Anda di halaman 1dari 2

Penjelasan ilmiah tentang sakit hati

Putus cinta yang biasanya dianalogikan dengan patah hari atau sakit hati ,yang ternyata ada
benarnya juga.Saya memang tidak terbiasa sakit hati atau patah hati, tapi saya akan mencoba
menjelaskan kenapa orang yang sedang putus cinta merasakan yang namanya sakt hati atau
nyeri dada.
Manusia adalah makhluk Bio,Psiko,dan Social yang berarti manusia hidup berdasarkan
aspek fisik,emosi,dan social. Ketika patah hati atau putus cinta interaksi antara emosi dan
fisik terjalin sangat erat.
Naomi Eisenberger, PhD dari University of California mengatakan, ketika putus hubungan
dengan seseorang, otak sulit mengatasinya sendirian. Akibatnya, otak akan mengirimkan
sinyal-sinyal berupa hormone ke tubuh untuk memberitahu bahwa yang Anda alami saat itu
adalah rasa sakit.

Hormon hormon itu berupa hormone stres akan dilepaskan setelah putus cinta. Bagian dari
otak yang bertanggung jawab mengirimkan emosi dan rasa sakit adalah anterior cingulate
cortex yang bekerja mengirimkan 'rasa sakit'. Stres juga membuat perut luar biasa bergolak,
dan membuat jantung seakan berhenti. Meski yang sebenarnya terjadi adalah penurunan
denyut jantung yg hanya sementara.
Nah.. sudah mulai mengerti kan kenapa kita bisa patah hati? Sehingga dapar disimpulkan
efek patah hati bagi kesehatan fisik maupun mental amat merugikan. Tapi bisa diatasi, atau
minimal dikurangi agar tidak sampai menurunkan kualitas hidup. Beberapa caranya adalah

meditasi dengan menghirup napas dalam-dalam; mengeluarkannya secara perlahan.


Dengarkan musik-musik bertempo cepat dan berkumpul dengan banyak teman yang suka
berkelakar agar Anda lebih banyak tertawa. Cara ini bisa membantu tubuh melepaskan
endorphin, salah satu hormon bahagia.
Semoga penjelasan saya berkenan dan dapat diterima. Keep young and stay healty!

Anda mungkin juga menyukai