Audit Dan Jenis
Audit Dan Jenis
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem ekonomi islam merupakan sistem yang lahir sejak
adanya islam, dengan sumber hukum utama ada pada Al-Quran
dan Hadits. Dalam ekonomi islam mengatur keseluruhan bagian
manusia dalam hal ekonomi, baik itu bagaimana bertindak
sebagai produsen, konsumen ataupun distributor, bahkan lebih
jauh lagi mengatur tentang perekonomian nasional, bagaimana
seharusnya
kebijakan
yang
diterapkan
untuk
menciptakan
kesejahteraan masyarakat.
Semua telah di atur, bagaimana pendapatan negara beserta
instrumen-instrumennya juga pengeluaran negara pada hal-hal
apa saja, bagitu pula penyimpanan keuangan negara telah di atur
dalam ekonomi islam.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana prinsip pendapatan dan pengeluaran keuangan
publik islam?
2. Seperti apa kaidah dalam membelanjakan keuangan negara
dalam islam?
3. Bagaimana bentuk kebijakan pengeluaran negara dalam
islam?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui dan
memahami
prinsip
pendapatan
dan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Prinsip Pendapatan dan Pengeluaran Keuangan Publik
Islam.
Kebijakan
fiskal
merupakan
kebijakan
pemerintah
dalam
untuk
didasarkan
atas
mengembangkan
distribusi
suatu
kekayaan
masyarakat
berimbang
yang
dengan
Kebijakan
fiskal
menurut
ekonomi
islam,
diharapkan
3 Ibid, 211.
4 Gusfahmi S.E., M.A., Pajak Menurut Syariah. hlm. 129-135.
Sesungguhnya sedekah (zakat) itu hanyalah untuk orangorang fakir, orang miskin, amil zakat, yang dilunakkan
hatinya (muallaf), untuk (memerdekakan) hamba sahaya,
untuk (membebaskan) orang yang berhutang, untuk jalan
Allah dan untuk orang yang sedang dalam perjalanan,
sebagai kewajiban dari Allah. Allah Maha Mengetahui lagi
Maha bijaksana.
Q. S. At-Taubah [9]: 60.
Pada ayat tersebut, Allah Swt. langsung menentukan
tujuan penggunaan dari pendapatan zakat, yaitu asnaf yang
delapan. Demikian pula misalnya dengan ghanimah, hanya
ditujukan untuk lima kelompok dalam ayat tersebut.
negara
(Baitul
Mal),
dimana
negara
wajib
tanggungan
keamanan,
negara,
kesehatan
dan
seperti
mengadakan
pendidikan.
Sedangkan
keadaan
darurat
dan
terjadi
kekosongan
individu,
mereka
sendiri
untuk
memenuhi
(kaum
muslim)
kebutuhan-kebutuhan
seperti
keamanan,
pemisahan
antara
pengeluaran
yang
wajib
melainkan
tergantung
sifat
masing-masing
ada
harta,
lalu
dikhawatirkan
akan
terjadi
bisa
di
salurkan
kompensasi
memberikan
jasanya,
atau
lalu
hak
orang-orang
mereka
meminta
yang
harta
maupun
vital
penderitaan.
e. Pembelanjaan
dimana
karena
umat
adanya
akan
mengalami
kemaslahatan
dan
adanya
unsur
keterpaksaan
itu
tidak
terdapat
seruan
untuk
pertumbuhan
menerima
konsep
anggaran
modern
(sistem
islam
pengeluaran
dewasa
yang
ini
mutlak
harus
mulai
diperlukan
dengan
(sesuai
yang
baru
untuk
mencapainya,
baik
dengan
pemberi
utang
(kreditor)
yang
akan
dapat
defisit,
namun
dengan
solusi
yang
beban
sementara
waktu
dan
akan
9 Ibid, 139. Dikutip dari M. Umer Chapra, 299. , Islam and The
Economic Challage, The Islamic Foundation and The International
Institute of Islamic Thought, USA, 1416 H/1995 M, Edisi Terjemahan
oleh Ikhwan Abidin Basri, Islam dan Tantangan Ekonomi, Gema Insani
Press & Tazkia Institute, Jakarta, Cet. I, 2000, 370.
10 Ibid, 139.
11 Ibid, 140. Dikutip dari Abdul Qadim Zallum, Sistem Keuangan di
Negara Khilafah, Edisi Terjemahan oleh Ahmad S, dkk, (Bogor: Pustaka
Thariqul Izzah 1998), Cet. Ke-3. 82.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Prinsip islam tentang kebijakan fiskal dan anggaran belanja
bertujuan
didasarkan
untuk
atas
mengembangkan
distribusi
suatu
kekayaan
masyarakat
berimbang
yang
dengan
penggunaan
pengeluaran
kekayaan
negara
telah
islam
bagi
mahasiswa
baik
pendapatan
dan