Ekotik Danau Fix
Ekotik Danau Fix
Oleh
Kelompok 2
1. Clarista Mugistika
131810401038
2. Siti Erlinka
141810401014
3. Siti Nurhalimah
141810401029
141810401041
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2016
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah
memberikan
kesempatan
kepada
kami
selaku
penyusun
dalam
makalah
ini
selain
bertujuan
sebagai
tugas
dalam
14 September 2016
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
Tumbuhan yang umumnya terdapat pada ekosistem lentik berupa alga dan
tumbuhan air mengapung lainnya.
(Adawiyah, R, 2011).
tumbuhan rendah yang hidup di habitat air, tekanan osmosisnya sama dengan
tekanan osmosis lingkungan atau isotonis (Cambell,2004).
2. Adaptasi hewan
Ekosistem air tawar dihuni oleh nekton. Nekton merupakan hewan yang
bergerak aktif dengan menggunakan otot yang kuat. Hewan tingkat tinggi yang
hidup di ekosistem air tawar, misalnya ikan, dalam mengatasi perbedaan tekanan
osmosis melakukan osmoregulasi untuk memelihara keseimbangan air dalam
tubuhnya melalui sistem ekskresi, insang, dan pencernaan (Cambell,2004).
2.4 Komponen Biotik dan Abiotik Ekosistem Danau
2.4.1. Komponen Biotik
Komponen biotik dalam ekosistem danau meliputi semua jenis makhluk
hidup seperti manusia, hewan, tumbuhan dan mikroorganisme.
a.
b.
5) Perifiton: organisme yang melekat pada suatu substrat (batang, akar, batubatuan) di perairan.
c.
kelompok:
1) Organisme autotrof: organisme yang dapat mensintesis makanannya
sendiri. Tumbuhan hijau tergolong organisme autotrof, peranannya
sebagai produsen dalam ekosistem air tawar.
2) Fagotrof dan Saprotrof: merupakan konsumen dalam ekosistem air tawar.
Fogotrof adalah pemakan organisme lain, sedang Saprotrof adalah
pemakan sampah atau sisa organisme lain.
(Pamungkas, et.al, 2008).
memperkuat
suhu
lingkungan
pada
organisme
dengan
cara
Daerah ini merupakan daerah dasar danau tempat terdapatnya bento dan sisasisa organisme mati.
(Cambell,2004).
a. Danau permanen : yaitu dana yang kapasitas airnya tidak dipengaruhi oleh
musim
b. Danau temporer
2. Siklus Nitrogen
Nitrogen merupakan limiting factor yang harus diperhatikan dalam suatu
ekosistem perairan. Nitrogen di perairan terdapat dalam bentuk gas N2, NO2-,
NO3-, NH3 dan NH4+ serta sejumlah N yang berikatan dalam organik kompleks
(Haryadi, 2003). Akumulasi kandungan nitrogen dalam air dapat menjadi sumber
penurunan kualitas air. Sumber nitrogen terbesar berasal dari udara, sekitar 80%
dalam bentuk nitrogen bebas yang masuk melalui sistem fiksasi biologis dalam
kondisi aerobik.
Nitrogen di udara akan berikatan dengan oksigen membentuk NO2,
Selanjutnya NO2 yang berikatan dengan air hujan akan membentuk senyawa
HNO2 (asam nitrat). Melalui hujan yang turun di wilayah ekosistem perairan,
asam nitrat masuk ke air dan bereaksi dengan oksida dan karbonat-karbonat
logam menjadi garam nitrat dan garam nitrit yang dapat dimanfaatkan oleh
tumbuhan. Tumbuhan juga mendapat asupan nitrogen dari kotoran hewan air yang
mengandung amoniak (NH3). Selain mendapatkan energi dari tumbuhan,
konsumen juga memperoleh senyawa nitrogen dari tumbuhan untuk mensintesis
protein dalam tubuhnya. Hewan yang memperoleh senyawa nitrogen dari
makanannya akan mengeluarkan senyawa nitrogen tersebut ke lingkungan dalam
bentuk amonia (NH3). Dengan demikian nitrogen di alam akan terus berputar
(Saktiyono, 2004)
10
(mg/l)
1
< 0,003
0,003 0,014
Tercemar sedang
0,014 0,10
Tercemar berat
11
3. Siklus Karbon
Pada ekosistem air, pertukaran CO2 dengan atmosfer berjalan secara tidak
langsung. Karbon dioksida berikatan dengan air membentuk asam karbonat yang
akan terurai menjadi ion bikarbonat. Bikarbonat adalah sumber karbon bagi alga
yang memproduksi makanan untuk diri mereka sendiri dan organisme heterotrof
lain. Sebaliknya, saat organisme air berespirasi, CO2 yang mereka keluarkan
menjadi bikarbonat. Jumlah bikarbonat dalam air adalah seimbang dengan jumlah
CO2 di air.
Karbon adalah bahan penyusun dasar semua senyawa organik. Dalam siklus
karbon, proses timbal balik fotosintesis dan respirasi seluler. Tumbuhan
mendapatkan karbon, dalam bentuk CO2 dari atmosfer melalui proses fotosintesis
yang nantinya akan digunakan oleh tumbuhan dan hewan untuk berespirasi yang
dapat menghasilkan O2. Hewan dan tumbuhan yang mati, dalam waktu yang lama
akan membentuk batubara di dalam tanah. Batubara akan dimanfaatkan lagi
sebagai bahan bakar yang juga menambah kadar CO2 di udara. Sejumlah karbon
bisa dipindahkan dari siklus tersebut dalam waktu yang lebih lama ketika karbon
terakumulasi di dalam kayu dan bahan organik oleh detritivora akhirnya didaur
ulang karbon ke atmosfer sebagai CO2.
12
4. Siklus Fosfor
Proses daur fosfor yang terjadi di perairan hampir sama dengan proses daur
fosfor yang terjadi di daratan. Molekul fosfat yang terdapat di dalam air
digunakan oleh fitoplankton, ganggang, dan tumbuhan air untuk metabolisme
tubuhnya. Melalui rantai makanan fosfat masuk ke dalam tubuh hewan di
perairan. Selanjutnya melalui proses dekomposisi organisme mati (zat organik)
oleh bakteri dan fungi, fosfor kembali dilepaskan ke lingkungan perairan.
Beberapa bakteri dan fungi mampu memecah senyawa-senyawa organik fosfor
dan mampu melepaskan fosfat dari dan kembali dalam siklus materi. Beberapa
bakteri yang dapat mendekomposisi trikalsium fosfat adalah genus Pseudomonas,
Aeromonas, Escherichia, Bacillus dan Micrococcus
Molekul fosfat yang terbawa oleh aliran air, tidak seluruhnya diserap oleh
tumbuhan. Sebagian terus terbawa menuju lautan dan mengendap di dasar laut.
Endapan tersebut lama kelamaan semakin banyak dan oleh proses geologis selama
bertahun-tahun jadi membetuk batuan atau daratan yang mengandung fosfat.
Pembuangan air deterjen yang mengandung fosfat ke dalam perairan dapat
13
Fosfor
Dikeluarkan
melalui
kotoran
Diabsorbsi
tumbuhan dalam
bentuk H2PO42-
Membentuk
DNA, RNA dan
ATP
Dimakan
hewan
(konsumen)
14
1. Zona Litoral
2. Zona Limnetik
3. Zona Profundal
4. Zona Bentik
(Sachlan. M, 1980)
2.9 Fungsi dan Manfaat Ekosistem Danau
1. sebagai sumber plasma nutfah yang berpotensi sebagai penyumbang
bahan genetik;
2. sebagai tempat berlangsungnya siklus hidup jenis flora/fauna yang
penting,
3. sebagai sumber air yang dapat digunakan langsung oleh masyarakat
sekitarnya (rumahtangga, industri dan pertanian);
15
4. sebagai tempat penyimpanan kelebihan air yang berasal dari air hujan,
aliran permukaan, sungai-sungai atau dari sumber-sumber air bawah
tanah;
5. memelihara iklim mikro, di mana keberadaan ekosistem danau dapat
mempengaruhi kelembaman dan tingkat curah hujan setempat;
6. sebagai sarana transportasi untuk memindahkan hasil-hasil pertanian dari
tempat satu ke tempat lainnya;
7. sebagai penghasil energi melalui PLTA;
8. sebagai sarana rekreasi dan objek pariwisata.
9. sebagai sumber air yang paling praktis dan murah untuk kepentingan
domestik maupun industri,
10. sebagai sistem pembuangan yang memadai dan paling murah
(Sittadewi, 2008).
16
3.1 KESIMPULAN
Ekosistem danau tersusun atas komponen biotik dan komponen abiotik.
Ekosistem danau ditandai oleh adanya bagian perairan yang dalam sehingga
tumbuh-tumbuhan berakar tidak dapat tumbuh di bagian ini. Komunitas tumbuhan
dan hewan tersebar di danau sesuai dengan kedalaman dan jaraknya dari tepi
dengan 4 zona yang digolongkan ke dalam zona litoral, limnetik, profundal dan
bentik. Selain itu berdasarkan produksi materi organik-nya danau dikelompokkan
menjadi danau oligotropik dan eutropik. Dilihat dari susunan dan fungsinya,
ekosistem danau tersusun atas komponen autotrof, heterotrof, decomposer dan
abiotik. Sedangkan berdasarkan aliran energi dan kebiasaan hidupnya, hewan
yang hidup di danau terdiri dari plankton, nekton, neuston, perifiton dan bentos.
Yang mana semua komponen-komponen tersebut saling ketergantungan antar satu
dengna lainnya.
17
DAFTAR PUSTAKA
Ekologi.
18