Anda di halaman 1dari 33

MODUL PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

PRAJABATAN GOLONGAN I DAN II

Ir. Sri Ratna, MM


Dra. Sri Murtini, MPA

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia


2006

Hak Cipta Pada: Lembaga Administrasi Negara


Edisi Tahun 2006

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia


Jl. Veteran No. 10 Jakarta 10110
Telp. (62 21) 3868201-06 Ext. 193, 197
Fax. (62 21) 3800188

Dinamika Kelompok

Jakarta LAN 2006


62 hlm: 15 x 21 cm

ISBN: 979-8619-94-3

iv

LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA


REPUBLIK INDONESIA

KATA PENGANTAR
Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Menengah Nasional 2005 2009 telah
menetapkan bahwa visi pembangunan nasional adalah: (1)
terwujudnya kehidupan masyarakat yang aman, bersatu, rukun dan
damai; (2) terwujudnya masyarakat, bangsa, dan negara yang
menjunjung tinggi hukum, kesetaraan dan hak asasi manusia; serta
(3) terwujudnya perekonomian yang mampu menyediakan
kesempatan kerja dan penghidupan yang layak serta memberikan
pondasi yang kokoh bagi pembangunan yang berkelanjutan. Untuk
mewujudkan visi ini, mutlak diperlukan peningkatan kompetensi
Pegawai Negeri Sipil (PNS), khususnya para Calon Pegawai Negeri
Sipil (CPNS) yang akan menjadi PNS. PNS memainkan peran dan
tanggungjawabnya yang sangat strategis dalam mendorong dan
mempercepat perwujudan visi tersebut.
Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang
Pendidikan dan Pelatihan Jabatan PNS mengamanatkan bahwa
Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Prajabatan dilaksanakan untuk
memberikan pengetahuan dalam rangka pembentukan wawasan
kebangsaan, kepribadian dan etika PNS, disamping pengetahuan
dasar tentang sistem penyelenggaraan pemerintahan negara, bidang
tugas, dan budaya organisasi agar mampu melaksanakan tugas pokok
dan fungsinya sebagai pelayan masyarakat. Untuk mewujudkan PNS
yang memiliki kompetensi sesuai dengan amanat PP 101 Tahun 2000
maka seorang CPNS harus mengikuti dan lulus Diklat Prajabatan
sebagai syarat untuk dapat diangkat menjadi PNS.

iii

Untuk mempercepat upaya meningkatkan kompetensi


tersebut, Lembaga Administrasi Negara (LAN) telah menetapkan
kebijakan desentralisasi dengan pengendalian kualitas dengan standar
tertentu dalam penyelenggaraan Diklat Prajabatan. Dengan kebijakan
ini, jumlah penyelenggaraan dapat lebih menyebar disamping jumlah
alumni yang berkualitas dapat meningkat pula. Standarisasi meliputi
keseluruhan aspek penyelenggaraan Diklat, mulai dari aspek
kurikulum yang meliputi rumusan kompetensi, mata Diklat dan
strukturnya, metode dan skenario pembelajaran dan lain-lain sampai
pada aspek administrasi seperti persyaratan peserta, administrasi
penyelenggaraan, dan sebagainya. Dengan standarisasi ini, maka
kualitas penyelenggaraan dan alumni diharapkan dapat lebih
terjamin.
Salah satu unsur Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan yang
mengalami penyempurnaan antara lain modul atau bahan ajar untuk
para peserta. Oleh karena itu, kami menyambut baik penerbitan
modul yang telah disempurnakan ini, sebagai antisipasi dari
perubahan lingkungan stratejik yang cepat dan luas diberbagai sektor.
Dengan kehadiran modul ini, kami mengharapkan agar peserta Diklat
dapat memanfaatkannya secara optimal, bahkan dapat menggali
keluasan dan kedalaman substansinya bersama melalui diskusi
sesama dan antar peserta dengan fasilitator para Widyaiswara dalam
proses kegiatan pembelajaran selama Diklat berlangsung.
Kepada penulis dan seluruh anggota Tim yang telah
berpartisipasi, kami haturkan terima kasih. Semoga buku hasil
perbaikan ini dapat dipergunakan sebaik-baiknya.
Jakarta,

2006

KEPALA
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA
REPUBLIK INDONESIA

SUNARNO

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................iii
DAFTAR ISI...............................................................................v
BAB I PENDAHULUAN ....................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................... 1
B. Deskripsi Singkat ................................................. 2
C. Tujuan Pembelajaran ............................................ 3
D. Pokok Bahasan ..................................................... 4
E. Fasilitas/Media ..................................................... 4
BAB II MENGENAL DIRI DAN MENGENAL ORANG
LAIN ........................................................................... 5
A. Simulasi dan Latihan ............................................ 5
B. Naskah Pegangan ............................................... 15
BAB III SOSOK PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) ............. 19
A. Simulasi dan Latihan .......................................... 19
B. Naskah Pegangan ............................................... 33
BAB IV PROSES PEMBELAJARAN DINAMIKA
KELOMPOK............................................................ 44
A. Belajar Dengan Mengerjakan ............................ 44
B. Penilaian Kegiatan Dinamika Kelompok........... 47
BAB V PENUTUP................................................................. 52
A. Rangkuman ........................................................ 52
B. Tindak Lanjut Pengembangan............................ 53
DAFTAR PUSTAKA............................................................... 54
RIWAYAT HIDUP PENULIS ................................................ 55

Dinamika Kelompok

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu faktor keberhasilan pendidikan dan pelatihan antara
lain adalah proses pembelajaran berjalan lancar, hubungan antar
peserta akrab, hubungan antar peserta panitia dan widyaiswara
terbina dengan baik. Situasi semacam ini merupakan syarat
mutlak bagi terciptanya proses pembelajaran yang kondusif,
yang pada gilirannya nanti, setelah Diklat selesai diharapkan
peserta dapat menerapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap
yang mereka peroleh dalam tugasnya sehari-hari. Yang berarti
akan mendukung terwujudnya Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang
profesional.
Keberhasilan Diklat secara keseluruhan, sebagian ditentukan
oleh tingkat kesiapan peserta untuk memulai proses
pembelajaran. Oleh karena itu peserta Diklat harus disiapkan
secara fisik dan mental emosional. Hal ini akan dapat dicapai
apabila mereka sudah mengenal dengan baik teman
seangkatannya, dengan siapa mereka akan bekerja-sama. Siapa
sebenarnya dirinya dan siapa orang lain yang ada diluar dirinya.
Siapa nanti yang jadi panitia dan siapa yang akan jadi
widyaiswara yang akan membimbing mereka selama Diklat
berlangsung. Bagaimana aturan main dalam bekerja-sama,
bagaimana seharusnya berperilaku dan bagaimana bentuk
artikulasi program yang akan dihadapi selama Diklat.

Dinamika Kelompok menyiapkan peserta agar dapat saling


percaya mempercayai dengan yang lain (trust), memiliki sikap
keterbukaan (openness), memiliki rasa tanggung jawab
(responsibility) dan merasa bahwa dirinya bagian integrasi dari
yang lainnya (interdependency). Ini semua dapat disiapkan
melalui Dinamika Kelompok. Tingkat kesiapan peserta untuk
memulai proses pembelajaran sangat ditentukan oleh Dinamika
Kelompok ini, yang pada akhirnya menentukan keberhasilan
program Diklat secara keseluruhan.
Melalui mata Diklat ini peserta Diklat Prajabatan Golongan I
dan II diajak untuk lebih mengenal diri sendiri dan orang lain
dengan lebih baik, memiliki komitmen dan integritas moral
seorang PNS yang beretos kerja tinggi, membekali mereka
tentang bagaimana membina kerjasama dalam kelompok,
pemimpin dan komunikasi yang efektif, pengambilan keputusan
dengan tepat, mengendalikan diri, berdisiplin dan,
bertanggungjawab.

B. Deskripsi Singkat
Mata Diklat Dinamika Kelompok dimaksudkan untuk
meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan sikap calon PNS
agar menjadi PNS yang memiliki disiplin, komitmen dan
integritas moral serta tanggung jawab profesi yang beretos kerja
tinggi.

Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II

Metode pembelajaran yang digunakan adalah ceramah singkat,


diskusi kelompok, bermain peran, kerja individu, praktik dan
simulasi.
Dalam modul ini dimuat beberapa simulasi, permainan dan
latihan yang dalam proses pembelajarannya peserta akan
dipandu oleh widyaiswara. Disamping itu juga berisi naskah
pegangan yang merupakan bahan bacaan yang terkait dengan
pokok bahasan. Pada bab IV dikemukakan proses belajar melalui
pengalaman (Experiential Learning Cycle) yang merupakan
pendekatan yang digunakan dalam proses pembelajaran serta
penilaian dalam Dinamika Kelompok.

C. Tujuan Pembelajaran
1. Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)
Setelah pembelajaran selesai peserta diharapkan memiliki
disiplin, komitmen dan integritas moral serta tanggung
jawab profesi sebagai PNS yang beretos kerja tinggi.
2. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
Setelah selesai pembelajaran, peserta dapat:
a. Mengenal diri dan mengenal orang lain dengan lebih
b.
c.
d.
e.

baik;
Mengidentifikasi citra diri sebagai PNS;
Mentaati disiplin sebagai PNS;
Mempertunjukkan integritas moral sebagai PNS;
Mempertunjukkan etos kerja sebagai PNS.

Dinamika Kelompok

D. Pokok Bahasan
1.
2.
3.
4.
5.

Mengenal Diri dan Orang Lain;


Citra Diri PNS;
Disiplin PNS;
Integritas Moral PNS;
Etos Kerja sebagai PNS.

E. Fasilitas / Media
Fasilitas dan media yang digunakan dalam proses pembelajaran
dinamika kelompok antara lain adalah:
1. Ruangan yang cukup luas untuk peserta dapat bergerak dan
berpindah serta diskusi-diskusi kelompok (sesuaikan dengan
jumlah peserta). Makin banyak peserta, ruangan makin luas.
Ruangan tidak perlu menggunakan meja dan kursi
hendaknya dapat diatur dengan bentuk U atau melingkar.
2. Dinding peraga;
3. Papan tulis + marker (spidol) dan penghapus papan;
4. Flip Chart dan kertas HVS;
5. Map, lakban/selotip, lem;
6. Instrumen-instrumen terpilih sesuai simulasi yang akan
dimainkan;
7. Naskah pegangan peserta (modul peserta).

Dinamika Kelompok

Sarana/Prasarana

BAB II
MENGENAL DIRI DAN MENGENAL
ORANG LAIN

Ruangan yang cukup luas cukup


untuk peserta bisa berdiri (bisa
berdiri disamping kursinya
masing-masing).

Proses Kegiatan

berdiri melingkar atau berdiri disamping kursinya


masing-masing, Widyaiswara meletakkan sebuah topi
di kepala seorang peserta. Peserta yang dapat topi
diminta untuk menceritakan sesuatu kepada peserta lain
dengan menggunakan bahasa tubuh.

Setelah mempelajari Bab II ini, peserta diharapkan dapat


mengenal diri dan mengenal orang lain dengan lebih baik.

Bab II ini terdiri dari dua sub bab yaitu sub bab pertama merupakan
proses pembelajaran yang akan dipandu oleh widyaiswara yang
berupa beberapa simulasi, game atau latihan yang terkait dengan
pokok bahasan. Simulasi, game atau latihan tersebut dapat dipilih
oleh widyaiswara disesuaikan dengan tujuan, jumlah peserta dan
tempat serta waktu. Pada sub bab kedua yaitu naskah pegangan yang
merupakan bahan bacaan untuk pengayaan dari apa yang telah
diperoleh peserta dalam refleksi, yang berisi konsep, teori dan
prinsip-prinsip yang berlaku.

Peserta lain yang diceritakan hendaknya menirukan


gerakan yang dilakukan oleh peserta yang memakai
topi. Kalau gerakannya tidak persis sama, maka peserta
tersebut diminta untuk memakai topi berikutnya.
Peserta yang memakai topi, baru bisa digantikan yang
lain kalau ada gerakannya yang tidak bisa ditiru oleh
peserta lainnya.

Kalau belum juga ada gerakan lain yang tidak bisa


ditirukan, maka dalam batas waktu beberapa saat
(sekitar 1 menit) widyaiswara mencari penggantinya
(kalau bisa orang yang tidak begitu antusias).

Lakukan kegiatan ini sampai peserta dianggap sudah


cukup cair atau rilek. Dan minta peserta menebak apa
sebenarnya yang ingin diceritakan oleh relawan tadi
dengan bahasa tubuhnya. Cek kebenarannya pada yang
bersangkutan.

A. Simulasi dan Latihan


1. Pencairan Kelas
a. Judul
Tujuan

BAHASA TUBUH
Mendorong terjadinya interaksi
yang intensif, membuat peserta
merasa rileks dan tidak kaku.
15 - 20 menit

Waktu

Mulailah kegiatan ini dengan meminta peserta untuk

Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II

Dinamika Kelompok

untuk merubahnya. Bagaimana dengan peserta?


Sudah siapkah merubah kebiasaan-kebiasaannya.

Tanyakan kesiapan mereka untuk melanjutkan kegiatan


ini. Juga tanyakan apa diantara mereka sudah saling
mengenal. Kaitkan dengan kegiatan berikut (mengenal
diri sendiri dan orang lain).

b.

Judul
Tujuan

Waktu
Sarana/Prasarana

KESAN PERTAMA
Memecah kebekuan antara
peserta dan widyaiswara dan
sesama peserta.
15 - 20 menit.
Potongan
kertas
sejumlah
peserta (1/4 ukuran kuarto).

2. Mengenal Diri
a. Judul
Tujuan
Waktu
Sarana/Prasarana

KARTU POS BERGAMBAR


Mengenal diri dengan lebih
baik.
25 - 30 menit.
Kertas ukuran folio/kwarto
sejumlah peserta, Beberapa
Kotak Crayon.

Proses Kegiatan
Bagikan kepada masing-masing peserta potongan
kertas yang telah disiapkan. Minta mereka
menuliskan kesan pertama mereka terhadap
seseorang (bisa peserta lain, widyaiswara atau
penyelenggara Diklat);

Setelah semua selesai, minta mereka menuliskan


kembali kesan tersebut, tapi dengan tangan
sebaliknya (kalau yang bersangkutan menulis dengan
tangan kanan, sekarang dengan tangan kiri, begitu
sebaliknya);
Tanyakan

perasaan

mereka.

Proses

ke

Proses Kegiatan

Bagikan kepada peserta selembar kertas (ukuran


kuarto/folio);

Minta masing-masing peserta menggambar sebuah


kartu pos. Gambar tersebut tidak harus bagus yang
penting menggambarkan tentang diri peserta, misalnya

arah

perubahan kebiasaan. Bahwa perubahan kebiasaan


itu bukanlah sesuatu yang mudah, tetapi memerlukan
pengetahuan, kemampuan dan terutama keinginan

Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II

tentang tempat tinggal, pekerjaan, keluarga,


pendidikan, konsep hidup, kelebihan-kelebihan dan
kekurangan-kekurangan
yang
dimiliki.
Boleh
menggunakan sketsa atau lukisan. Satu kartu pos
bergambar boleh menggunakan satu gambar ditambah
dengan tulisan-tulisan atau terdiri dari beberapa gambar
kecil dengan tulisan-tulisan. Nama tidak dituliskan
terlebih dahulu;

Setelah selesai, gambar ditumpuk pada fasilitator.


Tanyakan kepada peserta apakah mudah membuat kartu
pos tersebut?

Proses kearah pengenalan diri, terutama saat mengisi


konsep hidup, kelebihan-kelebihan dan kekurangankekurangan yang dimiliki. Kalau mudah mengisi berarti
mereka sudah mengenal diri dengan baik. Kalau sulit,
ini merupakan indikator bahwa peserta belum mengenal
dirinya dengan baik. Kaitkan juga bahwa dengan
menggambar, peserta dilatih menggunakan otak
kanannya (kreativitas);

Gambar

yang

ditumpuk

pada

fasilitator,

10

Dinamika Kelompok

b.

Judul
Tujuan
Waktu
Sarana/Prasarana

INILAH AKU
Mengenal diri secara lebih baik.
30 - 45 menit.
Lembar kerja 1 (Ciri/Sifat)
sebanyak peserta.

Proses Kegiatan
Bagikan masing-masing peserta lembar kerja-1
(ciri/sifat).
Peserta diminta memilih minimal 10 (sepuluh) ciri
atau sifat yang ada dalam lembar kerja 1 dengan cara
membubuhi tanda checkmark () didepan ciri/sifat
tersebut. Seandainya tidak ada ciri/sifat yang cocok,
peserta diminta menuliskan 10 (sepuluh) ciri atau
sifat yang dimilikinya pada bagian bawah lembar
kerja tersebut.

akan

digunakan untuk simulasi mengenal orang lain dengan


baik.

Kemudian proses. Tanyakan apakah mudah memilih


atau mengisi ciri atau sifat yang ada. Kaitkan dengan
pentingnya pengenalan diri secara lebih baik agar
dapat meminimalisir sifat-sifat yang kurang baik dan

Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II

11

memaksimalkan sifat-sifat baik. Lembar kerja 1 ini


akan digunakan dalam proses pengenalan orang lain.

12

Dinamika Kelompok

3. Mengenal Orang Lain


a. Judul
Tujuan

Waktu
Sarana/Prasarana

SIAPAKAH DIA
Peserta saling mengenal dengan
lebih baik, sehingga terjadi
interaksi yg intensif, komunikasi
dan kerjasama yang efektif.
45 - 60 menit.
Kartu pos bergambar yang
dibuat peserta pada saat
mengenal diri (ada pada
fasilitator).

Proses Kegiatan

Mulailah kegiatan ini dengan menjelaskan apa yang


akan dilakukan peserta. Peserta diminta menarik secara
acak selembar kartu pos bergambar dari tumpukannya.
Bagi yang mengambil kartu posnya sendiri, diminta
menukar dengan yang lain.

Kepada peserta diminta berkeliling untuk menanyakan


dan menemukan siapa pemilik kartu pos bergambar

Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II

13

tersebut. Ditekankan bahwa yang bersangkutan tidak


boleh mencari kartunya sendiri, tetapi peserta diminta
mencari pemilik kartu pos yang ada di tangannya.
Untuk itu peserta hendaknya mencermati apa yang ada
dalam kartu pos.

Setelah menemukan pemilik kartu pos, serahkanlah


kartu pos tersebut kepada pamiliknya. Selanjutnya
mereka diminta untuk saling berkenalan dalam
kelompok 5-6 orang.

Bagi peserta yang tidak berhasil menemukan siapa


pemilik kartu pos yang ada ditangannya, maka mereka
diminta untuk menyerahkan kepada widyaiswara. (Hal
ini nantinya diproses, apa penyebab yang bersangkutan
tidak berhasil). Selanjutnya perkenalan dalam
kelompok besar (kelas).

Setelah kegiatan tersebut selesai dapat dilanjutkan


dengan simulasi Zip Zap agar lebih mengingat
nama-nama orang yang telah memperkenalkan diri atau
dapat saja setiap peserta diminta menyebut 3 atau 4
orang teman di sebelah kiri atau sebelah kanannya.

14

Dinamika Kelompok

b.

Judul
Tujuan

Waktu
Sarana/Prasarana

TANDA TANGAN
Mendorong terjadinya interaksi
yang
intensif,
menemukan
kesamaan sifat dengan peserta
lain.
45 - 60 menit.
Ruangan yang cukup lebar
untuk dapat berpindah atau
bergerak secara leluasa.

Proses Kegiatan
Minta kepada peserta untuk berkeliling menemukan
dan mewawancarai orang yang sifat-sifat atau ciricirinya sama (berdasarkan hasil isian peserta pada
lembar kerja 1);

Setelah ketemu minta yang bersangkutan untuk


menandatangani lembar kerja saudara. Setiap peserta
diminta menemukan sebanyak mungkin tanda
tangan, yang berarti bahwa yang bersangkutan
memiliki teman yang sifat/cirinya sama dengan dia
dalam kelompok tersebut;

Proses kearah pentingnya saling mengenal dengan lebih


baik, agar proses kerjasama kelompok menjadi efektif
dan sinergis.

Tidak tertutup kemungkinan, banyak orang yang


memiliki sifat/ciri yang sama, sehingga satu sifat saja
bisa ditandatangani oleh lebih dari satu peserta;

Setelah semua menemukan cukup tanda tangan,

Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II

15

masing-masing orang memperkenalkan teman yang


memiliki sifat/ciri yang sama. Hal ini dilakukan
sampai semua peserta mengenal dan diperkenalkan
oleh orang lain;

Apabila masih belum menghafal nama temantemannya atau belum mengenal dengan baik,
simulasi ini bisa dilanjutkan dengan simulasi Zip
Zap;

Selanjutnya proses kegiatan ini pada prinsipnya


mengenal orang lain dalam kelompok, agar bisa
bekerjasama secara efektif dan bahkan sinergis.

B. Naskah Pegangan
Dalam suatu kelompok dimana anggotanya baru untuk pertama
kalinya bertemu dan belum saling mengenal satu sama lain,
pikiran mereka akan terpusat pada pertanyaan-pertanyaan
berikut. Siapakah orang lain disini? Apakah mereka dapat
dipercaya? Dari manakah mereka? Siapa namanya? Datang dari
mana? Berapa umurnya? Dan berbagai pertanyaan akan
berkecamuk dalam pikiran mereka. Proses ini biasanya
menyerap tenaga peserta yang akan berpengaruh dalam proses
pembelajaran dan kerjasama di antara peserta.
Setiap kali kita bertemu dengan orang yang baru kita kenal,
maka kesan pertama kita akan orang tersebut banyak
dipengaruhi oleh penampilan, cara ia berbicara, tertawa,
berpakaian dan sebagainya. Biasanya kesannya bisa positif dan
bisa negatif atas orang lain. Dan itu berpengaruh terhadap sikap
dan pandangan kita terhadap yang bersangkutan. Oleh karena

16

Dinamika Kelompok

itu, diperlukan beberapa waktu untuk membuktikan apakah


kesan atau pandangan kita itu benar. Semakin baik peserta saling
mengenal, semakin kompak mereka dan semakin efektif proses
kerjasama dan proses pembelajaran yang terjadi. Adapun
langkah-langkah dalam membina kekompakan tersebut dan
peserta siap untuk memulai proses pembelajaran, sebagai
berikut:

1. Pencairan Kelas
Kegiatan awal yang perlu dilakukan adalah pencairan kelas
atau "bina suasana". Kegiatan dimaksudkan untuk mempersiapkan peserta memulai pelajaran. Disini dimaksudkan
untuk mencairkan suasana agar hubungan antar peserta dan
peserta dengan fasilitator terbina dengan baik, sehingga siap
untuk belajar. Dengan bina suasana ini dimaksudkan untuk
menciptakan suasana aman dan penuh kepercayaan diantara
peserta dan widyaiswara. Dengan merasa senang, bebas dari
tekanan fisik maupun mental emosional, memungkinkan
peserta belajar lebih efektif dan menyerap serta mengingat
sejumlah besar materi dengan baik. Mengapa demikian?
Karena dalam keadaan seperti ini, peserta bisa memanfaatkan
seluruh potensi otaknya. Kuncinya adalah membangun
ikatan emosional dengan menciptakan kesenangan dalam
belajar, menjalin hubungan dan menyingkirkan segala
macam ancaman. Proses belajar dapat diibaratkan sebuah
mobil, akan dapat melaju dengan semua silinder, jika dimulai
dari gigi pertama (menyingkirkan ancaman) dan berusaha
masuk ke kondisi Higher Order Thinking Skills

Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II

17

(HOTS),(Quantum Teaching, Bobby DePorter dkk) atau


Keterampilan Berpikir Orde Tinggi. Ini tidak akan dapat
dicapai dalam suasana penuh tekanan fisik dan emosional,
karena ketika otak menerima ancaman atau tekanan,
kapasitas saraf untuk berpikir rasional mengecil. "Otak
dibajak secara emosional" (Goleman, 1995) menjadi mode
bertempur atau kabur dan beroperasi pada tingkat bertahan
hidup. Oleh karena itu, bina suasana atau pencairan kelas
adalah sesuatu yang mutlak diperlukan agar proses
pembelajaran berjalan secara efektif.

2. Pengenalan Diri
Agar dapat mengembangkan diri, setiap orang hendaknya
mengenal dirinya dengan baik, mengenal potensi-potensi
yang dimilikinya, baik potensi yang positif maupun potensi
yang negatif. Dengan mengetahui potensi yang positif akan
diketahui apa yang harus dikembangkan atau dioptimalkan
dan yang negatif akan dihilangkan atau paling tidak
dikurangi. Dengan mengenal diri secara lebih baik, peserta
dapat memahami dengan jelas apa faktor-faktor yang
menunjang keberhasilan-keberhasilan dan faktor-faktor yang
menyebabkan kegagalan-kegagalan yang pernah dialami.
Dengan mengenal dirinya secara lebih baik peserta
mengetahui apa yang ingin dicapai atau dicita-citakan,
sehingga dapat menetapkan tujuan hidupnya secara lebih
realistis. Penetapan tujuan ini akan mendorong atau
memotivasi seseorang berbuat lebih baik lagi. Dengan
jelasnya tujuan yang ingin dicapai seseorang akan jelas

18

Dinamika Kelompok

hendak melangkah kemana. Tanpa tujuan yang jelas,


seseorang juga tidak akan jelas akan melangkah kemana.
Bagaimana dengan Saudara peserta prajabatan?
3. Mengenal Orang lain
Kerjasama yang efektif dan kelompok yang sinergis akan
terbentuk kalau masing-masing anggota kelompok saling
mengenal dengan baik. Saling memahami apa kelebihankelebihan yang dimiliki dan apa kekurangan-kekurangan
anggota kelompok. Kelompok ini akan sinergis, kalau di
antara masing-masing anggota kelompok dapat menerima
anggota kelompok lainnya dengan segala kelebihan dan
segala kekurangan serta komit untuk melaksanakan sesuatu
sesuai dengan kemampuan-kemampuan yang ada. Kelompok
akan efektif bahkan sinergis kalau diantara masing-masing
anggotanya ada saling mempercayai satu dengan lainnya
(trust). Memiliki sikap keterbukaan (openness), memiliki rasa
tanggung jawab (responsebility) dan merasa bahwa dirinya
bagian integrasi dari yang lainnya (interdependency). Ini
akan dapat dicapai kalau sesama anggota kelompok saling
mengenal dengan baik. Oleh karena itulah ada upaya yang
perlu dilakukan untuk mengenal orang lain agar kita bisa
memahami orang lain dengan baik. Stephen R Covey dalam
bukunya "The Seven Habits of Highly Effective People
mengatakan bahwa "berusahalah mengerti orang lain terlebih
dahulu, baru kita berharap kita bisa dimengerti orang lain".

20

BAB III
SOSOK PEGAWAI NEGERI SIPIL ( PNS)
Setelah mempelajari Bab ini, peserta diharapkan dapat
mengenal sosok PNS dengan mengidentifikasi citra diri,
mentaati disiplin, mempertunjukkan integritas moral dan etos
kerja sebagai PNS.

Dinamika Kelompok

a. Judul
Tujuan

Waktu
Sarana/Prasarana

CITRA DIRI PNS


Mengekspresikan persepsi awal
peserta tentang citra diri seorang
PNS dan merumuskan peranan
seorang PNS.
90 menit.
Spidol kecil sejumlah peserta,
flipchart 5 lembar, kertas HVS
sejumlah peserta, lakban.

Proses Kegiatan

A. Simulasi dan Latihan


Dalam proses pembelajaran ini, Saudara akan dipandu oleh
Widyaiswara yang sudah dilatih dan berpengalaman dalam
memandu pembelajaran dinamika kelompok. Berikut ini,
dikemukakan beberapa simulasi, latihan dan game yang terkait
dengan pokok bahasan.
1.

Citra Diri PNS

PNS

1) Jelaskan secara singkat tentang tujuan dan materi


pokok kegiatan ini.
2) Ajukan pertanyaan: Apa dan siapa sesungguhnya
Pegawai Negeri Sipil itu? Tak perlu menunggu
jawaban; jelaskan bahwa setiap peserta harus
menjawab pertanyaan ini dalam bentuk gambar.
Lalu langsung bagikan spidol kecil kepada setiap
peserta. Tegaskan bahwa yang diminta adalah
gambar, bukan rumusan kata-kata. Bukankah
gambar itu bisa berbicara lebih banyak
dibandingkan dengan kata-kata. Gambar tersebut
hendaknya menggambarkan secara lengkap citra
diri seorang PNS menurut persepsi setiap peserta
pada saat itu. Misalnya jika PNS itu dianggapnya
sebagai seorang yang berani dan berwibawa
bagaikan seekor singa, maka gambarlah seekor
singa si raja hutan (waktu 10 menit).
3) Setelah semua selesai, minta setiap peserta

19

Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II

21

menempelkan gambarnya masing-masing pada


dinding kelas.
4) Bagi seluruh peserta dalam beberapa kelompok
kecil (9-10) orang. Setiap orang dalam
kelompoknya secara bergiliran mempresentasikan
arti gambar mereka. Tegaskan bahwa setiap orang
tidak boleh menyanggah, melainkan hanya boleh
melakukan
klarifikasi
terhadap
penjelasan
rekannya. Tugas mereka hanya mencatat pokokpokok penjelasan arti gambar rekannya tersebut.
Setelah semua anggota kelompok selesai, semua
catatan tersebut digabungkan menjadi suatu daftar
tentang citra diri PNS menurut kelompok tersebut.
5) Setiap kelompok mempresentasikan daftar mereka
dengan singkat padat. Catat di papan tulis semua
hasil perumusan dari setiap kelompok.
6) Ajak seluruh peserta untuk melakukan klarifikasi
terhadap seluruh rumusan tersebut. Rumusan yang
sama disatukan. Rumusan yang tidak jelas minta
diperjelas lagi oleh kelompok yang bersangkutan.
Rumusan yang dianggap tidak relevan dihapus saja.
Arahkan rumusan citra diri seorang PNS adalah:
Percaya diri;
Rendah hati;
Sopan santun;
Bertanggungjawab;
Disiplin;
Memiliki integritas moral; dan

22

Dinamika Kelompok

Etos kerja tinggi.


7) Berdasarkan rumusan-rumusan tersebut minta
setiap kelompok untuk mendiskusikan dan
merumuskan: "apa peran seorang PNS".
Tegaskan bahwa rumusan harus jelas dan
terperinci. Dalam diskusi kelompok widyaiswara
memandu bila jawaban kurang terarah. Jawaban
antara lain mengarah pada:
Sebagai seorang pelayan;
Abdi masyarakat;
Pengayom;
Fasilitator;
Penggerak;
Dinamisator;
Motivator;
dan sebagainya.
8) Tiap kelompok mempresentasikan rumusannya.
Kelompok lain boleh menyanggah dan menyempurnakan, sehingga akhirnya diperoleh suatu daftar
lengkap dan terperinci tentang fungsi/peran atau
tugas seorang PNS.
9) Salin rumusan akhir ini pada kertas plano dan
tempelkan di dinding, lalu tutup sesi ini.

23

Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II

b. Judul
Tujuan

Waktu
Sarana/Prasarana

24

Dinamika Kelompok

GRAFITI
Mengetahui harapan dan kekhawatiran peserta tentang diri
seorang PNS.
45 60 menit.
Kertas besar (flipchart) sesuai
jumlah kelompok atau kertas
manila, selotip/lakban.

akan tercapai apabila.


 Menjadi PNS akan mengecewakan kalau

Pada setiap lembar tersebut disediakan sebuah spidol


(marker).

Sekarang setiap orang diberi kesempatan mengungkapkan perasaan-perasannya, pemikiran-pemikiran serta harapan-harapannya pada lembar yang telah
disediakan.

Pada saat peserta mengisi lembar-lembar pernyataan


tersebut, putarlah musik.

Minta peserta berkeliling mengisi lembar-lembar yang


telah disediakan.

Proses dan simpulkan hasil peserta. Selanjutnya ditulis


yang rapi dan tempelkan selama Diklat berlangsung.

2.
Proses Kegiatan

Awali kegiatan ini dengan menjelaskan pada peserta,


bahwa mereka diminta mengungkapkan atau mengisi
lembar-lembar yang telah ditempelkan di dinding
sesuai dengan pernyataannya.

Adapun pernyataan yang bisa diajukan adalah:


 Harapan saya menjadi PNS agar.
 Selama menjadi PNS saya tidak akan.
 Harapan-harapan saya selama menjadi PNS akan
tercapai apabila.
 Harapan-harapan saya selama menjadi PNS tidak

Disiplin Diri PNS


a. Judul
Tujuan

Waktu
Sarana/Prasarana

SUNRISE
Membangkitkan
semangat
anggota
kelompok
dan
terjadinya interaksi yang intensif, membuat peserta rileks dan
tidak kaku. Juga meningkatkan
kedisiplinan peserta.
45 - 60 menit.
ruangan yang cukup luas untuk
peserta dapat bergerak dengan
bebas.

25

Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II

26

Dinamika Kelompok

 dan lain sebagainya perintah yang bisa disesuaikan.

Penilaian bagi kelompok yang paling duluan selesai


(ditandai dengan teriakan yel) akan memperoleh nilai
misalnya 5, nomor 2, nilainya 3 dan nomor 3 nilainya 1
(bisa disesuaikan dengan jumlah kelompok). Bagi
kelompok yang mengikuti perintah dengan benar akan
memperoleh nilai 10 dan bagi kelompok yang salah
akan memperoleh nilai nol;

Dalam proses perlombaan, setiap kelompok diamati

Proses Kegiatan

Awali kegiatan ini dengan memberitahukan pada


peserta mengenai apa yang akan dilakukan;

Peserta dibagi menjadi kelompok-kelompok (masing


masing 8 - 10 orang). Setiap kelompok diminta berbaris
berbanjar dan akan diadakan perlombaan antar
kelompok;

Setiap kelompok yang mengikuti perintah paling cepat


dan benar akan keluar sebagai juara;

Kegiatan dimulai

dengan menyiapkan barisan.

Selanjutnya diikuti dengan perintah-perintah. Adapun


perintah-perintah yang bisa dipilih antara lain adalah:
 Buatlah barisan seperti ini, dengan urutan yang
tertinggi berada pada barisan paling depan;
 Buatlah barisan seperti ini, dengan urutan yang
paling tua berada pada urutan paling belakang;
 Buatlah barisan seperti ini, dengan urutan yang
memiliki anak paling banyak berada pada urutan
paling depan;
 Buatlah barisan seperti ini, berdasarkan urutan
ulang tahun yang lebih dahulu berada pada urutan
paling depan;

oleh seorang pengamat (bisa dari tim fasilitator atau


panitia penyelenggara);

Fasilitator mencatat hal-hal, sikap atau perilaku peserta


sebagai bahan refleksi. Kaitkan antara lain dengan
sikap disiplin peserta.

b. Judul
Tujuan

Waktu
Sarana/Prasarana

KERANJANG BUAH
Membuat suasana menjadi lebih
rileks dan meningkatkan disiplin
peserta.
45 - 60 menit.
Ruangan yang bisa diatur
dengan kursi melingkar.

Proses Kegiatan

Peserta dibagi dalam 4-5 kelompok yang terdiri dari 8 10 orang. Mereka diminta untuk memilih nama buah,
misalnya pisang, jeruk, apel, mangga, rambutan,
anggur, dan lain-lain;

Ruangan diatur dengan kursi melingkar (jumlah kursi

27

Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II

28

Dinamika Kelompok

dikurangi 1 dari jumlah peserta);

Peserta diminta mencari tempat duduknya masingmasing. Setiap kelompok tidak boleh duduk berjejer,
tapi diminta berpencar. Peserta yang tidak mendapat
kursi, diminta berdiri di tengah-tengah lingkaran,
misalnya si mangga (salah seorang anggota kelompok
mangga);

3.

Kalau si mangga sudah mendapatkan tempat, peserta


yang tidak mendapatkan tempat harus ke tengah dan
berdiri ditengah-tengah. Supaya permainan lebih seru
yang ditengah boleh menyebut keranjang buah.
Dengan demikian, semua peserta harus bertukar
tempat;

APAKAH AKU DALDIRI


Mempertunjukkan
integritas
moral (etika, norma dan sistem
nilai) sebagai PNS.

Fasilitator mengungkapkan ilustrasi bahwa dalam


kehidupan kita sehari-hari, kita dihadapkan pada
pilihan-pilihan. Tidak semua yang diinginkan dapat
dicapai. Hal ini disebabkan karena keterbatasan yang
dimiliki manusia;

Fasilitator mengemukakan bahwa setiap orang


mempunyai kelebihan-kelebihan, antara lain kejujuran,
kedisiplinan, tanggungjawab, kreativitas, integritas
moral. Peserta diminta untuk memilih salah satu dari 5
sikap tersebut di atas yang paling dekat
menggambarkan diri dan sesuai dengan peserta dan
keunggulan dari sikap tersebut;

Peserta yang memiliki kesamaan pilihan sikap diminta


untuk membentuk kelompok tersendiri. Dan rumuskan
alasan-alasan dan kelebihan-kelebihan yang akan
diperoleh dengan sikap tersebut. Disamping itu juga
diminta untuk melihat kelemahan dari sikap-sikap
pilihan kelompok lain;

Setiap

Proses searah pengaturan strategi, sikap perilaku,


kejujuran dan kedisiplinan peserta. Dapat juga
dikaitkan dengan integritas moral PNS.

Integritas Moral PNS


a. Judul
Tujuan

60 - 90 menit.
spidol dan papan tulis atau
flipchart, lakban.

Proses Kegiatan

Tentunya si mangga tidak ingin berdiri ditengahtengah sampai membusuk. Oleh karena itu, dia
memanggil buah lain (misalnya jeruk). Maka para
jeruk pada saat dipanggil harus bertukar tempat,
sementara si mangga berusaha untuk mendapatkan
tempat dikeranjang buah (lingkaran kursi);

Waktu
Sarana/Prasarana

kelompok

mempresentasikan

hasil

kerja

kelompok dan kelompok lain membahas. Amati


perilaku peserta dan catat untuk bahan proses;

Setelah selesai, tanyakan pada peserta, mana sifat atau


perilaku yang paling baik dari semua itu dan harus

29

Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II

30

Dinamika Kelompok

dimiliki oleh seorang PNS;

Proses Kegiatan

Arahkan pada kesimpulan bahwa seorang PNS


hendaknya memiliki semua sifat atau perilaku tersebut
di atas, bahwa dia hendaknya memiliki disiplin yang
tinggi, jujur dan bertanggungjawab, kreatif, terbuka dan
integritas moral yang kokoh;

dari 7 9 orang;

Setiap kelompok dibagikan sebuah amplop yang berisi


potongan-potongan bentuk dan sebuah perintah tugas
yang harus dilaksanakan oleh kelompok tersebut. Tugas
tersebut, tidak akan bisa diselesaikan kalau diatara
kelompok tidak berkolaborasi;

Selama proses berlangsung, widyaiswara mengamati

Tutup sesi ini dan kaitkan dengan sesi berikutnya.

b. Judul
Tujuan

Waktu
Sarana/Prasarana

TEMUKAN AKU
Mempertunjukkan
integritas
moral (etika, norma dan sistem
nilai) sebagai PNS.
60 - 90 menit.
Amplop
berisi
potonganpotongan bentuk, bisa (bujur
sangkar,
trapesium,
empat
persegi panjang, bintang atau
bentuk-bentuk lain) sejumlah
kelompok.

Bagi peserta ke dalam kelompok-kelompok yang terdiri

dan mencatat perilaku peserta untuk bahan refleksi;

Refleksi diarahkan pada etika, norma dan sistem nilai


yang berlaku dilingkungan kerja, khususnya lingkungan
kerja PNS;

4.

Tutup acara ini dengan mengaitkan pada simulasi


berikutnya.

Etos Kerja PNS


a. Judul
Tujuan
Waktu
Sarana/Prasarana

SANG TOKOH
Menunjukkan etos kerja dengan
lebih baik.
45 - 60 menit.
Potongan kertas yang sudah
ditulis nama-nama TOKOH.

31

Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II

32

Dinamika Kelompok

Siapakah
aku

Sang tokoh

Proses Kegiatan

Jelaskan teknik simulasinya, dimana masing-masing


peserta
akan
diberi
nama
tokoh
terkenal
dipunggungnya. Peserta lain tidak boleh memberitahu
Tokoh terkenal yang tertempel dipunggung temannya;

jumpai peserta lain yang belum dikenalnya dan berusaha untuk menerka nama tokoh yang ada dipunggungnya dengan bantuan peserta lain, dengan
bertanya yang menjurus ke jawaban. Adapun
pertanyaan yang bisa diajukan antara lain:
 Apakah saya masih hidup?
 Apakah saya laki-laki?
 Apakah saya tokoh dunia?
 Apakah saya artis? dan lain sebagainya.

Kegiatan ini dilakukan sampai peserta dapat menebak


tokoh yang ada dipunggungnya. Fasilitator boleh
memberi contoh.

Proses kegiatan ini kearah Etos Kerja PNS. Arahkan

Awali kegiatan ini dengan Tanya Jawab yang berkaitan dengan nama-nama tokoh terkenal, tanyakan
pada mereka bagaimana perasaannya apabila menjadi
tokoh terkenal?

Adapun contoh tokoh terkenal tersebut adalah:


-

BJ HABIBI
BUNG HATTA

YASSER ARAFAT
MICHAEL JACKSON

JEND. SUDIRMAN
AMIN RAIS

RUDI HARTONO
KRISDAYANTI

AKBAR TANJUNG
LADY DIANA

KH. A. GYMNASTIAR
MAHATMA GANDHI

MAHATIR MOHAMMAD

SUHARTO

Peserta bebas berkeliling diruangan sambil men-

kesimpulan bahwa untuk dapat menyelesaikan


pekerjaan dengan baik, memerlukan strategi, logika
berpikir dan wawasan yang luas.
b. Judul
Tujuan
Waktu
Sarana/Prasarana

SIMULASI ANGKA
Menunjukkan etos kerja sebagai
PNS
50 - 60 menit.
Lembar kerja berisi angka
(lembar kerja 2a dan 2b).

Proses Kegiatan

Jelaskan kegiatan yang akan dilakukan peserta, yaitu


mereka diminta menghubungkan angka-angka secara

Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II

33

berurutan, mulai dari angka 1 (sudah dilingkari) sampai


dengan sebanyak-banyaknya, dan tidak boleh ada
angka yang terlewati. Setiap angka dihubungkan
dengan garis lurus. Kegiatan ini dimulai secara
bersama-sama dan pada waktu widyaiswara membagi
lembar kerja 2a, harus dalam keadaan terbalik
(sehingga tidak ada yang mulai lebih dulu).

Pada waktu menghubungkan angka yang satu dengan


angka yang lain tidak boleh mengangkat pena.

Setelah lima menit berlalu, bagikan lembar kerja


berikutnya. Aturannya sama dengan yang pertama. Hal
ini dilakukan 2 kali untuk lembar kerja 2b.

Setelah selesai, tanyakan peserta siapa yang berhasil


menyelesaikan tugasnya sampai dengan angka yang
terakhir. Catat di papan tulis untuk bahan refleksi, siapa
yang berhasil dan berapa orang, siapa yang prestasinya
meningkat, mengapa itu terjadi dan siapa yang
prestasinya menurun dan mengapa pula ini terjadi ?

Proses kearah etos kerja PNS. Arahkan pada kesimpulan bahwa bekerja seseorang harus menemukan
kuncinya terlebih dahulu. Bahwa untuk itu kemampuan
fisik dan mental ikut mempengaruhi hasil akhir
seseorang dalam bekerja.

B. Naskah Pegangan
Citra Diri PNS dimata masyarakat umumnya negatif.
Masyarakat menilai PNS adalah sosok pegawai yang korup
(dengan gaji yang kecil, bisa memiliki kekayaan yang fantastis).

34

Dinamika Kelompok

Walaupun tidak semua seperti itu, tetapi beberapa gelintir dari


mereka ternyata bisa membentuk citra yang demikian dimata
masyarakat (peribahasa nila setitik merusak susu sebelanga).
Hal demikian menyebabkan PNS adalah sebagai sosok yang
sekaligus "dibenci tapi dirindukan". Dibenci karena sikapsikapnya yang korup, tidak disiplin, etos kerja yang rendah dan
lain sebagainya sikap-sikap yang negatif, tapi sekaligus juga
dirindukan oleh sebagian orang (ini terbukti bahwa bila ada
lowongan untuk menjadi PNS, ternyata peminat atau
pendaftarnya "membludak'). Ini salah satu indikator bahwa
PNS adalah sosok yang juga dirindukan. Walau gajinya kecil
tetapi bisa memiliki kekayaan berlimpah. Ada anekdot yang
mengatakan bahwa keajaiban dunia sekarang sudah bertambah
satu dari tujuh menjadi delapan. Dan keajaiban yang kedelapan
itu adalah PNS Indonesia. Walau gajinya kecil, tapi mampu
memiliki istana yang megah dan harta kekayaan yang berlimpah.
Dalam memberikan pelayanan kalau tidak dapat imbalan, tidak
akan memberikan pelayanan yang memuaskan.
Menggunakan konsep: Mengapa dipermudah kalau masih bisa
dipersulit". Hal-hal yang demikian itulah yang membuat citra
PNS semakin terpuruk. Sebagaimana dikemukakan di atas,
bahwa tidak semuanya demikian. Tidak sedikit PNS yang
bersih, berwibawa, profesional, bertanggungjawab dan memiliki
integritas pribadi yang kokoh. Tetapi pengaruh lingkungan
sangat besar, sehingga ada anekdot lain yang dikemukakan
bahwa sekarang korupsi di Indonesia sudah membudaya. Barang
siapa yang tidak mengikutinya berarti tidak berbudaya. Hal-hal

Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II

35

demikian itu semakin memperparah kondisi kita sekarang ini.


Pantaslah kalau hasil survei sebuah lembaga internasional
menunjukkan bahwa Indonesia berada diurutan ke enam negara
terkorup di dunia pada tahun 2003.
Bagaimana dengan Saudara? Apakah Saudara juga terpengaruh
dengan budaya kerja negatif seperti itu? Penulis berharap bahwa
kita dapat menerapkan "falsafah ikan". Walaupun hidup di air
asin (laut), dia tidak akan menjadi asin, karena ikan itu hidup.
Tetapi bila ikan itu mati, akan menjadi asin walau dikasih sedikit
garam. Demikian juga dengan manusia, kita tidak akan
terpengaruh lingkungan yang negatif kalau hati kita tetap hidup.
Mudah-mudahan hati kita tetap hidup, sehingga kita tidak akan
terpengaruh lingkungan yang negatif. Apakah kita tidak
berusaha mengubah citra PNS yang demikian ini? Yang
umumnya tidak disiplin, etos kerja rendah dan integritas moral
yang rapuh? Sudah berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah,
tapi akan sangat efektif kalau kita mulai dari diri kita masingmasing. Kemudian kelompok dan pada gilirannya organisasi
pemerintah keseluruhan, sehingga cita-cita terwujudnya good
governance akan tercapai.
Secara umum penjabaran dari hal tersebut di atas antara lain
adalah melalui pembentukan disiplin, integritas moral dan etos
kerja PNS, sebagai berikut:

1. Disiplin PNS
Displin adalah kata yang sangat mudah diucapkan tetapi sulit
dilaksanakan, kalau tidak ada kemauan dan tekad yang

36

Dinamika Kelompok

membara untuk mewujudkannya. Apa yang kita maksudkan


dengan disiplin?
Kata disiplin berasal dari bahasa Inggris yaitu "Discipline"
yang artinya training of the mind and character (pelatihan
pola pikir dan karakter) dan development and control of the
mind and character intended to produce obedience and
orderly behavior (upaya pengembangan dan pengendalian
pola pikir dan karakter yang dimaksudkan untuk
menciptakan kepatuhan dan ketaatan kepada perilaku yang
tertib dan teratur). Dengan demikian disiplin pada dasarnya
berarti taat aturan atau ketentuan yang berlaku. Peraturan
dan ketentuan-ketentuan ini mengatur hak dan kewajiban
PNS yang tertuang dalam Undang-Undang, Peraturan
Pemerintah, Keputusan Menteri/Ketua Lembaga, Peraturan
Daerah dan Kebijakan intern Institusi atau ketentuanketentuan lainnya. PNS yang disiplin adalah PNS yang
mentaati aturan dan menghindari larangan-larangannya,
biasanya memiliki perilaku-perilaku sebagai berikut: setia,
jujur, rajin, bertanggung jawab, tertib, rapi, sopan serta dapat
dipercaya.
Apabila setiap PNS selaku unsur aparatur pemerintah
ataupun sebagai abdi masyarakat memiliki perilaku-perilaku
sebagaimana disebutkan di atas, maka pelaksanaan tugas atau
kewajiban akan berjalan tertib, lancar dan terkendali. Ini
berarti bahwa disiplin diri PNS dapat berperan sebagai salah
satu faktor yang sangat menunjang pencapaian tujuan secara
efektif dan efisien.

Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II

37

Sebagaimana disebutkan di atas, sudah banyak upaya yang


dilakukan pemerintah, sampai kepada pencanangan Gerakan
Disiplin Nasional (GDN), namun ternyata hal itu bukanlah
sesuatu yang mudah, karena memerlukan strategi yang tepat.
Secara garis besar, langkah-langkah yang dapat dilakukan
adalah:
a. Perlu kesadaran akan pentingnya disiplin bagi diri
sendiri sebagai makhluk individual, sosial dan makhluk
berke-Tuhanan Yang Maha Esa;
b. Usaha-usaha untuk berdisiplin disertai semangat dan
tekad yang kuat;
c. Dukungan dari pimpinan dan lingkungan tugasnya, baik
secara moral maupun material.

38

Dinamika Kelompok

agama. Ada juga yang menilai seseorang bermoral atau tidak,


dipandang dari sudut kebiasaan, adat istiadat, kepercayaan
atau budaya setempat. Bahkan kualitas hukum sebagian besar
ditentukan oleh mutu moralnya, karena hukum berisikan
berbagai pengaturan tentang kehidupan manusia agar
harmonis.

Apa yang kita maksudkan dengan moral? Moral adalah nilainilai dan norma-norma yang menjadi pegangan bagi
seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah

Nah, bagaimana dengan integritas? Apa yang kita maksudkan


dengan integritas? Dalam kamus umum bahasa Indonesia
diartikan sebagai kebulatan, keutuhan. Tapi dalam hal moral,
pada umumnya orang mengartikan integritas sebagai "satu
kata dengan perbuatan". Seorang yang mengatakan harus
disiplin, maka dirinya sendiri harus disiplin. Itu berarti bahwa
dia memiliki integritas.
Namun banyak orang dengan mudah mengharuskan,
mengatakannya dan memerintahkan pada orang lain, tetapi
dirinya belum mampu melakukan. Bagaimana dengan
Saudara? Kemauan dan tekad yang kuat tentu akan dapat
mewujudkannya.

lakunya. Bidang moral adalah bidang kehidupan manusia


dilihat dari segi kebaikannya sebagai manusia. Moral
merupakan asas-asas akhlak yang merupakan nilai tambah
pada diri manusia karena menjadi ciri makhluk manusia,
yang membedakan dari makhluk lain atau tidak dimiliki oleh
makhluk lain ciptaan Tuhan.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, yang merupakan


bagian dari moral adalah etika, norma dan sistem nilai.
Dalam hal kita sebagai PNS, maka yang akan dibahas disini
adalah etika PNS, norma moral PNS dan sistem nilai PNS,
sebagai berikut:

2. Integritas Moral PNS

a. Etika PNS
Dalam kehidupan manusia, seseorang berperilaku bermoral
atau tidak, biasanya yang menjadi tolok ukur adalah ajaran

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, etika diartikan


sebagai ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk

Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II

39

mengenai hak dan kewajiban (akhlak). Selanjutnya


diartikan pula sebagai kumpulan asas atau nilai yang
berkenaan dengan akhlak serta merupakan nilai mengenai
benar atau salah yang dianut suatu golongan atau
kelompok masyarakat. Etika adalah sistem dari prinsipprinsip moral tentang baik dan buruk. Etika dapat pula
disebutkan etiket. Etiket berasal dari bahasa Inggris
Etiquette yang diartikan sebagai "The rules of behavior
among polite people" (peraturan-peraturan mengenai
tingkah laku yang berlaku bagi orang-orang yang
memiliki sopan santun) dan diartikan pula sebagai "The
unwritten rules about what a professional man may or
may not do in his profession" (aturan-aturan yang tidak
tertulis tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan
oleh seorang profesional dalam melakukan profesinya).
Etika dapat dibedakan antara etika yang berlaku umum
dan khusus. Etika umum yaitu tata susila, sopan santun
dalam kehidupan sehari-hari baik dalam keluarga,
masyarakat, pemerintahan, berbangsa dan bernegara.
Sedangkan etika khusus, hanya khusus berlaku
dikalangan tertentu, misalnya hanya berlaku pada
organisasi tertentu atau profesi tertentu.
Untuk kalangan PNS, etika atau kode etiknya tertuang
dalam butir-butir Panca Prasetya Korpri.

b. Norma Moral PNS


Norma adalah aturan atau kaidah yang dipakai sebagai
kriteria untuk menilai sesuatu. Norma yang menyangkut

40

Dinamika Kelompok

perilaku manusia secara umum dibedakan atas norma


kesopanan atau etiket, norma hukum dan norma moral.
Norma moral kedudukannya paling tinggi diantara ketiga
jenis norma tersebut, karena norma moral bisa menilai
norma-norma lain. Dalam bentuk positif, norma moral
berupa perintah yang mengatakan apa yang harus
dilakukan. Dalam bentuk negatif, norma moral berupa
larangan yang mengatakan apa yang tidak boleh
dilakukan.
Imanuel Kant, seorang etikawan, membuat generalisasi
norma moral yang dalam etika dikenal sebagai "kaidah
emas" yaitu "hendaklah memperlakukan seseorang
sebagaimana anda sendiri ingin diperlakukan oleh
orang lain". Norma moral PNS, hendaknya berpegang
pada norma moral Pancasila, yaitu dalam bersikap dan
bertindak dalam menghadapi berbagai permasalahan.

c. Sistem Nilai PNS


Sebagaimana dikemukakan di atas, bahwa etika diartikan
pula sebagai kumpulan asas atau nilai yang berkenaan
dengan akhlak serta merupakan nilai mengenai benar dan
salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.
Dalam organisasi pemerintah, soal kondite adalah soal
etika yang dapat ikut menentukan baik buruknya suatu
organisasi. Untuk menilai kondite tidaklah mudah, karena
berkaitan erat dengan menilai etika dan perilaku orang.
Dalam rangka upaya menjamin obyektivitas pembinaan
PNS berdasarkan sistem karier dan prestasi kerja, telah

Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II

41

dikeluarkan PP nomor 10 tahun 1979 tentang Penilaian


Pelaksanaan Pekerjaan PNS. Hasil Penilaian dituangkan
ke dalam Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3)
agar diperoleh PNS yang baik dan profesional.
Adapun unsur-unsur DP3 yang dinilai adalah:
1) Kesetiaan;
2) Prestasi Kerja;
3) Tanggung Jawab;
4) Ketaatan;
5) Kejujuran;
6) Kerjasama;
7) Prakarsa;
8) Kepemimpinan.
Sementara itu, secara umum nilai-nilai suatu etika
pemerintahan yang perlu menjadi pedoman dan perlu
dipraktikkan secara operasional oleh PNS adalah:
1) Mengabdi kepada kepentingan umum;
2) Menjadi motor penggerak bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara;
3) Menjadi mediator yang bersikap terbuka dan tidak
memihak;
4) Bersikap jujur, bersih dan berwibawa;
5) Bersikap diskresif yaitu dapat membedakan mana
yang rahasia dan penting serta tidak.

42

Dinamika Kelompok

3. Etos Kerja PNS


Etos kerja merupakan sejumlah nilai atau perangai budaya
karakteristik manusia dalam dunia kerja. Etos kerja berkaitan
dengan sikap moral yang berorientasi pada norma yang harus
diikuti dan berkaitan dengan sikap berdasarkan hati nurani.
Etos kerja berasal dari nilai religius budaya dan sikap hidup
suatu masyarakat. Karena itu, etos kerja dapat menjadi daya
motivasi kerja bagi PNS.
Etos kerja PNS merupakan sikap kerja yang mendasar yang
menyangkut sistem nilai PNS sehingga akan ikut menentukan
prestasi kerja PNS. Etos kerja PNS yang berpedoman pada
Pancasila juga mengandung dasar-dasar etika kerja seperti
budi luhur, bergotong royong dan berkeadilan. Etos kerja
yang murni akan melekat dalam sanubari setiap PNS
sehingga ada dorongan atau kehendak untuk bersikap jujur,
disiplin,
bertanggungjawab
dalam
melaksanakan
kewajibannya.
Upaya membangun etos kerja PNS bukanlah sesuatu yang
mudah. Namun bukan berarti bahwa tidak ada upaya yang
dapat dilakukan untuk itu. Untuk membangun etos kerja
PNS, dilakukan pembinaan melalui pengembangan diri (self
development) dan peningkatan diri (self improvement) setiap
PNS. Etos kerja yang baik ditandai dengan rasa mencintai
pekerjaan yang besar. Karena dengan demikian akan
mendorong dan menyemangati mereka untuk melakukan

Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II

43

pekerjaannya dengan baik, memberikan sebanyak mungkin


pengabdian kepada organisasi dan masyarakatnya.
Dalam rangka pengembangan etos kerja PNS, upaya yang
dilakukan dengan pengembangan pribadi yang tangguh agar
terciptanya aparatur yang bersih dan berwibawa serta
profesional. Ada lima aspek pengembangan etos kerja PNS,
yaitu:
a. Pengembangan sosial untuk meningkatkan kualitas
hubungan antar pribadi sebagai inti dari interaksi sosial;
b. Pengembangan emosional untuk meningkatkan kualitas
pengendalian diri sehingga PNS dapat bersikap rasional
dan bijak;
c. Pengembangan intelektual untuk meningkatkan wawasan
sehingga dapat membuat keputusan-keputusan yang tepat.
d. Pengembangan karakter untuk meningkatkan kualitas
kepribadian PNS sehingga dapat diperoleh aparatur yang
baik dan bermoral;
e. Pengembangan spiritual untuk membentuk kepribadian
yang tangguh sehingga aparatur pemerintah bermental
sehat.

BAB IV
PROSES PEMBELAJARAN DINAMIKA
KELOMPOK

Setelah mempelajari Bab IV ini, peserta diharapkan dapat


menguraikan proses pembelajaran dalam dinamika kelompok.

A. Belajar Dengan Mengerjakan


Orang dewasa sebagai subyek didik telah memiliki sejumlah
pengetahuan, sikap dan keterampilan tertentu.
Pada diri orang dewasa senantiasa timbul keinginan mutlak
menambah pengetahuan dalam meningkatkan kinerja dalam
rangka meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Orang dewasa
akan termotivasi untuk belajar, apabila mereka menyadari akan
adanya kebutuhan (felt needs) untuk memecahkan masalah yang
dihadapi dalam hidupnya.
Sekelompok orang dewasa yang sedang berada dalam proses
pembelajaran, disamping telah memiliki pengetahuan, sikap dan
keterampilan tertentu, mereka juga memiliki latar belakang yang
berbeda dan bervariasi. Oleh karena itu semua peserta adalah
para narasumber bagi yang lainnya dan proses pembelajaran
lebih bersifat tukar menukar pengalaman (sharing experiences)
dan dipandu oleh widyaiswara. Orang dewasa cenderung

44

Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II

45

mempelajari hal-hal praktis dan tidak semata hal yang teoritis.


Orang dewasa akan belajar efektif, apabila pada saat mempelajari
sesuatu langsung sambil mempraktekkannya (learning by doing).
Seperti yang dikatakan Khong Hu Chu, yang intinya mengatakan
bahwa efektivitas hasil pembelajaran tinggi, apabila subyek didik
langsung mengerjakan dan langsung mengalaminya. Saya
kerjakan dan saya mengerti.
Dalam pendidikan orang dewasa sangat dituntut memiliki
kemampuan menghubungkan yang baru dipelajarinya dengan
pengetahuan yang telah mereka kuasai, pengalaman yang telah
dijalani, sikap yang sudah tertanam kemampuan yang tersedia
dan kerangka pikir yang dipikir dalam bekerja.
Untuk itu, pendekatan yang digunakan adalah melalui Daur
Belajar Melalui Pengalaman (Experiential Learning Cycle).
Adapun daur belajar melalui pengalaman tersebut tergambar
dibawah ini.

Daur Belajar Melalui Pengalaman

46

Dinamika Kelompok

Urutan tahapan daur belajar melalui pengalaman dimulai


dari:
1. Mengalami (experiencing)
Peserta dilibatkan dalam satu simulasi (situasi buatan yang
bisa diamati) bersama kelompoknya. Situasi buatan ini dapat
diambil dari kehidupan nyata, situasi unit, situasi imaginative
atau situasi belajar lainnya yang sengaja diciptakan. Dalam
situasi tersebut peserta akan bersikap, berbicara dan
berperilaku tertentu. Perilaku ini dapat diamati dan dicatat
oleh widyaiswara, pengamat khusus atau temannya sendiri.
Setelah mereka mengalami, dilakukan kilas balik untuk
mengingat kembali pengalaman mereka yang baru saja
dilaluinya dilengkapi dengan laporan dari pengamat.
Widyaiswara yang memandu proses tersebut.
2. Mengungkapkan (Publishing)
Pada urutan kedua, peserta diberi kesempatan untuk
mengungkapkan pikiran dan perasaannya dan bertukar
pikiran dan perasaan dengan anggota kelompok lainnya.
Latar belakang pengalaman, kemampuan, bidang tugas yang
berbeda dan bervariasi akan memperkaya pengalaman dan
wawasan semua peserta pelatihan.
Agar peserta dapat mengungkapkan pikiran dan perasaannya
secara lebih baik waidyaiswara juga membantu dalam proses.
3. Mengolah (Analyzing)
Semua data yang telah diungkapkan, dikumpulkan, dicatat,
diolah dianalisis, didiskusikan dan dievaluasi. Mengapa satu

Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II

47

perilaku muncul mengapa ada perbedaan reaksi, mengapa


satu kelompok gagal dan mengapa kelompok lainnya
berhasil. Semuanya ini dapat dianalisis dan dapat
didiskusikan.
4. Menggeneralisasi (generalization)
Dari hasil analisis pengalaman peserta mereka diminta
mencoba menyimpulkan pengalamannya, membuat generalisasi. Adapun maksud membuat generalisasi adalah agar
pengalaman yang diungkapkan dan dianalisis menjadi
"pelajaran bagi peserta untuk lebih siap dapat mengubah
perilaku menjadi lebih baik.
5. Menerapkan Prinsip
Sebagai tahap akhir dari daur belajar melalui pangalaman
adalah analisis kemungkinan menerapkan prinsip (generalisasi) yang ditemukan pada situasi baru atau pada kondisi
kerja di unit kerja masing-masing. Tahap ini sangat penting
karena tanpa penerapan prinsip yang ditemukan, belajar
melalui pengalaman akan tidak mempunyai arti dan mungkin
tidak terjadi perubahan perilaku pada diri peserta yang
bersangkutan. Untuk dapat melihat kemungkinan penerapan
prinsip pada situasi baru widyaiswara memandu proses.

B. Penilaian Kegiatan Dinamika Kelompok


1. Tujuan
Kegiatan penilaian dinamika kelompok terutama bertujuan
untuk
memperoleh
gambaran
deskriptif
tentang
perkembangan kelompok, baik secara individual maupun

48

Dinamika Kelompok

kelompok secara keseluruhan. Hasil dari penilaian dapat


dijadikan bahan masukan bagi penyelenggara ataupun
widyaiswara lainnya antara lain dalam pemilihan pengurus
kelas pembentukan kelompok diskusi, pembentukan
kelompok pembuatan makalah, pembinaan peserta secara
individual dan lain sebagainya. Yang perlu diingat, dinamika
tidak berhenti pada saat mata Diklat Dinamika Kelompok
berakhir, akan tetapi terus berlanjut sampai suatu Diklat
berakhir bahkan dampaknya berlanjut sampai peserta
kembali ke tempat kerjanya masing-masing.
Proses dinamika kelompok mulai dari individu sebagai
pribadi yang masuk ke dalam kelompok dengan latar
belakang pendidikan, ruang Iingkup kerja dan jenis kerja
yang berbeda. Individu yang satu belum berkenalan dengan
lainnya. Mereka seperti es yang membeku. Individu yang
bersangkutan berupaya untuk mengenal individu lainnya. Es
yang membeku sedikit demi sedikit mencair dan inilah yang
dinamakan proses "ice breaking". Melalui berbagai diskusi
dalam kelompok, yang kadang memanas terjadilah proses
"storming" dan kemudian terbentuk kelompok kecil atau
kelompok kelas terbentuk sikap baru dan perubahan perilaku
Dinamika Kelompok dalam proses "forming". Dalam setiap
kelompok harus ada aturan main yang disepakati bersama
oleh semua anggota kelompok dan pengatur perilaku semua
anggota kelompok. Proses ini adalah proses "norming". Atas
dasar aturan inilah individu dan kelompok melakukan
berbagai kegiatan atau "performing".

Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II

49

Proses dinamika kelompok dimulai dari:

2. Aspek-aspek yang dinilai.


Aspek-aspek dinamika kelompok yang dinilai meliputi:
a. Pengenalan terhadap diri sendiri;
b. Pengenalan terhadap orang lain;
c. Keterbukaan, mau mendengarkan orang lain, terbuka
terhadap pendapat dan saran orang lain;
d. Disiplin dan memiliki rasa tanggung jawab besar;
e. Secara sukarela bersedia berpartisipasi dalam kegiatan
dinamika kelompok;
f. Lancar berkomunikasi dengan anggota kelompok
lainnya;
g. Mampu bekerjasama dengan orang lain dan mampu
bekerja dalam tim (team work);
h. Mau dan bersedia menghargai pikiran dan pendapat
orang lain;
i. Mampu mengendalikan diri;
j. Mampu serta bersedia untuk menerima balikan (feed
back) dari kolega, atasan ataupun bawahan.
3. Cara Penilaian
Cara penilaian dengan menggunakan skala penilaian, mulai
dari baik sekali (BS), baik (B), cukup (C), kurang (K) dan

50

Dinamika Kelompok

kurang sekali (KS). Penentuan penilaian sepenuhnya diserahkan pada pertimbangan (judgment) fasilitator yang
mengamati kegiatan peserta dalam berdinamika kelompok.
Untuk peserta yang menonjol, baik positif maupun negatif
diberikan catatan khusus sebanyak kira-kira 25%. Hal ini
penting untuk ditindaklanjuti baik oleh penanggunggugat
kegiatan, maupun oleh widyaiswara yang diberi tanggung
jawab untuk itu, misalnya widyaiswara penuntun. Format
penilaian hasil kegiatan dinamika kelompok adalah sebagai
berikut: Fasilitator sebagai penilai tanya tinggal memberi
tanda check (v) pada kolom yang sesuai dengan kenyataan
hasil pengamatannya. Bila ada catatan tambahan khusus,
dapat ditulis pada kertas lain. Biasanya fasilitator dinamika
kelompok diminta untuk memberi petunjuk dalam pemilihan
pengurus kelas. Proses pemilihannya sendiri sepenuhnya
dilaksanakan oleh peserta Diklat.
Hasil penilaian dinamika kelompok, bersama dengan daftar
susunan pengurus kelas diserahkan oleh fasilitator dinamika
kelompok kepada ketua penyelenggara Diklat. Format
penilaian dinamika kelompok seperti tercantum di halaman
berikut:

51

Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II

Penilaian Dinamika Kelompok


Jenis Diklat
Waktu (Hari/tgl)
Jumlah Peserta
Tempat Diklat

:
:
:
:

Fasilitator

NO

ASPEK YANG DINILAI PENILAIAN

1.

Pengenalan Diri Sendiri

2.

Pengenalan orang lain

3.

Keterbukaan

4.

Disiplin dan Tanggungjawab

5.

Partisipasi dalam kegiatan kelompok

6.

Komunikasi antar anggota kelompok

7.

Bekerjasama dengan orang lain (bekerja


dalam tim)

8.

Menghargai pendapat orang lain

9.

Pengendalian diri

10.

Menerima balikan dari orang lain

BAB V
PENUTUP
A. Rangkuman

PENILAIAN
BS

KS

Catatan :
Identifikasi 5 orang peserta yang sangat aktif dan 5 orang lainnya yang masih pasif
dan atau memerlukan perhatian khusus.

Dinamika Kelompok menyiapkan peserta agar dapat saling


percaya mempercayai dengan yang lain (trust), memiliki sikap
keterbukaan (openness), memiliki rasa tanggung jawab
(responsibility) dan merasa bahwa dirinya bagian integrasi dari
yang lainnya (interdependency). Ini semua dapat disiapkan
melalui Dinamika Kelompok. Tingkat kesiapan peserta untuk
memulai proses pembelajaran sangat ditentukan oleh Dinamika
Kelompok ini, yang pada akhirnya menentukan keberhasilan
program Diklat secara keseluruhan.
Dalam modul ini dimuat beberapa simulasi yang terkait dengan
pokok bahasan seperti pencairan kelas (bina suasana), mengenal
diri dan mengenal orang lain, sosok PNS yang meliputi Citra
Diri PNS, Disiplin PNS, Integritas Moral dan Etos Kerja PNS.
Disamping beberapa simulasi yang dapat dipilih disesuaikan
dengan jumlah peserta juga dalam modul ini dimuat naskah
pegangan yang merupakan bahan pengayaan bagi peserta.
Disamping itu, pada Bab IV, kegiatan pembelajaran 3 di
kemukakan pula secara garis besar mengenai pendekatan yang
digunakan dalam proses pembelajaran Dinamika Kelompok
yaitu Daur Belajar Melalui Pengalaman (Experiential Learning
Cycle) dan proses peniaian yang digunakan dalam Dinamika
Kelompok.

52

Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II

53

B. Tindak Lanjut Pengembangan


Dalam penulisan modul ini, penulis menyadari masih banyak
kekurangan-kekurangan. Untuk itu saran yang sifatnya untuk
penyempurnaan modul ini tentu akan kami terima dengan
senang hati.
Bagi peserta semoga bermanfaat dan hasilnya dapat diterapkan
dalam kehidupan sehar-hari, khususnya dalam kehidupan kerja
dan menunjang dalam proses pembelajaran.
Bagi Widyaiswara yang akan memandu proses pembelajaran
Dinamika Kelompok pada Diklat Prajabatan Golongan I dan II
tentu modul ini hanya merupakan dasar yang sangat perlu
dikembangkan oleh Widyaiswara. Masih sangat banyak
literatur-literatur yang terkait dengan Mata Diklat ini, silahkan
Saudara menggunakannya. Bersikaplah kreatif dalam memandu
proses pembelajaran, untuk mendapat wewenang mengajar dari
peserta Untuk dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang
kita berikan, mungkin ada baiknya Saudara mencermati kata
bijak berikut ini:

DAFTAR PUSTAKA
Edie West; (1997) 201 Ice Breakers (Group Mixers, Warm-up,
Energizers and Playful Activities, The McGraw-Hill
Companies, Inc, USA.
Hildegard Wenzler-Cremer, Maria Fischer-Siregar; (1993)
Permainan dan Latihan Dinamika Kelompok. Proses
Pengembangan Diri, PT. Gramsedia Widiasarana
Indonesia, Jakarta.
M. Entang, Prof. Dr. MA; (1995). Panduan Pembelajaran Bagi
Widyaiswara, Diklat Propinsi Pemda DKI , Jakarta.
Roem Topatimasang, dkk.; (1986), Belajar Dari Pengalaman,
Panduan Latihan Pemandu Pendidikan Orang Dewasa
untuk Pengembangan Masyarakat; P3M, Jakarta.
Santosa, Slamet; (1992), Dinamika Kelompok, Bumi Aksara, Jakarta.
Sri Mudini, Dra, MPA, Hj-Sri Ratna, Ir, MM; (2001), Dinamika
Kelompok (Bahan Ajar Diklat Prajabatan Golongan III),
LAN-RI, Jakarta.
Yayasan Indonesia Sejahtera; (1990), Bermain, Menghayati dan
Belajar, Solo, PPSDM.

Sebuah Ide adalah kombinasi baru dari elemenelemen lama.


Tidak ada elemen baru, yang ada hanyalah kombinasi
kombinasi baru (Gordon Dryden).
Pikiran yang telah diperkaya dengan ide-ide baru
tidak akan pernah kembali pada kondisi asalnya.
(Oliver Wendell Holmes).

54

56

RIWAYAT HIDUP PENULIS


Ir. Hj. Sri Ratna, MM,
Lahir di Sumbawa Besar pada tahun 1958 dari
keluarga guru, menyelesaikan S-1 di bidang
pertanian pada tahun 1983 dan S-2 dibidang
Manajemen pada tahun 1999. Mengawali karier di
Pusdiklat Pegawai Departemen Transmigrasi pada
tahun 1985.
Mendampingi konsultan IBRD di bidang pelatihan sejak tahun 1986
dan melatih diberbagai Diklat struktural dan fungsional yang
diselenggarakan
Departemen
Transmigrasi
dan
Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia sejak tahun 1989.
Selain melatih, yang bersangkutan juga telah menulis beberapa
modul untuk Diklat yang diselenggarakan oleh LAN RI, beberapa
depertemen/instansi pemerintah serta lembaga Diklat lainnya dan
sampai sekarang masih aktif menulis.
Menikah dengan Drs. Muhyiddin, MM, dikaruniai sepasang putra
putri (Riyan dan Deka). Diangkat menjadi widyaiswara pada tahun
1989 dengan jabatan Ajun Widyaiswara (III/b). Sampai sekarang
masih tetap setia menggeluti bidang pelatihan dengan jabatan
Widyaiswara Utama, golongan IV/d. Widyaiswara dilingkungan
Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi ini pernah mengikuti
berbagai Diklat baik di dalam negeri maupun di luar negeri seperti
TOT untuk beberapa bidang studi TOC dan Diklat-Diklat lain serta
perencanaan proyek dan manajemen proyek di Belanda dan Jerman.

55

Dinamika Kelompok

Yang bersangkutan tinggal di Depok dan dapat dihubungi pada no.


telp. (021) 7750377, 0811 824258, dan E-mail: ratna
muhyi@yahoo.co.id, atau E-mail bpri_global@yahoo.com.

RIWAYAT HIDUP PENULIS


Dra. Hj. Sri Murtini, MPA
adalah pegawai Lembaga Administrasi Negara
sejak 1980, dan sejak pertengahan 1998 menjadi
Widyaiswara. lbu dengan tiga orang anak yang
kelahiran Jogjakarta ini menyelesaikan studi
Strata-I pada Fakultas Psikologi, UGM,
Jogjakarta.
Gelar
Master
of
Public
Administration diraihnya dari University of
Southern California, USA pada tahun 1988.
Selain mengajar pada Diktat Pim II, III, IV, Diklat Teknis, Diklat
Fungsional Widyaiswara dan Diklat Prajab juga mengajar pada
Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) baik pada Strata-1 maupun
Magister.
Dalam rangka pengembangan diri, berbagai training, seminar dan
lokakarya pernah diikuti baik di dalam maupun di luar negeri.
Kegiatan pengembangan diri di luar negeri antara lain di Economics
Institute Colorado University, USA; University of Connecticut, USA;
Birmingham University, UK; IP3 Washington DC, USA; Chuo
University, Japan; IDFR, Kuala Lumpur, Malaysia; Jerman; Cebu,
Filipina.
Bersama dengan tim penulis modul, telah membuahkan beberapa
modul untuk Diklatpim Ill, IV dan Prajab serta untuk Diklat
Fungsional Widyaiswara.

57

Anda mungkin juga menyukai