Percobaan Bab IV New Baru
Percobaan Bab IV New Baru
KESADAHAN
4.1 PENDAHULUAN
4.1.1 Tujuan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui kesadahan pada suatu
perairan.
4.1.2 Latar Belakang
Air merupakan unsur penting utama bagi hidup kita di planet bumi ini.
Dalam bidang kehidupan ekonomi modern kita, air juga merupakan hal utama
untuk budidaya pertanian, industri, pembangkit tenaga listrik, dan transportasi. Air
sangat penting di dalam mendukung kehidupan manusia, air juga mempunyai
potensi yang sangat besar jika air tersebut tercemar, dalam menularkan atau
mentransmisikan berbagai penyakit ( Daud, 2007).
Kesadahan merupakan sifat air yang disebabkan oleh adanya ion-ion
dalam hal ini adalah kation logam bervalensi dua. Kation-kation yang dapat
menyebabkan kesadahan terhadap air adalah Ca2+, Mg2+, Sr2+, Mn2+, dan Fe2+.
Sedangkan anion-anion yang biasa menyebabkan kesadahan dimana biasanya
berikatan dengan kationnya adalah seperti HCO3-, SO42-, Cl-, NO3-, dan terkadang
SiO32- . Kesadahan air sebagian besar adalah berasal dari kontaknya dengan tanah
dan pembentukan batuan (Afni, 2009).
Air sadah membawa dampak negatif, yaitu menyebabkan sabun tak
berbusa karena adanya hubungan kimiawi antara kesadahan dengan molekul
sabun sehingga sifat deterjen sabun hilang dan pemakaian sabun jadi lebih boros.
Selain itu, air sadah dapat menimbulkan kerak pada ketel yang dapat menyumbat
katup-katup ketel karena terbentuknya endapan kalsium karbonat pada dinding
atau katup ketel. Akibatnya hantaran panas pada ketel ait berkurang sehingga
memboroskan bahan bakar (Environmental, 2009).
Nilai kesadahan air diperlukan dalam penilaian kelayakan perairan untuk
kepentingan domestik dan industri. Nilai kesadahan juga digunakan sebagai dasar
IV-1
IV-2
IV-3
kelarutannya yang relatif rendah dan alkalinitas dinyatakan dengan satuan yang
sama, yaitu mg/L CaCO3 (Effendi, 2003).
Perairan dengan nilai kesadahan tinggi pada umumnya merupakan
perairan yang berada di wilayah yang memiliki lapisan tanah pucuk (top soil)
tebal dan batuan kapur. Perairan lunak berada pada wilayah dengan lapisan tanah
atas tipis dan batuan kapur relatif sedikit atau bahkan tidak ada. Kesadahan
diklasifikasikan berdasarkan dua cara, yaitu berdasarkan ion logam (metal) dan
berdasarkan anion yang berasosiasi dengan ion logam. Berdasarakn ion logam
(metal), kesadahan dibedakan menjadi kesadahan kalsium dan dan kesadahan
magnesium. Berdasarkan anion yang berasosiasi dengan ion logam, kesadahan
dibedakan menjadi kesadahan karbonat, kesadahan non-karbonat, dan kesadahan
total (Tebbut, 1992).
Kesadahan air sebagian besar adalah berasal dari kontaknya dengan tanah
dan pembentukan batuan. Pada umumnya air sadah berasal dari daerah dimana
IV-4
lapis tanah atas (topsoil) tebal, dan ada pembentikan batu kapur. Air lunak berasal
dari daerah dimana lapisan tanah atas tipis, dan pembentukan batu kapur jarang
atau tidak ada (Sutrisno, 2006).
Air permukaan biasanya memiliki nilai kesadahan yang lebih kecil daripada
air tanah. Perairan dengan nilai kesadahan kurang dari 120 mg/L CaCO3 dan lebih
dari 500 mg/L CaCO3 dianggap kurang baik bagi peruntukkan domestik,
pertanian, dan industri. Namun, air sadah lebih disukai oleh organisme daripada
air lunak. Ca dan Mg adalah dua unsur utama yang menentukan tingkat kesadahan
total air. Awalnya, kesadahan ini dikenal sebagai kapasitas ukuran air dalam
melarutkan sabun. Sabun akan dapat dengan mudah dilarutkan dengan kehadiran
ion Ca dan Mg (APHA, 1985).
B . Jenis Kesadahan Air
Kesadahan air dibedakan menjadi dua macam, yaitu kesadahan sementara
(temporer) dan kesadahan tetap (permanen). Kesadahan sementara disebabkan
karena garam-garam karbonat ( CO3 ) dan bikarbonat ( HCO3 ) dari kalsium
(Ca) dan magnesium (Mg). Garam karbonat merupakan garam yang tidak larut,
sedangkan garam bikarbonat merupakan garam yang larut. Garam karbonat
dengan air dan karbon dioksida di udara akan membentuk garam bikarbonat yang
larut. Oleh karena itu semakin tinggi konsentrasi karbon dioksida di udara,
semakin tinggi kelarutannya, dalam bentuk reaksi berikut (Kristanto, 2002) :
CaCO3 + CO2 + H2O Ca(HCO3)2
tidak larut
(4.1)
larut
Kesadahan air ini bersifat sementara, karena dapat dihilangkan dengan cara
pemanasan, dimana terbentuk garam kalsium karbonat yang tidak larut dan
mengendap, sehingga dapat dihilangkan dengan mudah.
Ca(HCO3)2
CaCO3
dipanaskan
(4.2)
(mengendap)
IV-5
kesadahan karbonat.
dan
2
SO 4 , Cl, dan
sensitif terhadap panas dan mengendap dengan mudah pada suhu tinggi.
Kesadahan karbonat disebabkan oleh adanya garam-garam bikarbonat, seperti
Ca(HCO3)2, Mg(HCO3)2. Oleh karena itu, kesadahan karbonat disebut juga
kesadahan sementara. Kesadahan sementara dapat dihilangkan dengan cara
pemanasan (Giwangkara, 2006).
Kesadahan non-karbonat disebut kesadahan permanen karena kalsium dan
magnesium yang berikatan dengan sulfat dan klorida tidak mengendap dan nilai
kesadahan tidak berubah meskipun pada suhu yang tinggi. Kesadahan permanen
IV-6
disebabkan oleh adanya garam-garam klorida, sulfat dan karbonat, misal CaSO 4,
MgSO4, CaCl2 dan MgCl2. Kesadahan permanen dapat dihilangkan dengan cara
penambahan soda ash (Giwangkara, 2006).
IV-7
1000
1
V sampel
x ml EDTA x
x Faktor EDTAEBT x
V sampel
28
2
(4.4)
Selain kesadahan total kita juga dapat mengitung kesadahan kalsimu yang
rumusnya sebagai berikut :
Kesadahan
(4.5)
Ca
1000
1
V sampel
x ml EDTA x
x Faktor EDTAMurexida x
..
V sampel
28
2
IV-8
Setelah didapat nilai kesadahan total dan kesadahan kalsium, kita dapat
menghitung nilai kesadahan magnesium yang rumusnya adalah :
Kesadahan Magnesium = Kesadahan Total - Kesadahan Kalsium
(4.6)
(Tebbut, 1992).
Nilai kesadahan air diperlukan dalam penilaian kelayakan perairan untuk
kepentingan domestik dan industri. Nilai kesadahan tidak memiliki implikasi
langsung terhadap kesehatan manusia. Kesadahan yang tinggi dapat menghambat
sifat toksik dari logam berat karena kation-kation penyusun kesadahan (kalsium
dan magnesium) membentuk senyawa kompleks dengan logam berat tersebut.
Misalnya, toksisitas 1 mg/liter timbal pada perairan dengan kesadahan rendah
dapat mematikan ikan. Akan tetapi, toksisitas 1 mg/liter timbal pada perairan
dengan kesadahan 150 mg/liter CaCO3 terbukti tidak berbahaya bagi ikan. Nilai
kesadahan juga digunakan sebagai dasar pemilihan metode yang diterapkan dalam
proses pelunakan (Giwangkara, 2006).
F. Kerugian Nilai Kesadahan
Air sadah juga tidak menguntungkan/ menganggu proses pencucian
menggunakan sabun. Bila sabun digunakan pada air sadah, mula-mula sabun
harus bereaksi lebih dahulu dengan setiap ion kalsium dan magnesium yang
terdapat dalam air sebelum sabun dapat berfungsi menurunkan tegangan
permukaan. Hal ini bukan saja akan banyak memboroskan penggunaan sabun,
tetapi gumpalan-gumpalan yang terjadi akan mengendap sebagai lapisan tipis
pada alat-alat yang dicuci sehingga mengganggu proses pembersihan dan
pembilasan oleh air (Achmad, 2004).
Air sadah tidak membahayakan kesehatan. Pada kenyataannya, meminum
air sadah pada umumnya mengkontribusi sejumlah kecil kalsium dan magnesium
yang diperlukan manusia. Para peneliti telah mempelajari kesadahan air dan
tingkat
kematian
akibat
penyakit
kardiovaskular.
Beberapa
penelitian
menunjukkan adanya korelasi antara air sadah dan kematian akibat penyakit
kardiovaskular yang lebih rendah. Namun, beberapa penelitian lainnya tidak
menunjukkan adanya korelasi tersebut sehingga belum ada kesimpulan mengenai
kaitan antara air sadah dengan tingkat kematian akibat penyakit kardiovaskular
yang lebih rendah (Afni, 2009).
IV-9
Air sadah membawa dampak negatif, yaitu menyebabkan sabun tak berbusa
karena adanya hubungan kimiawi antara kesadahan dengan molekul sabun
sehingga sifat deterjen sabun hilang dan pemakaian sabun jadi lebih boros. Dan
menimbulkan kerak pada ketel yang dapat menyumbat katup-katup ketel karena
terbentuknya endapan kalsium karbonat pada dinding atau katup ketel. Akibatnya
hantaran panas pada ketel air berkurang sehingga memboroskan bahan bakar
(Environmental, 2009).
G. Titrasi Kompleksometri
Titrasi
kompleksometri
yaitu
titrasi
berdasarkan
pembentukan
IV-10
mengandung lebih dari dua atom koordinasi per molekul, misalnya asam 1,2diaminoetanatetraasetat (asametilenadiamina tetraasetat, EDTA) yang mempunyai
dua atom nitrogen penyumbang dan empat atom oksigen penyumbang dalam
molekul (Rival, 1995).
Titrasi dapat ditentukan dengan adanya penambahan indikator yang
berguna sebagai tanda tercapai titik akhir titrasi. Ada lima syarat suatu indikator
ion logam dapat digunakan pada pendeteksian visual dari titik-titik akhir yaitu
reaksi warna harus sedemikian sehingga sebelum titik akhir, bila hampir semua
ion logam telah berkompleks dengan EDTA, larutan akan berwarna kuat. Kedua,
reaksi warna itu haruslah spesifik (khusus), atau sedikitnya selektif. Ketiga,
kompleks-indikator logam itu harus memiliki kestabilan yang cukup, kalau tidak,
karena disosiasi, tak akan diperoleh perubahan warna yang tajam. Namun,
kompleks-indikator logam itu harus kurang stabil dibanding kompleks logamEDTA untuk menjamin agar pada titik akhir, EDTA memindahkan ion-ion logam
dari kompleks-indikator logam ke kompleks logam-EDTA harus tajam dan cepat.
Kelima, kontras warna antara indikator bebas dan kompleks-indikator logam
harus sedemikian sehingga mudah diamati. Indikator harus sangat peka terhadap
ion logam (yaitu, terhadap pM) sehingga perubahan warna terjadi sedikit mungkin
dengan titik ekuivalen. Terakhir, penentuan Ca dan Mg dapat dilakukan dengan
titrasi EDTA, pH untuk titrasi adalah 10 dengan indikator eriochrome black T.
Pada pH tinggi, 12, Mg(OH)2 akan mengendap, sehingga EDTA dapat dikonsumsi
hanya oleh Ca2+ dengan indikator murexide (Basset, 1994).
Baik kalsium atau magnesium dapat bereaksi dengan EDTA membentuk
senyawa kompleks. Apabila dalam suatu sampel air terdapat ion-ion magnesium
saja kemudian ditambahkan indikator EBT maka ion magnesium (II) akan
mengikat indikator EBT. (H3In) menghasilkan kompleks berwarna merah (MgIn), apabila larutan magnesium dititrasi dengan EDTA maka kompleks Mg-In
akan terputus dan membentuk kompleks Mg-EDTA yang lebih stabil daripada
kompleks Mg-In, sedangkan In berada dalam keadaan bebas berwarna biru. Titrasi
dihentikan ketika warna biru jelas telah terbentuk (Rachman, 2009).
Ion kalsium(II) juga dapat bereaksi dengan EBT menghasilkan kompleks
Ca-In, tetapi kompleks ini kurang stabil jika dibandingkan dengan kompleks Mg-
IV-11
IV-12
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10. Cawan
4.3.2
Rangkaian Alat
Keterangan :
1. Statif
2. Penjepit Statif
3. Buret
4. Erlenmeyer
2.
Gambar 4.1 Rangkaian Alat Titrasi
4.3.3
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Bahan
4.3.4
Cara Kerja
IV-13
IV-14
Langkah Percobaan
Mengambil dan memasukkan larutan standar
Hasil
10 ml
1 ml
Biru Laut
4
Mencatat
volume
larutan
EDTA
Ungu
yang Vtitrasi = 5 ml
digunakan
Langkah Percobaan
Mengambil dan memasukkan larutan standar
Hasil
10 ml
1 ml
Ungu
IV-15
Mencatat
volume
larutan
EDTA
Ungu Pekat
yang
Vtitrasi = 5 ml
digunakan
4.4.1.2 Pengukuran Kesadahan Sampel Air
Tabel 4.3 Hasil Pengukuran Kesadahan Total Air Sungai Martapura
No
1
Langkah Percobaan
Mengambil dan memasukkan sampel air ke
Hasil
10 ml
ukur
Menambahkan larutan buffer pH 10
Menambahkan indikator EBT
1 ml
Biru
cairan berubah warna (seharusnya dari ungu
menjadi biru laut)
Mencatat
volume
larutan
EDTA
Ungu bening
yang
Vtitrasi = 2 ml
digunakan
Langkah Percobaan
Mengambil dan memasukkan sampel air ke
Hasil
10 ml
ukur
IV-16
1 ml
Ungu pekat
cairan berubah warna (seharusnya dari merah
muda menjadi ungu)
Mencatat
volume
larutan
EDTA
Ungu terang
yang
Vtitrasi = 20 ml
digunakan
Langkah Percobaan
Mengambil dan memasukkan sampel air ke
Hasil
10 ml
ukur
Menambahkan larutan buffer pH 10
Menambahkan indikator EBT
1 ml
Ungu
cairan berubah warna (seharusnya dari ungu
menjadi biru laut)
Mencatat
digunakan
volume
larutan
EDTA
yang
Biru laut
Vtitrasi = 2 ml
IV-17
Langkah Percobaan
Mengambil dan memasukkan sampel air ke
Hasil
10 ml
2
3
1 ml
Ungu pekat
4
Mencatat
volume
larutan
EDTA
Ungu terang
yang Vtitrasi = 10 ml
digunakan
4.4.2 Pembahasan
Pada percobaan kali ini dilakukan perhitungan kesadahan total, kesadahan
kalsium dan kesadahan magnesium pada sampel-sampel air berupa air sungai
daerah Martapura, air sumur daerah Loktabat dan . Percobaan kesadahan kali ini
menggunakan titrasi kompleksiometri EDTA dengan indikator EBT dan
Murexida.
IV-18
EDTA-EBT
. Faktor
EDTA-EBT
ini akan
digunakan untuk menghitung kesadahan total pada sampel air. Dari hasil
perhitungan didapatkan bahwa nilai faktor
EDTA-EBT
IV-19
murexida yang ditambahkan pada larutan kalsium yang akan dititrasi dengan
larutan EDTA 0,1 M secukupnya sampai warna berubah. Dengan penambahan
indikator murexida ini warna larutan kalsium berubah menjadi warna ungu
menjadi ungu pekat. Seharusnya perubahan warna cairan adalah dari warna ungu
menjadi warn biru tetapi, perubahan warna yang terjadi adalah dari warna ungu
menjadi ungu pekat.
Titrasi dilakukan terhadap larutan kalsium yang berubah warna ungu tadi
hingga terjadi perubahan warna yaitu ungu pekat. Dari titrasi didapatkan volume
EDTA 0,1 M yang digunakan 5 ml. Dengan mengetahui volume EDTA 0,1 m
yang digunakan dapat ditentukan nilai faktor EDTA-Murexida.
Penentuan nilai faktor EDTA-Murexida ini dilakukan untuk mengitung
kesadahan kalsium pada sampel air yang akan di uji. Dari hasil perhiungan
didapatkan bahwa nilai faktor
EDTA-Murexida
IV-20
IV-21
Sampel
Air Sumur Martapura
Air Sumur Loktabat
Air Sumur Banjarbaru
Air Sumur Cempaka
Kalsium
71,42
107,14
44,64
22,32
IV-22
4.5 PENUTUP
4.5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah:
1.
Nilai kesadahan total sampel air sumur martapura adalah 71,42 ppm CaCO3
dan air sumur loktabat 71,42 ppm CaCO3
2.
Nilai kesadahan kalsium sampel air sumur martapura adalah 71,42 ppm CaCO 3
dan air sumur loktabat 107,14 ppm CaCO
4.5.2 Saran
Saran yang dapat di berikan dalam percobaan ini adalah sebelum
melakukan praktikum, hendaknya praktikan memahami prosedur kerja
agar percobaan lebih efektif serta efisien. Dalam praktikum, sebelum dan
sesudah melakukan percobaan di harapkan praktikan tetap menjaga
kebersihan alat-alat gelas dan tempat praktikan bekerja atau melakukan
percobaan. Dalam membaca dan mengamati hasil percobaan di harapkan
praktikan lebih teliti, misalnya dalam pengukuran dan perhitungan nilai
kesadahan.