Anda di halaman 1dari 4

2.

Pemeliharaan Fase Grower


2.1 Persiapan kandang
Peternak di Indonesia lebih banyak menggunakan kandang dengan sistem litter
dibanding sistem cage. Kedalaman litter maksimal harus tidak lebih dari 30 cm.
Untuk anak-anak ayam dalam litter mula-mula harus tidak lebih dari 5-8 cm, tetapi
berangsur- angsur bertambah seraya anak- anak ayam tumbuh(Williamson dan Payne,
1993). Untuk daerah yang agak panas sebaiknya dilengkapi dengan blower dan
cooling pad untuk mengatur kecepatan angina serta temperature dalam kandang.
Pengeluaran panas secara evaporasi baik melalui kulit maupun respirasi, sebaliknya
temperature yang tinggi akan menyebabkan meningkatnya evaporasi. Pada saat
temperatur lingkungan mendekati atau sama dengan temperatur tubuh ayam maka
panas di dalam kandang akan sulit dikeluarkan (Erast,1995).
2.2 Ransum dan air minum
Target dari pemeliharaan periode growing ini untuk menghasilkan ayam-ayam
induk yang seragam pertumbuhannyaatau berat badan antara yang satu dengan yang
lainnya hamper sama sehingga diharapkan pada saat mencapai dewasa kelamin terjadi
secara serentak. Pada periode ini perlu diperhatikan adanya pertumbuhan yang
seimbang antara tulang dan otot-otot karena kemungkinan terjadinya penumupukan
lemak yang berlebihan. Ransum yang digunakan untuk fase ini mengandung energi
metabolis 2.900 kkal/kg dengan protein 15%. Selain protein, keseimbangan asamasam aminonya juga perlu dipertimbangkan. Kandungan air dalam tubuh anak ayam
berumur satu minggu adalah 85% pada umur 42 minggu. Kehilangan air tubuh 10%
dapat menyebabkan keruskan yang sangat hebat dan kehilangan air tubuh 29% akan
menyebabkan kematian (Wahju, 1997).
2.3 Pemeliharaan jantan dan betina
Ada beberapa metode

yang bisa dilakukan. Masing-masing metode ada

keuntungan dan kerugiannya, sebagai contoh berikut:

Jantan dipisah dengan betina sampai umur 4 minggu. Pemisahan ini


memerlukan persediaan kandang dan brooder yang cukup. Sistem ini
berkurangnya kanibalisme pada saat jantan dicampur dengan betina.

Jantan dipisah dengan betina sampai umur 10 minggu. Sistem ini lebih
sulit karena memerlukan kandang yang lebih besar dan jika disatukan

biasanya kanibalisme sangat tinggi.


Jantan dipisah dengan betina sampai umur 20 minggu. Dengan sistem ini
stress sangat tinggi karena ayam membentuk kelompok-kelompok sosial
karena sudah dewasa.

2.4 Program pencegahan penyakit


Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain sebagai berikut:

Jika ayam belum memperoleh kekebalan terhadap penyakit coccidiocis,

segera keluarkan dari kelompoknya walaupun sudah mulai berproduksi.


Usahakan ayam sudah bebas dari penyakit cacing sejak periode grower
sehingga pada periode breeding sudah tidak ada masalah lagi.

3. Pemeliharaan Fase Produksi


3.1 Kandang dan perlengkapannya
Lantai kandang sebaiknya dibuat dari tembok, selain mudah dibersihkan juga
baik untuk mencegah perkembangan penyakit. Lantai dari tanah juga bisa dipakai
tetapi dianjurkan tanah yang berpasir, kering dan porous. Persyaratan lain seperti
ventilasi kandang yang baik, kelembaban litter sekitar 20-25%, cahaya yang
cukup terang perlu diperhatikan dengan baik.
Beberapa masalah yang sering dihadapi dalam kandang dengan lantai slat ini
antara lain sebagai berikut:

Ayam petelur tipe ringan memiliki kecenderungan beterbangan. Hal ini


sangat mengganggu terhadap produksi telurnya. Untuk mencegah ini bisa

dihalangi dengan menggunakan rambang fleksibel.


Ada kecenderungan berat badannya lebih besar nila dibandingkan dengan
ayam yang dipelihara dalam kandang lantai litter. Hal ini disebabkan oleh
exercise yang kurang dan jika kepadatan yang kurang tepat makan akan
membuat agak sulit bergerak. Kedua hal ini menyebabkan ayam cepat
gemuk.

Selain dapat dipelihara dalam kandang dnegan sistem slat, ayam petelur bibit
juga dapat dipelihara dalam kandang lantai litter. Dengan sistem lantai ini

biaya kandang menjadi lebih murah dan umumnya lebih banyak dipergunakan
oleh para peternak.
3.2 Ransum
Ransum yang biasa digunakan mengandung protein 15% dam energy
metabolis 2.900 kkal/kg. Ransum tidak diberikan secara ad libitum tetapi dengan cara
terbatas (restricted feeding) atau dengan sistem jatah yang disertai dengan puasa.
Tujuan pemberian ransum cara terbatas ini yaitu agar ayam yang dipelihara
tidak terlalu gemuk. Jika terlalu gemuk maka akan menyebabkan sebagai berikut:

Total produksi pertahun menurun.


Lebih peka terhadap penyakit.
Mudah terkena cekaman panas.
Angka kematian lebih tinggi.

3.3 Recording
Untuk memperoleh gambaran tentang kondisi perusahaan, perhatikan
recording perusahaan terutama sebagai berikut:

Produksi telur (hen-day dan hen bouesed)


Jumlah konsumsi ransum
Program vaksinasi dan pengobatan yang dilakukan
Berat badan
Jumlah angka kematian
Jumlah ayam diapkir
Jumlah telur yang pecah (tidak lebih dari 2%)
Jumlah floor eggs
Jumlah fertilitas, daya tetas, dan salable chicks

3.4 Pencegahan penyakit


Di dalam perusahaan, untuk membatasi penularan penyakit perlu dilakukan
langkah-langkah sebagai berikut:

Antara pegawai kandang di pisahkan dari pegawai untuk operasional

penetasan.
Pengunjung harus memakai pakaian dan sepatu yang bersih dan disanitrasi
Bila tidak diperlukan lalu lintas antara kelompok kandang sebaiknya tidak

dilakukan, untuk mencegah penyebaran penyakit.


Tidak meminjam peralatan dari tempat lain
Ikuti program all in all out system

Kandang harus bersih dan peralatan perlu disanitrasi/disucihamakan.


Ventilasi dan temperature kandang perlu dipelihara dengan baik
Tidak mencampurkan ayam dengan strain/umur yang berbeda
Ayam yang mati segera dibuang/dibakar
Bila ada penyakit, segera diagnose dengan cermat dan segera ambil tindakan,
kirim sample ke laboratorium pathologi untuk memeriksa penyakit tertentu.

Anda mungkin juga menyukai