Anda di halaman 1dari 20

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Informasi Kesehatan


Menurut Kusumadewi, dkk (2009) yang mengutip pendapat Van de Velde
(2003) dan Degoulet, Sistem Informasi Kesehatan dapat dibedakan dalam berbagai
perspektif yaitu perspektif fungsional dan perspektif arsitektur teknologi. Dimana dua
perspektif ini bersifat generic dan tidak hanya berlaku untuk Sistem Informasi
Kesehatan saja, tetapi juga untuk sistem informasi lainnya.
Menurut Kusumadewi, dkk (2009), secara fungsional Sistem Informasi
Kesehatan dapat dikelompokkan menjadi tiga macam Sistem Informasi, yaitu :
1.

Sistem Informasi Rumah Sakit, sistem ini merupakan sistem yang mampu
melakukan integritas dan komunikasi aliran informasi baik di dalam maupun di
luar rumah sakit. Sistem informasi ini meliputi : sistem rekam medis elektronik,
sistem informasi laboratorium, dan lain sebagainya yang terdapat pada fungsi
dukung operasional dan medis di ruang lingkup rumah sakit.

2.

Sistem Informasi Kesehatan Publik, jika Sistem

Informasi Rumah Sakit

terbatas pada fungsi dukung operasional dan medis dilingkup rumah sakit,
Sistem Informasi Kesehatan Publik mempunyai cakupan yang lebih luas. Kantorkantor pemerintah yang mengurusi kesehatan dan lembaga layanan kesehatan
non rumah sakit.
3.

Sistem Informasi Klinis, pada sistem ini tidak hanya membantu dokter dalam
menangani masalah administratif pasien, tetapi lebih dari itu, untuk

Universitas Sumatera Utara

meningkatkan kualitas layanan kepada pasien. Sistem Informasi Kesehatan


Klinis dapat didukung dengan sistem pendukung keputusan, yang diantaranya
membantu dalam diagnosa penyakit dan menentukan tindakan medis.
Sementara Menurut Kusumadewi, dkk (2009), dalam perspektif arsitektur
teknologi pada era teknologi informasi yang semakin lebih dekat ke arah mobilitas
pengguna, ada tiga pengembangan terpenting dalam Sistem Informasi Kesehatan
yaitu:
1.

Sistem Informasi Berbasis Komponen Objek, teknologi bebasis pada


komponen objek mengubah paradigma teknologi berbasis pada perpindahan data
(data-driven technology) menjadi arsitektur berbasis pada pengetahuan
(knowledge-driven technology) yang menekankan pada proses penyelesaian
masalah.

2.

Sistem Terdistribusi, dalam era keterbukaan dan era keterhubungan, maka


diperlukan mekanisme yang dapat menghubungkan antar satu sistem dengan
sistem yang lain.

3.

Teknologi Mobile, saat ini teknologi mobile seperti handphone, PDA (personal
digital assistant), dan berbagai macam teknologi wireless lainnya memungkinkan
proses komputasi dan pemanfaatan Sistem Informasi Kesehatan dipergunakan
oleh pengguna yang secara fisik tidak terhubung secara langsung dengan sistem.
Sistem ini memungkinkan akses terhadap Sistem Informasi Kesehatan secara
remote maupun secara lokal baik dari sisi administrator maupun pengguna umum
(regular user).

Universitas Sumatera Utara

2.2 Sistem Informasi Rumah Sakit


Sistem Informasi Kesehatan sangat erat kaitannya dengan Sistem Informasi
Rumah Sakit (Hospital Information System atau HIS). Sistem informasi rumah sakit
adalah sistem yang mampu melakukan integrasi dan komunikasi aliran informasi baik
di dalam maupun di luar rumah sakit (Kusumadewi, 2009).
Salah satu sub sistem dari sistem informasi kesehatan adalah sistem rekam
medis. Perekaman data pasien mutlak diperlukan untuk menunjang proses
peningkatan perawatan kesehatan terhadap pasien. Electronic Medical Record (EMR)
adalah suatu media elektronik yang digunakan untuk menyimpan informasi klinis.
Fungsi utama EMR adalah untuk merekam informasi, mengakses informasi,
membantu pengambilan keputusan, menggunakan data atau informasi secara
bersama-sama, identifikasi pasien, menangani keamanan dan otentifikasi data, serta
membantu auditing. Melalui sistem perekam medis yang baik dan efektif diharapkan
kualitas perawatan kesehatan bagi seorang pasien juga akan meningkat, memudahkan
manajemen dan profesional dalam menetapkan keputusan.
2.3 Rekam Medis
2.3.1 Pengertian Rekam Medis
Dalam

Peraturan

Menteri

Kesehatan

Republik

Indonesia

Nomor

269/MENKES/PER/III/2008, Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan


dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan
lain yang telah diberikan kepada pasien.
Rekam medis dapat diartikan sebagai keterangan baik yang tertulis maupun
yang terekam tentang identitas, anamnese, pemeriksaan fisik, laboratorium, diagnosa,

Universitas Sumatera Utara

segala pelayanan dan tindakan medis yang diberikan kepada pasien, dan pengobatan
baik yang dirawat inap, rawat jalan maupun yang mendapatkan pelayanan gawat
darurat. Kalau diartikan secara dangkal, seakan-akan hanya merupakan catatan dan
dokumen tentang keadaan pasien. Namun kalau dikaji lebih dalam rekam medis
mempunyai makna lebih luas dari pada hanya catatan biasa, karena didalam catatan
tersebut sudah tercermin segala informasi menyangkut seorang pasien yang akan
dijadikan dasar didalam menentukan tindakan lebih lanjut dalam upaya pelayanan
maupun tindakan medis lainnya yang diberikan kepada seorang pasien yang datang
ke rumah sakit.
Rekam medis juga sebagai satu sistem penyelenggaraan rekam medis.
Sedangkan pencatatan rekam medis hanya sebagai salah satu kegiatan dari
penyelenggaraan rekam medis. Menurut Muslihuddin (1997), penyelenggaraan rekam
medis mempunyai arti proses kegiatan dimulai dari diterimanya pasien di rumah
sakit, diteruskan kegiatan pencatatan data medik pasien selama pasien tersebut
mendapatkan pelayanan medik di rumah sakit, dan dilanjutkan dengan penanganan
berkas rekam medis yang meliputi penyelenggaraan penyimpanan serta pengeluaran
berkas dari tempat penyimpanan untuk melayani permintaan atau peminjaman apabila
dari pasien atau untuk keperluan lainnya.
2.3.2 Tujuan Rekam Medis
Tujuan rekam medis adalah untuk menunjang tercapainya tertib administrasi
dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Tanpa
didukung suatu sistem pengelolahan rekam medis yang baik dan benar, mustahil
tertib administrasi rumah sakit akan berhasil sebagaimana yang diharapkan.

Universitas Sumatera Utara

Sedangkan tertib administrasi merupakan salah satu faktor yang menentukan didalam
upaya pelayanan kesehatan di rumah sakit. Tujuan rekam medis secara rinci akan
terlihat dan analog dengan kegunaan rekam medis itu sendiri.
2.3.3 Kegunaan Rekam Medis
Kegunaan rekam medis dapat dilihat dari beberapa aspek yang akan diuraikan
dibawah ini, yaitu :
1.

Aspek Administrasi
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai administrasi, karena isinya
menyangkut tindakan berdasarkan wewenang dan tanggung jawab sebagai tenaga
medis dan paramedis dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan.

2.

Aspek Medis
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai medik, karena catatan tersebut
dipergunakan sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan atau perawatan
yang harus diberikan kepada seorang pasien.

3.

Aspek Hukum
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai hukum, karena isinya menyangkut
masalah adanya jaminan kepastian hukum atas dasar keadilan, dalam rangka
usaha menegakkan hukum serta penyediaan bahan tanda bukti untuk
menegakkan keadilan.

4.

Aspek Keuangan
Suatu berkas rekm medis mempunyai nilai uang, karena isinya mengandung data
atau informasi yang dapat dipergunakan sebagai aspek keuangan.

Universitas Sumatera Utara

5.

Aspek Penelitian
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai penelitian, karena isinya
menyangkut data atau informasi yang dapat dipergunakan sebagai aspek
penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dibidang kesehatan.

6.

Aspek Pendidikan
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai pendidikan, karena isinya
menyangkut data atau informasi tentang perkembangan kronologis dan kegiatan
pelayanan medik yang diberikan kepada pasien. Informasi tersebut dapat
dipergunakan sebagai bahan atau referensi pengajaran dibidang profesi
sipemakai.

7.

Aspek Dokumentasi
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai dokumentasi, karena isinya
menyangkut sumber ingatan yang harus didokumentasikan dan dipakai sebagai
bahan pertanggung jawaban dan laporan rumah sakit.

2.3.4

Rekam Medis Elektronik


Menurut Setiawan dan Wahid (2009) yang mengutip pendapat Raghupathi

(1997), sistem informasi rekam medis elektronik atau disebut dengan virtual patient
record atau electronic medical record ini digunakan untuk mengelola informasi
rekam medis pasien, sehingga memudahkan dalam menelusur balik informasi,
termasuk sejarah penyakit dan tindakan medis yang diterima, dan menggunakannya
untuk mengambil tindakan medis yang tepat. Secara umum, sistem informasi ini
dapat didefenisikan sebagai informasi kesehatan individu yang disimpan dalam
bentuk digital yang mempunyai sebuah penanda unik setiap individu.

Universitas Sumatera Utara

Sistem informasi rekam medis memungkinkan pengguna untuk mengisikan,


menyimpan, memanggil ulang, mentransmisikan, dan memanipulasi/mengelolah data
pasien secara spesifik, baik per individu maupun secara kelompok, termasuk data
klinis, administratif, dan demografi. Hal ini akan meminimalkan potensi duplikasi
data, dan mengurangi biaya dalam pengelolahan.
Sistem informasi ini digunakan di lingkungan rumah sakit atau lembaga
penyedia layanan kesehatan lain yang menangani pasien secara langsung. Pada masa
yang akan datang, sistem informasi ini seharusnya dapat terjadi inter-operabilitas
antar rumah sakit. Rekam medis ini terkait dengan banyak aktivitas pelayanan
kesehatan dan pengembangan sistem informasi kesehatan lain.
2.3.5 Pasien
Kata pasien berasal dari bahasa Indonesia yaitu analog dengan kata patient dari
bahasa Inggris. Patient diturunkan dari bahasa Latin yaitu patiens yang memiliki
kesamaan arti dengan kata kerja pati yang artinya "menderita".
Menurut Iskandar (1998), yang dimaksud dengan pasien adalah orang sakit
(yang dirawat dokter), penderita (sakit). Pasien dalam praktek sehari-hari sering
dikelompokkan kedalam berikut ini:
1.

Pasien dalam, yaitu pasien yang memperoleh pelayanan tinggal atau dirawat
pada suatu unit pelayanan kesehatan tertentu, atau dapat juga disebut dengan
pasien yang dirawat di rumah sakit.

2.

Pasien jalan/luar, yaitu pasien yang hanya memperoleh pelayanan kesehatan


tertentu atau disebut juga dengan pasien jalan.

Universitas Sumatera Utara

3.

Pasien opname, yaitu pasien yang memperoleh pelayanan kesehatan dengan


cara menginap dan dirawat di rumah sakit atau disebut juga denga pasien rawat
inap.
Dimana pasien dalam memperoleh pelayanan kesehatan memiliki dua hak yaitu

dapat dilihat di bawah ini :


1.

Hak atas pelayanan kesehatan, yaitu perawatan yang diberikan oleh tenaga
kesehatan atas dasar kemampuan dan kecakapannya dalam menerapkan ilmu dan
teknologi kesehatan.

2.

Hak mandiri sebagai manusia atau hak untuk menentukan nasib sendiri,
yaitu hak atas pelayanan kesehatan merupakan aspek sosial, sedangkan hak untuk
menentukan nasib sendiri merupakan aspek pribadi.
Salah satu kunci penunjang keberhasilan pelayanan kesehatan adalah

terjalinnya komunikasi yang serasi antara pasien dengan pihak tenaga kesehatan, oleh
karena itu pasien harus menyerahkan kepercayaan kepada kemampuan profesional
tenaga kesehatan. Sebaliknya pihak tenaga kesehatan yang menerima kepercayaan itu
memberikan pelayanan sesuai dengan standar profesi serta berpegang teguh pada
kerahasiaan profesi.
Untuk menjamin terjalinnya komunikasi yang serasi antara pasien dengan pihak
tenaga kesehatan maka diperlukan pengaturan tentang berbagai hal, seperti mengenai
penjelasan informasi, perjanjian kesehatan, hak dan kewajiban pasien, euthanasia,
dan pasien yang tidak cakap.

Universitas Sumatera Utara

2.3.6 Rumah Sakit


Batasan dari rumah sakit adalah tempat dimana orang sakit mencari dan
menerima pelayanan kedokteran serta tempat dimana pendidikan klinik dilakukan.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.44 Tahun 2009, rumah sakit adalah
institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,
dan gawat darurat. Pelayanan kesehatan paripurna yang dimaksud adalah pelayanan
kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
Rumah sakit itu sendiri mempunyai fungsi sebagai berikut :
a.

Tempat menyelenggarakan pelayanan medik, pelayanan penunjang, pelayanan


keperawatan, pelayanan rehabilitasi, dan pelayanan pencegahan penyakit.

b.

Tempat pendidikan medis maupun paramedis.

c.

Tempat penelitian dan pengembangan ilmu kedokteran.

2.4 Sistem Informasi Berbasis Komputer


Menurut Parker yang dikutip oleh Kumorotomo dan Margono 1994, sistem
informasi berbasis komputer (computer-based management information system)
terdiri dari manusia, perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), data,
dan prosedur-prosedur organisasi yang saling berinteraksi untuk menyediakan data
dan informasi yang tepat pada waktunya kepada pihak-pihak di dalam maupun di luar
organisasi yang berkompeten.
Sistem Informasi Manajemen Berbasis Komputer dapat pula dikatakan sebagai
Sistem Informasi Manajemen yang mendapatkan perkakas pengelolahan data
komputer dalam kedudukan yang penting. Ada beberapa alasan mengapa komputer

Universitas Sumatera Utara

merupakan perkakas yang sangat penting di dalam Sistem Informasi Manajemen


moderen yaitu:
1.

Kemampuan komputer untuk mengolah data.


Perangkat otomatis ini dalam beberapa hal ternyata lebih unggul sebagai

penyerap atau pencatat data jika dibandingkan dengan daya ingat manusia, sekalipun
keputusan tetap dilakukan oleh manusia. Dimana ciri-ciri kemampuan komputer dan
kemampuan manusia dapat diuraikan pada tabel di bawah ini yaitu :
Tabel 2.1 Ciri-Ciri Kemampuan Komputer dan Kemampuan Manusia
Kemampuan Komputer.
Kemampuan Manusia
Pengolahan cepat.
Instuisi dan penilaian.
Akurasi.
Fleksibilitas dan adaptivitas.
Kapasitas penyimpanan (storage) Responsif terhadap kejadianyang besar.
kejadian yang tidak terduga.
Efektif untuk tugas-tugas yang
Pemikiran abstrak.
berulang-ulang (repetitif).
Otomatis.
Perencanaan dan penetapan tujuan
(goal-setting).
Dapat berfungsi secara terus
Mampu mengenali pola tindakan.
menerus.
Teliti dalam mendeteksi situasi
Mampu menetapkan prossedur dan
menyimpang.
kontrol.
Dapat diperbaiki dan ditingkatkan Dapat mengemukakan argumentasi.
(up-grade).
Bekerja hanya kalau diperintah.
Dapat membaca majalah
Newsweek.
Seperti halnya yang dikatakan oleh sebagian pakar bahwa persoalan pokok di
dalam Sistem Informasi Manajemen Moderen adalah bagaimana mengkombinasikan
kemampuan manusia dan kemampuan komputer untuk menghasilkan keputusan
manajarial yang baik. Karena meskipun komputer mampu melakukan hal-hal yang

Universitas Sumatera Utara

fantastis di dalam mengelolah informasi, penggunaan informasi itu tetap tergantung


kepada manusianya.
2.

Teknologi otomatis melalui komputerisasi sudah tersedia dimana-mana dan dapat


diperoleh dengan mudah dan murah.
Pengadaan data dan informasi di dalam organisasi merupakan suatu sistem.

Secara garis besar Sistem Informasi Manajemen berbasis komputer mengandung


unsur-unsur berikut:
1.

Manusia. Setiap Sistem Informasi Manajemen yang berbasis komputer harus


memperhatikan unsur manusia supaya sistem tetap bermanfaat. Hendaknya
diingat bahwa manusia merupakan penentu dari keberhasilan suatu Sistem
Informasi Manajemen dan manusialah yang akan memanfaatkan informasi yang
dihasilkan oleh Sistem Informasi Manajemen. Unsur manusia dalam hal ini
adalah para staff komputer profesional dan para pemakai (computer users).

2.

Perangkat keras (hardware). Perangkat ini merupakan perangkat mesin yang


terkadang disebut sebagai CPU (central processing unit) beserta semua
perangkat pendukungnya yaitu perkakas keluaran (output devices), perkakas
penyimpanan (memory), dan perangkat komunikasi.

3.

Perangkat lunak (software). Perangkat ini merupakan program-program


komputer beserta ptunjuk-petunjuk (manual) pendukungknya. Program komputer
biasanya disimpan di dalam medium input/output.

Universitas Sumatera Utara

4.

Data. Hal ini merupakan fakta-fakta yang akan dibuat menjadi informasi yang
bermanfaat. Data inilah yang akan dipilahkan, dimodifikasi, atau diperbarui oleh
program-program supaya dapat menjadi informasi tersebut.

5.

Prosedur. Hal ini merupakan peraturan peraturan yang menentukan operasi


sistem komputer.
Secara teknis pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen berbasis komputer

meliputi empat bagian, yakni input, pengolahan, penyimpanan (di dalam storage
devices maupun di dalam memory). Dimana perkakas input berfungsi untuk
menyediakan data mentah ke komputer sistem. Data itu kemudian diolah/diproses
oleh CPU (Central Processing Unit) sesuai dengan instruksi-instruksi yang diberikan
oleh perangkat lunaknya. Setelah itu, informasi dihasilkan dan diberikan kepada
perangkat output. Pada saat komputer menjalankan fungsinya, komputer tersebut
mengalirkan, memakai, dan menimpan data dalam ruang elektronik yang disebut
memory.
2.4.1 Database
Menurut Murdick (1986) yang dikutip oleh Kumorotomo dan Margono (1994),
di dalam organisasi-organisasi publik, tuntutan akan pengelolahan data yang semakin
besar juga mengakibatkan keharusan untuk mengelolah suatu database. Secara
sederhana database dapat didefenisikan sebagai koleksi terpadu dari data yang
disusun secara logis dan dikendalikan secara sentral.
Menurut James Martin dalam bukunya Database Organization yang dikutip
oleh Sutabri (2005), database adalah suatu kumpulan data terhubung (interrelated

Universitas Sumatera Utara

data) yang disimpan secara bersama-sama pada suatu media, tanpa mengatap satu
sama lain atau tidak perlu suatu kerangkapan data (controlled redundancy) dengan
cara tertentu sehingga mudah ditampilkan atau digunakan kembali, dapat digunakan
oleh satu atau lebih program aplikasi secara optimal, data disimpan tanpa mengalami
ketergantungan pada program yang akan menggunakannya, data disimpan sedemikian
rupa sehingga penambahan, pengambilan, dan modifikasi dapat dilakukan dengan
mudah dan terkontrol.
2.4.2

Microsoft Visual Basic 6.0


Visual Basic merupakan bahasa pemrograman yang dikembangkan dari Basic

sejak tahun 1962 dengan bahasa pemrograman yang populer. Bertujuan untuk
membuat program cepat dengan tampilan GUI (Graphical User Interface), yang
sering disebut dengan RAD (Rapid Application Development). Sampai saat ini
program Visual Basic masih bertahan kuat karena kemudahan, ringan, dan
kehandalannya (Supardi, 2011).
Adapun terminologi perkembangan Visual Basic adalah sebagai berikut
(Supardi, 2011; Leong, 2006).
1. Bahasa Basic mulai dikembangkan mulai tahun 1963.
Akronim dari Basic adalah Beginners All-Purpose Symbolic Instruction Code
yang hingga sekarang masih digunakan untuk menyusun aplikasi.
2. Visual Basic 1.0 (Versi 1) dirilis tahun 1991.
Pada versi 1.0 ini digunakan untuk sistem operasi Microsoft DOS/MSDOS.
Seiring berkembangnya sistem operasi DOS dibuat dalam dua edisi, yaitu
edisi standar dan edisi profesional.

Universitas Sumatera Utara

3. Visual Basic 2.0 (Versi 2) tahun 1992.


Dibandingkan dengan versi 1.0, Visual Basic 2.0 dibuat dengan penambahan
pada kecepatan dan lebih mudah. Selain dirilis dalam edisi standar dan
profesional juga tersedia Primer Edition yang gratis.
4. Visual Basic 3.0 (Versi 3) tahun 1993.
Pada Visual Basic 3.0 menggunakan teknologi DAO (Data Access Object)
sehingga dapat mengakses database secara langsung ketika membuat
program.
5. Visual Basic 4.0 (Versi 4) tahun 1995.
Visual Basic versi 4.0 mendukung sistem operasi yang berjalan 16 bit
(Windows 3.1) dan 32 bit (Windows 95) dan memiliki fasilitas baru, yaitu
Visual Basic Scripting (VBScript) yang banyak digunakan untuk web.
6. Visual Basic 5.0 (Versi 5) tahun 1997.
Visual Basic versi 5.0 mengalami perubahan tampilan utama program yang
disebut IDE (Intergrated Development Environment). Pada versi ini juga
digabungkan dalam satu paket dengan Visual C dan Visual FoxPro menjadi
paket Visual Studio yang dikemas dalam tiga edisi, yaitu standar, profesional,
dan enterprise. Selain itu, juga tersedia Control Creation Edition yang
merupakan versi gratisnya.
7. Visual Basic 6.0 (Versi 6) tahun 1998.
Versi 6.0 memiliki teknologi baru, yaitu ADO (ActiveX Data Objects),
kemampuan internet yang lebih luas, elemen don kontrol yang semakin

Universitas Sumatera Utara

banyak, kemampuan untuk membuat kontrol sendiri,

dan wizard

yang

menyebabkan versi ini sangat populer dan bertahan lama.


Visual Basic terdiri dari tiga edisi yang menunjukkan fasilitas dan
kemampuannya (Hanafi, 2010).
1. Visual Basic Learning Edition
Versi ini digunakan bagi mereka yang hanya sekedar ingin mencoba dan
mempelajari bahasa Visual Basic. Versi ini sekaligus mengemas sekumpulan
kontrol- kontrol standar dan memperbolehkan kita membuat program .EXE
dan COM DLL.
2. Visual Basic Professional Edition
Versi ini ditujukan bagi mereka yang membuat aplikasi atau program yang
sederhana. Versi ini terdiri dari banyak kontrol-kontrol standard dan sekaligus
mengemas model objek ADO yang lebih lengkap dibandingkan dengan versi
learning edition yang hanya menyertakan ADO Data Control. Versi ini
mampu menghasilkan native code .EXE, ActiveX Control, ActiveX Document
dan Active EXE atau DLL. Pada versi ini juga terdapat wizard yang membantu
dalam pengembangan aplikasi.
3. Visual Basic Enterprise Edition
Versi ini mencakup semua fasilitas fitur yang terdapat di dalam Visual Basic
Proffessional Edition dan juga tools lain yang dapat membantu untuk
menghasilkan suatu aplikasi enterprise yang lebih kompleks. Versi ini
ditujukan untuk mereka yang akan membangun sebuah aplikasu yang lebih
besar dan luas di dalam sebuah perusahaan atau tingkat koperasi. Versi ini

Universitas Sumatera Utara

datang dengan banyak kontrol-kontrol standard dan juga SQL Server 6.5
Developer Edition, Microdoft Transaction Server, Visual SourceSave, Visual
Database Tools, Intergrated T-SQL Server Debugger, dan lain-lain.
Microsoft Visual Basic 6.0 mempunyai banyak kelebihan dibandingkan
software atau bahasa pemrograman lainnya, di antara kelebihan dari Visual Basic
adalah sebagai berikut (Hanafi, 2010).
1. Kurva pembelajaran dan pengembangan yang lebih singkat dibandingkan
bahasa pemrograman yang lain seperti C/C++, Delphi atau bahkan
PowerBuilder sekalipun.
2. Menghilangkan kompleksitas pemanggilan fungsi Windows API, karena
banyak fungsi-fungsi tersebut sudah di-embedded ke dalam syntax Visual
Basic.
3. Cocok digunakan untuk mengembangkan aplikasi/ program yang bersifat
Rapid Application Development.
4. Sangat cocok digunakan untuk membuat program atau aplikasi bisnis.
5. Digunakan oleh hampir seluruh Microsoft Office sebagai bahasa macro dan
segera akan diikuti yang lainnya.
6. Dapat membuat ActiveX Control.
7. Dapat menggunakan OCX atau komponen yang disediakan oleh pihak ketiga
(Third Party) sebagai tools pengembang.
8. Menyediakan wizard yang sangat berguna untuk mempersingkat atau
mempermudah pengembangan aplikasi.
9. Mendekati Object Oriented Programming.

Universitas Sumatera Utara

10. Dapat diintegrasikan dengan internet, baik itu sisi client maupun pada sisi
server.
11. Dapat membuat ActiveX Automation Server.
12. Integrasi dengan Microsoft Transaction Server.
13. Dapat menjalankan server tersebut dari mesin yang sama atau bahkan dari
mesin atau komputer lain.
2.4.3 Pemrograman Berorientasi Objek (OOP)
Pemrograman berorientasi objek adalah suatu cara baru dalam berpikir serta
berlogika untuk menghadapi masalah-masalah dengan bantuan komputer. OOP tidak
seperti pendahulunya (pemrograman terstruktur), mencoba melihat permasalahan
lewat pengamatan dunia nyata yang setiap objeknya adalah entitas tunggal yang
memiliki kombinasi struktur data dan fungsi tertentu. Hal ini kontras dengan
pemrograman terstruktur yang struktur data dan fungsinya didefinisikan secara
terpisah dan tidak berhubungan secara erat. Pada perkembangannya, filosofi OOP
menciptakan sinergi yang luar biasa sepanjang siklus pengembangan perangkat lunak
(perencanaan, analisis, perancangan, implementasi, serta pengujian) (Nugroho, 2011).
2.4.4 Kompilasi Kode
Pada dasarnya ada dua jenis yang menerjemahkan bahasa pemrograman, yaitu
interpreter dan compiler. Interpreter adalah sebuah bahasa yang akan menjalankan
aplikasi setelah semua baris-baris kode yang kita tulis diterjemahkan ke dalam bahasa
mesin seluruhnya. Sedangkan compiler adalah bahasa yang menerjemahkan barisbaris kode tersebut sekaligus. Keuntungan interpreter adalah waktu pengembangan

Universitas Sumatera Utara

yang singkat, sedangkan compiler unggul di dalam menjalankan program yang sudah
jadi (.exe).
Bahasa interpreter harus menterjemahkan setiap baris dari source code ke
dalam bahasa mesin (1 dan 0), setiap kali baris kode tersebut dieksekusi. Jadi jika ada
sebuah

baris

kode

yang

dieksekusi

100

kali

maka

interpreter

harus

menerjemahkannya 100 kali pula. Untuk menulis bahasa interpreter, perlu dituliskan
baris source-codenya dan menjalankannya.
Bahasa compiler akan menerjemahkan semua baris source code sekaligus ke
dalam bahasa mesin. Untuk menulis program yang bersifat compiler kita hanya
tinggal menuliskan source-codenya, melakukan compile dan menghubungkannya lalu
kemudian menjalankan.
P-Code adalah gabungan dari bahasa interpreter dan compiler. Program akan
melakukan compile source code dan membentuk suatu baris dari kode yang
mempunyai lima kata ke dalam satu atau dua karakter. Ketika menjalankan program
tersebut, maka interpreter P-Code akan menerjemahkan setiap baris tersebut kedalam
bahasa mesin.
Visual Basic juga mempunyai kemampuan untuk menghasilkan file native
code .exe yang dapat meningkatkan tampilan dari aplikasi yang menggunakan
perhitungan yang intensif. Atau juga dapat menghasilkan native code untuk membuat
aplikasi DLL bahasa C di dalam Visual Basic (Hanafi, 2010).

Universitas Sumatera Utara

2.5 Bagan Alir (Flowchart)


Bagan alir (flowchart) adalah bagan yang menggambarkan urutan instruksi
proses dan hubungan satu proses dengan proses lainnya menggunakan simbol-simbol
tertentu. Bagan alir digunakan sebagai alat bantu komunikasi dan dokumentasi
(Yakub, 2012).
Tabel 2.2 Simbol flowchart
No
Simbol
Keterangan
1
Proses, digunakan untuk pengolahan aritmatika dan
pemindahan data

Terminal, digunakan untuk menunjukkan awal dan


akhir dari program

Preparation, digunakan untuk memberikan nilai awal


pada suatu variabel

Keputusan, digunakan
perbandingan logika

Proses terdefinisi, digunakan untuk proses yang


detailnya dijelaskan terpisah

Penghubung, digunakan untuk menunjukkan hubungan


arus proses yang terputus masih dalam halaman yang
sama
Penghubung halaman lain, digunakan untuk
menunjukkan hubungan arus proses yang terputus
masih dalam halaman yang sama

untuk

mewakili

operasi

Manual, untuk menyatakan suatu tindakan (proses)


yang tidak dilakukan oleh komputer (manual)

Terminal, untuk menyatakan permulaan atau akhir


suatu program

Universitas Sumatera Utara

Tabel 2.2 Lanjutan


No
Simbol
10

Keterangan
Off-line storage, untuk menunjukkan bahwa data
dalam simbol ini akan disimpan ke suatu media
tertentu.

11

Manual input, untuk memasukkan data secara manual


dengan menggunakan online keyboard

12

Input-Output, untuk menyatakan proses input dan


output tanpa tergantung dengan jenis peralatannya

13

Punched Card, untuk menyatakan input berasal dari


kartu atau output ditulis ke kartu

14

Disk storage, untuk menyatakan input berasal dari disk


atau output disimpan ke disk

15

Document, untuk mencetak laporan ke printer

16

Display, untuk menyatakan peralatan output yang


digunakan berupa layar.

17

Arus/Flow, untuk menyatakan jalannya arus suatu


proses

Sumber: Yakub, 2012; Ladjamudin, 2005

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai