lingkungan. Pihak Industri terkait pastinya lebih berfikir untuk mengalokasikan dana
yang dimiliki untuk proses produksi dibandingkan untuk pengolahan limbah.
Tapi dibalik biaya besar yang diperlukan sebenarnya ada keterkaitan erat antara
pengelolaan limbah dengan ekonomi (profit), kesejahteraan dan kesehatan masyarakat
sekitar pabrik, dan wujud terimakasih untuk bumi. Lagipula dengan penerapan
teknologi seperti ini jelas sangat membantu menjaga sumber air untuk produksi ataupun
mampu meningkatkan pencapaian yang telah dicapai, yang pada akhirnya meningkatkan
kepercayaan masyarakat untuk menggunakan produk hasil teknologi bersih. Semakin
tingginya kesadaran masyarakat mengenai kesadaran lingkungan, juga memberikan
dampak positif bagi industri yang menggunakan acuan proses teknologi bersih.
Loyalitas terhadap produk tentu saja akan semakin meningkat dan ada rasa kebanggaan
bagi konsumen turut menggunakan produk yang mengusung konsep ramah lingkungan.
Produsen besar biasanya lebih aware mengenai hal ini, sementara produsen kecil
ataupun skala menengah dituding masih kurang atau dituding sebagai penyumbang
besar bagi kerusakan lingkungan, terlepas dari soal emisivitas di udara yang pasti akan
sama-sama disumbangkan produsen besar maupun kecil. Sebenarnya wajar saja bila
industri kecil ataupun menengah kurang memahami hal ini. Karena dari segi
pengelolaan yang rumit dan biaya yang mahal, lebih baik menutup mata mengenai hal
ini.
Industri besar atau kecil yang sebenarnya banyak menyumbang limbah cair berbahaya
adalah industri tekstil. Negara-negara maju pasti enggan memproduksi secara besarbesaran yang berhubungan dengan tekstil, pewarnaan tekstil, pencucian dan pencelupan
tekstil. Karena negara-negara tersebut tau betul limbah yang dihasilkan akan
memberikan dampak negatif yang besar bagi lingkungan dan kesehatan. Salah satu
contoh Industri tekstil adalah batik.
Sedikit kutipan mengenai hal ini
HAMPIR semua sungai yang mengalir di Pekalongan berwarna-warni bak pelangi. Ada
pula yang hitam pekat seperti oli. Jelas, itu akibat pencemaran limbah dari industri batik
yang menjadi mata pencaharian utama warga Pekalongan.
Limbah batik telah menjadi keseharian hidup masyarakat. Mereka seakan menganggap
enteng bahaya limbah yang mengalir di sungai-sungai di sekitar perkampungan. Padahal
air itu tak hanya mengancam kelestarian ekosistem sungai, namun juga mengancam
kehidupan mereka. Ya, air sungai yang tercemar itu meresap ke sumur-sumur warga.
Ada joke menarik terkait pengelolaan limbah ini. Konon, Wali Kota atau Bupati
Pekalongan tidak terlalu risau dengan keadaan sungai yang berwarna-warni. Justru,
mereka akan khawatir jika air sungai yang mengalir menjadi jernih. Jernih, berarti
denyut industri batik yang menjadi tumpuan hidup masyarakat Pekalongan mandek.
Banyak pekerja menganggur. Ekonomi rakyat pun terganggu.
ditetapkan pemerintah setempat. Selain itu, pH atau tingkat keasaman air sungai
meningkat hingga 12 dari angka normalnya 7.
Polusi dari pembuatan jeans berasal dari bahan pewarna yang dipakai, bleaching yang
bisa masuk ke dalam tanah serta bahan bakar mesin produksi. Sementara itu
peningkatan pH dipicu oleh penggunaan detergen yang berlebihan dalam proses
pencucian bahan baku maupun pakaian jadi. (sumber)
Mari kita tinjau industri yang telah menerapkan teknologi produksi bersih. Saya akan
menjelaskan mengenai hal ini secara singkat. Sekarang ini pabrik rokok besar di
Indonesia juga telah menerapkan hal ini. Pengolahan limbah industri rokok saat ini
dikembangkan untuk menjadi pupuk yang digunakan untuk lahan tembakau yang
ditanam warga.
Di Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) PT Djarum, misalnya, sampah pembungkus
tembakau yang terbuat dari daun siwalan dapat diolah menjadi kompos dengan
memanfaatkan lumpur aktif mikroba. (sumber)
Industri pulp dan paper juga telah menerapkan hal ini. Saat melaksanakan kunjungan
Industri di Produsen Buku Tulis Sinar Dunia di Gresik, Jawa Timur. Juga telah
dilengkapi IPAL. Pengolahan air limbah cair pada Industri kertas membutuhkan lahan
yang cukup luas. Yang diawali dengan proses aerasi dengan aerator di bak
penampungan untuk kemudian di treatment lebih lanjut, sehingga bisa dimanfaatkan
sebagai air kolam untuk budidaya ikan air tawar.
http://iinparlina.files.wordpress.com/2011/10/17.jpg
Gambaran singkat mengenai Teknologi bersih ini semoga bisa membuka pemikiran kita
untuk hidup lebih hijau. Mendukug program dan produk yang berbasis teknologi bersih.
Akan selalu ada dampak positif dan negatif yang berusaha mencapai titik equilibrium.
Penerapan teknologa yang sepenuhnya 100% ramah lingkungan saat ini mungkin belum
bisa tercapai secara optimal. Adapun program pengembangan atau dukungan dari
sebuah Industri kepada masyarakat jangan hanya disikapi sebagai program cuci tangan
dari dampak negatif.
Dalam kacamata Industri yang menjadi patokan utama untuk dicapai adalah profit. Yang
diinginkan tentu saja biaya rendah dengan keuntungan maksimal. Namun ada sisi
keberlanjutan yang harus tetap dipertimbangan. Sisi humanis yang mengarahkan kita
untuk mencintai alam.
Seiring dengan perkembangan Industrialisasi alam pasti akan terus menjadi korban
eksploitasi secara besar-besaran. Selama ada permintaan dari Manusia yang konsumtif,
maka eksploitasi berupa produksi akan terus terjadi. Hal ini tidak bisa dihindari, tapi
dengan penerapan teknologi terpadu. Semoga bisa mengurangi sedikit beban yang harus
ditanggung bumi ini. Untuk hidup yang lebih baik kini dan nanti.
Semoga bermanfaat :-)