Diagnosis Dan Deteksi Dini

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 7

Diagnosis

Untuk mendapatkan diagnosis yang akurat, pemeriksaan didahului dengan


pemberian regimen midriatik. Kombinasi phenylephrine 2.5% dan cyclopentolate
0.5%, 1 tetes 2-3 kali dan dengan jarak pemberian 5 menit, dilakukan 1 jam sebelum
pemeriksaan1.
Pemeriksaan ini bisa saja memberikan efek jangka pendek terhadap tekanan
darah, detak jantung, dan fungsi pernapasan. Untuk itu pemeriksaan sebaiknya
dilakukan sesingkat mungkin dan sangat berhati-hati. Apabila menggunakan
spekulum pada palpebra, maka anastesi topikal seperti proparacaine hydrochloride
0.5% diberikan kepada bayi1.
Dalam beberapa tahun terakhir, selain penggunaan oftalmoskop indirek, telah
berkembang pemakaian wide field digital fundus photography dengan adapted
camera untuk mendiagnosis ROP1. Berdasarkan pemeriksaan secara klinis, ROP
memiliki tingkatan-tingkatan dan gambaran sebagai1,2:

Gambar 2. Pembagian zona pada ROP2


Tabel 3. Deskripsi ROP1,2
Stage 1
Stage 2

Adanya garis pemisah antara retina avaskular dan vaskular


Adanya ridge pada daerah garis pemisah retina avsakular dan

Stage 3

vaskular
Proliferasi fibrovaskular ekstraretinal atau neovaskularisasi yang

Stage 4
Stage 5
Plus disease

meluas ke vitreous
Ablasio retina sebagian
Ablasio retina total
Peningkatan dilatasi pembuluh darah dan torsi pembuluh darah

Pre-plus disease

posterior retina sekurang-kurangnya pada 2 kuadran retina


Adanya peningkatan dilatasi pembuluh darah dan torsi pembuluh
darah posterior retina, tapi tidak cukup untuk menyatakan adanya

ROP tipe 1

plus disease
1. Zona I - ROP stage 1 sampai 5 dengan plus disease atau
stage 3 tanpa plus disease

ROP tipe 2

2. Zona II - ROP stage 2 atau 3 dengan plus disease


1. Zona I - ROP stage 1 atau 2 dengan plus disease
2. Zona II - ROP stage 3 tanpa lus disease

Gambar 2. Retina normal (A), dibandingkan dengan plus disease (B) dengan ciriciri dilatasi vena dan peningkatan torsi arteri pada pembuluh darah posterior3
Deteksi Dini/ Screening
Berdasarkan Canadian Pediatric Society pada tahun 2010, setiap bayi dengan
umur gestasional 30 minggu atau berat lahir 1250 gram disarankan melakukan
screening untuk retinopati. Sedangkan AAP pada tahun 2013 merekomendasikan
screening retinopati untuk bayi yang memiliki berat lahir 1500 gram atau umur
gestasional 30 minggu dan pada bayi yang memiliki berat lahir 1500 gram sampai
2000 gram atau >30 minggu dengan kondisi yang tidak stabil. Literatur

lain

menyatakan bahwa bayi dengan usia kelahiran 28 minggu atau berat lahir < 1000
gram sangat berisiko untuk menderita ROP berat 2. Screening ROP di Indonesia
mengacu pada rekomendasi hasil Workshop Pokja Nasional ROP dan Bayi Prematur
2010. Adapun kriterianya adalah:
- Bayi dengan berat lahir 1500 gr atau usia gestasi 34 minggu
- Bayi dengan usia gestasi atau berat badan lebih besar yang diminta oleh
neonatologis atau dokter spesialis anak yang bergantung pada keparahan faktor

risiko (tingginya saturasi oksigen selama lebih 1 minggu, transfusi berulang, dan
lain-lain)6.
Screening pertama kali dilakukan berdasarkan postmenstrual age, bukan
gestational age1,2.
Tabel 1. Jadwal screening pertama ROP2

Berdasarkan Pokja ROP, screening ROP pertama kali dilakukan pada:


- jika usia gestasi >30 minggu, diperiksa 2-4 minggu setelah kelahiran
- jika usia gestasi kurang atau sama dengan 30 minggu, diperiksa 4 minggu setelah
kelahiran
- Setidaknya 1 kali pemeriksaan sebelum pulang dari rumah sakit6

Setelah pemeriksaan pertama, follow up disarankan pada bayi yang dianjurkan untuk
menjalani screening ROP. Adapun jadwal follow-up pada screening ROP adalah
sebagai berikut2.
Tabel 2. Jadwal follow-up pada screening ROP
Follow up
1 minggu

1-2 minggu
2 minggu
2-3 minggu
Berhenti
screening

Indikasi
1. Vaskularisasi imatur, zona I tidak ada ROP
2. Retina imatur meluas ke zona II posterior , dekat batas
zona I
3. ROP stage 1 atau 2 ,tidak ada plus disease, zona I
4. ROP stage 3 , tidak ada plus disease, zona II
5. Dugaan atau adanya ROP posterior agresif
6. Tidak bisa menentukan zona karena pandangan kabur
1. Vaskularisasi imatur, zona II
2. ROP stage 2, tidak ada plus disease, zona II
1. ROP stage 1, tidak ada plus disease, zona II
2. Vaskularisasi imatur, zona II - tidak ada ROP
3. ROP yang regresif, zona II
1. ROP stage 1 atau 2, tidak ada plus disease, zona III
2. ROP regresif, zona III
1. Vaskularisasi pada zona III, tanpa ROP zona I atau II
sebelumnya
2. Vaskularisasi retina penuh,
3. Postmenstrual age 50 minggu, tidak ada perburukan ROP
4. Regresi ROP

Tabel . Pemeriksaan Lanjutan Berdasarkan Pokja ROP6


Diagnosis saat pemeriksaan
Rekomendasi
ROS Posterior Agresif
Pertimbangkan terapi
dalam 48-72 jam
Zona I
ROP dengan penyakit tambahan
Stadium 3 tanpa plus disease
Zona II
Stadium 2 atau 3 dengan plus disease
Zona I
Stadium 1 atau 2 tanpa plus disease
Follow-up 1 minggu
Zona II
Stadium 2 atau 3 tanpa plus disease
Follow-up 1 minggu
Zona I
Imatur
Follow-up 1-2 minggu
Zona II
Imatur
Follow-up 2 minggu
Zona II
Stadium I tanpa plus disease
Zona II
Imatur
Diulang dalam 10-14
hari dan pertimbangkan
penghentian fase akut

Gambar 1. Protokol Screening dan Tatalaksana ROP4


Prosedur standar operasional screening ROP adalah sevagai berikut6:
1. Teteskan Tropikamid tetes mata 0,5% dan fenilefrin tetes mata 2,5% setiap 15
menit, dimulai sejak 1 jam sebelum pemeriksaan (atau sampai pupil lebar
maksimal).
2. Posisikan bayi dalam keadaan telah dibungkus dan ditidurkan dalam infant
warmer, dengan dipegang oleh perawat yang berpengalaman dalam menangani
bayi prematur
3. Pastikan sistem kardiovaskular dan respirasi bayi dalam kondisi baik
4. Teteskan Tetrasiklin HCl tetes mata 0,5% pada kedua mata. Diamkan selama
beberapa detik
5. Bersihkan blefarostat/ spekulum bayi sebelum pemeriksaan dengan alkohol
70%, lalu pasangkan pada mata bayi ( mata kanan lebih dahulu)
6. Evaluasi fundus kanan dengan oftalmoskopi Indirek menggunakan lensa 28 D.
Penilaian adalah sebagai berikut:
A. Zona I
- Apakah papil dalam batas normal?
- Apakah pembuluh darah yang keluar dari papil N II berkelok-kelok?
Jika ya: di kuadran mana saja? apakah ada perdarahan peripapil?
- Apakah terdapat demarcation line? Ridge?
B. Zona II
- apakah terdapat pembuluh darah yang berkelok-kelok hingga ujungnya menyerupai
garpu?
- Jika ya, apakah di ujung garpu tersebut terdapat demarcation line atau ridge yang
disertai dengan neovaskularisasi dan perdarahan?
- apakah terdapat area vaskular?

- apakah terdapat ablasio retina?


C. Zona III
- lakukan indentasi sklera untuk menilai zona III
- lakukan penilaian seperti zoan II
7. Lakukan seperti pada no 6 pada mata kiri
8. Setelah kedua mata selesai diperiksa, teteskan antibiotik topikal tetes mata pada
kedua mata bayi
9. Blefarostat harus selalu dibersihkan dengan alkohol 70% setiap akan
melakukan pemeriksaan pada mata bayi lainnya
Diagnosis Banding
Diagnosis banding ROP tergantung pada tingkatan penyakit. Dalam tahap awal,
kondisi yang menyebabkan perubahan pembuluh darah retina perifer dan menarik
retina harus dipertimbangkan. Pada tahap yang lebih lanjut, diagnosis banding refleks
pupil putih harus dipertimbangkan. Bayi dengan ROP biasanya adalah prematur dan
memiliki riwayat berat lahir rendah dengan riwayat paparan oksigen. ROP buka
penyakit herediter5.
Vitreoretinopathy eksudatif familial (FEVR) adalah gangguan fundus perifer
autosomal dominan yang asimtomatik pada 80% kasus. Penyakit ini dapat diwariskan
secara X-linked. Pasien dengan FEVR biasanya tidak meiliki riwayat kesulitan
pernapasan dan paparan oksigen suplemental saat lahir5.
Inkontinensia pigmenti (Bloch-Sulzberger syndrome), yang diturunkan secara Xlinked dominan, adalah diagnosis banding ROP pada bayi perempuan. Sedangkan
bayi laki-laki yang menderita penyakit ini tidak bisa bertahan hidup. Pada bulan
pertama, bayi memiliki pembuluh darah retina yang berliku-liku dan melebar dengan
nonperfusi retina perifer. Perdarahan dapat terjadi pada pertemuan antara retina
vaskular dan avaskular. Kelainan mata lainnya seperti strabismus, katarak, nystagmus,
sclera biru, dan kekeruhan kornea. erupsi kulit vesikular, yang kemudian berubah
menjadi depigmentasi, bisa ditemukan. Gangguan sistem saraf pusat seperti kejang,
paralisis spastik, retardasi mental, dan kebutaan kortikal juga bisa ditemukan pada
pasien5.
Pasien dengan retinoschisis dengan tampilan dragging retina juga bisa menjadi
diagnosis banding ROP. Diagnosis banding ROP stage 5 mempertimbangkan berbagai
penyakit yang memiliki tampilan klinis refleks pupil putih (leukocoria). Di antaranya
adalah katarak kongenital, retinoblastoma, toxocariasis mata, uveitis intermediet,
penyakit Coats, retinoschisis, dan perdarahan vitreous5.

Daftar Pustaka
1.Royal College of Paediatrics and Child Health. Guideline for the Screening and
Treatment of Retinopathy of Prematurity. Mei 2008.
2.Jefferies AL. Retinopathy of prematurity: An update on screening and
management. Paediatr Child Health 2016;21(2):101-04.
3. Ellstrm A, Smith LEH, Dammann O. Retinopathy of Prematurity.
www.thelancet.com. 2013 Juni ( diunduh 6 September 2016). Tersedia dari:
URL: http://dx.doi.org/10.1016/S0140 -6736(13)60178-6
4. Jalali S, Anand R, Kumar H, Dogra MR, Azad R, Gopal L. Programme
Planning and Screening Strategy in Retinopathy of Prematurity. Indian J
Ophthalmol 2003;51:89-99
5. Mcnamara JA, Tasman W. Retinopathy of Prematurity. Duanes Ophtalmology.
2006.
6. Pokja ROP

Anda mungkin juga menyukai