Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
uang) yang merupakan indikasi yang jelas terjadinya salah saji dalam saldo laporan
keuangan. Perbedaannya juga terletak pada prosedur audit yang dipakai (1) pengendalian:
dengan pengajuan pertanyaan, observasi, inspeksi, pelaksanaan kembali pekerjaan, dan
teknik audit berbantu komputer. (2) substantif: sama dengan pengujian pengendalian
ditambah prosedur analitis, perhitungan, konfirmasi, penelusuran, dan pemeriksaan.
Contoh pengujian pengendalian:
a. Menyamakan invoice supplier dengan purchase order dan receiving report sebelum
menyetujui pembayaran invoice
b. Memeriksa kartu absensi karyawan sebelum menyetujui pembayaran uang lembur
Contoh pengujian substantive golongan transaksi:
a. Memeriksa fisik persediaan pada tanggal neraca sebagai bukti bahwa persediaan yang
disajikan dalam catatan akuntansi yang benar-benar ada (penegasan validitas);
b. Mengatur pemasok untuk mengkonfirmasi secara tertulis rincian dari jumlah yang
terhutang pada tanggal neraca sebagai bukti bahwa hutang usaha adalah lengkap (asersi
kelengkapan),
c. Membuat pemanggilan terhadap manajemen mengenai kolektibilitas piutang nasabah
sebagai bukti bahwa piutang usaha adalah akurat untuk penilaiannya.
5. Sebutkan prosedur audit pengujian pengendalian untuk menguji efektivitas pengendalian
berikut: Untuk menghitung pendapatan pegawai digunakan tarif upah yang telah ditetapkan
perusahaan.
Sebutkan prosedur audit pengujian substantive transaksi untuk menentukan apakah tarif
upah yang ditetapkan perusahaan benar-benar digunakan di dalam menghitung pendapatan
pegawai
Jawab: Prosedur audit pengujian pengendalian untuk menghitung pendapatan pegawai
digunakan tarif upah yang telah ditetapkan perusahaan adalah sebagai berikut:
1. Periksa petunjuk adanya verifikasi internal
2. Periksa paraf pemeriksa data atas total per batch; bandingkan total dengan laporan
3. Periksa petunjuk adanya otorisasi dalam catatan penggajian
4. Periksa otorisasi dalam file sumber daya manusia
Prosedur audit pengujian substantive transaksi untuk menentukan apakah tarif upah yang
ditetapkan perusahaan benar-benar digunakan di dalam menghitung pendapatan pegawai
adalah sebagai berikut:
1. Hitung ulang jam kerja dari catatan waktu
2. Bandingkan tarif upah dengan kontrak kerja, persetujuan dari dewan komisaris atau
pihak lainnya.
3. Hitung ulang pendapatan kotor
4. Periksa pemotongan-pemotongan dengan mengacu pada tarif pajak dan formulir
pengesahan dalam file sumberdaya manusia
5. Hitung ulang pendapatan bersih
6. Periksa bukti pengeluaran check atau bukti transfer dengan jurnal penggajian untuk
memeriksa kebenaran jurnalnya
6. Demi kepraktisan, sebagian besar pngujian pengendalian dan pengujian substantive transaksi
sering dilakukan secara bersamaan. Akan tetapi prosedur pengujian substantive transaksi dan
ukuran sample, untuk sebagian, tergantung pada hasil pengujian pengendalian. Bagaimana
auditor memecahkan masalah inkonsistensi ini?
Jawab:
7. Jelaskan bagaimana perhitungan dan perbandingan ke persentase laba kotor tahun lalu dan
rasio piutang usaha terhadap penjualan berhubungan dengan konfirmasi piutang usaha serta
pengujian ketelitian piutang usaha.
Jawab:
8. Bedakan pengujian substantive golongan transaksi dengan pengujian rinci saldo. Berikan
contoh untuk keduanya dalam siklus pembelian dan pembayaran.
Jawab: Pengujian substantif (Substantive Test) adalah perosedur yang digunakan untuk
menguji kekeliruan atau ketidakberesan dalam bentuk uang yang langsung mempengaruhi
kebenaran saldo laporan keuangan. Kekeliruan tersebut sering disebut dengan salah saji
moneter (dalam satuan mata uang) yang merupakan indikasi yang jelas terjadinya salah saji
dalam saldo laporan keuangan sedangkan pengujian rinci saldo berfokus pada saldo akhir
akun-akun buku besar, baik akun neraca maupun akun laba-rugi. Tekanan utama kebanyakan
pengujian rinci saldo adalah pada akun-akun dalam neraca (akun riil). Pengujian rinci saldo
memerlukan jenis bukti lebih banyak daripada pengujian substantive golongan transaksi.
Contoh pengujian substantive golongan transaksi:
1. Memeriksa ketelitian penulisan dengan mentotal jurnal dan menelusur posting ke buku
besar dan ke master file utang usaha dan pembelian
2. Membandingkan penggolongan dengan daftar akun dengan mengacu ke faktur penjual
Contoh pengujian rinci saldo:
1. Telusur dari daftar utang usaha ke faktur penjual dan laporan dari pemasok
2. Konfirmasi utang usaha, terutama untuk yang berjumlah besar dan tidak biasa.
9. Untuk kedelapan tipe bukti audit yang telah di bahas pada Bab 5, tunjukkan apakah bisa
diterapkan untuk prosedur penilaian risiko, pengujian pengendalian, pengujian substantif
golongan transaksi, dan pengujian rinci saldo.
Prosedur
Jenis Bukti
Audit
Pemeriksaa
Lebih
n
Fisik
Lanjut
Pengujian
Pengendalian
Pengujian
Substanti
Konfirmasi
Dokumentas
i
n
(Observasi)
f
Prosedur
analitis
Pengujian
Rinci
Pengamata
Permintaan
Keteranga
Pelaksanaa
Prosedu
n
Ulang
r
Analitis
Rekalkulasi
Saldo
2. Kelengkapan - Jumlah yang Ada Telah Dicatat. Tujuan ini terkait dengan apakah
semua jumlah yang semestinya dimasukkan, sudah benar-benar dimasukkan. Tujuan ini
merupakan pelengkap dari asersi manajemen terhadap kelengkapan untuk saldo akun.
3. Akurasi - Jumlah yang Dimasukkan Dinyatakan dalam Jumlah yang Benar. Tujuan
akurasi mengacu pada jumlah yang dimasukkan pada perhitungan matematis yang benar.
Akurasi adalah salah satu bagian dari asersi penilaian dan alokasi untuk saldo akun.
4. Klasifikasi - Jumlah yang Dimasukkan pada Daftar Milik Klien Telah
Diklasifikasikan dengan Benar. Klasifikasi melibatkan penentuan apakah yang
dimasukkan pada daftar milik klien dimasukkan dengan benar ke dalam akun buku
besar. Klasifikasi juga bagian dari asersi penilaian dan alokasi klasifikasi tujuan audit
terkait saldo terkait era dengan tujuan audit terkait penyajian dan pengungkapan, tapi
berhubungan dengan bagaimana saldo-saldo diklasifikasikan di dalam buku besar
sehingga mereka bisa disajikan dan diungkapkan dengan benar dalam laporan keuangan.
5. Pisah Batas - Transaksi Mendekati Tanggal Neraca Dicatat dalam Periode yang
Benar. Untuk menguji pisah batas saldo akun, tujuan auditor adalah menentukan apakah
transaksi dicatat dan dimasukkan ke dalam saldo akun pada periode yang benar. Uji
pisah batas dapat dianggap sebagai bagian dari pengujian akun-akun neraca atau
transaksi terkait lainnya, namun untuk tujuan kemudahan, auditor biasanya melakukan
hal itu sebagai bagian dari pengauditan atas akun-akun neraca. Tujuan penetapan waktu
untuk transaksi terkait dengan waktu yang tepat dalam pencatatan transaksi di sepanjang
tahun, sedangkan tujuan pisah batas untuk tujuan audit terkait saldo hanya berhubungan
dengan transaksi-transaksi yang mendekati akhir tahun.
6. Keterikatan - Perincian Saldo Akun Sesuai dengan Jumlah di Arsip Utama yang
Tekait, Sesuai dengan Jumlah Total Saldo Akun dan Sesuai dengan Jumlah Total di
Buku Besar. Tujuan keterikatan rincian menekankan bahwa rincian dalam daftar telah
disusun secara akurat, dijumlahkan dengan benar, dan sama dengan buku besar.
Keterikatan rincian adalah juga bagian dari asersi penilaian dan alokasi untuk saldo
akun.
7. Nilai Terealisasi - Aset Dicatat pada Estimasi Jumlah yang Dapat Terealisasi.
Tujuan ini menekankan apakah saldo akun sudah dikurangi dengan penurunan biaya
historis ke nilai terealisasi bersih. Tujuan ini hanya diterapkan pada akun-akun aset dan
juga menjadi bagian dari asersi penilaian dan alokasi untuk saldo akun.
8. Hak dan Kewajiban. Selain eksistensi, kebanyakan aset harus dimiliki sebelum dapat
diterima untuk dimasukkan ke dalam laporan keuangan. Demikian pula, liabilitas harus
merupakan kewajiban entitas. Hak selalu dihubungkan dengan aset dan kewajiban
dengan liabilitas. Tujuan ini adalah pelengkap asersi manajemen tentang hak dan
kewajiban untuk saldo akun.
14. Mengapa auditor lebih menyukai melakukan pengujian sepanjang tahun dan tidak hanya
menunggu sampai akhir tahun? Sebutkan lima contoh bukti yang bisa dikumpulkan sebelum
akhir tahun.
Jawab: