Latar belakang
Sistem koloid merupakan suatu bentuk campuran dua atau lebih zat yang
bersifat homogen namun memiliki ukuran partikel terdispersi yang cukup besar (1 100 nm), sehingga terkena efek Tyndall. Bersifat homogen berarti partikel terdispersi
tidak terpengaruh oleh gaya gravitasi atau gaya lain yang dikenakan kepadanya;
sehingga tidak terjadi pengendapan, misalnya. Sifat homogen ini juga dimiliki oleh
larutan, namun tidak dimiliki oleh campuran biasa (suspensi).
Koloid mudah dijumpai di mana-mana: susu, agar-agar, tinta, sampo, serta awan
merupakan contoh-contoh koloid yang dpat dijumpai sehari-hari. Sitoplasma dalam
sel juga merupakan sistem koloid. Kimia koloid menjadi kajian tersendiri dalam kimia
industri karena kepentingannya.
Era globalisasi merupakan era atau zaman yang mengedepankan industri. Sehingga,
tidak mengherankan jika di era globalisasi ini, dunia industri berkembang semakin
pesat. Hal ini dapat dilihat dari menjamurnya berbagai macam perusahaan di bidang
industri dewasa ini. Perkembangan industri yang semakin pesat ini tidak lepas dari
dukungan berbagai faktor, seperti sumber daya alam (S D A), sumber daya manusia
(S D M), serta ilmu pengetahuan dan teknologi (I P T E K). Dengan perpaduan ketiga
faktor di atas yang bekerja secara sinergis dan continue, maka akan dapat
menciptakan
suatu
kemajuan
yang
tentunya
tingkat
kesejahteraan masyarakat.
Industri yang berkembang saat ini tidak terlepas dari bantuan dari berbagai ilmu
pengetahuan. Salah satu contoh industri yang ada adalah industri cat. Dalam industri
cat ini, salah satu cabang ilmu pengetahuan yang digunakan adalah ilmu kimia.
Cabang ilmu kimia yang diaplikasikan dalam industri cat adalah penerapan konsep
sistem koloid. Dimana, dalam cat ini ada 2 (dua) fase zat yang bercampur menjadi
satu. Partikel-partikel yang bercampur tidak dapat diamati dengan mata telanjang,
melainkan harus menggunakan suatu alat bantu yang berupa mikroskop ultra. Dalam
hal ini, fase zat yang terdispersi adalah zat padat dan zat cair sebagai medium
pendispersinya. Pada pencampuran dua zat yang berbeda fase ini tidak terjadi
pengendapan. Sehingga konsep sistem koloid ini sangat tepat digunakan dalam
industri cat.
Lebih jauh, konsep sistem koloid yang diterapkan dalam dunia industri tidak hanya
sebatas zat padat yang terdispersi dalam medium pendispersi yang berupa zat cair.
Berbagai jenis sistem koloid telah diterapkan di dunia industri dan hasilnya terciptalah
berbagai produk industri yang bisa dinikmati, seperti susu, kerupuk, mentega, dan
lain sebagainya. Jadi sistem koloid sangat berguna bagi kehidupan manusia.
Dalam dunia industri, kadangkala dijumpai suatu bahan yang tidak dapat larut
dalam suatu pelarut. Oleh karena itu, untuk membuat bahan tersebut stabil (dapat
larut) diterapkanlah konsep sistem koloid ini. Hal ini karena koloid mempunyai gerak
Brown. Sifat inilah yang menyebabkan suatu bahan yang tidak stabil menjadi stabil.
Karena partikel-partikel bergerak terus-menerus, maka partikel-partikel koloid dapat
mengimbangi gaya grafitasi sehingga tidak mengalami sedimentasi (pengendapan).
Sehingga, pembelajaran dan pemahaman mengenai berbagai jenis sistem koloid,
khususnya yang diaplikasikan dalam dunia industri sangat diperlukan untuk
menunjang kemajuan dunia perindustrian.
1.3
Tujuan Penulisan
1.
2.
3.
4.
PETA KONSEP
2.1.1 Suspensi
Merupakan suatu sisem dispersi dengan partikel yang berukuran relative
besar tersebar merata di dalam medium pendispersinya. Pada umumnya sistem
dispersi merupakan campuran yang heterogen.
Sebagai contoh adalah endapan hasil reaksi atau pasir yang dicampur dengan air.
Dalam sistem dispersi tersebut partikel-partikel terdispersi dapat diamati dengan
mikroskop atau bahkan dengan mata telanjang.
Suspensi merupakan sistem disperse yang tidak stabil, sehingga bila tidak diaduk
secara terus menerus akan mengendap akibat gaya gravitasi bumi. Cepat lambatnya
suspensi mengendap tergantung besar kecilnya ukuran partikel zat terdispersi.
Semakin besar ukuran partikel tersuspensi semakin cepat proses pengendapan
terjadi. Pemisahan suspensi dapat dilakukan dengan proses penyaringan (filtrasi).
2.1.2 Larutan
Larutan merupakan sistem disperse yang ukuran partikel-partikelnya sangat
kecil sehingga tidak dapat dibedakan (diamati) antara partikel pendispersi dengan
partikel terdispersi walaupun menggunakan maikroskop dengan tingkat pembesaran
yang tinggi mikroskop ultra).
Tingkatan ukuran partikel larutan adalah molekul atau ion-ion sehingga larutan
merupakan campuran yang homogen dan sukar dipisahkan dengan penyaringan dan
sentrifuge.
Oleh karena ukuran partikel zat terdispersi dengan medium pendispersinya hamper
sama maka sifat zat terdispersi dalam arutan akan terpengaruh (berubah) dengan
adanya zat terdispersi. Bila ke dalam air ditambahkan garam dapur maka air akan
membeku dibawah 00C, semakin banyak garam yang ditambahkan semakin besar
penurunan titik bekunya.
2.1.3
Koloid
Koloid berasal dari kata kolia yang dalam bahasa Yunani berarti lem. Koloid
merupakan suatu bentuk campuran (sistem dispersi) dua atau lebih zat yang bersifat
homogen namun memiliki ukuran partikel terdispersi yang cukup besar (1 100 nm),
sehingga terkena efek Tyndall. Bersifat homogen berarti partikel terdispersi tidak
terpengaruh oleh gaya gravitasi atau gaya lain yang dikenakan kepadanya; sehingga
tidak dijumpai pengendapan, misalnya. Sifat homogen ini juga dimiliki oleh larutan,
namun tidak dimiliki oleh campuran biasa (suspensi).
Bebrapa koloid dapat terpisah bila didiamkan dalam waktu yang relatif ama meskipun
tidak semuanya, misalnya koloid belerang dalam air dan santan. Beberapa koloid lain
yang sukar terpisah misalnya lem, cat dan tinta.
Perbedaan secara umum antara suspensi, koloid dan larutan
ASPEK
LARUTAN
KOLOID
SUSPENSI
(Dispersi Molekuler)
(Dispersi Koloid)
(Dispersi Kasar)
Bentuk
Homogen
Tampak homogen
Heterogen
campuran
Kestabilan
Stabil
Stabil
Tidak stabil
Pengamatan Homogen
Heterogen
Heterogen
mikroskop
Jumlah fase
Satu
Dua
Dua
Sistem
Molekuler
Padatan halus
Padatan kasar
disperse
Pemisahan
Tidak
dapat
dengan cara
dgn
kertas
penyaringan
Ukuran
atau 1 nm -
100 nm
Partikel
Contoh
alkohol,
pasir
air,
air
dengan
udara,
yang
dalam
larutan zat
digunakan
kopi,
Ada kehidupan sehari-hari ini, sering kita temui beberapa produk yang merupakan
campuran dari beberapa zat, tetapi zat tersebut dapat bercampur secara merata/
homogen. Misalnya saja saat ibu membuatkan susu untuk adik, serbuk/ tepung susu
bercampur secara merata dengan air panas. Produk-produk seperti itu adalah sistem
koloid.
Koloid adalah suatu campuran zat heterogen (dua fase) antara dua zat atau lebih di
mana partikel-partikel zat yang berukuran koloid (fase terdispersi/yang dipecah)
tersebar secara merata di dalam zat lain (medium pendispersi/ pemecah). Ukuran
partikel koloid berkisar antara 1-100 nm. Ukuran yang dimaksud dapat berupa
diameter, panjang, lebar, maupun tebal dari suatu partikel. Contoh lain dari sistem
koloid adalah adalah tinta, yang terdiri dari serbuk-serbuk warna (padat) dengan
cairan (air). Selain tinta, masih terdapat banyak sistem koloid yang lain, seperti
mayones, hairspray, jelly, dll.
Keadaan koloid atau sistem koloid atau suspensi koloid atau larutan koloid atau
suatu koloid adalah suatu campuran berfasa dua yaitu fasa terdispersi dan fasa
pendispersi dengan ukuran partikel terdispersi berkisar antara 10 -7 sampai dengan
10-4 cm. Besaran partikel yang terdispersi, tidak menjelaskan keadaan partikel
tersebut. Partikel dapat terdiri atas atom, molekul kecil atau molekul yang sangat
besar. Koloid emas terdiri atas partikel-partikel dengan bebagai ukuran, yang masingmasing mengandung jutaan atom emas atau lebih. Koloid belerang terdiri atas
partikel-partikel yang mengandung sekitar seribu molekul S 8. Suatu contoh molekul
yang sangat besar (disebut juga molekul makro) ialah haemoglobin. Berat molekul
dari molekul ini 66800 s.m.a dan mempunyai diameter sekitar 6 x 10 -7.
Sistem koloid tersusun dari fase terdispersi yang tersebar merata dalam
medium pendispersi. Fase terdispersi dan medium pendispersi dapat berupa zat
padat, cair, dan gas. Berdasarkan fase terdispersinya, sistem koloid dapat
dikelompokkan menjadi 3, yaitu:
a. Koloid Sol
Seperti yang telah dijelaskan, sol merupakan jenis koloid dimana fase
terdispersinya merupakan zat padat. Berdasarkan medium pendispersinya,
sol dapat dibagi menjadi:
1) Sol Padat
Sol padat merupakan sol di dalam medium pendispersi padat. Contohnya
adalah paduan logam, gelas berwarna, dan intan hitam.
2) Sol Cair (Sol)
Sol cair merupakan sol di dalam medium pendispersi cair. Contohnya
adalah cat, tinta, tepung dalam air, tanah lmiat, dll.
3) Sol Gas (Aerosol Padat)
Sol gas merupakan sol di dalam medium pendispersi padat. Contohnya
adalah debu di udara, asap pembakaran, dll
b. Koloid Emulsi
Seperti yang telah dijelaskan, emulsi merupakan jenis koloid dimana fase
terdispersinya
merupakan
zat
cair.
Kemudian,
berdasarkan
medium
Demulsifikasi
dan
perusakan
zat
pengelmusi.
Pengenceran
Gel elastic
Gel yang bersifat elastis, yaitu dapat berubah bentuk jika diberi gaya dan
kembali ke bentuk awal jika gaya ditiadakan. Contoh adalah sabun dan
gelatin.
Gel non-elastis
Struktur buih cair dapat berubah jika diberi gaya dari luar
2) Buih Padat
Buih padat adalah sistem koloid dengan fase terdispersi gas dan medium
pendispersi zat padat. Kestabilan buih padat diperoleh dari zat pembuih
(surfaktan). Beberapa buih padat yang kita kenal adalah roti, styrofoam,
batu apung,dll.
Sebagai catatan, tidak terdapat buih gas, dimana medium pendispersi dan
fase terdispersi sama-sama berupa gas. Hal itu karena campuran dari
keduanya tergolong sebagai larutan.
Tabel Pengelompokan Sistem Koloid
No
.
1
Fase
Pendispersi
Padat
Fase
Terdispersi
Padat
Nama
Koloid
Sol Padat
Contoh
Tanah, kaca, lumpur, paduan
logam, gelas warna, intan
Padat
Cair
Emulsi Padat
hitam
Mentega, agar-agar, keju,
jelly
Padat
Gas
Busa Padat
Cair
Padat
Styrofoam
Cat, tinta, pudding, tepung
Sol
Cair
Cair
Emulsi
Cair
Gas
Busa
Gas
Padat
Aerosol Padat
Gas
Cair
Aerosol Cair
pembakaran
Obat semprot, kabut,
hairspray di udara, awan
a. Efek Tyndall
Gerak Brown juga dipengaruhi oleh suhu. Semakin tinggi suhu system koloid,
maka semakin besar energi kinetic yang dimiliki partikel-partikel medium
pendispersinya.
Akibatnya,
gerak
Brown
dari
partikel-partikel
fase
g. Elektroforesis
Elektroferesis
ialah
peristiwa
pemisahan
partikel
koloid
yang
Jika kita atau sebuah industri akan memproduksi suatu produk berbentuk
koloid, bahan bakunya adalah larutan (partikel berukuran kecil) atau suspensi
(partikel berukuran besar). Didasarkan pada bahan bakunya, pembuatan koloid
dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu sebagai berikut.
a. Kondensasi
Kondensasi adalah cara pembuatan koloid dari partikel kecil (larutan)
menjadi partikel koloid. Proses kondensasi ini didasarkan atas reaksi kimia;
yaitu melalui reaksi redoks, reaksi hidrolisis, dekomposisi rangkap, dan
pergantian pelarut.
1) Reaksi Redoks
Contoh :
dengan larutan SO 2 .
Persamaan reaksinya:
2 H 2 S (g) + SO 2 (aq) 2 H 2 O (l) + 3 S (s) (sol belerang)
formalin (HCHO).
Persamaan reaksinya:
2 AuCl 3(aq) + 3 HCHO (aq) + 3H
encer.
Persamaan reaksinya:
AgNO 3 (aq) + NaC1 (aq) AgCl (s) + NaNO 3 (aq)
Sol AgCl
4) Reaksi Pergantian Pelarut
Contoh, pembuatan sol belerang dari larutan belerang dalam alkohol
ditambah dengan air.
Persamaan reaksinya:
S (aq) + alkohol + air S (s) Larutan S sol belerang
b. Dispersi
Dispersi adalah pembuatan partikel koloid dari partikel kasar (suspensi).
Pembuatan koloid dengan dispersi meliputi: cara mekanik, peptisasi, busur
Bredig, dan ultrasonik.
1) Proses Mekanik
Proses mekanik adalah proses pembuatan koloid melalui penggerusan
atau penggilingan (untuk zat padat) serta dengan pengadukan atau
pengocokan (untuk zat cair). Setelah diperoleh partikel yang ukurannya
sesuai dengan ukuran koloid, kemudian didispersikan ke dalam medium
(pendispersinya).
Contoh :
3) Busur Bredig
Busur Bredig ialah alat pemecah zat padatan (logam) menjadi partikel
koloid dengan menggunakan arus listrik tegangan tinggi. Caranya adalah
dengan membuat logam, yang hendak dibuat solnya, menjadi dua kawat
yang berfungsi sebagai elektrode yang dicelupkan ke dalam air; kemudian
diberi loncatan listrik di antara kedua ujung kawat. Logam sebagian akan
meluruh ke dalam air sehingga terbentuk sol logam.
Contoh :
Sol platina, emas atau perak dibuat dengan cara mencelupkan elektrode
logam ke dalam medium pendispersi, misalnya air dengan potensial listrik
tinggi.
4) Suara Ultrasonik
Cara ini hampir sama dengan cara busur Bredig, yaitu sama-sama
untuk pembuatan sol logam. Ka1au busur Bredig menggunakan arus listrik
tegangan tinggi, maka cara ultrasonik menggunakan energi bunyi dengan
frekuensi sangat tinggi, yaitu di atas 20.000 Hz.
yang
bermuatan
positif
melalui
reaksi:
sampai 75.000 volt). Ujung-ujung yang runcing akan mengionkan molekulmolekul dalam udara. Ion-ion tersebut akan diadsorpsi oleh partikel asap dan
menjadi bermuatan. Selanjutnya, partikel bermuatan itu akan tertarik dan
diikat pada elektrode yang lainnya. Pengendap Cottrel ini banyak digunakan
dalam industri untuk dua tujuan, yaitu mencegah polusi udara oleh buangan
beracun dan memperoleh kembali debu yang berharga (misalnya debu
logam).
2. Penggumpalan lateks
Getah karet dihasilkan dari pohon karet atau hevea. Getah karet
merupakan sol, yaitu dispersi koloid fase padat dalam cairan. Karet alam
merupakan zat padat yang molekulnya sangat besar (polimer). Partikel karet
alam terdispersi sebagai partikel koloid dalam sol
dan
terpisah
dari
medium
pendispersinya.
Untuk
disaring ditambah zat kimia, misalnya tawas atau aluminium sulfat dan kapur
agar kotoran menggumpal dan selanjutnya mengendap, dan kaporit atau
kapur klor untuk membasmi bibit-bibit penyakit. Air yang dihasilkan dari
penjernihan itu, apabila akan dipakai sebagai air minum, harus dimasak
terlebih dahulu sampai mendidih beberapa saat lamanya.
Proses pengolahan air tergantung pada mutu baku air (air belum diolah),
namun pada dasarnya melalui 4 tahap pengolahan. Tahap pertama adalah
pengendapan, yaitu air baku dialirkan perlahan-lahan sampai benda-benda
yang tak larut mengendap. Pengendapan ini memerlukan tempat yang luas
dan waktu yang lama. Benda-benda yang berupa koloid
tidak dapat
tahap
kedua,
setelah
suspensi
kasar
terendapkan,
air yang
besi(III)klorida,
Contoh aplikasi
Keju, mentega, susu, saus salad
Krim, pasta gigi, sabun
tubuh
Industri cat
Industri kebutuhan rumah tangga
Cat
Sabun, deterjen
Industri pertanian
Industri farmasi
3.1Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada Bab 2 makalah ini, dapat disimpulkan:
Muatan
partikel
koloid
dapat
ditunjukkan
dengan
Penggumpalan
partikel
koloid
disebut
koagulasi.
Koloid
kondensasi.
Pada
cara
dapat
dispersi,
dibuat
bahan
dengan
kasar
cara
dispersi
dihaluskan
atau
kemudian
3.2 Saran
Koloid merupakan hal yang penting dalam industri , karna sangat banyak
digunakan dalam industri, sebagai contoh yaitu untuk pembuatan kosmetik,
pembuaatan makanan, pembuatan pupuk dll. Oleh sebab itu saya sebagai penulis
mengharapkan agar kita semua untuk mempelajari tentang koloid supaya wawasan
kita semakin bertambah dan mempermudah kita dalam berkehidupan.