Anda di halaman 1dari 20

Soal No.

1
Diberikan dua buah vektor gaya yang sama besar masing-masing vektor besarnya adalah 10 Newton
seperti gambar berikut.

Jika sudut yang terbentuk antara kedua vektor adalah 60, tentukan besar (nilai) resultan kedua
vektor!
Pembahasan
Resultan untuk dua buah vektor yang telah diketahui sudutnya.

Dengan F1 = 10 N, F2 = 10 N, adalah sudut antara kedua vektor ( = 60). dan R adalah besar
resultan kedua vektor.
Sehingga:

Soal No. 2
Dua buah vektor masing-masing F1 = 15 satuan dan F2 = 10 satuan mengapit sudut 60.

Tentukan arah resultan kedua vektor!


Pembahasan
Langkah pertama tentukan dulu besar resultan vektornya:

Yang dimaksud arah resultan adalah sudut pada gambar di bawah:

Dengan rumus sinus:

diperoleh arah resultan:

Soal No. 3
Dua buah vektor kecepatan P dan Q masing-masing besarnya 40 m/s dan 20 m/s membentuk sudut
60.

Tentukan selisih kedua vektor tersebut!


Pembahasan
Menentukan selisih dua buah vektor yang diketahui sudutnya:

Sehingga

Soal No. 4
Dua buah vektor gaya masing masing 8 N dan 4 N saling mengapit sudut 120. Tentukan besar
resultan kedua vektor tersebut!
Pembahasan
Data:
F1 = 8 N
F2 = 4 N
= 120
R = ........
Seperti soal pertama hanya berbeda sudut antaranya, dengan rumus yang sama:

Diperoleh hasil

Catatan rumus:
cos (180 ) = cos
Sehingga untuk nilai cos 120:
cos 120 = cos (180 60) = cos 60 = 1/2
Soal No. 5
Perhatikan gambar berikut!

Jika satu kotak mewakili 10 Newton, tentukan resultan antara kedua vektor!
Pembahasan
Cari jumlah resultan pada sumbu x dan sumbu y, cukup dengan menghitung kotak dari masingmasing vektor, F1 adalah 30 ke kanan, 40 ke atas, sementara F 2 adalah 50 ke kanan, 20 ke atas,
kemudian masukkan rumus resultan:

Soal No. 6
Diberikan 3 buah vektor F1=10 N, F2 =25 N dan F3=15 N seperti gambar berikut.

Tentukan:
a. Resultan ketiga vektor
b. Arah resultan terhadap sumbu X
[Sin 37 = (3/5), Sin 53 = (4/5)]
[Cos 37 = (4/5), Cos 53 = (3/5)]
Pembahasan
a. Ikuti langkah-langkah berikut:
1. Uraikan semua vektor ke sumbu x dan sumbu y (kecuali vektor yang sudah lurus pada sumbu x
atau y seperti F2). Lihat gambar di bawah!
2. Cari jumlah vektor pada sumbu x ( kanan +, kiri -)
3. Cari jumlah vektor pada sumbu y (atas +, bawah -)
4. Masukkan rumus resultan

Vektor yang dalam perhitungan selanjutnya tidak digunakan lagi karena sudah diuraikan tadi, dihapus
saja, agar kelihatan lebih bersih, sisanya seperti ini:

Jumlah komponen vektor-vektor pada sumbu x dan y :

b. Mencari sudut yang terbentuk antara resultan vektor R dengan sumbu x


tan = F /F
tan = 7/1 = 7
= arc. tan 7 = 81,87
y

Thanks to PCP http://journalputrika.blogspot.com atas koreksinya :-)


Soal No. 7
Ditentukan 2 buah vektor F yang sama besarnya. Bila perbandingan antara besar jumlah dan besar
selisih kedua vektor sama dengan 3, tentukan besar sudut yang dibentuk oleh kedua vektor!
(Sumber Soal : SPMB)
Pembahasan
Jumlah dan selisih kedua vektor masing-masing adalah:

Perbandingan jumlah dan selisihnya adalah 3 sehingga:

Kuadratkan ruas kiri dan kanan

Kali silang :

Soal No. 8
Sebuah perahu menyeberangi sungai yang lebarnya 180 m dan kecepatan airnya 4 m/s. Bila perahu
diarahkan menyilang tegak lurus dengan kecepatan 3 m/s, tentukan panjang lintasan yang ditempuh
perahu hingga sampai ke seberang sungai! (Sumber Soal : UMPTN)

Pembahasan
Asumsikan bahwa perahu bergerak lurus beraturan menempuh lintasan AD dan resultan kecepatan
perahu dan air adalah 5 m/s (gunakan aturan Phytagoras).

Dengan membandingkan sisi-sisi segitiga ABC dan ADE :

Soal No. 9
Berikut contoh soal diambil dari soal EBTANAS (UN tempo dulu, zaman kakak-kakak kita) tahun
2000.
Perhatikan gambar gaya-gaya di bawah ini!

Besar resultan ketiga gaya tersebut adalah....


A. 2,0 N
B. 2 3 N
C. 3,0 N
D. 3 3 N
E. 43 N
Pembahasan
"Untuk dua buah vektor dengan besar yang sama dan membentuk sudut 120 o maka resultan kedua
vektor besarnya akan sama dengan besar salah satu vektor"
Berikut ilustrasinya:

Dua buah vektor dengan besar yang sama yaitu 10 N membentuk sudut 120 o maka nilai resultan
kedua vektor juga 10 N.

Pada soal di atas, 2 buah vektor (gaya) masing-masing 3 N membentuk sudut 120 o, sehingga resultan
kedua gaya juga 3 N. Resultan kedua gaya ini akan segaris dengan gaya 6 N, namun berlawanan
arah. Sehingga dengan mudah soal ini bisa dijawab resultan ketiga gaya adalah 6 N dikurangi 3 N
hasilnya adalah 3 N.
Soal No. 10
Diberikan 3 buah vektor :
a = 2i + 3j satuan
b = 4i + 5j satuan
c = 6i + 7j satuan
Tentukan besar resultan ketiga vektor, dan kemiringan sudut antara resultan dan sumbu X
Pembahasan
Data:

Untuk lebih jelas berikut ilustrasinya:

12 pada sumbu x
15 pada sumbu y
Arahnya adalah sudut yang bisa dicari dari sin , cos maupun tan . Jika dicari dari tan maka
yang dibandingkan nilai pada sumbu y dengan nilai pada sumbu x. Jika dicari dari sin yang
dibandingkan nilai pada sumbu y dengan nilai resultan R, jika digunakan cos bandingkan nilai pada
sumbu x dengan nilai resultan R.
Soal No. 11
Diberikan 3 buah vektor a, b, c seperti gambar di bawah.

Dengan metode poligon tunjukkan :


(i) d = a + b + c
(ii) d = a + b c
(iii) d = a b + c
Pembahasan
Dengan metode poligon :
(i) d = a + b + c

(ii) d = a + b c

(iii) d = a b + c

Soal No. 12
Diberikan dua buah vektor masing-masing vektor dan besarnya adalah A = 8 satuan, B = 10 satuan.
Kedua vektor ini membentuk sudut 37. Tentukan hasil dari:
a) A B
b) A B
Pembahasan
a) A B adalah perkalian titik (dot) antara vektor A dan vektor B
Untuk perkalian titik berlaku
A B = A B cos
Sehingga
A B = A B cos 37 = (8)(10)(0,8) = 64 satuan
b) A B adalah perkalian silang (cross) vektor A dan vektor B
Untuk perkalian silang berlaku
A B = A B sin
Sehingga
A B = A B sin 37 = (8)(10)(0,6) = 48 satuan
Soal No. 13
Sebuah gaya F = (2i + 3j) N melakukan usaha dengan titik tangkapnya berpindah menurut r = (4i +
aj) m dan vektor idan j berturut-turut adalah vektor satuan yang searah dengan sumbu x dan sumbu y
pada koordinat kartesian. Bila usaha itu bernilai 26 J, maka nilai a sama dengan...
A. 5

B. 6
C. 7
D. 8
E. 12
Sumber: Soal UMPTN Tahun 1991
Pembahasan
Soal ini adalah soal penerapan perkalian titik (dot product ) antara vektor gaya F dan vektor
perpindahan r dengan kedua vektor dalam bentuk i dan j atau vektor satuan. Besaran yang dihasilkan
nantinya adalah skalar (usaha termasuk besaran skalar, hanya memiliki besar, tanpa arah). Usaha
dilambangkan dengan W dari kata work.
W=Fr
26 = (2i + 3j) (4i + aj)
Cara perkalian titik dua vektor dalam bentuk i,j adalah yang i kalikan i, yang j kalikan j, hingga seperti
berikut
26 = 8 + 3a
3a = 26 8
a = 18/3 = 6
i dan j nya jadi hilang karena i kali i atau j kali j hasilnya adalah satu.
Bagaimana cara perkalian silang dua vektor dalam bentuk i dan j ? ntar kita tambahkan,...IA
Soal No. 14
Diberikan dua buah vektor masing-masing:
A = 4i + 3j 2k
B = 7i + 2j + 5k
Tentukan hasil dari A B
Pembahasan
Perkalian silang, A B
Cara pertama:
Misal :
A = (Ax i + Ay j + Az k) dan B = (Bx i + By j + Bz k)
maka :

A B = (A B A B ) i + (A B A B ) j + (A B A B ) k
y

Rumus Perkalian Silang Dua Vektor (cross product ) dalam i, j, k


Data :
A = 4i + 3j 2k
B = 7i + 2j + 5k

A =4
x

B =7
x

A =3
A =2
y
z

B =2
B =5
y
z

maka
A B = (Ay Bz Az By) i + (Az Bx Ax Bz) j + (Ax By Ay Bx) k
A B = [(3)(5) (2)(2)] i + [(2)(7) (4)(5)]j + [(4)(2) (3)(7)] k
A B = (15 + 4)i + (14 20)j + (8 21)k
A B = 19 i 34 j 13k
Lumayan repot kalau mau dihafal rumus perkalian di atas, alternatifnya dengan cara yang kedua,
Cara Kedua:
A = 4i + 3j 2k
B = 7i + 2j + 5k
Susun dua vektor di atas hingga seperti bentuk berikut:

Untuk mempermudah perkalian, tambahkan dua kolom di sebelah kanan susunan yang telah dibuat
tadi hingga seperti berikut:

Beri tanda plus dan minus, ikuti contoh berikut:

Kalikan menyilang ke bawah terlebih dahulu dengan memperhatikan tanda plus minus yang telah
dibuat, lanjutkan dengan menyilang ke atas,
A B = (3)(5) i + (2)(7) j + (4)(2)k (7)(3)k (2)(2) i (5)(4) j
A B = 15 i 14 j + 8 k 21k + 4 i 20j
A B = (15 + 4) i + ( 14 20) j + (8 21) k
A B = 19 i 34 j 13 k

Untuk keperluan penghitungan tertentu, kadangkadang sebuah vektor yang terletak dalam bidang
koordinat sumbu x dan sumbu y harus diuraikan menjadi komponen-komponen yang saling tegak
lurus (sumbu x dan sumbu y). Komponen ini merupakan nilai efektif dalam suatu arah yang diberikan.
Cara menguraikan vektor seperti ini disebutanalisis. Misalnya, vektor A membentuk sudut terhadap
sumbu x positif, maka komponen vektornya adalah:
Advertisment
Ax = A cos
Ay = A sin
Besar (nilai) vektor A dapat diketahui dari persamaan:

Sementara itu, arah vektor ditentukan dengan persamaan:

Penjumlahan Vektor
Penjumlahan dua buah vektor ialah mencari sebuah vektor yang komponen-komponennya adalah
jumlah dari kedua komponen-komponen vektor pembentuknya.

Dengan kata lain untuk menjumlahkan dua buah vektoradalah mencari resultan. Untuk vektorvektor segaris, misalnya vektor A dan B dalam posisi segaris dengan arah yang sama seperti tampak
pada gambar (a) berikut maka resultan (jumlah) vektor dituliskan:
R=A+B
Pada kasus penjumlahan vektor yang lain, seperti yang ditunjukkan gambar (b) diatas terdapat dua
vektor yang tidak segaris yang mempunyai titik pangkal sama tetapi dengan arah yang berbeda,
sehingga membentuk sudut tertentu. Untuk vektor-vektor yang membentuk sudut , maka jumlah
vektor dapat dilukiskan dengan menggunakan metode
tertentu. Cara ini disebut dengan metode jajaran genjang.
Cara melukiskan jumlah dua buah vektor dengan metode jajaran genjang sebagai berikut:

a. titik tangkap A dan B dibuat berimpit dengan memindahkan titik tangkap A ke titik tangkap B, atau
sebaliknya;
b. buat jajaran genjang dengan A dan B sebagai sisi-sisinya;
c. tarik diagonal dari titik tangkap sekutu, maka A + B = R adalah diagonal jajaran genjang.
Metode Jajaran Genjang Untuk Penjumlahan Vektor

Gambar diatas menunjukkan penjumlahan dua vektor A dan B. Dengan menggunakan persamaan
tertentu, dapat diketahui besar dan arah resultan kedua vektor tersebut. Persamaan tersebut
diperoleh dengan menerapkan aturan cosinus pada segitiga OPR, sehingga dihasilkan:
(OR)2 = (OP)2+ (PR)2 2 (OP)(PR) cos (180o )
= (OP)2+ (PR)2 2 (OP)(PR)(cos )
(OR)2 = (OP)2+ (PR)2+ 2 (OP)(PR)cos
Diketahui bahwa OP = A, PR = OQ = B, OR = R, sehingga:

R adalah diagonal panjang jajaran genjang, jika lancip. Sementara itu, adalah sudut terkecil yang
dibentuk oleh A dan B.
Sebuah vektor mempunyai besar dan arah. Jadi setelah mengetahui besarnya, kita perlu menentukan
arah dan resultan vektor tersebut. Arah R dapat ditentukan oleh sudut antaraR dan A atau R dan B.
Misalnya sudut merupakan sudut yang dibentuk R dan A, maka dengan menggunakan aturan sinus
pada segitiga OPR akan diperoleh:

Sehingga :

Dengan menggunakan persamaan tersebut, maka besar sudut dapat diketahui.


Metode Segitiga Untuk Penjumlahan Vektor

Metode segitiga merupakan cara lain untuk menjumlahkan dua vektor, selain metode jajaran genjang.
Dua buah vektor A dan B, yang pergerakannya ditunjukkan metode segitia (a)diatas, akan
mempunyai resultan yang persamaannya dituliskan:
R=A+B
Resultan dua vektor akan diperoleh dengan menempatkan pangkal vektor yang kedua pada ujung
vektor pertama. Resultan vektor tersebut diperoleh dengan menghubungkan titik pangkal vektor
pertama dengan ujung vektor kedua.
Pada metode segitiga (b)diatas pergerakan dimulai dengan vektor B dilanjutkan denganA, sehingga
diperoleh persamaan:
R=B+A
Jadi,
A+B=B+A
Hasil yang diperoleh ternyata tidak berubah. Jadi, dapat disimpulkan bahwa penjumlahan
vektor bersifat komutatif. Tahapan-tahapan penjumlahan vektor dengan metode segitiga adalah
sebagai berikut:
a) pindahkan titik tangkap salah satu vektor ke ujung berikutnya,
b) hubungkan titik tangkap vektor pertama ke ujung vektor kedua yang menunjukkan resultan kedua
vektor tersebut,
c) besar dan arah R _ dicari dengan aturan cosinus dan sinus.

Jika penjumlahan lebih dari dua buah vektor, maka dijumlahkan dulu dua buah vektor, resultannya
dijumlahkan dengan vektor ke-3 dan seterusnya. Misalnya, penjumlahan tiga buah vektor A, B,
dan C yang ditunjukkan pada penjumlahan lebih dari 2 vektor berikut.
Penjumlahan 2 Vektor
Pertama-tama kita jumlahkan vektor A dan B yang akan menghasilkan vektor V. Selanjutnya,
vektor V tersebut dijumlahkan dengan vektor C sehingga dihasilkan resultanR, yang dituliskan:
R = (A + B) + C = V + C
Cara lain yaitu dengan menjumlahkan vektor B dan C untuk menghasilkan W, yang kemudian
dijumlahkan dengan vektor A, sehingga diperoleh resultan R, yaitu:
R = A + (B + C) = A + W
Jika banyak vektor, maka penjumlahan vektor dilakukan dengan menggunakan metode
poligon (segi banyak) seperti berikut.
Metode Poligon Untuk Penjumlahan Vektor

Pengurangan Vektor
Pengurangan vektor pada prinsipnya sama dengan penjumlahan, tetapi dalam hal ini salah satu
vektor mempunyai arah yang berlawanan. Misalnya, vektor A dan B, jika dikurangkan maka:
A B = A + (-B)
Di mana, B adalah vektor yang sama dengan B, tetapi berlawanan arah.
Selisih Vektor A-B

Cara Menggambar Vektor dan Menjumlahkan Vektor


By Fimoto MariyantoNo comments
Materi

Fisika

>

Materi

Fisika

SMA

>

Besaran

Fisika,

dan

Satuannya.

Artikel kali ini akan mempelajari tentang Cara menggambar vektor dan menjumlahkan vektor.
Dalam mempelajari besaran vektor kita juga besaran skalar. Besaran skalar adalah besaran
yang hanya memiliki nilai sedangkan besaran vektor adalah besaran yang memiliki nilai dan juga
arah. Contoh Besaran skalar; massa jenis dan suhu. Contoh Besaran Vektor; Kecepatan dan
percepatan.
Dalam pengukuran besaran vektor harus dinyatakan
Dalam penulis vektor atau bukan biasanya ditandai dengan tanda panah diatas tulisan
sedangkan untuk yang bukan vektor seperti huruf bisanya, tetapi penulisan vektor pada
komputer berbeda karena kesulitan untuk menulis tanda panah sehingga di huruf yang termasuk
vektor ditandai huruf tebal.
untuk besaran vektor pada tulis tangan ditandai dengan huruf yang dikurung dengan garis dan
diatasnya ditandai dengan panah, sedangkan untuk komputer cukup digaris miringkan.

Sebuah vektor digambatkan dengan garis yang mempuyai anak panah pada ujungnya. Vektor
ditentukan arahnya dengan menggunakan sudut. misalnya, sudur 50 o ke timur dengan jarak 100
m, maka anak panahnnya akan menjadi di bawah ini;

Menentukan vektor awalnya harus mengetahui arah di mana vektor tersebut misalnya arah timur, dan tentukan sudutnya dan garis
menurut sudutnya dan dapatlah arah vektor tersebut.

Hubungan Lebih Dari Satu Vektor

Metode Jajar Genjang

Dalam vektor kita juga harus tahu cara melukis penjumlahan atau selisih vektor tersebut. Vektor
dijumlahakan memiliki metode melukis vektor yaitu metode segitiga dan metode jajar genjang
untuk 2 vektor yang dijumlahkan. Contoh di samping sini.

Metode Segitiga

Hasil dari kedua vektor itu sama yang membedakannya hanya metode melukiskan vektor yang
berbeda.
Untuk vektor dengan metode segitiga, kita harus tahu arah keduanya vektor akan mengarah ke
vektor, contoh di atas adalah F1 ke F2 (lihat panah arah F1 dan F2). Jika arah vektor berlawan
tidak bisa kita gunakan metode segitiga.
Untuk menentukkan resulatan vektor lebih dari 2 vektor, maka kita gunakan metode poligon
untuk contoh dapat dilihat di bawah ini.

Metode Poligon

Metode poligon sama dengan metode segitiga karena berdasarkan arah vektor berjalan. Kita
lihat pada metode poligon di atas Vektor A mengarah ke Vektor B, lalu Vektor B mengarah ke
Vektor C. dan resultan tinggal tarik garis dari vektor A ke Vektor C.
Untuk selisih antara vektor kita harus tahu arah kebalikkannya. Misalnya, F = bersudut
60okearah timur, maka kebalikkannya adalah -F =bersudut -60o ke arah barat.
Contoh lainnya;
A bersudut 30o ke arah utara, maka kebalikkannya -A bersudut -30o ke arah Selatan.
B bersudut 15o ke arah barat, maka kebalikkannya -B bersudut -15o ke arah Timur.

Menentukan arah selisih Vektor coba kita lihat pada Vektor B yang kebalikan dari -B untuk menghasilkan kurangan
(C = A + (-B) ) = C = A - B.

Menentukan Vektor Resultan


Sekarang

mempelajari

tentang

menentukan

vektor

resultan.

Vektor

resultan

cara

menentukannya ada tiga, yaitu dengan metode grafis, dengan metode analitis. Metode analitis
ada dua, yaitu dengan rumus kosinus dan dengan cara vektor komponen. Pertama-tama kita
akan mempelajari tentang vektor metode grafis.

Menentukan Vektor resultan dengan menggunakan metode grafis.


Contoh Soal :
Diketahui vektor perpindahan B sepanjang 10 m dengan arah -40 o terhadap sumbu X positif
(arah ke kanan) dan vektor perpindahan C sepanjang 12m dengan arah 35 o terhadap sumbu X
positif. Berapakah arah dan besar vektor resultan tersebut?
Jawab:
Pertama-tama, kita gunakan skala untuk mengubah ukurannya menjadi lebih kecil agar kita bisa
gambar, kita disini kita akan mengubahnya menjadi 10 cm untuk Vektor perpindahan B
10 m = 10 cm (dibagi 1.000)
12 m = 12 cm (dibagi 1.000)
Jadi, skalanya adalah 1 : 1.000
Kedua, Kita buat gambar perpindahan vektornya, kita mengetahui dua resultan, yaitu
Vektor perpindahan B sepanjang 10 m dengan arah -40 o terhadap sumbu x positif (Kearah
kanan).
Vektor perpindahan C sepanjang

12m dengan arah 35o terhadap sumbu x positif (arah ke

kanan).
Untuk lebih jelas yang mana ke arah kiri atas dan bawah lihat gambar di bawah ini.

Dari gambar diatas yang kita gunakan adalah yang diberi kotak berwarna hijau.
Hasil dari arah mereka berdua,

Ketiga, kita sampukkan keduanya menghasilkan resultan vektor sebagai berikut (kita gunakan
metode segitiga)

Coba kalian ukur menggunakan penggaris panjang R yang kalian buat berapakah hasilnya dan
sudut R dengan menggunakan penggaris busur.
Hasil dari panjang R kita ubah ke ukuran aslinya.
Besar R = R tadi x 1.000 (skala)
=
Jadi, vektor resultan R memiliki besar..... dan arahnya membentuk sudut ..... terhadap sumbu x
positif..
Tolong ukur dan cari nilai tersebut. Karena terbatasan alat jadi, saya tidak bisa ukur.
Sampai sini penjelasan saya untuk menentukan besaran vektor dengan cara analitis akan kami
masukkan pada postingan selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai