GINA Asma
GINA Asma
1. Pengertian
Menurut Global initiatif for asthma (GINA) tahun 2014, asma adalah
penyakit heterogen ditandai inflamasi kronik saluran nafas dengan gejala sesak nafas,
mengi, dada terasa berat, batuk semakin memberat dan keterbatasan aliran udara
ekspirasi. Serangan asma dipicu oleh berbagai macam faktor seperti pajanan alergen,
perubahan cuaca, latihan fisik, dan infeksi virus.
Setelah diagnosis asma ditegakkan kemudian harus ditentukan derajat asma, untuk asma
intermiten dan persisten ringan dapat dikelola secara tuntas oleh dokter FKTP.
Pengelolaan asma secara komprehensif di FKTP mengacu pada 7 komponen program
penatalaksanaan asma, yaitu:
a. edukasi, dengan memberikan informasi tentang penyakit asma sebagai penyakit
kronis yang tidak bisa disembuhkan tetapi bisa dikontrol, informasi tentang
pengelolaan asma tanpa obat maupun dengan obat;
b. menilai dan memonitor berat asma secara berkala dengan Asthma Control Test
kuesioner kontrol asthma;
c. identifikasi dan mengendalikan faktor pencetus, dengan upaya menghindari pemicu
asma seperti alergen, stres, keadaan psikologis, dan upaya olah raga yang membantu
meringankan asma, misal aktifitas aerobik;
d. merencanakan dan memberikan pengobatan jangka panjang;
e. menetapkan pengobatan pada serangan akut;
f.kontrol secara teratur; pola hidup sehat seperti tidak merokok, diet dan olahraga.
Waktu Pemeriksaan
Pemeriksaan berkala 1 tahun sekali untuk
menilai perubahan fungsi saluran napas, atau
lebih sering bergantung berat penyakit dan
respon
pengobatan
Pemeriksaan
berkala 1 tahun sekali untuk menilai
fungsi faal paru dan klasifikasi derajat asma dengan
spirometri
b. Rujukan urgent
Asma yang dirujuk ke FKRTL melalui rujukan urgent adalah asma persisten sedang
dan berat yang tidak terkontrol dan asma pada ibu hamil. Sedangkan asma persisten
dengan komorbid yang tidak terkontrol dirujuk sesuai dengan komorbidnya. Kriteria
rujukan urgent asma dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4. Kriteria rujukan urgent asma
Asma dengan Penyulit
atau Komorbid
Asthma persisten tidak
terkontrol
Kriteria Rujukan
1.
2.
3.
4.
c. Rujukan emergency
Rujukan emergency diberikan pada penderita asma akut berat dan asma mengancam
jiwa yang memerlukan perawatan intensif di FKRTL, guna mendapatkan
penatalaksanaan yang memadai sehingga mampu menurunkan angka morbiditas dan
mortalitas yang tinggi. Kriteria rujukan emergency asma dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Tabel 5. Kriteria rujukan emergency asma
Kriteria Rujukan
Kondisi Asma
Pengelolaan di FKRTL
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan darah rutin
dan eosinofil
Pemeriksaan APE, spirometri
Dilakukan pemeriksaan
penunjang sesuai indikasi
b. Rujukan urgent
Pengelolaan rujukan urgent asma di FKRTL dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Tabel 7. Pengelolaan rujukan urgent asma di FKRTL
Asma dengan Penyulit atau
Komorbid
Pengelolaan di FKRTL
Tatalaksana asma persisten, asma pada
ibu hamil mengacu pada pedoman
pengelolaan asma yang dikeluarkan
organisasi profesi dan atau panduan
praktik klinis di RS
Tatalaksana komorbid tidak
terkontrol mengacu pada pedoman
pengelolaan komorbid terkait yang
dikeluarkan organisasi profesi dan
atau panduan praktik klinis di RS
c. Rujukan emergency
Pengelolaan rujukan emergency asma di FKRTL dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 8. Pengelolaan
rujukan emergency asma di FKRTL
Pengelolaan di FKRTL
Kondisi Asma
Asma akut berat
b. Rujukan urgent
Pemeriksaan penunjang
Kriteria rujuk balik dari FKRTL ke FKTP pada rujukan urgent asma dapat dilihat
pada tabel di bawah ini.
Tabel 10. Kriteria rujuk balik dari FKRTL ke FKTP pada rujukan urgent asma
Asma dengan penyulit
atau komorbid
Nominator
Denominator
Jumlah total pasien
asma yang dirujuk
ke FKRTL selama
1 tahun
Pengumpulan
Data
Akhir tahun
REFERENSI
1. Global initiative for asthma. Global strategy for asthma management and prevention
(revised 2014). Cape Town: Medical communication research inc; 2014.p.1-45.
2. Perhimpunan dokter paru Indonesia. Pedoman diagnosis dan penatalaksanaan asma
di Indonesia. Jakarta: PDPI; 2006. P. 21-39
3. BTS statement on criteria for specialist referral, admission, discharge and follow-up
for adults with respiratory disease. Thorax 2008; 63 (1): i1-i16.
4. Schermer T, Smeenk F, Van WC. Referral and consultation in asthma and COPD: an
exploration of pulmonologists views. The Netherland Journal of Medicine 2003; 61
(3): 71-81.
5. Wechsler ME. Managing asthma in primary care: putting new guideline
recommendations into context. Mayo Clin Proc 2009; 84 (8): 707-17.
6. The Lung Association Ontario, 2013, Adult emergency department asthma care
pathway (EDACP)
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 001 Tahun 2012 Tentang
Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan Perorangan
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 Tentang
Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2013 Tentang
Pelayanan Kesehatan Pada Jaminan Kesehatan Nasional