Anda di halaman 1dari 14

Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang
limbah dan manfaatnya untuk masyarakat.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang Kedudukan dan Fungsi Bahasa
Indonesia dan manfaatnya untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi
terhadap pembaca.

Bandung, Oktober 2016

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Interaksi antar manusia untuk menyampaikan sesuatu agar setiap manusia memahami
apa yang ingin disampaikan. Bahasa merupakan metode berinteraksi antar manusia didunia
ini. Selain digunakan sebagai sarana berinteraksi, bahasa juga merupakan identitas suatu
bangsa, dalam artian setiap Negara memiliki bahasa masing-masing. Ada berbagai macam
bahasa yang ada di seluruh dunia yang digunakan untuk berinteraksi dan masing-masin
mempunyai seni tersendiri dalam mengungkapkan bahasanya.
Salah satu Negara yang memiliki bahasa yang beragam adalah Bahasa Indonesia,
hampir disetiap daerah memiliki bahasa daerah masing-masing, hal ini menjadikan Indonesia
memiliki ragam bahasa serta budaya. Contoh Negara lain adalah Negara tetangga kita yaitu
Malaysia menggunakan Bahasa Melayu, Jepang menggunakan Bahasa Jepang dan masih
banyak lagi.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa setiap Negara di dunia memiliki bahasa yang berbedabeda. Indonesia adalah Negara yang memiliki bahasa nasional yaitu Bahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia adalah bahasa yang digunakan untuk berinteraksi antar sesama warga
Indonesia. Menindak lanjuti atas kewajiban Berbahasa Indonesia maka dibuatlah UU No.24
Tahun 2009 yang membahas tentang bendera, bahasa, lambang Negara, serta lagu
kebangsaan. Salah satu pasal dari UU No.24 Tahun 2009 yaitu pasal 38 yang membahas
tentang penggunaan Bahasa Indonesia wajib digunakan dalam rambu umum, penunjuk jalan,
fasilitas umum, spanduk, dan alat informasi lain yang merupakan pelayanan umum. Dari
pasal ini dapat kita tinjau hal-hal yang perlu dibenahi dalam kehidupan bermasyarakat agar
Bahasa Indonesia yang merupakan Bahasa Nasional bangsa Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
1. Adakah landasan hukum yang mewajibkan warga Negara Indonesia wajib
menggunakan Bahasa Indonesia ?
2. Bagaimana penggunaan bahasa Indonesia pada fasilitas umum ?
3. Apakah ada sanksi hokum jika warga melanggar landasan hukum tersebut ?
4. Bagaimana Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari ?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dan manfaat dibuatnya makalah ini, yaitu :
1. Mengetahui isi dan maksud dari UU No. 24 Tahun 2009 pasal 38.

2. Menganalisis permasalahan dalam UU No. 24 Tahun 2009 pasal 38.


3. Mengetahui bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa nasional yang wajib digunakan
dalam kehidupan sehari-hari.
4. Mengetahui landasan hukum tentang penggunaan bahasa Indonesia.
5. Membuat solusi dalam permasalahan yang ada pada UU No. 24 Tahun 2009 pasal 38.
1.4 Sistematika Penulisan
Makalah ini dibagai menjadi 3 bab, ditambah pada bagian awal terdiri dari lembar
judul, kata pengantar. Adapun sistematika penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
Bab I : Pendahuluan : Bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan
manfaat pembuatan makalah, dan sistematika penulisan.
Bab II : Landasan Teori : Bab ini berisi tentang penjelasan dari tujuan penulisan yang
dibahas secara terperinci.
Bab III : Penutup : Bab ini berisi Kesimpulan dan Saran.

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Isi UU No.24 Tahun 2009 Pasal 38
Undang-undang ini berisi tentang penggunaan Bahasa Indonesia dalam rambu umum,
penunjuk jalan, fasilitas umum, spanduk dan alat informasi lain yang merupakan pelayanan
umum. Berikut merupakan isi dari UU no 24 tahun 2009 pasal 38 :
(1) Bahasa Indonesia wajib digunakan dalam rambu umum, penunjuk jalan, fasilitas
umum, spanduk, dan alat informasi lain yang merupakan pelayanan umum.
(2) Penggunaan Bahasa Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat disertai
bahasa daerah dan/atau bahasa asing.
Pada ayat pertama pasal 38 dipaparkan bahwa Bahasa Indonesia wajib digunakan
dalam rambu umum, penunjuk jalan, fasilitas umum, spanduk dan alat informasi lain yang
merupakan pelayanan umum. Dalam ayat ini tertulis jelas penggunaan Bahasa Indonesia
dalam pemberian informasi kepada masyarakat umum. Dalam ayat ini tertulis jelas bahwa
Bahasa Indonesia wajib digunakan dalam rambu umum, penunjuk jalan, fasilitas umum,
spanduk dan alat informasi lain yang merupakan pelayanan umum.
Pada ayat ke dua (2) yang berbunyi Penggunaan Bahasa Indonesia sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dapat disertai bahasa daerah dan/ atau bahsa asing. Pada ayat ini
dijelaskan terdapat pengecualian yaitu diperbolehkan menyertakan bahasa daerah dan/ atau
bahasa asing. Pada kata disertai berarti bahasa daerah dan/ atau bahsa asing digunakan
sebagai penunjang Bahasa Indonesia.
2.2 Menganalisis permasalahan dalam UU No. 24 Tahun 2009 pasal 38.
2.1
UU No.24 Tahun 2009 Pasal 38 Ayat 1
Pada ayat pertama pasal 38 dipaparkan bahwa Bahasa Indonesia wajib
digunakan dalam rambu umum, penunjuk jalan, fasilitas umum, spanduk dan alat
informasi lain yang merupakan pelayanan umum. Dalam ayat ini tertulis jelas
penggunaan Bahasa Indonesia dalam pemberian informasi kepada masyarakat umum.
Dalam ayat ini tertulis jelas bahwa Bahsa indonesia wajib digunakan dalam rambu

umum, penunjuk jalan, fasilitas umum, spanduk dan alat informasi lain yang merupakan
pelayanan umum.
Penggunaan bahasa indonesia pada rambu umum disini mencakup semua rambu
rambu yang terdapat pada fasilitas umum tanpa kecuali. Penggunaan Bahasa Indonesia
pada semua jenis rambu penunjuk jalan , maksud dari rambu penunjuk jalan disini mulai
dari rambu yang memuat huruf (inisial), kata, kalimat dan perpaduan diantara ketiganya
yang bertujuan untuk membantu mengarahkan pengguna jalan. Beragam spanduk dan
alat informasi lain yang merupakan pelayanan umum dipasang di ruang-ruang publik
yang bertujuan memberikan informasi atau yang bertujuan untuk mempromosikan suatu
produk.
Realita yang terjadi meskipun sudah ada undang-undang yang mengatur tentang
penggunaan bahasa Indonesia, masih banyak masyarakat yang tidak peduli dan
mengabaikannya begitu saja. Beragam spanduk dan alat informasi lain yang merupakan
pelayanan umum dipasang di ruang-ruang publik cenderung menggunakan bahasa asing
karena dirasa produk tersebut akan lebih laku jika dipromosikan dengan bahasa asing
daripada bahasa Indonesia. Ungkapan serapah makin banyak memasuki ruang-ruang
publik, mulai dari bahasa-bahasa di papan iklan, hingga di gedung Dewan Perwakilan
Rakyat. Fenomena perusakan kebahasaan seperti ini perlu diperbaiki untuk
mempertahankan kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional yang
melambangkan jati diri bangsa. Perlunya pengembangan, pembinaan, dan pelindungan
terhadap bahasa Indonesia. Implementasi Undang-undang Nomor 24 Tahun 2009 adalah
upaya dalam mewujudkannya, agar bahasa Indonesia mampu bertahan dan bersaing di
tengah derasnya arus globalisasi menyerbu bangsa Indonesia. Cakupan lainnya meliputi
nama bangunan, kawasan pemukiman, informasi petunjuk produk, iklan, papan petunjuk,
slogan, dan petunjuk lalu lintas. Persoalannya adalah pengguna fasilitas umum bukan
hanya warga negara Indonesia. Persoalan ini biasanya muncul pada lokasi yang banyak
terdapat warga negara asing, contohnya pada lokasi wisata. Permasalahan lain yang
muncul adalah penamaan suatu tempat yang menggunakan istilah bahasa asing, dalam
lingkup pendidikan hal ini juga sering terjadi , biasanya untuk menamai sebuah gedung
menggunakan istilah asing.

2.2

UU No.24 Tahun 2009 Pasal 38 Ayat 2


Pertanyaan tentang bagaimana menggunakan Bahasa Indonesia pada rambu
umum, penunjuk jalan, fasilitas umum, spanduk dan alat informasi lain yang merupakan
pelayanan umum dijawab pada ayat kedua pasal 38 yang berbunyi Penggunaan Bahasa
Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat disertai bahasa daerah dan/ atau
bahsa asing. Pada ayat ini dijelaskan terdapat pengecualian yaitu diperbolehkan
menyertakan bahasa daerah dan/ atau bahasa asing. Pada kata disertai berarti bahasa
daerah dan/ atau bahsa asing digunakan sebagai penunjang Bahasa Indonesia.Penggunaan
bahasa daerah dan/ atau bahsa asing biasa nya terdapat pada fasilitas umum atau tempat
wisata, contoh nya pada Bandara Internasional, Rumah Sakit, Tempat Wisata dan
spanduk yang berisikan kegiatan internasional atau kegiatan daerah. Hal ini bertujuan
untuk membantu warga negara asing atau warga pribumi untuk lebih mudah memahami
alat informasi yang merupakan pelayanan umum.
Realita yang terjadi meskipun sudah ada undang-undang yang mengatur tentang
penggunaan bahasa daerah dan/ atau bahsa asing, masih banyak masyarakat yang tidak
peduli dan mengabaikannya begitu saja. Mereka lebih memilih hanya menggunakan
bahasa daerah dan bahsa asing tanpa menggunakan Bahasa Indonesia. Hal ini diperparah
dengan instansi negara dan instansi pendidikan yang menggunakan istilah asing pada
rambu umum di lingkungan gedung instansi tersebut. Bangga berbahasa Indonesia adalah
suatu sikap positif berbahasa yang menganggap bahwa tiada cela berbahasa Indonesia,
merasa berbesar hati dan gagah dengan lebih mengutamakan bahasa Indonesia daripada
bahasa lainnya, menjunjung bahasa persatuan ialah bahasa Indonesia, dan menggunakan
bahasa Indonesia penuh kebangaan dan kesadaran sebagai jatidiri bangsa Indonesia yang
merdeka, bersatu, dan berdaulat.
Di Indonesia terdapat 3 macam bahasa:
a. Bahasa Indonesia,
b. Bahasa Daerah, dan
c. Bahasa Asing.
Ketiga bahasa tersebut harus diperankan pada perannya masing masing. Untuk
Bahasa Indonesia harus diutamakan, dimartabatkan, diadabkan, dijunjung setinggi-

tingginya, dan menjadi tuan di negeri sendiri. Bahasa Daerah harus dilestarikan, dijaga,
dilindungi dari kepunahan, dan difungsikan sebagai pilar kebudayaan nasional. Yang
terakhir adalah Bahasa asing, Bahasa Asing dipergunakan sebagai bahasa pergaulan dunia
atau percaturan internasional.
Eef Saifullah Fatah dalam pembicaraannya mengenai Generasi Muda dan
Ketahanan Nasional dalam acara Pemilihan Duta Bahasa Nasional di Badan Bahasa 24
Oktober

2011

lalu

pengimplementasian

menjelaskan

undang-undang

bahwa
termasuk

terdapatnya
undang-undang

kelemahan
bahasa.

dalam
Adapun

kelemahan tersebut adalah aturan perundang-undangan yang tidak selesai, undangundang yang tidak dilengkapi dengan perangkat penegak yang kuat, dan terjadinya
pembiaran pada pelanggaran sehingga pelanggaran tersebut menjadi sebuah kelaziman.
2.3

Mengetahui bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa nasional yang wajib digunakan
dalam kehidupan sehari-hari.
2.3.1 Penunjuk Jalan Raya dan Rambu-Rambu lalu lintas
Penggunaan bahasa Indonesia pada penunjuk jalan, rambu-rambu lalu
lintas, rambu-rambu umum, fasilitas umum, spanduk, dan alat informasi lain yang
merupakan pelayanan umum sebagian besar sudah mengikuti kaidah bahasa
Indonesia yang benar. Untuk penunjuk jalan, penulisan kata sudah benar, misal
nama daerah / wilayah sudah menggunakan huruf kapital yang diikuti dengan
tanda. Selain itu, ada juga tulisan yang menunjukkan arah yang mudah dimengerti
seperti lurus boleh langsung belok kiri langsung.
Berikut ini adalah contoh penunjuk jalan raya, rambu-rambu lalu lintas
yang menggunakan bahasa daerah :

Gambar 3.1 Rambu Umum

Dilihat dari contoh kasus diatas, bahasa yang digunakan untuk


menginformasikan himbauan seperti itu dirasa tidak tepat, karena bila dilihat dari
pengguna jalan tidak semuanya dapat mengerti bahasa himabauan tersebut.
Bahasa himbauan yang digunakan hanya bisa dimengeri oleh masyarakat yang
bisa berbahasa jawa, tidak untuk masyarakat umum. Maka oleh sebab itu, dalam
kasus diatas, informasi himbauan lebih baik mengacu kepada UU 2009 No 24
pasal 38 yaitu menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar.

Gambar 3.2 Plang Nama Jalan

Gambar 3.2 menunjukkan plang nama jalan yang terdiri dari dua bahasa
yaitu bahasa Indonesia dan bahasa daerah. Hal ini sudah sesuai dengan UU No.24
tahun 2009 pasal 38 yang menyatakan bahwa bahasa asing atau bahasa daerah
diperbolehkan untuk disisipkan pada fasilitas umum namun utamanya fasilitas
umum tersebut harus menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
2.3.2 Penggunaan Bahasa Indonesia pada Spanduk.
Spanduk adalah suatu kain rentang yang isinya propaganda, slogan
ataupun berita yang perlu diketahui oleh umum. Spanduk pada saat ini sangat
diminati masyarakat sebagai media promosi yang cukup populer, karena
harganya yang cukup murah serta proses pengerjaannya yang sangat cepat.
Bahasa yang digunakan pada spanduk biasanya menggunakan bahasa Indonesia,

baik yang baku maupun tidak baku. Bahkan banyak pula spanduk yang
menggunakan bahasa Indonesia namun mengandung kata dari bahasa asing.
Berikut ini adalah contoh spanduk yang sering kita temui di jalan-jalan
raya:

Gambar 3.3 Spanduk dengan Bahasa Indonesia Tidak Baku

Gambar 3.4 Spanduk yang Mengandung Bahasa Asing

Gambar 3.5 Spanduk yang Mengandung Bahasa Asing

Gambar 3.6 Spanduk Berbahasa Indonesia

Gambar 3.7 Spanduk Berbahasa Indonesia


Dari gambar-gambar diatas dapat dilihat bahasa yang digunakan pada
spanduk. Gambar 3.3 menunjukkan spanduk yang berbahasa Indonesia namun
bahasa yang digunakannya masih tidak baku. Gambar 3.4 dan 3.5 menunjukkan
spanduk yang berbahasa campuran Indonesia dan asing. Penggunaan bahasa
asing dalam spanduk yang digunakan pada gambar 3.4 dan 5 masih belum begitu
tepat. Pada gambar 3.5 dituliskan kata-kata dalam bahasa asing namun tidak
diberi penjelasan dalam bahasa Indonesia. Sehingga orang awam yang membaca
spanduk tersebut tidak mengerti apa maksud dari spanduk tersebut.
Pada gambar 3.4 kata-kata asing dalam spanduk tersebut merupakan tema
untuk seminar yang menggunakan bahasa asing dalam pemberian judul seminar
tersebut. Jika diteliti spanduk tersebut ditujukan untuk mahasiswa dan warga
ISID Ponorogo. Sekilas dapat diamati bahwa penggunaan bahasa Inggris disini
untuk menarik perhatian mahasiswa agar ikut seminar tersebut, karena biasanya

sesuatu yang menggunakan bahasa Inggris itu terlihat bagus dan keren tetapi
seharusnya mereka menggunakan bahasa Indonesia karena bahasa Indonesia
adalah bahasa nasional yang harus dijunjung tinggi keberadaannya.
Sedangkan pada gambar 3.6 dan 3.7 adalah contoh spanduk yang nyaris
mendekati ideal. Spanduk ini memakai bahasa Indonesia yang baik dan hannya
mengambil 1 kata dari bahasa asing. Dan kata yang diambil dari bahasa asing itu
pun maknanya mayoritas

dipahami oleh masyarakat. Sehingga dapat

disimpulkan diantara 5 contoh spanduk diatas, spanduk yang masuk kedalam


kriteria pasal 38 UU No.24 tahun 2009 yaitu spanduk pada gambar 3.6 dan 3.7.
2.4 Mengetahui tentang landasan hukum tentang penggunaan bahasa Indonesia
Dengan berlakunya Undang-undang No. 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa dan
Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan, banyak sekali di antara berbagai kalangan,
khususnya di kalangan ahli hukum yang mengkhawatirkan bunti ketentuan Pasal 31 dari
undang-undang tersebut.
Pasal 31 dari Undang-undang No. 24 Tahun 2009 tersebut berbunyi:
(1) Bahasa Indonesia wajib digunakan dalam nota kesepahaman atau perjanjian yang
melibatkan lembaga negara, instansi pemerintah Republik Indonesia, lembaga swasta
Indonesia

atau

perseorangan

warga

negara

Indonesia.

(2) Nota kesepahaman atau perjanjian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang melibatkan
pihak asing ditulis juga dalam bahasa nasional pihak asing tersebut dan/atau bahasa Inggris.
Bunyi Pasal ini rupanya sangat menakutkan kalangan profesi hukum dan klien-kliem
mereka dari dunia usaha, karena semuanya menafsirkan bahwa semua perjanjian atau
dokumen hukum yang akan mereka buat dan tanda-tangani harus berbahasa Indonesia, atau
setidak-tidaknya dalam 2 (dua) bahasa, bila tidak maka perjanjian tersebut dapat dianggap
melanggar ketentuan undang-undang.

2.5 Membuat solusi dalam permasalahan yang ada pada UU No. 24 Tahun 2009 Pasal
38
Untuk meminimalisir hal tersebut, agar masyarakat Indonesia dan wisatawan asing
yang berkunjung ke Indonesia sama-sama untung alangkah baiknya jikalau fasilitas umum
dibuat dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dengan penambahan
bahasa asing untuk memperjelas maksud dari fasilitas umum tersebut. Sehingga baik warga
negara Indonesia dan wisatawan asing dapat saling memahami apa maksud dari fasilitas
umum tersebut. Dan akan lebih baik jika dibuat persentase dalam penggunaan kosakata asing
sehingga si pembuat atau perancang fasilitas umum tidak terlalu banyak dalam menggunakan
kosakata asing dan daerah. Hal itu akan membuat masyarakat senang berbahasa Indonesia
dan dapat menjunjung tinggi bahasa Indonesia sebagai bahasa negara.
Pada UU No.24 tahun 2009 pasal 38 belum diterbitkan sanksi jikalau ada yang
melanggar undang-undang ini. Seharusnya ada sanksi hukum jika ada masyarakat yang
melanggar undang-undang ini sehingga UU ini akan lebih efektif.. Karena undang-undang ini
kita dapat menjunjung tinggi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan selalu
menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang mempunyai kedudukan dan fungsi yang
sangat penting bagi bangsa Indonesia. Dimana kedudukannya sebagai lambang
kebanggan nasional, lambang identitas nasional, alat pemersatu berbagai masyarakat
yang berbeda-beda latar belakang sosial budaya dan bahasanya, dan alat penghubung
antarbudaya antar daerah.
1.2 Saran
Sebagai warga Negara yang berbudi luhur, hendaknya kita bisa melestarikan bahasa
indonesia sebagai alat komunikasi melalui interaksi sosial. Dan menjaga lambang
identitas, kebanggan nasional dan sebagai pemersatu berbagai sosial serta sebagai alat
penghubung antar budaya.

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai