Anda di halaman 1dari 17

KESEHATAN REPRODUKSI PEREMPUAN SAAT LANJUT USIA (AKTIVITAS

SEKSUAL PADA MASA PERIMENOPAUSE


BAB II
PEMBAHASAN
2.1 KARAKTERISTIK MASA USIA LANJUT
Masa usia lanjut merupakan periode penutup dalam rentang hidup seseorang, yaitu suatu
periode dimana seseorang telah beranjak jauh dari periode terdahulu yang lebih
menyenangkan atau beranjak dari waktu yang penuh dengan manfaat.
Lanjut usia merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan. Dalam mendefinisikan
batasan penduduk lanjut usia menurut Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional ada
tiga aspek yang perlu dipertimbangkan yaitu aspek biologi, aspek ekonomi dan aspek sosial
(BKKBN 1998).
Secara biologis penduduk lanjut usia adalah penduduk yang mengalami proses penuaan
secara terus menerus, yang ditandai dengan menurunnya daya tahan fisik yaitu semakin
rentannya terhadap serangan penyakit yang dapat menyebabkan kematian. Hal ini disebabkan
terjadinya perubahan dalam struktur dan fungsi sel, jaringan, serta sistem organ.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggolongkan lanjut usia menjadi 4 yaitu : Usia
pertengahan (middle age) 45 -59 tahun, Lanjut usia (elderly) 60 -74 tahun, lanjut usia tua
(old) 75 90 tahun dan usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun.
Demikian juga batasan lanjut usia yang tercantum dalam Undang-Undang No.4 tahun
1965 tentang pemberian bantuan penghidupan orang jompo, bahwa yang berhak
mendapatkan bantuan adalah mereka yang berusia 56 tahun ke atas. Dengan demikian dalam
undang-undang tersebut menyatakan bahwa lanjut usia adalah yang berumur 56 tahun ke
atas. Namun demikian masih terdapat perbedaan dalam menetapkan batasan usia seseorang
untuk dapat dikelompokkan ke dalam penduduk lanjut usia.
2.2 PERUBAHAN-PERUBAHAN FISIK DAN PSIKIS YANG TERJADI PADA MASA USIA
LANJUT
Perubahan-perubahan yang umum terlihat pada masa usia lanjut adalah ditandai dengan
perubahan fisik dan psikologis tertentu. Baik pria maupun wanita, pada usia lanjut mereka
akan melakukan penyesuaian diri agar mereka tampak siap dan sesuai dengan masa usia

lanjut tersebut secara baik ataupun tidak baik. Akan tetapi hasil yang diperoleh dari
penyesuaian tersebut cenderung menuju dan membawa penyesuaian diri yang tidak baik
daripada yang baik, terutama adalah terjadinya kemunduran fisik dan mental yang
berlangsung secara perlahan dan bertahap.
1.2.1

Perubahan Fisik Pada Masa Usia Lanjut


Dengan bertambahnya usia, secara umum kekuatan dan kualitas fisik juga fungsinya
mulai terjadi penurunan. Penurunan ini bisa berlangsung secara perlahan bahkan bisa terjadi
secara cepat tergantung dari kebiasaan hidup pada masa usia muda.
Beberapa perubahan gangguan fisik yang timbul adalah sebagai berikut :

Perubahan pada kulit : kulit wajah, leher, lengan, dan tangan menjadi lebih kering dan
keriput, kulit di bagian bawah mata membentuk seperti kantung dan lingkaran hitam dibagian
ini menjadi lebih permanen dan jelas, warna merah kebiruan sering muncul di sekitar lutut
dan di tengah tengkuk.

Perubahan otot : pada umumnya otot orang berusia madya menjadi lembek dan
mengendur di sekitar dagu, lengan bagian atas, dan perut

Perubahan pada persendian : masalah pada persendian terutama pada bagian tungkai dan
lengan yang membuat mereka menjadi agak sulit berjalan

Perubahan pada gigi : gigi menjadi kering, patah, dan tanggal sehingga kadang-kadang
memakai gigi palsu

Perubahan pada mata : mata terlihat kurang bersinar dan cenderung mengeluarkan kotoran
yang menumpuk di susdut mata, kebanyakan menderita presbiop atau kesulitan melihat jarak
jauh, menurunnya akomodasi karena menurunnya elastisitas mata

Perubahan pada telinga : fungsi pendengaran sudah mulai menurun, sehingga tidak sedikit
yang mempergunakan alat bantu pendengaran.

Perubahan pada sistem pernafasan : nafas menjadi lebih pendek dan sering tersengalsengal, hal ini akibat terjadinya penurunan kapasitas total paru-paru, residu volume paru dan
konsumsi oksigen basal, ini akan menurunkan fleksibilitas dan elastisitas dari paru
Selain ganggunan fisik yang bisa terlihat secara langsung, dengan bertambahnya usia
sering pula disertai dengan perubahan-perubahan akibat penyakit kronis, obat-obat yang
diminum akibat operasi yang menyiksa kesusahan secara fisik dan psikologis.
Beberapa gangguan fisik pada bagian dalam tersebut seperti :

Perubahan pada sistem syaraf otak : umumnya mengalami penurunan ukuran, berat, dan
fungsi contohnya kortek serebri mangalami atropi.

Perubahan pada sistem cardiovascular : terjadi penurunan elastisitas dari pembuluh darah
jantung dan menurunnya kardiak out put

Penyakit kronis misal diabetes melitus (DM), penyakit cardiovaskuler, hipertensi, gagal
ginjal, kanker, dan masalah yang berhubungan dengan persendian dan syaraf

Beberapa operasi seperti prostatectomy, histrectomy, dan mastectomy.


Hasil penelitian menunjukkan timbulnya masalah prostatectomy meliputi gagal ereksi
mencapai 12 % sampai timbulnya masalah tidak tercapainya ejakulasi sebesar 24 %, kanker
prostate dan operasi prostad (hilangnya libido, gagal ereksi, volume ejakulasi)

Perubahan pada sistem ginjal, kandung kencing, dan ureter mengalami penurunan
efisiensi, jumlah sel dalam ginjal mengalami penurunan menyebabkan gangguan pengeluaran
toksin dan air dari tubuh.

1.2.2

Perubahan Psikis Pada Masa Usia Lanjut


Gangguan psikologis paling umum yang berpengaruh pada orang tua adalah
timbulnya depresi, dimensia, dan mengigau. Hal ini lebih sering diakibatkan oleh perasaan
sudah tua, sudah pikun, dan secara fisik sudah tidak menarik bagi pasangan. Perubahan akibat
depresi dan dimensia bahkan sering mengganggu prilaku seksual termasuk gangguan khayal
yang dikaitkan dengan kecemburuan phatologis.
Secara umum beberapa gangguan psikologis yang timbul adalah

Kecemasan (anxietas)

Depresi

Rasa bersalah (guilty feeling)

Masalah perkawinan atau juga akibat dari rasa takut akan gagal dalam berhubungan
seksual.
Khusus pada perempuan, ada beberapa gangguan yang sangat berpengaruh besar
terhadap sisi kewanitaannya seperti :

Penurunan sekresi estrogen setelah menopause

Hilangnya kelenturan/elastisitas jaringan payudara

Cerviks yang menyusut ukurannya

Dinding vagina atropi ukurannya memendek

Berkurangnya pelumas vagina

Matinya steroid seks secara tidak langsung mempengaruhi aktivitas seks

Perubahan ageing meliputi penipisan bulu kemaluan, penyusutan bibir kemaluan,


penipisan selaput lendir vagina dan kelemahan otot perineal
Ada prinsip perkembangan yang dinamakan Multidirectional, dimana beberapa
komponen menunjukkan pertumbuhan dan komponen lain nya malah menurun, lansia akan
semakin arif, tapi menurun dalam tugas yang membutuhkan kecepatan memproses informasi,
misalnya lansia baru mempelajari komputer.
Disamping itu ada beberapa gangguan mental yang paling umum yang berpengaruh
pada orang tua adalah depresi, dimensia dan menggigau prilaku seksual mungkin berubah
secara signifikan pada depresi dan dimensia .
2.3 MENOPAUSE
Menurut Manuaba (2005) menopause di bagi dalam beberapa tahapan yaitu sebagai
berikut :
a. Pre menopause (klimakterium)
Pada fase ini seorang wanita akan mengalami kekacauan pola menstruasi,terjadi
perubahan psikologis/ kejiwaan, terjadi perubahan fisik. Berlangsung selama antara 4- 5
tahun pada usia 48-55 tahun.
b. Fase menopause
Terhentinya menstruasi. Perubahan dan keluhan psikologis dan fisik makin menonjol,
berlangsung sekitar 3-4 tahun pada usia antara 56-60 tahun.
c. Fase pasca menopause (senium)
Terjadi pada usia diatas 60 65 tahun. Wanita beradaptasi terhadap perubahan
psikologis dan fisik, keluhan makin berkurang
2.4 PERIMENOPAUSE
Sebelum mencapai usia menopause, seorang wanita akan mengalami beberapa
perubahan fisik dan gejala hormonal, termasuk menstruasi yang tidak teratur.
Premenopause adalah rentang waktu dimana tubuh mulai bertransisi memasuki masa
menopause. Lamanya biasanya 2 sampai 8 tahun ditambah satu tahun di akhir periode
menuju menopause. Premenopause adalah hal yang alami terjadi pada wanita dan merupakan
tanda akan berakhirnya masa reproduksi. Tingkat produksi hormon estrogen dan progesteron
berfluktuasi, naik dan turun tak beraturan. Siklus menstruasi pun bisa tiba-tiba memanjang
atau memendek. Biasanya, masa perimenopause ini terjadi di usia 40-an, tapi banyak juga
yang mengalami perubahan ini saat usianya masih di pertengahan 30-an. Penurunan fungsi
indung telur selama masa perimenopause berkaitan dengan penurunan hormon estradiol dan

produksi hormon androgen. Apabila seorang wanita masih mengalami periode menstruasi
pada masa perimenopause, meskipun tidak teratur, dia dapat tetap hamil.
2.4.1 Tanda Dan Gejala
1. Menstruasi tidak teratur.
Intervalnya dapat memanjang atau memendek, sedikit dan berlimpah, bahkan Anda
mungkin akan melewatkan beberapa periode menstruasi. Ovulasi menjadi tidak teratur,
rendahnya kadar progesteron dapat membuat Anda mengalami periode menstruasi yang lebih
panjang.
2. Gangguan tidur dan hot flashes.
Sekitar 75-85 persen wanita mengalami hot flashes selama perimenopause. Hot
flashes adalah gelombang panas tubuh yang datang tiba-tiba, akibat perubahan kadar estrogen
yang menyerang tubuh bagian atas dan muka. Serangan ini ditandai dengan munculnya kulit
yang memerah di sekitar muka, leher dan dada bagian atas, detak jantung yang kencang,
badan bagian atas berkeringat, termasuk gangguan tidur.
3. Perubahan Psikologis.
Gangguan Psikologi/kognitif Gejala-gejala psikologi dan kognitif seperti depresi,
iritabilitas, perubahanmood, kurangnya konsentrasi dan pelupa juga ditemukan pada
banyak wanita perimenopause. Banyak wanita menggambarkan gangguan inisebagai
perimenopause berat. Seperti diketahui bahwa kejadian depresikira-kira 2 kali lebih sering
pada wanita dibandingkan pria. Risiko depresimayor adalah 7-12% untuk pria dan 20-25%
untuk wanita. Usia rata-rataterjadinya depresi adalah 40 tahunan.Data laboratorium
menyatakan bahwa hormon ovarium sangatberkhasiat, dimana sinyal kimiawi perifer secara
umum mempengaruhi aktivitas neuronal.
Perubahan

level

estrogen

dan

progesteron

menunjukkansejumlah

pengaruh

neurotransmiter SSP seperti dopamin, norepinefrin,asetilkolin dan serotonin yang


kesemuanya

diketahui

sebagai

modulatoruntuk

mood,

tidur,

tingkah

laku dan

kesadaran.Selama perimenopause, fluktuasi hormon terutama fluktuasiestrogen dapat


mengubah level neurotransmiter di SSP yang dapatmempengaruhi tidur, daya ingat
dan mood.
Penting sekali untuk membedakan perubahan mood karena pengaruh hormon dengan
kelainandepresi mayor. Pada pasien tanpa riwayat depresi, terapi sulih hormonharus
dipertimbangkan.

4.

Organ intim mengering.


Vagina mulai mengalami kekurangan cairan dan elastisitas, sehingga hubungan intim
dapat menyakitkan.

5.

Kesuburan berkurang.
Ovulasi atau pelepasan sel telur menjadi tidak teratur, sehingga kemungkinan bertemunya
sel telur dengan sperma menjadi lebih rendah walau masih mungkin untuk hamil.

6.

Perubahan fungsi seksual.


Selama perimenopause, keinginan untuk berhubungan intim dapat berubah, tetapi pada
banyak wanita akan mengalami masa-masa menyenangkan sebelum masa menopause tiba
dan biasanya berlanjut sampai melewati masa perimenopause.

7.

Osteoporosis.
Pengeroposan tulang ini terjadi sebagai akibat berkurangnya hormon estrogen.

8.

Perubahan kadar kolesterol.


Berkurangnya estrogen akan merubah kadar kolesterol dalam darah dan meningkatkan
kadar kolesterol jahat (LDL) yang mengakibatkan risiko terkena penyakit jantung. Sedangkan
HDL atau kolesterol baik, menurun sesuai pertambahan usia.

9.

Keringat malam

10. Infeksi saluran kemih


11. Inkontinensia urin (tidak mampu menahan keluarnya air seni)
12. Peningkatan lemak tubuh di sekitar pinggang
2.4.2 Penentu kecepatan atau keterlambatan wanita mengalami menopause
Selain faktor gaya hidup dan genetik yang menentukan cepat atau lambatnya menopause,
faktor lainnya adalah:

Sejarah keluarga.
Masa menopause seorang wanita cenderung di usia yang sama, saat ibu atau saudara
perempuan lainnya mengalami menopause. Tapi pernyataan ini masih dapat diperdebatkan.

Tidak pernah melahirkan.

Beberapa penelitian menunjukkan, wanita yang belum atau tidak pernah melahirkan, akan
mengalami menopause lebih awal.

Kondisi jantung.
Sakit jantung sering dikaitkan dengan menopause dini, diperkirakan berkaitan dengan
meningkatnya kadar kolesterol dan tekanan darah tinggi.

Terapi kanker masa kecil.


Terapi kanker di usia anak-anak, seperti kemoterapi dan radiasi pelvic juga dikaitkan dengan
menopuse dini.

Histerektomi.
Pengangkatan rahim biasanya tidak berakibat menopause dini, meski ovarium tetap akan
melepas sel telur. Hanya saja, operasi ini biasanya akan mempercepat datangnya menopause.
2.4.3 Diagnosa
Perimenopause umumnya berlangsung secara bertahap, meski tidak ada alat atau tes
yang bisa mendeteksi perimenopause. Dokter hanya akan memberi beberapa pertanyaan,
sebelum menyimpulkan apa yang tengah Anda alami. Tes yang mungkin dilakukan, salah
satunya pemeriksaan kadar hormon.
Dengan memonitor siklus menstruasi dan mengamati gejala perubahan tubuh selama
beberapa waktu, Anda akan dapat memahami dan berkonsultasi dengan dokter.
Prof. Dr. Wimpie Pangkahila, Sp.And mengatakan Salah satu faktor yang berpengaruh
pada proses penuaan ialah gaya hidup. Orang yang menerapkan gaya hidup sehat cenderung
mengalami keadaan fungsi tubuh yang lebih baik dibandingkan orang yang gaya hidupnya
tidak sehat, termasuk juga fungsi seksual.
Dengan demikian, usia lanjut atau lebih muda tidak selalu menentukan bagi fungsi
seksual. Artinya, mungkin saja orang yang berusia lebih muda fungsi organnya lebih buruk
dibandingkan yang berusia lebih tua, bila gaya hidupnya tidak sehat.
Kalau fungsi seksual Anda yang berusia lanjut ternyata baik, itu patut disyukuri. Pada
masa kini, dengan berkembangnya iptek di bidang kedokteran, usia tidak selalu
mencerminkan fungsi organ tubuh, termasuk fungsi seksual.

2.5 SEKS DAN SEKSUALITAS


2.5.1 Definisi Seks dan Seksualitas
Seks menurut Ingrid dalam Rizkina (2009, pp. 13-15) mempunyai arti jenis kelamin,
sesuatau yang dapat dilihat dan dapat ditunjuk. Jenis kelamin ini memberi kita pengertian
tentang suatu sifat atau ciri yang membedakan laki-laki dan perempuan secara biologis.
Seksualitas merupakan suatu proses yang terjadi sepanjang kehidupan manusia ,dimulai dari
saat manusia lahir sebagai bayi hingga secara fisik menjadi mandiri, lepas dari ibunya dan
akan berakhir ketika seseorang meninggal dunia.
2.5.2 Tujuan Seksualitas
Tujuan seksualitas secara umum adalah meningkatkan kesejahteraan kehidupan
manusia. Sedangkan secara khusus ada dua, yaitu:
1. Prokreasi, yaitu menciptakan atau meneruskan keturunan
2. Rekreasi, yaitu memperoleh kenikmatan biologis atau seksual
Menurut Ingrid dalam Rizkiana (2009,pp. 13-15) Seksualitas menyangkut dimensi
biologis, psikologis, social dan cultural Dilihat dari dimensi biologis, seksualitas berkaitan
dengan reproduksi, termasuk bagaimana menjaga kesehaatn organ reproduksi menggunakan
secara optimal sebagai 16 alat untuk berprokreasi (bereproduksi) dan berkreasi dalam
mengekspresikan dorongan seksual. Dari demensi psikologis, seksualitas berhubungan erat
denngan identitas peran jenis, perasaan terhadap seksualitas sendiri dan bagaimana
menjalankan fungsi sebagai makhluk seksual. Dan dari dimensi social berkaian dengan
bagaimana lingkungan berpengaruh dalam pembetukan mengenai seksualitas dan pilihan
perilaku seks. Sedangkan dari dimensi cultural menunjukan bagaimana perilaku seks menjadi
bagian dari budaya yang ada di masyarakat.
Menurut Hidayana (2004) seks mempunyai fungsi: :
1.

Seks untuk tujuan reproduksi yaitu untuk memperoleh keturunan, oleh karena itu sebagian
orang beranggapan bahwa seks adalah sesuatu yang suci, sesuatu yang tabu dan tidak patut
dibicarakan secara terbuka.

2.

Seks untuk pernyataan cinta, yaitu seks yang dilakukan berlandaskan cinta dan didukung
oleh ikatan cinta.

3.

Seks untuk kesenangan yaitu hubungan seks dengan menghayati hubungan yang lama dan
mampu mengalami kenikmatan tanpa merugikan salah satu pihak.
2.5.3 Perubahan fisiologik aktivitas seksual
Perubahan fisiologik aktivitas seksual akibat proses penuaan bila ditinjau dari pembagian
tahapan seksual menurut Kaplan adalah berikut ini :

Fase tanggapan seksual


Fase desire

Pada wanita lansia


Terutama
dipengaruhi

Pada pria lansia


oleh Interval untuk meningkaatkan hasrat

penyakit baik dirinya sendiri atau melakukan

kontak

seksual

pasangan, masalah hubungan antar meningkat;hasrat sangat dipengaruhi


keduanya, harapan kultural dan oleh

penyakit;

hal-hal tentang harga diri. Desire kemampuan


pada

lansia

wanita

kecemasan

seks

dan

akan

masalah

mungkin hubungan antara pasangan. Mulai

menurun dengan makin lanjutny usia 55 th testosteron menurun


usia, tetapi hal ini bisa bervariasi.
Fase arousal

bertahap yang akan mempengaruhi

libido.
Pembesaran payudara berkurang, M embutuhkan waktu lebih lama
semburat panas dikulit menurun; untuk ereksi; ereksi kurang begitu
elastisitas

dinding

menurun;

iritasi

vagina kuat; testosteron menurun; produksi

uretra

dan sperma menurun bertahap mulai usia

kandung kemih meningkat;otot- 40 th; elevasi testis ke perinium lebih


otot yang menegang pada fase ini lambat dan sedikit; penguasaan atas
menurun.
Fase

ejakulasi biasany membaik.

orgasmik(fase Tanggapan

muskular)

kurang

orgasmik

intens

kontraksi;
mendapatkan

disertai

mungkin Kemampuan mengontrol ejakulasi


sedikit membaik; kekuatan kontraksi otot

kemampuan
orgasme

untuk dirasakan

berkurang;

jumlah

multipel kontraksi menurun; volume ejakulat

berkurang dengan makin lanjutnya menurun.


Fase pasca orgasmik

usia.
Mungkin

terdapat

periode Periode refrakter memanjang secara

refrakter, dimana pembangkitan fisiologis,


gairah secara segera lebih sukar.

orgasme

dimana

ereksi

berikutnya

lebih

terjadi.

2.6 HUBUNGAN SEKSUAL MASA PRE MENOPAUSE


Hubungan seksual adalah suatu keadaan fisiologik yang menimbulkan kepuasan fisik,
dimana keadaan ini merupakan respon dari bentuk seksual yang berupa ciuman, pelukan, dan
percumbuan 17 berpendapat bahwa terdapat empat tingkatan hubungan fisik dalam
bercumbuan, dimana hal ini merupakan rencana alamiah untuk meningkatkan gairah seksual

dan
sukar

bagi persiapan hubungan seksual yaitu : berpegangan tangan, saling memeluk (tangan di luar
baju), berciuman, saling membelai atau meraba (dengan tangan di dalam baju yang
lain). Perilaku seksual merupakan segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat baik dengan
lawan jenis maupun sesama jenis, bentuk tingkah laku ini bermacam-macam mulai dari
perasaan tertarik sampai

tingkah laku kencan, bercumbu dan bersenggama. Objek

seksualnya bisa berupa orang lain, orang dalam khayalan, atau diri sendiri (Hidayana, 2004).
Perubahan fisiologis akibat pre menopause kadang-kadang mengganggu aktivitas dan
gairah seksual pada sejumlah wanita. Perubahan dapat terjadi pada lubrikasi, dinding vagina
gairah seksual, dorongan seksual dan orgasme yang mengakibatkan kegiatan seksual menjadi
kurang mengenakkan dan kurang menyenangkan (Kasdu, 2005).
Menurut Pangkahila (2006) beberapa masalah yang dialami wanita menopause ketika
berhubungan seksual, yakni :
1.

Kekeringan vagina dan nyeri saat hubungan seksual.


Masalah yang paling sering terjadi adalah vagina yang kering, meskipun sebenarnya hanya
20% wanita yang merasakannya. Dinding vagina menjadi tipis dan kurang lentur. Terdapat
rasa pedih, panas dan kadang nyeri atau berdarah saat melakukan sanggama. Lubrikasi
dengan bahan dasar air dapat mengatasi 18 kekeringan vagina yang terjadi. Jangan gunakan
lubrikan dengan bahan dasar petroleum (vaselin). Vitamin E atau krim pelembab juga dapat
digunakan sebagai lubrikan. Bila lubrikan atau pelembab masih kurang menolong maka dapat
diberikan krim estrogen vagina untuk mengatasi masalah kekeringan vagina.

2.

Stimulasi dan orgasme


Beberapa orang wanita mengalami orgasme yang lebih jarang dan kurang kuat saat
menopause. Pada mereka diperlukan waktu yang lama untuk meningkatkan gairah seksual.
Hampir pada semua wanita, hubungan seksual yang teratur atau masturbasi dapat membantu
meningkatkan respon dan kenikmatan seksual. Aktivitas tersebut dapat mempertahankan
fungsi atau peranan rahim, vagina serta kandung kemih serta meningkatkan lubrikasi vagina.
Kegel Exercise, latihan ini meningkatkan kontraksi otot panggul sekitar vagina yang
memembantu penguatan otot-otot vagina.

3.

Hasrat seksual
Hilangnya gairah seksual secara temporer atau jangka panjang terjadi pada sejumlah wanita
selama dan sesudah menopause. Penyebab dari keadaan ini antara lain:

Lelah

Akibat dari insomnia menimbulkan perasaan capai atau lelah yang berkepanjangan.
Pekerjaan sebagai ibu yang mengurus anak dan suami membuat ibu mempunyai beban
ganda, sehingga membuat dirinya mencapai titik kelelahan yang berat.

Stress
Depresi menstrual yang dahulu pernah muncul pada masa adolens yang kemudian mengilang
dengan sendirinya selama periode reproduktif (menjadi ibu) bisa timbul kembali pada usia
klimakterium . Pada saat ini sekalipun wanita tersebut sudah tidak haid lagi, namun rasa-rasa
depresif itu selalu saja timbul dengan interval waktu yang tetap. Perasaan-perasaan depresif
itu tiba bersamaan dengan datangnya siklusmenstruasi setiap bulannya. Tampaknya depresi
tadi bentuk kekecewaan hati dari ibu, bahwa wanita yang bersangkutan menjadi kurang
lengkap dan kurang sempurna disebabkan oleh berhentinya fungsi reproduksi dan haid.

Penyakit
Pola makan pada pre menopause tidak seperti saat usia 35-40 tahun, akan terjadi kelebihan
lemak yang tersimpan pada bokong, payudara dan perut. Disamping itu kelebihan makan
didalam keadaan tubuh kekurangan hormon dan kemampuan metabolisme dapat
menimbulkan penyakit kencing manis, hipertensi, kolesterol tinggi. Penyakit jantung koroner
yang diikuti gagal jantung.

Masalah hubungan pribadi


Komunikasi dengan pasangan sangat dianjurkan agar terjadi keharmonisan dalam keluarga.
Seorang wanita perlu mendiskusikan erubahan yang sedang dialami dengan pasangan.
Dengan komunikasi diharapkan mendapatkan solusi yang tepat dari pasangan sehingga
pasangan dapat menyesuaikan diri selama berhubungan intim.

Masalah psikologis
Menurunnya kemampuan berpikir dan ingatan sehingga menimbulkan penyakit pikun atau
Alzhaimer. Gangguan emosi berupa rasa takut menjadi tua dan tidak menarik, sukar tidur
atau cepat bangun, mudah tersinggung dan mudah marah, sangat emosional dan spontan,
merasa tertekan dan sedih tanpa diketahui sebabnya. Rasa takut kehilangan suami, anak dan
ditinggalkan sendiri.

Efek samping terapi medikamentosa


Masa klimakterium merupakan masa yang rawan bagi wanita. Karena sering timbul berbagai
penyakit sehingga mengkonsumsi obat-obatan yang dapat mempengaruhi sistem metabolisme
tubuh.

Perubahan hormon

Secara menyeluruh sistem hormonal sudah menurun fungsinya sehingga mempengaruhi


metabolisme tubuh yang juga cenderung menurun. Oleh karena itu diperlukan perhatian
terhadap pola makan yang sebaiknya menjurus kearah vegetarian .
4.

Rasa tidak enak akibat perubahan fisik yang terjadi selama menopause.
Gangguan hubungan suami istri seringkali menjadi kambuh akibat adanya perubahanperubahan selama menopause. Gangguan hubungan ini memerlukan penanganan dari
seorang ahli seksologi. Bila masalahnya terletak pada faktor hormonal maka pemberian
estrogen akan dapat dengan mudah menyelesaikan masalah yang terjadi. Tidak ada kaitan
langsung antara kadar estrogen dengan gairah seksual. Masalah yang utama adalah akibat
keringnya vagina dan rasa nyeri saat hubungan seksual. Kadar hormon, derajat kesehatan
umum dan perubahan sosial sehubungan dengan usia serta efek mental dan emosional bekerja
sama dalam perubahan seksual selama menopause. Menurunnya kadar testosteron diduga
berperan dalam penurunan gairah seksual. Hal ini masih belum terbukti secara ilmiah.
Hormon estrogen terdapat dalam bentuk pil atau injeksi serta krim. Namun dalam
penggunaannya perlu diingat adanya efek samping.

5.

Peningkatan keintiman
Perubahan yang terjadi pada usia pertengahan memungkinkan untuk melakukan
eksplorasi pengalaman seksual 22 yang baru dan berbeda. Permainan pendahuluan yang
lebih lama akan dapat meningkatakan kesiapan seksual pada wanita. Memusatkan perhatian
pada sensualitas, keintiman dan komunikasi dapat memperbaiki hubungan seksual. Terdapat
berbagai cara untuk memperlihatkan perasaan cinta anda selain hanya sekedar sanggama,
banyak cara untuk menunjukan cinta sebelum melakukan hubungan intim :

1.

Pelukan, belaian dan ciuman

2.

Sentuhan, mengusap, memijat , sensual baths

3.

Rangsangan manual

4.

Oral sex
Hubungan seksual pasca menopause dapat benar-benar memuaskan bila anda mampu untuk
melakukan adaptasi perubahan yang terjadi.
2.7 BENTUK BENTUK UMUM KESULITAN SEKSUAL
Wanita lebih sering melihat kesulitan mereka dalam

aspek-aspek kualitas

pengalaman seksual dan relevansinya dengan hubungan. Mereka cenderung lebih nyaman
penjelasan psikologis serta bentuk pertolongan psikologis. Menurut Glasier (2005) bentuk
kesulitan tersebut antara lain :
1.

Hilangnya kenikmatan

Hal ini mungkin merupakan keluhan seksual tersering pada wanita. Seorang wanita mungkin
melakukan hubungan intim, tetapi gagal merasakan kenikmatan dan kesenangan yang
biasanya dia rasakan. Apabila tidak terjadi rangsangan maka pelumasan normal vagina dan
pembengkakan vulva tidak terjadi dan hubungan intim dapat menimbulkan rasa tidak
nyaman.
2.

Hilangnya minat seksual


Banyak wanita menyadari bahwa mereka mengalami peningkatan minat terhadap seks dan
lebih mudah terangsang pada tahap tahap siklus menstruasi tertentu, walaupun waktunya
berbeda setiap wanita. 24 Tetapi mereka merasa murung sebelum menstruasi biasanya
kehilangan minat seksual pada saat tersebut, dan mendapati bahwa fase pasca menstruasi
secara seksual merupakan saat yang terbaik bagi mereka.

3.

Keengganan seksual
Pada beberapa kasus, sekedar pikiran tentang aktivitas seksual sudah menyebabkan ketakutan
atau ansietas yang besar sehingga terbentuk suatu pola menghindari kontak seksual. Pada
kasus-kasus seperti ini, penyebabnya sering dapat diidentifikasi dari pengalaman traumatik
sebelumnya, tetapi kadang- kadang pangkal masalahnya tetap tidak jelas.

4.

Disfungsi orgasme
Sebagian wanita secara spesifik mengalami kesulitan mencapai orgasme, baik dengan
kehadiran pasangannya atau pada semua situasi. Walaupun obat tertentu dapat menghambat
orgasme pada wanita, namun sebagian besar kasus faktor psikologis tampaknya menjadi
penyebab.

5.

Vaginismus
Vaginismus biasanya adalah kesulitan primer yang dialami wanita saat mereka memulai
kehidupan seksual, dan sering menyebabkan hubungan seksual yang tidak sempurna.
Kelainan ini jarang timbul kemudian setelah wanita menjalani fase hubungan seksual
normal, tetutama apabila ia sudah pernah melahirkan. Apabila memang demikian, perlu
mencari penyebab nyeri atau rasa tidak nyaman lokal yang dapat menyebabkan spasme otot.

BAB III
STUDY KASUS
3.1 CONTOH KASUS
Usianya kini 65 tahun, tetapi gairah seksualnya hampir tak beda dengan saat umur 40
tahun. Cairan pun masih lumayan baik. Hubungan seks biasa dilakukan seminggu 1-2 kali.
Namun, ia ragu, apakah dirinya normal, mengingat kata orang, pada orang usia lanjut
biasanya gairah seks menurun. Apalagi sang suami kewalahan melayani.
"Saya berumur 65 tahun, suami lebih muda 5 tahun. Gairah seks saya tidak berubah
banyak dibandingkan waktu saya berumur 40 tahun. Kalau seminggu tidak berhubungan,
rasanya ada yang tidak normal.
Untung suami mengerti. Suami pernah bilang kok saya masih kayak orang muda,
sedangkan kadang ereksi suami tidak baik sehingga saya kurang puas. Kata orang, kalau
suami lebih muda, nanti bisa cari perempuan lain. Nyatanya suami bahkan kewalahan
melayani permintaan saya.
Apakah saya tidak normal karena masih bergairah? Konon kalau sudah tua,
perempuan tidak punya cairan lagi di vaginanya. Saya masih punya cairan meski tidak
sebanyak waktu muda. Kadang saja terasa sedikit perih kalau berhubungan terlalu lama.
Apakah tidak masalah kalau berhubungan seminggu 1-2 kali? Bagaimana menjaga
agar suami tetap bisa ereksi dengan baik dan tidak kewalahan melayani saya?"E.R, Jakarta.
3.2 ANALAISIS KELOMPOK MENGENAI KASUS
Data yang kami peroleh dari kasus tersebut diantaranya :

seorang wanita berumur 65 thn

mempunyai seorang suami berumur 60 thn

masih mengeluarkan cairan pervaginal

masih mempunyai gairah seksual seperti pada usia 40thn

suami nya kewalahan ketika berhubungan seksual

suami nya sudah tidak berereksi denga baik

berhubungan seksual dalam satu minggu bisa mencapai 1-2 kali

kadang alat reproduksinya terasa perih jika berhubungan seksual terlalu lama

3.3 PEMBAHASAN

Dorongan atas kebutuhan seksualnya (libido) dipengaruhi oleh faktor psikologis sang istri

wanita itu mempunyai gaya hidup yang sehat

suami nya kurang menerapkan gaya hidup yang sehat tidak seperti istrinya

3.4 LANDASAN TEORI

Point pertama : dorongan atas kebutuhan seksualnya (libido) dipengaruhi oleh faktor
psikologis sang istri
Menurut Ingrid dalam Rizkiana (2009,pp. 13-15) Seksualitas menyangkut dimensi
biologis, psikologis, social dan cultural. Dari demensi psikologis, seksualitas berhubungan
erat denngan identitas peran jenis, perasaan terhadap seksualitas sendiri dan bagaimana
menjalankan fungsi sebagai makhluk seksual. Dan dari dimensi social berkaian dengan
bagaimana lingkungan berpengaruh dalam pembetukan mengenai seksualitas dan pilihan
perilaku seks. Sedangkan dari dimensi cultural menunjukan bagaimana perilaku seks menjadi
bagian dari budaya yang ada di masyarakat.

Point kedua dan ketiga : -wanita itu mempunyai gaya hidup yang sehat, suami nya kurang
menerapkan gaya hidup yang sehat tidak seperti istrinya
Prof. Dr. Wimpie Pangkahila, Sp.And mengatakan Salah satu faktor yang berpengaruh
pada proses penuaan ialah gaya hidup. Orang yang menerapkan gaya hidup sehat cenderung
mengalami keadaan fungsi tubuh yang lebih baik dibandingkan orang yang gaya hidupnya
tidak sehat, termasuk juga fungsi seksual.
Dengan demikian, usia lanjut atau lebih muda tidak selalu menentukan bagi fungsi
seksual. Artinya, mungkin saja orang yang berusia lebih muda fungsi organnya lebih buruk
dibandingkan yang berusia lebih tua, bila gaya hidupnya tidak sehat.
Kalau fungsi seksual Anda yang berusia lanjut ternyata baik, itu patut disyukuri. Pada
masa kini, dengan berkembangnya iptek di bidang kedokteran, usia tidak selalu
mencerminkan fungsi organ tubuh, termasuk fungsi seksual.

BAB IV

SIMPULAN DAN SARAN


4.1 KESIMPULAN
Secara biologi penduduk lanjut usia adalah penduduk yang mengalami proses
penuaan secara terus menerus, yang ditandai dengan menurunnya daya tahan fisik yaitu
semakin rentannya terhadap serangan penyakit yang dapat menyebabkan kematian. Hal ini
disebabkan terjadinya perubahan dalam struktur dan fungsi sel, jaringan, serta sistem organ.
Perubahan-perubahan yang umum terlihat pada masa usia lanjut adalah ditandai
dengan perubahan fisik dan psikologis tertentu. Baik pria maupun wanita, pada usia lanjut
mereka akan melakukan penyesuaian diri agar mereka tampak siap dan sesuai dengan masa
usia lanjut tersebut secara baik ataupun tidak baik.
Perubahan-perubahan tersebut meliputi Perubahan pada sistem pernafasan,perubahan
pada

telinga,

perubahan

pada

mata,

perubahan

pada

gigi, perubahan

pada

persendian, perubahan otot, perubahan pada kulit.


Perubahan fisiologis akibat pre menopause kadang-kadang mengganggu aktivitas dan
gairah seksual pada sejumlah wanita. Perubahan dapat terjadi pada lubrikasi, dinding vagina
gairah seksual, dorongan seksual dan orgasme yang mengakibatkan kegiatan seksual menjadi
kurang mengenakkan dan kurang menyenangkan. Masalah yang dialami wanita menopause
ketika

berhubungan

seksual yakni kekeringan

vagina

dan

nyeri

saat

hubungan

seksual, stimulasi dan orgasme, hasrat seksual, rasa tidak enak akibat perubahan fisik yang
terjadi selama menopause, dan peningkatan keintiman.
4.2 SARAN
Permasalahan pada masa lansia atau yang menjelang masa menopause sering terabaikan,
tidak hanya di lingkungan keluarga sendiri, tetapi juga di lingkungan masyarakat bahkan
pusat pelayanan kesehatan. pengetahuan tentang permasalahan seksual pada wanita yang
menjelang perimenopause baik pria maupun wanita perlu sebarluaskan sejak dini, dan
perlunya kerjasama yang optimal disetiap instansi pemerintah dan masyarakat untuk
mengatasi masalah ini agar mereka mendapatkan kehidupan yang layak, dan harmonis
sebagai manusia dan warga negara seutuhnya.
Jadi sebagai perempuan, kita harus senantiasa menjaga kesehatan reproduksi kita sejak
dini. Sebagai bidan, kita juga harus memberikan penyuluhan kesehatan reproduksi kepada
kaum wanita, khususnya remaja pada masa pubertas.

DAFTAR PUSTAKA
Kuliahkebidanan.wordpress.com/2008/07/19/perimenopause-masa-transisi-menujumenopause/
http://www.duniawanita.org/t3518-wanita-lanjut-usia-gairah-masih-menyala
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/113/jtptunimus-gdl-mujahidaha-5647-3-babii.pdf
http://osteoporosis.klikdokter.com/subpage.php?id=i&sub=56
http://www.scribd.com/doc/50352574/GEJALA-WANITA-PERIMENOPAUSE

Anda mungkin juga menyukai