Anda di halaman 1dari 6

SISTEM INFORMASI UNTUK

KEUNGGULAN KOMPETITIF
Sistem informasi adalah suatu sistem virtual data mereka mencerminkan sistem fisik dari
sebuah perusahaan. Sistem informasi dapat digunakan untuk memberikan keunggulan
kompetitifkepada perusahaan. Seiring dengan perusahaan memenuhi kebutuhan produk dan
jasa para pelanggannya, perusahaan tersebut akan berusaha untuk mendapatkan
keunggulan di atas para pesaingnnya. Mereka dapat keunggulan ini dengan memberikan
produk dan jassa pada harga yang lebih rendah, memberikan produk dengan jassa dan
kualitass yang lebih tinggi, dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan khususdari segmen-segmen
pasar tertentu.
Satu yang tidak selalu terlihat jelas adalah adanya fakta bahwa sebuah perusahaan juga akan
mencapai keunggulan kompetitif melalui penggunaan sumber daya virtualnya. Di dalam
bidang sistem informasi, keunggulan kompetitif (competitive advantage) mengacu pada
penggunaan informasi untuk mendapatkan pengungkitan (leverage) didalam pasar. Ingat
bahwa manajer perusahaan menggunakan sumber daya virtual sekaligus juga fisik dalam
memenuhi tujuan-tujuan strategi perusahaan. Pandangan secara luas atas keunggulan
kompetitif menyadari adanya organisasi-organisasi yang bersaing dengan perusahaan
sekaligus sekaligus juga profesional dan staf di negara-negara lain yang bersaing
memperebutkan pekerjaan dengan karyawan perusahaan. Perusahaan multinasional sering
kali mengontrakkan pekerjaan (outsource) ke organisasi-organisasi lain agar dapat mencapai
suatu keunggulan ekonnomi. Perusahaan yang melakukan bisnis secara global memiliki
kebutuhan-kebutuhan informasi dan koordinasi khusus. Biasanya keunggulan kompetitif dapat
dicapai melalui pengelolaan sumber daya fisik.
Pendukung utama keunggulan kompetitif adalah Michael Porter, yang mengembangkan
konsep-konsep seperti rantai nilai (value chains) dan sistem nilai (value system).
1.

1.

Rantai Nilai Porter

Profesor Harvard Michael E. Porter adalah orang yang paling sering dikaitkan dengan topik
keunggulan kompetitif. Buku dan artikel-artikel yang ditulisnya memberikan panduan dan
strategi bagi perusahaan yang mencoba untuk mendapatkan keunggulam diatas para
pesaingnya. Porter yakin bahwa sebuah perusahaan meraih keunggulan kompetitif dengan
menciptakan suatu rantai nilai (value chains).
Perusahaan menciptakan nilai dengan melakukan apa yang disebut oleh Porter sebagia
aktivitas nilai (value activities). Aktivitas ini terdiri atas dua jenis : Aktivitas nilai utama
(primary value activities) dan Aktivitas nilai pendukung.(support value activities). Selain itu,

ketiga aktivitas akan mempengaruhi aktivitas utama secara terpisah maupun dalam bentuk
terkombinasi yaitu manajemen sumber daya manusia, pengembangan teknologi, dan
pengadaan (atau pembelian). Masing-masing nilai, baik utama atau pendukung, akan
mengandung tiga unsur penting : input yang dibeli, sumber daya manusia, dan tekologi.
Setiap aktivitas juga akan menggunakan dan menciptakan informasi. Sebagai contoh,
spesialisasi informasi di dalam unit jasa informasi dapat menggabungkan basis data
pembelian komersial, peralatan komputasi yang disewa, dan program-program yang
dikembangkan sendiri untuk menghasilkan informasi pendukung keputusan bagi para
eksekutif perusahaan.

1.

2.

Memperluas Ruang Lingkup Rantai Makanan

Manajemen harus waspada terhadap tambahan keunggulan yang dapat dicapai dengan
menngaitkan rantai nilai perusahaan ke rantai nilai organisasi lain kaitan seperti ini dapat
meghasilkan suatu sistem interorganisasional (interorganizational system-IOS). Perusahaanperusahaan yang berpartisipasi disebut sebagai sekutu bisnis (business partners) mereka
bekerja bersama sebagai suatu unit tunggal yang terkoordinasi, sehingga menimbulkan suatu
sinergi yang tidak dapat dicapai jika masing-masing bekerja sendirian.
Sebuah perusahaan dapat menngaitkan rantai nilainya kepada rantai nilai pemasoknya
dengan mengimplementasikansistem yang membuat sumber daya input tersedia bila
dibutuhkan. Perusahaan juga dapat mengaitkan rantai nilainya dengan rantai nilai para
anggota jalur distribusinya, sehingga menciptakan suatu sistem nilai (vaue system). Ketika
para pembeli perusahaan produk perusahaan adalah organisasi, rantai nilai mereka akan juga
dapat dikaitkan dengan rantai nilai perusahaan dan para anggota distribusinya.

1.

3.

Dimensi-dimensi Keunggulan Kompetitif

Keunggulan dapat direalisasikan dalam hal mendapatkan keunggulan strategis, taktis,


maupun operasional. Pada tingkat manajerial yang tertinggi adalah tingkat perencanaan
strategis, sistem informasi dapat digunakan untuk megubah arah sebuah perusahaan dapat
mendapatkan keunggulan strategisnya. Pada tingkat kendali manajemen (menengah),
manajer dapat memberikan spesifikasi mengenai bagaimana rencana strategis akan
diimplementasikan, ehingga menciptakan suatu keunggulan taktis. Pada tingkat kendali
operasional (lebih rendah), manajer dapat menggunakan teknologi informasi dalam berbagai
pengumpulan data dan penciptaan informasi yang akan memastikan efisiensi operasi,
sehingga mencapai keunggulan operasional.

Sistem informasi dapat mencapai keunggulan kompetitif pada tiga tingkatan yaitu :
keunggulan strategis, keunggulan taktis dan keunggulan operasional. Berikut ini adalah
penjelasannya ;

I.

KEUNGGULAN STRATEGIS

Keunggulan strategis (strategic advantage) adalah keunggulan yang memiliki dampak


fundamental dalam membentuk operasi perusahaan.Sistem informasi dapat digunakaan
untuk mencapai keunggulan stratergis. Manajer pada tingkat perencanaan strategis dapat
meraih keunggulan strategis dengan mempergunakan sistem informasi untuk membedakan
perusahaannya dan para pesaing. Tingkat strategis akan menentukan arah dan tujuan
perusahaan, namun tetap masih terdapat kebutuhan akan suatu rencana yang dapat
mencapai suatu strategis yang menyadari arti penting dari keamanan.

II.

KEUNGGULAN TAKTIS

Sebuah perusahaan mendapatkan keunggulan taktis (tactical advantage) ketika perusahaan


tersebut mengimplementasikan strategi dengan cara yang lebih baik dari para pesaingnya.
Manajer tingkat pengendalian manajemen (tingkat menengah) dapat meraih keunggulan
taktis dengan mengarahkan perancangan sistem informasi yang memiliki alat penghubung
umum, seperti browser Web untuk mengakses internet, yang memungkinkan pelanggan
memiliki akses langsung atas informasi.
Keputusan keunggulan strategis adalah menjadikan sistem informasi perusahaan tersedia
bagi para pelanggan untuk meningkatkan layanan pelanggan. Perusahaan mengembangkan
suatu sistem informasi taktis yang tidak hanya akan meningkatkan kepuasan pelanggan,
namun juga akan meingkatkan profitabilitas.

III.

KEUNGGULAN OPERASIONAL

Keunggulan operasional (operational advantage) adalah suatu keunggulan yang berhubungan


dengan transaksi dan proses sehari-hari. Disinilah sistem informasi akan berinteraksi secara

langsung dengan proses. Manajer pada tingkat pengendalian operasional (tingkat paling
rendah) dapat meraih keunggulan opersional dengan mengembangkan sistem informasi yang
menawarkan produk-produk komplementer ketika pelanggan mengakses pesanan mereka
sebagai salah satu cara untuk secara bersamaan meningkatkan penjualan dan mendukung
kepuasan pelanggan.

Ketika tiga tingkatan diatas bekerja untuk mencapai tujuan yang sama, maka perusahaan
akan dapat meraih potensi keuntungan yang paling besar. Sistem informasi yang terpegaruh
oleh ketiga tingkat ini akan memiliki kemungkinan terbaik untuk meningkatkan kinerja sebuah
perusahaan secara substansial.

v PERENCANAAN STRATEGIS UNTUK SUMBER DAYA MANUSIA

Perusahaan-perusahaan pertama yang menggunakan komputer menempatkan tanggung


jawab pengelolaan sumber daya informasi di tangan sebuah unit khusus yang terdiri atas
para profesional informasi. Unit ini, yang disebut sebagai layanan informasi (infomation
service-IS), dikelola oleh seorang manajer yang mungkin memiliki status wakil presiden.
Praktik yang diterima dewasa ini adalah membuat layanan informasi sebagai suatu area
bisnis utama dan memuaskan manajer puncaknya di dalam kelompok eksekutif senior,
seperti komite eksekutif, yang melakukan pengambilan-pengambilan keputusan penting bagi
perusahaan.

v CHIEF INFORMATION OFFICER DAN CHIEF TECHNOLOGY OFFICIER

Istilah CEO, untuk chief executive officer, pertama kali dicantumkan dalam kosakata bisnis
untuk menunjukkan seseorang (presiden atau ketua dewan direksi) yang memiliki pengaruh
terbesar dalam mengarahkan perusahaan. Istilah-istilah seperti CFO, untuk chief financial
officer, dan CCO, untuk chief operating officer, kemudian juga ikut dibuat. Terminologi
yang serupa juga diciptakan untuk manajer layanan informasi. Pertama, istilah CIO, untuk
cheif information officer, digunakan lalu belakangan ini, istilah CTO, untuk chief technology
officer, mulai muncul. Istrilah-istilah ini menggambarkan peranan penting yang seharusnya
dimainkan oleh manajer puncak layanan informasi. Chief information officer (CIO) atau
chief technology officer (CTO) adalah manajer dengan tingkat tertinggi dilayanan

informasi. Orang ini akan menyumbangkan keahlian manajerial dalam memecahkan masalahmasalah yang tidak hanya berhubungan dengan layanan informasi saja, melainkan juga areaarea operasi perusahaan lain. Chief information officer (atau chief technology officer)
memaikan peran penting dalam perencanaan strategis suatu usaha, area bisnis, dan sumber
daya informasi. Sebuah rencana strategis untuk sumber daya informasi akan
mengindetifikasikan tujuan-tujuan yang harus dipenuhi oleh sistem informasi perusahaan di
tahun-tahun mendatang dan sumber daya informasi yang akan diperlukan untuk mencapai
tujuan-tujuan tersebut.
CIO dan CTO dapat memosiasikan layanan informasi sebagai salah satu unsur vital dalam
struktur organisasi perusahaan dengan melaksanakan saran-saran berikut ini :

Meluangkan waktu dalam bisnis dan pelatihan bisnis.

Secara aktif mencari kemitraan dengan unit-unit bisnis dan manajemen ini jangan
menunggu untuk diundang.

Fokus pada perbaikan proses bisnis.

Menjelaskan biaya-biaya IS dalam istilah bisnis

Membangun krebilitas dengan memberikan jasa IS yanng dapat diandalkan.

Terbuka untuk ide-ide yang berasal dari luar bidang IS.

v PERENCAAN STRATEGIS BAGI PERUSAHAAN

Ketika sebuah perusahaan mengorganisasikan para eksekutifnya ke dalam suatu komite


eksekutif, kelompok ini biasanya akan bertanggung jawab atas perencanaan strategis bagi
keseluruhan perusahaan. Pada tingkat paling minimum, komite eksekutif terdiri atas presiden
atau wakil presiden bidang-bidang bisnis perusahaan. Komite ini akan menentukan rencana
bisnis strategis organisasi.
Setelah rencana dibuat, komite eksekutif akan memonitor pelaksanaan sepanjang tahun dan
jika dibutuhkan mengambil tindakan yang sesuai. Dalam beberapa kasus, rencana dapat
berupa dimodifikasi untuk mencerminkan perubahan situasi. Komite juga dapat mengambil
inisiatif pengambilan keputusan yang ditujukan untuk memastikan bahwa seluruh sasaran
perusahaan akan tercapai.

v RENCANA STRATEGIS UNTUK AREA-AREA BISNIS

Ketika para eksekutif sebuah perusahaan sepenuhnya memiliki komitmen pada perencanaan
strategis, mereka melihat adanya kebutuhan bagi masing-masing area bisnis untuk
mengembangkan rencana strategisnya sendiri. Rencana area bisnis akan merinci bagaimana
area-area tersebut akan mendukung usaha ketika berusaha mencapai sasaran strategisnya.
Salah satu pendekatan pada perencanaan strategis area bisnis adalah untuk setiap area
membuat rencananya sendiri secara terpisah dari area-area yang lain. Akan tetapi,
pendekatan seperti ini tidak dapat memastikan bahwa area-area akan dapat bekerja sama
dengan baik.
Selama beberapa tahun terakhir, unit IS mungkin telah mendedikasikan sebagai besar
perhatian mereka pada perencanaan strategi daripada kebanyakan area bisnis yang lain.
Istilah yang digunakan untuk menggambarkan aktivitas ini adalah perencanaan strategis
untuk sumber daya informasi (strategic planning for information resource-SPIR)
Pendekatan perencanaan strategi untuk sumber daya informasi (strategic planning for
information resource-SPIR) adalah pengembangan rencana strategis secara paralel bagi
layanan informasi dan perusahaan bagi layanan informasi dan perusahaan sehingga rencana
perusahaan akan mencerminkan dukungan yang akan diberikan oleh layanan informasi.
Rencana IS akan mencerminkan permintaan dukungan sistem di masa mendatang dan
sumber daya informasi yang akan dibutuhkan. Kunci SPIR adalah mengembangkan rencana
strategis bagi perusahaan dan bagi sumber daya informasi pada waktu yang bersamaan

Daftar Pustaka :
Raymond McLeod,Jr.2009.Sistem Informasi Manajemen edisi 10.Jakarta: Salemba Empat

Anda mungkin juga menyukai