Anda di halaman 1dari 12

SONY MUSIC ENTERTAINMENT AND THE EVOLUTION OF

MUSIC INDUSTRY

PENDAHULUAN
Sony Music Entertainment pertama kali didirikan pada tahun 1929 dengan nama
American Record Company. Perusahaan tersebut lalu diakuisisi oleh Columbia Broadcasting
Company pada tahun 19388. Pada Maret 1968, perusahaan asal Jepang yaitu Sony mengajak
CBS untuk bekerjasama dan mendirikan perusahaan joint venture bernama CBS/Sony
Records Inc. Akhirnya pada Januari 1991 perusahaan tersebut berganti nama menjadi Sony
Music Entertainment Inc.
Pada tahun 2004, Sony kembali membentuk usaha baru bernama Sony BMG Music
Entertainment yang merupakan perusahaan joint venture antara Sony dan Bertelsmann AG.
Selanjutnya pada Agustus 2008 Sony membeli seluruh kepemilikan Bertelsmann AG pada
Sony BMG dan menjadikan perusahaan tersebut sebagai perusahaan anak dari Sony
Corporation. Lalu pada Juli 2012 Sony/ATV Music Publishing, perusahaan joint venture
antara Sony dan Michael Jackson Family Trust, bersama konsorsium investor lainnya,
membeli lisensi publikasi dari EMI Group yang memantapkan posisi Sony sebagai
perusahaan rekaman musik terbesar.
Sebelum abad ke 20, musik dan media hiburan dipertunjukkan kepada khalayak ramai
secara langsung melali penampilan konser dan lainnya. Pada awal abad ke 20, para seniman
musik mulai melakukan perekaman atas musik yang mereka ciptakan dan menetapkan biaya
atas siapa saja yang akan memperdengarkan musiknya tersebut. Perekaman tersebut
menghasilkan pendapatan yang besar bagi para pelaku industri tersebut. Tahun 1993
ditemukanlah suatu algoritma yang memberikan suatu file musik bisa diunduh dan diunggah
serta dapat diperdengarkan secara langsung di internet. Teknologi tersebut memicu
munculnya era pendistribusian musik secara digital baik secara legal maupun ilegal.
Teknologi tersebut juga membuat beberapa perusahaan distribusi musik tradisional
mengalami penurunan kinerja akibat masyarakat telah beralih terhadap musik digital. Tahun
2003 Warehouse Music, perusahan ritel penjual album musik tradisional dinyatakan
bangkrut. Tahun selanjutnya giliran Tower Records yang terpaksa juga harus gulung tikar.
Perusahaan lainnya yang bergerak dalam industri media fisik seperti Borders (Buku) dan
Blockbusters (Video) juga harus menutup perusahaannya akibat tidak dapat bersaing dengan
media digital.
Era saat ini, industri hiburan musik hampir seluruhnya telah berpindah kepada
pendisribusian musik secara digital. Pendistribusian musik pun kini sangat beragam, musik
dapat diperdengarkan dalam berbagai aplikasi maupun website dan dapat diperdengarkan
secara langsung via streaming maupun diunduh untuk diperdengarkan secara offline dalam
perangkat masing masing penggunanya. Dengan banyaknya produk substitusi yang dapat

Manajemen Stratejik dan Kepemimpinan Sony Music Entertainment

Page 1

diperoleh suatu penggunan untuk mendapatkan musik, industri musik kini memberikan
tantangan kepada seluruh perusahaan di bidang tersebut untuk dapat tetap survive.
PERJALANAN INDUSTRI MUSIK
Industri musik telah mengalami perubahan yang sangat signifikan dalam sejarah
perkembangannya. Awalnya, industri musik berfokus pada penampilan secara langsung dari
pada senimannya dalam suatu konser maupun orkestra. Seniman yang memiliki kualitas yang
paling baik akan melaksanakan penampilan lebih banyak dan mendapatkan pendapatan yang
paling banyak. Namun pada masa tersebut kepemilikan terhadap suatu karya musik belum
menjadi perhatian utama para pelaku dalam industri musik tersebut.
Pada abad ke 20, mulai terdapat pergeseran dalam industri musik. Awalnya para
seniman masih menggunakan penampilan langsung sebagai lahan pendapatan mereka.
Namun dengan adanya perkembangan di bidang teknologi, perkembangan teknologi tersebut
membuat para seniman musik dapat melakukan perekaman terhadap karya musik yang
dihasilkan mereka. Perekaman tersebut memberikan para seniman musik menyebarkan lebih
luas hasil karya mereka sehingga dapat dinikmati oleh lebih banyak penggemarnya. Selain itu
para seniman dapat menghasilkan penghasilan yang lebih banyak dari royalti atas penjualan
hasil karya mereka tersebut.
Perkembangan teknologi kembali membuat perubahan besar dalam industri musik.
Pada tahun 1993 terdapat teknologi yang dapat membuat karya musik dapat disiarkan,
diunduh, dan diunggah dalam internet. Selanjutnya pada tahun 1998 ditemukan suatu
teknologi yang memberikan seluruh file musik dalam internet memiliki nama file yang
identik dan tersimpan dalam suatu database yang dapat diakses oleh banyak penggunanya.
Teknologi tersebut menyebabkan seluruh file musik yang tersimpan secara digital dapat
disebarluaskan dengan mudah dalam media internet. Teknologi tersebut juga yang
mengakibatkan banyak pelaku dalam industri musik, khususnya penjual karya musik dalam
bentuk fisik, yang mengalami kebangkrutan. Seperti Warehouse Music yang dinyatakan
bangkrut pada Februari 2003 dan Tower Records yang dinyatakan bangkrut pada Februari
2004. Perusahaan-perusahaan yang dinyatakan bangkrut tersebut menyatakan bahwa
kegagalan bisnis mereka disebabkan oleh aktivitas pembajakan atau pengambilan hak cipta
tanpa seijin pemilik karya tersebut.
Perubahan teknologi tersebut tercermin dari penjualan karya musik berbentuk fisik
yang mengalami penurunan secara signifikan dari total sejumlah 575 juta album pada tahun
2006 menjadi hanya sejumlah 290 juta album pada tahun 2013. Di sisi lain, penjualan karya
musik secara digital mengalami peningkatan yang stabil hingga mencapai sejumlah 1,32
miliar judul lagu pada tahun 2012 sampai akhirnya mengalami penurunan sebesar 6 persen
pada tahun 2013 menjadi hanya 1,26 miliar judul lagu. Secara keseluruhan, jumlah
pendapatan dalam industri mengalami penurunan yang sangat signifikan dimana pada tahun
2000 mencapai total 17 miliar dolar amerika menjadi hanya 7,9 miliar dolar amerika pada
tahun 2013.

Manajemen Stratejik dan Kepemimpinan Sony Music Entertainment

Page 2

Perkembangan teknologi juga menimbulkan berbagai tantangan dalam industri musik.


Pembajakan merupakan salah satu isu utama yang harus dihadapi para pelaku dalam industri
musik. Dengan adanya teknologi yang memberikan para pengguna internet untuk berbagi file
yang mereka miliki, pada tahun 1999 muncul suatu situs web yang dikenal berama Napster.
Napster memberikan wadah bagi siapapun yang memiliki file musik dalam bentuk digital
untuk berbagi dan menggandakan file musik tersebut kepada khalayak banyak meskipun
mereka tidak memiliki hak cipta atas file musik tersebut.
Hingga pada Mei 2014 terdapat dua rancangan undang-undang yang dibahas dalam
kongres di Amerika Serikat yaitu Stop Online Piracy Act (SOPA) dan Protect IP Act (PIPA)
yang dibentuk untuk mencegah pelanggaran hak cipta dalam pendistribusian file digital
dalam internet. Namun hingga saat ini kedua rancangan undang-undang tersebut masih
tertunda pengesahannya dikarenakan masih terdapat perdebatan dalam rancangan kedua
undang-undang tersebut.
Dalam industri musik, siklus bisnis industri musik dimulai pada saat para perusahaan
rekaman atau label rekaman melakukan pencarian komprehensif untuk mencari seniman
musik potensial lalu membantu mereka dalam melaksanakan proses penciptaan dan
pemasaran karya musik yang mereka hasilkan. Perusahaan label rekaman tersebut umumnya
akan memiliki hak cipta dari karya musik yang dihasilkan dan lalu memberikan suatu
kompensasi kepada seniman tersebut berdasarkan jumlah penjualan karya musik yang
dihasilkan. Dalam konteks hak cipta, perusahaan label rekaman memiliki tanggungjawab atas
perlindungan karya musik dan seniman musik yang mereka sponsori.
Meskipun perusahaan label rekaman memiliki rekaman fisik dari karya musik yang
dihasilkan, perusahaan penerbit atau seniman itu sendiri umumnya adalah pihak yang
memiliki hak atas spesifik melodi, lirik, dan ritme yang mereka hasilkan. Penggunaan sebuah
lagu dapat dikategorikan dalam tiga jenis penggunaan yang dikendalikan oleh perusahaan
penerbit yaitu pada saat lagu tersebut diunduh secara digital dalam internet, pada saat lagu
tersebut diperdengarkan dalam suatu siaran radio, dan pada saat lagu tersebut digunakan
dalam sebuah film atau iklan. Perusahaan penerbit umumnya memiliki hubungan yang erat
dengan perusahaan label rekaman. Sony Music Entertainment dan dua pemimpin industri
musik lainnya memiliki perusahaan label rekaman dan perusahaan penerbit sebagai suatu
perusahaan anak dalam grup korporasi mereka.
PERKEMBANGAN INDUSTRI MUSIK DI TAHUN 2014
Pada tahun 2014, terdapat tiga metode utama dalam pendistribusian karya musik
digital: pengunduhan digital, radio berbasis internet, dan streaming interaktif. Dalam
penjualan musik secara digital, iTunes merupakan pemimpin utama dengan menhasilkan
penjualan sebesar 63 persen dari seluruh penjualan musik digital pada tahun 2013. Penjualan
musik dalam iTunes tersebut mencakup pengunduhan musik digital melalui iTunes,
pembelian melalui App Store, dan penjualan dalam iBooks. Pada September 2013, iTunes
kemudian meluncurkan penyedia jasa radio berbasis internet gratis miliknya yaitu iTunes
Radio.
Manajemen Stratejik dan Kepemimpinan Sony Music Entertainment

Page 3

Perkembangan teknologi dan lingkungan sosial yang digunakan iTunes dan Amazon
dalam pendistribusian musik digital juga memberikan peluang bagi para seniman musik
untuk menerbitkan sendiri karya musik yang mereka hasilkan. Para seniman musik kini
pengendalian yang lebih kuat terhadap karya yang mereka hasilkan. Sehingga para seniman
dapat menghasilkan bagian laba yang lebih besar dibanding menerbitkan karya mereka
menggunakan perusahaan besar dan seluruh proses pembuatan, pendistribusian dan
pemasaran karya yang mereka hasilkan pun memakan waktu yang lebih cepat.
Sebagai contoh, band terkenal asal Inggris, Radiohead, telah menerbitkan sendiri dua
album yang mereka hasilkan yaitu In Rainbows pada Oktober 2007 dan King of Limbs pada
Februari 2011 melalui websitenya radiohead.com. Dalam bulan pertama setelah album itu
dirilis, sebanyak 40 persen penggemarnya mengunduh album berbayar milik Radiohead
seharga 6 dolar amerika yang memberikan pendapatan terhadap band tersebut sekitar 3 juta
dolar amerika.
Bagi seniman musik yang tidak memiliki jaringan yang cukup luas ataupun memiliki
sumber daya yang kurang memadai untuk melakukan penerbitan sendiri juga memiliki opsi
untuk mengatasi hal tersebut. Seniman tersebut dapat menerbitkan karya musiknya melalui
penyedia jasa media penjualan karya musik seperti Amazons Create Space dan CD Baby.
Biaya jasa yang dibebankan para penyedia jasa tersebut hanya berkisar 9 sampai 25 persen
dari penjualan karya musik yang dihasilkan, jauh lebih rendah dibandingkan potongan biaya
yang dibebankan oleh perusahaan penerbit besar.
Metode pendistribusian digital melalui streaming interaktif dan radio berbasis internet
merupakan metode yang mulai sangat digemari oleh para pelanggan dalam industri musik.
Metode tersebut memberikan biaya yang lebih rendah bagi para pelanggan dimana para
pelanggan tidak dikenakan biaya untuk membeli produk tersebut melainkan hanya perlu
membayar biaya berlangganan untuk mendengarkan musik yang mereka inginkan. Distribusi
digital melaui metode tersebut sangat dinikmati para pelanggan dalam industri musik
dikarenakan kemudahan, kebebasan dan fleksibilitas akses yang dimiliki para pelanggan
untuk menikmati musik yang digemarinya. Metode tersebut juga menjadi keuntungan
terhadap kedua belah pihak dimana metode tersebut menghindarkan para pelanggan untuk
melanggar hak cipta atas karya musik yang dihasilkan karena para pelanggan tidak memiliki
secara digital atas karya musik tersebut.
Penyediaan jasa streaming musik interaktif ini sebenanya bukan merupakan ide yang
baru di Abad ke 21. Penyebab utama berkembangnya jasa ini adalah berkembangnya jumlah
smartphone di masyarakat. Pada tahun 2014, seluruh smartphone, komputer, dan perangkat
musik dalam kendaraan berbasis internet dapat mendengarkan musik melalui media
streaming dengan mudah dan cepat. Diestimasikan bahwa pada tahun 2014 terdapat 58
persen warga amerika serikat yang memiliki smartphone dan 63 persen pemiliki tersebut
menggunakan ponselnya untuk mengakses internet. Perkembangan tersebut membuat radio
berbasis internet memiliki pertumbuhan sebesar 42 persen per tahun dari tahun 2008 hingga
tahun 2013 menjadi industri dengan pendapatan senilai 767 juta dolar amerika. Dan
diproyeksikan internet dan radio streaming akan lanjut berkembang dengan nilai
Manajemen Stratejik dan Kepemimpinan Sony Music Entertainment

Page 4

pertumbuhan per tahun senilai 12,7 persen hingga tahun 2018 dan pada tahun 2016 terdapat
161 juta pelanggan yang berlangganan musik streaming dan jasa radio berbasis internet.
Saat ini terdapat berbagai penyedia jasa streaming musik interaktif dan radio berbasis
internet, beberapa yang dikenal luas adalah Spotify, Myspace, iTunes Radio, dan Rhapsody.
Penyedia jasa streaming musik interaktif tersebut beroperasi dengan membeli lisensi atas
penggunaan musik milik para seniman maupun perusahaan penerbit untuk disajikan kepada
para pelanggannya dalam situs web milik penyedia jasa tersebut. Spotify menjadi salah satu
penyedia jasa yang memiliki perkembangan kinerja yang sangat signifikan dimana pada
tahun 2008 mereka mengalami kerugian operasional sebesar 42 juta dolar amerika, namun
pada tahun 2012 Spotify berhasil mencatat pendapatan senilai 578 juta dolar amerika. Spotify
juga memiliki pertumbuhan yang signifikan dari jumlah pelanggannya dari sejumlah 8 juta
pelanggan pada tahun 2010 menjadi sekitar 40 juta pelanggan pada tahun 2016.
Dalam industri musik saat ini juga tidak dapat dipisahkan dari salah satu pelaku usaha
utama di bisnis ini yaitu Youtube. Youtube membuat inovasi dengan meluncurkan Content
ID, jasa untuk mengidentifikasi musik dalam suatu video yang diunggah, Dengan inovasi
tersebut, apabila terdapat suatu pengguna yang mengunggah video yang menggunakan musik
dari pemilik Content ID tersebut, Youtube tidak menghapus video yang diunggah tersebut
melainkan memberikan royalti kepada pemilik hak cipta atas karya musik tersebut. Hal
tersebut menyebabkan banyak pelaku dalam industri musik ini yang menggunakan Youtube
sebagai media distribusi karya musik digital mereka. Karena potensi pendapatan royalti yang
akan diterima dari Youtube sangat besar mengingat jumlah pengguna Youtube yang mencapai
lebih dari 1 miliar pengguna pada tahun 2016.
MODEL BISNIS DAN STRATEGI BISNIS SONY MUSIC ENTERTAINMENT
Pada tahun 2007, Sony Music Entertainment, berkolaborasi dengan BMG memiliki
strategi yang berfokus kepada dua hal utama yaitu menemukan talenta talenta baru yang
potensial dalam industri musik serta menambah fans dari bintang yang tergabung dalam Sony
Music Entertainment seperti Daughtry, Alicia Keys, Avril Lavigne, Celine Dion dan Foo
Fighters. Tahun 2007 juga Sony berinoviasi dengan mendirikan joint venture bernama
Myspace Music yang berupa platform interaktif dunia daring untuk aktivitas penjualan musik
digital, jasa berlangganan musik dan hiburan yang didukung oleh iklan. Myspace tersebut
juga terdapat secara otomatis dalam beberapa jenis telepon selular yang memberikan akses
bagi ponsel tersebut untuk mendengarkan berbagai karya musik hits.
Sony melakukan perubahan strategi bisnisnya pada tahun 2009 dimana pada bulan
oktober Sony Corporation membeli seluruh kepemilikan saham Bertelsmann AG atas Sony
Music Entertainment dengan biaya seniliai 1,2 miliar dolar amerika. Pembelian saham
tersebut menjadikan Sony Music Entertainment menjadi perusahaan anak yang dimiliki
seluruhnya oleh Sony Corporation. Strategi bisnis untuk membeli keseluruhan saham Sony
Music Entertainmet dilakukan Sony Corporation agar terdapat efektifitas dan sinergitas
kinerja operasional lini bisnis Sony lainnya seperti elektronik, game dan pengambilan
gambar.
Manajemen Stratejik dan Kepemimpinan Sony Music Entertainment

Page 5

Strategi bisnis Sony Music Entertainment selanjutnya terdapat pada tahun 2009. Pada
tahun terseut Sony Music bersama Abu Dhabi Media dan Universal Music Group mendirikan
perusahaan joint venture bernama VEVO. Vevo merupakan perusahaan pemilik lisensi video
musik dan perusahaan aggregator. Pada tahun 2010 dan 2011 kinerja keuangan VEVO masih
mengalami kerugian, tetapi pada tahun 2012 diproyeksikan VEVO dapat membukukan laba
operasional dengan nilai pendapatan sebesar 280 juta dolar amerika. Tahun 2013 VEVO
memiliki 22 juta viewers dari 13 negara dan per bulannya sebanyak 5,5 miliar video VEVO
dilihat oleh masyarakat. Berdasarkan kinerja tersebut disetimasikan VEVO bernilai seharga
500 juta dolar amerika di tahun 2013.
Selanjutnya Sony Music meluncurkan produk bisnisnya yang baru bernama Music
Unlimited pada bulan Desember 2010. Music Unlimited adalah penyedia jasa streaming
musik berbasis cloud yang didukung oleh platform distribusi video milik Sony yaitu Qriocity.
Musik Unlimited memiliki koleksi lagu mencapai 15 juta judul lagu dan dapat beropeasi
sebagai radio maupun streaming interaktif. Pada Januari 2012 Music Unlimited telah
memiliki pelanggan lebih dari 1 juta orang pelanggan.
Music Unlimited merupakan salah satu bentuk dari strategi bisnis Sony Corporation
untuk melakukan efisiensi kinerja operasionalnya. Sony mengimplementasikan strategi
tersebut dengan mengintegrasikan Music Unlimited kedalam perangkat lunak dalam produk
yang dihasilkan oleh Sony seperti Playstation, Blu-ray player, dan TV sehingga Sony tidak
perlu membutuhkan biaya yang besar untuk menggunakan musik ke dalam seluruh media
hiburan milik Sony. Strategi tersebut cukup berhasil dimana 38 persen musik dalam Music
Unlimited diperdengarkan oleh penggunanya menggunakan perangkat game Playstation 4
pada tahun Januari 2014.
Bulan Juni 2011, Sony memperkenalkan aplikasi berbasis android dari Music
Unlimited. Aplikasi tersebut kompatibel terhadap seluruh produk tablet dan smartphone milik
Sony Corporation. Sony Corporation juga bekerjasama dengan penyedia jasa musik klainnya
seperti Pandoran dan Slacker Radio untuk memberikan aplikasi tersebut kompatibilitas
terhadap Sony TV, MP3 players, smartphone, dan tablet. Dalam Music Unlimited pelanggan
diberikan periode berlangganan gratis selama 30 hari. Dan setelah periode trial tersebut
pelanggan dapat memilih 2 jenis jasa berlangganan yaitu seharga $4,99 per bulan untuk
berlangganan hanya dalam perangkat komputer personal dan konsol game dan seharga $9,99
untuk berlangganan dalam seluruh perangkat milik pelanggan tersebut termasuk smartphone
dan tablet.
KINERJA KEUANGAN SONY CORPORATION
Pada laporan tahunannya di tahun 2013, Sony Corporation merilis laporan kinerja
keuangan nya selama 5 tahun terakhir sebagai berikut :

Manajemen Stratejik dan Kepemimpinan Sony Music Entertainment

Page 6

Dalam laporan keuangan konsolidasi tersebut dapat terlihat bahwa Sony Corporation
memiliki kinerja keuangan keseluruhan yang baik pada tahun fiskal 2013 dimana Sony
Corporation dapat membukukan laba setelah pajak sebesar 104,18 milyar yen. Hal tersebut
merupakan pertanda yang baik mengingat pada empat periode laporan keuangan sebelumnya,
secara konsolidasian Sony Corporation selalu mengalami rugi operasional yang cukup
signifikan dari sebelumnya mencatat rugi sebesar sebesar 220,33 milyar yen pada tahuan
fiskal 2011 hingga mencatat rugi sebesar 398,43 milyar yen pada tahun fiskal 2012.
Keberhasilan Sony Corporation untuk membukukan laba bersih setelah pajak
dikarenakan Sony berhasil bangkit dari tren penurunan kinerja pendapatan Sony yang dari
empat tahun sebelumnya selalu mengalami penurunan jumlah pendapatan. Pada tahun 2009
total pendapatan Sony mencapai 7,7 triliun yen, nilai pendapatan tersebut mengalami
penurunan setiap tahunnya hingga menjadi hanya sebesar 6,5 miliar yen di tahun 2012. Tren
penurunan tersebut berhasil dipatahkan Sony dengan membukukan kenaikan pendapatan
konsolidasian sebesar 4,7 persen di tahun fiskal 2013 dengan membukukan total pendapatan
senilai 6,8 miliar yen.

Sony Corporation sendiri memiliki delapan portofolio utama dalam kegiatan


bisnisnya. Delapan portofolio Sony adalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.

Mobile Products & Communication


Game
Imaging Products & Solutions
Home Entertainment & Sound

Manajemen Stratejik dan Kepemimpinan Sony Music Entertainment

Page 7

5.
6.
7.
8.

Device
Pictures
Music
Financial Services

Apabila dilihat dari kinerja keuangan masing-masing portofolio bisnisnya, terdapat


beberapa segmen bisnis Sony yang harus diperhatikan lebih lanjut kinerja operasionalnya.
Segmen operasi yang mengalami peningkatan kinerja sangat signifikan pada tahun fiskal
2013 adalah segmen bisnis devices. Segmen bisnis devices yang mencakup produk
Semikonduktor berupa sensor gambar dan Komponen yang mencakup baterai, perekaman
media, dan sistem perekaman data.
Segmen bisnis tersebut memiliki kinerja operasional yang dengan berhasil mencatat
laba operasional sebesar 43,9 milyar yen dari sebelumnya mengalami rugi operasional
sebesar 22,1 milyar yen. Prestasi tersebut diperoleh segmen bisnis devices meskipun secara
total penjualan jumlah pendapatan mereka mengalami penurunan sebesar 17 persen dari
sebelumnya sebesar 1,02 triliun yen menjadi hanya sebesar 848 milyar yen di tahun 2013.
Peningkatan ini juga diikuti oleh beberapa segmen bisnis lainnya seperti segmen bisnis
Pictures, Music, dan Financial Services. Ketiga segmen tersebut berhasil mencatat
pertumbuhan nilai pendapatan dan laba operasional mereka pada tahun 2013.
Di sisi lain, terdapat kinerja beberapa segmen bisnis Sony yang harus dilakukan
tinjauan yang menyeluruh karena segmen tersebut memiliki penurunan kinerja di tahun 2013.
Salah satu segmen bisnis yang mengalami penurunan kinerja yang signifikan adalah segmen
bisnis Mobile Products & Communications. Segmen bisnis tersebut mencatat kerugian
operasional tertinggi dari seluruh segmen bisnis yang dimiliki oleh Sony Corporation dengan
mencatat rugi operasional sebesar 97,2 milyar yen dari sebelumnya pada tahun 2012 berhasil
mencatat laba operasional sebesar 7,2 milyar yen.
Penurunan kinerja segmen bisnis tersebut sangat kontradiktif apabila melihat total
pendapatan yang dihasilkan segmen bisnis tersebut yang menjadikannya segmen bisnis
dengan total pendapatan tertinggi di tahun 2013 dengan nilai 1,2 triliun yen, meningkat lebih
dari 200 persen dari nilai pendapatan segmen tersebut pada tahun 2012 yang hanya sebesar
622 milyar yen. Manajemen Sony Corporation harus mencari cara agar kinerja operasional
Manajemen Stratejik dan Kepemimpinan Sony Music Entertainment

Page 8

segmen bisnis tersebut menjadi lebih efektif dan efisien sehingga tidak hanya berhasil
mencatat total pendapatan terbesar tetapi juga berhasil menghasilkan laba bagi keuntungan
perusahaan.
FAKTOR UTAMA DALAM INDUSTRI MUSIK
Teknologi merupakan faktor paling berpengaruh dalam industri musik. Perkembangan
teknologi dalam bentuk apapun dapat mengubah secara signifikan seluruh kegiatan bisnis
dalam industri musik tersebut. Salah satu pengaruh teknologi adalah pada tahun 1993 dimana
ditemukannya suatu teknologi yang dapat membuat karya musik dapat disiarkan, diunduh,
dan diunggah dalam internet. Selanjutnya pada tahun 1998 ditemukan suatu teknologi yang
memberikan seluruh file musik dalam internet memiliki nama file yang identik dan tersimpan
dalam suatu database yang dapat diakses oleh banyak penggunanya. Teknologi tersebut
menyebabkan seluruh file musik yang tersimpan secara digital dapat disebarluaskan dengan
mudah dalam media internet.
Teknologi pun kian berkembang hingga saat ini dimana hampir sepenuhnya musik
dalam bentuk fisik menjadi semakin kecil persentasenya dibandingkan musik digital.
Kemudahan yang diberikan oleh musik digital dalam hal akses, kualitas musik, penyimpanan
musik, dan variabilitas musik yang ditawarkan membuat musik dalam bentuk album fisik
semakin ditinggalkan para penggunanya. Saat ini para penggemar musik hanya
membutuhkan suatu perangkat yang dapat terhubung dengan internet dan dapat
mendengarkan musik apapun, kapanpun, dan dimanapun mereka berada.
Disisi lain teknologi tersebut juga memberikan dampak negatif yang tak terelakkan
terhadap industri musik. Teknologi menjadi faktor utama yang mengakibatkan banyak pelaku
dalam industri musik, khususnya penjual karya musik dalam bentuk fisik, yang mengalami
kebangkrutan. Seperti Warehouse Music yang dinyatakan bangkrut pada Februari 2003 dan
Tower Records yang dinyatakan bangkrut pada Februari 2004. Perusahaan-perusahaan yang
mengalami kebangkrutan tersebut adalah perusahaan yang tidak mau berkompromi dengan
perkembangan teknologi. Karena alih alih mengubah strategi bisnis mereka mengikuti
perkembangan tekonologi yang ada, perusahaan tersebut malah berkutat terhadap masalah
lain yaitu pembajakan dan hak cipta. Sehingga tidak ada kesempatan lagi untuk para pelaku
usaha dalam industri musik untuk tidak mengikuti perkembangan teknologi, hanya pelaku
yang memiliki teknologi terbaik dan terdepan yang dapat menjadikan pelaku usaha tersebut
mendapat keberhasilan dan kesuksesan dalam industri musik ini.
ISU UTAMA DALAM OPERASIONAL SONY MUSIC ENTERTAINMENT
Isu utama yang harus mulai diperhatikan oleh Sony Music Entertainment adalah
terkait kinerja aplikasi Music Unlimited yang menjadi produk unggulan Sony dalam pasar
musik digital ini. Pada tahun 2014 saja sebagai perbandingan, Clash of Clans, salalah satu
aplikasi paling populer pada Apple Store memiliki 72.024 dengan nilai rata-rata sebesar 4,5
dari nilai tertinggi sebesar 5. Aplikasi lain yang serupa dengan Music Unlimited yaitu
Pandora memiliki 811.124 rating dengan nilai rata-rata empat bintang dalam Apple Store dan
memiliki 1.428.724 rating pada Google Play dengan nilai rata-rata empat koma lima bintang.
Manajemen Stratejik dan Kepemimpinan Sony Music Entertainment

Page 9

Pandora sendiri telah memiliki lebih dari 250 juta pelanggan yang mendaftarkan diri dengan
jumlah pengunduhan aplikasi tersebut yang mencapai lebih dari 1 miliar kali pengunduhan
aplikasi tersebut.
Aplikasi Music Unlimited terlihat sangat inferior dibanding pesaingnya sesama
aplikasi mobile tersebut. Music Unlimited dengan biaya langganannya sebesar $9,99 per
bulan tampak kurang populer dengan hanya mendapat rating sebanyak 688 dengan nilai rata
rata sebesar 3 bintang pada Apple Store dan 24.029 rating pada Google Play dengan nilai rata
rata 3,7 dengan jumlah pengunduhan aplikasi sebanyak 10 juta kali unduh pada tahun 2014.
Kinerja aplikasi mobile tersebut menjadi pertanyaan dikarenakan dengan sumber daya yang
melimpah baik dalam jumlah lagu yang dimiliki oleh Sony Music maupun keunggulan
lainnya yang dimiliki oleh Sony Music bagaimana bisa produk unggulan Sony Music tersebut
kurang populer di pasar.
Dengan teknologi saat ini yang menjadikan smartphone dan internet sebagai fungsi
utama dalam kehidupan manusia sehari-hari menjadikan aplikasi mobile sebagai salah satu
media utama penyokong kehidupan manusia. Kondisipun tersebut seakan menjadikan
penyediaan musik digital melalui radio internet dan jasa streaming interaktif berbayar melalui
berlangganan dan biaya iklan sebagai masa depan dalam industri ini. Namun meskipun
adanya pertumbuhan yang signifikan dalam penyediaan jasa tersebut, total pendapatan yang
dihasilkan oleh jasa tersebut hanya berkontribusi sebesar 6,6 persen dari nilai pendapatan
keseluruhan yang dimiliki perusahaan musik. Hal tersebut harus menjadi concern utama dari
manajemen Sony Music untuk menghasilkan pertumbuhan pendapatan yang signifikan dalam
penyediaan jasa tersebut.
REKOMENDASI TERHADAP SONY MUSIC ENTERTAINMENT
Dengan adanya isu utama terkait kinerja produk utama Sony Music Entertainment
dalam penyediaan jasa musik secara digital dalam industri musik yaitu Music Unlimited.
Sony Music sebaiknya menggunakan strategi untuk berfokus memaksimalkan keunggulan
kompetitif yang dimiliki oleh Sony Corporation secara keseluruhan untuk membantu
efektifitas dan efisensi operasional Sony Music. Keunggulan kompetitif adalah suatu kualitas
atas kapabilitas yang dimiliki oleh suatu perusahaan yang tidak dimiliki oleh para pesaing
perusahaan tersebut.
Saat ini keunggulan kompetitif yang dimiliki oleh Sony Music adalah terkait jumlah
artis dan karya musik yang dimiliki oleh Sony Music yang mencapai lebih dari 2 juta judul
lagu. Sony Music harus dapat memanfaatkan potensi tersebut untuk bersaing dalam industri
musik digital saat ini. Dengan banyaknya jumlah karya musik tersebut dapat dimanfaatkan
Sony Music untuk memberikan harga yang kompetitif kepada para pelanggan karena Sony
Music memiliki biaya yang rendah dibanding pesaing yang lain yang tidak memiliki jumlah
koleksi musik sebanyak milik Sony Music tersebut. Karena dalam bisnis musik digital ini
harga jual, kemudahan akses, dan jumlah koleksi lagu yang diakses merupakan faktor utama
yang dipertimbangkan oleh para pelanggan untuk menentukan dipenyedia jasa manakah
pelanggan tersebut akan berlangganan musik.

Manajemen Stratejik dan Kepemimpinan Sony Music Entertainment

Page 10

Sony Music juga harus lebih proaktif terhadap perkembangan teknologi dengan
melakukan penelitian dan pengembangan yang menyeluruh untuk menghasilkan aplikasi
mobile terkait pendistribusian musik secara digital yang sangat diminati oleh pelanggan.
Sehingga aplikasi mobile Music Unlimited memiliki teknologi paling mutakhir yang dapat
memenuhi seluruh kebutuhan media hiburan para pelanggannya. Selain itu Sony Music juga
harus mampu memaksimalkan kekuatan dan kemampuan dari segmen bisnis Sony
Corporation lainnya sehingga terdapat sinergitas yang menjadikan kinerja operasionalnya
semakin efektif dan efisien.
Disisi lain, Sony Music juga harus mencari metode sharing pendapatan dari
pendapatan langganan dari pelangganya yang dapat memberikan keuntungan maksimal untuk
kedua belah pihak yaitu pihak pendistribusi musik dan para seniman musik yang terlibat.
Metode sharing pendapatan menjadi kunci keberlangsungan usaha musik digital ini. Metode
yang menarik dapat mengajak para seniman musik yang belum tergabung dalam perusahaan
untuk memberikan hasil karya musiknya terdaftar dalam platform yang dimiliki oleh Sony
Music. Semakin banyaknya artis yang tergabung semakin banyak pula jumlah koleksi lagu
yang dimiliki sehingga Sony Music dapat menghasilkan pertumbuhan pendapatan yang
signifikan pula.

DAFTAR PUSTAKA

DAFTARPUSTAKA
PUSTAKA
edition,
Mc
Graw
HilJohn
DAFTAR
Margaret
Gamble,
A.
Peteraf,
J. (2012).
Strickland
III
Strategy.,
20
th

(2012).Crafting
Arthur
Thompson,
and
Executing
MargaretMargaret
Strategy.,
Peteraf, 20th
Johnedition,
Gamble,
Mc Graw
A. J. Strickland
III
Arthur
Thompson,
Peteraf,
John
Gamble,
A. J. Strickland
III
th
(2012).
Crafting and Executing Strategy., 20 edition, Mc Graw Hill.
Hil

Manajemen Stratejik dan Kepemimpinan Sony Music Entertainment

Page 11

Anda mungkin juga menyukai