PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Tak bisa di pungkiri bahwa jatuhnya rezim Soeharto pada mei 1998 memberi
dampak yang luar biasa terhadap kebebasan dan perkembangan jurnalistik. pers yang
selama 30 tahun lebih hidup dalam kurungan rezim yang otoriter yang sama sekali
tidak memberikan ruang terbuka dan kesempatan bagi insan pers untuk menjalankan
perannya.
Salah satu peran pers sebagai penyalur aspirasi masyarakat ke pemerintah dan
sebaliknya antara pemerintah dengan masyarakat pada saat itu tidak dapat berjalan
dengan maksimal, namun sebaliknya peran pers pada saat itu hanya sebagai alat yang
di gunakan oleh rezim yang berkuasa untuk melegitimasi segala kebijakan dan
keputusan yang di buat oleh pemerintah walaupun keputusan dan kebijakan tersebut
bertentangan dengan Kepentingan masyarakat. Namun sekali lagi jatuhnya rezim
Soeharto pada mei 1998 yang otoriter memberikan angin segar bagi kemerdekaan
insan pers, ini terbukti setelah jatuhnya rezim Soeharto ketika tampuk pemerintahan
di teruskan oleh presiden Bj.Habiebi lahirlah payung hukum mengenai pers yakni UU
no. 40 tahun 1999.
Setelah Undang-undang Pers No 40 Tahun 1999 di sahkan pergulatan menuju
kebebasan pers semakin berkecamuk di pusat ataupun di daerah, hal ini di kuatkan
dengan semakin maraknya berdiri media massa baik cetak ataupun elektronik selain
itu juga media semakin berani mengkritik dan menginformasikan kepada khalayak
apabila ada penyimpangan-penyimpangan yang di lakukan oleh pemerintah tanpa di
bayang-bayangi oleh rezim yang otoriter selama ini yang membatasi kebebasan insan
pers.
Seiring berjalannya waktu, euphoria dan reformasi pers berkembang dan tumbuh juga
di provinsi Aceh, hal ini di tandai dengan berdirinya beberapa media massa cetak
lokal yang berkembang sangat pesat. Salah satu media yang berkembang sangat pesat
tersebut yakni media massa cetak Harian Serambi Indonesia. Harian Serambi
Indonesia berdiri pada tanggal 9 Februari 1989, harian Serambi Indonesia berdiri di
bawah naungan KOMPAS MEDIA GROUP.
Harian Serambi Indonesia muncul dengan konsep pemberitaan yang multi angle
(segala jenis pemberitaan). Koran yang di tampilkan lebih bebas dan Fleksible namun
tetap memperhatikan keseimbangan. Ciri khas lain nya berupa tampilan Grafis info,
ilustrasi, dan gambar-gambar yang menarik serta News analisis tokoh terhadap
pemberitaan.
Menyadari media massa cetak sangat berpengaruh besar sebagai sarana komunikasi
serta dapat berperan sebagai persuasi beberapa lapisan masyarakat, harian Serambi
Indonesia memanfaatkan momentum tersebut dengan cara meberikan informasi dan
pengaruh yang seluas-luasnya secara berkesinambungan kepada masyarakat.
Pengaruh tersebut terletak pada penyajian berita berupa gaya penulisan dan
pemilihan kata-kata yang lugas dan mudah di mengerti pembaca selain itu juga
harian Serambi Indonesia menonjolkan kekuatan lewat foto-foto kejadian yang
menarik. Informasi dari media massa cetak juga mempunyai kekuatan bagi kalangan
tertentu khususnya bagi kalangan berpendidikan mereka biasanya membutuhkan
informasi dan data dalam bentuk catatan dan cetakan yang merupakan hasil suatu
observasi dan analisis yang cukup mendalam dan representative.
2. Tujuan dan Manfaat
2.1 Tujuan
On The Job Training yang dimaksud penulis adalah mencapai tujuan yang akan
berguna, baik bagi penulis sendiri maupun berbagai belah pihak, beberapa tujuan dari
pelaksanaan On The Job Training adalah :
Alamat
Waktu
Bagian
: Redaksi
Posisi
: Jurnalistik
: PENDAHULUAN
BAB II
BAB III
BAB IV
LAMPIRAN
BAB II
PEMBAHASAN
Kantor yang baru berada di kawasan Bandara Lambaro, Aceh Besar, Banda Aceh dan
juga telah melakukan rekruitmen tenaga redaksi yang baru. Kini harian telah bertiras
35 ribu ex perhari itu dipimpin oleh Sjamsul Kahar, sebagai Pemimpin Umum dan
Mawardi Ibrahim, sebagai Pemimpin Redaksi.
2.1.2 Visi dan Misi
Visi
Menjadikan Harian Serambi Indonesia sebagai media cetak lokal yang dapat
membantu masyarakat melalui informasi yang ada.
Misi
Memberikan suatu pemahaman atau informasi yang aktif dalam pencapaian
berita yang terdapat nilai-nilai edukatif didalamnya dan membantu
masyarakat untuk lebih mengetahui hal-hal yang terjadi di sekelilingnya.
2.1.3
2.2.1
Rapat Perencanaan
Rapat Perencanaan berita dalam tahap ini, redaksi melakukan rapat
proyeksi ,yakni perencanaan tentang informasi yang akan di sajikan dalam rapat
inilah di tentukan jenis dan tema-tema tulisan/berita yang akan di buat dan di muat.
Rapat ini bertujuan untuk menginventarisir berita serta isu-isu apa saja yang sedang
hangat di bicarakan untuk di jadikan berita. Rapat ini di ikuti redaktur pelaksana
kordinator liputan dan redaktur. Dalam rapat ini lah juga akan di bagi pembagian
tugas kepada para wartawan untuk selanjutnya melakukan proses pencarian berita.
2.2.2
wartawan
Mendapatkan kepercayaan untuk teknik percetakan tanpa pendamping
Mendapat apresiasi atas hasil kerja
Mendapatkan banyak relasi baik di dalam maupun diluar perusahaan selama
melakukan OJT
Mendapatkan form penilaian yang diberikan perusahaan sebagai indikator
kemampuan kerja.
10
Proses percetakan seringkali diwarnai oleh berbagai hambatan. Hambatanhambatan tersebut dapat berasal dari dalam perusahaan maupun luar perusahaan.
Hambatan-hambatan yang biasa terjadi diantaranya ;
Faktor Internal
Hambatan yang biasanya terjadi meliputi keterbatasan yaitu proses
printing yang sering di undur dengan batasan-batasannya yaitu mati listrik,
mesin generator dan UPS tidak mampu bekerja optimal untuk membantu
proses montase.
Faktor Eksternal
Ketidaksesuaian jadwal periklanan yang akan di tempatkan pada
tempatnya, ini dapat menjadi faktor eksternal dengan klien.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Diakhir penulisan laporan On The Job Training (OJT) penulis dapat menarik
beberapa kesimpulan, sebagai berikut:
Harian Serambi Indonesia adalah Perusahaan yang bergerak dalam bidang surat
kabar, dimana perusahaan Harian Serambi Indonesia menyuguhkan berita-berita yang
up to date, Penulisan berita di Harian Serambi Indonesia menggunakan mekanisme
piramida terbalik yang lebih mengutamakan hal yang terpenting dibandingkan hal
yang umum. Perusahaan Harian Serambi Indonesia mengutamakan suatu kedisiplinan
waktu, keterampilan, serta kesigapan dalam bekerja yang diterapkan pada para
karyawannya.
selama melaksanakan On The Job Training di Harian Serambi Indonesia khususnya di
bagian pemberitaan, penulis dituntut untuk menulis berita yang sesuai dengan kaidah
jurnalistik yang memiliki kriteria 5W+1H. Setelah proses pengumpulan data dan
menulis berita, kemudian hasil tulisan akan di evaluasi dan dinilai langsung oleh
pembimbing, sehingga penulis mendapatkan pengalaman, pengetahuan, keterampilan,
dan cara dalam peliputan sampai penyajian berita dalam bentuk cetak.
3.2 Saran
Selama pelaksanaan OJT berlangsung penulis ingin memberikan saran
baik kepada berbagai belah pihak antara lain sebagai berikut:
1. Untuk para pembuat kebijakan baik itu lingkup fakultas atau jurusan, perlunya
perhatian serius terhadap pemahaman OJT yang diadakan, pengarahan OJT
akan menjadikan motivasi lebih baik bagi mahasiswa di Universitas
Malikussaleh khususnya pada Jurusan Ilmu Komunikasi pada saat melakukan
OJT .
2. Berdasarkan dari pengamatan, dan pemikiran yang penulis dapatkan pada saat
melakukan OJT di Harian Serambi Indonesia, penulis bisa memberikan
sedikit saran bagi para mahasiswa OJT lainnya. Kejujuran, mutu dan
12
13