Anda di halaman 1dari 32

John Dalton (1766-1844) ialah seorang guru SMU di Manchester, Inggris.

Ia terkenal karena
teorinya yang membangkitkan kembali istilah "atom". Dalam buku karangannya yang berjudul
New System of Chemical Philosophy ia berhasil merumuskan hal tentang atom sekitar tahun
1803.
Ia menyatakan bahwa materi terdiri atas atom yang tidak dapat dibagi lagi. Tiap-tiap unsur terdiri
atas atom-atom dengan sifat dan massa identik, dan senyawa terbentuk jika atom dari berbagai
unsur bergabung dalam komposisi yang tetap. Temuannya didasarkan pada sebuah eksperimen.
[1]

Berikut 5 Teori Atom Dalton:


1. Unsur-unsur terdiri dari partikel-partikel yang luar biasa kecil yang tidak dapat dibagi
kembali(disebut atom).Dalam reaksi kimia,mereka tidak dapat diciptakan,dihancurkan
atau diubah menjadi jenis unsur yang lain.
2. Semua atom dalam unsur yang sejenis adalah sama dan oleh karena itu memiliki sifatsifat yang serupa;seperti massa dan ukuran.
3. Atom dari unsur-unsur yang berbeda jenis memiliki sifat-sifat yang berbeda pula.
4. Senyawa dapat dibentuk ketika lebih dari 1 jenis unsur yang digabungkan.
5. Atom-atom dari 2 unsur atau lebih dapat direaksikan dalam perbandingan-perbandingan
yang berbeda untuk menghasilkan lebih dari 1 jenis senyawa
Walau di kemudian hari terbukti ada 2 di antara 5 teorinya yang perlu ditinjau kembali, ia tetap
dianggap sebagai bapak pencetus teori atom modern, terlebih lagi karena teorinya tersebut
mampu menerangkan Hukum kekekalan massa Lavoisier dan Hukum perbandingan tetap Proust.

Atom helium

Mari bergabung dengan komunitas Wikipedia bahasa Indonesia!

Atom
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Atom adalah suatu satuan dasar materi, yang terdiri atas inti atom serta awan elektron bermuatan
Ilustrasi atom
helium
yang
memperlihatkan inti atom
negatif yang mengelilinginya. Inti atom terdiri atas proton yang bermuatan
positif,
dan
neutron
(merah
muda)
dan
distribusi
yang bermuatan netral (kecuali pada inti atom Hidrogen-1, yang tidak memiliki neutron). awan elektron (hitam).
Inti atom (kanan atas) berbentuk simetris bulat,
Elektron-elektron pada sebuah atom terikat pada inti atom oleh gaya
elektromagnetik.
walaupun
untuk inti atom yang lebih rumit ia tidaklah
Sekumpulan atom demikian pula dapat berikatan satu sama lainnya,
dandemikian.
membentuk sebuah
selalu
molekul. Atom yang mengandung jumlah proton dan elektron yang sama bersifat netral,
Klasifikasi
sedangkan yang mengandung jumlah proton dan elektron yang berbeda bersifat positif
atau
negatif dan disebut sebagai ion. Atom dikelompokkan berdasarkanSatuan
jumlahterkecil
proton unsur
dan neutron
kimia
yang terdapat pada inti atom tersebut. Jumlah proton pada atom menentukan unsur kimia atom
Sifat-sifat
tersebut, dan jumlah neutron menentukan isotop unsur tersebut.
Kisaran
1,67 1027 sampai dengan
Istilah atom berasal dari Bahasa Yunani (/tomos, -),massa:
yang berarti tidak
4,52 dapat
1025 kg
dipotong ataupun sesuatu yang tidak dapat dibagi-bagi lagi. Konsep
atom sebagainol
komponen
Muatan
(netral) ataupun muatan
yang tak dapat dibagi-bagi lagi pertama kali diajukan oleh para filsuf
India dan Yunani.
Pada
listrik:
ion
abad ke-17 dan ke-18, para kimiawan meletakkan dasar-dasar pemikiran
ini
dengan
Kisaran
62 pm (He) sampai dengan
menunjukkan bahwa zat-zat tertentu tidak dapat dibagi-bagi lebih diameter:
jauh lagi menggunakan
520 pm (Cs)
metode-metode kimia. Selama akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, para fisikawan
berhasil
Elektron
dan inti atom yang
Komponen:
menemukan struktur dan komponen-komponen subatom di dalam atom, membuktikan
terdiri bahwa
dari proton dan neutron
'atom' tidaklah tak dapat dibagi-bagi lagi. Prinsip-prinsip mekanika kuantum yang digunakan
para fisikawan kemudian berhasil memodelkan atom.[1]
Dalam pengamatan sehari-hari, secara relatif atom dianggap sebuah objek yang sangat kecil yang
memiliki massa yang secara proporsional kecil pula. Atom hanya dapat dipantau dengan
menggunakan peralatan khusus seperti mikroskop gaya atom. Lebih dari 99,9% massa atom
berpusat pada inti atom,[catatan 1] dengan proton dan neutron yang bermassa hampir sama. Setiap
unsur paling tidak memiliki satu isotop dengan inti yang tidak stabil, yang dapat mengalami
peluruhan radioaktif. Hal ini dapat mengakibatkan transmutasi, yang mengubah jumlah proton
dan neutron pada inti.[2] Elektron yang terikat pada atom mengandung sejumlah aras energi,
ataupun orbital, yang stabil dan dapat mengalami transisi di antara aras tersebut dengan
menyerap ataupun memancarkan foton yang sesuai dengan perbedaan energi antara aras.
Elektron pada atom menentukan sifat-sifat kimiawi sebuah unsur, dan memengaruhi sifat-sifat
magnetis atom tersebut.

Daftar isi

1 Sejarah

2 Komponen-komponen atom
o 2.1 Partikel subatom
Atomisme

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Teori atom dan

Konsep bahwa materi terdiri dari satuan-satuan terpisah yang tidak dapat dibagi lagi menjadi
satuan yang lebih kecil telah ada selama satu milenium. Namun, pemikiran tersebut masihlah
bersifat abstrak dan filosofis, daripada berdasarkan pengamatan empiris dan eksperimen. Secara
filosofis, deskripsi sifat-sifat atom bervariasi tergantung pada budaya dan aliran filosofi tersebut,
dan seringkali pula mengandung unsur-unsur spiritual di dalamnya. Walaupun demikian,
pemikiran dasar mengenai atom dapat diterima oleh para ilmuwan ribuan tahun kemudian,
karena ia secara elegan dapat menjelaskan penemuan-penemuan baru pada bidang kimia.[3]
Referensi paling awal mengenai konsep atom dapat ditilik kembali kepada zaman India kuno
pada tahun 800 sebelum masehi,[4] yang dijelaskan dalam naskah filsafat Jainisme sebagai anu
dan paramanu.[4][5] Aliran mazhab Nyaya dan Vaisesika mengembangkan teori yang menjelaskan
bagaimana atom-atom bergabung menjadi benda-benda yang lebih kompleks.[6] Satu abad
kemudian muncul Referensi mengenai atom di dunia Barat oleh Leukippos, yang kemudian oleh
muridnya Demokritos pandangan tersebut disistematiskan. Kira-kira pada tahun 450 SM,
Demokritos menciptakan istilah tomos (bahasa Yunani: ), yang berarti "tidak dapat
dipotong" ataupun "tidak dapat dibagi-bagi lagi". Teori Demokritos mengenai atom bukanlah
usaha untuk menjabarkan suatu fenomena fisis secara rinci, melainkan suatu filosofi yang
mencoba untuk memberikan jawaban atas perubahan-perubahan yang terjadi pada alam.[1]
Filosofi serupa juga terjadi di India, namun demikian ilmu pengetahuan modern memutuskan
untuk menggunakan istilah "atom" yang dicetuskan oleh Demokritos.[3]
Kemajuan lebih jauh pada pemahaman mengenai atom dimulai dengan berkembangnya ilmu
kimia. Pada tahun 1661, Robert Boyle mempublikasikan buku The Sceptical Chymist yang
berargumen bahwa materi-materi di dunia ini terdiri dari berbagai kombinasi "corpuscules",
yaitu atom-atom yang berbeda. Hal ini berbeda dengan pandangan klasik yang berpendapat
bahwa materi terdiri dari unsur-unsur udara, tanah, api, dan air.[7] Pada tahun 1789, istilah
element (unsur) didefinisikan oleh seorang bangsawan dan peneliti Perancis, Antoine Lavoisier,
sebagai bahan dasar yang tidak dapat dibagi-bagi lebih jauh lagi dengan menggunakan metodemetode kimia.[8]

Berbagai atom dan molekul yang digambarkan pada buku John Dalton, A New System of
Chemical Philosophy (1808).
Pada tahun 1803, John Dalton menggunakan konsep atom untuk menjelaskan mengapa unsurunsur selalu bereaksi dalam perbandingan yang bulat dan tetap, serta mengapa gas-gas tertentu
lebih larut dalam air dibandingkan dengan gas-gas lainnya. Ia mengajukan pendapat bahwa
setiap unsur mengandung atom-atom tunggal unik, dan atom-atom tersebut selanjutnya dapat
bergabung untuk membentuk senyawa-senyawa kimia.[9][10]
Teori partikel ini kemudian dikonfirmasikan lebih jauh lagi pada tahun 1827, yaitu ketika
botaniwan Robert Brown menggunakan mikroskop untuk mengamati debu-debu yang
mengambang di atas air dan menemukan bahwa debu-debu tersebut bergerak secara acak.
Fenomena ini kemudian dikenal sebagai "Gerak Brown". Pada tahun 1877, J. Desaulx
mengajukan pendapat bahwa fenomena ini disebabkan oleh gerak termal molekul air, dan pada
tahun 1905 Albert Einstein membuat analisis matematika terhadap gerak ini.[11][12][13] Fisikawan
Perancis Jean Perrin kemudian menggunakan hasil kerja Einstein untuk menentukan massa dan
dimensi atom secara eksperimen, yang kemudian dengan pasti menjadi verifikasi atas teori atom
Dalton.[14]
Berdasarkan hasil penelitiannya terhadap sinar katode, pada tahun 1897 J. J. Thomson
menemukan elektron dan sifat-sifat subatomiknya. Hal ini meruntuhkan konsep atom sebagai
satuan yang tidak dapat dibagi-bagi lagi.[15] Thomson percaya bahwa elektron-elektron
terdistribusi secara merata di seluruh atom, dan muatan-muatannya diseimbangkan oleh
keberadaan lautan muatan positif (model puding prem).

Namun pada tahun 1909, para peneliti di bawah arahan Ernest Rutherford menembakkan ion
helium ke lembaran tipis emas, dan menemukan bahwa sebagian kecil ion tersebut dipantulkan
dengan sudut pantulan yang lebih tajam dari yang apa yang diprediksikan oleh teori Thomson.
Rutherford kemudian mengajukan pendapat bahwa muatan positif suatu atom dan kebanyakan
massanya terkonsentrasi pada inti atom, dengan elektron yang mengitari inti atom seperti planet
mengitari matahari. Muatan positif ion helium yang melewati inti padat ini haruslah dipantulkan
dengan sudut pantulan yang lebih tajam. Pada tahun 1913, ketika bereksperimen dengan hasil
proses peluruhan radioaktif, Frederick Soddy menemukan bahwa terdapat lebih dari satu jenis
atom pada setiap posisi tabel periodik.[16] Istilah isotop kemudian diciptakan oleh Margaret Todd
sebagai nama yang tepat untuk atom-atom yang berbeda namun merupakan satu unsur yang
sama. J.J. Thomson selanjutnya menemukan teknik untuk memisahkan jenis-jenis atom tersebut
melalui hasil kerjanya pada gas yang terionisasi.[17]

Model atom hidrogen Bohr yang menunjukkan loncatan elektron antara orbit-orbit tetap dan
memancarkan energi foton dengan frekuensi tertentu.
Sementara itu, pada tahun 1913 fisikawan Niels Bohr mengkaji ulang model atom Rutherford
dan mengajukan pendapat bahwa elektron-elektron terletak pada orbit-orbit yang terkuantisasi
serta dapat meloncat dari satu orbit ke orbit lainnya, meskipun demikian tidak dapat dengan
bebas berputar spiral ke dalam maupun keluar dalam keadaan transisi.[18] Suatu elektron haruslah
menyerap ataupun memancarkan sejumlah energi tertentu untuk dapat melakukan transisi antara
orbit-orbit yang tetap ini. Apabila cahaya dari materi yang dipanaskan memancar melalui prisma,
ia menghasilkan suatu spektrum multiwarna. Penampakan garis-garis spektrum tertentu ini
berhasil dijelaskan oleh teori transisi orbital ini.[19]
Ikatan kimia antar atom kemudian pada tahun 1916 dijelaskan oleh Gilbert Newton Lewis
sebagai interaksi antara elektron-elektron atom tersebut.[20] Atas adanya keteraturan sifat-sifat
kimiawi dalam tabel periode kimia,[21] kimiawan Amerika Irving Langmuir tahun 1919
berpendapat bahwa hal ini dapat dijelaskan apabila elektron-elektron pada sebuah atom saling
berhubungan atau berkumpul dalam bentuk-bentuk tertentu. Sekelompok elektron diperkirakan
menduduki satu set kelopak elektron di sekitar inti atom.
Percobaan Stern-Gerlach pada tahun 1922 memberikan bukti lebih jauh mengenai sifat-sifat
kuantum atom. Ketika seberkas atom perak ditembakkan melalui medan magnet, berkas tersebut
terpisah-pisah sesuai dengan arah momentum sudut atom (spin). Oleh karena arah spin adalah
acak, berkas ini diharapkan menyebar menjadi satu garis. Namun pada kenyataannya berkas ini

terbagi menjadi dua bagian, tergantung dari apakah spin atom tersebut berorientasi ke atas
ataupun ke bawah.[22]
Pada tahun 1926, dengan menggunakan pemikiran Louis de Broglie bahwa partikel berperilaku
seperti gelombang, Erwin Schrdinger mengembangkan suatu model atom matematis yang
menggambarkan elektron sebagai gelombang tiga dimensi daripada sebagai titik-titik partikel.
Konsekuensi penggunaan bentuk gelombang untuk menjelaskan elektron ini adalah bahwa
adalah tidak mungkin untuk secara matematis menghitung posisi dan momentum partikel secara
bersamaan. Hal ini kemudian dikenal sebagai prinsip ketidakpastian, yang dirumuskan oleh
Werner Heisenberg pada 1926. Menurut konsep ini, untuk setiap pengukuran suatu posisi,
seseorang hanya bisa mendapatkan kisaran nilai-nilai probabilitas momentum, demikian pula
sebaliknya. Walaupun model ini sulit untuk divisualisasikan, ia dapat dengan baik menjelaskan
sifat-sifat atom yang terpantau yang sebelumnya tidak dapat dijelaskan oleh teori mana pun.
Oleh sebab itu, model atom yang menggambarkan elektron mengitari inti atom seperti planet
mengitari matahari digugurkan dan digantikan oleh model orbital atom di sekitar inti di mana
elektron paling berkemungkinan berada.[23][24]

Diagram skema spetrometer massa sederhana.


Perkembangan pada spektrometri massa mengijinkan dilakukannya pengukuran massa atom
secara tepat. Peralatan spektrometer ini menggunakan magnet untuk membelokkan trayektori
berkas ion, dan banyaknya defleksi ditentukan dengan rasio massa atom terhadap muatannya.
Kimiawan Francis William Aston menggunakan peralatan ini untuk menunjukkan bahwa isotop
mempunyai massa yang berbeda. Perbedaan massa antar isotop ini berupa bilangan bulat, dan ia
disebut sebagai kaidah bilangan bulat.[25] Penjelasan pada perbedaan massa isotop ini berhasil
dipecahkan setelah ditemukannya neutron, suatu partikel bermuatan netral dengan massa yang
hampir sama dengan proton, yaitu oleh James Chadwick pada tahun 1932. Isotop kemudian
dijelaskan sebagai unsur dengan jumlah proton yang sama, namun memiliki jumlah neutron yang
berbeda dalam inti atom.[26]

Pada tahun 1950-an, perkembangan pemercepat partikel dan detektor partikel mengijinkan para
ilmuwan mempelajari dampak-dampak dari atom yang bergerak dengan energi yang tinggi.[27]
Neutron dan proton kemudian diketahui sebagai hadron, yaitu komposit partikel-partikel kecil
yang disebut sebagai kuark. Model-model standar fisika nuklir kemudian dikembangkan untuk
menjelaskan sifat-sifat inti atom dalam hal interaksi partikel subatom ini.[28]
Sekitar tahun 1985, Steven Chu dkk. di Bell Labs mengembangkan sebuah teknik untuk
menurunkan temperatur atom menggunakan laser. Pada tahun yang sama, sekelompok ilmuwan
yang diketuai oleh William D. Phillips berhasil memerangkap atom natrium dalam perangkap
magnet. Claude Cohen-Tannoudji kemudian menggabungkan kedua teknik tersebut untuk
mendinginkan sejumlah kecil atom sampai beberapa mikrokelvin. Hal ini mengijinkan ilmuwan
mempelajari atom dengan presisi yang sangat tinggi, yang pada akhirnya membawa para
ilmuwan menemukan kondensasi Bose-Einstein.[29]
Dalam sejarahnya, sebuah atom tunggal sangatlah kecil untuk digunakan dalam aplikasi ilmiah.
Namun baru-baru ini, berbagai peranti yang menggunakan sebuah atom tunggal logam yang
dihubungkan dengan ligan-ligan organik (transistor elektron tunggal) telah dibuat.[30] Berbagai
penelitian telah dilakukan untuk memerangkap dan memperlambat laju atom menggunakan
pendinginan laser untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai sifat-sifat atom.[31]

Komponen-komponen atom
Partikel subatom
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Partikel subatom
Walaupun awalnya kata atom berarti suatu partikel yang tidak dapat dipotong-potong lagi
menjadi partikel yang lebih kecil, dalam terminologi ilmu pengetahuan modern, atom tersusun
atas berbagai partikel subatom. Partikel-partikel penyusun atom ini adalah elektron, proton, dan
neutron. Namun hidrogen-1 tidak mempunyai neutron. Demikian pula halnya pada ion hidrogen
positif H+.
Dari kesemua partikel subatom ini, elektron adalah yang paling ringan, dengan massa elektron
sebesar 9,11 1031 kg dan mempunyai muatan negatif. Ukuran elektron sangatlah kecil
sedemikiannya tiada teknik pengukuran yang dapat digunakan untuk mengukur ukurannya.[32]
Proton memiliki muatan positif dan massa 1.836 kali lebih berat daripada elektron
(1,6726 1027 kg). Neutron tidak bermuatan listrik dan bermassa bebas 1.839 kali massa
elektron[33] atau (1,6929 1027 kg).
Dalam model standar fisika, baik proton dan neutron terdiri dari partikel elementer yang disebut
kuark. Kuark termasuk kedalam golongan partikel fermion dan merupakan salah satu dari dua
bahan penyusun materi dasar (yang lainnya adalah lepton). Terdapat enam jenis kuark dan tiaptiap kuark tersebut memiliki muatan listri fraksional sebesar +2/3 ataupun 1/3. Proton terdiri
dari dua kuark naik dan satu kuark turun, manakala neutron terdiri dari satu kuark naik dan dua
kuark turun. Perbedaan komposisi kuark ini memengaruhi perbedaan massa dan muatan antara

dua partikel tersebut. Kuark terikat bersama oleh gaya nuklir kuat yang diperantarai oleh gluon.
Gluon adalah anggota dari boson tolok yang merupakan perantara gaya-gaya fisika.[34][35]

Inti atom
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Inti atom

Energi pengikatan yang diperlukan oleh nukleon untuk lolos dari inti pada berbagai isotop.
Inti atom terdiri atas proton dan neutron yang terikat bersama pada pusat atom. Secara kolektif,
proton dan neutron tersebut disebut sebagai nukleon (partikel penyusun inti). Diameter inti atom
berkisar antara 1015 hingga 1014m.[36] Jari-jari inti diperkirakan sama dengan
fm,
dengan A adalah jumlah nukleon.[37] Hal ini sangatlah kecil dibandingkan dengan jari-jari atom.
Nukleon-nukleon tersebut terikat bersama oleh gaya tarik-menarik potensial yang disebut gaya
kuat residual. Pada jarak lebih kecil daripada 2,5 fm, gaya ini lebih kuat daripada gaya
elektrostatik yang menyebabkan proton saling tolak menolak.[38]
Atom dari unsur kimia yang sama memiliki jumlah proton yang sama, disebut nomor atom.
Suatu unsur dapat memiliki jumlah neutron yang bervariasi. Variasi ini disebut sebagai isotop.
Jumlah proton dan neutron suatu atom akan menentukan nuklida atom tersebut, sedangkan
jumlah neutron relatif terhadap jumlah proton akan menentukan stabilitas inti atom, dengan
isotop unsur tertentu akan menjalankan peluruhan radioaktif.[39]
Neutron dan proton adalah dua jenis fermion yang berbeda. Asas pengecualian Pauli melarang
adanya keberadaan fermion yang identik (seperti misalnya proton berganda) menduduki suatu
keadaan fisik kuantum yang sama pada waktu yang sama. Oleh karena itu, setiap proton dalam
inti atom harusnya menduduki keadaan kuantum yang berbeda dengan aras energinya masingmasing. Asas Pauli ini juga berlaku untuk neutron. Pelarangan ini tidak berlaku bagi proton dan
neutron yang menduduki keadaan kuantum yang sama.[40]
Untuk atom dengan nomor atom yang rendah, inti atom yang memiliki jumlah proton lebih
banyak daripada neutron berpotensi jatuh ke keadaan energi yang lebih rendah melalui peluruhan
radioaktif yang menyebabkan jumlah proton dan neutron seimbang. Oleh karena itu, atom
dengan jumlah proton dan neutron yang berimbang lebih stabil dan cenderung tidak meluruh.

Namun, dengan meningkatnya nomor atom, gaya tolak-menolak antar proton membuat inti atom
memerlukan proporsi neutron yang lebih tinggi lagi untuk menjaga stabilitasnya. Pada inti yang
paling berat, rasio neutron per proton yang diperlukan untuk menjaga stabilitasnya akan
meningkat menjadi 1,5.[40]

Gambaran proses fusi nuklir yang menghasilkan inti deuterium (terdiri dari satu proton dan satu
neutron). Satu positron (e+) dipancarkan bersamaan dengan neutrino elektron.
Jumlah proton dan neutron pada inti atom dapat diubah, walaupun hal ini memerlukan energi
yang sangat tinggi oleh karena gaya atraksinya yang kuat. Fusi nuklir terjadi ketika banyak
partikel atom bergabung membentuk inti yang lebih berat. Sebagai contoh, pada inti Matahari,
proton memerlukan energi sekitar 310 keV untuk mengatasi gaya tolak-menolak antar
sesamanya dan bergabung menjadi satu inti.[41] Fisi nuklir merupakan kebalikan dari proses fusi.
Pada fisi nuklir, inti dipecah menjadi dua inti yang lebih kecil. Hal ini biasanya terjadi melalui
peluruhan radioaktif. Inti atom juga dapat diubah melalui penembakan partikel subatom
berenergi tinggi. Apabila hal ini mengubah jumlah proton dalam inti, atom tersebut akan berubah
unsurnya.[42][43]
Jika massa inti setelah terjadinya reaksi fusi lebih kecil daripada jumlah massa partikel awal
penyusunnya, maka perbedaan ini disebabkan oleh pelepasan pancaran energi (misalnya sinar
gamma), sebagaimana yang ditemukan pada rumus kesetaraan massa-energi Einstein, E = mc2,
dengan m adalah massa yang hilang dan c adalah kecepatan cahaya. Defisit ini merupakan
bagian dari energi pengikatan inti yang baru.[44]
Fusi dua inti yang menghasilkan inti yang lebih besar dengan nomor atom lebih rendah daripada
besi dan nikel (jumlah total nukleon sama dengan 60) biasanya bersifat eksotermik, yang berarti
bahwa proses ini melepaskan energi.[45] Adalah proses pelepasan energi inilah yang membuat fusi
nuklir pada bintang dapat dipertahankan. Untuk inti yang lebih berat, energi pengikatan per
nukleon dalam inti mulai menurun. Ini berarti bahwa proses fusi akan bersifat endotermik.[40]

Awan elektron
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Orbital atom dan Konfigurasi elektron

Sumur potensial yang menunjukkan energi minimum V(x) yang diperlukan untuk mencapai tiaptiap posisi x. Suatu partikel dengan energi E dibatasi pada kisaran posisi antara x1 dan x2.
Elektron dalam suatu atom ditarik oleh proton dalam inti atom melalui gaya elektromagnetik.
Gaya ini mengikat elektron dalam sumur potensi elektrostatik di sekitar inti. Hal ini berarti
bahwa energi luar diperlukan agar elektron dapat lolos dari atom. Semakin dekat suatu elektron
dalam inti, semakin besar gaya atraksinya, sehingga elektron yang berada dekat dengan pusat
sumur potensi memerlukan energi yang lebih besar untuk lolos.
Elektron, sama seperti partikel lainnya, memiliki sifat seperti partikel maupun seperti gelombang
(dualisme gelombang-partikel). Awan elektron adalah suatu daerah dalam sumur potensi di mana
tiap-tiap elektron menghasilkan sejenis gelombang diam (yaitu gelombang yang tidak bergerak
relatif terhadap inti) tiga dimensi. Perilaku ini ditentukan oleh orbital atom, yakni suatu fungsi
matematika yang menghitung probabilitas suatu elektron akan muncul pada suatu lokasi tertentu
ketika posisinya diukur.[46] Hanya akan ada satu himpunan orbital tertentu yang berada disekitar
inti, karena pola-pola gelombang lainnya akan dengan cepat meluruh menjadi bentuk yang lebih
stabil.[47]

Fungsi gelombang dari lima orbital atom pertama. Tiga orbital 2p memperlihatkan satu biidang
simpul.
Tiap-tiap orbital atom berkoresponden terhadap aras energi elektron tertentu. Elektron dapat
berubah keadaannya ke aras energi yang lebih tinggi dengan menyerap sebuah foton. Selain
dapat naik menuju aras energi yang lebih tinggi, suatu elektron dapat pula turun ke keadaan
energi yang lebih rendah dengan memancarkan energi yang berlebih sebagai foton.[47]
Energi yang diperlukan untuk melepaskan ataupun menambah satu elektron (energi pengikatan
elektron) adalah lebih kecil daripada energi pengikatan nukleon. Sebagai contohnya, hanya
diperlukan 13,6 eV untuk melepaskan elektron dari atom hidrogen.[48] Bandingkan dengan energi
sebesar 2,3 MeV yang diperlukan untuk memecah inti deuterium.[49] Atom bermuatan listrik
netral oleh karena jumlah proton dan elektronnya yang sama. Atom yang kekurangan ataupun
kelebihan elektron disebut sebagai ion. Elektron yang terletak paling luar dari inti dapat
ditransfer ataupun dibagi ke atom terdekat lainnya. Dengan cara inilah, atom dapat saling
berikatan membentuk molekul.[50]

Sifat-sifat
Sifat-sifat nuklir
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Isotop dan Isotop stabil
Berdasarkan definisi, dua atom dengan jumlah proton yang identik dalam intinya termasuk ke
dalam unsur kimia yang sama. Atom dengan jumlah proton sama namun dengan jumlah neutron
berbeda adalah dua isotop berbeda dari satu unsur yang sama. Sebagai contohnya, semua
hidrogen memiliki satu proton, namun terdapat satu isotop hidrogen yang tidak memiliki neutron
(hidrogen-1), satu isotop yang memiliki satu neutron (deuterium), dua neutron (tritium), dll.
Hidrogen-1 adalah bentuk isotop hidrogen yang paling umum. Kadang-kadang ia disebut sebagai
protium.[51] Semua isotop unsur yang bernomor atom lebih besar daripada 82 bersifat radioaktif.
[52][53]

Dari sekitar 339 nuklida yang terbentuk secara alami di Bumi, 269 di antaranya belum pernah
terpantau meluruh.[54] Pada unsur kimia, 80 dari unsur yang diketahui memiliki satu atau lebih
isotop stabil. Unsur 43, 63, dan semua unsur lebih tinggi dari 83 tidak memiliki isotop stabil.
Dua puluh tujuh unsur hanya memiliki satu isotop stabil, manakala jumlah isotop stabil yang
paling banyak terpantau pada unsur timah dengan 10 jenis isotop stabil.[55]

Massa
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Massa atom dan Bobot atom
Karena mayoritas massa atom berasal dari proton dan neutron, jumlah keseluruhan partikel ini
dalam atom disebut sebagai nomor massa. Massa atom pada keadaan diam sering diekspresikan
menggunakan satuan massa atom (u) yang juga disebut dalton (Da). Satuan ini didefinisikan
sebagai seperduabelas massa atom karbon-12 netral, yang kira-kira sebesar 1,66 1027 kg.[56]
Hidrogen-1 yang merupakan isotop teringan hidrogen memiliki bobot atom 1,007825 u.[57] Atom
memiliki massa yang kira-kira sama dengan nomor massanya dikalikan satuan massa atom.[58]
Atom stabil yang paling berat adalah timbal-208,[52] dengan massa sebesar 207,9766521 u.[59]
Para kimiawan biasanya menggunakan satuan mol untuk menyatakan jumlah atom. Satu mol
didefinisikan sebagai jumlah atom yang terdapat pada 12 gram persis karbon-12. Jumlah ini
adalah sekitar 6,022 1023, yang dikenal pula dengan nama tetapan Avogadro. Dengan demikian
suatu unsur dengan massa atom 1 u akan memiliki satu mol atom yang bermassa 0,001 kg.
Sebagai contohnya, Karbon memiliki massa atom 12 u, sehingga satu mol karbon atom memiliki
massa 0,012 kg.[56]

Ukuran
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Jari-jari atom

Atom tidak memiliki batasan luar yang jelas, sehingga dimensi atom biasanya dideskripsikan
sebagai jarak antara dua inti atom ketika dua atom bergabung bersama dalam ikatan kimia. Jarijari ini bervariasi tergantung pada jenis atom, jenis ikatan yang terlibat, jumlah atom di
sekitarnya, dan spin atom.[60] Pada tabel periodik unsur-unsur, jari-jari atom akan cenderung
meningkat seiring dengan meningkatnya periode (atas ke bawah). Sebaliknya jari-jari atom akan
cenderung meningkat seiring dengan menurunnya nomor golongan (kanan ke kiri).[61] Oleh
karena itu, atom yang terkecil adalah helium dengan jari-jari 32 pm, manakala yang terbesar
adalah sesium dengan jari-jari 225 pm.[62] Dimensi ini ribuan kali lebih kecil daripada gelombang
cahaya (400700 nm), sehingga atom tidak dapat dilihat menggunakan mikroskop optik biasa.
Namun, atom dapat dipantau menggunakan mikroskop gaya atom.
Ukuran atom sangatlah kecil, sedemikian kecilnya lebar satu helai rambut dapat menampung
sekitar 1 juta atom karbon.[63] Satu tetes air pula mengandung sekitar 2 1021 atom oksigen.[64]
Intan satu karat dengan massa 2 10-4 kg mengandung sekitar 1022 atom karbon.[catatan 2] Jika
sebuah apel diperbesar sampai seukuran besarnya Bumi, maka atom dalam apel tersebut akan
terlihat sebesar ukuran apel awal tersebut.[65]

Peluruhan radioaktif
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Peluruhan radioaktif

Diagram ini menunjukkan waktu paruh (T) beberapa isotop dengan jumlah proton Z dan jumlah
proton N (dalam satuan detik).
Setiap unsur mempunyai satu atau lebih isotop berinti tak stabil yang akan mengalami peluruhan
radioaktif, menyebabkan inti melepaskan partikel ataupun radiasi elektromagnetik.

Radioaktivitas dapat terjadi ketika jari-jari inti sangat besar dibandingkan dengan jari-jari gaya
kuat (hanya bekerja pada jarak sekitar 1 fm).[66]
Bentuk-bentuk peluruhan radioaktif yang paling umum adalah:[67][68]

Peluruhan alfa, terjadi ketika suatu inti memancarkan partikel alfa (inti helium yang
terdiri dari dua proton dan dua neutron). Hasil peluruhan ini adalah unsur baru dengan
nomor atom yang lebih kecil.

Peluruhan beta, diatur oleh gaya lemah, dan dihasilkan oleh transformasi neutron menjadi
proton, ataupun proton menjadi neutron. Transformasi neutron menjadi proton akan
diikuti oleh emisi satu elektron dan satu antineutrino, manakala transformasi proton
menjadi neutron diikuti oleh emisi satu positron dan satu neutrino. Emisi elektron
ataupun emisi positron disebut sebagai partikel beta. Peluruhan beta dapat meningkatkan
maupun menurunkan nomor atom inti sebesar satu.

Peluruhan gama, dihasilkan oleh perubahan pada aras energi inti ke keadaan yang lebih
rendah, menyebabkan emisi radiasi elektromagnetik. Hal ini dapat terjadi setelah emisi
partikel alfa ataupun beta dari peluruhan radioaktif.

Jenis-jenis peluruhan radioaktif lainnya yang lebih jarang meliputi pelepasan neutron dan proton
dari inti, emisi lebih dari satu partikel beta, ataupun peluruhan yang mengakibatkan produksi
elektron berkecepatan tinggi yang bukan sinar beta, dan produksi foton berenergi tinggi yang
bukan sinar gama
Tiap-tiap isotop radioaktif mempunyai karakteristik periode waktu peluruhan (waktu paruh) yang
merupakan lamanya waktu yang diperlukan oleh setengah jumlah sampel untuk meluruh habis.
Proses peluruhan bersifat eksponensial, sehingga setelah dua waktu paruh, hanya akan tersisa
25% isotop.[66]

Momen magnetik
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Momen dipol magnetik elektron dan Momen magnetik
nuklir
Setiap partikel elementer mempunyai sifat mekanika kuantum intrinsik yang dikenal dengan
nama spin. Spin beranalogi dengan momentum sudut suatu objek yang berputar pada pusat
massanya, walaupun secara kaku partikel tidaklah berperilaku seperti ini. Spin diukur dalam
satuan tetapan Planck tereduksi (), dengan elektron, proton, dan neutron semuanya memiliki
spin , atau "spin-". Dalam atom, elektron yang bergerak di sekitar inti atom selain memiliki
spin juga memiliki momentum sudut orbital, manakala inti atom memiliki momentum sudut pula
oleh karena spin nuklirnya sendiri.[69]
Medan magnet yang dihasilkan oleh suatu atom (disebut momen magnetik) ditentukan oleh
kombinasi berbagai macam momentum sudut ini. Namun, kontribusi yang terbesar tetap berasal
dari spin. Oleh karena elektron mematuhi asas pengecualian Pauli, yakni tiada dua elektron yang

dapat ditemukan pada keadaan kuantum yang sama, pasangan elektron yang terikat satu sama
lainnya memiliki spin yang berlawanan, dengan satu berspin naik, dan yang satunya lagi berspin
turun. Kedua spin yang berlawanan ini akan saling menetralkan, sehingga momen dipol
magnetik totalnya menjadi nol pada beberapa atom berjumlah elektron genap.[70]
Pada atom berelektron ganjil seperti besi, adanya keberadaan elektron yang tak berpasangan
menyebabkan atom tersebut bersifat feromagnetik. Orbital-orbital atom di sekeliling atom
tersebut saling bertumpang tindih dan penurunan keadaan energi dicapai ketika spin elektron
yang tak berpasangan tersusun saling berjajar. Proses ini disebut sebagai interaksi pertukaran.
Ketika momen magnetik atom feromagnetik tersusun berjajaran, bahan yang tersusun oleh atom
ini dapat menghasilkan medan makroskopis yang dapat dideteksi. Bahan-bahan yang bersifat
paramagnetik memiliki atom dengan momen magnetik yang tersusun acak, sehingga tiada medan
magnet yang dihasilkan. Namun, momen magnetik tiap-tiap atom individu tersebut akan tersusun
berjajar ketika diberikan medan magnet.[70][71]
Inti atom juga dapat memiliki spin. Biasanya spin inti tersusun secara acak oleh karena
kesetimbangan termal. Namun, untuk unsur-unsur tertentu (seperti xenon-129), adalah mungkin
untuk memolarisasi keadaan spin nuklir secara signifikan sehingga spin-spin tersebut tersusun
berjajar dengan arah yang sama. Kondisi ini disebut sebagai hiperpolarisasi. Fenomena ini
memiliki aplikasi yang penting dalam pencitraan resonansi magnetik.[72][73]

Aras-aras energi
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Aras energi dan Garis spektrum atom
Ketika suatu elektron terikat pada sebuah atom, ia memiliki energi potensial yang berbanding
terbalik terhadap jarak elektron terhadap inti. Hal ini diukur oleh besarnya energi yang
diperlukan untuk melepaskan elektron dari atom dan biasanya diekspresikan dengan satuan
elektronvolt (eV). Dalam model mekanika kuantum, elektron-elektron yang terikat hanya dapat
menduduki satu set keadaan yang berpusat pada inti, dan tiap-tiap keadaan berkorespondensi
terhadap aras energi tertentu. Keadaan energi terendah suatu elektron yang terikat disebut
sebagai keadaan dasar, manakala keadaan energi yang lebih tinggi disebut sebagai keadaan
tereksitasi.[74]
Agar suatu elektron dapat meloncat dari satu keadaan ke keadaan lainnya, ia haruslah menyerap
ataupun memancarkan foton pada energi yang sesuai dengan perbedaan energi potensial antar
dua aras tersebut. Energi foton yang dipancarkan adalah sebanding dengan frekuensinya.[75] Tiaptiap unsur memiliki spektrum karakteristiknya masing-masing. Hal ini bergantung pada muatan
inti, subkelopak yang terisi dengan elektron, interaksi elektromagnetik antar elektron, dan faktorfaktor lainnya.[76]

Contoh garis absorpsi spektrum.


Ketika suatu spektrum energi yang berkelanjutan dipancarkan melalui suatu gas ataupun plasma,
beberapa foton diserap oleh atom, menyebabkan elektron berpindah aras energi. Elektron yang
tereksitasi akan secara spontan memancarkan energi ini sebagai foton dan jatuh kembali ke aras
energi yang lebih rendah. Oleh karena itu, atom berperilaku seperti bahan penyaring yang akan
membentuk sederetan pita absorpsi. Pengukuran spektroskopi terhadap kekuatan dan lebar pita
spektrum mengijinkan penentuan komposisi dan sifat-sifat fisika suatu zat.[77]
Pemantauan cermat pada garis-garis spektrum menunjukkan bahwa beberapa memperlihatkan
adanya pemisahan halus. Hal ini terjadi karena kopling spin-orbit yang merupakan interaksi
antara spin dengan gerak elektron terluar.[78] Ketika suatu atom berada dalam medan magnet
eksternal, garis-garis spektrum terpisah menjadi tiga atau lebih komponen. Hal ini disebut
sebagai efek Zeeman. Efek Zeeman disebabkan oleh interaksi medan magnet dengan momen
magnetik atom dan elektronnya. Beberapa atom dapat memiliki banyak konfigurasi elektron
dengan aras energi yang sama, sehingga akan tampak sebagai satu garis spektrum. Interaksi
medan magnet dengan atom akan menggeser konfigurasi-konfigurasi elektron menuju aras
energi yang sedikit berbeda, menyebabkan garis spektrum berganda.[79] Keberadaan medan listrik
eksternal dapat menyebabkan pemisahan dan pergeseran garis spektrum dengan mengubah aras
energi elektron. Fenomena ini disebut sebagai efek Stark.[80]

Valensi dan perilaku ikatan


Artikel utama untuk bagian ini adalah: Valensi (kimia) dan Ikatan kimia
Kelopak atau kulit elektron terluar suatu atom dalam keadaan yang tak terkombinasi disebut
sebagai kelopak valensi dan elektron dalam kelopak tersebut disebut elektron valensi. Jumlah
elektron valensi menentukan perilaku ikatan atom tersebut dengan atom lainnya. Atom
cenderung bereaksi dengan satu sama lainnya melalui pengisian (ataupun pengosongan) elektron
valensi terluar atom.[81] Ikatan kimia dapat dilihat sebagai transfer elektron dari satu atom ke
atom lainnya, seperti yang terpantau pada natrium klorida dan garam-garam ionik lainnya.
Namun, banyak pula unsur yang menunjukkan perilaku valensi berganda, atau kecenderungan
membagi elektron dengan jumlah yang berbeda pada senyawa yang berbeda. Sehingga, ikatan
kimia antara unsur-unsur ini cenderung berupa pembagian elektron daripada transfer elektron.
Contohnya meliputi unsur karbon dalam senyawa organik.[82]
Unsur-unsur kimia sering ditampilkan dalam tabel periodik yang menampilkan sifat-sifat kimia
suatu unsur yang berpola. Unsur-unsur dengan jumlah elektron valensi yang sama
dikelompokkan secara vertikel (disebut golongan). Unsur-unsur pada bagian terkanan tabel
memiliki kelopak terluarnya terisi penuh, menyebabkan unsur-unsur tersebut cenderung bersifat
inert (gas mulia).[83][84]

Keadaan
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Keadaan materi dan Fase benda

Gambaran pembentukan kondensat Bose-Einstein.


Sejumlah atom ditemukan dalam keadaan materi yang berbeda-beda tergantung pada kondisi
fisik benda, yakni suhu dan tekanan. Dengan mengubah kondisi tersebut, materi dapat berubahubah menjadi bentuk padat, cair, gas, dan plasma.[85] Dalam tiap-tiap keadaan tersebut pula
materi dapat memiliki berbagai fase. Sebagai contohnya pada karbon padat, ia dapat berupa
grafit maupun intan.[86]
Pada suhu mendekati nol mutlak, atom dapat membentuk kondensat Bose-Einstein, di mana
efek-efek mekanika kuantum yang biasanya hanya terpantau pada skala atom terpantau secara
makroskopis.[87][88] Kumpulan atom-atom yang dilewat-dinginkan ini berperilaku seperti satu
atom super.[89]

Identifikasi

Citra mikroskop penerowongan payaran yang menunjukkan atom-atom individu pada permukaan
emas (100).
Mikroskop penerowongan payaran (scanning tunneling microscope) adalah suatu mikroskop
yang digunakan untuk melihat permukaan suatu benda pada tingkat atom. Alat ini menggunakan
fenomena penerowongan kuantum yang mengijinkan partikel-partikel menembus sawar yang
biasanya tidak dapat dilewati.
Sebuah atom dapat diionisasi dengan melepaskan satu elektronnya. Muatan yang ada
menyebabkan trayektori atom melengkung ketika ia melalui sebuah medan magnet. Jari-jari
trayektori ion tersebut ditentukan oleh massa atom. Spektrometer massa menggunakan prinsip ini

untuk menghitung rasio massa terhadap muatan ion. Apabila sampel tersebut mengandung
sejumlah isotop, spektrometer massa dapat menentukan proporsi tiap-tiap isotop dengan
mengukur intensitas berkas ion yang berbeda. Teknik untuk menguapkan atom meliputi
spektroskopi emisi atomik plasma gandeng induktif (inductively coupled plasma atomic
emission spectroscopy) dan spektrometri massa plasma gandeng induktif (inductively coupled
plasma mass spectrometry), keduanya menggunakan plasma untuk menguapkan sampel analisis.
[90]

Metode lainnya yang lebih selektif adalah spektroskopi pelepasan energi elektron (electron
energy loss spectroscopy), yang mengukur pelepasan energi berkas elektron dalam suatu
mikroskop elektron transmisi ketika ia berinteraksi dengan sampel. Tomografi kuar atom
memiliki resolusi sub-nanometer dalam 3-D dan dapat secara kimiawi mengidentifikasi atomatom individu menggunakan spektrometri massa waktu lintas.[91]
Spektrum keadaan tereksitasi dapat digunakan untuk menganalisa komposisi atom bintang yang
jauh. Panjang gelombang cahaya tertentu yang dipancarkan oleh bintang dapat dipisahkan dan
dicocokkan dengan transisi terkuantisasi atom gas bebas. Warna bintang kemudian dapat
direplikasi menggunakan lampu lucutan gas yang mengandung unsur yang sama.[92] Helium pada
Matahari ditemukan dengan menggunakan cara ini 23 tahun sebelum ia ditemukan di Bumi.[93]

Asal usul dan kondisi sekarang


Atom menduduki sekitar 4% densitas energi total yang ada dalam alam semesta terpantau,
dengan densitas rata-rata sekitar 0,25 atom/m3.[94] Dalam galaksi Bima Sakti, atom memiliki
konsentrasi yang lebih tinggi, dengan densitas materi dalam medium antarbintang berkisar antara
105 sampai dengan 109 atom/m3.[95] Matahari sendiri dipercayai berada dalam Gelembung Lokal,
yaitu suatu daerah yang mengandung banyak gas ion, sehingga densitas di sekelilingnya adalah
sekitar 103 atom/m3.[96] Bintang membentuk awan-awan padat dalam medium antarbintang, dan
proses evolusioner bintang akan menyebabkan peningkatan kandungan unsur yang lebih berat
daripada hidrogen dan helium dalam medium antarbintang. Sampai dengan 95% atom Bima
Sakti terkonsentrasi dalam bintang-bintang, dan massa total atom ini membentuk sekitar 10%
massa galaksi.[97] Massa sisanya adalah materi gelap yang tidak diketahui dengan jelas.[98]

Nukleosintesis
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Nukleosintesis
Proton dan elektron yang stabil muncul satu detik setelah kejadian Dentuman Besar. Dalam masa
waktu tiga menit sesudahnya, nukleosintesis Dentuman Besar kebanyakan menghasilkan helium,
litium, dan deuterium, dan mungkin juga beberapa berilium dan boron.[99][100][101] Atom pertama
(dengan elektron yang terikat dengannya) secara teoritis tercipta 380.000 tahun sesudah
Dentuman Besar, yaitu ketika alam semesta yang mengembang cukup dingin untuk mengijinkan
elektron-elektron terikat pada inti atom.[102] Sejak saat itulah, inti atom mulai bergabung dalam
bintang-bintang melalui proses fusi nuklir dan menghasilkan unsur-unsur yang lebih berat
sampai dengan besi.[103]

Isotop seperti litium-6 dihasilkan di ruang angkasa melalui spalasi sinar kosmis.[104] Hal ini
terjadi ketika sebuah proton berenergi tinggi menumbuk inti atom, menyebabkan sejumlah besar
nukleon berhamburan. Unsur yang lebih berat daripada besi dihasilkan di supernova melalui
proses r dan di bintang-bintang AGB melalui proses s. Kedua-duanya melibatkan penangkapan
neutron oleh inti atom.[105] Unsur-unsur seperti timbal kebanyakan dibentuk melalui peluruhan
radioaktif unsur-unsur lain yang lebih berat.[106]

Bumi
Kebanyakan atom yang menyusun Bumi dan termasuk pula seluruh makhluk hidupnya pernah
berada dalam bentuk yang sekarang di nebula yang runtuh dari awan molekul dan membentuk
Tata Surya. Sisanya merupakan akibat dari peluruhan radioaktif dan proporsinya dapat
digunakan untuk menentukan usia Bumi melalui penanggalan radiometrik.[107][108] Kebanyakan
helium dalam kerak Bumi merupakan produk peluruhan alfa.[109]
Terdapat sekelumit atom di Bumi yang pada awal pembentukannya tidak ada dan juga bukan
merupakan akibat dari peluruhan radioaktif. Karbon-14 secara berkesinambungan dihasilkan
oleh sinar kosmik di atmosfer.[110] Beberapa atom di Bumi secara buatan dihasilkan oleh reaktor
ataupun senjata nuklir.[111][112] Dari semua Unsur-unsur transuranium yang bernomor atom lebih
besar daripada 92, hanya plutonium dan neptunium sajalah yang terdapat di Bumi secara alami.
[113][114]
Unsur-unsur transuranium memiliki waktu paruh radioaktif yang lebih pendek daripada
umur Bumi[115], sehingga unsur-unsur ini telah lama meluruh. Pengecualian terdapat pada
plutonium-244 yang kemungkinan tersimpan dalam debu kosmik.[107] Kandungan alami
plutonium dan neptunium dihasilkan dari penangkapan neutron dalam bijih uranium.[116]
Bumi mengandung sekitar 1,33 1050 atom.[117] Pada atmosfer planet, terdapat sejumlah kecil
atom gas mulia seperti argon dan neon. Sisa 99% atom pada atmosfer bumi terikat dalam bentuk
molekul, misalnya karbon dioksida, oksigen diatomik, dan nitrogen diatomik. Pada permukaan
Bumi, atom-atom saling berikatan membentuk berbagai macam senyawa, meliputi air, garam,
silikat, dan oksida. Atom juga dapat bergabung membentuk bahan-bahan yang tidak terdiri dari
molekul, contohnya kristal dan logam padat ataupun cair.[118][119]

Bentuk teoritis dan bentuk langka

Pencitraan 3-Dimensi keberadaan "Pulau stabilitas" di bagian paling kanan

Manakala isotop dengan nomor atom yang lebih tinggi daripada timbal (62) bersifat radioaktif,
terdapat suatu "pulau stabilitas" yang diajukan untuk beberapa unsur dengan nomor atom di atas
103. Unsur-unsur super berat ini kemungkinan memiliki inti yang secara relatif stabil terhadap
peluruhan radioaktif.[120] Atom super berat yang stabil ini kemungkinan besar adalah
unbiheksium, dengan 126 proton 184 neutron.[121]
Tiap-tiap partikel materi memiliki partikel antimaterinya masing-masing dengan muatan listrik
yang berlawanan. Sehingga, positron adalah antielektron yang bermuatan positif, dan antiproton
adalah proton yang bermuatan negatif, Ketika materi dan antimateri bertemu, keduanya akan
saling memusnahkan. Terdapat ketidakseimbangan antara jumlah partikel materi dan antimateri.
Ketidakseimbangan ini masih belum dipahami secara menyeluruh, walaupun terdapat teori
bariogenesis yang memberikan penjelasan yang memungkinkan. Antimateri tidak pernah
ditemukan secara alami.[122][123] Namun, pada tahun 1996, antihidrogen berhasil disintesis di
laboratorium CERN di Jenewa.[124][125]
Terdapat pula atom-atom langka lainnya yang dibuat dengan menggantikan satu proton, neutron,
ataupun elektron dengan partikel lain yang bermuatan sama. Sebagai contoh, elektron dapat
digantikan dengan muon yang lebih berat, membentuk atom muon. Jenis atom ini dapat
digunakan untuk menguji prediksi fisika.[126][127][128]

Lihat pula

Massa atom relatif

Molekul

Unsur

Elektron

Proton

Neutron

Inti atom

Catatan
1. ^ Kebanyakan isotop mempunyai jumlah nukleon lebih banyak dari jumlah elektron.
Dalam kasus hydrogen-1, yang mempunyai satu elektron and satu nukleon, protonnya
, atau 99,95% dari total massa atom.
2. ^ Satu karat sama dengan 200 miligram. Berdasarkan definisi, karbon-12 memiliki 0,012
kg per mol. Tetapan Avogadro sekitar 6 1023 atom per mol.

Referensi
1.

^ a b Haubold, Hans; Mathai, A. M. (1998). "Microcosmos: From Leucippus to


Yukawa". Structure of the Universe. Common Sense Science. Diakses tanggal 2008-0117.

2.

^ Staff (2007-08-01). "Radioactive Decays". Stanford Linear Accelerator Center,


Stanford University. Diakses tanggal 2007-01-02.

3.

^ a b Ponomarev (1993:14-15).

4.

^ a b (Inggris)A. Pablo Iannone. Dictionary of World Philosophy. p. 62. ISBN 0415-17995-5. Diakses tanggal 2010-06-09.

5.

^ (Inggris)Hajime Nakamura (1992). A comparative history of ideas. Shri


Jainendra Press. p. 145. ISBN 81-208-1004-x Check |isbn= value (bantuan). Diakses
tanggal 2010-06-09.

6.

^ (Inggris)Ben-Ami Scharfstein (1998). A comparative history of world


philosophy: from the Upanishads to Kant. State University of New York Press. p. 189.
ISBN 0-7914-3683-7. Diakses tanggal 2010-06-09.

7.
8.

^ Siegfried (2002:4255).
^ "Lavoisier's Elements of Chemistry". Elements and Atoms. Le Moyne College,
Department of Chemistry. Diakses tanggal 2007-12-18.

9.

^ Wurtz (1881:12).

10.

^ Dalton (1808).

11.

12.

^ Einstein, Albert (May 1905). "ber die von der molekularkinetischen Theorie
der Wrme geforderte Bewegung von in ruhenden Flssigkeiten suspendierten Teilchen"
(PDF). Annalen der Physik (in German) 322 (8): 549560.
doi:10.1002/andp.19053220806. Diakses tanggal 2007-02-04.
^ Mazo (2002:17).

13.

^ Lee, Y. K.; Hoon, Kelvin (1995). "Brownian Motion". Imperial College,


London. Diakses tanggal 2007-12-18.

14.

^ Patterson, Gary (2007). "Jean Perrin and the triumph of the atomic doctrine".
Endeavour 31 (2): 5053. doi:10.1016/j.endeavour.2007.05.003. Diakses tanggal 200811-07.

15.

^ The Nobel Foundation (1906). "J.J. Thomson". Nobelprize.org. Diakses tanggal


2007-12-20.

16.

^ "Frederick Soddy, The Nobel Prize in Chemistry 1921". Nobel Foundation.


Diakses tanggal 2008-01-18.

17.

^ Thomson, Joseph John (1913). "Rays of positive electricity". Proceedings of the


Royal Society A 89: 120. Diakses tanggal 2007-01-18.

18.

^ Stern, David P. (May 16, 2005). "The Atomic Nucleus and Bohr's Early Model
of the Atom". NASA Goddard Space Flight Center. Diakses tanggal 2007-12-20.

19.

^ Bohr, Niels (December 11, 1922). "Niels Bohr, The Nobel Prize in Physics
1922, Nobel Lecture". The Nobel Foundation. Diakses tanggal 2008-02-16.

20.

^ Lewis, Gilbert N. (April 1916). "The Atom and the Molecule". Journal of the
American Chemical Society 38 (4): 762786. doi:10.1021/ja02261a002.

21.

^ Scerri, Eric R. (2007). The Periodic Table. Oxford University Press US.
pp. 205226. ISBN 0195305736.

22.

^ Scully, Marlan O.; Lamb Jr., Willis E.; Barut, Asim (June 1987). "On the theory
of the Stern-Gerlach apparatus". Foundations of Physics 17 (6): 575583.
doi:10.1007/BF01882788.

23.

^ Brown, Kevin (2007). "The Hydrogen Atom". MathPages. Diakses tanggal


2007-12-21.

24.

^ Harrison, David M. (March 2000). "The Development of Quantum Mechanics".


University of Toronto. Diakses tanggal 2007-12-21.

25.

^ Aston, Francis W. (1920). "The constitution of atmospheric neon".


Philosophical Magazine 39 (6): 44955.

26.

^ Chadwick, James (December 12, 1935). "Nobel Lecture: The Neutron and Its
Properties". Nobel Foundation. Diakses tanggal 2007-12-21.

27.

^ Kullander, Sven (August 28, 2001). "Accelerators and Nobel Laureates". The
Nobel Foundation. Diakses tanggal 2008-01-31.

28.

^ Staff (October 17, 1990). "The Nobel Prize in Physics 1990". The Nobel
Foundation. Diakses tanggal 2008-01-31.

29.

^ Staff (October 15, 1997). "The Nobel Prize in Physics 1997". Nobel
Foundation. Diakses tanggal 2008-02-10.

30.

^ Park, Jiwoong et al. (2002). "Coulomb blockade and the Kondo effect in singleatom transistors". Nature 417 (6890): 72225. doi:10.1038/nature00791. Diakses tanggal
2008-01-03.

31.

^ Domokos, P.; Janszky, J.; Adam, P. (1994). "Single-atom interference method


for generating Fock states". Physical Review a 50: 334044.
doi:10.1103/PhysRevA.50.3340. Diakses tanggal 2008-01-03.

32.

^ Demtrder (2002:3942).

33.

^ Woan (2000:8).

34.

^ Particle Data Group (2002). "The Particle Adventure". Lawrence Berkeley


Laboratory. Diakses tanggal 2007-01-03.

35.

^ Schombert, James (April 18, 2006). "Elementary Particles". University of


Oregon. Diakses tanggal 2007-01-03.

36.

^ (Inggris)Basic Knowledge of Radiation and Radioisotopes (Scientific Basis,


Safe Handling of Radioisotopes and Radiation Protection). Japan Radioisotope
Association. 2005. ISBN 4-89073-170-9 C2040.

37.

^ Jevremovic (2005:63).

38.

^ Pfeffer (2000:330336).

39.

^ Wenner, Jennifer M. (October 10, 2007). "How Does Radioactive Decay


Work?". Carleton College. Diakses tanggal 2008-01-09.

40.

^ a b c Raymond, David (April 7, 2006). "Nuclear Binding Energies". New Mexico


Tech. Diakses tanggal 2007-01-03.

41.

^ Mihos, Chris (July 23, 2002). "Overcoming the Coulomb Barrier". Case
Western Reserve University. Diakses tanggal 2008-02-13.

42.

^ Staff (March 30, 2007). "ABC's of Nuclear Science". Lawrence Berkeley


National Laboratory. Diakses tanggal 2007-01-03.

43.

^ Makhijani, Arjun; Saleska, Scott (March 2, 2001). "Basics of Nuclear Physics


and Fission". Institute for Energy and Environmental Research. Diakses tanggal 2007-0103.

44.

^ Shultis et al. (2002:726).

45.

^ Fewell, M. P. (1995). "The atomic nuclide with the highest mean binding
energy". American Journal of Physics 63 (7): 65358. doi:10.1119/1.17828. Diakses
tanggal 2007-02-01.

46.

^ Mulliken, Robert S. (1967). "Spectroscopy, Molecular Orbitals, and Chemical


Bonding". Science 157 (3784): 1324. doi:10.1126/science.157.3784.13. PMID 5338306.

47.

^ a b Brucat, Philip J. (2008). "The Quantum Atom". University of Florida.


Diakses tanggal 2007-01-04.

48.

^ Herter, Terry (2006). "Lecture 8: The Hydrogen Atom". Cornell University.


Diakses tanggal 2008-02-14.

49.

^ Bell, R. E.; Elliott, L. G. (1950). "Gamma-Rays from the Reaction H1(n,)D2


and the Binding Energy of the Deuteron". Physical Review 79 (2): 282285.
doi:10.1103/PhysRev.79.282.

50.
51.
52.

^ Smirnov (2003:24972).
^ Matis, Howard S. (August 9, 2000). "The Isotopes of Hydrogen". Guide to the
Nuclear Wall Chart. Lawrence Berkeley National Lab. Diakses tanggal 2007-12-21.
^ a b Sills (2003:131134).

53.

^ Dum, Belle (April 23, 2003). "Bismuth breaks half-life record for alpha
decay". Physics World. Diakses tanggal 2007-12-21.

54.

^ Lindsay, Don (July 30, 2000). "Radioactives Missing From The Earth". Don
Lindsay Archive. Diakses tanggal 2007-05-23.

55.

^ CRC Handbook (2002).

56.

^ a b Mills et al. (1993).

57.

^ Chieh, Chung (January 22, 2001). "Nuclide Stability". University of Waterloo.


Diakses tanggal 2007-01-04.

58.

^ "Atomic Weights and Isotopic Compositions for All Elements". National


Institute of Standards and Technology. Diakses tanggal 2007-01-04.

59.

^ Audi, G.; Wapstra, A. H.; Thibault C. (2003). "The Ame2003 atomic mass
evaluation (II)". Nuclear Physics A 729: 337676. doi:10.1016/j.nuclphysa.2003.11.003.
Diakses tanggal 2008-02-07.

60.

^ Shannon, R. D. (1976). "Revised effective ionic radii and systematic studies of


interatomic distances in halides and chalcogenides". Acta Crystallographica, Section a
32: 751. doi:10.1107/S0567739476001551. Diakses tanggal 2007-01-03.

61.

^ Dong, Judy (1998). "Diameter of an Atom". The Physics Factbook. Diakses


tanggal 2007-11-19.

62.

^ Zumdahl (2002).

63.

^ Staff (2007). "Small Miracles: Harnessing nanotechnology". Oregon State


University. Diakses tanggal 2007-01-07.describes the width of a human hair as 105 nm
and 10 carbon atoms as spanning 1 nm.

64.

^ Padilla et al. (2002:32)"There are 2,000,000,000,000,000,000,000 (that's


2 sextillion) atoms of oxygen in one drop of waterand twice as many atoms of
hydrogen."

65.

^ Feynman (1995).

66.

^ a b "Radioactivity". Splung.com. Diakses tanggal 2007-12-19.

67.

^ L'Annunziata (2003:356).

68.

^ Firestone, Richard B. (May 22, 2000). "Radioactive Decay Modes". Berkeley


Laboratory. Diakses tanggal 2007-01-07.

69.

^ Hornak, J. P. (2006). "Chapter 3: Spin Physics". The Basics of NMR. Rochester


Institute of Technology. Diakses tanggal 2007-01-07.

70.

^ a b Schroeder, Paul A. (February 25, 2000). "Magnetic Properties". University of


Georgia. Diakses tanggal 2007-01-07.

71.

^ Goebel, Greg (September 1, 2007). "[4.3] Magnetic Properties of the Atom".


Elementary Quantum Physics. In The Public Domain website. Diakses tanggal 2007-0107.

72.

^ Yarris, Lynn (Spring 1997). "Talking Pictures". Berkeley Lab Research Review.
Diakses tanggal 2008-01-09.

73.
74.
75.

^ Liang and Haacke (1999:41226).


^ Zeghbroeck, Bart J. Van (1998). "Energy levels". Shippensburg University.
Diakses tanggal 2007-12-23.
^ Fowles (1989:227233).

76.

^ Martin, W. C.; Wiese, W. L. (May 2007). "Atomic Spectroscopy: A


Compendium of Basic Ideas, Notation, Data, and Formulas". National Institute of
Standards and Technology. Diakses tanggal 2007-01-08.

77.

^ "Atomic Emission Spectra Origin of Spectral Lines". Avogadro Web Site.


Diakses tanggal 2006-08-10.

78.

^ Fitzpatrick, Richard (February 16, 2007). "Fine structure". University of Texas


at Austin. Diakses tanggal 2008-02-14.

79.

^ Weiss, Michael (2001). "The Zeeman Effect". University of CaliforniaRiverside. Diakses tanggal 2008-02-06.

80.
81.
82.

^ Beyer (2003:232236).
^ Reusch, William (July 16, 2007). "Virtual Textbook of Organic Chemistry".
Michigan State University. Diakses tanggal 2008-01-11.
^ "Covalent bonding - Single bonds". chemguide. 2000.

83.

^ Husted, Robert et al. (December 11, 2003). "Periodic Table of the Elements".
Los Alamos National Laboratory. Diakses tanggal 2008-01-11.

84.

^ Baum, Rudy (2003). "It's Elemental: The Periodic Table". Chemical &
Engineering News. Diakses tanggal 2008-01-11.

85.
86.

87.

^ Goodstein (2002:436438).
^ Brazhkin, Vadim V. (2006). "Metastable phases, phase transformations, and
phase diagrams in physics and chemistry". Physics-Uspekhi 49: 71924.
doi:10.1070/PU2006v049n07ABEH006013.
^ Myers (2003:85).

88.

^ Staff (October 9, 2001). "Bose-Einstein Condensate: A New Form of Matter".


National Institute of Standards and Technology. Diakses tanggal 2008-01-16.

89.

^ Colton, Imogen; Fyffe, Jeanette (February 3, 1999). "Super Atoms from BoseEinstein Condensation". The University of Melbourne. Diakses tanggal 2008-02-06.

90.

^ Jakubowski, N.; Moens, L.; Vanhaecke, F (1998). "Sector field mass


spectrometers in ICP-MS". Spectrochimica Acta Part B: Atomic Spectroscopy 53 (13):
173963. doi:10.1016/S0584-8547(98)00222-5.

91.

^ Mller, Erwin W.; Panitz, John A.; McLane, S. Brooks (1968). "The AtomProbe Field Ion Microscope". Review of Scientific Instruments 39 (1): 8386.
doi:10.1063/1.1683116. ISSN 0034-6748.

92.

^ Lochner, Jim; Gibb, Meredith; Newman, Phil (April 30, 2007). "What Do
Spectra Tell Us?". NASA/Goddard Space Flight Center. Diakses tanggal 2008-01-03.

93.

^ Winter, Mark (2007). "Helium". WebElements. Diakses tanggal 2008-01-03.

94.
95.
96.

97.

^ Hinshaw, Gary (February 10, 2006). "What is the Universe Made Of?".
NASA/WMAP. Diakses tanggal 2008-01-07.
^ Choppin et al. (2001).
^ Davidsen, Arthur F. (1993). "Far-Ultraviolet Astronomy on the Astro-1 Space
Shuttle Mission". Science 259 (5093): 32734. doi:10.1126/science.259.5093.327.
PMID 17832344. Diakses tanggal 2008-01-07.
^ Lequeux (2005:4).

98.

^ Smith, Nigel (January 6, 2000). "The search for dark matter". Physics World.
Diakses tanggal 2008-02-14.

99.

^ Croswell, Ken (1991). "Boron, bumps and the Big Bang: Was matter spread
evenly when the Universe began? Perhaps not; the clues lie in the creation of the lighter
elements such as boron and beryllium". New Scientist (1794): 42. Diakses tanggal 200801-14.

100.
^ Copi, Craig J.; Schramm, David N.; Turner, Michael S. (1995). "Big-Bang
Nucleosynthesis and the Baryon Density of the Universe" (PDF). Science 267: 19299.
doi:10.1126/science.7809624. PMID 7809624. Diakses tanggal 2008-01-13.
101.
^ Hinshaw, Gary (December 15, 2005). "Tests of the Big Bang: The Light
Elements". NASA/WMAP. Diakses tanggal 2008-01-13.
102.
^ Abbott, Brian (May 30, 2007). "Microwave (WMAP) All-Sky Survey". Hayden
Planetarium. Diakses tanggal 2008-01-13.
103.
^ F. Hoyle (1946). "The synthesis of the elements from hydrogen". Monthly
Notices of the Royal Astronomical Society 106: 34383. Diakses tanggal 2008-01-13.
104.
^ Knauth, D. C.; Federman, S. R.; Lambert, David L.; Crane, P. (2000). "Newly
synthesized lithium in the interstellar medium". Nature 405: 65658.
doi:10.1038/35015028.

105.
^ Mashnik, Stepan G. (August 2000). "On Solar System and Cosmic Rays
Nucleosynthesis and Spallation Processes". Cornell University. Diakses tanggal 2008-0114.
106.
^ Kansas Geological Survey (May 4, 2005). "Age of the Earth". University of
Kansas. Diakses tanggal 2008-01-14.
107.

^ a b Manuel (2001:407430,511519).

108.
^ Dalrymple, G. Brent (2001). "The age of the Earth in the twentieth century: a
problem (mostly) solved". Geological Society, London, Special Publications 190: 205
21. doi:10.1144/GSL.SP.2001.190.01.14. Diakses tanggal 2008-01-14.
109.
^ Anderson, Don L.; Foulger, G. R.; Meibom, Anders (September 2, 2006).
"Helium: Fundamental models". MantlePlumes.org. Diakses tanggal 2007-01-14.
110.
^ Pennicott, Katie (May 10, 2001). "Carbon clock could show the wrong time".
PhysicsWeb. Diakses tanggal 2008-01-14.
111.
^ Yarris, Lynn (July 27, 2001). "New Superheavy Elements 118 and 116
Discovered at Berkeley Lab". Berkeley Lab. Diakses tanggal 2008-01-14.
112.
^ Diamond, H. et al. (1960). "Heavy Isotope Abundances in Mike Thermonuclear
Device" (subscription required). Physical Review 119: 200004.
doi:10.1103/PhysRev.119.2000. Diakses tanggal 2008-01-14.
113.
^ Poston Sr., John W. (March 23, 1998). "Do transuranic elements such as
plutonium ever occur naturally?". Scientific American. Diakses tanggal 2008-01-15.
114.
^ Keller, C. (1973). "Natural occurrence of lanthanides, actinides, and superheavy
elements". Chemiker Zeitung 97 (10): 52230. Diakses tanggal 2008-01-15.
115.

^ Marco (2001:17).

116.
^ "Oklo Fossil Reactors". Curtin University of Technology. Diakses tanggal 200801-15.
117.
^ Weisenberger, Drew. "How many atoms are there in the world?". Jefferson Lab.
Diakses tanggal 2008-01-16.
118.
^ Pidwirny, Michael. "Fundamentals of Physical Geography". University of
British Columbia Okanagan. Diakses tanggal 2008-01-16.
119.
^ Anderson, Don L. (2002). "The inner inner core of Earth". Proceedings of the
National Academy of Sciences 99 (22): 1396668. doi:10.1073/pnas.232565899.
PMID 12391308. Diakses tanggal 2008-01-16.

120.
^ Anonymous (October 2, 2001). "Second postcard from the island of stability".
CERN Courier. Diakses tanggal 2008-01-14.
121.
^ Jacoby, Mitch (2006). "As-yet-unsynthesized superheavy atom should form a
stable diatomic molecule with fluorine". Chemical & Engineering News 84 (10): 19.
Diakses tanggal 2008-01-14.
122.
^ Koppes, Steve (March 1, 1999). "Fermilab Physicists Find New MatterAntimatter Asymmetry". University of Chicago. Diakses tanggal 2008-01-14.
123.
^ Cromie, William J. (August 16, 2001). "A lifetime of trillionths of a second:
Scientists explore antimatter". Harvard University Gazette. Diakses tanggal 2008-01-14.
124.
^ Hijmans, Tom W. (2002). "Particle physics: Cold antihydrogen". Nature 419:
43940. doi:10.1038/419439a.
125.
^ Staff (October 30, 2002). "Researchers 'look inside' antimatter". BBC News.
Diakses tanggal 2008-01-14.
126.
^ Barrett, Roger; Jackson, Daphne; Mweene, Habatwa (1990). "The Strange
World of the Exotic Atom". New Scientist (1728): 77115. Diakses tanggal 2008-01-04.
127.
^ Indelicato, Paul (2004). "Exotic Atoms". Physica Scripta T112: 2026.
doi:10.1238/Physica.Topical.112a00020.
128.
^ Ripin, Barrett H. (July 1998). "Recent Experiments on Exotic Atoms".
American Physical Society. Diakses tanggal 2008-02-15.

Referensi buku

L'Annunziata, Michael F. (2003). Handbook of Radioactivity Analysis. Academic Press.


ISBN 0124366031. OCLC 162129551.

Beyer, H. F.; Shevelko, V. P. (2003). Introduction to the Physics of Highly Charged Ions.
CRC Press. ISBN 0750304812. OCLC 47150433.

Choppin, Gregory R.; Liljenzin, Jan-Olov; Rydberg, Jan (2001). Radiochemistry and
Nuclear Chemistry. Elsevier. ISBN 0750674636. OCLC 162592180.

Dalton, J. (1808). A New System of Chemical Philosophy, Part 1. London and


Manchester: S. Russell.

Demtrder, Wolfgang (2002). Atoms, Molecules and Photons: An Introduction to AtomicMolecular- and Quantum Physics (1st ed.). Springer. ISBN 3540206310.
OCLC 181435713.

Feynman, Richard (1995). Six Easy Pieces. The Penguin Group. ISBN 978-0-140-276664. OCLC 40499574.

Fowles, Grant R. (1989). Introduction to Modern Optics. Courier Dover Publications.


ISBN 0486659577. OCLC 18834711.

Gangopadhyaya, Mrinalkanti (1981). Indian Atomism: History and Sources. Atlantic


Highlands, New Jersey: Humanities Press. ISBN 0-391-02177-X. OCLC 10916778.

Goodstein, David L. (2002). States of Matter. Courier Dover Publications. ISBN 0-48649506-X.

Harrison, Edward Robert (2003). Masks of the Universe: Changing Ideas on the Nature
of the Cosmos. Cambridge University Press. ISBN 0521773512. OCLC 50441595.

Iannone, A. Pablo (2001). Dictionary of World Philosophy. Routledge.


ISBN 0415179955. OCLC 44541769.

Jevremovic, Tatjana (2005). Nuclear Principles in Engineering. Springer.


ISBN 0387232842. OCLC 228384008.

Lequeux, James (2005). The Interstellar Medium. Springer. ISBN 3540213260.


OCLC 133157789.

Levere, Trevor, H. (2001). Transforming Matter A History of Chemistry for Alchemy to


the Buckyball. The Johns Hopkins University Press. ISBN 0-8018-6610-3.

Liang, Z.-P.; Haacke, E. M. (1999). Webster, J. G., ed. Encyclopedia of Electrical and
Electronics Engineering: Magnetic Resonance Imaging (PDF). vol. 2. John Wiley & Sons.
pp. 41226. ISBN 0471139467. Diakses tanggal 2008-01-09.

MacGregor, Malcolm H. (1992). The Enigmatic Electron. Oxford University Press.


ISBN 0195218337. OCLC 223372888.

Manuel, Oliver (2001). Origin of Elements in the Solar System: Implications of Post1957 Observations. Springer. ISBN 0306465620. OCLC 228374906.

Mazo, Robert M. (2002). Brownian Motion: Fluctuations, Dynamics, and Applications.


Oxford University Press. ISBN 0198515677. OCLC 48753074.

Mills, Ian; Cvita, Tomislav; Homann, Klaus; Kallay, Nikola; Kuchitsu, Kozo (1993).
Quantities, Units and Symbols in Physical Chemistry (2nd ed.). Oxford: International
Union of Pure and Applied Chemistry, Commission on Physiochemical Symbols

Terminology and Units, Blackwell Scientific Publications. ISBN 0-632-03583-8.


OCLC 27011505.

Moran, Bruce T. (2005). Distilling Knowledge: Alchemy, Chemistry, and the Scientific
Revolution. Harvard University Press. ISBN 0674014952.

Myers, Richard (2003). The Basics of Chemistry. Greenwood Press. ISBN 0313316643.
OCLC 50164580.

Padilla, Michael J.; Miaoulis, Ioannis; Cyr, Martha (2002). Prentice Hall Science
Explorer: Chemical Building Blocks. Upper Saddle River, New Jersey USA: PrenticeHall, Inc. ISBN 0-13-054091-9. OCLC 47925884.

Pauling, Linus (1960). The Nature of the Chemical Bond. Cornell University Press.
ISBN 0801403332. OCLC 17518275.

Pfeffer, Jeremy I.; Nir, Shlomo (2000). Modern Physics: An Introductory Text. Imperial
College Press. ISBN 1860942504. OCLC 45900880.

Ponomarev, Leonid Ivanovich (1993). The Quantum Dice. CRC Press.


ISBN 0750302518. OCLC 26853108.

Scerri, Eric R. (2007). The Periodic Table. Oxford University Press. ISBN 0195305736.

Shultis, J. Kenneth; Faw, Richard E. (2002). Fundamentals of Nuclear Science and


Engineering. CRC Press. ISBN 0824708342. OCLC 123346507.

Siegfried, Robert (2002). From Elements to Atoms: A History of Chemical Composition.


DIANE. ISBN 0871699249. OCLC 186607849.

Sills, Alan D. (2003). Earth Science the Easy Way. Barron's Educational Series.
ISBN 0764121464. OCLC 51543743.

Smirnov, Boris M. (2003). Physics of Atoms and Ions. Springer. ISBN 0-387-95550-X.

Teresi, Dick (2003). Lost Discoveries: The Ancient Roots of Modern Science. Simon &
Schuster. pp. 213214. ISBN 074324379X.

Various (2002). Lide, David R., ed. Handbook of Chemistry & Physics (88th ed.). CRC.
ISBN 0849304865. OCLC 179976746. Diakses tanggal 2008-05-23.

Woan, Graham (2000). The Cambridge Handbook of Physics. Cambridge University


Press. ISBN 0521575079. OCLC 224032426.

Wurtz, Charles Adolphe (1881). The Atomic Theory. New York: D. Appleton and
company.

Zaider, Marco; Rossi, Harald H. (2001). Radiation Science for Physicians and Public
Health Workers. Springer. ISBN 0306464039. OCLC 44110319.

Zumdahl, Steven S. (2002). Introductory Chemistry: A Foundation (5th ed.). Houghton


Mifflin. ISBN 0-618-34342-3. OCLC 173081482. Diakses tanggal 2008-02-05.

Pranala luar
Wikimedia Commons memiliki galeri mengenai:
Atom

Francis, Eden (2002). "Atomic Size". Clackamas Community College. Diakses tanggal
2007-01-09.

Freudenrich, Craig C. "How Atoms Work". How Stuff Works. Diakses tanggal 2007-0109.

"Atom:The Atom". Free High School Science Texts: Physics. Wikibooks. Diakses tanggal
2007-01-09.

Anonymous (2007). "The atom". Science aid+. Diakses tanggal 2007-01-09.

Anonymous (2006-01-03). "Atoms and Atomic Structure". BBC. Diakses tanggal 200701-11.

Various (2006-01-03). "Physics 2000, Table of Contents". University of Colorado.


Diakses tanggal 2008-01-11.

Various (2006-02-03). "What does an atom look like?". University of Karlsruhe. Diakses
tanggal 2008-05-12.

Kategori:

CS1 German-language sources (de)

Atom

[tutup]

Menu navigasi

Buat akun baru

Masuk log

Halaman

Pembicaraan

Anda mungkin juga menyukai