Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN
Otitis eksterna adalah radang liang telinga akut maupun kronis disebabkan oleh
infeksi bakteri, jamur, dan virus. Penyakit ini sering dijumpai pada daerah-daerah yang panas
dan lembabdan jarang terjadi pada iklim-iklim sejuk dan kering.
Patogenesis dari otitis eksterna sangat kompleks. Sejak tahun 1844 banyak peneliti
mengemukakan faktor pencetus dari penyakit ini sepertiBranca (1953) mengatakan bahwa
berenang merupakan penyebab dan menimbulkankekambuhan. Senturia dkk (1984)
menganggap bahwa keadaan panas, lembab, dan traumaterhadap epitel dari liang telinga luar
merupakan faktor penting untuk terjadinya otitis eksterna.Howke dkk (1984) mengemukakan
pemaparan terhadap air dan penggunaan lidi kapas dapatmenyebabkan terjadi otitis eksterna
baik yang akut maupun kronik. Penyakit ini merupakan penyakit telinga bagian luar yang
sering dijumpai, disamping penyakit telinga lainnya.Otitis eksterna merupakan suatu infeksi
liang telinga bagian luar yang dapat menyebar ke pina, periaurikular, atau ke tulang temporal.
Otitis eksterna akut difusa adalah penyakit yang terutama timbul pada musim panas
danmerupakan bentuk otitis eksterna yang paling umum.Otitis eksterna difusa merupakan
tipe infeksi bakteri patogen yang paling umum disebabkan oleh Pseudomonas,
Staphylococcus,Proteus, bahkan jamur. Terjadinya kelembaban yang berlebihankarena
berenang atau mandi menambah maserasi kulit liang telinga dan menciptakan kondisiyang
cocok bagi pertumbuhan bakteri.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

I.

Embriologi
Pembentukan telinga dimulai dari pembentukan telinga dalam, telinga
tengahdan terakhir pembentukan telinga luar.1
a. Telinga Dalam
Pada manusia, telinga dalam embrio berkembang kira-kira pada umur 22 hari
sebagai penebalan ektoderm permukaan pada kedua sisi rhombencephalon. Penebalan
ini disebut plakoda otik. Plakoda otik kemudian berinvaginasi membentuk vesikula
otik atau otokista.

Gambar 1. Perkembangan vesikula auditori

Pada tahap perkembangan selanjutnya vesikula otik bagian ventral membentuk


sacculus dan cochlearis dan bagian dorsal membentuk utriculus, canalis semisircularis
dan ductur endolimphatikus. Pembentukan saluran-saluran tersebut disebabkn karena
adanya bagian-bagian tertentu dari daerah tersebut yang berdegenerasi.1

Gambar 2. Perkembangan telinga dalam

Ductus cochlearis yang sedang tumbuh menembus mesenkim di sekitarnya


danberpilin seperti bentuk spiral. Sekarang ductus cochlearis tetap berhubungan
dengansacculus melaluiductus reuniens.
Ductus semisircularis, urticle, sacculus, ductus endolimphatikus, utricosaccular,ductus reuniens dan ductus cochlearis diisi dengan cairan endolimph,
Sedangkansemua struktur membran dari saluran tersebut dinamakanmembran labirin.
Dindingsel membran labirin sangat tipis dan terdiri atas sel-sel epitel tunggal yang
ditutupi olehlapisan serabut jaringan ikat yang dibentuk dari mesenkim di sekitarnya.
Beberapa darisel-sel epitel dimodifikasi menjadi sel-sel rambut (sel-sel neuroepitel)
dan beberapamenjadi sel-sel pendukung.Dasar dari sel-sel neuroepitel dikelilingi oleh
ujung serabut saraf yang datangdari ganglion spinal dan ganglion vestibular. Ganglion
tersebut berhubungan denganotak melalui serabut saraf yang dibentuk oleh saraf
auditori. Semua membran labirinpertama ditransformasi menjadi rawan kemudian
menjadi tulang. Dengan cara inisemua membran labirin ditutupi oleh tulang dan
disebuttulang labirin. Ruang di antaramembran labirin dantulang labirin berisi cairan
perilimph.1

b. Telinga Tengah

Gambar 3. Pembentukan telinga tengah

Dibentuk dari kantung faring I yang tumbuh dengan cepat ke arah


lateral.Bagian

distal

kantung

disebutprocessus

tubotympaticus,

kemudian

melebarmembentukcavum tympanisederhana, sedangkan bagian proksimal tetap


sempit danmembentuk saluraneustachius yang menghubungkan cavum tympani
dengan nasofaring.1
c. Telinga Luar

Gambar 4. Pembentukan telinga luar


4

Meatus akustikus eksternus terbentuk dari perkembangan first pharingeal groove


bagian dorsal.Pada awal bulan ke-tiga, terjadi proliferasi sel-sel epitel di bawah
meatus yang nantinya akanmembentuk sumbat meatus. Lalu pada bulan ke-tujuh,
sumbat meluruh dan lapisan epitel dilantai meatus berkembang menjadi gendang
telinga definitif. Gendang telingadibentuk dari lapisan epitel ektoderm di dasar
acoustic meatus, lapisan epitel endoderm dicavum timpani dan lapisan intermediate
jaringan ikat yang membentuk stratum fibrosum.Sedangkan aurikula terbentuk dari
hasil proliferasi mesenkim di ujung dorsal arkus faring I dan II yang mengelilingi first
pharyngeal groove dan membentuk auricular hillockyang berjumlah tiga di masingmasing sisi eksternal acoustic meatus dan kemudianauricullar hillock akan bersatu
lalu membentuk auricula definitif. Pada awalnya, telinga luar berada di regio leher
bawah. Setelah terbentuk mandibula, telinga luar naik ke samping kepala setinggi
dengan mata. 1

II.

Anatomi

Gambar 5. Anatomi telinga

1. Telinga luar
Telinga

luar

terdiri

dari

daun

telinga

dan

liang

telinga

sampai

membrantimpani. Daun telinga terdiri dari tulang rawan elastin dan kulit. Liang
telinga berbentuk huruf S, dengan rangka tulang rawan pada sepertiga bagian luar,
5

sedangkandua pertiga bagian dalam rangkanya terdiri dari tulang. Panjangnya kirakira 2,5 - 3cm.2
Kulit liang telinga
Pada sepertiga bagian luar kulit telinga terdapat banyak kelenjar serumen
danrambut. Kelenjar keringat terdapat pada seluruh liang telinga.Pada duapertiga
bagiandalam hanya sedikit dijumpai kelenjar serumen. Kanalis auricularis externus
dilapisi oleh kulit yang terikat erat pada tulang rawan dan tulang yang mendasarinya
karena tidak adanya jaringan subkutan di area tersebut. Dengan demikian daerah ini
menjadi sangat peka.3
Liang telinga sebenarnya mempunyai lapisan kulit yang sama dengan lapisan
kulit pada bagian tubuh lainnya yaitu dilapisi epitel skuamosa. Kulit liang telinga
merupakan lanjutan kulit daun telinga dan kedalam meluas menjadi lapisan
luarmembran timpani.
Lapisan kulit liang telinga luar lebih tebal pada bagian tulang rawan daripada
bagian tulang. Pada liang telinga rulang rawan tebalnya 0,5
darilapisan

epidermis

dengan

papillanya,

dermis

dan

1 mm, terdiri
subkutan

merekat

denganperikondrium.Epidermis dari liang telinga bagian tulang rawan biasanya terdiri


dari 4 lapis yaitu sel basal, skuamosa, sel granuler dan lapisan tanduk.
Lapisan liang telinga bagian tulang mempunyai kulit yang lebih tipis,
tebalnyakira-kira 0,2 mm, tidak mengandung papilla, melekat erat dengan periosteum
tanpalapisan subkutan, berlanjut menjadi lapisan luar dari membran timpani dan
menutupisutura antara tulang timpani.
Otot daun telinga terdiri dari 3 buah otot ekstrinsik dan enam buah
ototintrinsik. Otot ekstrinsik terdiri m.aurikularis anterior, m.aurikularis superior
danm.aurikularis posterior. Otot-otot ini menghubungkan daun telinga dengan tulang
tengkorak dan kulit kepala. Otot-otot ini bersifat rudimenter, tetapi pada beberapa
orang tertentu ada yang masih mempunyai kemampuan untuk menggerakan daun
telinganya keatas dan kebawah dengan menggerakan otot-otot ini. Otot intrinsikterdiri
dari m. helisis mayor, m. helisis minor, m. tragikus, m.antitragus, m.obligus
aurkularis, dan m.transpersus aurikularis. Otot-otot ini berhubungan bagian-bagian
daun telinga.

Perdarahan
Arteri-arteri dari daun telinga dan liang telinga luar berasal daricabang
temporal superfisial dan aurikular posterior dari arteri karotis eksternal.
Permukaan anterior telinga dan bagian luar liang telinga didarahi oleh
cabangaurikular anterior dari arteri temporalis superfisial. Suatu cabang dari arteri
auricularposterior mendarahi permukaan posterior telinga. Banyak dijumpai
anastomosisdiantara cabang-cabang dari arteri ini. Pendarahan kebagian lebih dalam
dari liang telinga luar dan permukaan luar membrana timpani adalah oleh cabang
aurikular dalam arteri maksilaris interna.
Vena telinga bagian anterior, posterior dan bagian dalam umumnya bermuara
kevena jugularis eksterna dan vena mastoid. Akan tetapi, beberapa vena telinga
mengalir kedalam vena temporalis superficial dan vena aurikularis posterior.
Sistem limfatik
Kelenjar limfa regio tragus dan bagian anterior dari auricula mengalir ke
kelenjar parotid, sementara bagian posterior auricular mengalir ke kelenjar
retroauricular. Regio lobulus mengalir kelenjar cervicalis superior. 3
Persarafan
Persarafan telinga luar bervariasi berupa tumpang tindih antara saraf-saraf
kutaneus dan kranial. Cabang aurikular temporalis dari bagian ketiga saraf trigeminus
(N.V) mensarafi permukaan anterolateral permukaan telinga, dindinganterior dan
superior liang telinga dan segmen depan membrana timpani.Permukaan posteromedial
daun telinga dan lobulus dipersarafin oleh pleksus servikal nervus aurikularis mayor.
Cabang aurikularis dari nervus fasialis (N.VII), nervus glossofaringeus (N.IX) dan
nervus vagus (N.X) menyebar kedaerah konka dan cabang-cabang saraf inimenyarafi
dinding posterior dan inferior liang telinga dan segmen posterior daninferior
membrana timpani. 3
2. Telinga Tengah
Telinga tengah merupakan bangunan berbentuk kubus yang terdiri dari: 2

Membran timpani; yaitu membran fibrosa tipis yang berwarna kelabu


mutiara.Berbentuk bundar dan cekung bila dilihat dari arah liang telinga
dan terlihatoblik terhadap sumbu liang telinga.
Membran timpani dibagi atas 2 bagianyaitu bagian atas disebut pars
flaccida (membrane Sharpnell) dimana lapisanluarnya merupakan lanjutan
epitel kulit liang telinga sedangkan lapisan dalamdilapisi oleh sel kubus
bersilia, dan pars tensa merupakan bagian yang tegangdan memiliki satu
lapis lagi ditengah, yaitu lapisan yang terdiri dari seratkolagen dan sedikit
serat elastin.

Tulang pendengaran; yang terdiri dari maleus, inkus dan stapes.


Tulang pendengaran ini dalam telinga tengah saling berhubungan.

Tuba

eustachius;

yang

menghubungkan

rongga

telinga

tengah

dengannasofaring.
3. Telinga Dalam

Gambar 6. Anatomi telinga dalam


Telinga dalam terdiri dari koklea yang berupa dua setengahlingkaran dan
vestibuler yang terdiri dari 3 buah kanalis semisirkularis. Ujung atau puncak koklea
disebut helikotrema, yang berfungsi menghubungkan perilimfa skala timpani
denganskala vestibule. 2
Kanalis

semisirkularis

saling

berhubungan

secara

tidak

lengkap

danmembentuk lingkaran yang tidak lengkap. Pada irisan melintang koklea tampak
skalavestibule sebelah atas, skala timpani sebelah bawah dan skala media
(duktuskoklearis) diantaranya. Skala vestibule dan skala timpani berisi perilimfa
8

sedangkanskala media berisi endolimfa. Dasar skala vestibuli disebut sebagai


membran vestibuli (ReissnerMembrane) sedangkan skala media adalah membran
basalis. Pada membran initerletak organ corti yang mengandung organel-organel
penting untuk mekanismesaraf perifer pendengaran. Pada skala media terdapat bagian
yang berbentuk lidah yang diebut membrantektoria, dan pada membran basal melekat
sel rambut yang terdiri dari sel rambutdalam, sel rambut luar dan kanalis Corti, yang
membentuk organ Corti.5
III.

Fisiologi
Proses pendengaran diawali dengan ditangkapnya energi bunyi oleh daun
telinga dalam bentuk gelombang yang dialirkan melalui udara atau tulang koklea.
Getaran tersebut menggetarkan membran timpani diteruskan ke telinga tengah melalui
rangkaian tulang pendengaran yang akan mengamplikasikan melalui daya ungkit
tulang pendengaran dan perkalian perbandingan luas membran timpani dan daya
tingkap lonjong. Energi getar yang diamplikasi ini akan diteruskan ke stapes yang
akan menggetarkan tingkap lonjong sehigga perilimfa pada skala vestibuli bergerak.
Getaran ini diteruskan melalui membrane Reissner yang mendorong edolimfa,
sehingga akan menimbulkan gerak relatif antara membran basilaris dan membran
tektoria. Proses ini proses ini merupakan rangsang mekanik yang akan menyebabkan
terjadinya defleksi stereosilia sel-sel rambut, sehingga kanal ion terbuka dan terjadi
pelepasan ion bermuatan lisrik dari badan sel. Keadaan ini menimbulkan proses
depolarisasi sel rambut, sehingga neurotransmitter ke dalam sinapsis yang akan
menimbulkan potensial aksi pada saraf auditorius, lalu dilanjutkan ke nucleus
auditoris sampai ke korteks pendengaran (area 39-40) di lobus temporalis. 2,5

Gambar 7. Fisiologi pendengaran


IV.

Definisi
Otitis

eksterna

difus

dikenal

denganswimmer ear (telinga

perenang)

atautelingacuaca panas(hot weather ear)adalah infeksi pada 2/3 dalam liang telinga
akibat infeksi bakteri yangmenyebabkan pembengkakan stratum korneum kulit
sehingga menyumbat saluran folikel.2
V.

Epidemiologi
Berdasarkan data yang dikumpulkan mulai tanggal Januari 2000 s/dDesember
2000 di Poliklinik THT RS H.Adam Malik Medan didapati 10746 kunjungan
barudimana, dijumpai 867 kasus (8,07%) otitis eksterna, 282 kasus (2,62%) otitis
eksterna difusadan 585 kasus (5,44%) otitis eksterna sirkumskripta. Penyakit ini
sering diumpai pada daerah-daerah yang panas dan lembab dan jarang pada iklimiklim sejuk dan kering. Nan Sati CNdalam penelitiannya di RSSumber Waras / FK
UNTAR Jakarta mulai 1 Januari 1980 sampai dengan30 Desember 1980 mendapatkan
1.370 penderitabaru dengan diagnosis otitis eksterna yangterdiri dari 633 pria dan
737 wanita. 4

VI.

Etiologi
Organisme yang paling sering ditemukan pada pasien dengan otitis eksterna
difusa adalah bakteri gram negatif Pseudomonas aeruginosa (Bacillus pyocaneus) dan
staphylococci. Yang lebih jarang ditemukan adalah bakteri streptococci dan Proteus
10

vulgaris.Selain itu, jamur dapat terlibat dalam infeksi pada telinga luar, yaitu jamur
Candida albicans dan Aspergillus niger.Otitis eksternadifusa dapat juga terjadi
sekunder pada otitis media supuratif kronis. 3,6
Beberapa faktor yang mempermudah terjadinya otitis eksterna, yaitu :2,4,7

Derajat keasaman (pH)


pH pada liang telinga biasanya normal atau asam, pH asam berfungsi
sebagai protektor terhadap kuman. Peningkatan pH menjadi basa (di atas
6.0) akan mempermudah terjadinyaotitis eksterna yang disebabkan oleh
karena proteksi terhadap infeksi menurun.

Udara
Udara yang hangat dan lembab lebihmemudahkankuman dan jamur mudah
tumbuh.

Trauma
Trauma ringan misalnyamengorek-ngorek telinga dengan benda tumpul
seperti cotton bud merupakan faktor predisposisi terjadinya otitis
eksterna.

Berenang
Terutama jika berenang pada air yang tercemar. Air kolam renang
menyebabkan maserasi kulit dan merupakansumber kontaminasi yang
sering dari bakteri

VII.

Patofisiologi
Saluran telinga dapat membersihkan dirinya sendiri dengan cara membuang
sel-sel kulityang mati dari gendang telinga melalui saluran telinga. Membersihkan
saluran telinga dengancotton bud bisa mengganggu mekanisme pembersihan ini dan
bisa mendorongsel-sel kulit yang mati ke arah gendang telinga sehingga kotoran
menumpuk disana.3
Penimbunan sel-sel kulit yang mati dan serumen akan menyebabkan
penimbunan

air yang

masuk

ke

dalam

liang

telinga

ketika

mandi

atau

berenang.Terjadinya kelembaban yang berlebihan karena berenang atau mandi


menambah maserasikulit liang telinga dan menciptakan kondisi yang cocok bagi

11

pertumbuhan bakteri. Perubahan inidapat juga menyebabkan rasa gatal di liang telinga
sehingga menambah kemungkinan traumakarena garukan.3,4

Gambar 8. Patofisiologi terjadinya otitis eksterna difusa


VIII. Gejala Klinis
Gejala klinis yang terjadi pada pasien dengan otitis eksterna difusa antara lain:4,6
Rasa penuh pada telingamerupakan keluhan yang umum pada tahap awal
dari otitiseksterna difusa dan sering mendahului terjadinya rasa sakit dan nyeri tekan
daun telinga.
Gatalmerupakan gejala klinik yang sangat sering dan merupakan pendahulu
rasa sakityang berkaitan dengan otitis eksterna akut. Pada kebanyakan penderita rasa
gatal disertai rasa penuh dan rasa tidak enak merupakan tanda permulaan peradangan
suatu otitis eksterna akuta.Pada otitis eksterna kronik merupakan keluhan utama.
Rasa sakitdi dalam telinga bisa bervariasi dari yang hanya berupa rasa tidak
enak sedikit, perasaan penuh didalam telinga, perasaan seperti terbakar hingga rasa
sakit yang hebat,serta berdenyut. Meskipun rasa sakit sering merupakan gejala yang
dominan, keluhan ini jugasering merupakan gejala sering mengelirukan. Kehebatan
rasa sakit bisa agaknya tidak sebandingdengan derajat peradangan yang ada. Ini
diterangkan

dengan

kenyataan

bahwa

kulit

dari

liangtelinga

luar

langsungberhubungan dengan periosteum dan perikondrium, sehingga edema


dermismenekan serabut saraf yang mengakibatkan rasa sakit yang hebat. Lagipula,
12

kulit dan tulangrawan 1/3 luar liang telinga bersambung dengan kulit dan tulang
rawan daun telinga sehinggagerakan yang sedikit saja dari daun telinga akan
dihantarkan kekulit dan tulang rawan dari liangtelinga luar dan mengkibatkan
rasa sakit yang hebat dirasakan oleh penderita otitis eksterna.Nyeri terutama ketika
daun telinga ditarik,nyeri tekan tragus, dan ketika mengunyah makanan.Rasa gatal
dan

nyeri

disertai

pula

keluarnya

sekret

encer,

bening

sampai

kental

purulentergantung pada kuman atau jamur yang menginfeksi. Pada jamur biasanya
akan bermanifestasisekret kental berwarna putih keabu-abuan dan berbau.
Kurangpendengaranmungkin terjadi pada akut dan kronik dari otitis eksterna
akut.Edema kulit liang telinga, sekret yang sorous atau purulen, penebalan kulit yang
progresif padaotitis eksterna yang lama, sering menyumbat lumen kanalis dan
menyebabkan timbulnya tulikonduktif. Keratin yang deskuamasi, rambut, serumen,
debris, dan obat-obatan yang digunakankedalam telinga bisa menutup lumen yang
mengakibatkan peredaman hantaran suara.
IX.

Manifestasi Klinis
Pemeriksaan fisik pada pasien biasanya menunjukkan:

Kulit MAE edema dan hiperemis merata sampai ke membran timpani


dengansekret pada CAE. Jika terjadi edema CAE yang hebat, membran
timpani dapat tidak tampak.

Nyeri tekan tragus (+)

Nyeri tarik auricula (+)

Adenopati regional yang nyeri tekan7

Menurut MM. Carr secara klinik otitis eksterna terbagi :


a. Otitis Eksterna Ringan :
Kulit liang telinga hiperemis dan eksudat, liang telinga menyempit
b. Otitis Eksterna Sedang :
Liang telinga sempit, bengkak, kulit hiperemis dan eksudat positif
c. Otitis Eksterna Komplikasi :
Pina/Periaurikuler eritema dan bengkak

13

d. Otitis Eksterna Kronik :


Kulit liang telinga/pina menebal, keriput, eritema positif
Otitis eksterna akut berlangsung kurang dari 4 minggu atau terjadi kurang dari
4 kali dalam setahun, sedangkan otitis eksterna kronis berlangsung selama lebih dari 4
minggu atau terjadi lebih dari 4 kali dalam satu tahun. Pada penderita DM atau pasien
dengan immunocompromised, otitis eksterna dapat berkembang menjadi tipe
maligna.8

X.

Histopatologi
Pada otitis eksterna difusa akut tampak adanya gambaran hiperkeratosis
epidermis, parakeratosis, akanthosis, erosi, spingiosis, hiperplasia stratum korneum
dan stratum germinativum, edema, hiperemis, infiltrasi leukosit, nekrosis, nekrosis
fokal diikuti penyembuhan fibroblastik pada dermis dan aparatus kelenjar berkurang,
serta aktifitas sekretoris kelenjar berkurang.4

XI.

Diagnosis Banding
Diagnosis banding dari keadaan yang serupa dengan otitis eksterna antaralain
meliputi :
- Otitis eksterna nekrotik
- Otitis eksterna bullosa
- Otitis eksterna granulosa
- Perikondritis yang berulang
- Furunkulosis dan karbunkulosis

XII.

Penatalaksanaan
Otitis eksterna difusa harus diobati dalam keadaan dini sehingga dapat
menghilangkanedema yang menyumbat liang telinga. Dengan demikian, biasanya
perlu disisipkan tampon berukuran x 5 cm kedalam liang telinga mengandung obat
agar mencapai kulit yang terkena.Setelah dilumuri obat, tampon kasa disisipkan
perlahan-lahan dengan menggunakan forsepaligator. Penderita harus meneteskan obat
tetes telinga pada kapas tersebut satuhingga dua kali sehari. Dalam 48 jam tampon
akan jatuh dari liang telinga karena lumen sudah bertambah besar.Polimiksin B dan
14

colistemethate merupakan antibiotik yang paling efektif terhadap Pseudomonasdan


harus

menggunakan

vehiculum

hidroskopik

seperti

glikol

propilen

yang

telahdiasamkanbahan kimia lain, seperti gentian violet 2% dan perak nitrat


5% bersifat bakterisid dan bisa diberikan langsung ke kulit liang telinga. Setelah
reaksi peradangan berkurang, dapatditambahkan alcohol 70% untuk membuat liang
telinga bersih dan kering.4
Terapi sistemik hanya dipertimbangkan pada kasus berat; dianjurkan untuk
melakukan pemeriksaan kepekaan bakteri. Antibiotik sistemik khususnya diperlukan
jika dicurigai danya perikondritis atau kondritis pada tulang rawan telinga. 5
Pasien harus diingatkan mengenai kemungkinan kekambuhan yang mungkin
terjadi pada pasien, terutama setelah berenang. Untuk menghindarinya pasien harus
menjaga agar telinganyaselalu kering, dengan cara menggunakan alkohol encer secara
rutin

tiga

kali

seminggu.

Pasien

juga

harus

diingatkanagar

tidak

menggaruk/membersihkan telinga dengancotton budterlalu sering. 2,7

XIII. Komplikasi
-

Perikondritis

Selulitis

Dermatitis aurikularis 4

XIV. Prognosis
Otitis eksterna adalah suatu kondisi yang dapat diobati biasanya sembuh
dengan cepat dengan pengobatan yang tepat. Paling sering, otitis ekserna dapat
dengan mudah diobati dengan tetes telinga antibiotik. Otitis eksterna kronis yang
mungkin memerlukan perawatan lebih intensif. Otitis eksterna biasanya tidak
memiliki komplikasi jangka panjang atau serius. 8

15

A. IDENTITAS PASIEN
Nama

: Ny. S

Umur

: 60 tahun

Pekerjaan

: Ibu rumah tangga

Status

: Menikah

Pendidikan

: SD

Jenis Kelamin : Wanita


Agama

: Islam

Alamat

: Komplek Graha Indah

A. ANAMNESIS
1. KELUHAN UTAMA: Nyeri pada telinga kanan
2. KELUHAN TAMBAHAN: Telinga kanan terasa tidak enak dan penuh
3. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
OS datang dengan keluhan nyeri pada telinga kanan sejak 4 hari sebelum masuk
rumah sakit. OS juga mengeluh rasa tidak enak dan penuh di telinga yang sama. OS
merasakan nyeri jika bagian depan telinga kanan ditekan. Pada awalnya OS merasa
gatal di telinga kanan namun saat pemeriksaan sudah tidak lagi. OS menyangkal
adanya riwayat keluar cairan dari telinga. Riwayat demam disangkal. OS juga
menyangkal berkurangnya pendengaran. OS tidak mengeluh rasa telinga berdengung.
Riwayat gigi berlubang diakui OS namun sekarang sudah tertangani. OS mengatakan
tidak ada keluhan pada sendi rahang. Riwayat nyeri tenggorokan maupun nyeri
menelan disangkal.
OS mengaku keluhan timbul setelah mengorek-ngorek telinganya dengan cotton
bud. OS memang memiliki kebiasaan untuk membersihkan telinga sendiri setiap hari
dengan menggunakan cotton bud yang dilumuri minyak tawon. Riwayat kemasukan
16

air saat mandi diakui oleh OS. Riwayat batuk disangkal. Riwayat pilek disangkal.
Riwayat hobi berenang disangkal. Riwayat kepala atau telinga terpukul juga
disangkal.
OS menyangkal adanya riwayat penyakit kencing manis. Riwayat gastritis
disangkal.
OS mengaku belum berobat ke klinik manapun dan belum minum obat apapun
untuk menghilangkan keluhan.
.
1. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
- OS baru pertama kali merasakan keluhan seperti ini.
- Riwayat alergi obat, makanan, debu, maupun udara dingin disangkal oleh OS.
- Riwayat dirawat di RS, operasi THT disangkal oleh OS.

A. PEMERIKSAAN FISIK
I. KEADAAN UMUM
Kesadaran
Tensi

: Compos mentis

: 120/80 mmHg

Nadi

: 86x/menit

Suhu

: 36.2C

Pernapasan

: 24x/menit

Berat badan : 60 kg

17

I. TELINGA

KANAN

KIRI

Normal

Normal

Deformitas (-)

Deformitas (-)

Kelainan Kongenital

Tidak ada

Tidak ada

Tumor

Tidak ada

Tidak ada

Nyeri tekan tragus

Nyeri

Tidak nyeri

Penarikan daun telinga

Nyeri

Tidak nyeri

Valsava test

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

Toyinbee test

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

Regio mastoid

Tidak ada kelainan

Tidak ada kelainan

Liang telinga

Sempit, nanah (-), serumen (-),


sekret (-), hiperemis (+),
oedem (+)

Lapang, nanah (-),


serumen (-), sekret (-),
hiperemis (-), oedem (-)

Sulit dinilai

MT intak, hiperemis (-),


edema (-), refleks cahaya
(+) jam 7

Bentuk Daun Telinga

Membran timpani

TES PENALA
18

TEST
Rinne
Weber
Swabach
Penala yang

KANAN
Positif (+)
Tidak ada lateralisasi
Sama dengan pemeriksa
512 Hz

KIRI
Positif (+)
Tidak ada lateralisasi
Sama dengan pemeriksa
512 Hz

dipakai

Kesan :
-

Telinga kanan nyeri tekan tragus (+), nyeri tarik auricula (+), canalis auricularis
eksternus sempit, edema (+), hiperemis (+), membran timpani sulit dinilai

Telinga kiri dalam batas normal

I. HIDUNG DAN SINUS PARANASAL


K Bentuk

: Normal, tidak ada deformitas

K Tanda peradangan

: Hiperemis (-), Panas (-), Nyeri (-), Bengkak (-)

K Vestibulum

: Hiperemis -/-, sekret -/-

K Cavum nasi

: Lapang +/+, edema -/-, hiperemis -/-

K Konka inferior

: Eutrofi/eutrofi

K Meatus nasi inferior : Eutrofi/eutrofi


K Konka medius

: Eutrofi/eutrofi

K Meatus nasi medius : Sekret -/K Septum nasi

: Deviasi -/-

K Pasase udara

: Hambatan -/-

K Daerah sinus frontalis

: Tidak ada kelainan, nyeri tekan (-)

K Daerah sinus maksilaris

: Tidak ada kelainan, nyeri tekan (-)

I. RHINOPHARYNX

(RHINOSKOPI

POSTERIOR)

----

Tidak

dilakukan
19

pemeriksaan
K Koana

:-

K Septum nasi

:-

K Muara tuba eustachius

:-

K Torus tubarius

:-

K Konka inferior dan media

:-

K Dinding posterior

:-

I. PEMERIKSAAN TRANSILUMINASI

Sinus frontalis, grade:


Sinus maksilaris, grade:

KANAN
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan

KIRI
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan

I. TENGGOROK
PHARYNX
K Dinding pharynx : merah muda, hiperemis (-), granular (-)
K Arkus pharynx : simetris, hiperemis (-), edema (-)
K Tonsil

- Ukuran T1/T1 tenang


- Hiperemis -/- Kripta melebar -/- Detritus -/- Perlengketan -/-

20

K Uvula
K Gigi

: letak di tengah, hiperemis (-)


: gigi geligi lengkap, caries (-)

K Lain-lain : radang ginggiva (-), post nasal drip (-)

LARING (Laringoskopi) --- tidak dilakukan

K Epiglotis

:-

K Plika aryepiglotis
K Arytenoid

:-

:-

K Ventrikular band : K Pita suara asli

:-

K Rima glotis

:-

K Cincin trakea

:-

K Sinus piriformis : -

I. LEHER
K Kelenjar limfe submandibula
K Kelenjar limfe servikal

: tidak teraba membesar

: tidak teraba membesar

I. MAKSILO-FASIAL
K Parese nervus cranial

: tidak ada
21

K Bentuk

: Deformitas (-); Hematom (-)

A. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan endoskopi telinga :
K Kanalis auricularis externus telinga kanan menyempit, nanah (-), serumen (-),
sekret (-), hiperemis (+), edema (+), partikel jamur (-)
K Membran timpani intak dengan reflex cahaya (+) di jam 5, jaringan granulasi (-),
K
A. DIAGNOSIS BANDING
A. DIAGNOSIS KERJA
Otitis externa difusa auricularis dextra

Dasar diagnosis:
Diagnosis kerja otitis eksterna difusa akut diambil berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang yang didapatkan pada OS.
Anamnesis:
-Rasa nyeri, penuh, tidak enak di telinga kanan
-Rasa gatal yang terjadi mendahului nyeri telinga
-OS mengaku kemasukan air saat mandi
-Riwayat kebiasaan: OS suka membersihkan telinga setiap hari dengan cotton bud
Pemeriksaan fisik telinga:
-

Telinga kanan nyeri tekan tragus (+), nyeri tarik auricula (+), CAE sempit, hiperemis (+),
edema (+)

Pendengaran normal
Pemeriksaan penunjang endoskopi telinga:
22

Membran timpani masih intak dan dalam batas normal

A. USULAN PEMERIKSAAN PENUNJANG


A. PENATALAKSANAAN
K Irigasi liang telinga menggunakan H O 3%
2

K Dipasang tampon Sofra-Tulle selama dua hari


K Antibiotik : Siprofloksasin tab 500 mg 2x1 selama 5 hari
K Anti-inflamasi: Cataflam 50 mg 3x1 selama 3 hari

A. ANJURAN
K Saat mandi atau berenang jangan sampai kemasukan air ke dalam telinga
K Pasien dilarang mengorek ngorek telinga dengan instrumen yang tidak tepat
seperti cotton bud
K Kontrol ke poliklinik THT 2 hari kemudian untuk pelepasan tampon

A. PROGNOSIS
Ad Vitam

: ad bonam

Ad Fungsionam

: ad bonam

23

DAFTAR PUSTAKA

1. Adnan.

Perkembangan

Telinga.

2008.

Available

http://www.scribd.com/doc/33877494/perkembangan-telinga.

Accessed

at:
on

July5th2012.
2. Soepardie EA, Iskandar N, Bashirudin J, Restuti RD, editor. Buku Ajar
IlmuKesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher. Jakarta: FK UI. 2008.
3. Enriquez A, et al. Basic Otolaryngology. Manila: Department of Otorhinolaryngology
UP - PGH. 1993.
4. Abdullah F. Uji Banding Klinis Pemakaian Larutan Burruwi Saring Dengan Salep
Ichtyol

(Ichtammol)

Pada

Otitis

Eksterna

Akut.

Available

at:

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6423/1/tht-farhan.pdf. Accessed on:


July 6th 2012.
5. Adams G, Boies L, Higler P. Boies Buku Ajar Penyakit THT. Jakarta: EGC.1997.
6. Lee K.J, Essential otolaryngology: head and neck surgery. Stamford: Appleton &
Lange. 1995.
7. Becker W, Naumann H, Pfaltz C. Ear, Nose, and Throat, A Pocket Reference. Second,
revised edition. New York: Thieme. 1994.
8. Stppler

M.

Swimmers

Ear

Infection.

Available

at:

http://www.medicinenet.com/otitis_externa/article.htm. Accessed on: July 6th 2012.

24

Anda mungkin juga menyukai