Anda di halaman 1dari 9

ASMA

1. Pengertian
Menurut Global initiatif for asthma (GINA) tahun 2014, asma adalah
penyakit heterogen ditandai inflamasi kronik saluran nafas dengan gejala sesak nafas,
mengi, dada terasa berat, batuk semakin memberat dan keterbatasan aliran udara
ekspirasi. Serangan asma dipicu oleh berbagai macam faktor seperti pajanan alergen,
perubahan cuaca, latihan fisik, dan infeksi virus.

Klasifikasi asma berdasarkan derajat berat asma:


a. Asma Intermiten
b. Asma Persisten ringan
c. Asma Persisten sedang
d. Asma Persisten berat

Klasifikasi asma berdasarkan tingkat kontrol asma:


a. Asma terkontrol
b. Asma terkontrol sebagian
c. Asma tidak terkontrol

2. Prinsip pengelolaan asma di FKTP


Asma merupakan kelainan sistem respirasi yang sering dijumpai di FKTP. Diagnosis
asma ditegakkan berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang, yaitu terdapat kenaikan 15 % rasio APE sebelum dan sesudah pemberian
inhalasi salbutamol. Asma diklasifikasikan berdasar derajat asma dan tingkat kontrol
asma.

Tabel 2. Klasifikasi asma bronkial berdasarkan derajat asma

Setelah diagnosis asma ditegakkan kemudian harus ditentukan derajat asma, untuk asma
intermiten dan persisten ringan dapat dikelola secara tuntas oleh dokter FKTP.
Pengelolaan asma secara komprehensif di FKTP mengacu pada 7 komponen program
penatalaksanaan asma, yaitu:
a. edukasi, dengan memberikan informasi tentang penyakit asma sebagai penyakit
kronis yang tidak bisa disembuhkan tetapi bisa dikontrol, informasi tentang
pengelolaan asma tanpa obat maupun dengan obat;
b. menilai dan memonitor berat asma secara berkala dengan Asthma Control Test
kuesioner kontrol asthma;
c. identifikasi dan mengendalikan faktor pencetus, dengan upaya menghindari pemicu
asma seperti alergen, stres, keadaan psikologis, dan upaya olah raga yang membantu
meringankan asma, misal aktifitas aerobik;
d. merencanakan dan memberikan pengobatan jangka panjang;
e. menetapkan pengobatan pada serangan akut;
f.kontrol secara teratur; pola hidup sehat seperti tidak merokok, diet dan olahraga.

Penyandang asma berpotensi untuk mengalami penurunan fungsi paru sehingga


secara periodik perlu dikonsultasikan ke dokter spesialis paru atau dokter spesialis
penyakit dalam di FKRTL melalui program rujukan rutin. Sedangkan untuk penyandang
asma persisten sedang dan berat yang tidak terkontrol maupun asma pada kehamilan
dapat dirujuk ke FKRTL melalui program rujukan urgent. Bila terjadi asma akut berat,
atau asma yang mengancam jiwa dapat segera dirujuk melalui rujukan emergency.
Pasien dapat dikirim kembali ke dokter FKTP setelah penanganan di FKRTL
selesai melalui program rujuk balik. Prinsip dasar pengelolaan asma yang dirujuk balik
di
FKTP adalah sebagai berikut:
a. Pasien harus dalam keadaan asma stabil atau asma terkontrol
b. Review kondisi pasien 1 minggu setelah dirujuk balik
c. Gejala harian dan APE (arus puncak ekspirasi) harus dinilai diawal diagnosis,
pemantauan berkala setiap kunjungan dan pada saat serangan akut/eksaserbasi
d. Penilaian berat penyakit dilakukan variabilitas harian selama 2 minggu
e. Status merokok dan konseling berhenti merokok dilakukan terhadap semua perokok
f. Kontrol rutin setelah 1-3 bulan pemberian terapi inhalasi dimulai, kemudian 3-12
bulan setelahnya.
g. Frekuensi kontrol sesuai dengan level inisial terapi, respon terhadap terapi
sebelumnya, dan kemampuan pasien untuk memahami dan menggunakan terapi
inhalasi serta pemahaman terhadap kondisi penyakit yang diderita
h. Semua pasien asma dimasukkan dalam daftar pasien risiko tinggi
i. Bila diperlukan dapat dilakukan kunjungan rumah.

3. Tujuan rujuk dan rujuk balik asma


a. Menilai fungsi faal paru dan derajat berat asma melalui rujukan rutin.
b. Mencegah perburukan asma persisten sedang dan berat serta asma pada kehamilan melalui
rujukan urgent.
c. Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas penderita asma berat hingga mengancam jiwa
untuk segera diberikan perawatan intensif di fasilitas kesehatan tingkat lanjutan melalui
rujukan emergency.
d. Memberikan kemudahan, efisien dan pelayanan berkelanjutan yang komprehensif dalam
jangka panjang serta mencegah fragmentasi pelayanan kesehatan bagi penderita asma
melalui rujuk balik.

4. Kriteria asma yang dirujuk dari FKTP ke FKRTL


a. Rujukan rutin
Rujukan rutin merupakan evaluasi medis secara berkala. Rujukan ini lebih bersifat
konsultasi kepada dokter spesialis paru atau penyakit dalam, dan pemeriksaan
penunjang dengan tujuan menilai fungsi paru dan mengklasifikasikan tingkat
keparahan asma. Jenis pemeriksaan yang diperlukan pada saat rujukan rutin dapat
dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 3. Jenis pemeriksaan pada rujukan rutin asma
Jenis Pemeriksaan
Konsultasi ke dokter
spesialis paru atau
spesialis penyakit dalam
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan
darah rutin dan
eosinofil
Pemeriksaan APE,
spirometri, ACT

Waktu Pemeriksaan
Pemeriksaan berkala 1 tahun sekali untuk
menilai perubahan fungsi saluran napas, atau
lebih sering bergantung berat penyakit dan
respon
pengobatan
Pemeriksaan
berkala 1 tahun sekali untuk menilai
fungsi faal paru dan klasifikasi derajat asma dengan
spirometri

b. Rujukan urgent
Asma yang dirujuk ke FKRTL melalui rujukan urgent adalah asma persisten sedang
dan berat yang tidak terkontrol dan asma pada ibu hamil. Sedangkan asma persisten
dengan komorbid yang tidak terkontrol dirujuk sesuai dengan komorbidnya. Kriteria
rujukan urgent asma dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4. Kriteria rujukan urgent asma
Asma dengan Penyulit
atau Komorbid
Asthma persisten tidak
terkontrol

Kriteria Rujukan

1.
2.
3.
4.

Bila terdapat tiga atau lebih


kelainan di bawah ini:
Gejala harian >2 kali /minggu
Ada Keterbatasan aktifitas
Ada gejala malam/ terbangun
Pemakaian inhaler >2kali/minggu
APE/ KVP1 < 80 % prediksi atau
nilai yang terbaik

Asma pada ibu hamil

Asma persisten pada kehamilan

Asma persisten dengan


komorbid tidak terkontrol

Sesuai kriteria rujukan komorbid


nya misal asma dengan DM tidak
terkontrol kriteria rujukan sesuai
kriteria rujukan DM

c. Rujukan emergency
Rujukan emergency diberikan pada penderita asma akut berat dan asma mengancam
jiwa yang memerlukan perawatan intensif di FKRTL, guna mendapatkan
penatalaksanaan yang memadai sehingga mampu menurunkan angka morbiditas dan
mortalitas yang tinggi. Kriteria rujukan emergency asma dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Tabel 5. Kriteria rujukan emergency asma
Kriteria Rujukan

Kondisi Asma

Asma akut berat

Asma mengancam jiwa

Bicara kata demi kata, duduk


membungkuk ke depan, agitasi
RR >30/min
HR >120/min
SpO2 <90% (bila pulse
oksimetri tersedia)
APE 50% nilai prediksi
Penurunan kesadaran
silent chest
sianosis
kelelahan
APE <30% prediksi
Usaha bernafas lemah
So2 < 92% (bila
pulseoksimetri tersedia)

5. Prinsip pengelolaan asma di FKRTL


a. Rujukan rutin
Penderita asma intermiten dan persisten ringan setiap tahunnya minimal 1 kali
membutuhkan rujukan rutin ke FKRTL untuk menjalani evaluasi medis secara rutin
dalam rangka deteksi dini penyulit. Rujukan ini hanya bersifat konsultasi.
Pengelolaan rujukan rutin asma di FKRTL dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 6. Pengelolaan rujukan rutin asma di FKRTL
Jenis Pemeriksaan

Pengelolaan di FKRTL

Konsultasi ke dokter spesialis paru


atau spesialis penyakit dalam

Penilaian tingkat kontrol asma


dengan kuesioner Asthma
Control Test (ACT)

Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan darah rutin
dan eosinofil
Pemeriksaan APE, spirometri

Dilakukan pemeriksaan
penunjang sesuai indikasi

b. Rujukan urgent
Pengelolaan rujukan urgent asma di FKRTL dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Tabel 7. Pengelolaan rujukan urgent asma di FKRTL
Asma dengan Penyulit atau
Komorbid

Pengelolaan di FKRTL
Tatalaksana asma persisten, asma pada
ibu hamil mengacu pada pedoman
pengelolaan asma yang dikeluarkan
organisasi profesi dan atau panduan
praktik klinis di RS
Tatalaksana komorbid tidak
terkontrol mengacu pada pedoman
pengelolaan komorbid terkait yang
dikeluarkan organisasi profesi dan
atau panduan praktik klinis di RS

Asma persisten yang


tidak terkontrol
Asma pada ibu hamil
Asma dengan komorbid
tidak terkontrol

c. Rujukan emergency
Pengelolaan rujukan emergency asma di FKRTL dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 8. Pengelolaan
rujukan emergency asma di FKRTL
Pengelolaan di FKRTL

Kondisi Asma
Asma akut berat

Tatalaksana asma akut berat sesuai


pedoman pengelolaan asma yang
dikeluarkan organisasi profesi dan atau
panduan praktik klinis di RS

Asma akut mengancam jiwa

Tatalaksana asma akut mengancam jiwa


sesuai pedoman pengelolaan asma yang
dikeluarkan organisasi profesi dan atau
panduan praktik klinis di RS

6. Kriteria asma yang dirujuk balik dari FKRTL ke FKTP


a. Rujukan rutin
Kriteria rujuk balik dari FKRTL ke FKTP pada rujukan rutin asma dapat dilihat pada
tabel di bawah ini.
Tabel 9. Kriteria rujuk balik dari FKRTL ke FKTP pada rujukan rutin asma
Jenis Pemeriksaan
Konsultasi ke dokter
spesialis paru atau
spesialis penyakit dalam

Kriteria Rujuk Balik


Hasil spirometri dan ACT baik,
segera rujuk balik

b. Rujukan urgent
Pemeriksaan penunjang

Tidak ada kelainan, segera


dirujuk balik

Kriteria rujuk balik dari FKRTL ke FKTP pada rujukan urgent asma dapat dilihat
pada tabel di bawah ini.
Tabel 10. Kriteria rujuk balik dari FKRTL ke FKTP pada rujukan urgent asma
Asma dengan penyulit
atau komorbid

Kriteria Rujuk Balik

Asma persisten sedang


dan berat tidak terkontrol

Gejala harian <2 kali /minggu


Tidak ada keterbatasan aktifitas
Tidak ada gejala malam/ terbangun
Pemakaian inhaler <2kali /minggu
APE/ KVP1 normal

Asma persisten dengan


Asma persisten dengan komorbid
komorbid tidak terkontrol sudah terkontrol sesuai pedoman
pengelolaan asma yang dikeluarkan
organisasi profesi terkait
c. Rujukan emergency
Kriteria rujuk balik dari FKRTL ke FKTP pada rujukan emergency asma dapat
dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 11. Kriteria rujuk balik dari FKRTL ke FKTP pada rujukan emergency asma
Kondisi Asma

Kriteria Rujuk Balik

Kondisi Klinis Stabil


Asma akut berat
Asma mengancam jiwa APE (PEF)> 75% nilai prediksi
atau variasi diurnal APE < 25%
Spirometri VEP1/KVP
(FEV1/FVC)>70%
7. Monitoring dan evaluasi
Monitoring dan evaluasi pelaksanaan rujuk dan rujuk balik pada asma dapat
dilaksanakan dengan menggunakan indikator sesuai tabel di bawah ini.
Tabel 12. Contoh lembar monitor dan evaluasi rujuk balik asma
Indikator

Nominator

Persentase pasien Jumlah pasien


asma yang dirujuk
asma yang
balik dari FKRTL
dirujuk balik
ke FKTP selama 1
tahun

Denominator
Jumlah total pasien
asma yang dirujuk
ke FKRTL selama
1 tahun

Pengumpulan
Data
Akhir tahun

REFERENSI

1. Global initiative for asthma. Global strategy for asthma management and prevention
(revised 2014). Cape Town: Medical communication research inc; 2014.p.1-45.
2. Perhimpunan dokter paru Indonesia. Pedoman diagnosis dan penatalaksanaan asma
di Indonesia. Jakarta: PDPI; 2006. P. 21-39
3. BTS statement on criteria for specialist referral, admission, discharge and follow-up
for adults with respiratory disease. Thorax 2008; 63 (1): i1-i16.
4. Schermer T, Smeenk F, Van WC. Referral and consultation in asthma and COPD: an
exploration of pulmonologists views. The Netherland Journal of Medicine 2003; 61
(3): 71-81.
5. Wechsler ME. Managing asthma in primary care: putting new guideline
recommendations into context. Mayo Clin Proc 2009; 84 (8): 707-17.
6. The Lung Association Ontario, 2013, Adult emergency department asthma care
pathway (EDACP)
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 001 Tahun 2012 Tentang
Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan Perorangan
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 Tentang
Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2013 Tentang
Pelayanan Kesehatan Pada Jaminan Kesehatan Nasional

Anda mungkin juga menyukai