy.
Bartlett's Test
of Sphericity
Approx. ChiSquare
df
Sig.
.489
263.76
6
120
.000
Hasil temuan pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa nilai KMO MSA
sebesar 0,489 atau kurang dari 0,5. Hal ini berarti analisis faktor dianggap
tidak layak. Untuk itu, pada perhitungan tabel Anti Image Matrices (dapat
dilihat pada bagian lampiran output) khususnya pada bagian anti image
correlation di mana terlihat sejumlah angka yang membentuk diagonal
bertanda a yang variabel-variabelnya memiliki korelasi kurang dari 0,5
harus dikeluarkan dari analisis faktor. Hasil perhitungan Anti Image Matrices
dalam analisis faktor menunjukkan terdapat 9 variabel yang memiliki nilai
korelasi kurang dari 0,5. Variabel-variabel tersebut dapat dilihat pada tabel
4.3 berikut ini :
Tabel 4.3
Variabel-Variabel yang Memiliki Korelasi Kurang dari 0,5
Nama
Variabel
Variabel4
Pernyataan
Harga
pulsa
yang
murah
ke
Nilai Anti
Image
0,414
semua operator
Variabel6
0,232
Variabel7
0,405
Variabel8
0,495
0,367
0,474
0,399
Variabel15 Kartu
0,303
perdananya
mudah
didapat
Variabel16 Voucher
isi
ulangnya
ada
di
0,353
mana-mana
Sumber : Riset peneliti
kembali
terhadap
ketujuh
variabel
yang
tersisa.
Hasilnya
menunjukkan bahwa ketujuh variabel tersebut valid dan memiliki nilai KMO
MSA sebesar 0,740 atau lebih dari 0,5 yang berarti atribut-atribut tersebut
dapat diproses lebih lanjut dalam analisis faktor.
Tabel 4.4
KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of
Sampling Adequacy.
Bartlett's Test
of Sphericity
Approx. ChiSquare
df
Sig.
.740
116.73
7
21
.000
Nilai
Anti Image
Correlation
0,775
Pernyataan
Variabel1
Variabel2
0,716
Variabel3
0,864
Variabel5
0,618
Variabel9
Layanan
0,686
operatornya
memuaskan
Variabel10
Perusahaannya
terkenal
dan
0,812
terpecaya
Variabel11
Mereknya bergengsi
0,670
Tabel 4.6
Total Variance Explained
Compon
ent
1
2
3
4
Initial Ei genvalues
% of
Varian Cumulativ
Total
ce
e%
4.012
57.311
57.311
1.077
.910
15.388
12.998
72.699
85.697
.426
6.090
91.787
5
6
.230
.211
3.279
3.018
95.066
98.084
.134
1.916
100.000
Extraction Sums of
Squared Loadings
% of
Varian Cumulativ
Total
ce
e%
4.012
57.311
57.311
1.077
2.259
15.388
72.699
32.277
72.699
Matrix
di
bawah
ini
akan
membantu
Var1
Var2
Component
1
2
.907
.226
.866
.111
menjelaskan
Var3
Var5
Var9
Var1
0
Var1
1
.813
.037
.349
.366
.875
.826
.564
.502
.393
.603
uji
reliabilitas
pada
tabel
4.8
menunjukkan
bahwa
nilai
Cronbachs Alpha secara keseluruhan sebesar 0,870 atau lebih dari 0,6. Hal
ini berarti ketujuh atribut SIM card GSM prabayar yang digunakan dalam
penelitian ini adalah reliabel.
Tabel 4.8
Reliability Statistics
Cronbac
h's Alpha
Based on
Cronbac Standardi
h's Alpha zed Items
.870
.872
N of
Items
7
adalah
di atas 0,6.
Nilai
Cronbach's Alpha
Var1
Var2
Var3
Var5
Var9
Var1
0
Var1
1
Correcte
Cronba
d Itemch's
Squared
Total
Multiple Alpha if
Correlati Correlati
Item
on
Deleted
on
.771
.755
.833
.614
.691
.856
.791
.696
.830
.468
.556
.873
.688
.720
.845
Scale
Mean if
Item
Deleted
21.9333
22.1333
22.2000
22.1333
22.4000
Scale
Varianc
e if Item
Deleted
16.409
16.878
16.234
20.533
17.145
22.4000
17.283
.667
.560
.848
22.6000
16.731
.571
.596
.865
3. Profil Responden
Dalam penelitian ini, semua responden adalah pelanggan merekmerek SIM card GSM prabayar yang berusia 18 sampai dengan 24 tahun
dan merupakan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
merek SIM card yang digunakan, dan pengeluaran pulsa setiap bulannya.
Tabel 4.10
Jenis Kelamin Responden
Vali
d
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
Total
Valid Cumulati
Perce
ve
nt
Percent
Frequen
cy
Perce
nt
28
28.0
28.0
28.0
72
100
72.0
100.0
72.0
100.0
100.0
Tabel 4.11
Usia Responden
Vali
d
18 s/d 19
tahun
Frequen
cy
Perce
nt
Valid
Percent
Cumulati
ve
Percent
17
17.0
17.0
17.0
20 s/d 22
tahun
23 s/d 24
tahun
Total
73
73.0
73.0
90.0
10
10.0
10.0
100.0
100
100.0
100.0
Tabel 4.12
Jurusan yang Diambil Responden
Frequen
cy
AKUNTANSI
HUBUNGAN INTERNASIONAL
ILMU EKONOMI DAN STUDI
PEMBANGUNAN
MANAJEMEN
Total
Valid Cumulati
Perce
ve
nt
Percent
40.0
40.0
40.0
12.0
12.0
52.0
Perce
nt
40
12
8
8.0
8.0
60.0
40
100
40.0
100.0
40.0
100.0
100.0
internasional
( HI ) sebanyak
12
responden dan
Tabel 4.13
Merek SIM card yang Digunakan
Frequen Percen
cy
t
Vali
d
XL BEBAS
IM3
KARTU AS
MENTARI
SIMPATI
3 ( THREE )
Total
Valid
Percent
Cumulati
ve
Percent
5.0
5.0
5.0
70
5
5
11
4
100
70.0
5.0
5.0
11.0
4.0
100.0
70.0
5.0
5.0
11.0
4.0
100.0
75.0
80.0
85.0
96.0
100.0
dan
kawula
muda
sehingga
keunggulan-keunggulan
yang
ditawarkan IM3 yang disesuaikan dengan kebutuhan anak muda. Hal ini
Tabel 4.14
Pengeluaran Pulsa Per Bulan
Frequen
cy
Vali
d
Rp.10.000 s/d
25.000
Rp.25.001 s/d
50.000
Rp.50.001 s/d
100.000
Di atas
Rp.100.000
Total
Valid Cumulati
Percen
Percen
ve
t
t
Percent
37
37.0
37.0
37.0
44
44.0
44.0
81.0
14
14.0
14.0
95.0
5.0
5.0
100.0
100
100.0
100.0
4. Analisis Kuesioner
a. Jangkauan Wilayah yang Luas
Berdasarkan kuesioner yang dibagikan kepada 100 responden maka
pada tabel 4.15 berikut ini dapat diketahui bahwa tidak ada yang
menjawab sangat tidak setuju, tidak setuju, maupun kurang setuju untuk
atribut jangkauan wilayah yang luas pada merek Simpati. Namun 2
responden menjawab cukup setuju, 37 responden menjawab setuju, dan 61
responden menjawab sangat setuju. Berdasarkan teori yang dikemukakan
Horovitz (2000 : 3-7), salah satu faktor pembentuk persepsi adalah image
yang
terbentuk.
Dalam
hal
ini,
Simpati
dapat
dianggap
berhasil
95
mengkomunikasikan
populasi
hal
ini
di
Indonesia.
sehingga
Telkomsel
yang
image
mampu
terbentuk
pada
Percent
0
0
2
37
61
100
0
0
2.0
37.0
61.0
100.0
Pada tabel 4.16 dapat dilihat bahwa tidak ada responden yang
menjawab sangat tidak setuju untuk atribut jangkauan wilayah yang luas
pada merek Mentari. Responden yang menyatakan tidak setuju sebanyak 3
responden,
responden
menyatakan
kurang
setuju,
25
responden
menyatakan
sangat
setuju.
Dalam
website-nya,
Indosat
Percent
3
5
25
58
9
100
3.0
5.0
25.0
58.0
9.0
100.0
Pada tabel 4.17 dapat diketahui bahwa tidak ada responden yang
menyatakan sangat tidak setuju pada pernyataan jangkauan wilayah yang
luas untuk merek IM3. Selanjutnya, 3 responden menyatakan tidak setuju, 18
responden menyatakan kurang setuju, 19 responden menyatakan cukup
setuju, 48 responden menyatakan setuju, dan 12 orang sisanya menyatakan
sangat setuju. Ini berarti merek IM3 juga dinyatakan memiliki jangkauan
wilayah yang luas oleh sebagian besar responden. Sama halnya dengan
Mentari,
IM3
juga
merek
yang
diluncurkan
oleh
Indosat
sehingga
Tabel 4.17
IM3
Jangkauan Wilayah yang Luas
Frequen
cy
Sangat tidak
setuju
Tidak setuju
Kurang setuju
Cukup setuju
Setuju
Sangat setuju
Total
Percent
3
18
19
48
12
100
3.0
18.0
19.0
48.0
12.0
100.0
setuju,
45
responden
menyatakan
setuju
dan
15
responden
Tabel 4.18
XL BEBAS
Jangkauan Wilayah yang Luas
Frequen
cy
Percent
Sangat tidak
setuju
Tidak setuju
Kurang setuju
Cukup setuju
Setuju
Sangat setuju
Total
1.0
1
7
31
45
15
100
1.0
7.0
31.0
45.0
15.0
100.0
Pada tabel 4.19 berikut ini dapat diketahui bahwa jumlah responden
yang menyatakan sangat tidak setuju terhadap pernyataan XL Jempol
memiliki jangkauan wilayah yang luas hanya 1 responden. Kemudian, 4
responden menyatakan tidak setuju, 17 responden menyatakan kurang
setuju, 36 responden menyatakan cukup setuju, 36 responden menyatakan
setuju, dan sisanya 6 responden menjawab sangat setuju. Dari sini dapat
diketahui bahwa tanggapan responden yang menyatakan setuju dengan
yang menyatakan cukup setuju sama banyaknya sehingga dapat diartikan
bahwa pada dasarnya responden masih belum terlalu yakin dengan
pernyataan tersebut. Seperti halnya XL Bebas, Jempol dikeluarkan oleh
Excelcomindo di mana jangkauannya memang belum seluas dua operator
pendahulunya Telkomsel dan Indosat. Namun, saat ini Excelcomindo
sedang meningkatkan kualitas infrastrukturnya sehingga diharapkan XL
dapat memperluas jangkauan dan meningkatkan kualitas layanannya
kepada para pengguna XL.
Tabel 4.19
XL JEMPOL
Jangkauan Wilayah yang Luas
Frequen
cy
Percent
Sangat tidak
setuju
Tidak setuju
Kurang setuju
cukup setuju
setuju
sangat setuju
Total
1.0
4
17
36
36
6
100
4.0
17.0
36.0
36.0
6.0
100.0
Untuk
Kartu
AS,
tanggapan
responden
terhadap
pernyataan
jangkauan wilayah yang luas dapat dilihat pada tabel 4.20 di bawah ini.
Tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju, 2 responden
menyatakan tidak setuju, dan 6 responden menyatakan kurang setuju.
Namun,
16
responden
menyatakan
cukup
setuju,
48
responden
Percent
2
6
16
48
28
100
2.0
6.0
16.0
48.0
28.0
100.0
responden
menyatakan
setuju,
dan
sisanya
hanya
besar
responden
merek
(three)
dianggap
jangkauan
wilayahnya kurang luas. Sebagai merek SIM card termuda di antara merekmerek lainnya, 3 (three) memang memiliki jangkauan yang terbatas jika
dibandingkan dengan perusahaan operator lainnya. Namun, kini 3 (three)
sedang berupaya memperluas jaringannya di wilayah Indonesia setahap
demi setahap.
Tabel 4.21
3 ( THREE )
Jangkauan Wilayah yang Luas
Frequen
cy
Sangat tidak
setuju
Tidak setuju
Kurang setuju
Cukup setuju
Setuju
Sangat setuju
Total
Percent
10
10.0
19
40
21
8
2
100
19.0
40.0
21.0
8.0
2.0
100.0
bahwa merek Simpati memiliki sinyal yang kuat dan stabil. Namun, 4
responden menyatakan kurang setuju, 2 responden menyatakan cukup
setuju, 42 responden menyatakan setuju, dan sisanya 52 responden
menyatakan sangat setuju. Hal ini berarti sebagian besar responden
menyatakan sangat setuju bahwa merek Simpati memiliki sinyal yang kuat
dan stabil.
Tabel 4.22
SIMPATI
Sinyal yang Kuat dan Stabil
Frequen
cy
Sangat tidak
setuju
Tidak setuju
Kurang setuju
Cukup setuju
Setuju
Sangat setuju
Total
Percent
0
4
2
42
52
100
0
4.0
2.0
42.0
52.0
100.0
51
menyatakan
responden
sangat
menyatakan
setuju.
Ini
setuju,
berarti
sisanya
sebagian
responden
besar
responden
Tabel 4.23
MENTARI
Sinyal yang Kuat dan Stabil
Frequen
cy
Sangat tidak
setuju
Tidak setuju
Kurang setuju
Cukup setuju
Setuju
Sangat setuju
Total
Percent
4.0
2
9
27
51
7
100
2.0
9.0
27.0
51.0
7.0
100.0
Tabel 4.24
IM3
Sinyal yang Kuat dan Stabil
Frequen
cy
Sangat tidak
setuju
Tidak setuju
Kurang setuju
Cukup setuju
Setuju
Sangat setuju
Total
Percent
4.0
3
16
24
43
10
100
3.0
16.0
24.0
43.0
10.0
100.0
Tabel 4.25
XL BEBAS
Sinyal yang Kuat dan Stabil
Frequen
cy
Sangat tidak
setuju
Tidak setuju
Kurang setuju
Cukup setuju
Setuju
Sangat setuju
Total
Percent
1.0
3
8
27
52
9
100
3.0
8.0
27.0
52.0
9.0
100.0
Sangat tidak
setuju
Frequen
cy
0
Percent
0
Tidak setuju
Kurang setuju
cukup setuju
setuju
sangat setuju
Total
2
15
37
43
3
100
2.0
15.0
37.0
43.0
3.0
100.0
Untuk kartu AS, jawaban responden dapat kita lihat pada tabel 4.27
berikut ini. Tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju, 1
responden menyatakan tidak setuju, 11 reponden menyatakan kurang
setuju, 16 responden menyatakan cukup setuju, 53 responden menyatakan
setuju, dan 19 responden menyatakan sangat setuju. Ini berarti mayoritas
responden memberikan tanggapan positif kepada Kartu AS dengan
menyatakan setuju bahwa Kartu AS memiliki sinyal yang kuat dan stabil.
Persepsi konsumen menganggap Kartu AS juga memiliki kualitas sinyal yang
baik seperti halnya Simpati. Kemungkinan hal ini dikarenakan kedua merek
ini berasal dari perusahaan operator seluler yang sama yaitu Telkomsel.
Tabel 4.27
KARTU AS
Sinyal yang Kuat dan Stabil
Frequen
cy
Sangat tidak
setuju
Tidak setuju
Kurang setuju
Cukup setuju
Setuju
Sangat setuju
Total
Percent
1
11
16
53
19
100
1.0
11.0
16.0
53.0
19.0
100.0
Pada tabel 4.28 berikut ini dapat diketahui bahwa responden yang
menjawab sangat tidak setuju sebanyak 5 responden, 18 orang menjawab
Percent
5.0
18
42
25
7
3
100
18.0
42.0
25.0
7.0
3.0
100.0
Simpati memang memiliki beragam fitur seperti GPRS, MMS, transfer pulsa,
international roaming, dan layanan khusus anggota Simpatizone serta
berbagai fitur standar lainnya seperti SMS, call waiting, fax and data, voice
mail dan lain sebagainya. Hal inilah yang memperkuat Simpati sebagai SIM
card yang memiliki fitur yang lengkap.
Tabel 4.29
SIMPATI
Fitur yang Lengkap
Frequen
cy
Percent
Sangat tidak
0
0
setuju
Tidak setuju
0
0
Kurang setuju
0
0
Cukup setuju
9
9.0
Setuju
55
55.0
Sangat setuju
36
36.0
Total
100
100.0
Sumber : Data Pri mer 2008
setuju,
responden
menjawab
kurang
setuju,
23
responden
lengkap.
Fitur
yang
ditawarkan
Mentari
memang
cukup
banyak
di
antaranya Poin Plus Plus, i-ring 808, roaming internasional, LBS, I-Menu
*123#, transfer pulsa, MMS, call waiting / call hold, call forward / call divert
ke voice mailbox, CLIR, dan voice mail service. Fitur-fitur inilah yang
menjadikan Mentari dianggap oleh konsumen sebagai SIM card dengan
fitur yang lengkap.
Tabel 4.30
MENTARI
Fitur yang Lengkap
Frequen
cy
Sangat tidak
setuju
Tidak setuju
Kurang setuju
Cukup setuju
Setuju
Sangat setuju
Total
Percent
1.0
1
3
23
55
17
100
1.0
3.0
23.0
55.0
17.0
100.0
Pada tabel 4.31 berikut ini dapat diketahui bahwa tidak ada
responden yang menyatakan sangat tidak setuju terhadap pernyataan
bahwa merek IM3 memiliki fitur yang lengkap. Namun, terdapat 1
responden yang menyatakan tidak setuju, 3 responden menyatakan kurang
setuju, 17 responden menyatakan cukup setuju, 55 responden menyatakan
setuju, dan 24 responden menyatakan sangat setuju. Ini berarti sebagian
besar responden memberikan tanggapan positif terhadap pernyataan
tersebut karena sedikit sekali yang menyatakan kurang setuju maupun tidak
setuju dan bahkan tidak ada yang menyatakan sangat tidak setuju.
IM3 memang merupakan pionir dalam hal layanan data, GPRS, MMS,
confererence call, dan call divert sampai teknologi SIM card-nya juga
menggunakan teknologi tercanggih dan tentu saja bisa transfer pulsa.
Selain itu, fitur lainnya yang ada dalam ponsel pasti dapat digunakan jika
menggunakan IM3, tanpa perlu regristrasi dan biaya tambahan. Kartu ini
memang cocok untuk siapa saja yang menginginkan sesuatu yang serba
canggih terutama anak muda.
Tabel 4.31
IM3
Fitur yang Lengkap
Frequen
cy
Sangat tidak
setuju
Tidak setuju
Kurang setuju
Cukup setuju
Setuju
Sangat setuju
Total
Percent
1
3
17
55
24
100
1.0
3.0
17.0
55.0
24.0
100.0
Ini
berarti
sebagian
besar
responden
menyatakan
setuju
terhadap
(Caller
Line
Identification
Restriction
CLIR
),
Jelajah
Percent
1
5
36
45
13
100
1.0
5.0
36.0
45.0
13.0
100.0
Sangat tidak
setuju
Tidak setuju
Kurang setuju
cukup setuju
setuju
sangat setuju
Total
Frequen
cy
1
Percent
1.0
3
8
47
38
3
100
3.0
8.0
47.0
38.0
3.0
100.0
percakapan
nasional
dan
internasional
(SLI
&
VoIP),
SMS,
international roaming, call waiting & call hold, multiparty, GPRS, MMS, call
me, transfer pulsa ke sesama, dan 3G services. Dengan fitur seperti ini Kartu
AS memang dapat dikategorikan lengkap dan tidak heran jika sebagian
besar responden beranggapan demikian.
Tabel 4.34
KARTU AS
Fitur yang Lengkap
Frequen
cy
Sangat tidak
setuju
Tidak setuju
Kurang setuju
Cukup setuju
Setuju
Sangat setuju
Total
Percent
1.0
2
7
32
48
10
100
2.0
7.0
32.0
48.0
10.0
100.0
Tabel 4.35
3 ( THREE )
Fitur yang Lengkap
Frequen
cy
Sangat tidak
setuju
Tidak setuju
Kurang setuju
Cukup setuju
Setuju
Sangat setuju
Total
Percent
5.0
12
32
37
12
2
100
12.0
32.0
37.0
12.0
2.0
100.0
Percent
1
10
10
50
29
100
1.0
10.0
10.0
50.0
29.0
100.0
Tabel 4.37
MENTARI
Harga Pulsa yang Sesuai dengan Kualitas yang Dimiliki
Frequen
cy
Sangat tidak
setuju
Tidak setuju
Kurang setuju
Cukup setuju
Setuju
Sangat setuju
Total
Percent
3
9
19
59
10
100
3.0
9.0
19.0
59.0
10.0
100.0
Tabel 4.38
IM3
Harga Pulsa yang Sesuai dengan Kualitas yang Dimiliki
Frequen
cy
Sangat tidak
setuju
Tidak setuju
Kurang setuju
Cukup setuju
Setuju
Sangat setuju
Total
Percent
1
5
15
51
28
100
1.0
5.0
15.0
51.0
28.0
100.0
dengan
peningkatan
infrastrukturnya
yang
semakin
baik.
Tabel 4.39
XL BEBAS
Harga Pulsa yang Sesuai dengan Kualitas yang Dimiliki
Frequen
cy
Sangat tidak
setuju
Tidak setuju
Kurang setuju
Cukup setuju
Setuju
Sangat setuju
Total
Percent
2
8
21
53
16
100
2.0
8.0
21.0
53.0
16.0
100.0
layanan dan fasilitas yang ada pada XL Bebas termasuk tarif termurah juga
dapat dinikmati pengguna XL Jempol. Kemungkinan inilah yang menjadi
pertimbangan
responden
yang
beranggapan
bahwa
harga
yang
Tabel 4.40
XL JEMPOL
Harga Pulsa yang Sesuai dengan Kualitas yang Dimiliki
Sangat tidak
setuju
Tidak setuju
Kurang setuju
cukup setuju
setuju
sangat setuju
Total
Frequen
cy
0
Percent
0
1
11
31
47
10
100
1.0
11.0
31.0
47.0
10.0
100.0
dapat
dinyatakan
bahwa
mayoritas
fasilitas
bebas
roaming
dan
tarif
hemat
responden
masih
pengguna.
Tabel 4.41
KARTU AS
Harga Pulsa yang Sesuai dengan Kualitas yang Dimiliki
Frequen
cy
Sangat tidak
setuju
Tidak setuju
Kurang setuju
Cukup setuju
Setuju
Sangat setuju
Total
Percent
5
14
26
46
9
100
5.0
14.0
26.0
46.0
9.0
100.0
Percent
4.0
5
19
30
32
10
100
5.0
19.0
30.0
32.0
10.0
100.0
Tabel 4.43
SIMPATI
Layanan Operator yang Memuaskan
Frequen
cy
Sangat tidak
setuju
Tidak setuju
Kurang setuju
Cukup setuju
Setuju
Sangat setuju
Total
Percent
0
3
27
43
27
100
0
3.0
27.0
43.0
27.0
100.0
Percent
1.0
2
4
45
38
10
100
2.0
4.0
45.0
38.0
10.0
100.0
sangat
tidak
setuju
terhadap
pernyataan
tersebut,
yang
menyatakan
seimbang.
Namun,
mayoritas
cukup
setuju
responden
maupun
tetap
setuju
menyatakan
hampir
setuju
Tabel 4.45
IM3
Layanan Operator yang Memuaskan
Frequen
cy
Sangat tidak
setuju
Tidak setuju
Kurang setuju
Cukup setuju
Setuju
Sangat setuju
Total
Percent
1.0
3
12
34
37
13
100
3.0
12.0
34.0
37.0
13.0
100.0
Percent
2.0
1
9
42
40
6
100
1.0
9.0
42.0
40.0
6.0
100.0
35
responden
menyatakan
sangat
menyatakan
setuju.
Ini
setuju,
berarti
dan
sisanya 2
mayoritas
Sangat tidak
setuju
Tidak setuju
Kurang setuju
cukup setuju
setuju
sangat setuju
Frequen
cy
2
Percent
2.0
2
12
47
35
2
2.0
12.0
47.0
35.0
2.0
responden
responden
hanya
Total
100
100.0
Di
bawah
ini
dapat
terlihat
tanggapan
responden
terhadap
responden
menyatakan
sangat
setuju.
Ini
berarti
mayoritas
Tabel 4.48
KARTU AS
Layanan Operator yang Memuaskan
Frequen
cy
Sangat tidak
setuju
Tidak setuju
Kurang setuju
Cukup setuju
Setuju
Sangat setuju
Total
Percent
1
8
37
45
9
100
1.0
8.0
37.0
45.0
9.0
100.0
Pada tabel 4.49 dapat diketahui tanggapan responden terhadap pernyataan 3 (three)
memiliki layanan operator yang memuaskan. Terdapat 4 responden yang menyatakan
sangat tidak setuju, 10 responden menyatakan tidak setuju, 27 responden menyatakan
kurang setuju, 37 responden menyatakan cukup setuju, 17 responden menjawab setuju,
dan 5 responden menyatakan sangat setuju. Hal ini berarti mayoritas responden
menyatakan cukup setuju terhadap pernyataan tersebut.
Tabel 4.49
3 ( THREE )
Layanan Operator yang Memuaskan
Frequen
cy
Sangat tidak
setuju
Tidak setuju
Kurang setuju
Cukup setuju
Setuju
Sangat setuju
Total
Percent
4.0
10
27
37
17
5
100
10.0
27.0
37.0
17.0
5.0
100.0
tidak
setuju,
maupun
kurang
setuju.
Namun,
responden
Percent
0
0
6
0
0
6.0
Setuju
Sangat setuju
Total
41
53
100
41.0
53.0
100.0
setuju,
dan
37
responden
menyatakan
sangat
setuju.
cukup
dipercaya
sebagai
perusahaan
operator
seluler
yang
jangkauan wilayahnya cukup luas dan sinyal yang kuat. Selain itu, Indosat
juga menguasai pangsa pasar kedua setelah Telkomsel.
Tabel 4.51
MENTARI
Perusahaan Terkenal dan Terpercaya
Frequen
cy
Sangat tidak
setuju
Tidak setuju
Kurang setuju
Cukup setuju
Setuju
Sangat setuju
Total
Sumber : Data Pri mer 2008
Percent
1
1
13
48
37
100
1.0
1.0
13.0
48.0
37.0
100.0
sangat
tidak
setuju
terhadap
pernyataan
tersebut,
Percent
1
1
12
50
36
100
1.0
1.0
12.0
50.0
36.0
100.0
responden menyatakan
setuju, dan
24
responden
Percent
1
0
15
60
24
100
1.0
0
15.0
60.0
24.0
100.0
sangat
setuju.
Ini
berarti
mayoritas
responden
masih
Sangat tidak
setuju
Tidak setuju
Kurang setuju
cukup setuju
setuju
sangat setuju
Total
Frequen
cy
1
Percent
1.0
1
3
20
58
17
100
1.0
3.0
20.0
58.0
17.0
100.0
Di
bawah
ini
dapat
terlihat
tanggapan
responden
terhadap
35
responden
menyatakan
sangat
setuju.
mayoritas responden
Percent
1
2
16
46
35
100
1.0
2.0
16.0
46.0
35.0
100.0
Pada tabel 4.56 dapat diketahui tanggapan responden terhadap pernyataan 3 (three)
memiliki perusahaan yang terkenal dan terpercaya. Terdapat 4 responden yang
menyatakan sangat tidak setuju, 7 responden menyatakan tidak setuju, 28 responden
menyatakan kurang setuju, 41 responden menyatakan cukup setuju, 17 responden
menjawab setuju, dan 3 responden menyatakan sangat setuju. Walaupun jawaban
responden sangat beragam namun mayoritas responden menyatakan cukup setuju terhadap
pernyataan tersebut.
Berdasarkan jawaban di atas nampaknya kebanyakan responden masih belum
terlalu mengenal perusahaan yang mengeluarkan merek 3 (three) ini. 3 (three) dikeluarkan
oleh perusahaan yang bernama Hutchison CP Telecommunications Indonesia (HCPT).
Perusahaan ini memang belum terlalu dikenal karena memang belum terlalu lama di
Indonesia. Perusahaan ini masih dalam tahap menumbuhkan kepercayaan kepada
masyarakat tentang kualitas produk yang ditawarkannya sehingga wajar jika masih banyak
yang belum memberikan kepercayaan kepada perusahaan ini.
Tabel 4.56
3 ( THREE )
Perusahaan Terkenal dan Terpercaya
Frequen
cy
Sangat tidak
setuju
Tidak setuju
Kurang setuju
Cukup setuju
Setuju
Sangat setuju
Total
Percent
4.0
7
28
41
17
3
100
7.0
28.0
41.0
17.0
3.0
100.0
Kurang setuju
Cukup setuju
Setuju
Sangat setuju
Total
0
5
48
47
100
0
5.0
48.0
47.0
100.0
22
responden
menyatakan
sangat
setuju.
Ini
berarti
mayoritas
merek
yang
menjadikan
anak
muda
sebagai
pasar
Percent
0
4
16
50
30
100
0
4.0
16.0
50.0
30.0
100.0
beranggapan
bahwa
XL
Bebas
merupakan
merek
yang
bergengsi.
Tabel 4.60
XL BEBAS
Merek yang Bergengsi
Frequen
cy
Sangat tidak
setuju
Tidak setuju
Kurang setuju
Cukup setuju
Setuju
Sangat setuju
Total
Percent
1
6
18
54
21
100
1.0
6.0
18.0
54.0
21.0
100.0
44
responden
menyatakan
sangat
menyatakan
setuju.
setuju,
Walaupun
dan
sisanya 8
jawaban
responden
responden
terlihat
di
pasaran
sehingga
wajar
jika
mereknya
sudah
di
kenal
Tabel 4.61
XL JEMPOL
Merek yang Bergengsi
Frequen
cy
Percent
Sangat tidak
2
2.0
setuju
Tidak setuju
4
4.0
Kurang setuju
8
8.0
cukup setuju
34
34.0
setuju
44
44.0
sangat setuju
8
8.0
Total
100
100.0
Sumber : Data Pri mer 2008
Di
bawah
ini
dapat
terlihat
tanggapan
responden
terhadap
Tabel 4.62
KARTU AS
Merek yang Bergengsi
Frequen
cy
Sangat tidak
setuju
Tidak setuju
Kurang setuju
Cukup setuju
Setuju
Sangat setuju
Total
Percent
1.0
3
4
37
42
13
100
3.0
4.0
37.0
42.0
13.0
100.0
Pada tabel 4.63 dapat diketahui tanggapan responden terhadap pernyataan 3 (three)
memiliki merek yang bergengsi. Terdapat 2 responden yang menyatakan sangat tidak
setuju, 12 responden menyatakan tidak setuju, 36 responden menyatakan kurang setuju, 35
responden menyatakan cukup setuju, 13 responden menjawab setuju, dan 2 responden
menyatakan sangat setuju. Tanggapan responden yang menyatakan kurang setuju dan
cukup setuju hampir berimbang namun mayoritas responden menyatakan kurang setuju
jika 3 ( three ) dianggap sebagai merek yang bergengsi. Sepertinya responden belum
terlalu yakin jika 3 (three) dianggap sebagai merek yang bergengsi karena merek ini dapat
dikategorikan masih baru dan pengetahuan konsumen tentang merek ini masih sangat
sedikit.
Tabel 4.63
3 ( THREE )
Merek yang Bergengsi
Frequen
cy
Sangat tidak
setuju
Tidak setuju
Kurang setuju
Cukup setuju
Setuju
Sangat setuju
Percent
2.0
12
36
35
13
2
12.0
36.0
35.0
13.0
2.0
Total
100
100.0
hanya
satu
dimensi
maka
73,7%
variasi
dapat
dijelaskan
oleh
model
correspondence analysis tersebut. Namun, jika dijadikan dua dimensi maka ada tambahan
sebesar 18,7% lagi sehingga total variasi yang dapat dijelaskan adalah 92,4%. Jika
ditambah satu dimensi lagi maka tambahannya hanya 4,6% atau lebih kecil dari
penambahan sebelumnya. Dengan begitu, dapat diambil dua dimensi saja karena total
variasi yang dapat dijelaskan sudah sangat besar.
Tabel 4.64
Tabel Penentuan Jumlah Dimensi
Dimension
1
2
3
4
5
6
Singular
Value
0,03837
0,01932
0,00960
0,00695
0,00284
0,00157
Total
Inertia
0,00147
0,00037
0,00009
0,00005
0,00001
0,00000
0,00200
Proportion
Explained
0,737
0,187
0,046
0,024
0,004
0,001
1,000
Cumulative
Proportion
0,737
0,924
0,971
0,995
0,999
1.000
1,000
Dari gambar 4.65 di bawah ini terlihat sebaran atribut yang berupa
angka mulai dari 1 sampai dengan 7. Penjelasan dari angka-angka tersebut
adalah sebagai berikut :
Tabel 4.65
Keterangan Nomor Atribut pada Correspondence Analysis (CA)
Nomor Atribut
Pernyataan Atribut
Harga
pulsa
yang
sesuai
dengan
kualitas
5
Perusahaanya
yang
terkenal
dan
terpercaya
7
Row Scores
0.3
5
Dimension 2
0.2
2
4
0.1
1
0.0
6
-0.1
3
7
-0.2
-0.4
-0.2
0.0
0.2
0.4
Dimension 1
Symmetric Normalization
Gambar 4.1
Positioning Atribut SIM Card GSM Prabayar
Column Scores
0.3
THREE
Dimension 2
0.2
KARTUAS
XLJEMPOL
0.1
SIMPATI
0.0
-0.1
-0.2
-0.3
XLBEBAS
MENTARI
IM3
Gambar 4.2
Positioning Merek SIM Card GSM Prabayar
mengisi
keempat
kuadran.
Simpati
dan
Kartu
As
sama-sama
dikarenakan
konsumen
menganggap
kedua
merek
ini
berasal dari perusahaan operator seluler yang sama yaitu Telkomsel. Pada
kuadran II terlihat 3 ( Three ) dan XL Jempol yang juga berarti kedua merek
ini dianggap memiliki kesamaan dalam pandangan konsumen. Memang
kedua merek ini sama-sama menawarkan tarif murah dan bonus pada awal
peluncurannya sehingga kemungkinan hal inilah yang melekat di benak
konsumen.
Pada kuadran III terdapat IM3 sebagai satu-satunya merek. Hal ini
berarti merek ini dianggap relatif berbeda dengan merek-merek lainnya
sehingga dalam kuadran III tidak ada merek menyaingi IM3 secara
langsung. Nampaknya responden sangat mengenal merek ini sehingga
tahu persis bahwa merek ini memiliki ciri yang khas jika dibandingkan
dengan merek-merek lainnya. Sebagai merek yang dipergunakan oleh
mayoritas responden yang merupakan mahasiswa, IM3 dapat dikatakan
cukup berhasil dalam menentukan posisinya sehingga merek ini dapat
cukup melekat di benak konsumennya. Hal ini sesuai dengan teori yang
dikemukakan Kotler (2007 : 235) bahwa positioning merupakan tindakan
merancang tawaran dan citra sehingga menempati posisi yang khas di
aktual
dengan
merek
produk
maka
konsumen
sering
sinyal yang kuat dan stabil, fitur yang lengkap dan juga berdasarkan unsurunsur ekstrinsik seperti harga yang sesuai dengan kualitas, layanan operator
yang memuaskan, merek yang bergengsi dan perusahaan yang terkenal
dan terpercaya. Hasil analisis terhadap identitas merek dari ketujuh SIM
card pada gambar 4.3 berikut ini memperlihatkan indikasi ini.
Variable
Columns
Rows
0.3
Dimension 2
0.2
THREE
KARTUAS XLJEMPOL
0.1
1
SIMPATI
0.0
6
XLBEBAS
-0.1
MENTARI
-0.2
3
IM3
7
-0.3
-0.4
-0.2
0.0
0.2
0.4
0.6
Gambar 4.3
Positioning Merek SIM Card GSM Prabayar beserta Atributnya
dan
Kartu
As
pada
kuadran
dipersepsikan
memiliki
antara merek
tersebut dengan
infrastruktur
Telkomsel
itu
bergabung
dengan
Telkom
sehingga
strategi
sebagai pemimpin
benefit
positioning
dalam manfaat
yang
tertentu.
memposisikan
Dalam
hal
produk
ini, strategi
user
positioning-nya
untuk
kalangan
anak
muda
sehingga
untuk
XL
Bebas
dan
Mentari,
kedua
merek
ini
As
unggul
dalam
atribut
yang
memang
diangkat
sejak
peluncurannya yaitu pada atribut jangkauan wilayah yang luas dan sinyal
yang kuat dan stabil. Inilah yang membuat mereka menjadi pemimpin
pasar. Begitu pula dengan IM3 yang mencoba menawarkan 2 perbedaan
yang dijadikan keunggulannya sejak awal yaitu keunggulan dari segi fitur
yang lengkap dan merek yang bergengsi di mata pasar sasarannya yaitu
para kawula muda.
Menurut Oki Baren (2008) Telkomsel telah mengubah strateginya
pada kuartal pertama tahun 2008 dari strategi samudera merah menjadi
strategi samudera biru. Telkomsel lebih memilih jalur lain untuk menciptakan
ceruk pasarnya sendiri. Target Telkomsel tidak lagi menjadi pemimpin pasar
tetapi
BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A.
Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian yang telah dilakukan
luas dan sinyal yang kuat dan stabil. Bahkan, atribut 2 terlihat melekat
kuat pada Kartu AS karena jarak kedekatan antara merek tersebut
dengan atributnya sangat dekat. Nampaknya, usaha Telkomsel yang
menempatkan posisi Simpati sebagai SIM card yang unggul dalam
segi jangkauan wilayah terluas dan sinyal yang kuat dapat dinilai
berhasil. Bahkan, hal ini berimbas pula pada merek SIM card lainnya
yang juga dikeluarkan oleh Telkomsel yaitu Kartu AS. Hal ini wajar
karena memang Telkomsel merupakan satu-satunya operator yang
telah menjangkau hingga 95 % populasi di Indonesia hingga ke
pelosok sehingga yang melekat dipersepsi konsumen adalah kedua
SIM card ini sama-sama unggul dari segi jangkauan wilayah terluas
dan sinyal yang kuat.
3. Pada kuadran II, 3 (three) dan XL Jempol dipersepsikan oleh
responden memiliki kesamaan yaitu sebagai merek yang harganya
sesuai
dengan
kualitas
(atribut
4)
dan
layanan
operatornya
keenam
merek
tersebut
memang
sedang
mencoba
menempatkan posisinya sebagai SIM card yang unggul dari segi tarif.
Munculnya iklan di media massa yang mencoba mengunggulkan 3
(three) dengan tarif telepon yang murah ke luar negeri semakin
memperkuat bahwa harga yang ditawarkan 3 (three) memang sesuai
dengan kualitasnya dan dapat menjangkau ke seluruh dunia dengan
harga termurah jika dibanding dengan merek lainnya.
tercanggih.
Hal
ini
dapat
dinilai
berhasil
karena
pada
oleh
para
mahasiswa
termasuk
mahasiswa
Fakultas
keunggulan
khas
yang
benar-benar
dapat
mencirikan
B.
Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka jika perusahaan operator
perusahaan
yang
terkenal
dan
terpercaya.
Selain
itu,
perlu
diperhatikan pula faktor prestise yang cocok dengan anak muda seperti
merek yang bergengsi, layanan operator yang memuaskan, dan harga
yang sesuai dengan kualitas.
Keunggulan Simpati dan Kartu AS pada atribut jangkauan wilayah
yang luas dan sinyal yang kuat dan stabil nampaknya memperkuat
Telkomsel sebagai operator dengan jaringan yang sangat luas dan
berkualitas. Namun kedua merek ini seharusnya memiliki keunikan sendirisendiri agar dapat dibedakan oleh pasar dan semakin tepat sasaran.
Pemberlakuan
tarif
hemat
yang
dilakukan
Kartu
AS
akhir-akhir
ini
tersebut,
Telkomsel
juga diharapkan
dapat
terus
merek
ini
mengedepankan
kualitas
layanan
berteknologi
memperhatikan
pesaing-pesaingnya
yang
kini
juga
mulai
terjadi
belakangan
ini
yaitu
IM3
sering
bermasalah
dengan
Untuk itu, walaupun IM3 dikenal dengan tarif hematnya, IM3 juga harus
terus berinov asi dalam meningkatkan layanannya agar tidak kehilangan
para pelanggannya.
XL Bebas dan Mentari nampaknya harus lebih bekerja keras karena di
benak para konsumen yang juga merupakan mahasiswa, kedua merek ini
hanya memiliki satu keunggulan yang sama yaitu berasal dari perusahaan
yang terkenal dan terpercaya. Selain itu posisi Mentari yang juga
menyentuh garis perpotongan kuadran III dan IV dan dekat dengan atributatribut di kuadaran III menunjukkan bahwa positioning-nya belum terlalu
jelas sehingga beragam strategi harus dijalankan untuk mengkomunikasikan
positioning-nya secara tepat dan jelas serta memiliki keunikan tersendiri di
benak pasar sasarannya.
DAFTAR PUSTAKA
Arthur.
Analisis Positioning Merek-merek Sepeda Motor Bebek
Berdasarkan Persepsi Konsumen di wilayah DKI Jakarta Jurnal teknologi
Industri Vol. 3 No.2, Desember 2003.
I.
IDENTITAS PRIBADI
1. Nama
: Finanda Frisha Juwita Rachman
2. Tempat & Tgl. Lahir : Purwokerto, 9 Mei 1987
3. Alamat
: Jl. Kramat No.5 RT.001/05, Sawangan,
Depok, 16517
4. Hp
: 0857 806 41 898
II. PENDIDIKAN
1. SD
2. SMP
3. SMA
4. S1
: SDN Cipayung I
SDN Pondok Petir III
: SLTPN I Pamulang
: SMAN I Ciputat
: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
ABSTRACT
The research aims to analyze factors that is considered by consumer who is student of
Faculty of Economic and Social Science State Islamic University Jakarta to choose
prepaid GSM SIM card. Beside that, the research aims also to analyze positioning of
prepaid GSM SIM card brand based on consumer perception.
The research uses factor analysis and correspondence analysis. The research samples are
100 respondents who consume prepaid SIM card GSM and the students of Faculty of
Economic and Social Science State Islamic University Jakarta.
The results of the research show that there are two factors which are considered to
choose prepaid GSM SIM card. They are technology and prestige factors. Technology
factors are large network coverage, strong and stable signal, complete feature, and
famous and trustworthy company. The prestige factors are price with quality, satisfied
operator services, and prestige brand. Then, correspondence analysis results show that
Simpati and Kartu AS are perceived having the same strengths. They have strengths on
the attributes of large network coverage and strong and stable signal. 3 (three) and XL
Jempol are perceived having the same strengths too. They have strength on the
attributes of price with quality and satisfied operator services. Although the position
between the SIM cards and the attributes are not too close each other on the picture.
Respondents have different perception about IM3. Its the only one in the third quadrant.
It has strengths on attributes of complete features and prestige brand. Then, XL Bebas and
Mentari are perceived having the same strengths. They have strengths on the attribute of
famous and trustworthy company. However the position of Mentari is also close to the
IM3s attributes although they have different quadrant.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh para
konsumen yang juga merupakan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dalam memilih SIM card GSM prabayar. Selain itu,
penelitian ini juga bertujuan untuk menganalisa positioning merek SIM card GSM
prabayar yang ada berdasarkan persepsi konsumen.
Penelitian ini menggunakan analisis faktor (factor analysis) dan analisis korespondensi
(correspondence analysis). Sampel penelitian adalah 100 responden yang
menggunakan SIM card GSM prabayar sekaligus mahasiswa FEIS UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Jempol juga dipersepsikan memiliki keunggulan yang sama dalam atribut harga yang
sesuai dengan kualitas dan layanan operator yang memuaskan. Meskipun posisi antara
SIM card tersebut dengan atribut-atributnya tidak terlalu dekat satu sama lain dalam
gambar. Responden memiliki persepsi berbeda mengenai IM3. Merek ini satu-satunya
yang berada di kuadran III. IM3 memiliki keunggulan dari atribut fiturnya yang lengkap
dan mereknya yang bergengsi. Kemudian, XL Bebas dan Mentari dipersepsikan memiliki
keunggulan yang sama pada atribut perusahaan yang terkenal dan terpercaya. Namun,
posisi Mentari juga dekat dengan atribut-atribut yang dimiliki IM3 meskipun mereka
berbeda kuadran.