Anda di halaman 1dari 11

IDENTIFIKASI LAPISAN BENTONIT MENGGUNAKAN

METODE GEOLISTRIK DI DUSUN TETELAN, DESA KLEPU,


KECAMATAN SUMBERMANJING WETAN
Agus Hari Wahyudi , Daeng Achmad Suaidi S.Si, M. Kom , Burhan Indrawan,
S.Si, M.Si
Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang
Email: Jack_doncaster@rocketmail.com
ABSTRACT
Bentonit is the rock which has many utility in industries. There are many place in Indonesia
that has bentonit deposit. One of them found In In Tetelan Hamlet, Klepu Village, Sumbermanjing
Wetan District, Malang Regency has been found the exposure of the rock estimated as bentonit. The
result of X-ray Fluorescence (XRF) done on the rock, we got the chemical composition of the rock.
The chemical compositions of the rock contain of 15 % Al, 41.7 % Si, 1,7 % K, 7,42 % Ca, 1,59 %
Ti, 30.5 % Fe and 1.25 % Ni. so from the result of ovservation of physical property, literature study
and laboratory, we can ensure empirically that the rock is bentonit. Along with this state, then do the
research to find out how much Bentonit deposit contained in these place. The Research done by using
geoelectrical method dipole-dipole configuration locating at Tetelan Hamlet, Klepu Village,
Sumbermanjing Wetan District, Malang Regency. The research done in 1 Ha extensive site then make
4 line these location. Which each line has 120 meter length for line 1, 2 and 4 and 50 meter length for
line 3 . By Injecting the current into the soil with geoelectrical instrument Oyo type McOhm El
model 2219d Then obtained current (I), potential ( V ) and apparent resistivity of rock ( R ). The
data obtained than processed with Res2dinv to get the information about the layer of bentonit in the
research location by displaying the distribution of apparent resistivity on each line. Then, the data
from Res2dinv processed to surfer 10 to get the width of each line. From those processing we then
know clearly the existence of bentonit in Tetelan Hamlet, Klepu Village, Sumbermanjing Wetan
District, Malang Regency as well as its width and its percentage. The result from data processing as
following, line 1 has 1652 m2 width with bentonits layer of 201.13 m 2 or 12.1 % , Line 2 1699.3 m2
width with Bentonits layer of 120.68 m2 or 7 %, line 3 has 243.9 m2 width with Bentonits layer of
85.34 m2 or 34 %, line 4 has 1699.3 m2 width with bentonits layer of 23.24 m2 or 1.4 %
Key words : Bentonit, Geoelectrical method, Res2dinv, Surfer 10, GPS, XRF,

kaya akan sumber daya tambang yang mana


sumberdaya tambang tersebut terdiri dari

PENDAHULUAN

mineral-mineral logam dan non logam


Indonesia merupakan negara yang

Mineral-mineral

tersebut

mempunyai

mempunyai cadangan batuan mineral yang

banyak kegunaan di berbagai bidang. Batuan

melimpah

diseluruh

tambang logam di Indonesia antara lain besi,

wilayahnya. Indonesia berdasarkan data

tembaga, timah dan lain-lain. Dan non

Indonesia Mining Asosiation menduduki

logam

tersebar

hampir

peringkat ke-6 terbesar untuk negara yang

seperti

zeolit,

bentonit,

felsfar,

piropilit dan masih banyak lagi (Dinas

golongan A (strategis), B (vital), dan C

ESDM, tanpa tahun)..


Kabupaten Malang merupakan salah satu

(tambang yang tidak termasuk A dan B).

wilayah di jawa timur yang mempunyai


banyak mineral tambang yang tersebar
diberbagai wilayah. Wilayah Kabupaten

Dari penggolongan jenis bahan galian


tersebut di kabupaten banyak dijumpai
bahan galian dengan golongan C (dinas

Malang yang mencapai 4.778,37 kilometer

ESDM kabupate Malang, 2009).


Salah satu mineral yang banyak di

persegi menyimpan potensi tambang yang

temukan di daerah ini adalah bentonit yang

begitu besar. Namun sayang besarnya

tersebar di berbagai tempat di Kecamatan

potensi tambang itu belum digali secara

Sumbermanjing

wetan.

maksimal. Data di Dinas Lingkungan Hidup,

(montmorilonit)

merupakan

Energi, dan Sumberdaya Mineral (LH-

mineral Clay ( lempung) yang kejadiannya

ESDM) Pemkab Malang menyebutkan, di

berasal dari abu gunung api (vulkanik ash)

wilayah

tambang

yang mana akan membeku dalam berbagai

golongan C. Tambang golongan ini di

kondisi hidrotermal, sehingga bentonit di

antaranya, pasir dan batu (sirtu), piropilit,

suatu lokasi dengan warna dan tekstur yang

batu gamping, bentonit, kaolin, toseki,

sama mungkin berbeda dalam komposisi

andesit, kalsit, pasir kursa, tras, dan zeolit.

kimia dengan bentonit yang diperoleh dari

Barang-barang tambang tersebut tersebar di

tempat

seluruh wilayah kabupaten (Dinas ESDM

kombinasi lempung material yang berupa

Kabupaten Malang, Tanpa tahun).


Dari bahan galian tersebut baru sebagian

partikel halus dengan berbagai impurities

kabupaten

banyak

lain

yang

Bentonit
Salah

disebabkan

satu

karena

yang sudah ditambang sesuai izin yang

(Thamzil Las, 2009).


Mineral Clay (lempung) telah dikenal

masuk ke dinas LH-ESDM.. Pemkab hanya

penggunaannya sejak 25000 tahun yang lalu

melakukan penggolongan bahan tambang

oleh manusia primitive. Pada saat ini

setelah PP 27/1980 mengenai penggolongan

masyarakat mengenal penggunaan mineral

tambang keluar. Hingga kini pemkab pun

lempung untuk bahan baku pembuatan

terus melakukan pendataan jenis tambang

keramik, pengeboran minyak, inudstri logam

yang ada di wilayahnya. Pendataan itu

dan kertas. Mineral lempung juga digunakan

misalnya soal pendataan bahan galian

sebagai adsorben , menghilangkan warna

dan penukar kation dan katalis. Bila

Metode

geolistrik

melukiskan

Resistivitas

dicampur dengan air akan swelling berupa

mampu

kontras

parameter

pasta yang dapat dibentuk dalam berbagai

geolistrik pada lapisan atas dan bawah

rupa, bila dipanaskan akan menjadi keras.

tanah, bahan material, Zona patahan dan

Bentonit ini dapat mengembang hingga 8-15

Landaan Bata Secara ekstensif (Anudu,

kali apabila dicelupkan ke dalam air dan

2011)

tetap terdispersi beberapa waktu di dalam air


( Syuhada, 2009).
Kandungan utama

RUMUSAN MASALAH
bentonit

adalah

1. Bagaimanakah bentuk peta sebaran

mineral monmorilonit (80%) dengan rumus

bentonit di Dusun Tetelan Desa

kimia Mx(Al4-xMgx)Si8O20(OH)4.nH2O.
Kandungan lain dalam bentonit merupakan
pengotor dari beberapa jenis mineral seperti
kwarsa,

ilit,

kalsit,

mika

dan

Klepu Kecamatan Sumbermanjing


Wetan Kabupaten Malang.
2. Bagaimankah Potensi bentonit di

klorit.

Dusun

( Syuhada, 2009).
Salah satu metode yang dapat digunakan

Tetelan

Desa

Klepu

Kecamatan Sumbermanjing

Wetan

Kabupaten Malang.

adalah geolistrik. yang mana metode ini


memanfaatkan nilai resitivitas dari batuan

METODE PENELITIAN

atau mineral yang ada didalam tanah.


Geolistrik meupakan metode geofisika aktif
yang

menggunakan

menyelidiki
permukaan

arus

material
tanah.

listrik
bawah

Tehnik

Penelitian

ini

penelitian

peneliti

melakukan

untuk

lapangan

tanah

pengambilan data langsung pada tempat

pengukuran

yang

dimana

merupakan

akan

diteliti.peneliti

melakukan

resitivitas lapisan bumi dilakukan dengan

pengambilan data di Dusun Tetelan , Desa

mengalirkan arus DC ke dalam bumi dan

Klepu, Kecamatan Sumbermanjing Wetan

mengukur

Kabupaten Malang. Penelitian ini dilakukan

Voltase

yang

di

timbulkan

didalam bumi. Beberapa konfigurasi yang

menggunkan alat Geolistrik

Oyo type

ada dalam metode geolistrik antara lain

McOhm-El model-2219d. Diawali dengan

adalah dipole-dipol, pole-pole, schlumberger

studi pustaka yang kemudian dilanjutkan

dan wenner.

dengan survei lapangan, pengambilan data

lapangan, pengolahan data hasil penelitian


dan dilanjutkan dengan prosesing data
terolah. Pada penelitian ini menggunakan
metode geolistrik dengan konfigurasi dipoldipo.

Pengolahan

data

dilakukan

Gambar 2 : Lintasan pada lokasi penelitian

menggunkan software Ms excel, note pad,


dan Res2dv.
PROSEDUR PENELITIAN

LOKASI PENELITIAN
Penelitian
Tetelan,

Desa

dilakukan
Klepu,

di

Dusun

Kecamatan

Prosedur penelitian dengan

Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang.

menggunakan konfigurasi dipole-dipole,

secara geografis terletak pada 08, 15 397

yaitu :
1. Mengukur lintasan yang akan

LS dan 112, 43201 BT .

dilakukan pengukuran, dengan


membuat jarak spasi 5 dengan
rentang 50 meter untuk line 3. Dan
spasi 10 meter dengan panjang 120
meter. Untuk line 1,2,4.
2. Merangkai alat sesuai dengan
G
ambar 1: peta lokasi penelitian

Pengambilan data dilakukan dengan


membuat 4 lintasan pada lokasi penelitian,
keempat lintasan tersebut dapat di tunjukan
pada gambar di bawah ini.

konfigurasi dipole-dipole.
3. Mengaktifkan alat resitivity.
4. Menginjeksikan arus kedalam bumi
melalui dua elektroda dan juga
potensialnya. Dipasangkan kabelkabel pada konfigurasi elektroda.
Dua kabel sebagai elektroda arus dan
dua kabel sebagai elektroda potensial
sesuai dengan konfigurasi dipoledipole. Mencatat arus listrik (i),

potensial diri (V) dan nilai resitivitas


(R).
5. Data diolah menggunkan ms Excel,
notepad, dan terahir diinversi
menggunakan software Res2.

Survey Geolistrik
Data yang diperoleh dari hasil penelitian
merupakan mentah atau data primer karena
data diambil langsung dari lokasi atau bukan
merupakan data yang sudah jadi. Data yang
diperoleh berupa I, V dan R. yang
merupakan data yang nantinya diolah untuk
mendapatkan gambaran lapisan penyusun

HASIL DAN PEMBAHASAN

yang ada didalam tanah lokasi penelitian.


selanjutnya

Hasil Uji X - Ray Fluorenscent ( XRF )


Sampel yang berupa batu yang di duga
bentonit di ambil dari lokasi penelitian hal

data

diolah

menggunakan

software Ms Excel, Notepad, Res2dinv dan


surfer untuk mendapatkan gambaran yang
ada didalam tanah secara visual.

ini untuk memastikan bahwa batu tersebut


merupakan bentonit. Dari Sampel yang telah
di ambil di lokasi penelitian, kemudian
sampel di gerus hingga menjadi bubuk.
Selanjutnya batu di bawa ke lab sentral
MIPA untuk dilakukan

uji

X - ray

Fluorenscent ( XRF).
Dari

hasil

uji

Analisis lintasan 1
Lintasan 1 secara geografis

terletak

pada 08, 15 397 LS dan 112, 43201 BT


hingga titik 08, 15 385 BT dan 112, 43
194 LS.

Dengan panjang lintasan 120

meter dan spasi 10 meter.


XRF

didapatkan

komposisi kimia sampel batuan, yag terdiri

Berikut merupakan hasil dari olahan data


software Res2dinv pada lintasan 1.

dari: Al 15%, Si 41,7%, 1.7%, Ca 7.42%, Ti


1.59 %, Fe 30.5% Cr 0.09 %, Mn 0.17 %,
Ni .25 %, Cu 0.26 %, Zn 0,2 %, Ba 0.2 %
dan Re 0.2 %.
Dari hasil tersebut dan juga penelitian
secara fisik batuan dapat di pastikan secara
empirik batu tersebut merupakan Bentonit

Gambar 4: potensi bentonit yang terekam di


lintasan 1

Dari

gambar

4.3

memperlihatkan

Pada gambar dapat diketahui Luas Mineral

gambaran lapisan batuan dan kedalam

Bentonit

berdasarkan

luas bentonit pada lintasan 1 adalah:

hasil

perhitungan

nilai

resitivitasnya. Dari perbedaan warna yang

201.13 m2

ada dapat diketahui dengan jelas susunan

Dengan Persentse Bentonit: 12.1 %

dan kedalaman batuan yang ada di bawah


permukaan sepanjang lintasan 1. Warna-

Ketinggian lintasan 1 ditunjukan


pada gambar berikut.

warna tersebut menggambarkan batuan yang


ada di bawah permukaan tanah berdasarkan
pada nilai resitivitas batuan yang berhasil
ditangakap oleh alat geolistrik.
Berdasarkan hasil dari olahan data
software

Res2dinv,

digambarkan

dengan

mineral
warna

bentonit
Biru

tua,

terlihat bahwa bagian tersebut memiliki nilai


resitivitas

antara

4.95-12

Gambar 6 : Hasil lintasan 1 setelah dimasukan


data GPS

dengan

Dari
dimasukan

hasil

Res2dinv

data

GPS

sebaran ketinggian

kedalaman antara 1.7-10 meter.

yang

dapat

telah

diketahui

pada lintasan 1, dari

peresentase

gambar dapat diketahui pada titik 0 meter

mineral bentonit yang terdeteksi pada

lintasan 1 berada pada ketinggian 663 meter

lintasan

dengan

dpl, pada jarak ke 10 meter hingga 50 meter

menggabungkan hasil interpretasi kedalam

memiliki ketinggian antara 668 meter dpl

surfer di gabung dengan hasil dari Res2dinv.

hingga 670 meter dpl. Pada jarak ke 60

Hasilnya adalah seperti gambar di bawah

meter hingga 90 meter memiliki ketinggian

ini:

675 meter dpl. Pada jarak 70 meter hingga

Sedangkan
1

Luas
dapat

dan

diketahui

120 meter memiliki ketinggian antara 680


meter dpl hingga 684 meter dpl. Sehingga
dapat di simpulkan lintasan 1 memiliki
medan yang miring.
Gambar 5. : Gabungan data surfer dan data
Res2dinv lintasan 1

Analisis Lintasan 2

Lintasan 2 secara geografis

terletak

pada titik 08, 15 387 LS dan 112, 43 218


BT hingga titik 08, 15 436 LS dan 112, 43
210 BT Dengan panjang lintasan 120 meter
Gambar 9. : Gabungan data surfer dan
data Res2dinv lintasan 2

dan spasi 10 meter.


Berikut merupakan hasil dari olahan data

Pada gambar dapat diketahui hasil

software Res2dinv pada lintasan

penghitungan luas dan persentase Bentonit


lintasan 2 adalah :
Luas Mineral Bentonit : 120.68 m2

Gambar 8: potensi bentonit yang terekam


di lintasan 2

Persentase Bentonit : 7 %
Data ketinggian pada lintasan 2 yang
ditunjukan pada gambar berikut.

Dari gambar 4.6 didapatkan gambaran


susunan

batuan

permukaan

yang

lintasan.

ada

Gambaran

dibawah
batuan-

batuan tersebut didapat dari perbedaan nilai


resitivitas yang terekam pada alat geolistrik.
Mineral bentonit digambarkan dengan warna
biru memiliki nilai resitivitas semu antara

Gambar 10 : Hasil lintasan 2 setelah


dimasukan data GPS

2.8-17.1 . Lapisan yang mengandung


mineral bentonit di tandai dengan lingkaran
merah.

Lapisan

ini

rata-rata

memiliki

Dari
dimasukan

hasil

Res2dinv

data

GPS

yang

dapat

telah

diketahui

ketebalan sekitar 3 meter yaitu antara

sebaran ketinggian

kedalaman 1.7 hingga 5.5 meter.

gambar dapat diketahui pada titik 0 meter

Luas dan persentase Bentonit yang


terdeteksi pada lintasan adalah:

pada lintasan 2, dari

hingga 80 meter berada pada ketinggian 664


meter dpl. Pada jarak ke 90 meter hingga
120 meter memiliki ketinggian 662 meter

dan menurun hingga pada jarak 120 meter

dan mempunyai bentang sepanjang lintasan

berada pada titik ketinggian 658 meter dpl.

pengukuran, yaitu terekam mulai dari titik


7.5 meter hingga 45 meter.

Analisis Lintasan 3

Luas dan presentasi mineral bentonit

Lintasan 3 secara geografis terletak pada


titik 08, 15 435 LS dan 112, 43 222 BT

yang terdeteksi pada lintasan 3 adalah


seperti gambar di bawah ini:

hingga titk 08, 15 433 LS dan 112, 43


209 BT

panjang lintasan 50 meter dan

spasi 5 meter.
Lintasan 3 merupakan lintasan yang
memiliki data singkapan yang paling jelas
diantara

lintasan

yang

lain,

Sehingga

lintasan 3 dijadikan sebagai tolok ukur untuk


mengetahui potensi mineral bentonit di

Gambar 13. : Gabungan data surfer dan data


Res2dinv lintasan 3

diketahui luas dan persentase Bentonit

lintasan yang lainya. pada lintasan 3 dapat

lintasan 3 adalah :

diketahui batuan penyusunya berdasarkan

Luas Mineral Bentonit: 85.34 m2

pada nilai resitivitas yang di dapatkan yang

Presentse Bentonit: 34 %

di gambarkan dengan warna- warna yang


berbeda yang didapatkan.

Ketinggian pada lintasan 3 yang


ditunjukan pada gambar di bawah ini:

Gambar 12 : Gambar potensi mineral bentonit di


lintasan 3.

Warna biru memiliki nilai resitivitas


antar 4 12 yang menurut singkapan

Gambar 14. : Hasil lintasan 3 setelah dimasukan


data GPS

ketinggian pada lintasan 3, dari gambar

yang terlihat merupakan mineral bentonit.

dapat diketahui pada titik 0 meter hingga 5

Memiliki ketebalan sekitar 6 meter terekam

meter berada pada ketinggian 646 meter dpl.

mulai dari kedalaman 0.8 hingga 5 meter

Pada jarak ke 25 meter hingga 0 meter

memiliki ketinggian 662 meter dan menurun


hingga pada jarak 120 meter berada pada
titik ketinggian 658 meter dpl.
Gambar 17. : Gabungan data surfer dan data

Analisis lintasan 4
Lintasan 4 secara geografis terletak pada
titik 08, 15 439 LS dan 112, 43 226 BT
hingga titik 08, 15 408 LS dan 112, 43
229 BT

Dengan panjang lintasan 120

meter dan spasi 10 meter.

Res2dinv lintasan 4

Pada gambar dapat diketahui luas dan


persentase Bentonit lintasan 4 adalah :
Luas Mineral Bentonit: 23.24 m2
Presentse Bentonit : 1.4 %

Berikut merupakan hasil dari olahan data


software Res2dinv pada lintasan 4.

ketinggian lintasan 4 yang ditunjukan

potensi mineral bentonit yang memiliki

pada gambar di bawah ini.

warna biru pada gambar. lintasan 4 dapat


ketahui memiliki sedikit potensi mineral
bentonitnya.
Dari gambar 4.6 didapatkan gambaran
susunan

batuan

yang

ada

dibawah

permukaan lintasan 4. Gambaran tersebut


didapatkan

dari

nilai

resitivitas

Gambar 18. : Hasil lintasan 4 setelah dimasukan


data GPS

yang

terekam oleh alat geolistrik. Warna biru

Pada lintasan 4 memiliki ketinggian yang

memiliki nilai resitivitas 2.35 13. 8 yang

sama dari titik 0 meter ningga 120 meter

menurut data singkapan merupakan lapisan

yaitu 646 meter dpl.

yang

mengandung

mineral

bentonit.

Mempunyai ketebalan sekitar 7 meter dan


panjang sekitar 25 meter
Luas dan persentase mineral bentonit
adalah seperti gambar di bawah ini:

Penggabungan lintasan
Selanjutnya hasil interpretasi ke 4
lintasan dijadikan 1 menjadi bentuk 3
dimensi menjadi

1699.3 m2 dengan lapisan bentonit


sebesar 120.68 m2 dan persentase
sebesar 7 %, Lintasan 3 memiliki
luas 243.9 m2 dengan lapisan
bentonit yang cukup besar sebesar
85.34 m2 dan persentase sebesar 34
Gambar 19. : Gambar Penggabungan 4 lintasan

%, Lintasan 4 memiliki luas 1699.3


m2 dengan lapisan bentonit sebesar
23.24 m2 dan persentase sebesar 1.4

KESIMPULAN

%, Lintasan 1 memiliki potensi

1. Dari hasil pengamatan sifat fisik,

bentonit yang terluas yaitu 201.13

hasil XRF dan studi literature,

m2 sedangkan lintasan 3 memiliki

batuan Di Dusun Tetelan, Desa

persentase bentonit paling tinggi

Klepu, Kecamatan Sumbermanjing


Wetan yang diduga merupakan

sebesar 34 %.
3. Dusun Tetelan,

Desa

Klepu,

Bentonit yang terdapat di lokasi

Kecamatan Sumbermanjing Wetan

penelitian terbukti secara empiris

memiliki Potensi

merupakan

cukup besar besar untuk dilakukan

bentonit

dengan

kandungan didalamnya berupa 15


% Al, 41.7 % Si, 1,7 % K, 7,42 %
Ca, 1,59 % Ti, 30.5 % Fe dan 1.25
% Ni
2. Lapisan bentoit terekam di semua

bentonit yang

penembangan
SARAN
1. Penelitian dilakukan dengan intasan
yang

lebih

mendapatkan

panjang
gambaran

agar
bawah

lintasan yang telah dibuat di lokasi

permukaan yang lebih dalam dan

penelitian. Potensi Bentonit pada

lebih luas.
2. Dilakukan penelitian di lokasi lain di

penelitian adalah sebagai berikut:


Lintasan 1 memiliki luas 1652 m2

wilayah

sekitar

dengan lapisan bentonit sebesar

ditemukan

201.13 m2 dan persentase sebesar

masih banyak singkapan-singkapn

12.1 %, Lintasan 2 memiliki luas

yang ditemukan.

bentonit,

lokasi

yang

dikarenakan

Kurniati,Asih,dkk.2008.Buku
Panduan

DAFTAR PUSTAKA

Workshop Geofisika.Malang:

Dinas ESDM Kabupaten malang, potensi

Laboratorium Geofisika

tambang galian c kabupaten malang

Jurusan Fisika FMIPA

http://www.malangkab.go.id/potensi-

Universitas Brawijaya.

daerah-07-23.html (diakses tanggal 6

Syuhada, 2009 . modifikasi Bentonit (clay)

maret 2014)

menjadi Organoclay dengan


penambahan Sufaktan. Sentra

Syuhada, 2009 . modifikasi Bentonit (clay)


menjadi Organoclay dengan

teknologi polimer-badan pengkajian

penambahan Sufaktan. Sentra

dan penerapan teknologi, Jurnal

teknologi polimer-badan pengkajian

Nanosains dan nanoteknologi vol. 2

dan penerapan teknologi, Jurnal

no 1 ISSN 1979-0880.

Nanosains dan nanoteknologi vol. 2


no 1 ISSN 1979-0880.

Telford, W.M, Geldart, L.P., Sheriff,


World Health Organization, 2005, Bentonit,

dan

kaolin and selected clay

Keys, D.A.1976:Applied

materials.Genewa. swiss.

Geophysics, Cambridege

( online Diakses tanggal 1 april 2014)

Hendrajaya, Lilik dan Idam Arif,


1990.
Geolistrik Tahanan
Jenis.1990.Bandung
Laboratorium
Fisika Bumi Jurusan Fisika
FMIPA ITB

University Pres, London

Telford and Sheriff. 1990. Applied


Geophysics 2nd Edition. Cambridge
University, (Online),
(http://hotfile.com/dl/54498536/c0635
24/Applied_Geophysics_2nd_Edition_
Telford_Geldart_Sheriff. pdf.html,
diakses 15 april 2014).

Anda mungkin juga menyukai