Anda di halaman 1dari 9

ACARA III

pH TANAH

STEVANIA E. LEKI
NIM : 1504070066

PROGRAM STUDI KEHUTANAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2016

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan hikmat
dan karunia-Nya,
Sehingga penyusunan Laporan Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah ini dapat
terselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan.
Pada kesempatan ini saya menyampaikan banyak terima kasih kepada Ibu, selaku
dosen pengasuh mata kuliah Dasar-Dasar Ilmu Tanah, dan juga teman-teman
kelompok 14, serta teman-teman seangkatan 2015, atas bantuan moril maupun
materil demi terselesaikannya laporan ini.
Dalam laporan ini membahas tentang bagaimana cara mengukur pH dalam tanah.
Sebelumnya, saya memohon maaf apabila dalam penyusunan laporan ini terdapat
kesalahan dan kekurangan, baik dari kesalahan penulisan maupun hal lainnya
yang tidak berkenan dihati.
Akhir kata, saya berharap semoga laporan ini dapat berguna bagi perkuliahan
mata kuliah Dasar-Dasar Ilmu Tanah ini diwaktu yang akan datang.

DAFTAR ISI

Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I. Pendahuluan
1.1.
1.2.
Bab II. Metode Praktikum
2.1.
2.2.
2.3.
Bab III. Hasil dan Pembahasan
3.1.
3.2.
Bab IV. Penutup
4.1.
4.2.
Daftar Pustaka
Lampiran

Latar Belakang
Tujuan
Tempat dan Waktu
Alat dan Bahan
Cara Kerja
Hasil Pengamatan
Pembahasan
Kesimpulan
Saran

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

LATAR BELAKANG
pH tanah adalah derajat kemasaman yang digunakan untuk menyatakan
tingkat kemasaman atau kebasaan yang dimiliki suatu larutan atau tanah. pH
tanah juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
dan produksi optimal dari tanah. Reaksi tanah yang dinyatakan dengan pH
menunjukan sifat kemasaman atau konsentrasi ion H+ dan ion OH- dalam
tanah.
pH sangat penting bagi tanaman dalam menentukan mudah tidaknya unsurunsur hara diserap oleh tanaman, hal ini menunjukan kemungkinan adanya
unsur-unsur beracun yang dapat mempengaruhi aktivitas organisme.tanahtanah masam biasanya dijumpai pada daerah pada iklim basah. Dalam tanah
tersebut konsentrasi ion H+ melebihi konsentrasi ion OH-. Tanah ini
mengandung Al, Fe, dan Mn terlarut dalam jumlah besar. Akibatnya, reaksi
basa dengan tanahnya hanya mengandung sedikit Al, Fe, dan Mn yang
terlarut.
pH dapat ditentukan baik dilapangan maupun di laboratorium. Hal ini perlu
diketahui karena pH tanah merupakan gambaran diagnosis dari nilai khusus.
Reaksi tanah yang penting karena dengan mengetahui pH maka dapat pula
diketahui apa yang akan diberikan pada tanaman, baik pupuk maupun bahan
organik lainnya serta jumlah kadar air untuk pertumbuhan tanaman.
Berdasakan uraian diatas, maka dilakukan praktikum reaksi tanah untuk
mengetahui tingkat kemasaman tanah yang berkaitan dengan pH tanah.

1.2.

TUJUAN
Untuk mengetahui kadar keasaman dan kebasaan tanah.

BAB II
METODE PRAKTIKUM
2.1.

TEMPAT DAN WAKTU


A. Tempat :
Laboratorium Kimia Tanah, Fakultas
Pertanian, Universitas Nusa Cendana, Kupang
B. Hari, tanggal
:
Kamis, 23 Juni 2016
C. Waktu
:
14.30 WITA - Selesai

2.2.
A Alat

B Bahan

ALAT DAN BAHAN


: 1. Timbangan analitik
2. Tabung erlenmeyer
3. Shaker
4. pH meter
5. Gelas ukur
: 1. Tanah
10 gr
2. Aquades
25 ml
3. Aluminium foil

CARA KERJA
1. Menimbang tanah 10 gram yang telah lolos ayak dengan timbangan
analitik;
2. Memasukkan kedalam tabung erlenmeyer;
3. Menambahkan aquades sebanyak 25 ml, lalu menutup gelas erlenmeyer
menggunakan aluminium foil;
4. Mengocok selama 30 menit menggunakan alat shaker;
5. Mengukur pada alat pH meter.

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1.

HASIL PENGAMATAN
pH tanah yang telah diukur hasilnya adalah 9,52 dan tergolong dalam pH
basa.
3.2.
PEMBAHASAN
Pada hasil pengamatan dapat dilihat nilai pH pada larutan tanah tersebut
adalah 9,52 , hal ini menunjukan bahwa tanah pada praktikum ini memiliki
sifat basa. Tanah tersebut termasuk tanah yang berkriteria tanah basa hal ini
karena didasarkan pendapat Kartasapoetra (1991), yang mengemukakan
bahwa tanah dikatakan masam jika pH-nya lebih kecil dari 7 dan dikatakan
basa jika nilai pH-nya lebih besar dari 7. Tanah yang mempunyai nilai pH
yang tinggi dapat diturunkan dengan cara menambahkan belerang atau
dengan cara pelapukan pada tanah.

BAB IV
PENUTUP
4.1.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan maka dapat disimpulkan bahwa :
1. pH tanah adalah derajat kemasaman yang digunakan untuk menyatakan
tingkat kemasaman atau kebasaan yang dimiliki suatu larutan atau tanah.
2. Tanah yang digunakan dalam pengamatan mempunyai pH 9,52.
3. Tanah tersebut termasuk tanah yang berkriteria tanah basa.
4. . Tanah yang mempunyai nilai pH yang tinggi dapat diturunkan dengan
cara menambahkan belerang atau dengan cara pelapukan pada tanah.

4.2.

SARAN
Agar pada praktikum selanjutnya bisa berjalan lebih lancar sebaiknya alatalat tersebut harus memenuhi saran lab. Bisa dimaksimalkan agar tidak
terlalu membuat praktikan menjadi jenuh.

DAFTAR PUSTAKA
http://fadhlipandy.blogspot.ae/2015/02/laporan-dasar-dasar-ilmu-tanah-phtanah.html?m=1
http://genjaku15.blogspot.ae/2015/10/laporan-praktikum-ilmu-tanahkemasaman.html?m=1

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai