Anda di halaman 1dari 132

Peubah Kompleks

Jurusan Matematika
FMIPA
Universitas Riau

(Universitas Riau)

Fungsi Analitik

1 / 22

Fungsi Analitik
Persamaan Cauchy-Riemann

Theorem
Diketahui f (z ) = u (x, y ) + iv (x, y ), Misalkan bahwa
1

u (x, y ) dan v (x, y ) dan semua turunan parsialnya ux , vx , uy , vy


kontinu di semua titik dalam suatu lingkungan N bagi z0 = (a, b ).

Pada titik z0 , ux = vy dan vx =


Maka f 0 (z0 ) ada dan

uy .

f 0 = ux + ivx = vy

(Universitas Riau)

Fungsi Analitik

iuy .

2 / 22

Fungsi Analitik
Persamaan Cauchy-Riemann

Theorem
Misalkan fungsi f (z ) = u (x, y ) + iv (x, y ) mempunyai turunan pada suatu
titik z0 = (a, b ). Maka pada titik itu
f 0 = ux + ivx = vy

iuy

ux = vy dan vx =

uy

sehingga

(Universitas Riau)

Fungsi Analitik

3 / 22

Fungsi Analitik
Persamaan Cauchy-Riemann

Denition
Persamaan diferensial parsial
ux = vy dan vx =

uy

disebut Persamaan Cauchy-Riemann.

(Universitas Riau)

Fungsi Analitik

4 / 22

Fungsi Analitik
Persamaan Cauchy-Riemann

Example
Misalkan f (z ) = z 2 . Akan ditunjukkan bahwa turunan f ada untuk semua
z dan f 0 (z ) = 2z.
Misalkan z = x + iy .
f (z ) = (x + iy )2 = x 2
Jadi,

y 2 + 2xyi

u (x, y ) = x 2 y 2 ; ux = 2x ; uy = 2y
v (x, y ) = 2xy
vx = 2y
vy = 2x

Keenam fungsi diatas kontinu pada setiap titik z = x + iy pada bidang


datas dan juga memenuhi : ux = vy dan vx = uy untuk semua (x, y ) .
Berdasarkan teorema diatas, f 0 (z ) ada dan
f 0 (z ) = ux + ivx = vy
(Universitas Riau)

iuy = 2x + 2iy = 2(x + iy ) = 2z


Fungsi Analitik

5 / 22

Fungsi Analitik
Persamaan Cauchy-Riemann

Example
Perhatikan fungsi f (z ) = x 2

iy 2 . Untuk fungsi ini kita peroleh

u (x, y ) = x 2 ; ux = 2x ;
uy = 0
v (x, y ) = y 2
vx = 0
vy = 2y
Persamaan Cauchy-Riemann hanya dipenuhi bila
ux = vy atau

2y = 2x ! y =

Jadi, f 0 (z ) ada hanya pada titik-titik z = x + iy dengan y =


jauh lagi, turunannya adalah
f 0 (z ) = ux + ivx = 2x =
(Universitas Riau)

Fungsi Analitik

x. Lebih

2y
6 / 22

Fungsi Analitik
Persamaan Cauchy-Riemann

Example
Fungsi f (z ) = cos y

i sin y tidak mempunyai turunan. Perhatikan bahwa

u (x, y ) = cos y ; ux = 0; uy = sin y


v (x, y ) = sin y
vx = 0
vy = cos y
Semua fungsi diatas kontinu, tetapi tidak memenuhi persamaan
Cauchy-Riemann karena tidak mungkin cos y = 0 dan sin y = 0 secara
bersamaan.

(Universitas Riau)

Fungsi Analitik

7 / 22

Fungsi Analitik
Persamaan Cauchy-Riemann

Example
Tunjukkan bahwa fungsi f (z ) = e x (cos y + i sin y ) mempunyai turunan
dimana-mana dan f 0 (z ) = f (z ).

(Universitas Riau)

Fungsi Analitik

8 / 22

Fungsi Analitik
Fungsi Analitik

Denition
Suatu fungsi f (z ) dikatakan analitik pada titik z0 , asal turunannya ada di
semua titik pada suatu lingkungan z0 .
Fungsi analitik disebut juga fungsi holomork atau fungsi regular atau
fungsi monogenik.

(Universitas Riau)

Fungsi Analitik

9 / 22

Fungsi Analitik
Fungsi Analitik

Denition
Suatu fungsi f (z ) dikatakan analitik pada titik z0 , asal turunannya ada di
semua titik pada suatu lingkungan z0 .
Fungsi analitik disebut juga fungsi holomork atau fungsi regular atau
fungsi monogenik.
Denisi diatas juga dapat ditulis : Jika f (z ) analitik pada z0 , maka
turunannya ada di semua titik pada suatu lingkungan z0 .

(Universitas Riau)

Fungsi Analitik

9 / 22

Fungsi Analitik
Fungsi Analitik

Denition
Suatu fungsi f (z ) dikatakan analitik pada titik z0 , asal turunannya ada di
semua titik pada suatu lingkungan z0 .
Fungsi analitik disebut juga fungsi holomork atau fungsi regular atau
fungsi monogenik.
Denisi diatas juga dapat ditulis : Jika f (z ) analitik pada z0 , maka
turunannya ada di semua titik pada suatu lingkungan z0 .
Perhatikan bahwa f (z ) mempunyai turunan pada z0 tidak
menyebabkan f (z ) analitik disitu.

(Universitas Riau)

Fungsi Analitik

9 / 22

Fungsi Analitik
Fungsi Analitik

Denition
Suatu fungsi f (z ) dikatakan analitik pada titik z0 , asal turunannya ada di
semua titik pada suatu lingkungan z0 .
Fungsi analitik disebut juga fungsi holomork atau fungsi regular atau
fungsi monogenik.
Denisi diatas juga dapat ditulis : Jika f (z ) analitik pada z0 , maka
turunannya ada di semua titik pada suatu lingkungan z0 .
Perhatikan bahwa f (z ) mempunyai turunan pada z0 tidak
menyebabkan f (z ) analitik disitu.
Sifat analitisitas menghendaki f 0 ada tidak hanya pada z0 , tetapi
pada semua titik dalam suatu lingkungan z0 .
(Universitas Riau)

Fungsi Analitik

9 / 22

Fungsi Analitik
Fungsi Analitik

Jika suatu fungsi f analitik pada seitap titik dalam suatu himpunan
S, maka kita katakan f analitik di S.

(Universitas Riau)

Fungsi Analitik

10 / 22

Fungsi Analitik
Fungsi Analitik

Jika suatu fungsi f analitik pada seitap titik dalam suatu himpunan
S, maka kita katakan f analitik di S.
Fungsi yang analitik pada seluruh bidang kompleks disebut fungsi
menyeluruh (entire function).

(Universitas Riau)

Fungsi Analitik

10 / 22

Fungsi Analitik
Fungsi Analitik

Jika suatu fungsi f analitik pada seitap titik dalam suatu himpunan
S, maka kita katakan f analitik di S.
Fungsi yang analitik pada seluruh bidang kompleks disebut fungsi
menyeluruh (entire function).
Perhatikan bahwa jika f analitik pada z0 , maka ia analitik pada suatu
himpunan buka yang memuat z0 .

(Universitas Riau)

Fungsi Analitik

10 / 22

Fungsi Analitik
Fungsi Analitik

Jika suatu fungsi f analitik pada seitap titik dalam suatu himpunan
S, maka kita katakan f analitik di S.
Fungsi yang analitik pada seluruh bidang kompleks disebut fungsi
menyeluruh (entire function).
Perhatikan bahwa jika f analitik pada z0 , maka ia analitik pada suatu
himpunan buka yang memuat z0 .
Himpunan semua titik dimana f analitik disebut daerah analitisitas
(region of analyticity) bagi f .

(Universitas Riau)

Fungsi Analitik

10 / 22

Fungsi Analitik
Fungsi Analitik

Examples
1

Fungsi f (z ) = x 2 iy 2 hanya mempunyai turunan pada titik


z = x + iy dengan y = x. Setiap lingkungan titik yang terletak
pada garis y = x memuat titik yang membuat f 0 tidak ada,
sehingga f tidak analitik dimana-mana.

(Universitas Riau)

Fungsi Analitik

11 / 22

Fungsi Analitik
Fungsi Analitik

Examples
1

Fungsi f (z ) = x 2 iy 2 hanya mempunyai turunan pada titik


z = x + iy dengan y = x. Setiap lingkungan titik yang terletak
pada garis y = x memuat titik yang membuat f 0 tidak ada,
sehingga f tidak analitik dimana-mana.
Fungsi f (z ) = jz j2 hanya mempunyai turunan pada z = 0 akibatnya
f tidak analitik.

(Universitas Riau)

Fungsi Analitik

11 / 22

Fungsi Analitik
Fungsi Analitik

Examples
1

Fungsi f (z ) = x 2 iy 2 hanya mempunyai turunan pada titik


z = x + iy dengan y = x. Setiap lingkungan titik yang terletak
pada garis y = x memuat titik yang membuat f 0 tidak ada,
sehingga f tidak analitik dimana-mana.
Fungsi f (z ) = jz j2 hanya mempunyai turunan pada z = 0 akibatnya
f tidak analitik.
Fungsi polinomial P (z ) = a0 + a1 z +
+ an z n mempunyai turunan
di semua z 2 C sehingga fungsi ini disebut fungsi menyeluruh
(entire function)

(Universitas Riau)

Fungsi Analitik

11 / 22

Fungsi Analitik
Fungsi Analitik

Examples
1

Fungsi f (z ) = x 2 iy 2 hanya mempunyai turunan pada titik


z = x + iy dengan y = x. Setiap lingkungan titik yang terletak
pada garis y = x memuat titik yang membuat f 0 tidak ada,
sehingga f tidak analitik dimana-mana.
Fungsi f (z ) = jz j2 hanya mempunyai turunan pada z = 0 akibatnya
f tidak analitik.
Fungsi polinomial P (z ) = a0 + a1 z +
+ an z n mempunyai turunan
di semua z 2 C sehingga fungsi ini disebut fungsi menyeluruh
(entire function)
Fungsi f (z ) = e x (cos y + i sin y ) mempunyai turunan di semua z 2 C
sehingga fungsi ini disebut fungsi menyeluruh (entire function)

(Universitas Riau)

Fungsi Analitik

11 / 22

Fungsi Analitik
Fungsi Analitik

Example
Perhatikan fungsi
z3 z + 1
z2 + 1
Fungsi ini merupakan hasil bagi dua fungsi polinomial yang merupakan
fungsi menyeluruh (entire function). f 0 (z ) ada pada setiap titik kecuali
z = i, karena pada titik tersebut f tidak terdenisi. Jadi, f analitik pada
semua z kecuali pada z = i.
f (z ) =

(Universitas Riau)

Fungsi Analitik

12 / 22

Fungsi Analitik
Fungsi Analitik

Denition
Suatu titik z0 dinamakan singularitas atau titik singular bagi fungsi f
jika dan hanya jika f gagal menjadi analitik pada z0 dan setiap lingkungan
z0 memuat paling sedikit satu titik yang membuat f analitik.

(Universitas Riau)

Fungsi Analitik

13 / 22

Fungsi Analitik
Fungsi Analitik

Theorem
Misalkan
1

f (z ) dan g (z ) analitik pada himpunan S.

f analitik pada setiap g (z ) untuk semua z dalam S.


Maka fungsi-fungsi berikut ini juga analitik :
1
2
3
4
5

f (z ) + g (z )
f (z ) g (z )
f (z )g (z )
f (z )
, asalkan g (z ) 6= 0
g (z )
(f g ) (z )

(Universitas Riau)

Fungsi Analitik

14 / 22

Fungsi Analitik
Fungsi Analitik

Theorem
Misalkan f (z ) = u (x, y ) + iv (x, y ). Misalkan juga
1

Fungsi-fungsi u, v dan turunan parsialnya ux , vx , uy , dan vy kontinu di


semua titik di dalam suatu lingkungan tertentu N dari titik z0 .

Persamaan Cauchy-Riemann ux = vy dan vx =


setiap titik di N.
Maka f (z ) analitik pada z0 .

(Universitas Riau)

Fungsi Analitik

uy berlaku pada

15 / 22

Fungsi Analitik
Fungsi Analitik

Theorem
Misalkan fungsi f (z ) = u (x, y ) + iv (x, y ) analitik pada z0 . Maka
ux = vy dan vx =

uy

pada setiap titik di suatu lingkungan titik z0 .

(Universitas Riau)

Fungsi Analitik

16 / 22

Fungsi Analitik
Fungsi Analitik

Theorem
Jika f analitik pada titik z0 , demikian pula f 0 .
Misalkan f (z ) = u + iv analitik pada z0 , maka f 0 (z ) juga analitik
pada z0 .

(Universitas Riau)

Fungsi Analitik

17 / 22

Fungsi Analitik
Fungsi Analitik

Theorem
Jika f analitik pada titik z0 , demikian pula f 0 .
Misalkan f (z ) = u + iv analitik pada z0 , maka f 0 (z ) juga analitik
pada z0 .
Dengan alasan yang sama, f 00 (z ) beserta seluruh turunan dari f juga
analitik di z0 .

(Universitas Riau)

Fungsi Analitik

17 / 22

Fungsi Analitik
Fungsi Analitik

Theorem
Jika f analitik pada titik z0 , demikian pula f 0 .
Misalkan f (z ) = u + iv analitik pada z0 , maka f 0 (z ) juga analitik
pada z0 .
Dengan alasan yang sama, f 00 (z ) beserta seluruh turunan dari f juga
analitik di z0 .
Perhatikan fakta bahwa jika f dapat diturunkan di z0 , maka f kontinu
di z0 , sehingga f dan semua turunannya kontinu di z0 .

(Universitas Riau)

Fungsi Analitik

17 / 22

Fungsi Analitik
Fungsi Analitik

Theorem
Jika f analitik pada titik z0 , demikian pula f 0 .
Misalkan f (z ) = u + iv analitik pada z0 , maka f 0 (z ) juga analitik
pada z0 .
Dengan alasan yang sama, f 00 (z ) beserta seluruh turunan dari f juga
analitik di z0 .
Perhatikan fakta bahwa jika f dapat diturunkan di z0 , maka f kontinu
di z0 , sehingga f dan semua turunannya kontinu di z0 .
Begitu juga dengan u (x, y ) dan v (x, y ), semua turunan parsialnya
kontinu di z0 , dan memenuhi
uxy = uyx dan vxy = vyx

(Universitas Riau)

Fungsi Analitik

17 / 22

Fungsi Analitik
Fungsi Analitik

Karena f analitik di z0 , maka f memenuhi persamaan


Cauchy-Riemann
ux = vy dan vx = uy

(Universitas Riau)

Fungsi Analitik

18 / 22

Fungsi Analitik
Fungsi Analitik

Karena f analitik di z0 , maka f memenuhi persamaan


Cauchy-Riemann
ux = vy dan vx = uy
Dengan menurunkan kedua persamaan diatas diperoleh
uxx = vyx
uxy = vyy

(Universitas Riau)

vxx =
vxy =

Fungsi Analitik

uyx
uyy

18 / 22

Fungsi Analitik
Fungsi Analitik

Karena f analitik di z0 , maka f memenuhi persamaan


Cauchy-Riemann
ux = vy dan vx = uy
Dengan menurunkan kedua persamaan diatas diperoleh
uxx = vyx
uxy = vyy

vxx =
vxy =

uyx
uyy

Dengan substitusi diperoleh


uxx + uyy
vxx + vyy

(Universitas Riau)

Fungsi Analitik

= 0
= 0

18 / 22

Fungsi Analitik
Fungsi Analitik

Karena f analitik di z0 , maka f memenuhi persamaan


Cauchy-Riemann
ux = vy dan vx = uy
Dengan menurunkan kedua persamaan diatas diperoleh
uxx = vyx
uxy = vyy

vxx =
vxy =

uyx
uyy

Dengan substitusi diperoleh


uxx + uyy
vxx + vyy

= 0
= 0

Masing-masing persamaan diatas disebut persamaan Laplace.

(Universitas Riau)

Fungsi Analitik

18 / 22

Fungsi Analitik
Fungsi Analitik

Karena f analitik di z0 , maka f memenuhi persamaan


Cauchy-Riemann
ux = vy dan vx = uy
Dengan menurunkan kedua persamaan diatas diperoleh
uxx = vyx
uxy = vyy

vxx =
vxy =

uyx
uyy

Dengan substitusi diperoleh


uxx + uyy
vxx + vyy

= 0
= 0

Masing-masing persamaan diatas disebut persamaan Laplace.


Fungsi yang memenuhi persamaan Laplace pada suatu lingkungan z0
dikatakan harmonik pada z0 , asal fungsi tersebut mempunyai turunan
parsial tingkat dua yang kontinu di titik tersebut.
(Universitas Riau)

Fungsi Analitik

18 / 22

Fungsi Analitik
Fungsi Analitik

Fact
Misalkan f (z ) = u + iv merupakan fungsi analitik, maka u dan v
merupakan fungsi harmonik.
Pasangan fungsi Harmonik u dan v disebut fungsi harmonik sekawan.

(Universitas Riau)

Fungsi Analitik

19 / 22

Fungsi Analitik
Fungsi Analitik

Fact
Misalkan f (z ) = u + iv merupakan fungsi analitik, maka u dan v
merupakan fungsi harmonik.
Pasangan fungsi Harmonik u dan v disebut fungsi harmonik sekawan.
Bila kita mempunyai suatu fungsi harmonik u, maka kita dapat
menemukan fungsi harmonik sekawannya v dan membentuk fungsi
analitik f (z ) = u + iv .

(Universitas Riau)

Fungsi Analitik

19 / 22

Fungsi Analitik
Fungsi Analitik

Example
Diberikan fungsi v (x, y ) = xy . Jelas bahwa fungsi ini harmonik karena
vxx = vyy = 0. Selanjutnya akan dicari fungsi harmonik sekawannya, yaitu
fungsi u (x, y ) yang menyebabkan f (z ) = u + iv analitik.
Perhatikan karena kita ingin f analitik, maka u dan v harus
memenuhi persamaan Cauchy-Riemann
ux = vy dan vx =

(Universitas Riau)

Fungsi Analitik

uy

20 / 22

Fungsi Analitik
Fungsi Analitik

Example
Diberikan fungsi v (x, y ) = xy . Jelas bahwa fungsi ini harmonik karena
vxx = vyy = 0. Selanjutnya akan dicari fungsi harmonik sekawannya, yaitu
fungsi u (x, y ) yang menyebabkan f (z ) = u + iv analitik.
Perhatikan karena kita ingin f analitik, maka u dan v harus
memenuhi persamaan Cauchy-Riemann
ux = vy dan vx =

uy

Karena vy = x, maka diperoleh ux = vy = x, sehingga


u (x, y ) =

=
(Universitas Riau)

x dx + h(y )

1 2
x + h (y )
2

Fungsi Analitik

20 / 22

Fungsi Analitik
Fungsi Analitik

Example
Selanjutnya
uy = h0 (y )

(Universitas Riau)

Fungsi Analitik

21 / 22

Fungsi Analitik
Fungsi Analitik

Example
Selanjutnya
uy = h0 (y )
Sementara kita mempunyai
vx = y

(Universitas Riau)

Fungsi Analitik

21 / 22

Fungsi Analitik
Fungsi Analitik

Example
Selanjutnya
uy = h0 (y )
Sementara kita mempunyai
vx = y
Dari persamaan Cauchy-Riemann diperoleh
vx =

(Universitas Riau)

uy ! h0 (y ) =

y ! h (y ) =

Fungsi Analitik

1 2
y +c
2

21 / 22

Fungsi Analitik
Fungsi Analitik

Example
Selanjutnya
uy = h0 (y )
Sementara kita mempunyai
vx = y
Dari persamaan Cauchy-Riemann diperoleh
vx =

uy ! h0 (y ) =

Jadi
u (x, y ) =
(Universitas Riau)

y ! h (y ) =

1 2
1
x + h (y ) = x 2
2
2
Fungsi Analitik

1 2
y +c
2

1 2
y +c
2
21 / 22

Fungsi Analitik
Fungsi Analitik

Example
Sehingga
f (z ) = u + iv =

(Universitas Riau)

1 2
x
2

1 2
y +c
2

+ ixy

1 2
z +c
2

Fungsi Analitik

22 / 22

Fungsi Peubah Kompleks

Jurusan Matematika
FMIPA
Universitas Riau

(Universitas Riau)

Transformasi Elementer

1 / 19

Transformasi Elementer
Fungsi Linier

Denition
Fungsi Linier adalah fungsi yang berbentuk
f (z ) = az + b
dengan a, b 2 C.
Jika a = 0, maka f (z ) = b adalah fungsi konstan.
Jika a = 1 dan b = 0, maka f (z ) = z adalah fungsi identitas.

(Universitas Riau)

Transformasi Elementer

2 / 19

Transformasi Elementer
Fungsi Pangkat

Denition
Fungsi pangkat adalah fungsi yang berbentuk
f (z ) = z n
untuk setiap bilangan bulat positif n.
Turunan dari fungsi ini adalah
f 0 (z ) = nz n

yang terdenisi untuk semua z sehingga fungsi ini merupakan fungsi


entire (fungsi menyeluruh).

(Universitas Riau)

Transformasi Elementer

3 / 19

Transformasi Elementer
Fungsi Kebalikan

Denition
Fungsi
f (z ) =

1
z

dinamakan fungsi kebalikan.


Fungsi ini merupakan fungsi satu-satu antara bidang z kecuali z = 0
dengan bidang w kecuali w = 0.

(Universitas Riau)

Transformasi Elementer

4 / 19

Transformasi Elementer
Fungsi Kebalikan

Denition
Fungsi
f (z ) =

1
z

dinamakan fungsi kebalikan.


Fungsi ini merupakan fungsi satu-satu antara bidang z kecuali z = 0
dengan bidang w kecuali w = 0.
Turunan fungsi ini adalah
f 0 (z ) =

1
z2

ada untuk semua z 6= 0.


(Universitas Riau)

Transformasi Elementer

4 / 19

Transformasi Elementer
Fungsi Kebalikan

Denition
Titik di tak berhingga, ditulis , adalah titik ideal yang mempunyai sifat
bahwa untuk setiap z 2 C, jz j <
Bidang z yang ditambah dengan titik ideal ini dinamakan bidang
kompleks perluasan.

(Universitas Riau)

Transformasi Elementer

5 / 19

Transformasi Elementer
Fungsi Kebalikan

Denition
Titik di tak berhingga, ditulis , adalah titik ideal yang mempunyai sifat
bahwa untuk setiap z 2 C, jz j <
Bidang z yang ditambah dengan titik ideal ini dinamakan bidang
kompleks perluasan.
Titik ini bukanlah suatu bilangan yang dapat digunakan pada operasi
aljabar.

(Universitas Riau)

Transformasi Elementer

5 / 19

Transformasi Elementer
Fungsi Kebalikan

Denition
Titik di tak berhingga, ditulis , adalah titik ideal yang mempunyai sifat
bahwa untuk setiap z 2 C, jz j <
Bidang z yang ditambah dengan titik ideal ini dinamakan bidang
kompleks perluasan.
Titik ini bukanlah suatu bilangan yang dapat digunakan pada operasi
aljabar.
Titik ini adalah titik yang hanya sifatnya kita ketahui, yaitu nilainya
lebih besar dari bilangan z manapun.

(Universitas Riau)

Transformasi Elementer

5 / 19

Transformasi Elementer
Fungsi Kebalikan

Denition
Titik di tak berhingga, ditulis , adalah titik ideal yang mempunyai sifat
bahwa untuk setiap z 2 C, jz j <
Bidang z yang ditambah dengan titik ideal ini dinamakan bidang
kompleks perluasan.
Titik ini bukanlah suatu bilangan yang dapat digunakan pada operasi
aljabar.
Titik ini adalah titik yang hanya sifatnya kita ketahui, yaitu nilainya
lebih besar dari bilangan z manapun.
Oleh fungsi kebalikan, bayangan z = 0 adalah w = dan w = 0
adalah hasil bayangan dari z = .
(Universitas Riau)

Transformasi Elementer

5 / 19

Transformasi Elementer
Fungsi Kebalikan

Tingkah laku suatu fungsi f (z ) pada z = akan disamakan dengan


tingkah laku f ( z1 ) pada titik z = 0.

(Universitas Riau)

Transformasi Elementer

6 / 19

Transformasi Elementer
Fungsi Kebalikan

Tingkah laku suatu fungsi f (z ) pada z = akan disamakan dengan


tingkah laku f ( z1 ) pada titik z = 0.
Hal ini disebabkan karena
1
! 0 untuk z ! dan sebaliknya.
z

(Universitas Riau)

Transformasi Elementer

6 / 19

Transformasi Elementer
Fungsi Kebalikan

Tingkah laku suatu fungsi f (z ) pada z = akan disamakan dengan


tingkah laku f ( z1 ) pada titik z = 0.
Hal ini disebabkan karena
1
! 0 untuk z ! dan sebaliknya.
z

Example
Sifat fungsi f (z ) =
z = 0, yaitu

z
pada z = sama degan sifat fungsi f ( z1 ) pada
1+z

1
1
f( ) =
z
z +1
yang untuk z = 0 menghasilkan w = 1.
(Universitas Riau)

Transformasi Elementer

6 / 19

Transformasi Elementer
Fungsi Bilinier

Denition
Jika n bilangan bulat non negatif dan a0 , a1 ,
P ( z ) = a0 + a1 z +

, an 2 C, maka fungsi

+ an z n

dinamakan suku banyak

(Universitas Riau)

Transformasi Elementer

7 / 19

Transformasi Elementer
Fungsi Bilinier

Denition
Jika n bilangan bulat non negatif dan a0 , a1 ,
P ( z ) = a0 + a1 z +

, an 2 C, maka fungsi

+ an z n

dinamakan suku banyak

Denition
Fungsi
F (z ) =

P (z )
Q (z )

yang didenisikan untuk semua bilangan z 2 C, Q (z ) 6= 0, disebut fungsi


rasional.
(Universitas Riau)

Transformasi Elementer

7 / 19

Transformasi Elementer
Fungsi Bilinier

Denition
Fungsi rasional yang berbentuk
f (z ) =

az + b
, dimana ad
cz + d

bc 6= 0

disebut fungsi Bilinier.


Fungsi ini analitik dimana-mana kecuali di z =

(Universitas Riau)

Transformasi Elementer

d /c.

8 / 19

Transformasi Elementer
Fungsi Bilinier

Denition
Fungsi rasional yang berbentuk
f (z ) =

az + b
, dimana ad
cz + d

bc 6= 0

disebut fungsi Bilinier.


Fungsi ini analitik dimana-mana kecuali di z =
Titik z =

(Universitas Riau)

d /c.

d /c dipetakan ke w = .

Transformasi Elementer

8 / 19

Transformasi Elementer
Fungsi Eksponensial

Denition
Fungsi eksponensial didenisikan sebagai
e z = e x (cos y + i sin y )
dimana z = x + iy .
Jika y = 0 maka
ez = ex

(Universitas Riau)

Transformasi Elementer

9 / 19

Transformasi Elementer
Fungsi Eksponensial

Denition
Fungsi eksponensial didenisikan sebagai
e z = e x (cos y + i sin y )
dimana z = x + iy .
Jika y = 0 maka
ez = ex
Jika x = 0 maka
e iy = cos y + i sin y
Rumus ini dikenal dengan nama Rumus Euler.

(Universitas Riau)

Transformasi Elementer

9 / 19

Transformasi Elementer
Fungsi Eksponensial

Denition
Fungsi eksponensial didenisikan sebagai
e z = e x (cos y + i sin y )
dimana z = x + iy .
Jika y = 0 maka
ez = ex
Jika x = 0 maka
e iy = cos y + i sin y
Rumus ini dikenal dengan nama Rumus Euler.
Dalam koordinat kutub, berlaku
z = r (cos t + i sin t ) = re it
(Universitas Riau)

Transformasi Elementer

9 / 19

Transformasi Elementer
Fungsi Eksponensial

Sifat-sifat fungsi eksponensial e z


1
2

e z 6= 0, z 2 C.
e0 = 1

e z +w = e z e w

ez

5
6
7

= e z /e w
ez = ez
e z = e z +2i
Jika z = x + iy , maka je z j = e x dan arg(e z ) = y .

(Universitas Riau)

Transformasi Elementer

10 / 19

Transformasi Elementer
Fungsi Eksponensial

Example
Tentukan semua akar persamaan e z =

i .

Perhatikan bahwa
e z = e x cos y + ie x sin y

(Universitas Riau)

Transformasi Elementer

11 / 19

Transformasi Elementer
Fungsi Eksponensial

Example
Tentukan semua akar persamaan e z =

i .

Perhatikan bahwa
e z = e x cos y + ie x sin y
Sehingga
e x cos y + ie x sin y =

(Universitas Riau)

Transformasi Elementer

11 / 19

Transformasi Elementer
Fungsi Eksponensial

Example
Tentukan semua akar persamaan e z =

i .

Perhatikan bahwa
e z = e x cos y + ie x sin y
Sehingga
e x cos y + ie x sin y =

Jadi,
e x cos y = 0 dan e x sin y =

(Universitas Riau)

Transformasi Elementer

11 / 19

Transformasi Elementer
Fungsi Eksponensial

Example
Tentukan semua akar persamaan e z =

i .

Perhatikan bahwa
e z = e x cos y + ie x sin y
Sehingga
e x cos y + ie x sin y =

Jadi,
e x cos y = 0 dan e x sin y =
Karena e x 6= 0, maka haruslah cos y = 0, sehingga y =
bulat.

(Universitas Riau)

Transformasi Elementer

+ k, dengan k bilangan

11 / 19

Transformasi Elementer
Fungsi Eksponensial

Example
Tentukan semua akar persamaan e z =

i .

Perhatikan bahwa
e z = e x cos y + ie x sin y
Sehingga
e x cos y + ie x sin y =

Jadi,
e x cos y = 0 dan e x sin y =

Karena e x 6= 0, maka haruslah cos y = 0, sehingga y = + k, dengan k bilangan


bulat.
Selanjutnya jika cos y = 0, maka sin y = 1 dan agar e x sin y = 1 haruslah sin y =
sehingga
3

y=
+ 2k =
+ 2k, k bilangan bulat.
2
2

(Universitas Riau)

Transformasi Elementer

11 / 19

Transformasi Elementer
Fungsi Eksponensial

Example
Tentukan semua akar persamaan e z =

i .

Perhatikan bahwa
e z = e x cos y + ie x sin y
Sehingga
e x cos y + ie x sin y =

Jadi,
e x cos y = 0 dan e x sin y =

Karena e x 6= 0, maka haruslah cos y = 0, sehingga y = + k, dengan k bilangan


bulat.
Selanjutnya jika cos y = 0, maka sin y = 1 dan agar e x sin y = 1 haruslah sin y =
sehingga
3

y=
+ 2k =
+ 2k, k bilangan bulat.
2
2
Jadi, solusinya adalah

z=
+ 2k i
2

(Universitas Riau)

Transformasi Elementer

11 / 19

Transformasi Elementer
Fungsi Logaritmik

Misalkan kita ingin mendenisikan fungsi logaritma bilangan kompleks


(log z) dengan mempertahankan sifat-sifat logaritma bilangan real
yang telah kita ketahui.

(Universitas Riau)

Transformasi Elementer

12 / 19

Transformasi Elementer
Fungsi Logaritmik

Misalkan kita ingin mendenisikan fungsi logaritma bilangan kompleks


(log z) dengan mempertahankan sifat-sifat logaritma bilangan real
yang telah kita ketahui.
Sifat-sifat yang ingin kita pertahankan adalah :

(Universitas Riau)

Transformasi Elementer

12 / 19

Transformasi Elementer
Fungsi Logaritmik

Misalkan kita ingin mendenisikan fungsi logaritma bilangan kompleks


(log z) dengan mempertahankan sifat-sifat logaritma bilangan real
yang telah kita ketahui.
Sifat-sifat yang ingin kita pertahankan adalah :
Jika z bilangan real, maka log z = ln z

(Universitas Riau)

Transformasi Elementer

12 / 19

Transformasi Elementer
Fungsi Logaritmik

Misalkan kita ingin mendenisikan fungsi logaritma bilangan kompleks


(log z) dengan mempertahankan sifat-sifat logaritma bilangan real
yang telah kita ketahui.
Sifat-sifat yang ingin kita pertahankan adalah :
Jika z bilangan real, maka log z = ln z
log(zw ) = log z + log w

(Universitas Riau)

Transformasi Elementer

12 / 19

Transformasi Elementer
Fungsi Logaritmik

Misalkan kita ingin mendenisikan fungsi logaritma bilangan kompleks


(log z) dengan mempertahankan sifat-sifat logaritma bilangan real
yang telah kita ketahui.
Sifat-sifat yang ingin kita pertahankan adalah :
Jika z bilangan real, maka log z = ln z
log(zw ) = log z + log w
log(z n ) = n log z

(Universitas Riau)

Transformasi Elementer

12 / 19

Transformasi Elementer
Fungsi Logaritmik

Misalkan kita ingin mendenisikan fungsi logaritma bilangan kompleks


(log z) dengan mempertahankan sifat-sifat logaritma bilangan real
yang telah kita ketahui.
Sifat-sifat yang ingin kita pertahankan adalah :
Jika z bilangan real, maka log z = ln z
log(zw ) = log z + log w
log(z n ) = n log z
Dengan mempertahankan sifat ini, kita peroleh
log z = log(re it ) = ln jz j + i arg z

(Universitas Riau)

Transformasi Elementer

12 / 19

Transformasi Elementer
Fungsi Logaritmik

Misalkan kita ingin mendenisikan fungsi logaritma bilangan kompleks


(log z) dengan mempertahankan sifat-sifat logaritma bilangan real
yang telah kita ketahui.
Sifat-sifat yang ingin kita pertahankan adalah :
Jika z bilangan real, maka log z = ln z
log(zw ) = log z + log w
log(z n ) = n log z
Dengan mempertahankan sifat ini, kita peroleh
log z = log(re it ) = ln jz j + i arg z

Denition
Fungsi logaritma bilangan kompleks didenisikan sebagai
log z = ln jz j + i arg z, z 6= 0.
(Universitas Riau)

Transformasi Elementer

12 / 19

Transformasi Elementer
Fungsi Logaritmik

Denition
Fungsi logaritma bilangan kompleks didenisikan sebagai
log z = ln jz j + i arg z, z 6= 0.
Fungsi logaritma mempunyai nilai yang tidak tunggal karena nilai
arg z yang periodik.

(Universitas Riau)

Transformasi Elementer

13 / 19

Transformasi Elementer
Fungsi Logaritmik

Denition
Fungsi logaritma bilangan kompleks didenisikan sebagai
log z = ln jz j + i arg z, z 6= 0.
Fungsi logaritma mempunyai nilai yang tidak tunggal karena nilai
arg z yang periodik.
Jika R bilangan real positif, maka arg R = 2k sehingga
log R = ln R + 2ki

(Universitas Riau)

Transformasi Elementer

13 / 19

Transformasi Elementer
Fungsi Logaritmik

Examples
1

log i = ln ji j + i arg(i ) = ln 1 + i (

(Universitas Riau)

+ 2k ) = i ( + 2k )
2
2

Transformasi Elementer

14 / 19

Transformasi Elementer
Fungsi Logaritmik

Examples
1
2

+ 2k ) = i ( + 2k )
2
2
log 2 = ln j2j + i arg(2) = ln 2 + 2ki
log i = ln ji j + i arg(i ) = ln 1 + i (

(Universitas Riau)

Transformasi Elementer

14 / 19

Transformasi Elementer
Fungsi Logaritmik

Examples
1
2

+ 2k ) = i ( + 2k )
2
2
log 2 = ln j2j + i arg(2) = ln 2 + 2ki
3
log( ei ) = ln j ei j + i arg( ei ) = ln e + i (
+ 2k ) =
2
3
1 + i(
+ 2k )
2
log i = ln ji j + i arg(i ) = ln 1 + i (

(Universitas Riau)

Transformasi Elementer

14 / 19

Transformasi Elementer
Fungsi Logaritmik

Examples
1
2

+ 2k ) = i ( + 2k )
2
2
log 2 = ln j2j + i arg(2) = ln 2 + 2ki
3
log( ei ) = ln j ei j + i arg( ei ) = ln e + i (
+ 2k ) =
2
3
1 + i(
+ 2k )
2
log( 1) = ln j 1j + i arg( 1) = ln 1 + i ( + 2k ) = i ( + 2k )
log i = ln ji j + i arg(i ) = ln 1 + i (

(Universitas Riau)

Transformasi Elementer

14 / 19

Transformasi Elementer
Fungsi Logaritmik

Sifat-sifat log z
1

log(zw ) = log z + log w

log(z/w ) = log z

log e z = z

e log z = z

log(z p ) = p log z

(Universitas Riau)

log w

Transformasi Elementer

15 / 19

Transformasi Elementer
Fungsi Logaritmik

Example
Tentukan akar-akar persamaan e z +1 =

2.

Solusi :

(Universitas Riau)

Transformasi Elementer

16 / 19

Transformasi Elementer
Fungsi Logaritmik

Example
Tentukan akar-akar persamaan e z +1 =

2.

Solusi :
Dengan memanfaatkan sifat logaritma, kita peroleh
log(e z +1 ) = log( 2)
z + 1 = ln j 2j + i arg( 2)

= ln(2) + i ( + 2k )
z = ln(2) 1 + i ( + 2k )

(Universitas Riau)

Transformasi Elementer

16 / 19

Transformasi Elementer
Fungsi Logaritmik
Nilai log z tidak tunggal sehingga ini tidak mendenisikan suatu fungsi.

(Universitas Riau)

Transformasi Elementer

17 / 19

Transformasi Elementer
Fungsi Logaritmik
Nilai log z tidak tunggal sehingga ini tidak mendenisikan suatu fungsi.
Agar menjadi fungsi, kita denisikan nilai utama log z sebagai
Log z = ln jz j + i Arg (z ), z 6= 0,

(Universitas Riau)

Transformasi Elementer

< Arg z

17 / 19

Transformasi Elementer
Fungsi Logaritmik
Nilai log z tidak tunggal sehingga ini tidak mendenisikan suatu fungsi.
Agar menjadi fungsi, kita denisikan nilai utama log z sebagai
Log z = ln jz j + i Arg (z ), z 6= 0,

< Arg z

Denition
Fungsi logaritmik didenisikan sebagai
f (z ) = Log z = ln jz j + i Arg (z )
Dalam bentuk kutub ditulis
f (z ) = ln r + it,

(Universitas Riau)

<t

Transformasi Elementer

17 / 19

Transformasi Elementer
Fungsi Logaritmik
Nilai log z tidak tunggal sehingga ini tidak mendenisikan suatu fungsi.
Agar menjadi fungsi, kita denisikan nilai utama log z sebagai
Log z = ln jz j + i Arg (z ), z 6= 0,

< Arg z

Denition
Fungsi logaritmik didenisikan sebagai
f (z ) = Log z = ln jz j + i Arg (z )
Dalam bentuk kutub ditulis
f (z ) = ln r + it,

<t

log z dan Log z mempunyai hubungan


log z = Log z + 2ki, k 2 Z

(Universitas Riau)

Transformasi Elementer

17 / 19

Transformasi Elementer
Fungsi Logaritmik
Nilai log z tidak tunggal sehingga ini tidak mendenisikan suatu fungsi.
Agar menjadi fungsi, kita denisikan nilai utama log z sebagai
Log z = ln jz j + i Arg (z ), z 6= 0,

< Arg z

Denition
Fungsi logaritmik didenisikan sebagai
f (z ) = Log z = ln jz j + i Arg (z )
Dalam bentuk kutub ditulis
f (z ) = ln r + it,

<t

log z dan Log z mempunyai hubungan


log z = Log z + 2ki, k 2 Z
Turunan fungsi logaritmik adalah
d
1
[Log z ] =
dz
z

(Universitas Riau)

Transformasi Elementer

17 / 19

Transformasi Elementer
Fungsi Trigonometrik dan Hiperbolik

Denitions
Fungsi trigonometrik didenisikan sebagai
sin z

cos z

tan z

1 iz
e
e iz
2i
1 iz
e + e iz
2
sin z
1
1
1
, cot z =
, sec z =
, csc z =
cos z
tan z
cos z
sin z

(Universitas Riau)

Transformasi Elementer

18 / 19

Transformasi Elementer
Fungsi Trigonometrik dan Hiperbolik

Denition
Fungsi hiperbolik didenisikan sebagai
sinh z

cosh z

tanh z

1 z
e
e z
2
1 z
e +e z
2
sinh z
1
1
1
, coth z =
, sech z =
, csch z =
cosh z
tanh z
cosh z
sinh z

(Universitas Riau)

Transformasi Elementer

19 / 19

Fungsi Peubah Kompleks

Jurusan Matematika
FMIPA
Universitas Riau

(Universitas Riau)

Transformasi Elementer

1 / 10

Sifat-sifat Transformasi Elementer

Transformasi Linier

Transformasi Pangkat

(Universitas Riau)

Transformasi Elementer

2 / 10

Transformasi Linier
Transformasi Linier adalah transformasi yang berbentuk
w = az + b

(Universitas Riau)

Transformasi Elementer

3 / 10

Transformasi Linier
Transformasi Linier adalah transformasi yang berbentuk
w = az + b
Untuk melihat sifat transformasi linier, perhatikan dua pemetaan
= az

(Universitas Riau)

Transformasi Elementer

3 / 10

Transformasi Linier
Transformasi Linier adalah transformasi yang berbentuk
w = az + b
Untuk melihat sifat transformasi linier, perhatikan dua pemetaan
= az
Dilanjutkan dengan pemetaan
w = +b

(Universitas Riau)

Transformasi Elementer

3 / 10

Transformasi Linier
Transformasi Linier adalah transformasi yang berbentuk
w = az + b
Untuk melihat sifat transformasi linier, perhatikan dua pemetaan
= az
Dilanjutkan dengan pemetaan
w = +b
Oleh pemetaan pertama, titik z dipetakan ke titik az yang memenuhi

j j = jaj jz j dan arg = arg a + arg z

(Universitas Riau)

Transformasi Elementer

3 / 10

Transformasi Linier
Transformasi Linier adalah transformasi yang berbentuk
w = az + b
Untuk melihat sifat transformasi linier, perhatikan dua pemetaan
= az
Dilanjutkan dengan pemetaan
w = +b
Oleh pemetaan pertama, titik z dipetakan ke titik az yang memenuhi

j j = jaj jz j dan arg = arg a + arg z


Yaitu diregangkan dengan faktor jaj dan diputar sebesar sudut arg a.

(Universitas Riau)

Transformasi Elementer

3 / 10

Transformasi Linier
Transformasi Linier adalah transformasi yang berbentuk
w = az + b
Untuk melihat sifat transformasi linier, perhatikan dua pemetaan
= az
Dilanjutkan dengan pemetaan
w = +b
Oleh pemetaan pertama, titik z dipetakan ke titik az yang memenuhi

j j = jaj jz j dan arg = arg a + arg z


Yaitu diregangkan dengan faktor jaj dan diputar sebesar sudut arg a.
Kemudian hasil dari pemetaan ini akan geser sejauh b oleh pemataan
w = +b
(Universitas Riau)

Transformasi Elementer

3 / 10

Transformasi Linier
Misalkan diketahui pemetaan linier
w = 2iz + (2

(Universitas Riau)

Transformasi Elementer

i)

4 / 10

Transformasi Linier
Misalkan diketahui pemetaan linier
w = 2iz + (2

i)

Kita akan menentukan peta dari suatu segitiga dengan titik sudut
z1 =

(Universitas Riau)

1
2

+ 12 i,

z2 = 1 + i,

Transformasi Elementer

z3 =

1
2

+i

4 / 10

Transformasi Linier
Misalkan diketahui pemetaan linier
w = 2iz + (2

i)

Kita akan menentukan peta dari suatu segitiga dengan titik sudut
z1 =

1
2

+ 12 i,

z2 = 1 + i,

z3 =

1
2

+i

Pertama, titik-titik tersebut dipetakan oleh pemetaan


= 2iz

(Universitas Riau)

Transformasi Elementer

4 / 10

Transformasi Linier
Misalkan diketahui pemetaan linier
w = 2iz + (2

i)

Kita akan menentukan peta dari suatu segitiga dengan titik sudut
z1 =

1
2

+ 12 i,

z2 = 1 + i,

z3 =

1
2

+i

Pertama, titik-titik tersebut dipetakan oleh pemetaan


= 2iz
Yaitu diregangkan dengan faktor j2i j = 2 dan diputar sebesar sudut
arg(2i ) = 2 yang menghasilkan titik
1 =

(Universitas Riau)

1 + i,

2 =

2 + 2i,

Transformasi Elementer

3 =

4 / 10

Transformasi Linier
Misalkan diketahui pemetaan linier
w = 2iz + (2

i)

Kita akan menentukan peta dari suatu segitiga dengan titik sudut
z1 =

1
2

+ 12 i,

z2 = 1 + i,

z3 =

1
2

+i

Pertama, titik-titik tersebut dipetakan oleh pemetaan


= 2iz
Yaitu diregangkan dengan faktor j2i j = 2 dan diputar sebesar sudut
arg(2i ) = 2 yang menghasilkan titik
1 =

1 + i,

2 =

2 + 2i,

3 =

Dilanjutkan dengan pemetaan


w = + (2

(Universitas Riau)

Transformasi Elementer

i)

4 / 10

Transformasi Linier
Misalkan diketahui pemetaan linier
w = 2iz + (2

i)

Kita akan menentukan peta dari suatu segitiga dengan titik sudut
z1 =

1
2

+ 12 i,

z2 = 1 + i,

1
2

z3 =

+i

Pertama, titik-titik tersebut dipetakan oleh pemetaan


= 2iz
Yaitu diregangkan dengan faktor j2i j = 2 dan diputar sebesar sudut
arg(2i ) = 2 yang menghasilkan titik
1 =

1 + i,

2 =

2 + 2i,

3 =

Dilanjutkan dengan pemetaan


w = + (2
Setiap titik 1 , 2 , 3 digeser sejauh (2
(Universitas Riau)

w1 =

1,

w2 = i,

Transformasi Elementer

i)
i ) yang menghasilkan
w3 =

2i

4 / 10

Transformasi Linier

Dengan cara yang sama, tentukan peta dari segiempat yang


mempunyai titik sudut
z1 = 0,

z2 = 1,

z3 = 1

i,

z4 =

Oleh pemetaan
w = 2iz + (2

(Universitas Riau)

Transformasi Elementer

i)

5 / 10

Transformasi Linier

Dengan cara yang sama, tentukan peta dari segiempat yang


mempunyai titik sudut
z1 = 0,

z2 = 1,

z3 = 1

i,

z4 =

Oleh pemetaan
w = 2iz + (2

i)

Hasil pemetaannya adalah


w1 = 2

(Universitas Riau)

i,

w2 = 2 + i,

z3 = 4 + i,

Transformasi Elementer

z4 = 4

5 / 10

Transformasi Linier
Example
Perhatikan pemetaan linier
w = 2iz + 1 + i
Pada pemetaan ini, setiap titik akan :

diputar dengan sudut arg(2i ) =


2

Selanjutnya,

(Universitas Riau)

Transformasi Elementer

6 / 10

Transformasi Linier
Example
Perhatikan pemetaan linier
w = 2iz + 1 + i
Pada pemetaan ini, setiap titik akan :

diputar dengan sudut arg(2i ) =


2
diregangkan dengan faktor j2i j = 2
Selanjutnya,

(Universitas Riau)

Transformasi Elementer

6 / 10

Transformasi Linier
Example
Perhatikan pemetaan linier
w = 2iz + 1 + i
Pada pemetaan ini, setiap titik akan :

diputar dengan sudut arg(2i ) =


2
diregangkan dengan faktor j2i j = 2
digeser sejauh 1 + i

Selanjutnya,

(Universitas Riau)

Transformasi Elementer

6 / 10

Transformasi Linier
Example
Perhatikan pemetaan linier
w = 2iz + 1 + i
Pada pemetaan ini, setiap titik akan :

diputar dengan sudut arg(2i ) =


2
diregangkan dengan faktor j2i j = 2
digeser sejauh 1 + i

Selanjutnya,
Untuk titik P = 1 + 2i oleh pemetaan linier ini akan

(Universitas Riau)

Transformasi Elementer

6 / 10

Transformasi Linier
Example
Perhatikan pemetaan linier
w = 2iz + 1 + i
Pada pemetaan ini, setiap titik akan :

diputar dengan sudut arg(2i ) =


2
diregangkan dengan faktor j2i j = 2
digeser sejauh 1 + i

Selanjutnya,
Untuk titik P = 1 + 2i oleh pemetaan linier ini akan
diputar dengan sudut

(Universitas Riau)

menghasilkan titik P 0 =
2

Transformasi Elementer

2+i

6 / 10

Transformasi Linier
Example
Perhatikan pemetaan linier
w = 2iz + 1 + i
Pada pemetaan ini, setiap titik akan :

diputar dengan sudut arg(2i ) =


2
diregangkan dengan faktor j2i j = 2
digeser sejauh 1 + i

Selanjutnya,
Untuk titik P = 1 + 2i oleh pemetaan linier ini akan

menghasilkan titik P 0 = 2 + i
2
diregangkan dengan faktor 2 menjadi P 00 = 4 + 2i
diputar dengan sudut

(Universitas Riau)

Transformasi Elementer

6 / 10

Transformasi Linier
Example
Perhatikan pemetaan linier
w = 2iz + 1 + i
Pada pemetaan ini, setiap titik akan :

diputar dengan sudut arg(2i ) =


2
diregangkan dengan faktor j2i j = 2
digeser sejauh 1 + i

Selanjutnya,
Untuk titik P = 1 + 2i oleh pemetaan linier ini akan

menghasilkan titik P 0 = 2 + i
2
diregangkan dengan faktor 2 menjadi P 00 = 4 + 2i
digeser sejauh 1 + i menjadi P 000 = 3 + 3i
diputar dengan sudut

(Universitas Riau)

Transformasi Elementer

6 / 10

Transformasi Linier
Example
Perhatikan pemetaan linier
w = 2iz + 1 + i
Untuk penggal garis
S : arg z =

,
4

1 < jz j < 2

oleh pemetaan linier ini akan

(Universitas Riau)

Transformasi Elementer

7 / 10

Transformasi Linier
Example
Perhatikan pemetaan linier
w = 2iz + 1 + i
Untuk penggal garis
S : arg z =

,
4

1 < jz j < 2

oleh pemetaan linier ini akan


diputar dengan sudut

menghasilkan titik
2
S 0 : arg =

(Universitas Riau)

3
,
4

1 < j j < 2

Transformasi Elementer

7 / 10

Transformasi Linier
Example
Perhatikan pemetaan linier
w = 2iz + 1 + i
Untuk penggal garis
S : arg z =

,
4

1 < jz j < 2

oleh pemetaan linier ini akan


diputar dengan sudut

menghasilkan titik
2
S 0 : arg =

3
,
4

1 < j j < 2

3
,
4

2 < j j < 4

diregangkan dengan faktor 2 menjadi


S 00 : arg =

(Universitas Riau)

Transformasi Elementer

7 / 10

Transformasi Linier
Example
Perhatikan pemetaan linier
w = 2iz + 1 + i
Untuk penggal garis
S : arg z =

,
4

1 < jz j < 2

oleh pemetaan linier ini akan


diputar dengan sudut

menghasilkan titik
2
S 0 : arg =

3
,
4

1 < j j < 2

3
,
4

2 < j j < 4

diregangkan dengan faktor 2 menjadi


S 00 : arg =
digeser sejauh 1 + i menjadi
S 00 : arg [w

(Universitas Riau)

(1 + i )] =

3
,
4

2 < jw

Transformasi Elementer

(1 + i )j < 4

7 / 10

Transformasi Linier
Example
Perhatikan pemetaan linier
w = 2iz + 1 + i
Untuk busur lingkaran
A : jz j = 2,

3
3
< arg z <
4
2

oleh pemetaan linier ini akan

(Universitas Riau)

Transformasi Elementer

8 / 10

Transformasi Linier
Example
Perhatikan pemetaan linier
w = 2iz + 1 + i
Untuk busur lingkaran
A : jz j = 2,

3
3
< arg z <
4
2

oleh pemetaan linier ini akan


diputar dengan sudut

menghasilkan titik
2
A0 : j j = 2,

(Universitas Riau)

5
< arg < 2
4

Transformasi Elementer

8 / 10

Transformasi Linier
Example
Perhatikan pemetaan linier
w = 2iz + 1 + i
Untuk busur lingkaran
A : jz j = 2,

3
3
< arg z <
4
2

oleh pemetaan linier ini akan


diputar dengan sudut

menghasilkan titik
2
A0 : j j = 2,

5
< arg < 2
4

diregangkan dengan faktor 2 menjadi


A00 : j j = 4,

(Universitas Riau)

5
< arg < 2
4

Transformasi Elementer

8 / 10

Transformasi Linier
Example
Perhatikan pemetaan linier
w = 2iz + 1 + i
Untuk busur lingkaran
A : jz j = 2,

3
3
< arg z <
4
2

oleh pemetaan linier ini akan


diputar dengan sudut

menghasilkan titik
2
A0 : j j = 2,

5
< arg < 2
4

diregangkan dengan faktor 2 menjadi


A00 : j j = 4,

5
< arg < 2
4

(1 + i )j = 4,

5
< arg [w
4

digeser sejauh 1 + i menjadi


A000 : jw

(Universitas Riau)

Transformasi Elementer

(1 + i )] < 2

8 / 10

Transformasi Linier
Example
Perhatikan pemetaan linier
w = 2iz + 1 + i
Untuk garis tegak
L : R (z ) =

1
2

oleh pemetaan linier ini akan

(Universitas Riau)

Transformasi Elementer

9 / 10

Transformasi Linier
Example
Perhatikan pemetaan linier
w = 2iz + 1 + i
Untuk garis tegak
L : R (z ) =

1
2

oleh pemetaan linier ini akan


diputar dengan sudut

menghasilkan titik
2
L0 : I ( ) =

(Universitas Riau)

1
2

Transformasi Elementer

9 / 10

Transformasi Linier
Example
Perhatikan pemetaan linier
w = 2iz + 1 + i
Untuk garis tegak
L : R (z ) =

1
2

oleh pemetaan linier ini akan


diputar dengan sudut

menghasilkan titik
2
L0 : I ( ) =

1
2

diregangkan dengan faktor 2 menjadi


L00 : I ( ) = 1

(Universitas Riau)

Transformasi Elementer

9 / 10

Transformasi Linier
Example
Perhatikan pemetaan linier
w = 2iz + 1 + i
Untuk garis tegak
L : R (z ) =

1
2

oleh pemetaan linier ini akan


diputar dengan sudut

menghasilkan titik
2
L0 : I ( ) =

1
2

diregangkan dengan faktor 2 menjadi


L00 : I ( ) = 1
digeser sejauh 1 + i menjadi
L000 : I (w ) = 2

(Universitas Riau)

Transformasi Elementer

9 / 10

Transformasi Linier
Example
Perhatikan pemetaan linier
w = 2iz + 1 + i
Untuk garis tegak
L : R (z ) =

1
2

oleh pemetaan linier ini akan


diputar dengan sudut

menghasilkan titik
2
L0 : I ( ) =

1
2

diregangkan dengan faktor 2 menjadi


L00 : I ( ) = 1
digeser sejauh 1 + i menjadi
L000 : I (w ) = 2

Persamaan garis tegak ini juga dapat dituliskan sebagai


L:z =

(Universitas Riau)

1
+ iy
2

Transformasi Elementer

9 / 10

Transformasi Linier
Example
Perhatikan pemetaan linier
w = 2iz + 1 + i
Untuk garis tegak
L : R (z ) =

1
2

oleh pemetaan linier ini akan


diputar dengan sudut

menghasilkan titik
2
L0 : I ( ) =

1
2

diregangkan dengan faktor 2 menjadi


L00 : I ( ) = 1
digeser sejauh 1 + i menjadi
L000 : I (w ) = 2

Persamaan garis tegak ini juga dapat dituliskan sebagai


L:z =

1
+ iy
2

Apabila garis ini dipetakan, akan menghasilkan


w = (1

2y ) + 2i, atau I (w ) = 2

sama dengan hasil yang kita peroleh sebelumnya.


(Universitas Riau)

Transformasi Elementer

9 / 10

Transformasi Pangkat
Transformasi pangkat berbentuk
w = zn,

n = 2, 3, 4,

dapat ditulis dalam bentuk polar


w = r n (cos nt + i sin nt )

(Universitas Riau)

Transformasi Elementer

10 / 10

Transformasi Pangkat
Transformasi pangkat berbentuk
w = zn,

n = 2, 3, 4,

dapat ditulis dalam bentuk polar


w = r n (cos nt + i sin nt )
Perhatikan bahwa jika

jz j = r dan arg(z ) = t
maka

jw j = r n dan arg(w ) = nt

(Universitas Riau)

Transformasi Elementer

10 / 10

Transformasi Pangkat
Transformasi pangkat berbentuk
w = zn,

n = 2, 3, 4,

dapat ditulis dalam bentuk polar


w = r n (cos nt + i sin nt )
Perhatikan bahwa jika

jz j = r dan arg(z ) = t
maka

jw j = r n dan arg(w ) = nt

Example
Oleh transformasi w = z 3 , titik z = 2 cis
(Universitas Riau)

Transformasi Elementer

dipetakan ke w = 8 cis
10 / 10

Anda mungkin juga menyukai