Oe 3
Oe 3
PENDAHULUAN
Otitis eksterna adalah radang liang telinga akut maupun kronis disebabkan oleh
infeksi bakteri, jamur, dan virus. Penyakit ini sering dijumpai pada daerah-daerah yang panas
dan lembabdan jarang terjadi pada iklim-iklim sejuk dan kering.
Patogenesis dari otitis eksterna sangat kompleks. Sejak tahun 1844 banyak peneliti
mengemukakan faktor pencetus dari penyakit ini sepertiBranca (1953) mengatakan bahwa
berenang merupakan penyebab dan menimbulkankekambuhan. Senturia dkk (1984)
menganggap bahwa keadaan panas, lembab, dan traumaterhadap epitel dari liang telinga luar
merupakan faktor penting untuk terjadinya otitis eksterna.Howke dkk (1984) mengemukakan
pemaparan terhadap air dan penggunaan lidi kapas dapatmenyebabkan terjadi otitis eksterna
baik yang akut maupun kronik. Penyakit ini merupakan penyakit telinga bagian luar yang
sering dijumpai, disamping penyakit telinga lainnya.Otitis eksterna merupakan suatu infeksi
liang telinga bagian luar yang dapat menyebar ke pina, periaurikular, atau ke tulang temporal.
Otitis eksterna akut difusa adalah penyakit yang terutama timbul pada musim panas
danmerupakan bentuk otitis eksterna yang paling umum.Otitis eksterna difusa merupakan
tipe infeksi bakteri patogen yang paling umum disebabkan oleh Pseudomonas,
Staphylococcus,Proteus, bahkan jamur. Terjadinya kelembaban yang berlebihankarena
berenang atau mandi menambah maserasi kulit liang telinga dan menciptakan kondisiyang
cocok bagi pertumbuhan bakteri.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I.
Embriologi
Pembentukan telinga dimulai dari pembentukan telinga dalam, telinga
tengahdan terakhir pembentukan telinga luar.1
a. Telinga Dalam
Pada manusia, telinga dalam embrio berkembang kira-kira pada umur 22 hari
sebagai penebalan ektoderm permukaan pada kedua sisi rhombencephalon. Penebalan
ini disebut plakoda otik. Plakoda otik kemudian berinvaginasi membentuk vesikula
otik atau otokista.
b. Telinga Tengah
distal
kantung
disebutprocessus
tubotympaticus,
kemudian
II.
Anatomi
1. Telinga luar
Telinga
luar
terdiri
dari
daun
telinga
dan
liang
telinga
sampai
membrantimpani. Daun telinga terdiri dari tulang rawan elastin dan kulit. Liang
telinga berbentuk huruf S, dengan rangka tulang rawan pada sepertiga bagian luar,
5
sedangkandua pertiga bagian dalam rangkanya terdiri dari tulang. Panjangnya kirakira 2,5 - 3cm.2
Kulit liang telinga
Pada sepertiga bagian luar kulit telinga terdapat banyak kelenjar serumen
danrambut. Kelenjar keringat terdapat pada seluruh liang telinga.Pada duapertiga
bagiandalam hanya sedikit dijumpai kelenjar serumen. Kanalis auricularis externus
dilapisi oleh kulit yang terikat erat pada tulang rawan dan tulang yang mendasarinya
karena tidak adanya jaringan subkutan di area tersebut. Dengan demikian daerah ini
menjadi sangat peka.3
Liang telinga sebenarnya mempunyai lapisan kulit yang sama dengan lapisan
kulit pada bagian tubuh lainnya yaitu dilapisi epitel skuamosa. Kulit liang telinga
merupakan lanjutan kulit daun telinga dan kedalam meluas menjadi lapisan
luarmembran timpani.
Lapisan kulit liang telinga luar lebih tebal pada bagian tulang rawan daripada
bagian tulang. Pada liang telinga rulang rawan tebalnya 0,5
darilapisan
epidermis
dengan
papillanya,
dermis
dan
1 mm, terdiri
subkutan
merekat
Perdarahan
Arteri-arteri dari daun telinga dan liang telinga luar berasal daricabang
temporal superfisial dan aurikular posterior dari arteri karotis eksternal.
Permukaan anterior telinga dan bagian luar liang telinga didarahi oleh
cabangaurikular anterior dari arteri temporalis superfisial. Suatu cabang dari arteri
auricularposterior mendarahi permukaan posterior telinga. Banyak dijumpai
anastomosisdiantara cabang-cabang dari arteri ini. Pendarahan kebagian lebih dalam
dari liang telinga luar dan permukaan luar membrana timpani adalah oleh cabang
aurikular dalam arteri maksilaris interna.
Vena telinga bagian anterior, posterior dan bagian dalam umumnya bermuara
kevena jugularis eksterna dan vena mastoid. Akan tetapi, beberapa vena telinga
mengalir kedalam vena temporalis superficial dan vena aurikularis posterior.
Sistem limfatik
Kelenjar limfa regio tragus dan bagian anterior dari auricula mengalir ke
kelenjar parotid, sementara bagian posterior auricular mengalir ke kelenjar
retroauricular. Regio lobulus mengalir kelenjar cervicalis superior. 3
Persarafan
Persarafan telinga luar bervariasi berupa tumpang tindih antara saraf-saraf
kutaneus dan kranial. Cabang aurikular temporalis dari bagian ketiga saraf trigeminus
(N.V) mensarafi permukaan anterolateral permukaan telinga, dindinganterior dan
superior liang telinga dan segmen depan membrana timpani.Permukaan posteromedial
daun telinga dan lobulus dipersarafin oleh pleksus servikal nervus aurikularis mayor.
Cabang aurikularis dari nervus fasialis (N.VII), nervus glossofaringeus (N.IX) dan
nervus vagus (N.X) menyebar kedaerah konka dan cabang-cabang saraf inimenyarafi
dinding posterior dan inferior liang telinga dan segmen posterior daninferior
membrana timpani. 3
2. Telinga Tengah
Telinga tengah merupakan bangunan berbentuk kubus yang terdiri dari: 2
Tuba
eustachius;
yang
menghubungkan
rongga
telinga
tengah
dengannasofaring.
3. Telinga Dalam
semisirkularis
saling
berhubungan
secara
tidak
lengkap
danmembentuk lingkaran yang tidak lengkap. Pada irisan melintang koklea tampak
skalavestibule sebelah atas, skala timpani sebelah bawah dan skala media
(duktuskoklearis) diantaranya. Skala vestibule dan skala timpani berisi perilimfa
8
Fisiologi
Proses pendengaran diawali dengan ditangkapnya energi bunyi oleh daun
telinga dalam bentuk gelombang yang dialirkan melalui udara atau tulang koklea.
Getaran tersebut menggetarkan membran timpani diteruskan ke telinga tengah melalui
rangkaian tulang pendengaran yang akan mengamplikasikan melalui daya ungkit
tulang pendengaran dan perkalian perbandingan luas membran timpani dan daya
tingkap lonjong. Energi getar yang diamplikasi ini akan diteruskan ke stapes yang
akan menggetarkan tingkap lonjong sehigga perilimfa pada skala vestibuli bergerak.
Getaran ini diteruskan melalui membrane Reissner yang mendorong edolimfa,
sehingga akan menimbulkan gerak relatif antara membran basilaris dan membran
tektoria. Proses ini proses ini merupakan rangsang mekanik yang akan menyebabkan
terjadinya defleksi stereosilia sel-sel rambut, sehingga kanal ion terbuka dan terjadi
pelepasan ion bermuatan lisrik dari badan sel. Keadaan ini menimbulkan proses
depolarisasi sel rambut, sehingga neurotransmitter ke dalam sinapsis yang akan
menimbulkan potensial aksi pada saraf auditorius, lalu dilanjutkan ke nucleus
auditoris sampai ke korteks pendengaran (area 39-40) di lobus temporalis. 2,5
Definisi
Otitis
eksterna
difus
dikenal
perenang)
atautelingacuaca panas(hot weather ear)adalah infeksi pada 2/3 dalam liang telinga
akibat infeksi bakteri yangmenyebabkan pembengkakan stratum korneum kulit
sehingga menyumbat saluran folikel.2
V.
Epidemiologi
Berdasarkan data yang dikumpulkan mulai tanggal Januari 2000 s/dDesember
2000 di Poliklinik THT RS H.Adam Malik Medan didapati 10746 kunjungan
barudimana, dijumpai 867 kasus (8,07%) otitis eksterna, 282 kasus (2,62%) otitis
eksterna difusadan 585 kasus (5,44%) otitis eksterna sirkumskripta. Penyakit ini
sering diumpai pada daerah-daerah yang panas dan lembab dan jarang pada iklimiklim sejuk dan kering. Nan Sati CNdalam penelitiannya di RSSumber Waras / FK
UNTAR Jakarta mulai 1 Januari 1980 sampai dengan30 Desember 1980 mendapatkan
1.370 penderitabaru dengan diagnosis otitis eksterna yangterdiri dari 633 pria dan
737 wanita. 4
VI.
Etiologi
Organisme yang paling sering ditemukan pada pasien dengan otitis eksterna
difusa adalah bakteri gram negatif Pseudomonas aeruginosa (Bacillus pyocaneus) dan
staphylococci. Yang lebih jarang ditemukan adalah bakteri streptococci dan Proteus
10
vulgaris.Selain itu, jamur dapat terlibat dalam infeksi pada telinga luar, yaitu jamur
Candida albicans dan Aspergillus niger.Otitis eksternadifusa dapat juga terjadi
sekunder pada otitis media supuratif kronis. 3,6
Beberapa faktor yang mempermudah terjadinya otitis eksterna, yaitu :2,4,7
Udara
Udara yang hangat dan lembab lebihmemudahkankuman dan jamur mudah
tumbuh.
Trauma
Trauma ringan misalnyamengorek-ngorek telinga dengan benda tumpul
seperti cotton bud merupakan faktor predisposisi terjadinya otitis
eksterna.
Berenang
Terutama jika berenang pada air yang tercemar. Air kolam renang
menyebabkan maserasi kulit dan merupakansumber kontaminasi yang
sering dari bakteri
VII.
Patofisiologi
Saluran telinga dapat membersihkan dirinya sendiri dengan cara membuang
sel-sel kulityang mati dari gendang telinga melalui saluran telinga. Membersihkan
saluran telinga dengancotton bud bisa mengganggu mekanisme pembersihan ini dan
bisa mendorongsel-sel kulit yang mati ke arah gendang telinga sehingga kotoran
menumpuk disana.3
Penimbunan sel-sel kulit yang mati dan serumen akan menyebabkan
penimbunan
air yang
masuk
ke
dalam
liang
telinga
ketika
mandi
atau
11
pertumbuhan bakteri. Perubahan inidapat juga menyebabkan rasa gatal di liang telinga
sehingga menambah kemungkinan traumakarena garukan.3,4
dengan
kenyataan
bahwa
kulit
dari
liangtelinga
luar
kulit dan tulangrawan 1/3 luar liang telinga bersambung dengan kulit dan tulang
rawan daun telinga sehinggagerakan yang sedikit saja dari daun telinga akan
dihantarkan kekulit dan tulang rawan dari liangtelinga luar dan mengkibatkan
rasa sakit yang hebat dirasakan oleh penderita otitis eksterna.Nyeri terutama ketika
daun telinga ditarik,nyeri tekan tragus, dan ketika mengunyah makanan.Rasa gatal
dan
nyeri
disertai
pula
keluarnya
sekret
encer,
bening
sampai
kental
purulentergantung pada kuman atau jamur yang menginfeksi. Pada jamur biasanya
akan bermanifestasisekret kental berwarna putih keabu-abuan dan berbau.
Kurangpendengaranmungkin terjadi pada akut dan kronik dari otitis eksterna
akut.Edema kulit liang telinga, sekret yang sorous atau purulen, penebalan kulit yang
progresif padaotitis eksterna yang lama, sering menyumbat lumen kanalis dan
menyebabkan timbulnya tulikonduktif. Keratin yang deskuamasi, rambut, serumen,
debris, dan obat-obatan yang digunakankedalam telinga bisa menutup lumen yang
mengakibatkan peredaman hantaran suara.
IX.
Manifestasi Klinis
Pemeriksaan fisik pada pasien biasanya menunjukkan:
13
X.
Histopatologi
Pada otitis eksterna difusa akut tampak adanya gambaran hiperkeratosis
epidermis, parakeratosis, akanthosis, erosi, spingiosis, hiperplasia stratum korneum
dan stratum germinativum, edema, hiperemis, infiltrasi leukosit, nekrosis, nekrosis
fokal diikuti penyembuhan fibroblastik pada dermis dan aparatus kelenjar berkurang,
serta aktifitas sekretoris kelenjar berkurang.4
XI.
Diagnosis Banding
Diagnosis banding dari keadaan yang serupa dengan otitis eksterna antaralain
meliputi :
- Otitis eksterna nekrotik
- Otitis eksterna bullosa
- Otitis eksterna granulosa
- Perikondritis yang berulang
- Furunkulosis dan karbunkulosis
XII.
Penatalaksanaan
Otitis eksterna difusa harus diobati dalam keadaan dini sehingga dapat
menghilangkanedema yang menyumbat liang telinga. Dengan demikian, biasanya
perlu disisipkan tampon berukuran x 5 cm kedalam liang telinga mengandung obat
agar mencapai kulit yang terkena.Setelah dilumuri obat, tampon kasa disisipkan
perlahan-lahan dengan menggunakan forsepaligator. Penderita harus meneteskan obat
tetes telinga pada kapas tersebut satuhingga dua kali sehari. Dalam 48 jam tampon
akan jatuh dari liang telinga karena lumen sudah bertambah besar.Polimiksin B dan
14
menggunakan
vehiculum
hidroskopik
seperti
glikol
propilen
yang
tiga
kali
seminggu.
Pasien
juga
harus
diingatkanagar
tidak
XIII. Komplikasi
-
Perikondritis
Selulitis
Dermatitis aurikularis 4
XIV. Prognosis
Otitis eksterna adalah suatu kondisi yang dapat diobati biasanya sembuh
dengan cepat dengan pengobatan yang tepat. Paling sering, otitis ekserna dapat
dengan mudah diobati dengan tetes telinga antibiotik. Otitis eksterna kronis yang
mungkin memerlukan perawatan lebih intensif. Otitis eksterna biasanya tidak
memiliki komplikasi jangka panjang atau serius. 8
15
A. IDENTITAS PASIEN
Nama
: Ny. S
Umur
: 60 tahun
Pekerjaan
Status
: Menikah
Pendidikan
: SD
: Islam
Alamat
A. ANAMNESIS
1. KELUHAN UTAMA: Nyeri pada telinga kanan
2. KELUHAN TAMBAHAN: Telinga kanan terasa tidak enak dan penuh
3. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
OS datang dengan keluhan nyeri pada telinga kanan sejak 4 hari sebelum masuk
rumah sakit. OS juga mengeluh rasa tidak enak dan penuh di telinga yang sama. OS
merasakan nyeri jika bagian depan telinga kanan ditekan. Pada awalnya OS merasa
gatal di telinga kanan namun saat pemeriksaan sudah tidak lagi. OS menyangkal
adanya riwayat keluar cairan dari telinga. Riwayat demam disangkal. OS juga
menyangkal berkurangnya pendengaran. OS tidak mengeluh rasa telinga berdengung.
Riwayat gigi berlubang diakui OS namun sekarang sudah tertangani. OS mengatakan
tidak ada keluhan pada sendi rahang. Riwayat nyeri tenggorokan maupun nyeri
menelan disangkal.
OS mengaku keluhan timbul setelah mengorek-ngorek telinganya dengan cotton
bud. OS memang memiliki kebiasaan untuk membersihkan telinga sendiri setiap hari
dengan menggunakan cotton bud yang dilumuri minyak tawon. Riwayat kemasukan
16
air saat mandi diakui oleh OS. Riwayat batuk disangkal. Riwayat pilek disangkal.
Riwayat hobi berenang disangkal. Riwayat kepala atau telinga terpukul juga
disangkal.
OS menyangkal adanya riwayat penyakit kencing manis. Riwayat gastritis
disangkal.
OS mengaku belum berobat ke klinik manapun dan belum minum obat apapun
untuk menghilangkan keluhan.
.
1. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
- OS baru pertama kali merasakan keluhan seperti ini.
- Riwayat alergi obat, makanan, debu, maupun udara dingin disangkal oleh OS.
- Riwayat dirawat di RS, operasi THT disangkal oleh OS.
A. PEMERIKSAAN FISIK
I. KEADAAN UMUM
Kesadaran
Tensi
: Compos mentis
: 120/80 mmHg
Nadi
: 86x/menit
Suhu
: 36.2C
Pernapasan
: 24x/menit
Berat badan : 60 kg
17
I. TELINGA
KANAN
KIRI
Normal
Normal
Deformitas (-)
Deformitas (-)
Kelainan Kongenital
Tidak ada
Tidak ada
Tumor
Tidak ada
Tidak ada
Nyeri
Tidak nyeri
Nyeri
Tidak nyeri
Valsava test
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Toyinbee test
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Regio mastoid
Liang telinga
Sulit dinilai
Membran timpani
TES PENALA
18
TEST
Rinne
Weber
Swabach
Penala yang
KANAN
Positif (+)
Tidak ada lateralisasi
Sama dengan pemeriksa
512 Hz
KIRI
Positif (+)
Tidak ada lateralisasi
Sama dengan pemeriksa
512 Hz
dipakai
Kesan :
-
Telinga kanan nyeri tekan tragus (+), nyeri tarik auricula (+), canalis auricularis
eksternus sempit, edema (+), hiperemis (+), membran timpani sulit dinilai
K Tanda peradangan
K Vestibulum
K Cavum nasi
K Konka inferior
: Eutrofi/eutrofi
: Eutrofi/eutrofi
: Deviasi -/-
K Pasase udara
: Hambatan -/-
I. RHINOPHARYNX
(RHINOSKOPI
POSTERIOR)
----
Tidak
dilakukan
19
pemeriksaan
K Koana
:-
K Septum nasi
:-
:-
K Torus tubarius
:-
:-
K Dinding posterior
:-
I. PEMERIKSAAN TRANSILUMINASI
KANAN
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
KIRI
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
I. TENGGOROK
PHARYNX
K Dinding pharynx : merah muda, hiperemis (-), granular (-)
K Arkus pharynx : simetris, hiperemis (-), edema (-)
K Tonsil
20
K Uvula
K Gigi
K Epiglotis
:-
K Plika aryepiglotis
K Arytenoid
:-
:-
:-
K Rima glotis
:-
K Cincin trakea
:-
K Sinus piriformis : -
I. LEHER
K Kelenjar limfe submandibula
K Kelenjar limfe servikal
I. MAKSILO-FASIAL
K Parese nervus cranial
: tidak ada
21
K Bentuk
A. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan endoskopi telinga :
K Kanalis auricularis externus telinga kanan menyempit, nanah (-), serumen (-),
sekret (-), hiperemis (+), edema (+), partikel jamur (-)
K Membran timpani intak dengan reflex cahaya (+) di jam 5, jaringan granulasi (-),
K
A. DIAGNOSIS BANDING
A. DIAGNOSIS KERJA
Otitis externa difusa auricularis dextra
Dasar diagnosis:
Diagnosis kerja otitis eksterna difusa akut diambil berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang yang didapatkan pada OS.
Anamnesis:
-Rasa nyeri, penuh, tidak enak di telinga kanan
-Rasa gatal yang terjadi mendahului nyeri telinga
-OS mengaku kemasukan air saat mandi
-Riwayat kebiasaan: OS suka membersihkan telinga setiap hari dengan cotton bud
Pemeriksaan fisik telinga:
-
Telinga kanan nyeri tekan tragus (+), nyeri tarik auricula (+), CAE sempit, hiperemis (+),
edema (+)
Pendengaran normal
Pemeriksaan penunjang endoskopi telinga:
22
A. ANJURAN
K Saat mandi atau berenang jangan sampai kemasukan air ke dalam telinga
K Pasien dilarang mengorek ngorek telinga dengan instrumen yang tidak tepat
seperti cotton bud
K Kontrol ke poliklinik THT 2 hari kemudian untuk pelepasan tampon
A. PROGNOSIS
Ad Vitam
: ad bonam
Ad Fungsionam
: ad bonam
23
DAFTAR PUSTAKA
1. Adnan.
Perkembangan
Telinga.
2008.
Available
http://www.scribd.com/doc/33877494/perkembangan-telinga.
Accessed
at:
on
July5th2012.
2. Soepardie EA, Iskandar N, Bashirudin J, Restuti RD, editor. Buku Ajar
IlmuKesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher. Jakarta: FK UI. 2008.
3. Enriquez A, et al. Basic Otolaryngology. Manila: Department of Otorhinolaryngology
UP - PGH. 1993.
4. Abdullah F. Uji Banding Klinis Pemakaian Larutan Burruwi Saring Dengan Salep
Ichtyol
(Ichtammol)
Pada
Otitis
Eksterna
Akut.
Available
at:
M.
Swimmers
Ear
Infection.
Available
at:
24