Anda di halaman 1dari 195

HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN PROSES DAN HASIL

BELAJAR SISWA PADA KONSEP ALAT-ALAT OPTIK


(Di Kelas VIII SMP Daar El Falaah Mandalawangi Pandeglang Banten
Tahun Ajaran 2012/2013)

Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh
RIAN INDRA GUNAWAN
NIM. 107016302361

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014

ABSTRAK

Rian Indra Gunawan, NIM 107016302361, Hubungan antara Penilaian


Proses dan Hasil Belajar Siswa pada Konsep Alat-alat Optik (Di SMP Daar
El Falaah Mandalawangi Pandeglang Banten). Skripsi, Program Studi
Fisika, Jurusan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara penilaian proses (ratarata penilaian kinerja dan penilaian produk) dan hasil belajar siswa terutama pada
konsep alat-alat optik. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Daar El-Falaah
Mandalawangi Pandeglang Banten pada tanggal 27 April sampai dengan 11 Mei
2013. Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi sederhana, yaitu metode
yang digunakan untuk menguji hubungan antara satu variabel dependen (Y) dan
satu variabel independen (X). Subjek penelitian yang digunakan pada penelitian
adalah kelas VIII-B putri sebanyak 27 siswa. Instrumen yang digunakan adalah
tes kinerja untuk mengamati kegiatan diskusi dan eksperimen peserta didik, tes
produk untuk menilai kualitas suatu produk (laporan kegiatan eksperimen), dan
tes tulis untuk menilai hasil belajar siswa ranah kognitif. Dari hasil analisis regresi
linier sederhana didapat nilai R Square sebesar 0,682. Hal tersebut menunjukkan
adanya hubungan yang linier antara penilaian proses dan hasil belajar siswa
sebesar 68,2%, sedangkan sisanya sebesar 31,8% dipengaruhi oleh faktor lain.

Kata Kunci : Penilaian Proses, Penilaian Kinerja, Penilaian Produk, Hasil Belajar
Siswa, Alat-alat Optik

iii

ABSTRACT
Rian Indra Gunawan. NIM 107016302361. Correlation Between Process Of
Assessment And Result Of Student Learning On Optical Instruments (at Daar
el Falaah Junior High School Mandalawangi Pandeglang Banten). Research,
Study of Physics Program, Natural science Course, Teaching And Education
Science Faculty. Syarif Hidayatullah Islamic State University Jakarta.
The research is aimed to find out correlation between process of assessment and
result of student learning on optical instruments (at Daar El Falaah Junior High
School Mandalawangi Pandeglang Banten). The research is held at Daar El
Falaah Junior High School Mandalawangi Pandeglang Banten on 27th April to
11th Mei 2013. The research used simple regression analysis method, which is
used to examine correlation between one dependent (Y) and one independent
variable (X). The subject of research is class VII B of female on 27 students. The
instrument is performance test to observe discussion activities and experiment of
learner. The test is to assess quality some product (experiment activity report).
Dan writing test to assess student output learning of cognitive aspect. The result
of simple linier regression analysis is obtained value of R Square in amount of
0,682. It Shows linier correlation between process of assessment and result of
student learning is amount of 68,2%, while the rest of 31,8% is influenced another
factors.
Keywords : Assessment Process, Perfomance Assessment, Product Assessment,
Result of Student Learning Optical Instruments.

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat,
hidayah dan karunia yang tak terhingga sehingga peneliti dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul Hubungan antara Penilaian Proses dan Hasil Belajar
Siswa pada Konsep Alat-alat Optik. Shalawat serta salam tercurah kepada
Rasul tercinta Muhammad SAW sebagai manusia sempurna pemimpin umat dan
panutan terbaik. Keselamatan atas keluarga, sahabat serta bagi kita selaku
pengikut ajarannya yang lurus.
Peneliti menyadari bahwa selesainya penulisan skripsi ini tidak terlepas
dari bantuan dan saran dari berbagai pihak yang berpartisipasi dalam penelitian
ini. Semoga menjadi amal baik dan dibalas oleh Allah dengan balasan yang lebih
baik. Secara khusus ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya peneliti
sampaikan kepada:
1. Ibu Dra. Nurlena Rifai, MA, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Baiq Hana Susanti, M. Sc., selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPA FITK
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Iwan Permana Suwarna, M.Pd., selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Fisika FITK Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Terima kasih atas inspirasi, ilmu, didikan, arahan, dan dukungan yang
diberikan dalam penyelesaian penulisan skripsi.
4. Ibu Kinkin Suartini, M.Pd., selaku dosen Pembimbing I yang telah
membimbing dan mengarahkan penulis dalam pembuatan skripsi, serta
meluangkan waktu, tenaga dan pikiran.
5. Bapak Hasian Pohan, M.Si., selaku dosen Pembimbing II yang telah
meluangkan banyak waktu, tenaga, dan pikirannya untuk membimbing dan
mengarahkan penulis dalam penulisan skripsi. Terima kasih pula atas berbagai
masukan sehingga dapat membuka cakrawala pengetahuan penulis.

6. Segenap dosen dan staf jurusan pendidikan IPA, khususnya program studi
pendidikan fisika, yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan selama
proses perkuliahan di UIN Syarif Hidayatullah.
7. Segenap guru dan staf di SMP Daar El Falaah Mandalawangi Pandeglang
Banten. Terima kasih atas sambutan, kebersamaan, serta kesempatan untuk
melakukan penelitian.
8. Bapakku Rahman dan mamahku Muslihah, yang telah memberikan kasih
sayang yang tak terbatas dan tak akan lekang dimakan waktu. Terima kasih
atas didikan, nasihat, dukungan, dan doa yang diberikan kepada ananda.
Semua dukungan yang diberikan kepada ananda senantiasa menjadi pengobat
lara, letih dan menjadi pemicu agar dapat melakukan segala yang terbaik
untuk membanggakan bapak dan mamah, Allahumma irhamhumaa kamaa
rabbayaanii shogiira. Untuk adik-adikku tersayang Indri Aprianti, Andri
Darmawan, dan Rai Wijaksana terima kasih atas segala doa, dukungan, dan
kasih sayang, kalianlah sumber inspirasi bagiku.
9. Kawan-kawan keluarga besar Physics Family 07, terima kasih atas segala
kebersamaan yang telah kita lalui bersama di kampus tercinta UIN Syarif
Hidayatullah.
10. Sahabat-sahabatku, Mas Anwar, Yogie, Rizal, Ziaul, Jideng, Fitri, Tahdia,
terima kasih atas dukungan dan bantuan yang kalian berikan.
Semoga segala bentuk bantuan, dukungan, saran, bimbingan, dan doa
yang diberikan kepada peneliti mendapatkan balasan yang baik di sisi Allah SWT.

Jakarta, 22 April 2014

Peneliti

vi

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .........................................................................

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ............................................

ii

ABSTRAK ....................................................................................................

iii

ABSTRACT ...................................................................................................

iv

KATA PENGANTAR ..................................................................................

DAFTAR ISI ................................................................................................. vii


DAFTAR TABEL ........................................................................................

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................

xi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xii

BAB I

PENDAHULUAN ........................................................................

A. Latar Belakang Masalah ...............................................................

B. Identifikasi Masalah .....................................................................

C. Batasan Masalah ...........................................................................

D. Rumusan Masalah ........................................................................

E. Tujuan Penelitian ..........................................................................

F. Manfaat Penelitian ........................................................................

BAB II

KAJIAN TEORITIS, DAN KERANGKA BERPIKIR ...........

A. Penilaian Pembelajaran dalam KTSP ...........................................

1. Pengertian Penilaian (Assesment) .................................................

2. Fungsi dan Tujuan Penilaian (Assesment) ....................................

3. Penilaian Berbasis Kelas (PBK) ...................................................

a. Pengertian Penilaian Berbasis Kelas (PBK) ............................

b. Tujuan Penilaian Berbasis Kelas (PBK) .................................. 10


c. Manfaat Penilaian Berbasis Kelas (PBK) ................................. 12
d. Fungsi Penilaian Berbasis Kelas (PBK) .................................... 12
e. Prinsip-prinsip Penilaian Berbasis Kelas (PBK) ....................... 13
f. Karakteristik Penilaian Berbasis Kelas (PBK) .......................... 14

vii

g. Jenis-jenis Penilaian Berbasis Kelas (PBK) .............................. 15


4. Assessmen Autentik ..................................................................... 24
B. Penilaian Kinerja (Performance Assesment) ................................ 25
1. Pengertian Penilaian Kinerja (Performance Assesment) .............. 25
2. Langkah-langkah Penerapan Penilaian Kinerja ............................ 26
3. Teknik Penilaian Kinerja .............................................................. 27
C. Penilaian Produk ........................................................................... 32
1. Pengertian Penilaian Produk ......................................................... 32
2. Teknik Penilaian Produk .............................................................. 33
D. Hasil Belajar Siswa ....................................................................... 34
1. Ranah Kognitif ............................................................................. 34
2. Ranah Afektif ............................................................................... 36
3. Ranah Psikomotorik ..................................................................... 38
E.

Kajian Materi Tentang Alat-alat Optik ......................................... 39

1. Pengertian Alat-alat Optik ............................................................ 41


2. Macam-macam Alat Optik ........................................................... 41
F.

Penelitian Yang Relevan .............................................................. 45

G. Kerangka Berpikir ........................................................................ 47

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................. 49


A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 49
B. Metode Penelitian ......................................................................... 49
C. Subjek Penelitian .......................................................................... 49
D. Prosedur Penelitian ....................................................................... 50
E.

Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 51

F.

Instrumen Penelitian ...................................................................... 51

1. Instrumen Tes Penilaian Kinerja .................................................. 52


2. Instrumen Tes Penilaian Produk .................................................... 53
3. Instrumen Tes Tulis ...................................................................... 54
G. Kalibrasi Instrumen ...................................................................... 55
1. Validitas ........................................................................................ 55

viii

2. Reliabilitas .................................................................................... 57
3. Taraf Kesukaran ........................................................................... 58
4. Daya Pembeda .............................................................................. 59
H. Teknik Deskriptif Analitis ............................................................ 60
1. Nilai Kinerja Siswa ....................................................................... 61
2. Nilai Produk Siswa ....................................................................... 61
3. Nilai Kinerja dan Produk Siswa (Nilai Proses) ............................ 62
4. Hasil Belajar Siswa ....................................................................... 62
5. Uji Regresi Penilaian Proses dan Penilaian Hasil Belajar ............ 63

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN........................... 65


A. Deskripsi Data Hasil Penelitian ..................................................... 65
1. Nilai Kinerja Siswa ....................................................................... 65
2. Nilai Produk Siswa ....................................................................... 67
3. Nilai Kinerja dan Nilai Produk (Nilai Proses) .............................. 68
4. Nilai Hasil Belajar Siswa .............................................................. 68
5. Hasil Analisis Regresi Linearitas Penilaian Proses dan
Hasil Belajar ................................................................................. 70
B. Pembahasan Hasil Penelitian ......................................................... 70
C. Keterbatasan Penelitian ................................................................. 73

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 74


A. Kesimpulan .................................................................................... 74
B. Saran .............................................................................................. 74

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 75


LAMPIRAN .................................................................................................. 79

ix

DAFTAR TABEL

No Tabel

Tabel 2.1

Judul Tabel

Halaman

Contoh 2 Penilaian Kinerja dengan Menggunakan Model


Chek-list pada Lompat Jauh Gaya Menggantung ...................... 29

Tabel 2.2

Contoh 1 Penilaian Kinerja dengan Menggunakan Model


Skala Penilaian (Rating Scale) ................................................... 30

Table 2.3

Contoh 2 Penilaian Kinerja dengan Menggunakan Model


Skala Penilaian (Rating Scale) ................................................... 31

Tabel 2.4

Contoh Lembar Penilaian Pembacaan Teks UUD 1945


dengan Model Skala Penilaian (Rating Scale) ........................... 31

Tabel 2.5

Contoh Lembar Penilaian Kinerja Olahraga pada


Ekstrakulikuler Silat ................................................................... 32

Tabel 2.6

Contoh Instrumen Penilaian Produk Penskoran Tugas


Untuk Penilaian Produk ............................................................. 33

Tabel 3.1

Uji Kelayakan Ahli pada Penilaian Kinerja .............................. 53

Tabel 3.2

Uji Kelayakan Ahli pada Penilaian Produk ............................... 54

Tabel 3.3

Kisi-kisi Instrumen Tes Tulis .................................................... 55

Tabel 3.4

Interpretasi Kriteria Reliabilitas Instrumen ............................... 57

Tabel 3.5

Interpretasi Indeks Kesukaran .................................................... 58

Tabel 3.6

Hasil Analisis Taraf Kesukaran Butir Soal ................................ 59

Tabel 3.7

Klasifikasi Daya Pembeda .......................................................... 60

Tabel 3.8

Hasil Analisis Daya Pembeda Butir Soal .................................. 60

Tabel 3.9

Klasifikasi Kategori Penilaian Kinerja Siswa ........................... 61

Tabel 3.10 Klasifikasi Kategori Penilaian Produk Siswa ............................. 62


Tabel 3.11 Klasifikasi Kategori Penilaian Hasil Belajar .............................. 63
Tabel 3.12 Interpretasi Koefisien Korelasi ................................................... 64
Tabel 4.1

Rekapitulasi Data Penilaian Kinerja ........................................... 66

Tabel 4.2

Rekapitulasi Data Penilaian Produk .......................................... 67

Tabel 4.3

Rekapitulasi Nilai Proses ........................................................... 68

Tabel 4.4

Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa ............................................... 69

DAFTAR GAMBAR

No Tabel

Judul Gambar

Halaman

Gambar 2.1 Peta Konsep Alat-alat Optik ...................................................... 40


Gambar 2.2 Mata dan Bagiannya .................................................................. 41
Gambar 2.3 Pembentukan Bayangan pada Mata Miopi ................................ 42
Gambar 2.4 Pembentukan Bayangan pada Mata Miopi setelah
Menggunakan Kacamata Lensa Negatif .................................... 43
Gambar 2.5 Pembentukan Bayangan pada Mata Hipermetropi .................... 43
Gambar 2.6 Pembentukan Bayangan pada Mata Hipermetropi setelah
Menggunakan Kacamata Lensa Positif ..................................... 43
Gambar 2.7 Bagian-bagian Kamera .............................................................. 44
Gambar 2.8 Pembentukan Bayangan pada Lup ............................................ 44
Gambar 2.9 Bagan Kerangka Berpikir ........................................................... 48
Gambar 3.1 Alur Prosedur Penelitian ............................................................ 51

xi

DAFTAR LAMPIRAN

No Lampiran

Judul Lampiran

Halaman

Lampiran 1

Silabus ................................................................................... 79

Lampiran 2

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ............................ 83

Lampiran 3

Lembar Kegiatan Siswa (LKS) ............................................. 109

Lampiran 4

Kisi-kisi Uji Instrumen Tes Tulis........................................... 122

Lampiran 5

Kisi-kisi Uji Instrumen Tes Tulis dan Alternatif Jawaban .... 123

Lampiran 6

Kalibrasi Uji Instrumen Tes Tulis .......................................... 140

Lampiran 7

Instrumen Penelitian Tes Tulis .............................................. 150

Lampiran 8

Instrumen Penilaian Kinerja................................................... 154

Lampiran 9

Instrumen Penilaian Produk .................................................. 156

Lampiran 10 Kelompok Kelas Subjek Penelitian ........................................ 160


Lampiran 11 Rekapitulasi Hasil Tes Tulis .................................................. 161
Lampiran 12 Rekapitulasi Penilaian Kinerja ............................................... 163
Lampiran 13 Rekapitulasi Penilaian Produk .............................................. 164
Lampiran 14 Rekapitulasi Penilaian Proses (Rata-rata Penilaian Kinerja
dan Produk) ........................................................................... 165
Lampiran 15 Mean, Median, Modus, dan Standar Deviasi Tes Tulis ........ 166
Lampiran 16 Uji Normalitas Tes Tulis ........................................................ 167
Lampiran 17 Analisis Regresi Linier Sederhana ........................................ 168
Lampiran 18 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ..................... 169
Lampiran 19 Uji Referensi ......................................................................... 170

xii

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Penilaian adalah suatu proses untuk mengetahui apakah proses dan hasil
dari suatu program kegiatan telah sesuai dengan tujuan atau kriteria yang telah
ditetapkan.1 Artinya, penilaian merupakan salah satu aspek penting yang harus ada
dalam

sebuah

pendidikan

formal

yang

bertujuan

untuk

mengetahui

perkembangan, kemajuan dan hasil belajar siswa selama program pendidikan.


Penilaian dalam KTSP menganut prinsip berkelanjutan dan komprehensif guna
mendukung upaya memandirikan siswa untuk belajar, bekerja sama, dan menilai
diri sendiri. Karena itu, penilaian dilakukan dengan penilaian berbasis kelas yang
dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran.
Penilaian dalam suatu pembelajaran harus bersifat heterogen (tidak boleh
satu jenis penilaian), hal ini disebabkan satu jenis penilaian tidak dapat menilai
kompetensi (pengetahuan, keterampilan, dan sikap), kelengkapan cakupan yang
ingin dicapai, dan hasil belajar peserta didik berdasarkan tingkat pencapaian
prestasi peserta didik. Oleh sebab itu, jika kita menggunakan satu jenis penilaian
saja hasil penilaian yang didapat kurang autentik.
Autentik assesmen adalah teknik evaluasi belajar yang sengaja dirancang
agar penilaian yang diberikan kepada pesera didik dijamin keasliannya,
kejujurannya dan hasilnya dapat terpercaya.2 Penilaian autentik merupakan jenis
penilaian yang memicu peserta didik berperan aktif membangun pengetahuan dan
membentuk kompetensi seperti yang ditetapkan dalam Standar Kompetensi
Lulusan (SKL), Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), maupun
indikator. Penerapan penilaian autentik dapat membantu siswa untuk menerapkan
informasi akademik dan kecakapan yang telah diperoleh pada situasi nyata untuk

Sarwiji Suwandi, Model Assesmen Dalam Pembelajaran, (Surakarta: Yuma Pustaka,


2010), h. 7.
2
Yuham Nuram Sujiono, Mengajar dengan Portofolio: Praktis Dilaksanakan di
Perguruan Tinggi, SMA, SMP, SD yang sederajat, serta TK dan Kelompok Bermain, (Jakarta: PT
Indeks, 2010), h. 8.

tujuan tertentu. Selain itu penilaian autentik memberikan kesempatan luas bagi
para peserta didik untuk dapat menunjukkan apa yang telah mereka pelajari
selama proses belajar mengajar.
Terdapat beberapa penilaian autentik yang dapat digunakan untuk menilai
hasil belajar siswa, antara lain penilaian dengan tes, penilaian kinerja, penilaian
sikap, penilaian proyek, penilaian produk, penilaian portofolio dan penilaian diri.
Penilaian kinerja dan penilaian produk merupakan jenis penilaian yang
mengutamakan kepada penilaian proses belajar mengajar. Kedua jenis penilaian
ini dapat digunakan untuk menilai keterampilan atau ranah psikomotorik siswa.
Sehingga dengan diterapkannya penilaian kinerja dan penilaian produk ini
diharapkan dapat dilihat hubungan antara ranah kognitif dengan ranah
psikomotorik.
Penilaian kinerja (unjuk kinerja) merupakan penilaian yang dilakukan
dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu.3 Jenis
penilaian ini sangat cocok untuk menilai siswa dalam melaksanakan tugas
diantaranya: praktikum, presentasi, diskusi, demonstrasi, dan lain-lain. Dengan
adanya penilaian semacan ini, guru dapat melihat secara langsung kinerja siswa
yang sebenarnya serta dapat memperbaiki juga mengoreksi jika ada kinerja siswa
yang kurang tepat dari suatu kompetensi. Penilaian produk adalah penilaian
terhadap keterampilan dalam membuat suatu produk dan kualitas produk.
Penilaian produk meliputi penilaian kemampuan peserta didik membuat produkproduk teknologi dan seni, seperti: makanan, pakaian, hasil karya seni (patung,
lukisan, gambar), barang-barang terbuat dari kayu, keramik, plastik dan logam.4
Fisika merupakan salah satu cabang dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
yang mempelajari gejala-gejala alam, khususnya interaksi antara materi dan
energi. Di dalam fisika banyak terdapat konsep yang berkaitan dengan kehidupan
sehari-hari dan mudah untuk ditemui dalam penerapannya. Diantaranya konsep
pengukuran, gerak, gaya, energi, pesawat sederhana, tekanan, getaran, gelombang,
bunyi, cahaya, alat optik.
3

Ibid., h. 72.
Hamzah B Uno, Satria Koni, Assesment Pembelajaran, Ed. 1, Cet. 1, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2012) h. 22-23.
4

Dalam penelitian ini dicoba untuk menerapkan penilaian kinerja dan


penilaian produk pada konsep alat-alat optik. Alasannya pemilihan konsep alatalat optik karena pada konsep ini terdapat kegiatan untuk melakukan eksperimen
dan pembuatan laporan setelah melakukan kegiatan eksperimen. Kegiatan
eksperimen dapat dinilai dengan penilaian kinerja, sedangkan laporan dapat
dinilai dengan menggunakan penilain produk. Pada kenyataanya penilaian jarang
dilakukan pada proses dan produk pembelajaran karena penilaian lebih terpaku
kepada penilaian hasil belajar saja, berdasarkan kenyataan tersebut peneliti merasa
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: HUBUNGAN ANTARA
PENILAIAN PROSES DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP
ALAT-ALAT OPTIK

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa
masalah sebagai berikut:
1. Penilaian yang diterapkan di sekolah lebih cenderung kepada penilaian hasil
belajar siswa pada ranah kognitif saja, namun kurang memperhatikan ranah
psikomotorik dan ranah afektif
2. Setiap jenis penilaian autentik memiliki kelebihan tersendiri, namun tidak
semua jenis penilaian cocok diterapkan pada suatu konsep fisika. Oleh sebab
itu diperlukan peran seorang guru untuk menentukan jenis penilaian yang
sesuai dengan kriteria keterampilan yang hendak dicapai.

C. Batasan Masalah
Agar penelitian yang dilakukan dapat lebih terarah dan mendalam, maka
penulis memberikan batasan, yaitu:
1. Penilaian yang digunakan untuk menilai proses pembelajaran adalah dengan
menggunakan penilaian kinerja dan penilaian produk peserta didik meliputi
diskusi siswa, melakukan kegiatan eksperimen dan pengambilan data, serta
pembuatan produk berupa laporan hasil kegiatan eksperimen.

2. Penilaian hasil belajar yang digunakan adalah dalam bentuk tes pilihan ganda
dengan empat alternatif jawaban, dengan tingkat berfikir mengingat (C1),
memahami (C2), dan mengaplikasikan (C3).
3. Konsep yang digunakan pada penelitian adalah konsep alata-alat optik yang
meliputi pengertian alat-alat optik, dan macam-macam alat optik yang disajikan
dengan pembelajaran diskusi dan eksperimen.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang telah
diuraikan di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah:
Bagaimanakah hubungan antara penilaian proses dan hasil belajar siswa pada
konsep alat-alat optik?

E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah, maka penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara penilaian proses dan hasil belajar siswa pada konsep
alat-alat optik.

F.

Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat, bagi:

1. Siswa, diharapkan dengan adanya penerapan penilaian autentik dapat


mendorong

mereka

mengembangkan

kemampuan

berkomunikasi,

memecahkan masalah, melakukan kegiatan sesuai dengan arahan guru,


mengoperasikan alat, dan lain-lain.
2. Guru, diharapakan menjadi informasi tentang jenis penilaian autentik yang
dapat diterapkan dalam pelajaran fisika khususnya pada konsep alat-alat optik.

BAB II
KAJIAN TEORITIS, DAN KERANGKA BERPIKIR

A. Penilaian Pembelajaran dalam KTSP


1.

Pengertian Penilaian (Assesment)


Assesment berasal dari bahasa Inggris Assessment yang berarti

penilaian, keputusan mengenai nilai/harga, penentu hasil ujian/ulangan. 1 Dalam


Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), penilaian berasal dari kata nilai yang
diberi imbuhan pe-an. Pe.ni.lai.an: proses, cara, perbuatan menilai; pemberian
nilai (biji, kadar mutu, harga): penelaahan dan ~ yang lengkap.2 Penilaian adalah
proses sistematis meliputi pengumpulan informasi (angka, deskripsi verbal),
analisis, interpretasi informasi untuk membuat keputusan.3
Arnie Fajar menjelaskan pengertian assesmen adalah sebagai berikut:
Assesmen dapat diartikan sebagai proses pembelajaran yang dilakukan secara
sistematis, untuk mengungkap kemajuan siswa secara individu untuk menentukan
pencapaian hasil belajar dalam rangka pencapaian kurikulum. Adapun maksud
dari assesmen adalah : a) melacak kemajuan siswa (keeping track), b) mengecek
ketercapaian kemajuan (checking up), c) mendeteksi kesalahan (finding out), d)
menyimpulkan (summing up).4
Sumarna dan Hatta mengemukakan pengertian penilaian sebagai berikut:
Penilaian merupakan proses menyimpulkan dan menafsirkan fakta-fakta dan
membuat pertimbangan dasar yang profesional untuk mengambil kebijakan pada
sekumpulan informasi, yaitu informasi tentang peserta didik.5
Sarwiji menjelaskan bahwa assesmen adalah suatu proses untuk
mengetahui apakah proses dan hasil dari suatu program kegiatan telah sesuai

Kamus Populer Inggris-Indonesia/ Rayner Hardjono. (Jakarta: Gramedia Pustaka


Utama, 2002), h. 21.
2
Kamus Besar Bahasa Indonesia/ Tim penyusun Kamus Pusat Bahasa, Ed. 4. (Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 2008), h. 963.
3
Departemen Pendidikan Nasional, Materi Sosialisasi dan Pelatihan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) Sekolah DasarI. Power Point. (Jakarta: Januari 2007), h. 210.
4
Arnie Fajar, Portofolio dalam Pelajaran IPS. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004),
h. 218.
5
Sumarna Surapranata dan Muhammad Hatta, Penilaian Portofolio Implementasi
Kurikulum 2004, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), h. 3.

dengan tujuan atau kriteria yang telah ditetapkan.6 Muslich menyatakan bahwa
asesmen yaitu proses pengumpulan berbagai informasi dan data pembelajaran
yang dapat digunakan sebagai dasar untuk menetapkan keputusan profesional
tentang program dan pelaksanaan pembelajaran serta memberikan balikan
terhadap perkembangan siswa.7 Sedangkan Anwar dan Harmi menyatakan bahwa:
penilaian merupakan suatu proses untuk menggambarkan perubahan diri siswa
setelah mengikuti pembelajaran.8
Penilaian juga dapat diartikan sebagai proses mendapakan informasi dalam
bentuk apapun yang dapat digunakan untuk dasar pengambilan keputusan tentang
siswa, baik yang menyangkut kurikulum, program pembelajaran, iklim sekolah,
maupun kebijakan-kebijakan sekolah.9 Lebih terperinci Kusaeri dan Suprananto
menyatakan penilaian adalah suatu prosedur sistematis dan mencakup kegiatan
mengumpulkan, menganalisis, serta menginterpretasikan informasi yang dapat
digunakan untuk membuat kesimpulan tentang karakteristik seseorang atau
objek.10
Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa assesmen
(penilaian) adalah proses pengumpulan bukti yang dilakukan secara sengaja,
sistematis, dan berkelanjutan serta digunakan untuk mengetahui perkembangan,
kemajuan

dan

menilai

kompetensi

siswa

selama

program

pendidikan

dilaksanakan.

Sarwiji Suwandi, Model Assesmen Dalam Pembelajaran, (Surakarta: Yuma Pustaka, 2010),

h. 7.
7

Masnur Muslich, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual Panduan bagi
Guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas Sekolah, Cet. 6, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 94.
8
Kasful Anwar, Hendra Harmi, Perencanaan Sistem Pembelajaran Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan KTSP, (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 130.
9
Hamzah B Uno, Satria Koni, Assesment Pembelajaran, Ed. 1, Cet. 1, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2012), h. 2.
10
Kusaeri dan Suprananto, Pengukuran dan Penilaian Pendidikan, (Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2012), h. 8.

2.

Fungsi dan Tujuan Penilaian (Assesment)


Suatu penilaian (assesment) memiliki fungsi penting dalam membantu

menilai kemampuan siswa, baik dilihat dari proses maupun hasil yang didapat
siswa. Fungsi penilaian menurut Suharsimi Arikunto adalah sebagai berikut: 11
a. Selektif
Dengan cara mengadakan penilaian guru mempunyai cara untuk mengadakan
seleksi atau penilaian terhadap siswanya. Penilaian itu sendiri mempunyai
berbagai tujuan, antara lain:
1) Untuk memilih siswa yang dapat diterima di sekolah tertentu.
2) Untuk memilih siswa yang dapat naik kelas atau tingkat berikutnya.
3) Untuk memilih siswa yang seharusnya mendapat beasiswa.
4) Untuk memilih siswa yang sudah berhak meninggalkan sekolah dan
sebagainya.
b. Diagnostik
Apabila alat yang digunakan dalam penilaian cukup memenuhi persyaratan,
maka dengan melihat hasilnya, guru akan mengetahui kelemahan siswa. Di
samping itu, diketahui pula sabab-musabab kelemahan itu. Jadi dengan
mengadakan penilaian, sebenarnya guru mengadakan diagnosis kepada siswa
tentang kebaikan dan kelemahannya. Dengan diketahuinya sebab-sebab
kelemahan ini, akan lebih mudah dicari cara untuk mengatasinya.
c. Penempatan
Sistem baru yang kini banyak dipopulerkan di negara barat, adalah sistem
belajar sendiri. Belajar sendiri dapat dilakukan dengan cara mempelajari
sebuah paket belajar yang lain. Sebagai alasan dari timbulnya sistem ini adalah
adanya pengakuan yang besar terhadap kemampuan individual. Setiap siswa
sejak lahirnya telah membawa bakat sendiri-sendiri sehingga pelajaran akan
lebih efektif apabila disesuaikan dengan pembawaan yang ada. Akan tetapi
disebabkan karena keterbatasan sarana dan tenaga, pendidikan yang bersifat
individual kadang-kadang sukar sekali dilaksanakan. Pendekatan yang lebih
11

Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Cet. 11, (Jakarta: Bumi


Aksara, 2010), h. 10-11.

bersifat melayani perbedaan kemampuan, adalah pengajaran secara kelompok.


Untuk dapat menentukan dengan pasti di kelompok mana seorang siswa harus
ditempatkan, digunakan suatu penilaian. Sekelompok siswa yang mempunyai
hasil penilaian yang sama, akan berada dalam kelompok yang sama dalam
belajar.
d. Pengukur keberhasilan
Penilaian dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana suatu program berhasil
diterapkan.
Bexter dalam Sarwiji mengemukakan alasan mengenai pentingnya
penilaian dalam pembelajaran. Pertama, untuk membandingkan siswa satu
dengan siswa lainnya. Kedua, untuk mengetahui apakah para siswa memenuhi
standar tertentu. Ketiga, untuk membantu kegiatan pembelajaran siswa. Guru
perlu menilai pada bagian mana siswa memerlukan lebih banyak bantuan.
Berdasarkan hasil analisis tersebut guru dapat memberi bantuan pembelajaran
secara efektif. Keempat, untuk mengetahui atau mengontrol apakah program
pembelajaran berjalan sebagaimana mestinya. Penilaian atau tes ini dimaksudkan
untuk menganalisis kesalahan yang secara umum dilakukan para siswa sehingga
dapat dijadikan sebagai dasar untuk memutuskan perlu tidaknya mengubah
program pendidikan atau program pembelajaran yang dilakukan.12
Arnie Fajar mengungkapkan tujuan penilaian adalah untuk mengukur
seberapa jauh keberhasilan proses pembelajaran yang telah dilaksanakan,
dikembangkan

dan

ditanamkan

di

sekolah

serta

dapat

dihayati,

diamalkan/diterapkan, dan dipertahankan oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari.


Selain itu, penilaian bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh keberhasilan guru
dalam melaksanakan proses pembelajaran yang digunakan sebagai feed
back/umpan balik bagi guru dalam merencanakan proses pembelajaran
selanjutnya. Hal ini dimaksudkan untuk mempertahankan, memperbaiki dan
menyempurnakan proses pembelajaran yang dilaksanakan.13

12
13

Sarwiji Suwandi, Op. Cit., h. 9.


Arnie Fajar, Op. Cit., h. 220.

Berdasarkan beberapa fungsi tersebut, seorang guru, pengajar, dan


lembaga yang berkepentingan dapat memilih dan menyesuaikan fungsi
berdasarkan kebutuhan dari sebuah penilaian.
3.

Penilaian Berbasis Kelas (PBK)

a.

Pengertian Penilaian Berbasis Kelas (PBK)


Penilaian kelas merupakan proses pengumpulan dan penggunaan informasi

oleh guru melalui sejumlah bukti untuk membuat keputusan tentang pencapaian
hasil belajar.14 Menurut Surapranata dan Hatta

penilaian berbasis kelas

merupakan proses pengumpulan dan penggunaan informasi dan hasil belajar


peserta didik yang dilakukan oleh guru untuk menetapkan tingkat pencapaian dan
penguasaan peserta didik terhadap tujuan pendidikan yang telah ditetapkan, yaitu
standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator pencapaian belajar yang
terdapat dalam kurikulum.15
Selanjutnya, Sarwiji Suwandi mengungkapkan penilaian berbasis kelas
merupakan proses pengumpulan dan penggunaan informasi dan hasil belajar
peserta didik yang dilakukan oleh guru untuk menetapkan tingkat pencapaian dan
penguasaan peserta didik terhadap tujuan pendidikan yang telah ditetapkan, yaitu
standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator pencapaian belajar yang
terdapat dalam kurikulum. Penilaian berbasis kelas ini dapat dilaksanakan di
dalam dan/atau di luar kelas seperti di laboratorium maupun lapangan.16
Muslich menyatakan bahwa PBK merupakan proses pengumpulan,
pelaporan, dan penggunaan informasi tentang hasil belajar peserta didik dengan
menerapkan prinsip-prinsip penilaian, pelaksanaan berkelanjutan, bukti-bukti
autentik, akurat, dan konsisten (sebagai akuntabilitas publik).17
Penilaian kelas pada dasarnya merupakan rangkaian kegiatan pendidikan
yang terkait dengan pengambilan keputusan tentang pencapaian kompetensi atau

14

Departemen Pendidikan Nasional, Op. Cit., h. 210.


Sumarna Surapranata dan Muhammad Hatta, Op. Cit., h. 5.
16
Sarwiji Suwandi, Op. Cit., h. 12.
17
Masnur Muslich, Authentic Assesment: Penilaian Berbasis Kelas dan Kompetensi,
(Bandung: Refika Aditama, 2011), h. 32.
15

10

hasil belajar siswa selama mengikuti proses pembelajaran.18 Dalam melaksanakan


penilaian kelas, ada beberapa proses yang harus dilaksanakan melalui langkahlangkah perencanaan, penyusunan alat penilaian, pengumpulan informasi melalui
sejumlah bukti untuk menunjukkan pencapaian hasil belajar peserta didik. Pada
penilaian berbasis kelas ini, hasil belajar siswa yang telah dilakukan pada periode
tertentu dibandingkan dengan hasil yang dimiliki siswa tersebut sebelumnya,
tetapi pada penilaian ini tidak dianjurkan untuk dibandingkan dengan siswa yang
lain agar mereka tidak merasa dihakimi.
Berdasarkan definisi penilaian berbasis kelas dapat dipahami sebagai
proses pengumpulan informasi yang dilakukan guru secara terus menerus selama
kegiatan belajar mengajar baik di dalam kelas ataupun di luar kelas dengan
mengambil keputusan tentang pencapaian kompetensi atau hasil belajar siswa
selama proses pembelaran.
Hal-hal yang harus diperhatikan guru dalam melaksanakan Penilaian
Berbasis Kelas (PBK) adalah sebagai berikut: 19
1) Memandang penilaian sebagai bagian integral dari kegiatan pembelajaran
2) Mengembangakan strategi pembelajaran yang mendorong dan memperkuat
proses penilaian sebagai kegiatan refleksi (bercermin diri dan pengalaman
belajar)
3) Melakukan berbagai strategi penilaian di dalam program pembelajaran untuk
menyediakan berbagai jenis informasi tentang hasil belajar siswa.
4) Mengakomodasi kebutuhan khusus siswa
5) Mengembangkan sistem pencatatan yang menyediakan cara yang bervariasi
dalam pengamatan belajar siswa
6) Menggunakan penilaian dalam rangka mengumpulkan informasi untuk
membuat keputusan tentang tingkat pencapaian siswa.
b.

Tujuan Penilaian Berbasis Kelas (PBK)


Secara umum semua jenis penilaian berbasis kelas bertujuan untuk menilai

hasil belajar peserta didik di sekolah, mempertanggungjawabkan penyelenggaraan


18
19

Hamzah B Uno, Satria Koni, Op. Cit., h. 4.


Masnur Masnur Muslich, Op. Cit., h. 92.

11

pendidikan kepada masyarakat, dan untuk mengetahui ketercapaian mutu


pendidikan secara umum. Penilaian berbasis kelas bertujuan untuk mengetahui
kemajuan dan hasil belajar peserta didik, mendiagnosis kesulitan belajar,
memberikan umpan balik/perbaikan proses pembelajaran, penentuan kenaikan
kelas; dan memotivasi belajar peserta didik dengan cara mengenal dan memahami
diri dan merangsang untuk melakukan usaha perbaikan.
Kasful Anwar Us dan Hendra Harmi menyebutkan beberapa tujuan
penting dalam pembelajaran diantaranya sebagai berikut: 20
1) Grading, penilaian ditujukan untuk menentukan atau membedakan kedudukan
hasil kerja siswa dibandingkan dengan siswa lain. Fungsi penilaian grading ini
cenderung membandingkan anak dengan anak yang lain, sehingga mengacu
kepada penilaian acuan norma.
2) Alat seleksi, penilaian ditujukan untuk memisahkan antara siswa yang masuk
dalam kategori tertentu dan yang tidak. Siswa yang boleh masuk sekolah
tertentu atau yang tidak boleh.
3) Untuk menggambarkan sejauh mana seorang siswa telah menguasai
kompetensi.
4) Bimbingan, penilaian bertujuan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa dalam
rangka membantu siswa memahami dirinya, membuat keputusan tentang
langkah berikutnya, baik untuk pemilihan program, pengembangan kepribadian
maupun untuk penjurusan.
5) Alat diagnosis, penilaian bertujuan untuk menunjukkan kesulitan belajar yang
dialami siswa dan kemungkinan prestasi yang bisa dikembangkan. Ini akan
membantu guru menentukan apakah seseorang perlu remediasi atau pengayaan.
6) Alat prediksi, penilaian bertujuan untuk mendapatkan informasi yang dapat
memprediksi bagaimana kinerja siswa pada jenjang pendidikan berikutnya atau
dalam pekerjaan yang sesuai.

20

Kasful Anwar, Hendra Harmi, Op. Cit., h. 132.

12

c.

Manfaat Penilaian Berbasis Kelas (PBK)


Sumarna dan Hatta mengungkapkan beberapa manfaat dari penilaian

berbasis kelas, diantaranya: 21


1) Memberikan umpan balik pada program jangka pendek yang dilakukan peserta
didik dan guru dalam kegiatan proses belajar sehingga memungkinkan
pembuatan koreksi hasil penilaian.
2) Memberi kegunaan hasil pembelajaran peserta didik dengan melibatkan peserta
didik secara maksimal.
3) Membantu pembuatan laporan lebih bagus dan meningkatkan efisiensi
pembelajaran, dan
4) Mendorong pembelajaran sebagai proses penilaian formatif yang melibatkan
banyak waktu untuk melakukan umpan balik dan perbaikan hasil peserta didik.
Bagi peserta didik, penilaian berbasis kelas sangat bermanfaat untuk:
1) Memantau pembelajaran dirinya secara lebih baik.
2) Menitikberatkan pada kebutuhan perubahan kemampuan, keterampilan dan
nilai.
Sementara itu, bagi orang tua penilaian berbasis kelas sangat bermanfaat
untuk:
1) Mengetahui kelemahan dan peringkat anaknya.
2) Mendorong orang tua peserta didik untuk melakukan bimbingan kepada
anaknya, dan
3) Melibatkan orang tua peserta didik untuk melakukan diskusi dengan
guru/sekolah dalam hal perbaikan kelemahan peserta didik.
d.

Fungsi Penilaian Berbasis Kelas (PBK)


Fungsi penilaian berbasis kelas yang dilaksanakan oleh guru memiliki

berbagai fungsi, beberapa fungsi dari penilaian berbasis kelas tersebut


diantaranya: 22
1) Menggambarkan sejauh mana seorang peserta didik telah menguasai suatu
kompetensi.
21
22

Sumarna Surapranata dan Muhammad Hatta, Op. Cit., h. 5-6.


Hamzah B Uno, Satria Koni, Op. Cit., h. 36.

13

2) Mengevaluasi hasil belajar peserta didik dalam rangka membantu peserta didik
memahami dirinya, membantu keputusan tentang langkah berikutnya, baik
untuk pemilihan program, pengembangan kepribadian maupun untuk
penjurusan (sebagai bimbingan).
3) Menemukan

kesulitan

belajar

dan

kemungkinan

prestasi

yang

bisa

dikembangkan peserta didik dan sebagai alat diagnosis yang membantu guru
menentukan apakah seseorang perlu mengikuti remedial atau pengayaan.
4) Menemukan kelemahan dan kekurangan proses pembelajaran yang sedang
berlangsung guna perbaikan proses pembelajaran berikutnya.
5) Sebagai kontrol bagi guru dan sekolah tentang kemajuan perkembanga peserta
didik.
Jadi fungsi penilaian berbasis kelas diantaranya untuk mengetahui
penguasaan peserta didik terhadap suatu kompetensi, evaluasi hasil belajar,
menemukan kesulitan dan kemungkinan prestasi yang dapat dikembangkan dari
peserta didik serta sebagai alat diagnosis, menemukan kelemahan dan kekurangan
proses pembelajara, dan sebagai alat kontrol bagi guru dan sekolah.
e.

Prinsip-prinsip Penilaian Berbasis Kelas (PBK)


Prinsip penilaian berbasis kelas yang perlu diperhatikan oleh guru. Prinsip

umum Penilaian Berbasis Kelas (PBK) meliputi: 23


1) Valid (penilaian berbasis kelas harus mengukur apa yang seharusnya diukur
dengan menggunakan alat ukur yang dapat dipercaya dan sahih).
2) Mendidik (penilaian harus memberi sumbangan yang positif terhadap
pencapaian hasil belajar siswa: dirasakan sebagai penghargaan yang
memotivasi bagi siswa yang berhasil dan sebagai pemicu semangat untuk
meningakatkan hasil belajar bagi yang kurang berhasil).
3) Berorientasi pada kompetensi (mampu menilai pencapaian kompetensi yang
dimaksud dalam kurikulum).
4) Adil dan objektif (penilaian harus adil terhadap semua siswa dan tidak
membeda-bedakan latar belakang siswa).

23

Sarwiji Suwandi, Op. Cit., h. 21-22.

14

5) Terbuka (kriteria penilaian hendaknya terbuka bagi berbagai kalangan sehingga


keputusan tentang keberhasilan siswa jelas bagi pihak yang berkepentingan).
6) Berkesinambungan (penilaian dilakukan secara berencana, bertahap, teratur,
terus menerus, dan berkesinambungan untuk memperoleh gambaran tentang
perkembangan kemajuan belajar siswa).
7) Menyeluruh (penilaian terhadap hasil belajar siswa hendaknya dilaksanakan
secara menyeluruh, utuh, dan tuntas yang mencakup aspek kognitif, afektif,
dan psikomotorik serta berdasarkan berbagai teknik dan prosedur penilaian
dengan berbagai bukti hasil belajara siswa).
8) Bermakna (penilaian hendaknya mudah dipahami dan mudah ditindaklanjuti
oleh pihak-pihak yang berkepentingan).
Menurut Uno dan Koni, penilaian kelas meliputi: (1) valid, (2) reliabel, (3)
total, (4) kontinu, (5) objektif, dan (6) membelajarkan peserta didik.24 Sedangkan
menurut Surapranata dan Hatta prinsip-prinsip dasar yang harus digunakan dalam
Penilaian Berbasis Kelas (PBK) adalah: (1) motivasi, (2) validitas, (3) adil, (4)
terbuka, (5) berkesinambungan, (6) bermakna, (7) menyeluruh, dan (8) edukatif.25
f.

Karakterisrik Penilaian Berbasis Kelas (PBK)


Penilaian berbasis kelas (PBK) memiliki karakteristik istimewa sebagai

berikut: 26
1) Pusat belajar dan berakar dalam proses pembelajaran
Perhatian utama penilaian berbasis kelas tidak terletak pada perbaikan
mengajar melainkan pada perhatian guru dan peserta didik dalam perbaikan
hasil belajar. Adapun apabila guru melakukan perbaikan program pengajaran
sebagaimana diuraiakan di atas, tujuannya tidak lain adalah dalam rangka
memperbaiki hasil belajar peserta didik. Penilaian berbasis kelas dapat
memberikan informasi dan petunjuk bagi guru dan peserta didik dalam
membuat pertimbangan yang tujuan utamanya adalah untuk memperbaiki
hasil belajar. Sebagai contoh misalnya ketika seorang peserta didik memiliki

24

Hamzah B Uno, Satria Koni, Op. Cit., h. 37-38.


Sumarna Surapranata dan Muhammad Hatta, Op. Cit., h. 8-11.
26
Ibid., h. 13-15.
25

15

nilai yang kurang baik dari suatu mata pelajaran, maka yang harus diperbaiki
adalah bukan cara mengajar melainkan menekankan pada bagaimana
meningkatkan hasil belajar peserta didik tersebut.
Penilaian berbasis kelas dapat dipandang sebagai suatu usaha untuk
membangun proses pembelajaran yang lebih baik salah satunya dengan
melakukan umpan balik pada belajar peserta didik lebih sistematik, fleksibel,
dan efektif. Guru atara lain harus bertanya kepada peserta didik tentang
konsep-konsep yang harus dikuasai peserta didik, memonitor bahasa badan
dan ekspresi wajah peserta didik. Hal yang juga sangan penting adalah guru
harus selalu bertanya apakah peserta didik mengerjakan pekerjaan rumah.
Penilaian berbasis kelas memberi suatu cara untuk melakukan penilaian secara
menyeluruh dan sistematik dalam proses pembelajaran di kelas. Dengan
demikian, penilaian berbasis kelas senantiasa berakar dalam proses
pembelajaran. Karena difokuskan pada belajar, maka penilaian berbasis kelas
memerlukan partisipasi aktif peserta didik. Dalam hal ini guru terus menerus
memotivasi peserta didik agar hasil belajar mereka meningkat.
2) Umpan Balik
Penilaian berbasis kelas dapat juga diartikan sebagai suatu alur proses umpan
balik (feedback up) di kelas. Guru maupun peserta didik dapat dengan cepat
dan mudah menggunakan penilaian berbasis kelas sebagai umpan balik. Dari
hasil penilaian berbasis kelas guru maupun peserta didik dapat melakukan
saran perbaikan belajar. Melalui umpan balik ini seluruh pihak yang
berkepentingan di sekolah baik kepala sekolah, guru, dan peserta didik dalam
proses pembelajaran akan menjadi lebih efisien dan lebih efektif. Penilaian
berbasis kelas dapat dipandang sebagai alat untuk formatif. Penilaian berbasis
kelas bukan hanya untuk memberi nilai atau skor (grading) peserta didik,
tetapi juga untuk mendapatkan informasi bagi perbaikan mutu belajar peserta
didik.
g.

Jenis-jenis Penilaian Berbasis Kelas


Penilaian

merupakan

hal

mutlak

dilakukan

dalam

mengetahui

perkembangan dan pencapaian siswa dalam proses belajar mengajar. Secara

16

umum penilaian berbasis kelas antara lain terdiri atas ulangan harian, pemberian
tugas, dan ulangan umum. Ada berbagai bentuk dan teknik yang biasa dilakukan
dalam penilaian berbasis kelas antara lain penilaian dengan tes, penilaian kinerja,
penilaian sikap, penilaian proyek, penilaian produk, penilaian portofolio dan
penilaian diri.
1) Penilaian dengan Tes
Tes merupakan suatu pemberian tugas atau pertanyaan yang harus dikerjakan
oleh siswa yang sedang dites. Jawaban yang diberikan siswa terhadap
pertanyaan-pertanyaan itu dianggap sebagai informasi terpercaya yang
mencerminkan kemampuannya. Informasi tersebut dinyatakan sebagai
masukan penting untuk mempertimbangakan siswa.27
Senada dengan di atas Hamzah dan Satria menyatakan tes adalah seperangkat
tugas yang harus dikerjakan atau sejumlah pertanyaan yang harus dijawab oleh
peserta didik umtuk mengukur tingkat pemahaman dan penguasaannya
terhadap cakupan materi yang dipersyaratkan dan sesuai dengan tujuan
pengajaran tertentu.28
Jadi tes merupakan tugas atau pertanyaan yang diberikan guru terhadap siswa
yang harus dijawab dan dikerjakan untuk mengukur pemahaman siswa tentang
materi yang yang diajarkan.
Ada beberapa tujuan penggunaan penilaian tes tertulis, diantaranya: 29
a) Mendiagnosis siswa (kekuatan dan kelemahan).
b) Menilai kemampuan siswa (keterampilan, pengetahuan dan sikap).
c) Memberikan bukti atas kemampuan yang telah dicapai
d) Untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran yang telah dilakukan.
e) Monitoring standar pendidikan.
Kegiatan penilaian dengan tes dapat dilaksanakan jika ada seperangkat alat tes
seperti tugas, pertanyaan, atau latihan. Perangkat tugas, pertanyaan, atau
latihan itulah yang kemudian dikenal sebagai alat tes atau instrumen tes.
Beberapa bentuk alat penilaian tes tertulis diantaranya: (1) pilihan ganda
27

Sarwiji Suwandi, Op. Cit., h. 39.


Hamzah B Uno, Satria Koni, Op. Cit., h. 3.
29
Kasful Anwar, Hendra Harmi, Op. Cit., h. 138
28

17

(objektif), (2) dua pilihan benar-salah, ya-tidak (objektif), (3) menjodohkan


(objektif), (4) isian atau melengkapi (non objektif), (5) jawaban singkat atau
pendek (objektif), soal uraian, dan (6) pertanyaan lisan.30
2) Penilaian Unjuk Kinerja (Performance Assesment)
Penilaian unjuk kinerja adalah penilaian berdasarkan hasil pengamatan penilai
terhadap aktivitas siswa sebagaimana yang terjadi.31 Sarwiji menyatakan
penilaian kinerja (unjuk kerja) merupakan penilaian yang dilakukan dengan
mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu.32
Penilaian unjuk kinerja menurut Hamzah dan Satria adalah penilaian yang
dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu.
Lebih jauh lagi mereka menerangkan bahwa penilaian ini cocok digunakan
untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik
menunjukkan unjuk kinerja. Unjuk kinerja yang dapat diamati seperti bermain
peran,

memainkan

alat

musik,

bernyanyi,

membaca

puisi/deklarasi,

menggunakan alat laboratorium, dan mengopersikan suatu alat.33


3) Penilaian Sikap
Penilaian sikap adalah penilaian terhadap perilaku dan keyakinan siswa
terhadap suatu objek, fenomena, atau masalah. Penilaian ini dapat dilakukan
dengan cara, diantaranya: (1) Observasi perilaku, misalnya tentang kerja sama,
inisiatif, perhatian, (2) Pertanyaan langsung, misalnya tanggapan terhadap tata
tertib sekolah baru, (3) Laporan pribadi, misalnya menulis pandangan tentang
kerusuhan antar etnis.34
Menurut Sarwiji objek sikap yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran
berbagai mata pelajaran adalah sebagai berikut: (1) Sikap terhadap materi
pelajaran, (2) Sikap terhadap guru/pengajar, (3) Sikap terhadap proses
pembelajaran, (4) Sikap berkaitan dengan nilai atau norma yang berhubungan
dengan materi pelajaran.35
30

Ibid., h. 139-143.
Masnur Muslich, Op. Cit., h. 95.
32
Sarwiji Suwandi, Op. Cit., h. 72.
33
Hamzah B Uno, Satria Koni, Op. Cit., h. 19.
34
Masnur Muslich, Op. Cit., h. 125.
35
Sarwiji Suwandi, Op. Cit., h. 80-81.
31

18

Penilaian sikap dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 36


a) Menentukan objek sikap yang akan dikembangkan, misalnya mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam.
b) Memilih dan membantu daftar dari konsep dan kata sifat yang relevan
dengan objek penilaian sikap. Misalnya menarik, penting, menyenangkan,
dan mudah dipelajari.
c) Memilih kata sikap yang tepat dan akan digunakan dalam skala.
d) Menentukan rentang skala dan penskorannya.
4) Penilaian Proyek
Penilaian penugasan atau proyek merupakan penilaian untuk mendapatkan
gambaran kemampuan menyeluruh/umum secara kontekstual, mengenai
kemampuan siswa dalam menerapkan konsep dan pemahaman mata pelajaran
tertentu. Penilaian terhadap suatu tugas yang mengandung investigasi harus
selesai dalam waktu tertentu. Investigasi dalam penugasan memuat beberapa
tahapan, yaitu perencanaan, pengumpulan data, pengolahan data, dan penyajian
data. Penilaian penugasan ini bermanfaat untuk menilai:

37

Keterampilan

menyelidiki secara umum, pemahaman dan pengetahuan dalam bidang tertentu,


kemampuan mengaplikasi pengetahuan dalam suatu penyelidikan, dan,
kemampuan menginformasikan subjek secara jelas.
Menurut Sarwiji penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu
tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut
berupa

investigasi

sejak

dari

perencanaan,

pengumpulan

data,

pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data.38


Dalam penilaian proyek setidaknya ada tiga hal yang perlu dipertimbangakan,
yaitu:
a) Kemampuan pengelolaan
Kemapuan peserta didik dalam mimilih topik dan mencari informasi serta
dalam mengelola waktu pengumpulan data dan penulisan laporan.

36

Kasful Anwar, Hendra Harmi, Op. Cit., h. 153.


Masnur Muslich, Op. Cit., h. 105-106.
38
Sarwiji Suwandi, Op. Cit., h. 86.
37

19

b) Relevansi
Kesesuaian dengan mata pelajaran, dalam hal ini mempertimbangkan tahap
pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman dalam pembelajaran.
c) Keaslian
Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya,
dengan mempertimbangkan kontribusi guru pada proyek peserta didik,
dalam hal ini petunjuk atau dukungan.39
Kasful Anwar dan Hendra Harmi menjelaskan lebih lanjut tentang langkahlangkah pengembangan penilaian proyek, langkah-langkah tersebut ialah: 40
a) Merencanakan penilaian. Melihat kesesuaiannya dengan kompetensi yang
dituntut kurikulum, misal:
i. Kerja ilmiah
ii. Berpikir dan bekerja sistematik
iii. Menggunakan alat sains
iv. Kerja matematik
v. Mengumpulkan data
a) Dapat dikelola
i. Topik tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit
ii. Tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit
a) Merancang spesifikasi proyek yang berfokus pada proses
i. Memilih topik (dapat dipilih oleh siswa dari topik-topik yang
disediakan guru)
ii. Memetakan area yang akan dicakup (dapat ditempuh dengan curah
pendapat, jaring area yang akan dicakup)
iii. Merancang rincian langkah; contoh:

39
40

Hamzah B Uno, Satria Koni, Op. Cit., h. 25.


Kasful Anwar, Hendra Harmi, Op. Cit., h. 148-149.

20

Pertanyaan penelitian:
.
Hipotesis:
.
Referensi yang akan digunakan
.
.
Bahan yang diperlukan:
.
.
.
Prosedur yang akan ditempuh:
1. .
2. .
3. .
4. .
5) Penilaian Produk
Penilaian hasil kerja atau produk merupakan penilaian kepada siswa dalam
mengontrol

proses

dan

memanfaatkan/menggunakan

bahan

untuk

menghasilkan sesuatu, kerja praktik atau kualitas estetik dari suatu yang
mereka produksi. Contohnya: kerja artistik (menggambar, melukis, kerajinan),
makanan, pakaian, produk yang terbuat dari kayu, metal, plastik, keramik.41
Senada dengan Masnur, Sarwiji menyatakan bahwa penilaian produk adalah
penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas suatu produk.42
6) Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada
kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta
didik dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya
41
42

Masnur Muslich, Op. Cit., h. 115.


Sarwiji Suwandi, Op. Cit., h. 90.

21

peserta didik dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik oleh peserta
didik, hasil tes (bukan nilai) atau bentuk informasi lain yang terkait dengan
kompetensi tertentu dalam satu mata pelajaran.43
Portofolio adalah suatu koleksi pribadi hasil pekerjaan seorang siswa (bersifat
individual) yang menggambarkan (merefleksikan) taraf pencapaian, kegiatan
belajar, kekuatan, dan pekerjaan terbaik siswa.44 Sedangkan Sumarna

dan

Hatta menyatakan bahwa portofolio merupakan kumpulan hasil evidence atau


hasil belajar atau karya peserta didik yang menunjukkan usaha, perkembangan,
prestasi belajar peserta didik dari waktu ke waktu dan dari satu mata pelajaran
ke pelajaran lain.45
Selanjutnya, Hamzah dan Satria mengemukakan bahwa penilaian portofolio
merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi
yang menunjukkan perkembangan peserta didik dalam satu periode tertentu.
Dapat disimpulkan bahwa pengertian assesmen portofolio dari teori-teori diatas
adalah penilain yang dilakukan terus-menerus berdasarkan informasi yang
terkumpul dari karya, tugas dan pekerjaan untuk menunjukkan perkembangan
kemampuan peserta didik dalam periode tertentu.
Sebagai kumpulan karya yang akan dinilai, portofolio mempunyai karakteristik
khas sebagai berikut: 46
a) Portofolio dapat menggambarkan perkembangan atau kemajuan kemampuan
seseorang dalam satu bidang. Misalnya, perkembangan kemampuan
seseorang dalam menulis dapat dilihat dari kemampuan tulisannya dalam
portofolio.
b) Portofolio merupakan bukti autentik dari kemampuan seseorang.
c) Portofolio dapat menggambarkan kemampuan seseorang secara lebih
komprehensif, lebih-lebih jika portofolio direncanakan untuk menilai
kemampuan siswa secara utuh.

43

Ibid., h. 93.
Masnur Muslich, Op. Cit., h. 118.
45
Sumarna Surapranata dan Muhammad Hatta, Op. Cit., h. 27.
46
Sarwiji Suwandi, Op. Cit., h. 95-96.
44

22

d) Portofolio menggambarkan refleksi dari suatu tujuan pembelajaran yang


tergambar dalam tahapan pengalaman siswa dalam mencapai tujuan.
Penilaian portofolio memiliki beberapa tujuan untuk: 47
a) Penilaian formatif dan diagnostik, untuk memonitor perkembangan siswa
dari hari ke hari, berfokus pada proses perkembangan siswa.
b) Memberi eviden (bukti) penilaian formal
c) Mengikuti perkembangan pekerjaan siswa, berfokus pada proses dan hasil.
d) Mengoleksi hasil pekerjaan yang telah selesai, berfokus pada penilaian
sumatif.
Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam menggunakan portofolio
di sekolah, yaitu: 48
a) Saling percaya (mutual trust) antara guru dan siswa.
b) Kerahasiaan bersamaan antara guru dan siswa.
c) Milik bersama antara guru dan murid.
d) Kepuasan.
e) Kesesuaian.
f) Penilaian proses hasil. Proses penyusunan penilaian portofolio dilakukan
beberapa tahap sebagai berikut: koleksi, mengumpulkan hasil kerja siswa
yang menunjukkan pertumbuhan, kemajuan, hasil belajarnya.
g) Organisasi: mengorganisasikan berbagai hasil kerja siswa.
h) Refleksi: merenungkan/memikirkan kembali apa yang telah dikoleksi dan
diorganisasi.
i) Penyajian: mempresentasikan hasil kerja siswa. Langkah-langkah penentuan
penilaian portofolio. Dalam pemberian skor terhadap kumpulan portofolio
siswa, maka ada beberapa langkah yang harus dilakukan guru.
j) Membuat kerangka konseptual berupa kriteria tentang tingkat kualitas yang
menggambarkan materi dan proses penampilan yang akan dinilai.
k) Kembangkan rincian pedoman yang menggambarkan urutan-urutan materi
dan proses dari awal sampai akhir.
47
48

Kasful Anwar, Hendra Harmi, Op. Cit., h. 154.


Ibid., h. 155-156.

23

l) Kembangkan cara penskoran secara umum yang sesuai dengan pedoman


terperinci dan terfokus pada aspek-aspek penting menyangkut materi dan
proses untuk dinilai melalui tugas-tugas berbeda.
7) Penilaian Diri (Self Assesment)
Penilaian diri adalah suatu teknik penilaian di mana peserta didik diminta
untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses dan tingkat
pencapaian kompetensi yang dipelajarinya dalam mata pelajaran tertentu.
Penilaian diri dapat digunakan untuk mengukur kompetensi kognitif, afektif
dan psikomotor.
Penggunaan teknik ini dapat memberi dampak positif terhadap perkembangan
kepribadian seseorang, diantaranya:49
a) Dapat menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik karena mereka diberi
kepercayaan untuk menilai dirinya sendiri,
b) Peserta didik menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya, karena ketika
mereka melakukan penilaian, harus melakukan introspeksi terhadap
kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya,
c) Dapat mendorong, membiasakan, dan melatih peserta didik untuk berbuat
jujur, karena mereka dituntut untuk jujur dan objektif dalam melakukan
penilaian.
Penilaian diri dilakukan berdasarkan kriteria yang jelas dan objektif. Langkahlangkah untuk melakukan penilaian diri sebagai berikut: 50
a) Menentukan kompetensi atau aspek kemampuan yang akan dinilai.
b) Menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan.
c) Merumuskan format penilaian, dapat berupa pedoman penskoran, daftar
tanda cek, atau skala penilaian.
d) Meminta peserta didik untuk melakukan penilaian diri.
e) Guru mengkaji sampel hasil penilaian secara acak, untuk mendorong peserta
didik supaya senantiasa melakukan penilaian diri secara cermat dan objektif.

49
50

Sarwiji Suwandi, Op. Cit., h. 114-115.


Loc. Cit., h. 115.

24

f) Menyampaikan umpan balik kepada peserta didik berdasarkan hasil kajian


terhadap sampel hasil penilaian yang diambil secara acak.
Jadi penilaian diri merupakan penilaian yang dilakukan oleh peserta didik
terhadap dirinya sendiri terhadap aspek-aspek yang dapat dinilai dari
kompetensi yang dicapainya.
4.

Asesmen Autentik
Asesmen yang relevan (autentik) adalah jenis-jenis assesmen yang gayut

dengan ciri peserta didik aktif membangun pengetahuan, hingga terbentuk


kompetensi seperti yang ditetapkan dalam SKL, SK, KD, maupun indikator.51
Menurut Masnur Muslich penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan
guru dalam kompetensi dan hasil belajar peserta didik berdasarkan tingkat
pencapaian prestasi peserta didik.52
Dari uraian di atas, dapat kita simpulkan bahwa asesmen autentik
merupakan penilaian yang dilakukan guru terhadap siswa dalam pencapaian
kompetensi dan hasil belajar siswa.
Masnur Muslich menerangkan secara garis besar suatu asesmen dikatakan
autentik apabila memiliki sifat-sifat berikut:53
a. Sasaran penilaiannya mengarah kepada kompetensi yang ingin dicapai.
b. Penilaian yang melibatkan peserta didik pada tugas-tugas atau kegiatan yang
bermanfaat, penting, dan bermakna.
c. Penilaian yang mampu menantang peserta didik menerapkan informasi
keterampilan akademik baru pada situasi nyata dan untuk maksud yang jelas.
d. Penilaian yang mampu mengukur perbuatan atau penampilan yang sebenarnya
atas kompetensi pada suatu mata pelajaran.
e. Penilaian yang mampu mengukur penguasaan peserta didik terhadap
kompetensi mata pelajaran tertentu dengan cara yang akurat.
51

A.A. Istri N. Nurhaeni, Assesmen Otentik dalam Rangka KTSP Suatu Upaya
Pemberdayaan Guru dan Siswa, Makalah Disampaikan pada Pelatihan KTSP bagi Guru
SMP/MTS di Kabupaten Tabanan Tanggal 10 14 September (Universitas Pendidikan Ganesha :
2007), h. 2.
52
Masnur Muslich, Authentic Assesment: Penilaian Berbasis Kelas dan Kompetensi, Op.
Cit., h. 2.
53
Loc. Cit., h. 2 - 3.

25

f. Penilaian yang menguji atau memeriksa kemampuan kolektif peserta didik


dalam rangka mengevaluasi secara tepat apa yang telah dipelajarinya.
g. Penilaian yang menguji atau memeriksa secara langsung perbuatan/prestasi
peserta didik berkaitan dengan tugas intelektual yang layak, dan
h. Penilaian yang melibatkan peserta didik untuk mendemonstrasikan apa yang
mereka ketahui dalam suatu konteks kehidupan nyata.
Sedangkan menurut Nurhaeni assesmen autentik memiliki sifat:
a. Berbasis kompetensi, yaitu assesmen yang mampu memantau kompetensi
seseorang.
b. Individual, kompetensi tidak dapat disamaratakan pada semua orang, tetapi
bersifat personal. Karena itu, assesmen harus dapat mengungkapkan seoptimal
mungkin kelebihan individual dan juga kekurangannya untuk bisa dilakukan
perbaikan.
c. Berpusat pada peserta didik.
d. Terintegrasi dengan proses pembelajaran.
e. Otentik (nyata, riil seperti kehidupan sehari-hari) dan sesuai dengan proses
pembelajaran yang dilakukan, dan
f. Berkelanjutan.
Dalam praktiknya, asesmen autentik mempunyai karakteristik sebagai
berikut:
a. Bagian tak terpisahkan dari pembelajaran di kelas.
b. Merupakan cermin dunia nyata.
c. Menggunakan banyak ukuran/metode kriteria.
d. Bersifat komprehensif dan holistik.

B. Penilaian Kinerja (Performance Assesment)


1.

Pengertian Penilaian Kinerja (Performance Assesment)


Penilaian

kinerja

(performance

assesment)

merupakan

penilaian

berdasarkan hasil pengamatan penilaian terhadap aktivitas siswa sebagaimana


yang terjadi. Penilaian biasanya digunakan untuk menilai kemampuan siswa

26

dalam berpidato, pembacaan puisi, diskusi, pemecahan masalah, partisipasi siswa


dalam diskusi, menari, memainkan alat musik, aktivitas olahraga, menggunakan
peralatan laboratorium, mengoperasikan suatu alat, dan aktivitas lain yang bisa
diamati/diobservasi.54
Sedangkan Hamzah dan Satria menyatakan bahwa penilaian unjuk kinerja
merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik
dalam melakukan sesuatu.55 Selain itu, menurut Kasful Anwar dan Hendra Harmi
penilaian unjuk kinerja (performance assesment) merupakan penilaian dengan
berbagai macam tugas dan situasi dimana peserta tes diminta untuk
mendemonstrasikan pemahamannya dan mengaplikasikan pengetahuan yang
mendalam serta keterampilan dalam berbagai konteks.56
Dapat kita pahami bahwa penilaian kinerja merupakan penilaian yang
dilakukan guru terhadap peserta didik dalam melakukan kegiatan belajar mengajar
baik di dalam kelas ataupun di luar kelas sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Dalam pelaksanaan penilaian kinerja ada beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan, diantaranya: 57
a. Langkah-langkah

kinerja

diharapkan

dilakukan

peserta

didik

untuk

menunjukkan kinerja dari suatu kompetensi.


b. Kelengkapan dan ketepatan aspek yang akan dinilai dalam kinerja tersebut.
c. Kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas.
d. Upayakan yang akan dinilai tidak terlalu banyak sehingga semua dapat
diamati.
e. Kemampuan yang akan dinilai diurutkan berdasarkan urutan yang akan
diamati.
2.

Langkah-langkah Penerapan Penilaian Kinerja


Langkah-langkah yang dilakukan dalam melaksanakan penilaian kinerja

adalah sebagai berikut: 58


54

Masnur Muslich, Op. Cit., h. 95.


Hamzah B Uno, Satria Koni, Op. Cit., h. 19.
56
Kasful Anwar, Hendra Harmi, Op. Cit., h. 144.
57
Sarwiji Suwandi, Op. Cit., h. 72.
58
Masnur Muslich, Op. Cit., h. 96.
55

27

a. Identifikasi semua aspek penting


b. Tuliskan semua kemampuan khusus yang diperlukan
c. Usahakan kemampuan yang akan dinilai dapat teramati dan tidak terlalu
banyak
d. Urutkan kemampuan yang akan dinilai berdasarkan urutan yang akan diamati
e. Apabila menggunakan rating scale perlu menyediakan kriteria untuk setiap
pilihan (misalnya: baik apabila , cukup apabila , kurang apabila ).
3.

Teknik Penilaian Kinerja


Penilaian kinerja dapat menggunkan dua kemungkinan instrumen, yaitu:

a. Daftar cek (Chek-list)


Penilaian unjuk kinerja dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek (yatidak, baik-tidak baik, dll). Dengan menggunakan daftar cek, peserta didik
mendapat nilai bila kriteria penguasaan kompetensi tertentu dapat diamati oleh
penilai. Jika tidak dapat diamati, peserta didik tidak dapat memperoleh nilai.
Kelemahan cara ini adalah hanya mempunyai dua pilihan mutlak, seperti
benar-salah, ya-tidak, baik-tidak baik, dapat diamati-tidak dapat diamati.59
Dengan demikian, tidak dapat diamati nilai tengah, namun kelebiahan daftar
cek ini lebih praktis digunakan untuk mengamati subjek dalam jumlah besar.

59

Hamzah B Uno, Satria Koni, Op. Cit., h. 20.

28

Contoh instrumen penilaian kinerja dengan model Chek-list


Contoh 1 Penilaian Kinerja dengan model chek-list
Petunjuk: Beri tanda centang () di belakang huruf di mana kemapuan siswa
teramati pada waktu praktek membaca al-Quran.

I.

Nama

: .

Kelas

: .

Persiapan saat ingin membaca al-Quran


..A. Berwudhu terlebih dahulu.
..B. Pakaian yang digunakan menutup aurat.
..C. Membaca Taudz dan surat al-Fatihah

II. Makharijul huruf dan teknik membaca.


..A. Huruf dibaca dengan jelas.
..B. Tidak mencuri nafas saat ditengah bacaan
..C. Lancar dalam membaca dan tidak terbata-bata.
III. Hukum Tajwid
..A. Panjang dan pendek sudah sesuai dengan hukum tajwid.
..B. Berhenti dan meneruskan bacaan sudah sesuai dengan hukum
tajwid.
..C. Dapat membedakan antara hukum nun sukun dan mim sukun.
..D. Qalqalah dibaca dengan jelas.
IV. Penutup
..A. Membaca Shadaqallahuladzim
..B. Membaca doa setelah membaca al-Quran.

29

Tabel 2.1 Contoh 2 Penilaian Kinerja dengan Model Chek-List


pada Lompat Jauh Gaya Menggantung
Nama Peserta didik: -----------------No Aspek yang Dinilai
1
Teknik awalan
2
Teknik tumpuan
3
Sikap/posisi tubuh saat di udara
4
Teknik mendarat
Skor yang dicapai
Skor maksimum

Kelas: --------Baik

Tidak Baik

Keterangan:
- Baik mendapat skor 1
- Tidak baik mendapat skor 0
b. Skala rentang (Rating Scale)
Penilaian kinerja yang menggunakan skala penilaian memungkinkan penilai
memberi nilai tengah terhadap penguasaan kompetensi tertentu, karena
pemberian nilai secara kontinum di mana pilihan kategori nilai lebih dari dua.
Skala penilaian terentang dari tidak sempurna dampai sangat sempurna.
Misalnya: 1 = tidak kompeten, 2 = cukup kompeten, 3 = kompeten, dan 4
sangat kompeten. Untuk memperkecil faktor subjektivitas, perlu dilakukan
penilaian oleh lebih dari satu orang, agar hasil penilaian lebih akurat.60

60

Sarwiji Suwandi, Op. Cit., h. 74.

30

Contoh instrumen penilaian kinerja dengan model Skala Penilaian


(Rating Scale)
Tabel 2.2 Contoh 1 Penilaian Kinerja dengan Model
Skala Penilaian (Rating Scale)
Petunjuk: Beri lingkaran pada angka yang sesuai untuk setiap kemampuan
yang teramati.
1. Apabila tidak kompeten
2. Apabila cukup kompeten
3. Apabila kompeten
4. Apabila sangat kompeten
Nama : .
Kelas

: .

Aspek yang
Dinilai
II. Ekspresi
fisik
(physical
expression)
III. Ekspresi
suara (vocal
expression)

III. Ekspresi
verbal
(verbal
expression)

Deskriptor
A. Berdiri tegak melihat penonton.
B. Mengubah ekspresi wajah sesuai dengan
perubahan pernyataan yang disajikan.
C. Mata melihat kepada penonton
A. Berbicara dengan kata-kata yang jelas.
B. Nada suaranya berubah-ubah sesuai
dengan pernyataan yang ditekankan.
C. Berbicara cukup keras untuk didengar
penonton.
A. Memilih kata-kata yang tepat untuk
menegaskan arti.
B. Tidak mengulang-ulang pernyataan.
C. Menggunakan kalimat yang lengkap
untuk mengutarakan suatu pikiran.
D. Menyimpulkan pokok-pokok pikiran
yang penting.

Skala Nilai
1 2
1 2

3
3

4
4

1 2
1 2
1 2

3
3
3

4
4
4

1 2

1 2

1 2
1 2

3
3

4
4

1 2

31

Tabel 2.3 Contoh 2 Penilaian Kinerja dengan Model Skala


Penilaian (Rating Scale)
Nama Peserta didik: -----------------No

Kelas: ---------

Aspek yang Dinilai

Nilai
1

1 Teknik awalan
2 Teknik tumpuan
3 Sikap/posisi tubuh saat di udara
4 Teknik mendarat
Skor yang dicapai
Skor maksimum

16

Keterangan penilaian:
1 = tidak kompeten

3 = kompeten

2 = cukup kompeten

4 = sangat kompeten

Kriteria penilaian dapat dilakukan sebagai berikut:


1) Jika seorang siswa memperoleh skor 14 - 16 dapat ditetapkan sangat kompeten
2) Jika seorang siswa memperoleh skor 9 -13 dapat ditetapkan kompeten
3) Jika seorang siswa memperoleh skor 5 - 8 dapat ditetapkan cukup kompeten
4) Jika seorang siswa memperoleh skor 0 - 4 dapat ditetapkan tidak kompeten

Tabel 2.4 Contoh Lembar Penilaian Pembacaan Teks Pembukaan UUD 1945
dengan Model Skala Penilaian (Rating Scale)
No

Nama

Aspek yang Dinilai


Kefasihan Konsentrasi
Jeda
Intonasi
A B C A B C A B C A B C

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Keterangan: A = amat baik, B = baik, C, = cukup

32

Tabel 2.5 Contoh Lembar Penilaian Kinerja Olahraga pada


Ekstrakulikuler Silat

1
1
1
1
1
1
1

Kontinum Penilaian
2 3 4 5 6 7 8 9 10
2 3 4 5 6 7 8 9 10
2 3 4 5 6 7 8 9 10
2 3 4 5 6 7 8 9 10
2 3 4 5 6 7 8 9 10
2 3 4 5 6 7 8 9 10
2 3 4 5 6 7 8 9 10

Kriteria Unjuk Kinerja


Posisi Kuda-kuda
Sikap Pasang
Teknik Pukulan
Teknik Tendangan
Sikap Push up
Sikap Situp
Teknik Pernapasan

C. Penilaian Produk
1.

Pengertian Penilaian Produk


Penilaian hasil kerja atau produk merupakan penilaian kepada siswa dalam

mengontrol proses dan memanfaatkan/menggunakan bahan untuk menghasilkan


sesuatu, kerja praktik atau kualitas estetik dari suatu yang mereka produksi.
Contohnya: kerja artistik (menggambar, melukis, kerajinan), makanan, pakaian,
produk yang terbuat dari kayu, metal, plastik, keramik.61
Senada dengan Masnur, Sarwiji menyatakan bahwa penilaian produk
adalah penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas suatu produk. Penilaian
produk meliputi penilaian kemampuan peserta didik membuat produk-produk
teknologi dan seni.62 Selanjutnya, Hamzah dan Satria mengemukakan bahwa
penilaian produk adalah penilaian terhadap keterampilan dalam membuat suatu
produk dan kualitas produk tersebut. Penilaian produk tidak hanya diperoleh dari
hasil akhir saja, tetapi juga proses pembuatannya.63
Jadi penilaian produk merupakan penilaian yang dilakukan kepada siswa
untuk mengontrol suatu proses untuk menghasilkan suatu produk dan kualitasnya
serta laporan pada suatu kegiatan.
Hal-hal yang dinilai dalam penilaian produk diantaranya: Bereksplorasi
dan mengembangkan gagasan dalam mendesain, memilih bahan-bahan yang tepat,
61

Masnur Muslich, Op. Cit., h. 115.


Sarwiji Suwandi, Op. Cit., h. 90.
63
Hamzah B Uno, Satria Koni, Op. Cit., h. 22.
62

33

menggunakan alat, menunjukkan inovasi dan kreasi, memilih bentuk dan gaya
dalam karya seni.64
Ada beberapa tahapan yang harus diperhatikan dalam menghasilkan
produk, yaitu: 65
a. Tahap persiapan, meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dan
merencanakan, menggali, dan mengembangkan gagasan, dan mendesain
produk.
b. Tahap pembuatan produk (proses), meliputi: penilaian kemampuan peserta
didik dalam menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik.
c. Tahap penilaian produk (appraisal), meliputi: penilaian produk yang dihasilkan
peserta didik sesuai kriteria yang ditetapkan.
2.

Teknik Penilaian Produk


Teknik penilaian yang digunakan pada penilaian produk biasanya

menggunakan cara holistik dan analitik. Kedua metode penilaian tersebut


dijelaskan sebagai berikut: 66
a. Holistik, yaitu berdasarkan kesan keseluruhan dari produk, biasanya
dilkakukan pada tahap appraisal.
b. Analitik, yaitu berdasarkan aspek-aspek produk, biasanya dilakukan terhadap
semua kriteria yang terdapat pada semua tahap proses pengembangan.
Tabel 2.6 Contoh Instrumen Penilaian Produk Penskoran Tugas
untuk Penilaian Produk
No
1
2
3

Kriteria
Ada gambar rancangan model
Bahan tertulis dalam model
Spesifikasi bahan

B
B
B

Skor
C
C
C

K
K
K

Kriteria penskoran:
B = Baik; gambar proporsional, bahan tertulis lengkap, spesifikasi bahan
jelas.
64

Masnur Muslich, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual Panduan


bagi Guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas Sekolah, Op. Cit., h. 115.
65
Kasful Anwar, Hendra Harmi, Op. Cit., h. 146 - 147.
66
Sarwiji Suwandi, Op. Cit., h. 91.

34

C = Cukup; gambar kurang proporsional, bahan tertulis kurang lengkap,


spesifikasi bahan kurang jelas
K = Kurang; gambar tidak proporsional, bahan tertulis tidak lengkap,
spesifikasi bahan tidak jelas

D. Hasil Belajar Siswa


Hasil merupakan sesuatu yang diadakan oleh usaha.67 Berarti hasil adalah
suatu istilah yang untuk menunjukkan suatu pencapaian seseorang setelah
melakukan sebuah usaha. Jika kita kaitkan dengan proses belajar, berarti merujuk
kepada suatu pencapaian seseorang dalam waktu tertentu pada proses belajar
mengajar. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta
didik setelah ia menerima pengalaman belajar.68
Dari uraian di atas, dapat dipahami bahwa hasil belajar merupakan
kemampuan dan pengalaman yang didapat siswa setelah melalui proses belajar
mengajar.
Hasil belajar memiliki cakupan yang begitu luas, namun cakupan yang ada
tersebut dibagi kedalam tiga kelompok besar. Sebagaimana Benyamin S Bloom
membaginya kedalam tiga ranah yang biasa disebut dengan Taksonomi Bloom,
ketiga (kawasan) ranah tersebut yaitu: ranah kognitif, ranah afektif, ranah
psikomotor. Berikut ini merupakan Taksonomi Bloom yang telah direvisi oleh
Anderson dan Kratwohl:
1.

Ranah Kognitif
Hasil belajar ranah kognitif terdiri dari enam aspek, yakni mengingat

(remember), memahami (understand), mengaplikasikan (apply), menganalisis

67

Kamus Besar Bahasa Indonesia/ Tim penyusun Kamus Pusat Bahasa, Ed. 4. (Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 2008), h. 486.
68
Masnur Muslich, Authentic Assesment: Penilaian Berbasis Kelas dan Kompetensi, Op.
Cit., h. 38.

35

(analyze), mengevaluasi (evaluate), dan mencipta (create). Keenam ranah tersebut


sebagai berikut:69
a. Mengingat (Remember)/ C1
Remembering involves retrieving relevant knowledge from long-term memory.
The two associated cognitive processes are regognizing and recalling.
Mengingat merupakan usaha mendapatkan kembali pengetahuan dari ingatan
yang telah lampau, baik yang baru maupun yang sudah lama didapatkan.
Mengingat meliputi mengenali dan memanggil kembali.

b. Memahami (Understand)/C2
Student are said to understand when they are able to contruct meaning from
instructional messages, including oral, written, and graphic communication.
Seorang siswa dikatakan memahami saat mereka dapat membangun sebuah
pengertian dari berbagai sumber seperti pesan, termasuk berbicara, bacaan dan
komunikasi.
c. Menerapkan (Apply)/C3
Apply involves using procedures to perform exercises or solve problem. Thus,
apply is closely linked with procedural knowledge.
Menerapkan

menunjuk

pada

proses

kognitif

memanfaatkan

atau

mempergunakan suatu prosedur untuk melaksanakan percobaan atau


menyelesaikan

permasalahan.

Menerapkan

berkaitan

dengan

dimensi

pengetahuan prosedural.
d. Menganalisis (Analyze)/C4
Analyze involves breaking material into its constituent parts and determining
how the parts are related to one another and to an overall structure. This
process category includes the cognitive processes of differentiating,
organizing, and attributing.
Menganalisis yaitu memutuskan suatu material ke dalam unsur-unsur pokok
dan menentukan bagaimana hubungan suatu unsur dengan unsur lain dan ke

69

Lorin W. Anderson, David R. Krathwohl, A Taxonomy for Learning, Teaching, and


Assesing A Revision of Blooms Taxonomy of Educational Objectives, (New York: Addison
Wesley Longman, 201), h. 66 84.

36

dalam struktur umum dari suatu materi. Proses kognitif yang dilalui adalah:
membedakan, mengorganisir, dan menemukan makna tersirat.
e. Mengevaluasi (Evaluate)/C5
Evaluated is defined as making judgments based on criteria and standards. The
criteria most often used are quality, effectiveness, efficiency, and consistency.
The category Evaluate includes the cognitive processes of cheking (judgments
about the internal consistency) and critiquing (judgments based on external
criteria)
Evaluasi didefinisikan sebagai memberikan keputusan (penilaian) berdasarkan
kriteria dan standar yang sudah ada. Kriteria yang biasanya digunakan adalah
kualitas, efektivitas, efisiensi, dan konsistensi. Kategori Evaluasi meliputi
mengecek (penilaian terhadap konsistensi diri) dan mengkritisi (penilaian
berdasarkan standar eksternal).
f. Mencipta (Create)
Create involves putting elements together to form a coherent or functional
whole. Objectives classified as create have students make a new product by
mentality reorganizing some elements or part into a pattern or structure not
clearly present before. That create is associated with three cognitive processes:
generating, planning, and producing.
Mencipta yaitu mengambil semua unsur pokok untuk membuat sesuatu yang
memiliki fungsi atau mengorganisasikan kembali element yang ada ke dalam
stuktur

atau

pola

yang

baru.

proses

ini

meliputi

merumuskan,

merencanakan/mendesain, memproduksi.
2.

Ranah Afektif
Pembelajaran pada ranah afektif sangat berkaitan erat dengan sikap atau

perasaan/kesadaran, seperti perasaan senang atau tidak senang, perasaan sedih


atau bahagia, perasaan bangga atau malu, dan lainnya.70 Secara singkat Masnur

70

Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta:
Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 67.

37

Muslich menyatakan bahwa ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai.71
Hasil belajar pada ranah ini nilai yang nampak terletak pada tingkah laku, sikap,
nilai-nilai interes, apresiasi (penghargaan) dan penyesuaian perasaan sosial.
Tingkatkan afektif ini ada lima, dari yang paling sederhana ke yang kompleks
adalah sebagai berikut:72
a. Kemauan Menerima/Reciving atau Attending (A1)
Kemauan menerima merupakan kepekaan dalam menerima rangsangan
(stimulasi) dari luar yang datang dari peserta didik dalam membentuk masalah,
situasi, atau gejala. Yang termasuk dalam tipe ini adalah kesadaran, keinginan
untuk menerima stimulus, kontrol, dan seleksi atas gejala atau rangsangan dari
luar.
b. Kemauan Menanggapi/Responding (A2)
Responding atau jawaban, yaitu reaksi yang diberikan oleh seseorang terhadap
stimulasi yang datang dari luar. Yang termasuk dalam tipe ini mancakup
ketepatan reaksi, perasaan, kepuasan dalam menjawab stimulasi dari luar yang
datang kepada dirinya.
c. Penilaian/Valuing (A3)
Penilaian yaitu nilai dan kepercayaan terhadap stimulasi yang datang
kepadanya. Yang termasuk dalam tipe ini adalah kesediaan menerima nilai,
latar belakang, atau pengalaman untuk menerima nilai, dan kesepakatan
terhadap nilai tersebut.
d. Mengorganisasi/Organization (A4)
Organisasi yaitu pengembangan dari nilai ke dalam satu sistem organisasi,
termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain, pemantapan dan prioritas nilai
yang telah dimilikinya. Yang termasuk ke dalam organisasi ialah konsep
tentang nilai, organisasi sistem nilai, skala prioritas nilai, dan sebagainya.
e. Tingkat Karakteristik/Pembentukan Pola
Yaitu keterpaduan semua sisten nilai yang telah dimiliki seseorang yang
mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya.
71

Masnur Muslich, Authentic Assesment: Penilaian Berbasis Kelas dan Kompetensi, Op.

Cit., h. 46.
72

Loc.Cit., h. 46 47.

38

3.

Ranah Psikomotor
Hasil belajar psikomotoris menampak dalam bentuk keterampilan (skill)

dan kemampuan bertindak individu.73 Kawasan psikomotor ini dibagi ke dalam


enam ranah, yaitu:74
a. Persepsi (P1)
Persiapan berkenaan dengan penggunaan indra dalam melakukan kegiatan.
Seperti mengenal kerusakan mesin dari suaranya yang sumbang, atau
menghubungkan suara musik dengan tarian tertentu.
Dimensi dari persepsi adalah:
1) Sensori stimuli, yakni berhubungan dengan sebuah stimuli yang berkaitan
dengan organ tubuh, yaitu: (1) auditori, (2) visual, (3) taktile (ancangancang untuk bertindak), (4) taste (rasa), (5) smell (bau), (6) kinestetik.
2) Seleksi isyarat yakni menetapkan bagian isyarat sehingga orang harus
merespon untuk melakukan tugas tertentu dari suatu kinerja. Pemilihan
isyarat meliputi identifikasi isyarat dan mengasosiasikannya dengan tugas
yang akan dilakukan.
3) Translasi yakni berhubungan dengan persepsi terhadap aksi dalam
membentuk gerakan. Ini merupakan proses mental dalam menentukan arti
dari isyarat yang diterima untuk melakukan aksi. Translasi meliputi translasi
simbolik, yaitu memiliki image atau menjadi teringat akan sesuatu, memiliki
ide, sebagai hasil dari isyarat yang diterima. Trasnlasi juga mencakup insight
yang amat esensial dalam memecahkan masalah dengan mencari faktorfaktor esensial yang berhubungan dengan penyelesaian. Translasi sensori
merupakan satu aspek dari level ini. Translasi sensori meliputi umpan balik,
yaitu pengetahuan tentang efek dari suatu proses. Translasi merupakan
bagian kontinyu dari gerakan yang sedang dilakukan
b. Kesiapan (P2)
Kesiapan merupakan perilaku yang siaga untuk kegiatan atau pengalaman
tertentu. Teramsuk di dalamnya adalah kesiapan mental set (kesiapan mental),
73
74

Ibid,. h. 48.
Hamzah B Uno, Satria Koni, Op. Cit., h. 64-67.

39

physical set (kesiapan fisik) atau emotional set (kesiapan emosi perasaan)
untuk melakukan suatu tindakan.
c. Gerakan Terbimbing (P3)
Gerakan terbimbing adalah gerakan yang berada pada tingkat mengikuti suatu
model, kemudian meniru model tersebut dengan cara mencoba sampai dapat
menguasai dengan benar suatu gerakan.
d. Gerakan Terbiasa (P4)
Gerakan terbiasa adalah berkenaan dengan penampilan respons yang sudah
dipelajari dan sudah menjadi kebiasaan, sehingga gerakan yang ditampilkan
menunjukkan

suatu

kemahiran.

Seperti

menulis

halus,

menari

atau

mengatur/menata laboratorium
e. Gerakan yang Kompleks (P5)
Gerakan yang kompleks adalah suatu gerakan yang berada pada tingkat
ketrampilan yang tinggi. Gerakan itu menampilkan suatu tindakan motorik
yang menuntut pola tertentu dengan tingkat kecermatan, dan atau keluwesan,
serta efesiensi yang tinggi.
f. Penyesuaian dan Keaslian
Pada tingkat ini individu sudah berada pada tingkat yang terampil sehingga ia
sudah dapat menyesuaikan tindakannya untuk situasi-situasi yang menuntut
persyaratan

tertentu.

Individu

sudah

dapat

mengembangkan

tindakan/ketrampilan baru untuk memecahkan masalah-masalah tertentu.

E. Kajian Materi Tentang Alat-alat Optik


Konsep alat-alat optik pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
2006 untuk SMP diajarkan di kelas VIII. Standar kompetensi (SK) pada konsep
ini yaitu: memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang, dan optik terkait
produk teknologi sehari-hari. Kompetensi dasar (KD) pada konsep ini adalah
mendeskripsikan alat-alat optik dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Dari standar kompetensi dan kompetensi di atas, konsep alat-alat optik
memiliki karakteristik sebagai berikut: melibatkan peserta didik pada kegiatan,
menerapkan informasi keterampilan akademik baru pada situasi nyata, memeriksa

40

kemampuan

kolektif

peserta

didik,

melibatkan

peserta

didik

untuk

mendemonstrasikan apa yang mereka ketahui dalan suatu konteks kehidupan


nyata. Dari beberapa karakteristik tersebut, maka dibutuhkan suatu penilaian yang
bersifat autentik dan tepat untuk diterapkan pada konsep alat-alat optik, karena
penilaian autentik merupakan jenis penilaian dengan ciri peserta didik aktif
membangun pengetahuan, hingga terbentuk kompetensi seperti yang ditetapkan
dalam SKL, SK, KD, maupun indikator. Gambar 2.1 berikut merupakan peta
konsep pada alat-alat optik.

Alat Optik
Mata dan
Kaca mata

Kamera

Mikroskop

Lup

Mata dapat
menderita
Miopi,
diatasi
dengan lensa
cekung (-)

Astigmatisma,
diatasi dengan
lensa silindris

Bayangan bersifat:
Nyata, terbalik, dan
diperkecil

Hipermetropi,
diatasi dengan
lensa cembung
(+)
Mata terdiri
atas
Presbiopi,
diatasi
dengan lensa
rangkap

Teropong

Kornea
Cairan
Aqueous

Retina
Lensa
Kristalin

Iris

Gambar 2.1 Peta Konsep Alat-alat Optik

Periskop

41

1.

Pengertian Alat-alat Optik


Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menerangkan alat merupakan

benda yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu.75 Sedangkan optik, adalah hal
yang berkenaan dengan penglihatan (cahaya, lensa, mata, dsb). 76 Menurut
Surawan Martinus alat optik merupakan alat yang berhubungan dengan masalah
penglihatan,
sebagainya.

seperti
77

kacamata/lensa/teropong/kamera/mikroskop,

dan

Alat optik merupakan alat yang cara kerjanya memanfaatkan

prinsip pemantulan dan pembiasan cahaya disebut alat optik.78


Jadi, alat optik merupakan alat-alat bantu penglihatan yang dimanfaatkan
dengan menggunakan prinsip pemantulan dan pembiasan cahaya.
2.

Macam-macam Alat Optik


Ada beberapa macam alat optik, diantaranya:

a. Mata dan Kacamata


Eye, atau mata merupakan bagian tubuh untuk melihat.79 Mata merupakan
indra penglihatan berupa alat optik alamiah.

Gambar 2.2 Mata dan Bagiannya


1) Bagian-bagian Mata dan Fungsinya, diantaranya:
75

Kamus Besar Bahasa Indonesia, Op. Cit., h. 36.


Kamus Besar Bahasa Indonesia, Op. Cit., h. 985.
77
Surawan Martinus, Kamus Kata Serapan,Cet 2, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
2008), h. 418.
78
Saeful Karim, dkk, Belajar IPA Membuka Cakrawala Alam Sekitar Untuk Kelas VIII
Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah, (Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan Nasional, 2008), h. 307.
79
J. Danusantoso, A Concise Dictionary Of Physic, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 1995), h.
150.
76

42

a) Kornea, yaitu selaput tipis dan tembus cahaya yang kuat. Berfungsi
melindungi mata dari gangguan luar.80
b) Cairan Aqueous, berfungsi untuk membiaskan cahaya yang masuk sehingga
terfokus ke lensa mata. Cairan ini sebagai pengisi antara kornea dan lensa
mata.
c) Iris atau Selaput Pelangi, merupakan lapisan tipis di depan lensa mata yang
berfungsi untuk mengatur besar-kecilnya celah pupil dan memberi warna
pada mata.
d) Pupil merupakan bagian mata yang terletak di tengah-tengah iris. Iris dapat
membesar dan mengecil seperti fungsi diafragma pada kamera.
e) Retina, merupakan layar tempat bayangan mata, retina biasa diebut juga
dengan selaput jala.
f) Lensa Kristalin atau lensa mata, merupakan bahan bening, berserat, dan
kenyal dan berbentuk cembung. Berfungsi untuk membiaskan cahaya
sehingga menghasilkan bayangan yang tajam dan jatuh di retina.
g) Syaraf optik, syaraf mata yang berfungsi meneruskan sinyal optik ke otak
untuk diproses sebagai sinyal penglihatan.
h) Otot siliari: bagian mata yang berfungsi mengatur jarak fokus lensa mata.
2) Jenis-jenis Cacat Mata
a) Rabun Jauh (Miopi) merupakan mata yang tidak dapat melihat dengan jelas
benda-benda yang jaraknya jauh. Cacat mata ini terjadi karena bola mata
terlalu cembung dan tidak dapat memipih, sehingga menyebabkan bayangan
benda yang terbentuk jatuh di depan retina. Cacat mata miopi bisa dibantu
dengan menggunakan kacamata berlensa cekung (negatif).

Gambar 2.3 Pembentukan Bayangan pada Mata Mopi


80

H. Moch. Agus Krisno, dkk, Ilmu Pengetahuan Alam Untuk SMP/MTs, (Jakarta: Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008), h. 306.

43

Gambar 2.4 Pembentukan Bayangan pada Mata Miopi setelah


Menggunakan Kacamata Lensa Negatif
b) Rabun Dekat (Hipermetropi) adalah cacat mata yang dialami seseorang
dimana si penderita tidak dapat melihat jelas benda dekat. Rabun dekat ini
terjadi karena bola mata terlalu pipih sehingga bayangan jatuh di belakang
retina.

Gambar 2.5 Pembentukan Bayangan pada Mata Hipermetropi

Gambar 2.6 Pembentukan Bayangan pada Mata Hipermetropi


setelah Menggunakan Kacamata Lensa Positif
c) Mata Tua (Presbiopi), adalah mata yang mengalami rabun jauh dan rabun
dekat secara bersamaan. Untuk menolong penderita cacat mata presbiopi ini
digunakan kacamata rangkap.
d) Astigmatisma (Silindris), merupakan cacat mata dimana penderita tidak
mampu melihat garis-garis horizontal dan vertikal secara bersamaan. Hal
tersebut terjadi karena kornea mata penderita tidak berbentuk lengkungan
bola, melainkan melengkung pada satu bidang daripada bidang lainnya
artinya kelengkungan bola mata tidak teratur. Cacat mata astigmatisma dapat

44

diatasi dengan menggunakan kacamata lensa silindris sehingga dapat


terbentuk bayangan yang jelas pada retina.
b. Kamera
Kamera merupakan alat optik yang berguna untuk mengabadikan suatu
kejadian dimana hasil bayangan yang terbentuk dapat dicetak dengan bentuk
foto.

Gambar 2.7 Bagian-bagian Kamera


c. Lup (Kaca Pembesar)
Lup atau kaca pembesar (magnifiying glass) merupakan alat optik yang terdiri
atas sebuah senca cembung (biasanya lensa bikonveks). Lup dapat digunakan
untuk memperbesar sudut pandang mata sehingga benda-benda kecil tampak
menjadi lebih besar dan lebih jelas.81

Gambar 2.8 Pembentukan Bayangan pada Lup


d. Mikroskop
Mikroskop merupakan alat optik yang digunakan untuk melihat benda-benda
yang sangat kecil yang tak dapat dilihat dengan mata biasa.

81

Kamajaya, Cerdas Belajar Fisika untuk Kelas X Sekolah Menengah Atas/Madrasah


Aliyah, (Bandung: Grafindo Media Pratama, 2008), h. 199.

45

e. Teropong
Teropong (teleskop) merupakan alat optik yang digunakan untuk melihat
benda-benda yang sangat jauh agar tampak lebih dekat dan jelas.82
f. Periskop
Periskop merupakan teropong yang digunakan pada kapal selam. Periskop
berfungsi untuk melihat permukaan laut tanpa memunculkan badan kapal
selam.83

F.

Penelitian Yang Relevan


Penelitian yang dilakukan ini dilatar belakangi oleh penelitian-penelitian

yang telah dilakukan oleh peniliti sebelumnya. Di bawah ini beberapa penelitian
yang relevan dengan penelitian yang dilakukan penulis:
1. Tatag Y. E. Siswono (2002). Penilaian Autentik dalam Pembelajaran
Kontekstual. Penilaian autentik merupakan bagian dari penilaian performance
(alternatif) yang berusaha mengukur atau menunjukkan pengetahuan dan
keterampilan siswa dengan cara menerapkan pengetahuan dan keterampilan itu
pada kehidupan nyata. Sedang penilaian performance merupakan kegiatan
penilaian yang meminta siswa untuk mengkontruksi respon, menghasilkan
produk atau menunjukkan hasil suatu kegiatan (demonstrasi). Karena penilaian
performance umumnya tidak memiliki jawaban benar atau salah saja, tetapi
juga tentang apa yang diketahui dan apa yang akan dilakukan siswa, maka
penilaian ini sangat sesuai untuk mengetahui ketercapaian tujuan proses dalam
pembelajaran. Dalam evaluasi penilaian performance didasarkan pada kriteria
yang telah ditetapkan. Kriteria merupakan petunjuk, aturan-aturan atau prinsipprinsip yang digunakan untuk menilai atau mengambil keputusan terhadap
respon, hasil-hasil tes atau performance (kinerja) siswa.84
2. Syahrul. Keefektifan Penerapan Model Asesmen Autentik Terintegrasi dalam
Pembelajaran Praktikum pada Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FT82

Joko Untoro, Buku Pintar Fisika SMA, (Jakarta: WahyuMedia, 2009), h. 360.
H. Moch. Agus Krisno, dkk, Op. Cit., h. 317.
84
Tatag Y. E. Siswono, Penilaian Autentik dalam Pembelajaran Kontekstual, (FMIPA
UNESA Surabaya, 2002).
83

46

Universitas Negeri Makassar. Hasil penilaian ini menunjukkan bahwa (a)


terdapat perbedaan unjuk kinerja (prestasi) praktikum mesin listrik mahasiswa
sebelum dan sesudah penerapan model Asesmen Autentik Terintegrasi (ModelAAT) pada jurusan Pendidikan Teknik Elektro; (b) dengan penerapan model
Asesmen Autentik Terintegrasi (Model-AAT) dapat meningkatkan kualitas
proses dan hasil pembelajaran mahasiswa dalam mata kuliah Praktik pada
Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FT-Universitas Negeri Makassar; (c)
mahasiswa memberi respon positif terhadap penerapan asesmen teman sejawat,
karena mereka merasa memperoleh pengalaman yang berharga tentang
bagaimana menerapkan model tersebut dalam pembelajaran, sehingga kelak
mereka dapat menerapkannya di kelas bilamana akan menjadi guru.85
3. Yuni Pantiwati, Hakekat Assesmen Autentik dan Penerapannya dalam
Pembelajaran Biologi. Akuntabilitas merupakan salah satu prinsip pelaksanaan
penilaian yang dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur,
maupun hasilnya. Oleh karena itu, penilain dilakukan dengan mengikuti
prinsip-prinsip keilmuan dalam penilain sehingga keputusan yang diambil
memiliki dasar yang objektif. Penilaian secara autentik dalam pembelajaran
dilakukan sebagai upaya untuk mendapatkan dan memutuskan hasil belajar
secara akurat.86
4. Indah Nurcahyani, dkk, Pengembangan Penilaian Autentik Guna Mengukur
Pengetahuan dan Kreativitas dalam Pembelajaran Fisika pada Peserta Didik
SMA Negeri 6 Purworejo. Hasil penelitian menunjukkan tingkat ketercapaian
batas ketuntasan minimal peserta didik untuk masing-masing aspek dan nilai
yang didapat lebih besar dari KKM yang ditentukan sekolah. Keunggulan
pengembangan penilaian autentik adalah dapat membantu guru dalam
mengukur segala aktivitas peserta didik SMA, sedangkan kelemahan yang
dimiliki penilaian autentik terdapat pada proses melakukan penilaian yang sulit

85

Syahrul. Keefektifan Penerapan Model Asesmen Autentik Terintegrasi dalam


Pembelajaran Praktikum pada Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FT-Universitas Negeri

Makassar,(Jurnal Medtek, 2009).


86

Yuni Pantiwati, Hakekat Assesmen Autentik dan Penerapannya dalam Pembelajaran


Biologi, (Jurnla Edukasi Matematika dan Sains, 2013).

47

dilakukan jika jumlah peserta didik besar serta membutuhkan waktu yang
relatif lama.87
Dari penelitian-penelitian yang relevan di atas peneliti memiliki asumsi
bahwa penelitian autentik merupakan penelitian yang tepat untuk menilai segala
aktivitas peserta didik di sekolah, baik aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik
siswa.

Penilaian autentik yang dilakukan dalam pembelajaran sebagai upaya

untuk mendapatkan dan memutuskan hasil belajar secara akurat. Selain itu,
penilaian autentik ini mengubah peran dari sifat pasif menjadi partisipan aktif
dalam mengevaluasi kemajuan yang dicapainya.

G. Kerangka Berpikir
Proses belajar mengajar saat ini menuntut para siswa untuk berperan aktif
dalam aktivitas belajar di kelas, sehingga diharapkan para peserta didik dapat
menemukan konsep melalui pembelajaran. Mata pelajaran fisika merupakan mata
pelajaran yang menuntut peserta didik untuk berperan aktif dalam melakukan
berbagai kegiatan pembelajaran dan kerja illmiah sehingga diperlukan pula
penilaian yang dapat mencakup seluruh kegiatan tersebut.
Assesmen (penilaian) adalah proses pengumpulan bukti yang dilakukan
secara sengaja, sistematis, dan berkelanjutan serta digunakan untuk mengetahui
perkembangan, kemajuan dan menilai kompetensi siswa selama program
pendidikan dilaksanakan. Penilaian berbasis kelas dapat dipahami sebagai proses
pengumpulan informasi yang dilakukan guru secara terus menerus selama
kegiatan belajar mengajar baik di dalam kelas ataupun di luar kelas dengan
mengambil keputusan tentang pencapaian kompetensi atau hasil belajar siswa
selama proses pembelajaran.
Penilaian kinerja yang dilakukan guru terhadap peserta didik harus
berdasarkan segala aktivitas siswa dalam melakukan kegiatan belajar mengajar
sesuai dengan tujuan pembelajaran. Sedangkan penilaian produk merupakan
penilaian yang dilakukan kepada siswa untuk mengontrol suatu proses untuk
87

Indah Nurcahyani, Eko Setyadi, Sriyono, Pengembangan Penilaian Autentik Guna


Mengukur Pengetahuan dan Kreativitas dalam Pembelajaran Fisika pada Peserta Didik SMA
Negeri 6 Purworejo.

48

menghasilkan suatu produk dan kualitasnya serta laporan pada suatu kegiatan.
Dengan adanya kedua penilaian tersebut diharapkan kita dapat melihat hubungan
antara ranah kognitif dan ranah psikomotorik dalam suatu proses pembelajaran
terutama pada konsep alat-alat optik. Berikut ini gambar bagan kerangka berpikir
yang peneliti sajikan:
Sistem Penilaian
dalam KBM

Mata
Pelajaran
Fisika

KTSP

PBK
Terdiri dari

Penilaian dengan Tes


Penilaian Sikap
Penilaian Proyek
Penilaian Portofolio
Penilaian Diri (Self
Assesment)
Penilaian Unjuk
Kinerja
Penilaian Produk
(laporan)

memerlukan
Proses

Produk

Banyak
diabaikan

Kognitif

Peran Aktif
Siswa

Fakta di lapangan:
penilaian hanya
berdasarkan hasil ahir
dan aspek kognitif saja

Diperlukan penilaian yang mencakup


ranah kognitif, psikomotor dan
afektif. Pada penelitian ini, yang
dinilai adalah ranah kognitif dan
psikomotorik saja, penilaiannya
berupa tes tulis dan penilaian proses

dominan

Diperlukan analisis agar


dapat mengetahui
hubungan antara
penilaian proses dan
hasil belajar siswa

Diharapkan dapat melihat


hubungan antara penilaian
proses dan hasil belajar
siswa

Gambar 2.9 Bagan Kerangka Berpikir

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Tempat pelaksanaan penelitian ini di SMP Daar El Falaah Mandalawangi
Pandeglang Banten kelas VIII-B putri semester genap tahun pelajaran 2012/2013.
Sedang waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 27 April sampai dengan 11
Mei 2013.

B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi sederhana. Yaitu suatu
metode yang digunakan untuk melakukan pengujian hubungan antara satu
variabel dependen (Y) dan satu variabel independen (X). Dalam penelitian ini
yang menjadi variabel independen adalah penilaian proses (penilaian kinerja dan
penilaian produk) dan variabel dependennya adalah hasil belajar siswa. Analisis
ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel
dependen apakah positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel
dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan.1

C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian atau responden adalah pihak-pihak yang dijadikan
sebagai sampel dalam sebuah penelitian. Subjek dalam penelitian ini adalah
seluruh siswa kelas VIII-B putri SMP Daar El Falaah Mandalawangi Pandeglang
Banten semester genap tahun ajaran 2012/2013 dan konsep yang diajarkan adalah
alat-alat optik. Peran subjek penelitian adalah untuk memberikan tanggapan dan
informasi terkait data yang dibutuhkan oleh peneliti, serta memberikan masukan
kepada peneliti, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Yanti Herlanti, Tanya Jawab Seputar Penilaian Pendidikan Sains, (Jakarta: UIN
Jakarta, 2008), h. 10.

49

50

D. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian ini dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu tahap
persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap akhir penelitian dimana ketiga tahap
tersebut dijelaskan sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
Langkah awal pada tahap persiapan sebelum melaksanakan penelitian adalah
membuat proposal penelitian, melakukan telaah kurikulum mengenai pokok
bahasan yang dijadikan penelitian, langkah selanjutnya adalah survei tempat
untuk uji coba instrumen dan penelitian. Setelah melaksanakan survei tempat,
langkah selanjutnya adalah menentukan lokasi penelitian.
Setelah langka-langkah di atas dilaksanakan, langkah selanjutnya adalah
melakukan konsultasi dengan pihak sekolah terutama dengan guru mata
pelajaran fisika untuk menyusun dan melaksanakan uji coba instrumen. Hal
terahir yang dilakukan pada tahap persiapan adalah menyusun perangkat
pembelajaran yang sesuai dengan KTSP.
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
Tahap kedua pada prosedur penelitian adalah tahap pelaksanaan penelitian.
Penelitian dilakukan dengan memberikan penilaian kinerja (performance
assesment) dan penilaian produk. Proses pembelajaran dan penilaian
berlangsung sebanyak tiga kali pertemuan, setelah itu dilaksanakan tes hasil
belajar.
3. Tahap Akhir Penelitian
Tahap akhir penelitian adalah melaksanakan analisis data dari hasil penilaian
kinerja, penilian produk, dan hasil belajar siswa dengan menggunakan analisis
regresi linier sederhana yang didapat dari penelitian. Setelah menganalisis data,
langkah selanjutnya adalah menarik kesimpulan berdasarkan data hasil
penelitian yang telah dilakukan. Gambar 3.1 berikut alur prosedur penelitian
yang dilakukan:

51

TAHAP PERSIAPAN
1. Pembuatan proposal penelitian
2. Melakukan telaah kurikulum mengenai pokok bahasan yang dijadikan penelitian.
3. Survei tempat uji coba instrumen dan penelitian.
4. Menentukan Lokasi Penelitian
5. Melakukan konsultasi dengan guru mata pelajaran fisika.
6. Menyusun instrumen
7. Uji coba instrumen
8. Penyusunan perangkat pembelajaran

TAHAP PELAKSANAAN
Penilaian terhadap subjek penelitian dengan menggunakan
penilaian kinerja, penialan produk, dan hasil belajar siswa.

TAHAP AKHIR
1. Analisis data
2. Pembahasan hasil penelitian
3. Penarikan kesimpulan

Gambar 3.1 Alur Prosedur Penelitian


E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang digunakan oleh peneliti
untuk mengumpulkan data. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah dengan menggunakan tes kinerja untuk mengamati kegiatan
peserta didik, tes produk untuk menilai proses pembuatan dan kualitas suatu
produk, dan tes tulis pilihan ganda.

F.

Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti

dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih
baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah

52

diolah.2 Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini ada tiga macam, yaitu:
instrumen lembar penilaian kinerja, instrument lembar penilain produk, dan
instrumen tes tulis.
Instrumen tes penilaian kinerja untuk mengukur hasil belajar siswa
mengenai konsep fisika yang diajarkan dengan mengamati kegiatan peserta didik
dalam melakukan sesuatu baik di dalam kelas maupun di luar kelas, instrumen tes
penilain produk digunakan untuk menilai kualitas laporan suatu kegiatan, dan
instrument tes tulis pilihan ganda untuk mengukur hasil belajar terhadap konsepkonsep fisika yang diajarkan di dalam kelas. Penggunaan instrumen tes penilaian
kinerja dan penilaian produk bertujuan agar kesimpulan yang diperoleh dari
penelitian ini lebih valid dan objektif dibandingkan jika hanya menggunakan satu
instrumen tes saja. Sebagaimana instrumen tes tulis, instrumen tes penilaian
kinerja dan penilaian produk juga harus memenuhi kriteria kelayakan, hanya saja
kriteria yang dipernuhi oleh kedua instrumen ini berbeda dengan instrumen tes
tulis. Begitu pula dengan pengujiannya, dimana pada instrumen tes penilaian
kinerja dan penilaian produk pegujian kelayakannya cukup dengan pertimbangan
ahli. Uji kelayakan ini dilakukan oleh dosen pembimbing dengan pertimbangan
kajian teoritis yang dilakukan penulis.
1.

Instrumen Tes Penilaian Kinerja


Instrumen penilaian kinerja merupakan pedoman penilaian yang dilakukan

guru terhadap peserta didik dalam melakukan kegiatan belajar mengajar baik di
dalam kelas ataupun di luar kelas sesuai dengan tujuan pembelajaran. Pada
instrument penilaian kinerja ini terdapat aspek-aspek yang dinilai serta kriteria
yang dinilai dari kegiatan siswa. Bentuk instrumen penilaian kinerja yang
digunakan pada penelitian ini adalah model skala penilaian (rating scale), dimana
guru akan memberikan nilai jika kriteria yang ditentukan dilakukan siswa. Pada
penelitian ini, peneliti membuat penilaian dari kegiatan diskusi dan beberapa
kegiatan eksperimen yang dilaksanakan oleh para siswa. Adapun kriteria unjuk
kerja yang akan dinilai dapat dilihat pada lampiran 9, 10, dan 11.
2

Ibid., h. 160.

53

Sebagaimana diungkapkan sebelumnya, bahwa tes penilaian kinerja harus


memenuhi kriteria kelayakan. Uji kelayakan dilakukan oleh dosen pembimbing
disesuaikan dengan konsep yang diteliti. Uji kelayakan penilaian kinerja
ditunjukkan seperti pada Tabel 3.1 berikut:
Tabel 3.1 Uji Kelayakan Ahli pada Penilaian Kinerja
No
1
2
3
4
5
2.

Aspek yang uji

Kriteria
Baik

Cukup

Kurang

Kejelasan format instrument penilaian


kinerja.
Kesesuaian skor dengan kriteria yang
dinilai pada aspek kinerja siswa.
Kesesuaian kriteria dengan aspek
kinerja siswa yang dinilai.
Keterwakilan semua tahap eksperimen
oleh aspek kinerja siswa yang
dikembangkan dalam instrument.
Kejelasan dan keefektifan bahasa yang
digunakan pada instrumen.

Instrumen Tes Penilaian Produk


Penilaian produk merupakan penilaian yang dilakukan kepada siswa untuk

digunakan untuk menilai kualitas laporan suatu kegiatan. Pada instrument


penilaian produk, terdapat aspek-aspek yang dinilai serta kriteria yang dinilai dari
kualitas laporan kegiatan eksperimen siswa. Bentuk instrumen penilaian produk
adalah model skala penilaian (rating scale). Pada penelitian ini, peneliti membuat
penilaian dari kegiatan diskusi dan beberapa kegiatan eksperimen yang
dilaksanakan oleh para siswa. Adapun kriteria unjuk kerja yang akan dinilai dapat
dilihat pada lampiran 12, 13, dan 14.
Seperti tes penilaian kinerja, tes penilaian produk juga harus memenuhi
kriteria kelayakan. Uji kelayakan dilakukan oleh dosen pembimbing disesuaikan
dengan kriteria kualitas pembuatan laporan kegiatan pada konsep yang diteliti. Uji
kelayakan penilaian produk ditunjukkan seperti pada Tabel 3.2 berikut:

54

Tabel 3.2 Uji Kelayakan Ahli pada Penilaian Produk


No
1
2
3
4
5
3.

Aspek yang uji

Kriteria
Baik

Cukup

Kurang

Kejelasan format instrument penilaian


produk.
Kesesuaian skor dengan kriteria yang
dinilai pada aspek kualitas laporan
siswa.
Kesesuaian kriteria dengan aspek
kualitas laporan siswa yang dinilai.
Keterwakilan semua tahap pembuatan
laporan yang dikembangkan dalam
instrument.
Kejelasan dan keefektifan bahasa yang
digunakan pada instrumen.

Instrumen Tes Tulis


Instrumen tes tulis pada penelitian yang dilakukan ini menggunakan

instrumen objekif pilihan ganda dengan empat pilihan, yaitu a, b, c, dan d


sebanyak 20 soal. Tes ini disusun berdasarkan pada indikator yang hendak dicapai
sesuai dengan KTSP. Instrumen yang dibuat ini mencakup ranah kognitif pada
aspek mengingat (C1), memahami (C2), dan aspek mengaplikasikan (C3).
Berikut ini merupakan langkah-langkah penyusunan instrumen penelitian:
a. Membuat kisi-kisi instrumen penelitian.
b. Membuat soal berdasarkan kisi-kisi penelitian.
c. Instrumen yang telah dibuat dikonsultasikan kepada dosen pembimbing.
d. Uji coba instrument.

55

Kisi-kisi instrumen penelitian ditunjukkan pada Tabel 3.3 berikut:


Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Tes Tulis
Indikator Soal
Menyebutkan contoh alat-alat optik.
Menggambarkan pembentukan
bayangan benda di retina dan
menyebutkan bagian-bagian mata
serta fungsinya.
Menjelaskan beberapa cacat mata
dan penggunaan kacamata untuk
sebagai alat bantu bagi penderitanya.
Menjelaskan ciri-ciri kamera sebagai
alat optik.
Menjelaskan konsep lup sebagai alat
optik.
Menjelaskan cara kerja beberapa
produk teknologi yang relevan,
seperti: kacamata, mikroskop,
berbagai jenis teropong, dan
periskop.
Jumlah

Aspek Kognitif
C1
C2
C3
1
3, 7
2, 8

4, 5,

6, 9, 14

34
18

12, 13

25, 29

19, 20,
26, 30,
31, 33

13

Jumlah
1
4

10, 11

35

15, 16,
17,
21, 22,
23, 24,
27, 28,
32

13

15

35

G. Kalibrasi Instrumen Tes Tulis


Kalibrasi instrumen bertujuan agar dapat mengetahui sejauh mana kualitas
instrumen penelitian yang akan digunakan. Telah dijelaskan di atas, bahwa pada
penelitian ini instrumen yang digunakan ada tiga macam yaitu instrument tes tulis,
instrument tes penilaian kinerja, dan instrument tes penilaian produk. Untuk
instrumen tes tulis dapat diuji dengan menghitung validitas, reliabilitas, taraf
kesukaran dan daya pembeda. Penjelasan tentang keempatnya sebagai berikut:
1.

Validitas
Validitas tes merupakan tes yang mampu mengukur apa yang hendak

diukur.3 Arikunto mengatakan bahwa: Validitas merupakan suatu ukuran yang


menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen.4 Uji
3

Kusaeri, Suprananto, Pengukuran dan Penilaian Pendidikan, (Yogyakarta: Graha Ilmu,


2012), h. 74.
4
Arikunto, Op. Cit., h. 168.

56

validitas tes yang digunakan adalah uji validitas isi (content validity). Dimana
untuk mengetahui validitas isi tes, dilakukan judgement terhadap butir-butir soal
oleh dosen pembimbing. Pengujian validitas pada instrumen tes ini berpatokan
kepada pengujian validitas setiap butir soal. Pengujiannya dapat dhitung dengan
menggunakan teknik analisis point biserial, persamaannya dinyatakan sebagai
berikut: 5

Keterangan :
rpbi = angka indeks korelasi point biseral
Mp = mean (nilai rata-rata hitung) skor yang dicapai oleh peserta tes
yang menjawab betul, yang sedang dicari korelasinya dengan
tes secara keseluruhan.
Mt = mean skor, yang berhasil dicapai oleh seluruh peserta tes
SDt = deviasi standar total
p

= proporsi pesera tes yang menjawab betul terhadap butir soal


yang sedang dicari korelasinya dengan tes secara keseluruhan.

= proporsi peserta tes yang menjawab salah terhadap butir soal


yang sedang diuji validitasnya.

Nilai rpbi dibandingkan dengan nila ttabel pada tingkat signifikansi 5% ( =


0,05) dan derajat kebebasan (dk) = n-2, maka kaidah keputusannya: jika thitung >
ttabel berarti valid dan jika thitung < ttabel berarti butir soal tidak valid. Perhitungan uji
validitas instrumen menggunakan program anates dan terdapat pada lampiran.
Dari hasil perhitungan, diperoleh 23 soal yang valid dari jumlah total 35 soal yang
diujikan. Buti-butir soal tersebut adalah soal nomor 1, 3, 6, 7, 9, 10, 11, 14, 15,
16, 17, 18, 19, 20, 23, 24, 26, 28, 29, 30, 32, 33, 34. Semua soal yang valid ini
selanjutnya disaring kembali hingga berjumlah 20 soal sesuai dengan indikator.

Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, Cet. 10, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2000), h. 258.

57

2.

Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada konsistensi dari suatu pengukuran.6 Sedangkan

menurut Arikunto bahwa reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa


sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul
data karena instrumen tersebut sudah baik.7 Untuk menguji reliabilitas instrumen
dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rumus K-R 20 dengan rumus
sebagai berikut:8

r11 = (

)(

Keterangan :
r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan
p

= proporsi subjek yang menjawab item dengan benar

= proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q = 1 p)

pq = jumlah hasil perkalian antara p dan q


n

= banyaknya item

= standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar varians)

Jika instrumen yang diujikan reliable, maka dilihat dari kriteria penafsiran
indeks reliabilitasnya pada tabel 3.4 berikut:
Tabel 3.4 Interpretasi Kriteria Reliabilitas Instrumen
Koefisien Korelasi
0,00 0,20
0,21 0,40
0,41 0,60
0,61 0,80
0,81 1,00

Kriteria Reliabilitas
Kecil
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi

Perhitungan nilai reliabilitas ini terdapat pada lampiran bersama dengan uji
validitas dengan menggunakan program anates. Berdasarkan perhitungan tersebut
diperoleh nilai reliabilitas instrument tes sebesar 0,80. Nilai ini termasuk kategori
6

Kusaeri, Suprananto, Op. Cit., h. 82.


Arikunto, Op. Cit., h. 178.
8
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Cet. 11. (Jakarta: Bumi Aksara,
2010), h. 100 101.
7

58

tinggi yang artinya bahwa instrumen ini reliable. Oleh karena itu, instrumen ini
layak digunakan dalam penelitian.
3.

Taraf Kesukaran
Taraf kesukaran suatu butir soal menjelaskan ukuran dari jumlah siswa

yang menjawab soal dengan benar. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu
mudah dan tidak terlalu sukar.9 Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya
sesuatu soal disebut indeks kesukaran. Besarnya indeks kesukaran antara 0,00
sampai dengan 1,0. Indeks kesukaran ini menunjukkan taraf kesukaran soal. Soal
dengan indeks kesukaran 0,0 menunjukkan bahwa soal itu terlalu sukar,
sebaliknya indeks 1,0 menunjukkan bahwa soalnya terlalu mudah. 10 Taraf
kesukaran dihitung dengan menggunakan rumus:11

P=
Keterangan :
P

= indeks kesukaran

= banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar

JS = jumlah seluruh siswa peserta tes


Tolak ukur untuk menginterpretasikan taraf kesukaran butir soal yang
diperoleh adalah seperti pada tabel 3.5 berikut:12
Tabel 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran
Indeks Kesukaran
0,00 s.d 0,30
0,30 s.d 0,70
0,70 s.d 1,00

Tingkat Kesukaran
Sukar
Sedang
Mudah

Berikut ini kriteria taraf kesukaran butir soal berdasarkan hasil analisi
terhadap 35 soal yang diujicobakan.

Ibid., h. 207.
Loc. Cit. h. 207.
11
Ibid., h. 208.
12
Ibid., h. 210.
10

59

Tabel 3.6 Hasil Analisis Taraf Kesukaran Butir Soal


Kriteria
Mudah
Sedang
Sukar
Jumlah

No. Soal
9, 20, 24, 25, 28, 29, 31
1, 2, 3, 4, 5, 7, 10, 11, 12, 13, 16, 17, 23, 26, 30, 33, 34
6, 8, 14, 15, 18, 19, 21, 22, 27, 32, 35

Jumlah
7
17
11
35

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa terdapat 7 soal mudah, 17 soal


sedang, dan 11 soal sukar.
4.

Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan

antara siswa yang panda (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh
(berkemampuan rendah).13 Rumus untuk menentukan indeks diskriminasi (daya
pembeda) adalah:14
D=

Keterangan :
D = daya pembeda butir soal
BA= banyaknya kelompok atas yang menjawab soal dengan benar
BB= banyaknya kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar
JA = banyaknya peserta kelas atas
JB = banyaknya peserta kelas bawah
Setelah indeks daya pembeda dihitung dan diketahui, maka nilainya
diklasifikasikan dengan kriteria daya pembeda seperti pada tabel 3.7 berikut:15

13

Ibid., h. 211.
Ibid., h. 213-214.
15
Ibid., h. 218.
14

60

Tabel 3.7 Klasifikasi Daya Pembeda


Indeks Daya Pembeda
0,00 - 0,20
0,20 - 0,40
0,40 - 0,70
0,70 - 1,00
Negatif

Kriteria Daya Pembeda


Jelek (poor)
Cukup (satisfactory)
Baik (good)
Baik sekali (excellent)
Sangat buruk, sebaiknya dibuang

Hasil uji coba menunjukkan bahwa dari 35 soal terdapat 4 yang termasuk
sangat buruk, 4 soal termasuk kategori jelek, 11 soal termasuk kategori cukup, 14
soal termasuk kategori baik, 2 soal termasuk kategori baik sekali. Berikut kriteria
tingkat kesukaran butir soal berdasarkan hasil analisis pada 35 soal yang diuji
cobakan dengan menggunakan program anates.
Tabel 3.8 Hasil Analisis Daya Pembeda Butir Soal
Kategori
Sangat buruk (Drop)
Jelek
Cukup
Baik
Baik Sekali
Jumlah

No. Soal
Jumlah
2, 8, 25, 35
4
5, 14, 21, 22
4
4, 10, 12, 13, 18, 20, 24, 27, 29, 31, 32
11
1, 3, 6, 9, 11, 15, 16, 17, 19, 23, 26, 28, 33, 34
14
7, 30
2
35

Jumlah soal yang digunakan dalam penelitian adalah 20 soal, pemilihan 20


soal ini disamping didasarkan pada keempat kriteria di atas juga didasarka pada
keterwakilan semua indikator materi pembelajaran. Kedua puluh soal tersebut
sebagai berikut: 1, 3, 6, 9, 10, 11, 14, 15, 17, 18, 19, 20, 23, 24, 26, 28, 30, 32, 33,
34.

H. Teknik Deskriptif Analitis


Terdapat tiga buah data yang diperoleh, yaitu data tes penilaian kinerja,
data tes penilaian produk, dan data tes tulis (hasil belajar siswa). Penilaian kinerja
dan penilaian produk sebagai penilain proses selanjutnya akan dijumlahkan dan
diambil rata-rata dari keduanya. Kemudian penilaian proses (penilaian kinerja dan
penilaian produk) sebagai variabel independen (X) dan hasil belajar sebagai

61

variabel dependen (Y) akan dianalisis menggunakan perhitungan regresi linier


sederhana, dengan mencari koefisien regresi (nilai peningkatan ataupun
penurunan) yang akan menentukan ada tidaknya hubungan atara kedua variabel
yang sedang dicari. Perhitungan analisis regresi linier sederhan ini menggunakan
program SPSS 16.0 lalu dideskripsikan untuk mengetahui hubungan antara
penilaian proses dan hasil belajar siswa pada konsep alat-alat optik yang dipelajari
di kelas.
1.

Nilai Kinerja Siswa


Pengolahan data pada nilai kinerja siswa pada kegiatan diskusi dan

eksperimen yang dilakukan berdasarkan langkah-langkah berikut:


a. Menghitung nilai mentah yang didapat siswa pada kegiatan diskusi dan
eksperimen yang telah dilakukan.
b. Menghitung rata-rata yang diperoleh tiap kelompok
c. Mengklasifikasikan nilai yang didapat tiap kelompok dengan kategori sebagai
berikut:
Tabel 3.9 Klasifikasi Kategori Penilaian Kinerja Siswa
Nilai
< 70
= 70
71 80
> 80
2.

Kategori
Kurang Baik
Cukup Baik
Baik
Amat Baik

Nilai Produk Siswa


Pengolahan data pada nilai produk siswa beradasarkan pada penilaian

pembuatan laporan kegiatan yang sesuai dengan lembar kegiatan siswa, langkahlangkah pengolahan data seperti berikut:
a. Menghitung nilai mentah yang didapat siswa dari laporan yang dibuat siswa
b. Menghitung rata-rata yang diperoleh tiap kelompok
c. Mengklasifikasikan nilai yang didapat tiap kelompok dengan kategori sebagai
berikut:

62

Tabel 3.10 Klasifikasi Kategori Penilaian Produk Siswa


Nilai
< 70
= 70
71 80
> 80
3.

Kategori
Kurang Baik
Cukup Baik
Baik
Amat Baik

Nilai Kinerja dan Produk Siswa (Nilai Proses)


Pengolahan data pada nilai kinerja dan penilaian produk siswa yang

didapat dari kegiatan diskusi, kegiatan eksperimen, dan pembuatan laporan yang
didapat kelompok siswa, dengan cara:

NP =
Keterangan:
NP = nilai proses yang diperoleh kelompok
PK = nilai kinerja yang diperoleh kelompok
PP = nilai produk yang diperoleh kelompok
2
4.

= bilangan tetap

Hasil Belajar Siswa


Pengolahan data tes hasil belajar siswa yang didapat dari tes tulis pilihan

ganda dengan cara menggunakan persamaa:

N=SX5
Keterangan:
N = nilai yang diperoleh
S = skor yang didapat
5 = bilangan tetap
Nilai yang diperoleh siswa dari tes hasil belajar siswa lalu diklasifisikan
dengan kategori sebagai berikut:

63

Tabel 3.11 Klasifikasi Kategori Penilaian Hasil Belajar


Kategori
Kurang Baik
Cukup Baik
Baik
Amat Baik

Nilai
< 70
= 70
71 80
> 80

70 adalah nilai KKM yang sudah ditetapkan oleh sekolah tempat penelitian.

5.

Uji Regresi Linieritas Penilaian Proses dan Penilaian Hasil Belajar


Uji regresi digunakan untuk mengukur pengaruh satu atau beberapa

variabel bebas terhadap variabel terikat. Persamaan regresi dapat digunakan untuk
melakukan prediksi seberapa tinggi nilai variabel dependen bila nilai variabel
independen dimanipulasi (dirubah-rubah). Secara umum persamaan regresi
sederhana (dengan satu prediktor) dapat dirumuskan sebagai berikut:16

( )( )
( ) ][

( ) ]

Keterangan:
rxy = koefisien kerelasi
X = jumlah variabel independen
Y = jumlah variabel dependen

= jumlah responden

Setelah nilai koefisien korelasi diketahui, maka nilainya diinterpretasikan


sesuai dengan ketentuan sebagai berikut:17

16

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka


Cipta, 1998), h. 256.
17
Yanti Herlanti, Tanya Jawab Seputar Penilaian Pendidikan Sains, (Jakarta: UIN
Jakarta, 2008), h. 38.

64

Tabel 3.12 Interpretasi Koefisien Korelasi


Besarnya Nilai Koefisien
Korelasi
0.00 0.20
0.20 0.40
0.40 0.60
0.60 0.80
0.80 1.00

Interpretasi
Sangat rendah
(tak berkorelasi)
Rendah
Agak rendah
Cukup
Tinggi

Apabila diperoleh angka negatif, maka korelasinya negatif dan indeks


korelasi tidak pernah lebih dari 1,00.

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Hasil Penelitian


Hasil penelitian yang dilakukan di SMP Daar El Falah Pandeglang Banten
pada kelas VIII-B putri, diperoleh tiga data hasil penilaian. Penilaian pertama
yaitu penilaian kinerja pada saat kegiatan diskusi dan eksperimen konsep alat-alat
optik, penilaian kedua yaitu penilaian produk berupa laporan dari hasil kegiatan
eksperimen dan yang ketiga adalah penilaian hasil belajar berupa tes pilihan ganda
yang diberikan setelah pembelajaran selesai. Adapun rincian dari masing-maing
pengolahan data hasil penelitian akan dipaparkan sebagai berikut.
1.

Nilai Kinerja Siswa


Penilaian kinerja yang dilaksanakan terhadap siswa berdasarkan kriteria

unjuk kerja yang sudah divalidasi. Penilaian kinerja dalam kegiatan pembelajaran
dilakukan

berdasarkan

silabus,

rencana

pelaksanaan

pembelajaran,

dan

disesuaikan dengan lembar kegiatan siswa yang dibuat. Dalam penilaian ini,
siswa dituntut untuk menunjukkan kemampuan berdiskusi dan melakukan kegitan
eksperimen berdasarkan pengetahuan fisika yang dimiliki dan sesuai dengan
petunjuk pada lembar kegiatan siswa
Penilaian unjuk kerja yang dilakukan melibatkan dua orang penilai
menggunakan model skala penilaian (Rating Scale) dengan menilai kemampuan
diskusi siswa dan kegiatan yang dilakukan siswa pada kegiatan eksperimen. Dari
hasil penilaian kinerja tiap kelompok diperoleh Tabel 4.1 rekapitulasi data
penilaian kinerja berikut:

65

66

Tabel 4.1 Rekapitulasi Data Penilaian Kinerja


Kelompok
Kelompok 1

Kelompok 2

Kelompok 3

Kelompok 4

Kelompok 5

Kelompok 6

Kelompok 7

Kelompok 8

Kelompok 9

Kode Objek
Penelitian
A15
A26
A27
A3
A7
A24
A17
A18
A23
A10
A13
A21
A2
A9
A11
A19
A20
A22
A4
A14
A25
A5
A6
A8
A1
A12
A16

Rata-rata
Kelompok

*PK1

*PK2

*PK3

66,7

75

75

72,23

71,4

67,8

78,6

72,6

71,4

64,3

71,4

69,03

78,6

73,8

73,8

75,4

85,7

91,7

88,1

88,5

71,4

69,04

76,2

72,21

71,4

67,8

78,6

72,6

73,8

79,7

71,4

74,97

71,4

75

73,8

73,4

Rata-rata

Jumlah

74,55

*PK = Penilaian Kinerja


Pada tabel 4.1 dapat diketahui bahwa skor rata-rata penilaian kinerja untuk
setiap kelompok selama tiga pertemuan berada pada kategori baik dengan ratarata 74,55. Dari sembilan kelompok, rata-rata berkategori baik sebanyak tujuh
kelompok yaitu kelompok 1, 2, 4, 6, 7, 8, dan 9. Satu kelompok yang termasuk
dalam kategori kurang baik yaitu kelompok 3, dan satu kelompok yang termasuk
dalam kategori amat baik yaitu kelompok 5.

67

2.

Nilai Produk Siwa


Penilaian produk yang dilaksanakan terhadap siswa menuntut mereka

untuk menunjukkan kemampuan membuat suatu produk berupa laporan kegiatan


eksperimen. Penilaian produk ini menggunakan model skala penilaian (Rating
Scale) dengan menilai kualitas laporan siswa berdasarkan kegiatan eksperimen
yang telah dilakukan sebelumnya. Dari hasil penilaian produk tiap kelompok
diperoleh Tabel 4.2 rekapitulasi data penilaian produk berikut:
Tabel 4.2 Rekapitulasi Data Penilaian Produk
Kelompok
Kelompok 1

Kelompok 2

Kelompok 3

Kelompok 4

Kelompok 5

Kelompok 6

Kelompok 7

Kelompok 8

Kelompok 9

Kode Objek
Penelitian
A15
A26
A27
A3
A7
A24
A17
A18
A23
A10
A13
A21
A2
A9
A11
A19
A20
A22
A4
A14
A25
A5
A6
A8
A1
A12
A16

Rata-rata
** PP = Penilaian Produk

Rata-rata
Kelompok

**PP1

**PP2

**PP3

71,67

72,22

68,52

70,80

70,00

68,52

74,07

70,86

70,00

70,37

70,37

70,25

65,00

61,11

68,52

64,88

81,67

77,78

83,33

80,93

71,67

70,37

62,96

68,33

68,33

75,93

66,67

70,31

71,67

74,07

75,93

73,89

68,33

68,52

74,07

70,31

Jumlah

71.17

68

Tabel 4.2 di atas, menunjukkan bahwa skor rata-rata penilaian produk


kelompok siswa selama tiga pertemuan berada pada kategori baik dengan rata-rata
71,17. Dari sembilan kelompok, rata-rata berkategori kurang baik sebanyak dua
kelompok, yaitu kelompok 4, dan 6. Kelompok dengan kategori cukup baik
sebanyak lima kelompok yaitu kelompok 1, 2, 3, 7, dan 9. Satu kelompok yang
termasuk kategori amat baik adalah kelompok 5.
3.

Nilai Kinerja dan Nilai Produk (Nilai Proses)


Nilai proses yang didapat siswa merupakan nilai rata-rata dari nilai kinerja

dan nilai produk setiap kelompok, Tabel 4.3 berikut adalah rekapitulasi nilai
proses pada masing-masing kelompok:
Tabel 4.3 Rekapitulasi Nilai Proses
No

Kelompok

Nilai Kinerja
Siswa

Nilai Produk
Siswa

72,23
72,6
69,03
75,4
88,5
72,21
72,6
74,97
73,4

70,80
70,86
70,25
64,88
80,93
68,33
70,31
73,89
70,31

1
Kelompok 1
2
Kelompok 2
3
Kelompok 3
4
Kelompok 4
5
Kelompok 5
6
Kelompok 6
7
Kelompok 7
8
Kelompok 8
9
Kelompok 9
Rata-rata

Nilai Proses
(

)
71,52
71,73
69,64
70,14
84,72
70,27
71,46
74,43
71,86
72,86

Tabel 4.3 di atas, menunjukkan skor rata-rata nilai proses kelompok siswa
yang berada pada kategori baik dengan nilai 72,86. Kelompok dengan kategori
baik berjumlah lima kelompok, yaitu kelompok 1, 2, 7, 8, dan 9. Satu kelompok
yang berkategori kurang baik yaitu kelompok 3, satu kelompok berkategori cukup
baik yaitu kelompok 6 dan kelompok 5 berkategori amat baik.
4.

Nilai Hasil Belajar Siswa


Selain penilaian kinerja dan penilaian produk peserta didik, dalam

penelitian ini juga terdapat penilaian hasil belajar siswa yang telah dipelajari

69

melalui metode eksperimen dan pembuatan laporan kegiatan. Tabel 4.4 berikut
adalah rekapitulasi penilaian hasil belajar pada masing-masing kelompok peserta
didik.
Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa
Kelompok
Kelompok 1

Kelompok 2

Kelompok 3

Kelompok 4

Kelompok 5

Kelompok 6

Kelompok 7

Kelompok 8

Kelompok 9
Rata-rata

Kode Objek
Penelitian
A15
A26
A27
A3
A7
A24
A17
A18
A23
A10
A13
A21
A2
A9
A11
A19
A20
A22
A4
A14
A25
A5
A6
A8
A1
A12
A16

Nilai Tes Tulis


70
80
60
85
75
80
65
70
60
70
65
75
90
80
85
65
75
70
60
70
85
65
85
75
75
65
70

Jumlah

Rata-rata
Kelompok
70

80

65

70

85

70

71,67

75

70
72,86

Pada tabel 4.4 dapat diketahui bahwa skor rata-rata hasil belajar
berkategori baik sebesara 72,96. Dengan jumlah kelompok yang berkategori
kurang baik yaitu kelompok 3, kelompok dengan kategori cukup baik sebanyak
empat kelompok yaitu kelompok 1, 4, 6, dan 9. Jumlah kelompok dengan kategori

70

baik berjumlah 3 kelompok, yaitu kelompok 2, 7, dan 8, serta satu kelompok yang
termasuk dalam kategori amat baik yaitu kelompok 5.
5.

Hasil Analisis Regresi Linearitas Penilaian Proses dan Hasil Belajar


Uji regresi linearitas dilakukan untuk melihat hubungan antara penilaian

proses (rata-rata penilaian kinerja dan penilaian produk) penilaian hasil belajar
siswa. Analisis dilakukan dengan menggunakan uji regresi linear sederhana
dengan menggunakan program SPSS 16.0. Hasil analisis regresi linier sederhana
dapat dilihat secara lengkap pada lampiran 18.
Berdasarkan analisis yang dilakukan didapat nilai R Square (r2) sebesar
0,682. Artinya ada hubungan yang linier antara penilaian proses dan hasil
belajar siswa sebesar 68,2%, sedangkan sisanya sebesar 31,8% dipengaruhi oleh
faktor lain. Oleh karena itu dapat dikatakan penilaian proses berhubungan dengan
hasil belajar siswa. Dengan demikian, jika penilain proses meningkat maka hasil
belajar siswa pun dapat meningkat.

B. Pembahasan Hasil Penelitian


Penilaian kinerja merupakan penilaian yang dilakukan guru terhadap
peserta didik dalam melakukan kegiatan belajar mengajar baik di dalam kelas
ataupun di luar kelas sesuai dengan tujuan pembelajaran. Pada penelitian ini,
penilaian yang dilakukan terhadap siwa berupa kegiatan berdiskusi dan
melakukan eksperimen yang disesuaikan dengan petunjuk pada lembar kegiatan
siswa. Penilaian yang melibatkan dua orang penilai ini menggunakan model skala
penilaian (Rating Scale) sebagai pedoman dalam menilai seluruh kegiatan siswa.
Berdasarkan rekapitulasi data nilai kinerja siswa, diketahui bahwa rata-rata
kelompok siswa berkategori baik berjumlah tujuh kelompok, satu kelompok
berkategori kurang baik, dan satu kelompok amat baik.
Penilaian produk merupakan penilaian yang dilakukan guru terhadap
kualitas suatu produk yang dilakukan siswa. Pada penelitian ini, produk yang
dihasilkan siswa berupa laporan kegiatan eksperimen yang dilakukan masingmasing kelompok siswa. Sama seperti penilaian kinerja, instrumen yang

71

digunakan berupa model skala penilaian (Rating Scale). Berdasarkan penilaian


produk yang dilakukan, nilai rata-rata kelompok siswa selama tiga pertemuan
berada pada kategori baik. Dengan dua kelompok berkategori kurang baik, lima
kelompok cukup baik, dan satu kelompok berkategori amat baik.
Penilaian kinerja dan penilaian produk sebagai penilaian proses menuntut
peran aktif siswa dalam proses pembelajaran. Penerapan penilaian proses ini
memberikan peluang agar para siswa dapat mengembangkan keterampilan,
kreativitas, serta sikap ilmiah dalam merekonstruksi pengetahuan masing-masing
individu. Penilaian jenis ini bertujuan untuk mengetahui ketercapaian proses
pendidikan dan mengukur pengetahuan dan keterampilan siswa dengan cara
menerapkan pengetahuan yang mereka miliki pada kehidupan nyata, kegiatan
eksperimen, berdiskusi, ataupun membuat suatu produk yang berguna. Dari
penilaian proses yang diberikan kepada siswa, skor rata-rata yang diperoleh
berkategori baik.
Hasil belajar ranah kognitif yang didapat dari hasil tes tulis yang
dilaksanakan setelah proses pembelajaran. Tes tulis berupa pilihan ganda diujikan
untuk menilai ranah kognitif siswa pada tingkat mengingat (C1), memahami (C2),
dan mengaplikasikan (C3). Dari penilaian hasil belajar yang dilakukan, didapat
rata-rata hasil belajar siswa berkategori baik. Penilaian tes tulis biasanya lebih
cenderung melibatkan kemampuan siswa pada ranah kognitif saja. Ranah kognitif
berhubungan dengan aktivitas otak atau mental. Pada ranah ini erat dengan
kemampuan berpikir, termasuk di dalamnya kemampuan mengahapal, memahami,
mengaplikasi, menganalisis, mensintesis dan mengevaluasi.
Penerapan penilaian proses melibatkan kemampuan siswa pada ranah
psikomotorik, dimana pada ranah ini keterampilan (skill) dan kemampuan
bertindak individu serta kelompok. Dengan adanya penilaian ini, diharapkan para
siswa dapat mengembangkan keterampilan, keaktifan, serta kreativitas sebagai
cerminan dari pengetahuan yang didapat dari proses pembelajaran, sehingga
diharapkan dapat mempengaruhi hasil belajar pada ranah kognitif.
Hasil analisis data penelitian yang dibuktikan melalui analisis uji statistik
dengan bantuan software SPSS 16.0 menunjukkan bahwa hubungan antara

72

penilaian proses (rata-rata penilaian kinerja dan penilaian produk) dan hasil
belajar siswa pada konsep alat-alat optik menunjukkan hasil yang linier. Hal
tersebut dapat terlihat dari nilai R Square (r2) sebesar 0,682. Artinya nilai tersebut
menunjukkan adanya hubungan yang linier antara penilain proses dan hasil belajar
siswa yang didapat melalui tes tulis.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa peningkatan penilaian proses
dapat diikuti dengan peningkatan hasil belajar siswa pada ranah kognitif.
Kesimpulan penelitian ini sesuai dengan pendapat Indah Nurcahyani dan kawankawan yang menyatakan tingkat ketercapaian batas minimal peserta didik lebih
besar dari KKM yang ditentukan sekolah. Selain Indah dan kawan-kawan,
Syahrul mengungkapkan tentang hasil penelitiannya yaitu (a) terdapat perbedaan
unjuk kinerja (prestasi) praktikum mesin listrik mahasiswa sebelum dan sesudah
penerapan model Asesmen Autentik Terintegrasi (Model-AAT), (b) dapat
meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran mahasiswa dalam mata
praktik kuliah, (c) mahasiswa memberi respon positif terhadap penerapan asesmen
teman sejawat, karena mereka merasa memperoleh pengalaman yang berharga
tentang bagaimana menerapkan model tersebut dalam pembelajaran.
Zainal Ruma dalam jurnal penelitiannya menyimpulkan bahwa: (a) Hasil
belajar ekonomi siswa setelah dinilai dengan penilaian kinerja, (b) nilai rata-rata
mengalami peningkatan pada akhir tes, minat siswa untuk mempelajari lebih
mendalam sangat tinggi, dan (c) penyelesaian soal kontekstual siswa setelah
penerapan assesmen kinerja cukup baik. Tatag Y. E. Siswono menuturkan dalam
jurnalnya bahwa penilaian kinerja merupakan kegiatan penilaian yang meminta
siswa untuk mengkontruksi respon, menghasilkan produk atau menunjukkan hasil
suatu kegiatan (demonstrasi), sehingga penilaian ini sangat sesuai untuk
mengetahui ketercapaian tujuan proses dalam pembelajaran.
Dari uraian di atas terlihat bahwa hubungan antara penilaian proses dan
hasil belajar siswa pada konsep alat-alat optik memiliki hubungan yang linier.
Penilaian proses juga berkontribusi dalam mendorong siswa berperan aktif dalam
pembelajaran, sehingga dengan adanya penilaian proses ini keterampilan siswa
dapat meningkat seiring meningkatnya pengetahuan siswa pada ranah kognitif.

73

C. Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari bahwa penelitian yang dilakukan memiliki keterbatasan
dalam pelaksanaannya, diantarnya ialah:
1. Penilaian proses merupakan penilaian yang lebih efektif diterapkan pada kelas
dengan jumlah siswa yang sedikit. Hal tersebut berkaitan dengan kontrol
individu dan waktu yang tersedia untuk jam pelajaran fisika.
2. Jumlah siswa yang ideal untuk menerapkan penilaian kinerja adalah 5 orang
siswa untuk masing-masing penialai. Pada penelitian ini, jumlah total siswa
adalah 27 orang yang terbagi kedalam 9 kelompok, sedangkan jumlah penilai
hanya dua orang.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
terdapat hubungan yang linier antara penilaian proses dan hasil belajar siswa pada
konsep alat-alat optik. Dengan demikian, pelaksanaan penilaian kinerja dan penilaian
produk sebagai penilaian proses dapat memberikan pengaruh yang cukup kuat
terhadap perubahan hasil belajar siswa. Artinya, jika penilain proses meningkat,

maka hasil belajar siswa pun dapat meningkat.

B. Saran
Dari kesimpulan yang telah diuraikan di atas, maka saran yang peneliti
ajukan adalah sebagai berikut :
1. Penilaian proses hendaknya dilaksanakan sesuai dengan keterampilan yang
hendak dicapai, baik pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik pada tujuan
pembelajaran.
2. Hendaknya lebih menitik beratkan pada penilaian kinerja agar dapat melihat
perkembangan siswa secara bertahap.

74

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, Lorin W. Krathwohl, David R., A Taxonomy for Learning, Teaching,


and Assesing A Revision of Blooms Taxonomy of Educational Objectives,
New York: Addison Wesley Longman, 2001.
Anwar, Kasful. Hendra Harmi., Perencanaan Sistem Pembelajaran Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan KTSP, Bandung: Alfabeta, 2011.
Arifin, Anwar., Memahami Paradigma Baru Pendidikan Nasional dalam
Undang-undang Sisdiknas, Cet.3, Jakarta: Ditjen Kelembagaan Agama
Islam Depag, 2003.
Arikunto, Suharsimi., Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta:
PT. Rinneka Cipta, 2006.
Arikunto, Suharsimi., Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara,
2010.
Damari, Ari., Konsep Jitu Fisika untuk Kelas1, 2, dan 3, Jakarta: WahyuMedia,
2009.
Danusantoso, J., A Concise Dictionary Of Physic, Jakarta: Penerbit Erlangga,
1995.
Departemen Pendidikan Nasional., Materi Sosialisasi dan Pelatihan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Sekolah Dasar I. Power Point.
Jakarta: Januari, 2007.
Fajar, Arnie., Portofolio dalam Pelajaran IPS. Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2004.
Forum Tentor., Kupas Tuntas 1001 Soal Fisika SMP. Jakarta: Pustaka
Widyatama, 2009.
Hadi, Sulistyo., Ciamik Fisika SMA Kelas X, XI, dan XII, Yogyakarta: Penerbit
Cabe Rawit, 2011.
Hardjono, Rayner., Kamus Populer Inggris-Indonesia Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 2002.
Herlanti, Yanti. Tanya Jawab Seputar Penilaian Pendidikan Sains, Jakarta: UIN
Jakarta, 2008.

75

76

Kamajaya., Cerdas Belajar Fisika untuk Kelas X Sekolah Menengah


Atas/Madrasah Aliyah, Bandung: Grafindo Media Pratama, 2008.
Karim, Saeful, dkk., Belajar IPA Membuka Cakrawala Alam Sekitar Untuk Kelas
VIII Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah, Jakarta: Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008.
Krisno, H. Moch. Agus, dkk., Ilmu Pengetahuan Alam Untuk SMP/MTs, Jakarta:
Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008.
Kusaeri, Suprananto., Pengukuran dan Penilaian Pendidikan, Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2012.
Martinus, Surawan., Kamus Kata Serapan,Cet 2, Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 2008.
Muslich, Masnur., Authentic Assesment: Penilaian Berbasis Kelas dan
Kompetensi, Bandung: Refika Aditama, 2011.
Muslich, Masnur., KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual
Panduan bagi Guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas Sekolah, Cet. 6,
Jakarta: Bumi Aksara, 2009.
Mulyasa, E., Kurikulum Tingkata Satuan Pendidikan Suatu Panduan Praktis, Cet.
3, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007.
Mulyasa, E., Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009.
Nurcahyani, Indah, Setyadi, Eko, dan Sriyono, Pengembangan Penilaian
Autentik Guna Mengukur Pengetahuan dan Kreativitas dalam
Pembelajaran Fisika pada Peserta Didik SMA Negeri 6 Purworejo.
Nurhaeni, A.A. Istri N., Assesmen Otentik dalam Rangka KTSP Suatu Upaya
Pemberdayaan Guru dan Siswa, Makalah Disampaikan pada Pelatihan
KTSP bagi Guru SMP/MTS di Kabupaten Tabanan Tanggal 10 14
September Denpasar: Universitas Pendidikan Ganesha, 2007.
Pantiwati, Yuni., Hakekat Assesmen Autentik dan Penerapannya dalam
Pembelajaran Biologi, Jurnla Edukasi Matematika dan Sains, 2013.
Sahertian, Piet. A., Prinsip dan Teknik Supervisi Pendidikan, Surabaya: Usaha
Nasional, 1981
Siswono, Tatag Y. E., Penilaian Autentik dalam Pembelajaran Kontekstual,
Surabaya: FMIPA UNESA, 2002.

77

Suastra, I Wayan. Pengembangan Sistem Assesmen Otentik dalam Pembelajaran


Fisika di Sekolah Menengah Atas (SMA). Jurnal
Subali, Bambang dan Paidi. Upaya Meningkatkan Kualitas Penilaian Mengarah
ke Model Authentic Assesment. Jurnal
Sudijono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2000.
Sudjana, Nana., Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2009.
Sugiyono., Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D), Cet. 11, Bandung: Alfabeta, 2010.
Sujiono, Yuham Nuram., Mengajar dengan Portofolio: Praktis Dilaksanakan di
Perguruan Tinggi, SMA, SMP, SD yang sederajat, serta TK dan Kelompok
Bermain, Jakarta: PT Indeks, 2010.
Surapranata, Sumarna dan Hatta, Muhammad., Penilaian Portofolio Implementasi
Kurikulum 2004. Bandung: PT Rosdakarya, 2007.
Suryabrata, Sumadi., Metodologi Penelitian. Cet. 22, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2011.
Suwandi, Sarwiji., Model Assesmen Dalam Pembelajaran,
Pustaka, 2010.

Surakarta: Yuma

Suwandi, Sarwiji., Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penulisan Karya Ilmiah.
Surakarta: Yuma Pustaka, 2010.
Syahrul., Keefektifan Penerapan Model Asesmen Autentik Terintegrasi dalam
Pembelajaran Praktikum pada Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FTUniversitas Negeri Makassar, Jurnal Medtek, 2009.
Tim Penerbit Lentera Abadi., Ensiklopedia IPTEK Untuk Anak, Pelajar & Umum,
Jakarta: PT Lentera Abadi, 2004.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa., Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ed. 4.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 2008.
Uno, Hamzah B, Satria Koni., Assesment Pembelajaran, Ed. 1, Cet. 1, Jakarta:
Bumi Aksara, 2012.
Untoro, Joko., Buku Pintar Fisika SMA, Jakarta: WahyuMedia, 2009.

78

Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini., Strategi Pembelajaran Sains,


Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009.
http://3.bp.blogspot.com_o_m5CnVTJFATTCHN8Ml9cIAAAAAAAAAGsPahF
ew0vGTYs1600a8.png
http://bebas.vlsm.orgv12sponsorSponsor-PendampingPrawedaBiologiImage210a-3.jpg
http://belajar.kemdiknas.go.idfile_storagemateri_pokokMP_297Imagehal24.jpg
http://holik62.webs.com/matasebagaialatoptik.htm
http://kaita91.files.wordpress.com201111hal23.jpg
http://rhosa0802612.files.wordpress.com201112miopi.jpgw=150
http://www.besoptik.comwp-contentthemesdt-chocolatethumb.phpsrc=wpcontentuploads201110hipermetropi.jpg&w=225&h=225&zc=1
http://www.fotografer.netimagesforum303131415.jpg

LAMPIRAN 1

Silabus
Sekolah
Kelas
Semester
Mata Pelajaran
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Materi Pokok/
Pembelajaran
Alat-alat optik

: SMP Daar El Falaah


: VIII (Delapan)
: II (Dua)
: Ilmu Pengetahuan Alam-Fisika
: 6. Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang, dan optik terkait produk teknologi sehari-hari.
: 6.4 Mendeskripsikan alat-alat optik dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Kegiatan
Pembelajaran

Indikator

Menggali
Menjelaskan
informasi dari
fungsi mata
nara sumber dan
sebagai alat
studi pustaka
optik.
untuk
memperoleh
penjelasan
tentang fungsi
mata sebagai
alat optik dan
tentang cacat
Menggambar-kan
mata.
pembentukan
bayangan benda
di retina.

Teknik
Tes
tulis

Penilaian
Bentuk
Contoh Instrumen
Instrumen
Tes PG
Suatu benda dapat
terlihat jelas oleh
mata jika
bayangan jatuh
pada
a. pupil
b. lensa
c. kornea mata
d. retina

Alokasi
Waktu

Sumber
Belajar

6 x 40

Buku Fisika
kelas VIII,
buku
referensi
yang
relevan,
lingkungan,
alat dan
bahan
praktikum.

Bayangan yang
dibentuk oleh
lensa mata
memiliki sifat
a. nyata,
terbalik,dan
79

LAMPIRAN 1
diperkecil
b. nyata,
terbalik,dan
diperbesar
c. maya, terbalik,
dan diperkecil
d. maya, terbalik,
dan diperbesar
Menjelaskan
beberapa cacat
mata dan
penggunaan
kacamata untuk
sebagai alat bantu
bagi
penderitanya.

Perhatikan
pernyataan berikut
:
1) Titik dekatnya
kurang dari 25
cm
2) Tidak dapat
melihat dengan
jelas benda yang
berjarak 25 cm
3) Dapat dibantu
dengan kacamata
positif
4) Bayangan benda
berjarak 25 cm
terletak di depan
retina
Dari peristiwa di

80

LAMPIRAN 1

Studi pustaka
untuk
membedakan
kamera dan lup
sebagai alat
optik.

Menjelaskan ciriciri kamera


sebagai alat optik

Menjelaskan
konsep lup
sebagai alat
optik.

Tes
tulis

Tes PG

atas yang termasuk


ciri-ciri orang
mengalami rabun
dekat adalah
a. 1 dan 2
b. 2 dan 3
c. 3 dan 4
d. Semua benar
Sifat bayangan
yang dibentuk oleh
kamera adalah
a. nyata, tegak,
diperbesar
b. nyata, terbalik,
diperkecil
c. maya, tegak,
diperbesar
d. maya, terbalik,
diperkecil
Agar mata tidak
cepat lelah ketika
menggunakan lup,
benda yang
diamati harus
diletakkan
a. yepat di titik
fokus

81

LAMPIRAN 1
b. diantara F dan
2F
c. diantara F dan O
d. tepat di titik 2F
Membentuk
Menjelaskan cara
kelompok untuk
kerja beberapa
menjelaskan cara produk teknologi
kerja alat-alat
yang relevan,
optik yang
seperti: kacamata,
terdapat dalam
mikroskop,
kehidupan
berbagai jenis
sehari-hari.
teropong, dan
periskop.

Tes
tulis,
tes
unjuk
kerja
dan
produk

Eksperimen
menggunakan alat-alat
optik.

LKS

Pandeglang, ..........
Mengetahui
Kepala Sekolah

Praktikan

Teguh Kurniyanto, M.Ed.

Rian Indra Gunawan

82

LAMPIRAN 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

A. Identitas
Nama Sekolah

: SMP Daar El Falaah

Mata Pelajaran

: Fisika

Kelas/Semester

: Kelas VIII/II

Standar Kompetensi

: 6. Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang, dan optik terkait produk teknologi seharihari.

Kompetensi Dasar

: 6.4 Mendeskripsikan alat-alat optik dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Alokasi Waktu

: 2 x 40 menit

B. Indikator
1. Menjelaskan fungsi mata sebagai alat optik.
2. Menggambarkan pembentukan bayangan benda di retina.
3. Menjelaskan beberapa cacat mata dan penggunaan kacamata untuk sebagai alat bantu bagi penderitanya.
C. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat :
1. Menjelaskan pengertian alat optik

83

LAMPIRAN 2
2. Menjelaskan fungsi bagian-bagian mata sebagai alat optik
3. Menggambarkan pembentukan bayangan benda pada retina
4. Menjelaskan daya akomodasi mata
5. Membedakan antara akomodasi maksimum dan tanpa akomodasi
6. Membedakan antara titik dekat (punctum proksimum) dan titik jauh (punctum remotum)
7. Menjelaskan beberapa cacat mata dan cara penanggulangannya
8. Menjelaskan keterbatasan mata
D. Materi Pembelajaran
Alat-alat Optik
E. Metode Pembelajaran
1. Model :
-

Cooperative Learning

2. Metode:
-

Diskusi kelompok

Tanya jawab

Ceramah

84

LAMPIRAN 2
F. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1 : 2 x 40 menit
Alokasi

Tahapan

Waktu

Pembelajaran

10 menit Pembukaan

Salam

Kegiatan pembelajaran
Aktivitas guru
Guru

Aktivitas siswa
Siswa

Metode

Pertanyaan
evaluasi

Ceramah

Media
Papan

pembuka dan

mengucapkan

menjawab

tulis,

doa .

salam dan

salam guru dan

buku,

memimpin doa.

berdoa.

spidol.

Orientasi

Guru membawa

Siswa

Ceramah &

- Anak-anak,

tanya jawab

siapa yang

alat-alat optik

memusatkan

seperti mikroskop,

perhatian

tahu alat apa

kacamata dan lup

tentang apa

yang saya

yang akan

bawa?

diperlajari.
Apersepsi

Guru

Siswa

- Diantara

menyampaikan

mendengarkan

kalian ada

indikator yang

penjelasan

yang tahu bab

akan dicapai pada

guru.

apa yang akan


kita pelajari

85

LAMPIRAN 2
pertemuan ini.

hari ini?
Jawab :
alat-alat optik.

Motivasi

Guru memberi

- Mengapa kita

memberikan

dapat melihat

pertanyaan

benda?

pembuka.

- Mengapa
benda yang
bisa kita lihat
itu dapat
terlihat
dengan jelas
dari berbagai
jarak?

Prasyarat

- Apa yang
dimaksud

pengetahuan

dengan daya
akomodasi?
60 menit Inti

Eksploitasi

Guru membimbing

Peserta didik

Ceramah &

Papan

86

LAMPIRAN 2

Elaborasi

peserta didik dalam

dibimbing oleh

tanya jawab

tulis,

pembentukan

guru membentuk

buku,

kelompok dengan

kelompok.

spidol,

kemampuan yang

LKS, alat

berbeda.

peraga.

Guru meminta

Peserta didik

siswa untuk

dalam setiap

mendiskusikan

kelompok

tentang pengertian

berdiskusi

alat-alat optik

tentang

sesuai dengan

pengertian alat-

lembar kerja siswa

alat optik sesuai

(LKS) yang

dengan lembar

disediakan oleh

kerja siswa

guru.

(LKS) yang
disediakan oleh
guru.

Guru memberi
kesempatan

Ada perwakilan
dari siswa yang

87

LAMPIRAN 2
kepada perwakilan

mengajukan

siswa untuk

jawaban, dan

menjelaskan hasil

siswa lain

diskusi dari tiap

menyimak.

kelompok.
Konfirmasi

10 menit Penutup

Kesimpulan dan
penilaian kelas

Guru menjelaskan

Siswa

Demonstrasi,

kepada para siswa

menyimak

ceramah &

tentang pengertian

penjelasan dari

tanya jawab

alat-alat optik,

guru.

Guru membimbing Siswa

Ceramah

Siapakah yang

& memberi

mengemukakan

bisa

kesempatan

kesimpulan

memberikan

kepada siswa

tentang materi

kesimpulan

untuk

yang telah

terkait materi

menyimpulkan

dipelajarinya.

yang telah kita

materi yang telah

pelajari hari ini?

dipelajari secara
keseluruhan.

88

LAMPIRAN 2
Evaluasi

Guru

Siswa

mengklarifikasi

memperhatikan

apabila ada

kesimpulan dari

kesimpulan yang

guru.

kurang tepat dari


hasil kesimpulan
siswa.
Guru memberi
penilaian positif
terhadap aktifitas
siswa.
Guru memberi

Siswa mencatat

tugas kepada siswa

tugas yang

untuk membuat

diberikan guru.

laporan tentang
diskusi pada
pertemuan
pertama dan
dikumpulkan pada

89

LAMPIRAN 2
pertemuan
selanjutnya dalam
bentuk karya tulis.
Doa penutup

Guru memimpin
doa.

Siswa dan guru


berdoa
bersama.

G. Sumber Belajar
- Buku pelajaran,.
- Alat : Papan tulis, buku, spidol, LKS, mikroskop, lup, lensa dan alat-alat eksperimen lain yang dibutuhkan.
H. Penilaian
a. Teknik Penilaian:
- Penilaian Kognitif
- Penilaian Afektif
- Penilaian Psikomotorik
b. Bentuk Instrumen:
- Tes Pilihan Ganda
c. Contoh Instrumen:

90

LAMPIRAN 2
- Contoh tes Pilihan Ganda
Berikut ini termasuk alat-alat optik, kecuali
a. mata, kamera, lup, dan kacamata

c. kacamata, mikroskop, teropong dan kamera

b. mata, lup, periskop, dan teropong

d. kacamata, mata, hipermetropi dan lup

Pandeglang, .

Mengetahui

Menyetujui

Kepala Sekolah

Guru Pamong (Guru Mata Pelajaran)

Praktikan

Teguh Kurniyanto, M.Ed.

Widi Asmuri Hakim, S.Pd.

Rian Indra Gunawan

91

LAMPIRAN 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

A. Identitas
Nama Sekolah

: SMP Daar El Falaah

Mata Pelajaran

: Fisika

Kelas/Semester

: Kelas VIII/II

Standar Kompetensi

: 6. Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang, dan optik terkait produk teknologi seharihari.

Kompetensi Dasar

: 6.4 Mendeskripsikan alat-alat optik dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Alokasi Waktu

: 2 x 40 menit

B. Indikator
1. Menjelaskan ciri-ciri kamera sebagai alat optik
2. Menjelaskan konsep lup sebagai alat optik.
3. Menjelaskan cara kerja beberapa produk teknologi yang relevan, seperti : kacamata, mikroskop, berbagai jenis teropong,
dan periskop.

92

LAMPIRAN 2
C. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat :
1. Menjelaskan fungsi dan prinsip kerja kamera
2. Menjelaskan fungsi dan prinsip kerja lup
3. Menjelaskan fungsi dan prinsip kerja mikroskop
4. Menjelaskan fungsi dan prinsip kerja teropong
5. Menjelaskan fungsi dan prinsip kerja periskop
D. Materi Pembelajaran
Alat-alat Optik
E. Metode Pembelajaran
1. Model :
-

Cooperative Learning

2. Metode:
-

Diskusi kelompok

- Eksperimen

Ceramah

- Tanya jawab

93

LAMPIRAN 2
F. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 2 : 2 x 40 menit
Alokasi

Tahapan

Waktu

Pembelajaran

5 menit

Pembukaan

Salam

Kegiatan pembelajaran
Aktivitas guru
Guru

Aktivitas siswa

Metode

Pertanyaan
evaluasi

Siswa menjawab Ceramah

Media
Papan

pembuka dan

mengucapkan

salam guru dan

tulis,

doa .

salam dan

berdoa.

buku,

memimpin doa.
Apersepsi

Guru

spidol,
Siswa

menyampaikan

mendengarkan

indikator yang

penjelasan guru.

Ceramah &
tanya jawab

- Anak-anak,

dan LKS.

diantara kalian
ada yang

akan dicapai pada

masih ingat

pertemuan ini.

pelajaran yang
telah dipelari
pada
pertemuan
sebelumnya?

Motivasi

Guru memberi

- Bagaimana
cara

94

LAMPIRAN 2
memberikan

mengamati

pertanyaan

benda kecil

pembuka.

dengan
menggunakan
lup agar mata
tidak cepat
lelah?
- Bagaimana

Prasyarat

prinsip kerja
lup?

pengetahuan
70 menit Inti

Eksploitasi

Guru meminta

Peserta didik

Ceramah &

Papan

tanya jawab

tulis,

kepada para peserta

dibimbing oleh

didik untuk

guru membentuk

buku,

berkelompok

kelompok.

spidol,

sesuai dengan

LKS, alat

kelompok yang

peraga,

telah dibentuk pada

kit optik.

pertemuan
sebelumnya.

95

LAMPIRAN 2
Elaborasi

Guru meminta

Setiap kelompok

kepada setiap

diminta untuk

kelompok untuk

mempresentasikan

mempresentasikan

hasil diskusinya di

hasil diskusinya di

depan kelompok

depan kelompok

yang lain.

lain.
Konfirmasi

Guru menanggapi

Siswa menyimak

hasil diskusi

penjelasan dari

kelompok peserta

guru.

didik dan
memberikan
informasi yang
sebenarnya.
Elaborasi

Setelah

Peserta didik

memberikan

memperhatikan

Demonstrasi,

informasi yang

arahan guru

eksperimen,

sebenarnya, guru

untuk melakukan

ceramah &

membimbing

eksperimen

tanya jawab

96

LAMPIRAN 2
peserta didik untuk
melaksanakan
eksperimen
tentang
pemantulan cahaya
pada cermin datar,
cermin cembung
dan cermin cekung
sesuai dengan
LKS.
Guru memeriksa

Peserta didik

kegiatan

dalam setiap

eksperimen yang

kelompok

dilakukan peserta

melakukan

didik apakah sudah

eksperimen

dilakukan dengan

sesuai dengan

benar atau belum.

langkah kerja

Jika masih ada

pada LKS dan

peserta didik atau

yang telah

97

LAMPIRAN 2
kelompok yang

dijelaskan guru

belum dapat

serta mencatat

melakukannya

hasil pengamatan

dengan benar, guru

eksperimen.

dapat langsung
memberikan
bimbingan.
5 menit

Penutup

Evaluasi

Guru memberi

Penilaian
kinerja

penilaian terhadap
kinerja siswa.
Guru memberi

Siswa mencatat

tugas kepada siswa

tugas yang

untuk membuat

diberikan guru.

laporan tentang
eksperimen yang
telah dilakukan
dan dikumpulkan
pada pertemuan
selanjutnya.

98

LAMPIRAN 2
Doa penutup

Guru memimpin
doa.

Siswa dan guru


berdoa bersama.

G. Sumber Belajar
- Buku pelajaran,.
- Alat : Papan tulis, buku, spidol, LKS, mikroskop, lup, lensa dan alat-alat eksperimen lain yang dibutuhkan.
H. Penilaian
a. Teknik Penilaian:
- Penilaian Kognitif
- Penilaian Afektif
- Penilaian Psikomotorik
b. Bentuk Instrumen:
- Tes Pilihan Ganda

c. Contoh Instrumen:
- Contoh tes Pilihan Ganda
Bayangan yang dibentuk oleh lup (kaca pembesar) adalah
a. nyata, diperbesar, dan tegak dari benda kecil
c. maya, diperbesar, dan tegak dari benda kecil
b. nyata, diperkecil, dan terbalik dari benda kecil

d. maya, diperkecil, dan terbalik dari benda kecil


99

LAMPIRAN 2

Pandeglang, .

Mengetahui

Menyetujui

Kepala Sekolah

Guru Pamong (Guru Mata Pelajaran)

Praktikan

Teguh Kurniyanto, M.Ed.

Widi Asmuri Hakim, S.Pd.

Rian Indra Gunawan

100

LAMPIRAN 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

A. Identitas
Nama Sekolah

: SMP Daar El Falaah

Mata Pelajaran

: Fisika

Kelas/Semester

: Kelas VIII/II

Standar Kompetensi

: 6. Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang, dan optik terkait produk teknologi seharihari.

Kompetensi Dasar

: 6.4 Mendeskripsikan alat-alat optik dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Alokasi Waktu

: 2 x 40 menit

B. Indikator
1. Menjelaskan ciri-ciri kamera sebagai alat optik
2. Menjelaskan konsep lup sebagai alat optik.
3. Menjelaskan cara kerja beberapa produk teknologi yang relevan, seperti : kacamata, mikroskop, berbagai jenis teropong,
dan periskop.
C. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat :

101

LAMPIRAN 2
1. Menjelaskan fungsi dan prinsip kerja kamera
2. Menjelaskan fungsi dan prinsip kerja lup
3. Menjelaskan fungsi dan prinsip kerja mikroskop
4. Menjelaskan fungsi dan prinsip kerja teropong
5. Menjelaskan fungsi dan prinsip kerja periskop
D. Materi Pembelajaran
Alat-alat Optik
E. Metode Pembelajaran
1. Model :
-

Cooperative Learning

2. Metode:
-

Diskusi kelompok

- Eksperimen

Ceramah

- Tanya jawab

102

LAMPIRAN 2
F. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 3 : 2 x 40 menit
Alokasi

Tahapan

Waktu

Pembelajaran

5 menit

Pembukaan

Salam

Kegiatan pembelajaran
Aktivitas guru
Guru

Aktivitas siswa

Metode

Pertanyaan
evaluasi

Siswa menjawab Ceramah

Media
Papan

pembuka dan

mengucapkan

salam guru dan

tulis,

doa .

salam dan

berdoa.

buku,

memimpin doa.
Apersepsi

Guru

spidol,
Siswa

menyampaikan

mendengarkan

indikator yang

penjelasan guru.

Ceramah &
tanya jawab

- Anak-anak,

dan LKS.

diantara kalian
ada yang

akan dicapai pada

masih ingat

pertemuan ini.

pelajaran yang
telah dipelari
pada
pertemuan
sebelumnya?

Pra-eksperimen

- Berhati-hatilah
menggunakan

103

LAMPIRAN 2
peralatan
laboratorium
70 menit Inti

Eksploitasi

Guru meminta

Peserta didik

Ceramah &

Papan

tanya jawab

tulis,

kepada para peserta

dibimbing oleh

didik untuk

guru membentuk

buku,

berkelompok

kelompok.

spidol,

sesuai dengan

LKS, alat

kelompok yang

peraga,

telah dibentuk pada

kit optik.

pertemuan
sebelumnya.
Elaborasi

Guru meminta

Setiap kelompok

kepada setiap

mengumpulkan

kelompok untuk

laporan

mengumpulkan

eksperimen I

laporan

kepada guru.

eksperimen I
sebagai syarat
mengikuti

104

LAMPIRAN 2
eksperimen II.
Guru membimbing

Peserta didik

peserta didik untuk

memperhatikan

melaksanakan

arahan guru

eksperimen

untuk melakukan

tentang pembiasan

eksperimen

cahaya pada lensa


cembung sesuai
dengan LKS.
Guru memeriksa

Peserta didik

Demonstrasi,

kegiatan

dalam setiap

eksperimen,

eksperimen yang

kelompok

ceramah &

dilakukan peserta

melakukan

tanya jawab

didik apakah sudah

eksperimen

dilakukan dengan

sesuai dengan

benar atau belum.

langkah kerja

Jika masih ada

pada LKS dan

peserta didik atau

yang telah

kelompok yang

dijelaskan guru

105

LAMPIRAN 2
belum dapat

serta mencatat

melakukannya

hasil pengamatan

dengan benar, guru

eksperimen.

dapat langsung
memberikan
bimbingan.
5 menit

Penutup

Evaluasi

Guru memberi

Penilaian
kinerja

penilaian terhadap
kinerja siswa.
Guru memberi

Siswa mencatat

tugas kepada siswa

tugas yang

untuk membuat

diberikan guru.

laporan tentang
eksperimen II
yang telah
dilakukan dan
dikumpulkan pada
pertemuan
selanjutnya

106

LAMPIRAN 2
sebagai syarat
mengikuti ulangan
harian.
Doa penutup

Guru memimpin
doa.

Siswa dan guru


berdoa bersama.

G. Sumber Belajar
- Buku pelajaran,.
- Alat : Papan tulis, buku, spidol, LKS, mikroskop, lup, lensa dan alat-alat eksperimen lain yang dibutuhkan.
H. Penilaian
a. Teknik Penilaian:
- Penilaian Kognitif
- Penilaian Afektif
- Penilaian Psikomotorik
b. Bentuk Instrumen:
- Tes Pilihan Ganda
c. Contoh Instrumen:
- Contoh tes Pilihan Ganda

107

LAMPIRAN 2
Berikut ini merupakan bagian-bagian dari kamera, kecuali
a. Diafragma

c. Lensa optik

b. Film

d. Lensa objektif

Pandeglang, .

Mengetahui

Menyetujui

Kepala Sekolah

Guru Pamong (Guru Mata Pelajaran)

Praktikan

Teguh Kurniyanto, M.Ed.

Widi Asmuri Hakim, S.Pd.

Rian Indra Gunawan

108

109
LAMPIRAN 3

Lembar Kegiatan Siswa ke-1


Diskusi tentang alat-alat optik
Nama Kelompok :
1. ..
2. ..
3. ..
4. ..
5. ..
A. Tujuan Kegiatan
Kegiatan ini bertujuan agar siswa dapat menjelaskan pengertian alat optik,
fungsi bagian-bagian mata, menggambarkan pembentukan bayangan benda pada
retina, menjelaskan daya akomodasi mata, membedakan antara akomodasi dan
tanpa akomodasi, membedakan antara titik dekat (punctum proksimum) dan titik
jauh (punctum remotum), menjelaskan beberapa cacat mata dan cara
penanggulangannya, menjelaskan keterbatasan mata, menjelaskan fungsi dan
prinsip kerja kamera, menjelaskan fungsi dan prinsip kerja lup, menjelaskan
fungsi dan prinsip kerja mikroskop, menjelaskan fungsi dan prinsip kerja
teropong, menjelaskan fungsi dan prinsip kerja periskop.

B. Sumber Pembelajaran
Sumber pembelajaran yang diperlukan adalah buku-buku yang berkaitan
dengan bahasan alat-alat optik.

C. Prosedur Kegiatan
Untuk melakukan diskusi, langkah-langkah yang harus dilakukan adalah
sebagai berikut :
1. Buatlah kelompok sesuai dengan arahan guru.
2. Bacalah teks berikut dengan seksama.

110
LAMPIRAN 3

Mata

Manusia diilhami dengan alat indra, alat indra merupakan alat-alat tubuh
yang berfungsi mengetahui dan merasakan keadaan lingkungan. Alat-alat indra
manusia sering disebut panca indra, diantaranya: indra penglihat (mata), indra
pendengar (telinga), indra pencium (hidung), indra perasa (lidah), dan indra
peraba (kulit).
Mata merupakan alat indra yang digunakan untuk melihat lingkungan sekitar
dalam bentuk gambar, sehingga kita mampu mengenali benda-benda disekitar
dengan mudah. Setiap manusia memiliki satu pasang mata yang bekerja saling
menunjang satu sama lain. Ada beberapa bagian mata, diantaranya: kornea, cairan
aqueous, iris atau selaput pelangi, pupil, retina, lensa mata, dan syaraf optik.
Perlu kita ketahui bahwa jarak antara lensa pada mata dan retina selalu sama.
Sehingga pada saat melihat benda dengan jarak tertentu mata perlu mengubah
kelengkungan lensanya, yang berarti mengubah jarak titik fokus lensa. Hal
tersebut terjadi agar bayangan yang dibentu oleh lensa mata selalu jatuh di retina.
Pada saat mata melihat benda yang dekat lensa mata harus lebih cembung (otototot siliar menegang) dan pada saat melihat benda jauh, lensa harus lebih pipih
(otot-otot siliar mengendur). Kemampuan mata untuk menebal dan menipiskan
lensanya disebut daya akomodasi. Mata dapat melihat dengan jelas apabila benda
tersebut berada dalam jangkauan penglihatan, yaitu diantara titik dekat mata atau
Punctum Proximum (PP) dan titik jauh mata atau Punctum Remotum (PR).
Berkurangnya daya akomodasi pada mata seseorang dapat menyebabkan
berkurangnya kemampuan mata untuk melihat benda pada jarak tertentu dengan
jelas. Ada beberapa cacat mata yang disebabkan berkurangnya daya akomodasi,
antara lain rabun jauh (miopi), rabun dekat (hipermetropi), mata tua (presbiopi),
dan astigmatisma. Cacat mata dapat dibantu dengan menggunakan kacamata.
Kacamata berfungsi untuk membantu penderita cacat mata agar dapat melihat
benda dengan jelas.

111
LAMPIRAN 3

3. Carilah buku-buku sumber yang kalian butuhkan sebagai sumber yang relevan.
4. Diskusikan beberapa hal berikut:
a. Apa yang dimaksud dengan alat-alat optik?
b. Apa saja fungsi bagian-bagian mata?
c. Apa yang dimaksud dengan daya akomodasi mata?
d. Apa perbedaan antara akomodasi maksimum dan tanpa akomodasi?
e. Sebutkan perbedaan antara titik dekat (punctum proksimum) dan titik jauh
(punctum remotum)?
f. Berapakah jarak titik dekat (punctum proksimum) dan jarak titik jauh
(punctum remotum) pada mata normal?
g. Sebutkan beberapa cacat mata dan cara penanggulangannya!
5. Catat sumber dan halamannya dengan format sebagai berikut: Penulis, judul
buku, halaman. Contoh : Kamajaya, Cerdas Belajar Fisika untuk Kelas X
Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah, h. 197.
6. Kerjakan tugas akhir yang terdapat di bagian bawah lembar kegiatan siswa ini.
7. Presentasikan hasil diskusi kelompokmu di depan kelas.
8. Setelah selesai mempresentasikan hasil dikusi, kumpulkan hasil diskusi
tersebut kepada guru.

D. Tugas Akhir
1. Sebutkan beberapa alat optik!
2. Bayangan yang dibentuk oleh lensa mata memiliki sifat
3. Seorang penderita miopi dapat melihat benda terjauh yang terletak 75 cm dari
matanya. Jika ia ingin melihat benda yang jauh dengan jelas, maka harus
memakai kacamata berkekuatan
4. Seorang penderita hipermetropi dapat melihat dengan jelas paling dekat dengan
jarak 200 cm di depan lensa matanya. Jika dia ingin membaca buku dengan
jarak 25 cm maka harus memakai kacamata berkekuatan

112
LAMPIRAN 3

E. Tugas Asrama
1. Diskusikan beberapa hal berikut:
a. fungsi dan prinsip kerja kamera
b. fungsi, prinsip kerja lup, dan rumusan yang digunakan
c. fungsi, prinsip kerja mikroskop, dan rumusan yang digunakan
d. macam-macam teropong, fungsi teropong, prinsip kerja teropong, dan
rumusan yang digunakan
e. fungsi dan prinsip kerja periskop
2. Catat sumber dan halamannya dengan format sebagai berikut: Penulis, judul
buku, halaman. Contoh : Joko Untoro, Buku Pintar Fisika SMA, h. 357.
3. Kerjakan soal-soal berikut!
- Lensa cembung yang digunakan untuk sebuah lup memiliki fokus 5 cm. Jika
kita ingin melihat pada jarak 25 cm, maka perbesaran angular benda yang
dilihat adalah
(karena bayanan berjarak 25 cm, maka mata berakomodasi maksimum,
gunakan, M =

+ 1)

- Lup dengan fokus 6 cm digunakan untuk melihat benda kecil. Benda tersebut

diletakkan dengan jarak 6 cm dari lup, maka akan menghasilkan perbesaran


angular sebesar
(gunakan, M =

- Perbesaran lensa objektif 4 kali dan perbesaran lensa okuler 30 kali, tentukan

perbesaran total mikroskop!


(gunakan, M = Mob x Mok)
- Sebuah mikroskop memiliki jarak fokus lensa objektif 5 cm dan lensa okuler

2,5 cm, digunakan untuk mengamati benda kecil yang terletak 5,5 cm dari
lensa objektif. Jika pengamat memiliki mata normal dan tak berakomodasi
maka perbesaran yang dihasilkan mikroskop tersebut adalah
(gunakan rumus, M =

dan M = (

) x (

))

113
LAMPIRAN 3

- Teropong bumi disusun dari tiga lensa positif. Jarak titik api lensa objektif

adalah 100 cm, lensa okuler 10 cm, dan lensa pembaliknya 5 cm. Maka jarak
fokus lensa pembaliknya adalah
(gunakan, d

= fob + fok + 4fp)

- Sebuah teropong panggung memilik fokus lensa objektif 100 cm dan fokus

lensa okuler 50 cm. Berapakah panjang teropong tersebut jika dilihat tanpa
berakomodasi?
(gunakan, d = fob - fok)
- Teropong bintang dengan perbesaran anguler 7 kali. Bila jarak titik api

objektifnya 70 cm maka panjang teropong adalah


(gunakan, d =

4. Presentasikan hasil diskusi kelompokmu di depan kelas pada pertemuan


selanjutnya.
5. Setelah selesai mempresentasikan hasil dikusi, kumpulkan hasil diskusi
tersebut kepada guru sebagai syarat mengikuti eksperimen alat-alat optik.

114
LAMPIRAN 3

Lembar Kegiatan Siswa ke-2


Pembiasan Cahaya pada Lensa Cekung
Nama Kelompok :
1. ..
2. ..
3. ..
4. ..
5. ..
A. Tujuan Eksperimen
Eksperimen ini bertujuan
1. Agar siswa dapat memahami hubungan jarak benda( ), jarak bayangan ( )
dengan fokus lensa dengan menggunakan rumus :

Keterangan:
f = jarak fokus (cm)
= jarak benda (cm)
= jarak bayangan (cm)
2. Siswa dapat menentukan perbesaran dari suatu lensa yang memiliki fokus
tertentu, dengan rumus :
M =|
Keterangan:
M = perbesaran
= jarak benda (cm)
= jarak bayangan (cm)
= tinggi benda (cm)
= tinggi bayangan (cm)

| |

115
LAMPIRAN 3

B. Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang perlu disediakan sebagai berikut:
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.

Alat dan Bahan


Kotak cahaya
Catu daya
Diafragma anak panah
Kabel Penghubung
Pemegang kotak cahaya
Rel presisi
Kaki rel
Penyambung rel
Layar putih
Pemegang slaid diafragma
Tumpukan berpenjepit
Lensa f = - 100 mm bertangkai
Lensa f = - 50 mm bertangkai

Jumlah
1 buah
1 buah
1 buah
2 buah
1 buah
1 buah
1 buah
2 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah

C. Rangakaian Eksperimen

D. Prosedur Eksperimen
Untuk melakukan eksperimen, langkah-langkah yang harus dilakukan adalah
sebagai berikut :
1. Siswa menyiapkan peralatan sesuai dengan daftar.
2. Susun rangkaian perlatan seperti pada gambar.Gunakanlah kotak cahaya agar
dapat menghasilkan berkas sinar yang menyebar.

116
LAMPIRAN 3

3. Pilih tegangan keluaran catu daya pada 12 V DC.


4. Hubungkan sumber cahaya ke catu daya.
5. Hubungkan catu daya ke sumber tegangan.
6. Pilih lensa yang akan ditentukan besar fokusnya.
7. Letakkan benda (diafragma anak panah) pada jarak tertentu ( ).
8. Gunakan layar putih untuk menangkap bayangan yang dihasilkan.
9. Geserlah posisi layar putih, sehingga diperoleh bentuk bayangan yang jelas,
tajam, dan baik. Ukur posisi layar terhadap lensa ( ).
10. Catat hasil eksperimen pada tabel pengamatan.
11. Ulangi langkah 9 dan 11 untuk fokus yang berbeda sebanyak 7 kali.
12. Lengkapi table dengan hasil perhitungan dengan menggunakan persamaan
yang disediakan dan data hasil ekseprimen.

E. Data Hasil Eksperimen


Fokus 1
No.

M =|

M =|

1
2
3
4
5
6
7
Fokus 2
No.
1
2
3
4
5
6
7

117
LAMPIRAN 3

F.

Kesimpulan
Buatlah kesimpulan dari eksperimen yang telah kamu lakukan.

G. Tugas Akhir
1. Dari eksperimen yang telah kamu lakukan, berapakah jarak fokus lensa
pertama dan kedua? Berapa perbesaran rata-ratanya?
2. Bagaiman sifat bayangan yang tertangkap oleh layar putih? Mungkinkah
bayangan yang dihasilkan sama besar dengan benda yang diamati? Jelaskan
jawabanmu!

118
LAMPIRAN 3

Lembar Kegiatan Siswa ke-3


Pembiasan Cahaya pada Lensa Cembung
Nama Kelompok :
1. ..
2. ..
3. ..
4. ..
5. ..
A. Tujuan Eksperimen
Eksperimen ini bertujuan
1. Agar siswa dapat memahami hubungan jarak benda( ), jarak bayangan ( )
dengan fokus lensa dengan menggunakan rumus :

Keterangan:
f = jarak fokus (cm)
= jarak benda (cm)
= jarak bayangan (cm)
2. Siswa dapat menentukan perbesaran dari suatu lensa yang memiliki fokus
tertentu, dengan rumus :
M =|
Keterangan:
M = perbesaran
= jarak benda (cm)
= jarak bayangan (cm)
= tinggi benda (cm)
= tinggi bayangan (cm)

| |

119
LAMPIRAN 3

B. Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang perlu disediakan sebagai berikut:
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.

Alat dan Bahan


Kotak cahaya
Catu daya
Diafragma anak panah
Kabel Penghubung
Pemegang kotak cahaya
Rel presisi
Kaki rel
Penyambung rel
Layar putih
Pemegang slaid diafragma
Tumpukan berpenjepit
Lensa f = + 100 mm bertangkai
Lensa f = + 50 mm bertangkai

Jumlah
1 buah
1 buah
1 buah
2 buah
1 buah
1 buah
1 buah
2 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah

C. Rangakaian Eksperimen

D. Prosedur Eksperimen
Untuk melakukan eksperimen, langkah-langkah yang harus dilakukan adalah
sebagai berikut :
1. Siswa menyiapkan peralatan sesuai dengan daftar.
2. Susun rangkaian perlatan seperti pada gambar.Gunakanlah kotak cahaya agar
dapat menghasilkan berkas sinar yang menyebar.

120
LAMPIRAN 3

3. Pilih tegangan keluaran catu daya pada 12 V DC.


4. Hubungkan sumber cahaya ke catu daya.
5. Hubungkan catu daya ke sumber tegangan.
6. Pilih lensa yang akan ditentukan besar fokusnya.
7. Letakkan benda (diafragma anak panah) pada jarak tertentu ( ).
8. Gunakan layar putih untuk menangkap bayangan yang dihasilkan.
9. Geserlah posisi layar putih, sehingga diperoleh bentuk bayangan yang jelas,
tajam, dan baik. Ukur posisi layar terhadap lensa ( ).
10. Catat hasil eksperimen pada tabel pengamatan.
11. Ulangi langkah 9 dan 11 untuk fokus yang berbeda sebanyak 7 kali.
12. Lengkapi table dengan hasil perhitungan dengan menggunakan persamaan
yang disediakan dan data hasil ekseprimen.

E. Data Hasil Eksperimen


Fokus 1
No.

M =|

M =|

1
2
3
4
5
6
7
Fokus 2
No.
1
2
3
4
5
6
7

121
LAMPIRAN 3

F.

Kesimpulan
Buatlah kesimpulan dari eksperimen yang telah kamu lakukan.

G. Tugas Akhir
1. Dari eksperimen yang telah kamu lakukan, berapakah jarak fokus lensa
pertama dan kedua? Berapa perbesaran rata-ratanya?
2. Bagaiman sifat bayangan yang tertangkap oleh layar putih? Mungkinkah
bayangan yang dihasilkan sama besar dengan benda yang diamati? Jelaskan
jawabanmu!

122
LAMPIRAN 4

Kisi-kisi Uji Instrumen Tes Tulis


Sekolah
Kelas
Semester
Mata Pelajaran
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar

: SMP Daar El-Falaah


: VIII (Delapan)
: 1 (Satu)
: Ilmu Pengetahuan Alam
: 6. Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang,
dan optik dalam produk teknologi sehari-hari.
: 6.4 Mendeskripsikan alat-alat optik dan penerapannya
dalam kehidupan sehari-hari.

Indikator Soal
Menyebutkan
contoh alat-alat
optik.
Menggambarkan
pembentukan
bayangan benda di
retina dan
menyebutkan
bagian-bagian mata
serta fungsinya.
Menjelaskan
beberapa cacat mata
dan penggunaan
kacamata untuk
sebagai alat bantu
bagi penderitanya.
Menjelaskan ciri-ciri
kamera sebagai alat
optik.
Menjelaskan konsep
lup sebagai alat
optik.
Menjelaskan cara
kerja beberapa
produk teknologi
yang relevan,
seperti: kacamata,
mikroskop, berbagai
jenis teropong, dan
periskop.
Jumlah

C1
1

Aspek Kognitif
C2

C3

Jumlah
1

3, 7

2, 8

4, 5,

6, 9, 14

34

10, 11

35

18

12, 13

15, 16, 17,

25, 29

19, 20, 26,


30, 31, 33

21, 22, 23,


24, 27, 28,
32

15

13

13

35

LAMPIRAN 5
Kisi-kisi Uji Instrumen Tes Tulis dan Alternatif Jabawan

Sekolah

: SMP Daar El Falaah

Kelas

: VIII (Delapan)

Semester

: II (Dua)

Mata Pelajaran

: Ilmu Pengetahuan Alam

Kurikulum

: KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)

Jenis Instrumen

: Tes Pilihan Ganda dengan empat pilihan jawaban

Jumlah Soal

: 35 soal

Standar Kompetensi : 6. Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang, dan optik terkait produk teknologi sehari-hari.
Kompetensi Dasar

: 6.4. Mendeskripsikan alat-alat optik dan penerapannya dalan kehidupan sehari-hari.

123

LAMPIRAN 5
Indikator Soal

No

Soal

Menyebutkan
contoh alat-alat
optik.

Menggambarkan
pembentukan
bayangan benda di
retina dan
menyebutkan
bagian-bagian mata
serta fungsinya.

Berikut ini termasuk alat-alat optik adalah


a. mata, kamera, lup, dan kacamata
b. mata, lup, dioptri, dan teropong
c. kacamata, retina, teropong dan kamera
d. kacamata, mata, hipermetropi dan lup
Penglihatan seseorang disebut normal jika
a. titik dekat kurang dari 25 cm dan titik jauh tak
hingga
b. titik dekat di 25 cm 100 cm dan titik jauh tak
hingga
c. titik dekat berada di 25 cm dan titik jauh tak hingga
d. titik dekat berada pada jarak baca dan titik jauh
berada di 100 cm
Bagian dari mata yang berada di belakang kornea dan
berfungsi untuk membiaskan cahaya yang masuk ke
mata adalah
a. pupil
c. iris
b. lensa mata
d. retina

Jawaban

Aspek kognitif

Pilihan: a
C1
Alat-alat optik:
Menyebutkan
Mata, kacamata, lup,
mikroskop, teropong,
kamera, periskop
Pilihan: c
C2
Mata normal yang
Mengkategorikan
dimiliki seseorang dapat
melihat titik dekat
dengan jarak 25 cm,
sedangkan jarak
terjauhnya tak hingga
Pilihan: b
- Pupil merupakan
bagian mata yang
terletak di tengahtengah iris.
- Lensa mata,
merupakan bahan
bening, berserat, dan
kenyal dan berbentuk
cembung. Berfungsi

C1
Menjelaskan

124

LAMPIRAN 5

untuk membiaskan
cahaya sehingga
menghasilkan
bayangan yang tajam
dan jatuh di retina.
- Iris merupakan lapisan
tipis di depan lensa
mata yang berfungsi
untuk mengatur besarkecilnya celah pupil
dan memberi warna
mata.
- Retina, merupakan
layar tempat bayangan
mata.
Kemampuan lensa mata untuk menipis dan menebal
Pilihan: b
sesuai dengan jarak benda agar bayangan benda tepat
Daya akomodasi
di retina disebut
merupakan kemampuan
a. daya lensa
c. titik dekat
lensa mata untuk
b. daya akomodasi
d. titik jauh
menebal dan menipis
sesuai dengan jarak
benda yang dilihat agar
bayangannnya tepat
jatuh di retina.
Seorang siswa yang dapat melihat jelas paling jauh 120 Pilihan: b
cm, berarti siswa tersebut
Orang yang dapat

C1
Menjelaskan

C2
Menyimpulkan

125

LAMPIRAN 5

a.
b.
c.
d.

Menjelaskan
beberapa cacat
mata dan
penggunaan
kacamata untuk
sebagai alat bantu
bagi penderitanya.

memiliki titik dekat 120 cm


memiliki titik jauh 120 cm
tidak dapat melihat benda kurang dari 120 cm
mengalami presbiopi

melihat dengan jelas


paling jauh 120 cm,
berarti tidak dapat
melihat benda yang
berjarak lebih dari 120
cm dengan jelas.
Keadaan seperti ini
memiliki titik jauh (PR)
120 cm.
Pilihan: b
Presbiopi (mata tua)
adalah mata yang
mengalami rabun jauh
dan dekat.

Mata presbiopi memiliki ciri-ciri


a. tidak dapat melihat benda yang jauh
b. tidak dapat melihat benda yang jauh dan dekat
c. hanya dapat melihat benda yang dekat
d. hanya dapat melihat benda yang jauh

Bayangan yang dibentuk oleh penderita cacat mata Pilihan: b


miopi ditunjukkan oleh
Bayangan benda yang
dibentuk oleh penderita
cacat mata miopi berada
a.
c.
di depan retina.
b.

C1
Mengingat

C1
Menggambarkan

d.

Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut :


1) Titik dekatnya kurang dari 25 cm

Pilihan: b
Ciri-ciri rabun dekat:

C2
Mencirikan

126

LAMPIRAN 5

10

2) Tidak dapat melihat dengan jelas benda yang - Tidak dapat melihat
berjarak 25 cm
benda dekat (kurang
3) Dapat dibantu dengan kacamata positif
dari 25 cm) dengan
4) Bayangan benda berjarak 25 cm terletak di depan
jelas
retina
- Bayangan
benda
Dari peristiwa di atas yang termasuk ciri-ciri orang
berada di belakang
mengalami rabun dekat adalah
retina
a. 1 dan 2
c. 3 dan 4
- Tidak dapat
b. 2 dan 3
d. Semua benar
berakomodasi
maksimum
Dibantu dengan
kacamata positif
Seorang penderita miopi dapat melihat benda terjauh
Pilihan: d
yang terletak 50 cm dari matanya. Jika ia ingin melihat Dik: PR = 50 cm
benda yang jauh dengan jelas, maka harus memakai
Dit : kekuatan
kacamata berkekuatan
kacamata?
a. 50 dioptri
c. 2 dioptri
Jawab:
b. 50 dioptri
d. - 2 dioptri
P=
Titik jauh seorang penderita miopi adalah 2,5 meter di
depan matanya. Agar ia mampu melihat benda jauh
dengan jelas, maka ia harus memakai lensa dengan
fokus
a. 250 cm
c. 250 cm
b. 0,4 cm
d. 0,4 cm

P=
= - 2 dioptri
Pilihan: c
Dik: PR = 2,5 m = 250
cm
Dit: fokus lensa?
P=
=

C2
Menerapkan

C3
Menghitung

127

LAMPIRAN 5

11

14

Menjelaskan ciriciri kamera sebagai


alat optik.

34

Seorang penderita miopi memiliki kacamata dengan


kekuatan dioptri. Tentukan titik terjauh yang dapat
dilihat!
a. 100 cm
c. 50 cm
b. 200 cm
d. cm

Seorang penderita hipermetropi dapat melihat dengan


jelas paling dekat dengan jarak 100 cm di depan lensa
matanya. Jika dia ingin membaca buku dengan jarak
normal, maka harus memakai kacamata berkekuatan

a. 2500 dioptri
c. 3 dioptri
b. 125 dioptri
d. 4 dioptri
Sifat bayangan yang dibentuk oleh kamera adalah
a. nyata, tegak, diperbesar
b. nyata, terbalik, diperkecil
c. maya, tegak, diperbesar
d. maya, terbalik, diperkecil

f = - PR = - 250 cm
Pilihan: b
Dik: P = dioptri
Dit: PR
Jawab:
P=- = PR = 200 cm
Pilihan: c
Dik: PP = 100 cm
Dit : kekuatan
kacamata?
Jawab:
P=4

C3
Menghitung

C2
Menerapkan

P=4
P = 4 1 = 3 dioptri
Pilihan: b
Sifat bayangan yang
dibentuk oleh kamera
sama dengan sifat
bayangan yang dibentuk
oleh mata, yaitu: Nyata,
terbalik, dan diperkecil

C1
Menyebutkan

128

LAMPIRAN 5

35

Lensa kamera yang jarak fokusnya 50 mm akan


digunakan untuk memotret benda dengan berjarak 5 m
di depan kamera. Berapakah jarak bayangannya?
a. 50,50 mm
c. 100 mm
b. 250.000 mm
d. 00,1 mm

Pilihan: a
Dik:
f = 50 mm
so = 5 m = 5000 mm
Dit : s1 = ?
Jawab:
= +

C3
Menghitung

= =

=
=
Menjelaskan
konsep lup sebagai
alat optik.

12

13

Agar mata tidak cepat lelah ketika menggunakan lup,


benda yang diamati harus diletakkan
a. tepat di titik fokus
c. diantara F dan O
b. tepat di titik 2F
d. diantara F dan 2F
Sebuah lup digunakan untuk melihat benda dengan
akomodasi maksimum, hal ini berarti
a. bayangan yang dibentuk tidak diperbesar (tetap)
b. benda berada tepat di titik fokus
c. bayangan benda berada di titik dekat mata
d. bayangan benda berada di titik jauh mata

s1 =
= 50,50 mm
Pilihan: a
Benda harus berada di
ruang I, yaitu di antara
F dan O
Pilihan: c
Mata berakomodasi
maksimum jika mata
melihat bayangan lup
berada di titik dekat
mata.

C2
Memperkirakan

C2
Memperkirakan

129

LAMPIRAN 5

15

Lensa cembung yang digunakan untuk sebuah lup


memiliki fokus 2,5 cm. Jika kita ingin melihat
bayangan pada jarak 25 cm, maka perbesaran angular
benda yang dilihat adalah
a. 10 kali
c. 62,5 kali
b. 11 kali
d. 63,5 kali

Pilihan: b
Dik:
f = 2,5 cm
si = sn = 25 cm
Dit: perbesaran angular?
Jawab:
Karena bayanan
berjarak 25 cm, maka
mata berakomodasi
maksimum, maka :
M= +1
M=

16

Lup dengan fokus 5 cm digunakan untuk melihat


benda kecil. Benda tersebut diletakkan dengan jarak 5
cm dari lup, maka perbesaran akomodasi minimumnya
sebesar
a. 5 kali
c. 625 kali
b. 6 kali
d. 1 kali

C3
Menghitung

+ 1 = 11 kali

Pilihan: a
Dik:
f = 5 cm
s0 = 5 cm
Dit: perbesaran angular
Jawab:
Karena jarak benda
sama dengan jarak titik
fokus.
s0 = f, berarti mata
berakomodasi
minimum, maka : M =

C3
Menghitung

130

LAMPIRAN 5

17

Seorang siswa mengamati benda kecil dengan


menggunakan lup yang mempunyai jarak fokus 10 cm.
jika benda kecil tersebut terletak 4 cm dari lup, maka:
1) Jarak bayangan yang terjadi - 6,33 cm
2) Perbesaran bayangan yang terjadi 2,5 kali
3) Bayangan besifat maya
Pernyataan yang benar adalah
a. 1 dan 2
c. semua benar
b. 1 dan 3
d. 2 dan 3

M = = 5 kali
Pilihan: c
Dik:
f = 10 cm
so = 4 cm
Dit : s1, M, dan sifat
bayangan ?
Jawab:
- Jarak bayangan
= +

C3
Menentukan

= =

=
=s1 = - = - 6,33 cm
- Perbesaran bayangan
M=
M = = 2,5 kali
- Sifat bayangan lup

131

LAMPIRAN 5

18

Menjelaskan cara

19

kerja beberapa
produk teknologi
yang relevan,
seperti : kacamata,
mikroskop,
berbagai jenis
teropong, dan
periskop.

20

Maya
Pilihan: d
Lup merupakan alat
optik yang digunakan
untuk melihat bendabenda kecil. Sifat
bayangannya adalah :
Maya, tegak, diperbesar
Perhatikan pernyataan berikut!
Pilihan: c
1) Disusun dari dua buah lensa
Ciri-ciri mikroskop:
2) Lensa yang dekat benda disebut lensa objektif dan - Disusun dari dua lensa
lensa yang dekat mata disebut lensa okuler
cembung
3) Lensa objektif bersifat seperti lensa biasa, sedang - Lensa yang dekat
lensa okuler memiliki sifat seperti lup
dengan benda disebut
4) Kedua lensanya merupakan lensa cekung
lensa objektif dan yang
Dari pernyataan-pernyataan di atas, yang merupakan
dekat dengan mata
ciri mikroskop adalah
disebut lensa okuler
a. 1 dan 2
c. 1, 2 dan 3
- Lensa objektif bersifat
b. 1 dan 4
d. 1, 2 dan 4
seperti lensa biasa,
lensa okuler bersifat
seperti lup
- Jara
fokus
lensa
objektif lebih kecil
daripada lensa okuler.
Perbesaran mikroskop 40 kali. Jika perbesaran lensa
Pilihan: c
okuler 4 kali, tentukan perbesaran lensa objektif!
Dik:
Bayangan yang dibentuk oleh lup (kaca pembesar)
adalah
a. nyata, diperbesar, dan tegak dari benda kecil
b. maya, diperkecil, dan terbalik dari benda kecil
c. nyata, diperkecil, dan terbalik dari benda kecil
d. maya, diperbesar, dan tegak dari benda kecil

C1
Mengingat

C2
Mencirikan

C2
Menghitung

132

LAMPIRAN 5

a. 160 kali
b. 44 kali

21

c. 10 kali
d. 0,1 kali

M = 40 kali
Mok = 4 kali
Dit: Mob = .?
Jawab:
M = Mob x Mok
Mob =

Mob = = 10 kali
Sebuah mikroskop mempunyai lensa objektif dengan Pilihan: c
titik fokus 5 cm. Sebuah benda renik diletakkan 5,4 cm Dik:
di bawah objektif. Jika perbesaran okuler 10 kali maka fob = 5 cm
perbesaran total mikroskop itu adalah
so = 5,4 cm
a. 50 kali
c. 125 kali
= 10 kali
b. 54 kali
d. 270 kali
Dit: perbesaran total
mikroskop?
Jawab:
M=
x
Ingat!
(
)

C3
Menghitung

M=(
M=(
22

Sebuah mikroskop memiliki jarak fokus lensa objektif

) . 10

M = 125 kali
Pilihan: a

C3

133

LAMPIRAN 5

2 cm dan lensa okuler 5 cm, digunakan untuk


mengamati benda kecil yang terletak 2,5 cm dari lensa
objektif. Jika pengamat memiliki mata normal dan tak
berakomodasi maka perbesaran yang dihasilkan
mikroskop tersebut adalah
a. 20 kali
c. 25 kali
b. 24 kali
d. 30 kali

Dik:
fob = 2 cm
fok = 5 cm
so = 2,5 cm
Dit: perbesaran total
mikroskop?
Jawab:
M=
x
Mata berakomodasi
minimum, berarti
=
( )
M=
M=(
M=(

23

Panjang sebuah mikroskop adalah 20 cm dan jarak


bayangan lensa objektif 14 cm, tentukan jarak benda
okuler
a. 34 cm
c. 0,7 cm
b. 1,43 cm
d. 6 cm

x
) x (

Menghitung

) x ( )

M = 4 x 5 = 20 kali
Pilihan: d
Dik:
d = 20 cm
sob = 16 cm
Dit: sok = ?
Jawab:
d = sob + sok

C3
Menghitung

134

LAMPIRAN 5

24

Perhatikan tabel di bawah ini!


No. Alat Optik
Lensa
Lensa Keterangan
Objektif Okuler
fok < fob
1
Mikroskop
+
+
fok < fob
2
Teropong
+
+
bintang
3
Teropong
+
panggung
Lensa
4
Teropong
+
+
pembalik (+)
bumi
Dari tabel di atas, pernyataan yang benar adalah
a. a. 1, 2 dan 3
c. 2 dan 3
b. b. 1 dan 3
d. semua benar

25

Sifat bayangan yang dibentuk oleh teropong bintang


adalah
a. maya, tegak, diperkecil

sok = d sob
sok = 20 14 = 6 cm
Pilihan: c
- Mikroskop terdiri dari
dua lensapositif,
dengan jarak fokus
okuler lebih besar dari
jarak objektif.
- Teropong bintang
- terdiri dari dua lensa
positif, dengan jarak
fokus objektif lebih
besar dari jarak lensa
okuler.
- Teropong panggung
- terdiri dari lensa
objektif positif dan
lensa okuler negative
- Teropong bumi
- terdiri dari tiga lensa
positif: lensa objektif,
lensa okuler dan lensa
pembalik
Pilihan: c
Sifat bayangan yang
dibentuk oleh teropong

C3
Mengkategorikan

C1
Mengingat

135

LAMPIRAN 5

26

27

28

b. nyata, tegak, diperkecil


c. maya, terbalik, diperbesar
d. nyata, terbalik, diperbesar
Teropong bintang dengan fokus okuler 5 cm dan
panjang fokus objektifnya 10 m. Bagi mata tak
berakomodasi perbesaran angulernya adalah
a. 0.5 kali
c. 50 kali
b. 2 kali
d. 200 kali

Teropong bintang memiliki jarak fokus objektif 2 m


dan jarak fokus okuler 4 cm. Perbesaran sudut yang
dihasilkan untuk mata yang tak berakomodasi
adalah
a. 8 kali
c. 50 kali
b. 800 kali
d. kali

Teropong bintang dengan perbesaran anguler 10 kali.

bintang : Maya,
terbalik, diperbesar
Pilihan: d
Dik:
= 5 cm
= 10 m = 1000 cm
Dit: perbesaran anguler
tanpa akomodasi
Jawab:
M=
M=
= 200 kali
Pilihan: c
Dik:
= 4 cm
= 2 m = 200 cm
Dit: perbesaran sudut
tanpa akomodasi
Jawab:
M=
M=
= 50 kali
Pilihan: c

C2
Menghitung

C3
Menghitung

C3

136

LAMPIRAN 5

Bila jarak titik api objektifnya 60 cm maka panjang


teropong adalah
a. 600 cm
c. 66 cm
b. 6 cm
d. 70 cm

Dik:
M = 10 kali
fob = 60 cm
Dit: panjang teropong
Jawab:
Jarak fokus okuler:
M=
maka

Menghitung

29

30

= = 6 cm
Maka panjang teropong:
d=
+
d = 60 + 6 = 66 cm
Sifat bayangan yang dibentuk oleh teropong bumi dan Pilihan: b
teropong panggung adalah
Sifat bayangan yang
a. nyata, tegak, diperbesar
dibentuk oleh teropong
b. maya, tegak, diperbesar
bintang : Maya, tegak,
c. nyata, terbalik, diperkecil
diperbesar
d. maya, terbalik, diperkecil
Sebuah teropong bumi digunakan untuk mengamati Pilihan: a
benda tak hingga. Jarak fokus lensa objektif 50 cm, Dik:
lensa pembalik 5 cm, dan lensa okulernya 10 cm. fob = 50 cm
Tentukan panjang teropong tersebut jika mata tak fp = 5 cm
berakomodasi.
fok = 10 cm
a. 80 cm
c. 2500 cm
Dit : d = ?

C1
Mengingat

C2
Menghitung

137

LAMPIRAN 5

b. 65 cm

d. 35 cm

31

Sebuah teropong panggung memilik fokus lensa


objektif 150 cm dan fokus lensa okuler 30 cm.
Berapakah panjang teropong tersebut jika dilihat tanpa
berakomodasi?
a. 4500 cm
c. 120 cm
b. 180 cm
d. 5 cm

32

Teropong bumi disusun dari tiga lensa positif. Jarak


titik api lensa objektif adalah 120 cm dan lensa
okulernya 5 cm. Jika panjang teropong tersebut 165
cm, maka jarak fokus lensa pembaliknya adalah
a. 5 cm
c. 20 cm
b. 40 cm
d. 10 cm

Jawab:
d = fob + fok + 4fp
d = 50 + 10 + (4 x 5)
d = 50 + 10 + 20
d = 80 cm
Pilihan: c
Dik:
fob = 150 cm
fok = 30 cm
Dit : d = ?
Jawab:
d = fob - fok
d = 150 30 = 120 cm
Pilihan: d
Dik:
fob = 120 cm
fok = 5 cm
d = 165 cm
Dit : fp = ?
Jawab:
d = fob + fok + 4fp
d = 120 + 5 + 4fp
4fp = 125 + fok
4fp = 165 - 125
4fp = 40

C2
Menerapkan

C3
Menghitung

138

LAMPIRAN 5

33

Perbedaan periskop dengan alat optik lain terletak


pada
a. lensa cekung sebagai okuler
b. sepasang lensa cembung
c. sepasang lensa cekung
d. sepasang prisma siku-siku

fp = = 10 cm
Pilihan: d
Sebutan lain dari
periskop adalah
teropong prisma, yaitu
teropong yang terdiri
dari 1 lensa objektif, 2
prisma siku-siku sama
kaki dan 1 lensa okuler.

C2
Membedakan

139

140
LAMPIRAN 6

SKOR DATA DIBOBOT


Jumlah Subyek

= 25

Jumlah butir

= 35

Bobot jwb benar = 1


Bobot jwb salah = 0
Nama
berkas:
INSTRUMEN.ANA

F:\MY

SKRIPSI\VALIDITAS

BUTIR

No
No
Kode/Nama
Benar Salah Kosong
Urt Subyek
1
1
Anggun Rahayu
26
9
0
Anindia
2
2
22
13
0
Mawaddati
3
3
Atin Yuliani
17
18
0
Aulia Dewi
4
4
20
15
0
Purbasari
Divya Dwika
5
5
19
16
0
Pramesti
Egi Cahyatun
6
6
19
16
0
Nufus
7
7
Filila Sari
22
13
0
8
8
Gina Maulidiyah
20
15
0
Ilma Nafia
9
9
18
17
0
Mubarok
10
10
Irfiani Shafira
19
16
0
11
11
Iva Nurjanah
21
14
0
Laila Nur
12
12
16
18
1
Habibah
13
13
Lisa Amaliya
13
22
0
Myeka Fitri
14
14
15
20
0
Swarnadwi
Nabila
15
15
19
16
0
Maolidania
Nadea Rafika
16
16
19
16
0
Fikri
17
17
Nidaan Khofia
12
23
0
Putri
18
18
17
18
0
Nuroktavia J
19
19
Reni Awaliyah
17
18
0
20
20
Riza Nurandini
17
18
0
21
21
Rizqa Nurul
14
21
0

SOAL

Skr
Asli
26

Skr
Bobot
26

22

22

17

17

20

20

19

19

19

19

22
20

22
20

18

18

19
21

19
21

16

16

13

13

15

15

19

19

19

19

12

12

17

17

17
17
14

17
17
14

141
LAMPIRAN 6

22

22

23

23

24

24

25

25

Aulia
Sarah Ayu R
Siti Uswatun
Hasanah
U. Mutiara
Syami
Ummu Hani

11

24

11

11

30

12

23

12

12

26

26

26

RELIABILITAS TES
Rata2

= 17.44

Simpang Baku

= 4.66

KorelasiXY

= 0.67

Reliabilitas Tes = 0.80


Nama
berkas:
INSTRUMEN.ANA

No
Urut
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

No
Subyek
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

18

18

19

19

F:\MY

SKRIPSI\VALIDITAS

Kode/Nama
Anggun Rahayu
Anindia Mawaddati
Atin Yuliani
Aulia Dewi Purbasari
Divya Dwika Pramesti
Egi Cahyatun Nufus
Filila Sari
Gina Maulidiyah
Ilma Nafia Mubarok
Irfiani Shafira
Iva Nurjanah
Laila Nur Habibah
Lisa Amaliya
Myeka Fitri Swarnadwi
Nabila Maolidania
Nadea Rafika Fikri
Nidaan Khofia
Putri Nuroktavia
Jauhari
Reni Awaliyah

BUTIR

SOAL

Skor
Ganjil
12
11
10
9
8
12
9
10
9
8
9
7
6
7
8
9
6

Skor
Genap
14
11
7
11
10
7
13
10
9
11
12
9
6
7
11
9
6

Skor
Total
26
22
17
20
18
19
22
20
18
19
21
16
12
14
19
18
12

17

17

142
LAMPIRAN 6

20
21
22
23
24
25

20
21
22
23
24
25

Riza Nurandini
Rizqa Nurul Aulia
Sarah Ayu Rahmaningrum
Siti Uswatun Hasanah
U. Mutiara Syami
Ummu Hani

8
6
6
2
8
12

8
8
5
3
4
14

16
14
11
5
12
26

BUTIR

SOAL

KEL. UNGGUL & ASOR


Kelompok Unggul
Nama
berkas:
INSTRUMEN.ANA
No
Urut
1
2
3
4
5
6
7

F:\MY

Kode/Nama
Subyek
Anggun Rahayu
Ummu Hani
Anindia
Mawad...
Filila Sari
Iva Nurjanah
Aulia Dewi
Pu...
Gina
Maulidiyah
Jml jwb benar

No.Urut

Kode/Nama
Subyek
1
Anggun Rahayu
2
Ummu Hani
3
Anindia
Mawad...
4
Filila Sari
5
Iva Nurjanah
6
Aulia Dewi
Pu...
7
Gina
Maulidiyah
Jml jwb benar

SKRIPSI\VALIDITAS

Skor

10 11

26
26
22

1
1
1

1
1
1

1
1

1
-

1
-

1
1

1
1
1

1
1
-

1
1
-

22
21
20

1
1

1
1
-

1
1

1
1

1
1
1

1
1

1
1
1

1
-

1
1

1
1

1
1
-

20

12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
1
1
1

1
1
-

1
1
-

1
1
1

1
1
1

1
1

1
1
1

1
1
1

1
1
1

1
-

1
1
-

1
1
1

1
-

1
1

1
1
-

1
1

1
1
1

1
-

1
1

143
LAMPIRAN 6

No.Urut

Kode/Nama
Subyek
1
Anggun Rahayu
2
Ummu Hani
3
Anindia
Mawad...
4
Filila Sari
5
Iva Nurjanah
6
Aulia Dewi
Pu...
7
Gina
Maulidiyah
Jml jwb benar

24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
1
1
1

1
1
-

1
1
1

1
1

1
1
1

1
1
1

1
1
1

1
1

1
1

1
1

1
1
1

1
1
-

1
1
1

1
-

1
-

1
1
1

1
1
1

1
1
1

1
1
1

1
1
-

1
1

KELOMPOK ASOR
Nama
berkas:
INSTRUMEN.ANA
No
Urut
1
2
3
4
5
6
7

No
Urut
1
2
3
4

F:\MY

SKRIPSI\VALIDITAS

BUTIR

SOAL

Kode/Nama
Subyek
Myeka Fitri
S...
Rizqa Nurul
A...
Lisa Amaliya
Nidaan Khofia
U. Mutiara
Syami
Sarah Ayu
Rah...
Siti Uswatun
...
Jml jwb benar

Skor

10 11

15

14

13
12
12

1
1

1
1

1
-

1
1

1
1

1
-

1
1

11

Kode/Nama
Subyek
Myeka Fitri
S...
Rizqa Nurul
A...
Lisa Amaliya
Nidaan Khofia

12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
-

1
1

1
-

144
LAMPIRAN 6

U. Mutiara
Syami
6
Sarah Ayu
Rah...
7
Siti Uswatun
...
Jml jwb benar
No
Urut
1
2
3
4
5
6
7

Kode/Nama
Subyek
Myeka Fitri
S...
Rizqa Nurul
A...
Lisa Amaliya
Nidaan Khofia
U. Mutiara
Syami
Sarah Ayu
Rah...
Siti Uswatun
...
Jml jwb benar

24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
-

1
1

1
1

1
-

1
-

1
1
-

1
1
1

1
1
-

1
-

DAYA PEMBEDA
Jumlah Subyek

= 25

Klp atas/bawah(n)
Butir Soal

= 35

Nama
berkas:
INSTRUMEN.ANA
No Butir
1
2
3
4
5
6
7
8

= 7

F:\MY

Kel. Atas
5
3
5
5
5
4
6
1

SKRIPSI\VALIDITAS

Kel. Bawah
2
5
2
3
5
1
0
2

Beda
3
-2
3
2
0
3
6
-1

BUTIR

SOAL

Indeks DP (%)
42.86
-28.57
42.86
28.57
0.00
42.86
85.71
-14.29

145
LAMPIRAN 6

9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35

6
5
5
5
6
2
4
6
4
3
5
7
1
2
5
6
5
4
3
7
7
6
6
2
5
6
0

3
3
1
3
4
1
0
3
1
1
1
5
0
1
2
4
6
1
1
4
5
1
4
0
2
3
2

3
2
4
2
2
1
4
3
3
2
4
2
1
1
3
2
-1
3
2
3
2
5
2
2
3
3
-2

42.86
28.57
57.14
28.57
28.57
14.29
57.14
42.86
42.86
28.57
57.14
28.57
14.29
14.29
42.86
28.57
-14.29
42.86
28.57
42.86
28.57
71.43
28.57
28.57
42.86
42.86
-28.57

TINGKAT KESUKARAN
Jumlah Subyek

= 25

Butir Soal

= 35

Nama
berkas:
INSTRUMEN.ANA
No
Butir
1
2
3
4
5

F:\MY

SKRIPSI\VALIDITAS

BUTIR

Jml Betul

Tkt. Kesukaran(%)

Tafsiran

13
15
14
14
16

52.00
60.00
56.00
56.00
64.00

Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang

SOAL

146
LAMPIRAN 6

6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35

7
16
6
20
17
12
11
13
4
5
15
8
7
7
20
2
7
16
21
19
10
6
20
22
11
18
6
16
15
7

28.00
64.00
24.00
80.00
68.00
48.00
44.00
52.00
16.00
20.00
60.00
32.00
28.00
28.00
80.00
8.00
28.00
64.00
84.00
76.00
40.00
24.00
80.00
88.00
44.00
72.00
24.00
64.00
60.00
28.00

Sukar
Sedang
Sukar
Mudah
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sukar
Sukar
Sedang
Sedang
Sukar
Sukar
Mudah
Sangat Sukar
Sukar
Sedang
Mudah
Mudah
Sedang
Sukar
Mudah
Sangat Mudah
Sedang
Mudah
Sukar
Sedang
Sedang
Sukar

KORELASI SKOR BUTIR DG SKOR TOTAL


Jumlah Subyek

= 25

Butir Soal

= 35

Nama
berkas:
INSTRUMEN.ANA
No Butir
1
2
3

F:\MY

SKRIPSI\VALIDITAS

Korelasi
0.443
-0.332
0.367

BUTIR

SOAL

Signifikansi
Sangat Signifikan
Signifikan

147
LAMPIRAN 6

4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35

0.226
0.128
0.349
0.601
-0.095
0.573
0.347
0.451
0.073
0.198
0.340
0.543
0.400
0.347
0.330
0.349
0.376
0.133
0.174
0.492
0.424
-0.130
0.439
0.253
0.573
0.466
0.479
0.274
0.335
0.327
0.364
-0.060

Signifikan
Sangat Signifikan
Sangat Signifikan
Signifikan
Sangat Signifikan
Signifikan
Sangat Signifikan
Sangat Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Sangat Signifikan
Sangat Signifikan
Sangat Signifikan
Sangat Signifikan
Sangat Signifikan
Sangat Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
-

Catatan: Batas signifikansi koefisien korelasi sebagaai


berikut:
df (N2)
10
15
20
25
30

P=0,05

P=0,01

0,576
0,482
0,423
0,381
0,349

0,708
0,606
0,549
0,496
0,449

df (N2)
60
70
80
90
100

P=0,05

P=0,01

0,250
0,233
0,217
0,205
0,195

0,325
0,302
0,283
0,267
0,254

148
LAMPIRAN 6

40
50

0,304
0,393
0,273
0,354
Bila koefisien = 0,000

125
0,174
0,228
>150
0,159
0,208
berarti tidak dapat dihitung.

KUALITAS PENGECOH
Jumlah Subyek

= 25

Butir Soal

= 35

Nama
berkas:
INSTRUMEN.ANA
No
Butir
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25

a
13**
3++
4++
3++
16**
8+
6-7++
1+
5-5++
6+
8-10+
10+
15**
4+
7++
6++
1+
11+
7**
7--1+
3+

F:\MY

SKRIPSI\VALIDITAS

b
4++
3++
14**
14**
3++
7**
16**
6**
0-3++
12**
3+
26++
5**
16++
34+
1+
10+
1-11+
1-

c
5++
15**
2+
5+
4+
6++
2+
8+
4--17**
211**
13**
4**
7++
3++
8**
8+
7**
20**
2**
15--121**
19**

d
3+
4++
5+
3++
2+
4+
14+
20**
0-6+
5++
25+
36-7++
7**
8+
3-2216**
2+
2++

BUTIR

SOAL

*
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

149
LAMPIRAN 6

26
27
28
29
30
31
32
33
34
35

28+
0-1++
11**
3+
112+
5+
7**

6++
8+
1+
22**
83+
6++
2+
15**
8+

Keterangan :
**

: Kunci Jawaban

++

: Sangat Baik

: Baik

Kurang Baik

--

: Buruk

---

: Sangat Buruk

7+
6**
20**
0-4++
18**
252+
6++

10**
34--1++
216**
16**
3++
4+

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

150
LAMPIRAN 7

Instrument Tes Tulis


Mata Pelajaran
Materi Pokok
Nama
Kelas
Sekolah

: IPA (Fisika)
: Alat alat Optik
:
:
: SMP Daar El Falaah

Petunjuk Pengerjaan Soal :


1. Bacalah doa sebelum mengisi identitas dan lembar soal
2. Isi identitas Anda pada lembar soal yang tersedia
3. Kerjakan soal soal di bawah dengan jawaban yang Anda anggap benar.
4. Beri tanda silang ( x ) pada jawaban Anda.
5. Jika ingin mengganti jawaban, beri tanda sama dengan ( = ) pada jawaban yang
telah Anda beri silang ( x ) kemudian beri tanda silang ( x ) kembali pada
jawaban yang Anda yang baru
6. Periksalah pekerjaan Anda sebelum diserahkan kepada pengawas ujian
1. Berikut ini termasuk alat-alat optik adalah
a. mata, kamera, lup, dan kacamata
b. mata, lup, dioptri, dan teropong
c. kacamata, retina, teropong dan kamera
d. kacamata, mata, hipermetropi dan lup
2. Bagian dari mata yang berada di belakang kornea dan berfungsi untuk
membiaskan cahaya yang masuk ke mata adalah
a. pupil

c. iris

b. lensa mata

d. retina

3. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut :


1) Titik dekatnya kurang dari 25 cm
2) Tidak dapat melihat dengan jelas benda yang berjarak 25 cm
3) Dapat dibantu dengan kacamata positif
4) Bayangan benda berjarak 25 cm terletak di depan retina
Dari peristiwa di atas yang termasuk ciri-ciri orang mengalami rabun dekat
adalah
a. 1 dan 2

c. 3 dan 4

b. 2 dan 3

d. Semua benar

151
LAMPIRAN 7

4. Seorang penderita miopi dapat melihat benda terjauh yang terletak 50 cm dari
matanya. Jika ia ingin melihat benda yang jauh dengan jelas, maka harus
memakai kacamata berkekuatan
a. 50 dioptri

c. 2 dioptri

b. 50 dioptri

d. - 2 dioptri

5. Titik jauh seorang penderita miopi adalah 2,5 meter di depan matanya. Agar ia
mampu melihat benda jauh dengan jelas, maka ia harus memakai lensa dengan
fokus
a. 250 cm

c. 250 cm

b. 0,4 cm

d. 0,4 cm

6. Seorang penderita miopi memiliki kacamata dengan kekuatan

dioptri.

Tentukan titik terjauh yang dapat dilihat!


a. 100 cm

c. 50 cm

b. 200 cm

d. cm

7. Seorang penderita hipermetropi dapat melihat dengan jelas paling dekat


dengan jarak 100 cm di depan lensa matanya. Jika dia ingin membaca buku
dengan jarak normal, maka harus memakai kacamata berkekuatan
a. 2500 dioptri

c. 3 dioptri

b. 125 dioptri

d. 4 dioptri

8. Lensa cembung yang digunakan untuk sebuah lup memiliki fokus 2,5 cm. Jika
kita ingin melihat pada jarak 25 cm, maka perbesaran angular benda yang
dilihat adalah
a. 10 kali

c. 62,5 kali

b.

d. 63,5 kali

11 kali

9. Seorang siswa mengamati benda kecil dengan menggunakan lup yang


mempunyai jarak fokus 10 cm. jika benda kecil tersebut terletak 4 cm dari lup,
maka:
1) Jarak bayangan yang terjadi - 6,33 cm
2) Perbesaran bayangan yang terjadi 2,5 kali
3) Bayangan besifat maya
Pernyataan yang benar adalah

152
LAMPIRAN 7

a. 1 dan 2

c. semua benar

b. 1 dan 3

d. 2 dan 3

10. Bayangan yang dibentuk oleh lup (kaca pembesar) adalah


a. nyata, diperbesar, dan tegak dari benda kecil
b. maya, diperkecil, dan terbalik dari benda kecil
c. nyata, diperkecil, dan terbalik dari benda kecil
d. maya, diperbesar, dan tegak dari benda kecil
11. Perhatikan pernyataan berikut!
1) Disusun dari dua buah lensa
2) Lensa yang dekat benda disebut lensa objektif dan lensa yang dekat mata
disebut lensa okuler
3) Lensa objektif bersifat seperti lensa biasa, sedang lensa okuler memiliki
sifat seperti lup
4) Kedua lensanya merupakan lensa cekung
Dari pernyataan-pernyataan di atas, yang merupakan ciri mikroskop adalah
a. 1 dan 2

c. 1, 2 dan 3

b. 1 dan 4

d. 1, 2 dan 4

12. Perbesaran mikroskop 40 kali. Jika perbesaran lensa okuler 4 kali, tentukan
perbesaran lensa objektif!
a. 160 kali

c. 10 kali

b. 44 kali

d. 0,1 kali

13. Panjang sebuah mikroskop adalah 20 cm dan jarak bayangan lensa objektif 14
cm, tentukan jarak benda okuler!
a.

34 cm

c. 0,7 cm

b.

1,43 cm

d. 6 cm

14. Perhatikan tabel di bawah ini!


No.

Alat Optik

Lensa
Lensa
Objektif
Okuler
1
Mikroskop
+
+
2
Teropong bintang
+
+
3
Teropong panggung
+
4
Teropong bumi
+
+
Dari tabel di atas, pernyataan yang benar adalah

Keterangan
fok < fob
fok < fob
Lensa pembalik (+)

153
LAMPIRAN 7

a.

1, 2 dan 3

c. 2 dan 3

b.

1 dan 3

d. semua benar

15. Teropong bintang dengan fokus okuler 5 cm dan panjang fokus objektifnya 10
m. Bagi mata tak berakomodasi perbesaran angulernya adalah
a.

0.5 kali

c. 50 kali

b.

2 kali

d. 200 kali

16. Teropong bintang dengan perbesaran anguler 10 kali. Bila jarak titik api
objektifnya 60 cm maka panjang teropong adalah
a.

600 cm

c. 66 cm

b.

6 cm

d. 70 cm

17. Sebuah teropong bumi digunakan untuk mengamati benda tak hingga. Jarak
fokus lensa objektif 50 cm, lensa pembalik 5 cm, dan lensa okulernya 10 cm.
Tentukan panjang teropong tersebut jika mata tak berakomodasi.
a.

80 cm

c. 2500 cm

b.

65 cm

d. 35 cm

18. Teropong bumi disusun dari tiga lensa positif. Jarak titik api lensa objektif
adalah 120 cm dan lensa okulernya 5 cm. Jika panjang teropong tersebut 165
cm, maka jarak fokus lensa pembaliknya adalah
a.

5 cm

c. 20 cm

b.

40 cm

d. 10 cm

19. Perbedaan periskop dengan alat optik lain terletak pada


a.

lensa cekung sebagai okuler

c. sepasang lensa cekung

b.

sepasang lensa cembung

d. sepasang prisma siku-siku

20. Sifat bayangan yang dibentuk oleh kamera adalah


a.

nyata, tegak, diperbesar

c. maya, tegak, diperbesar

b.

nyata, terbalik, diperkecil

d. maya, terbalik, diperkecil

154
LAMPIRAN 8

Instrumen Penilaian Kinerja

Kriteria Unjuk Kerja Siswa pada Kegiatan Diskusi


No
1

Kriteria Unjuk
Kerja
Penguasaan
materi yang
dipresentasikan

Sistematika
presentasi

Penggunaan
bahasa

Volume/suara

Intonasi

Artikulasi

Kemampuan
mempertahankan dan
menanggapi
pertanyaan atau
sanggahan

Indikator Keterampilan
3. menunjukkan penguasaan materi presentasi
dengan sangat baik
2. menunjukkan penguasaan materi presentasi
dengan cukup baik
1. menunjukkan penguasaan materi presentasi
dengan kurang baik
3. materi presentasi disajikan secara runtut
2. materi presentasi disajikan secara kurang
runtut
1. materi presentasi disajikan secara tidak
runtut
3. bahasa Indonesia yang digunakan sangat
sesuai dengan EYD
2. bahasa Indonesia yang digunakan kurang
sesuai dengan EYD
1. bahasa Indonesia yang digunakan tidak
sesuai dengan EYD
3. suara terdengar dengan jelas oleh seluruh
siswa
2. suara terdengar jelas oleh sebagian besar
siswa
1. suara terdengar jelas oleh sebgian kecil siswa
3. penyampaian materi disampaikan dengan
intonasi yang tepat
2. penyampaian materi disampaikan dengan
intonasi yang kurang tepat
1. penyampaian materi disampaikan dengan
intonasi yang tidak tepat
3. penyampaian materi disampaikan dengan
artikulasi/lafal yang jelas
2. penyampaian materi disampaikan dengan
artikulasi/lafal yang kurang jelas
1. penyampaian materi disampaikan dengan
artikulasi/lafal yang tidak jelas
3. mampu mempertahankan dan menanggapi
pertanyaan/sanggahan dengan baik
2. mampu mempertahankan dan menanggapi
pertanyaan/sanggahan dengan cukup baik
1. kurang mampu mempertahankan dan
menanggapi pertanyaan/sanggahan tidak baik

Skor
2

155
LAMPIRAN 8

Kriteria Unjuk Kerja Siswa pada Kegiatan Eksperimen 1 dan 2


No

Kriteria Unjuk
Kerja

Cara merangkai
alat eksperimen

Tahap
pelaksanaan
eksperimen

Kemampuan
membedakan
jarak benda ( )
dan jarak
bayangan ( )

Kemampuan
membedakan
sinar datang
dan sinar bias

Kemampuan
membedakan
tinggi benda
( ) dan tinggi
bayangan ( )

Cara merekap
data hasil
eksperimen

Ketepatan
waktu
melaksanakan
eksperimen

Skor
Indikator Keterampilan
3. merangkai alat sesuai dengan gambar pada
LKS
2. merangkai alat cukup sesuai dengan gambar
pada LKS
1. merangkai alat kurang sesuai dengan gambar
pada LKS
3. melaksanakan eksperimen sesuai dengan
tahapan ekperimen
2. melaksanakan eksperimen cukup sesuai dengan
tahapan ekperimen
1. melaksanakan eksperimen kurang sesuai
dengan tahapan ekperimen
3. mampu membedakan antara jarak benda ( )
dan jarak bayangan ( )
2. kurang mampu membedakan antara jarak benda
( ) dan jarak bayangan ( )
1. tidak mampu membedakan antara jarak benda
( ) dan jarak bayangan ( )
3. mampu membedakan antara sinar datang dan
sinar bias
2. kurang mampu membedakan antara sinar
datang dan sinar bias
1. tidak mampu membedakan antara sinar datang
dan sinar bias
3. mampu membedakan antara tinggi benda ( )
dan tinggi bayangan ( )
2. kurang mampu membedakan antara tinggi
benda ( ) dan tinggi bayangan ( )
1. tidak mampu membedakan antara tinggi benda
( ) dan tinggi bayangan ( )
3. mengisi data hasil eksperimen sesuai dengan
fakta
2. mengisi data hasil eksperimen kurang sesuai
dengan fakta
1. mengisi data hasil eksperimen tidak sesuai
dengan fakta
3. menyelesaikan eksperimen tepat waktu
2. menyelesaikan eksperimen kurang tepat waktu
(terlambat 5 menit dari waktu yang ditentukan)
1. tidak menyelesaikan eksperimen tepat waktu
(terlambat lebih dari 5 menit dari waktu yang
ditentukan)

156
LAMPIRAN 9

Instrumen Penilaian Produk

Kriteria Penilaian Produk Siswa pada Kegiatan Diskusi


Kriteria
penilaian
No
produk
(laporan)
1
Sistematika
laporan

Skor
Indikator Keterampilan
1.1

1.2

Ketepatan
waktu
pengumpulan

2.1

Kejelasan
laporan

3.1

Kebenaran isi
laporan

4.1

4.2

3. judul laporan sesuai dengan tema


2. judul laporan kurang sesuai dengan
tema
1. judal laporan tidak sesuai dengan
tema
3. laporan dibuat sesuai sistematika
penulisan, jelas dan benar
2. laporan dibuat kurang benar dan
kurang jelas
1. laporan dibuat dengan sistematika
yang salah
3. siswa mengumpulkan laporan satu
hari sebelum proses belajar
pertemuan ke-2
2. siswa mengumpulkan laporan pada
hari proses belajar ke-2
1. siswa mengumpulkan laporan setelah
proses belajar ke-2
3. laporan jelas, dapat dipahami, ditulis
secara runtut
2. laporan kurang jelas, kurang sesuai
dengan keruntutan penulisan
1. laporan tidak jelas, tidak sesuai
dengan keruntutan penulisan
3. isi laporan menggunakan data dari
buku yang relevan dengan
menyertakan sumbernya.
2. isi laporan menggunakan data dari
buku yang relevan tanpa menyertakan
sumbernya.
1. isi laporan tidak menggunakan data
dari buku dan sumbernya.
3. isi laporan sesuai dengan data
diskusi/eksperimen
2. isi laporan kurang sesuai dengan data
diskusi/eksperimen
1. isi laporan tidak sesuai dengan data

157
LAMPIRAN 9

4.3

Kelengkapan
laporan

5.1

5.2

5.3

diskusi/eksperimen
3. konsep yang dipaparkan tepat, benar,
dan sesuai dengan teori
2. konsep yang dipaparkan kurang tepat
1. konsep yang dipaparkan tidak tepat
3. laporan berisi hasil diskusi secara
lengkap
2. laporan hasil diskusi kurang lengkap
(ada satu pertanyaan yang tidak
dijawab)
1. laporan hasil diskusi tidak lengkap
(ada lebih dari satu pertanyaan yang
tidak dijawab).
3. tugas akhir dikerjakan dengan
lengkap dan benar.
2. tugas akhir dikerjakan dengan
lengkap, namun ada jawaban yang
kurang tetap.
1. tugas akhir dikerjakan dengan tidak
lengkap.
3. tugas asrama dikerjakan dengan
lengkap dan benar.
2. tugas asrama dikerjakan dengan
lengkap namun ada jawaban yang
kurang tetap.
1. tugas asrama dikerjakan dengan tidak
lengkap.

158
LAMPIRAN 9

Kriteria Penilaian Produk Siswa pada Kegiatan Eksperimen 1 dan 2


Kriteria
penilaian
No
produk
(laporan)
1
Sistematika
laporan

Skor
Indikator Keterampilan
1.1

1.2

Ketepatan
waktu
pengumpulan

2.1

Kejelasan
laporan

3.1

Kebenaran isi
laporan hasil
eksperimen

4.1

4.2

4.3

3. judul laporan sesuai dengan tema


2. judul laporan kurang sesuai dengan
tema
1. judal laporan tidak sesuai dengan
tema
3. laporan dibuat sesuai sistematika
penulisan, jelas dan benar
2. laporan dibuat kurang benar dan
kurang jelas
3. laporan dibuat dengan sistematika
yang salah
3. siswa mengumpulkan laporan satu
hari sebelum proses belajar
pertemuan ke-2
2. siswa mengumpulkan laporan pada
hari proses belajar ke-2
1. siswa mengumpulkan laporan setelah
proses belajar ke-2
3. laporan jelas, dapat dipahami, ditulis
secara runtut
4. laporan kurang jelas, kurang sesuai
dengan keruntutan penulisan
3. laporan tidak jelas, tidak sesuai
dengan keruntutan penulisan
3. gambar rangkaian eksperimen yang
dibuat sesuai dengan petunjuk LKS
2. gambar rangkaian eksperimen yang
dibuat kurang sesuai dengan petunjuk
LKS
1. gambar rangkaian eksperimen yang
dibuat tidak sesuai dengan petunjuk
LKS
3. mengisi data hasil eksperimen dengan
lengkap
2. mengisi data hasil eksperimen kurang
lengkap
1. tidak mengisi data hasil eksperimen
3. mengisi laporan sesuai dengan data
hasil eksperimen
2. mengisi laporan kurang sesuai dengan

159
LAMPIRAN 9

Kelengkapan
laporan

5.1

5.2

data hasil eksperimen


1. mengisi laporan tidak sesuai dengan
data hasil eksperimen
3. laporan berisi hasil diskusi secara
lengkap
2. laporan hasil diskusi kurang lengkap
(ada satu pertanyaan yang tidak
dijawab)
1. laporan hasil diskusi tidak lengkap
(ada lebih dari satu pertanyaan yang
tidak dijawab).
3. tugas akhir dikerjakan dengan
lengkap dan benar.
2. tugas akhir dikerjakan dengan
lengkap, namun ada jawaban yang
kurang tetap.
1. tugas akhir dikerjakan dengan tidak
lengkap.

160
LAMPIRAN 10

Kelompok Kelas Subjek Penelitian

Kelompok 1

Kelompok 2

Kelompok 3

Salma Rana Maharani

Annisa Firdaus

Nafa Almaushofia

Mufidah Hayati

Dika Julpiani

Najmi Bias Aysa

Yusifa Shafira Apriani

Rizka Maulina

Risky Putri

Kelompok 4

Kelompok 5

Kelompok 6

Fitra Aini

Annida Hasna Fadhillah

Nidaul Hasanah

Khairunnisa

Femy Ismiati Kasum

Nihayatul Masykuroh

Putri Rahmawati

Fitri Firdausi Amalia

Restu Kurnia Cintani

Kelompok 7

Kelompok 8

Kelompok 9

Berliani Utami

Eriva Adelia

Aninda Tri Fahira

Laili Noor Rohmah

Dara Savira Priatna

Imelda Apriliani

Salma Latifah

Destiana Salsabilla

Nabila Fitriani Derajat

LAMPIRAN 11

Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Tes Tulis


No

Nama

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23

Aninda Tri Fahira


Annida Hasna Fadhillah
Annisa Firdaus
Berliani Utami
Dara Savira Priatna
Destiana Salsabilla
Dika Julpiani
Eriva Adelia
Femy Ismiati Kasum
Fitra Aini
Fitri Firdausi Amalia
Imelda Apriliani
Khairunnisa
Laili Noor Rohmah
Mufidah Hayati
Nabila Fitriani Derajat
Nafa Almaushofia
Najmi Bias Aysa
Nidaul Hasanah
Nihayatul Masykuroh
Putri Rahmawati
Restu Kurnia Cintani
Risky Putri

1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

2
0
1
1
0
0
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1

3
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1

4
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1

5
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0

6
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

7
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
0
0
0
1
0
0

8
1
1
1
0
1
1
1
0
1
0
1
1
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
1

No Butir Soal
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1
1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1
1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1
1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1
1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1
1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1
0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1
1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0
1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0
1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0
1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1
1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1
1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1
0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0
1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1
1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1
1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1
1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0
1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1
1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0

Xt

Nilai

15
18
17
12
13
17
15
15
16
14
17
13
13
14
14
14
13
14
13
15
15
14
12

75
90
85
60
65
85
75
75
80
70
75
65
65
70
70
70
65
70
65
75
75
70
60

161

LAMPIRAN 11

24
25
26
27

Rizka Maulina
Salma Latifah
Salma Rana Maharani
Yusifa Shafira Apriani

1
1
1
1

1
1
1
0

1
1
1
1

1
1
1
0

1
1
1
1

1
1
0
1

1
1
1
0

1
1
1
1

1
1
1
0

0
0
1
1

1
0
1
0

0
1
0
1

1
1
1
1

0
0
0
1

1
1
1
0

0
1
1
1

1
1
0
0

1
1
1
1

1
1
1
0

1
1
1
1

16
17
16
12

162

80
85
80
60

163
LAMPIRAN 12

Rekapitulasi Penilaian Kinerja

Ratarata

No

Nama

Kelompok

Aninda Tri Fahira


Annida Hasna
Fadhillah
Annisa Firdaus
Berliani Utami
Dara Savira Priatna
Destiana Salsabilla
Dika Julpiani
Eriva Adelia
Femy Ismiati Kasum
Fitra Aini
Fitri Firdausi Amalia
Imelda Apriliani
Khairunnisa
Laili Noor Rohmah
Mufidah Hayati
Nabila Fitriani Derajat
Nafa Almaushofia
Najmi Bias Aysa
Nidaul Hasanah
Nihayatul Masykuroh
Putri Rahmawati
Restu Kurnia Cintani
Risky Putri
Rizka Maulina
Salma Latifah
Salma Rana Maharani
Yusifa Shafira Apriani
Jumlah
Rata-rata

Penilaian Kinerja
I
II
III
71,4
75
73,8

85,7

91,7

88,1

88,5

2
7
8
8
2
8
5
4
5
9
4
7
1
9
3
3
6
6
4
6
3
2
7
1
1

71,4
71,4
73,8
73,8
71,4
73,8
85,7
78,6
85,7
71,4
78,6
71,4
66,7
71,4
71,4
71,4
71,4
71,4
78,6
71,4
71,4
71,4
71,4
66,7
66,7
1985.4
73.5

67,8
67,8
79,7
79,7
67,8
79,7
91,7
73,8
91,7
75
73,8
67,8
75
75
64,3
64,3
69,04
69,04
73,8
69,04
64,3
67,8
67,8
75
75
1992.42
73.8

78,6
78,6
71,4
71,4
78,6
71,4
88,1
73,8
88,1
73,8
73,8
78,6
75
73,8
71,4
71,4
76,2
76,2
73,8
76,2
71,4
78,6
78,6
75
75
2060.7
76.3

72,6
72,6
74,97
74,97
72,6
74,97
88,5
75,4
88,5
73,4
75,4
72,6
72,23
73,4
69,03
69,03
72,21
72,21
75,4
72,21
69,03
72,6
72,6
72,23
72,23
2012.82
74.55

2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27

73,4

164
LAMPIRAN 13

Rekapitulasi Penilaian Produk

Penilaian Produk
I
II
III
68,33
68,52
74,07

Ratarata
70,31

81,67

80,93

No

Nama

Kelompok

Aninda Tri Fahira


Annida Hasna
Fadhillah
Annisa Firdaus
Berliani Utami
Dara Savira Priatna
Destiana Salsabilla
Dika Julpiani
Eriva Adelia
Femy Ismiati Kasum
Fitra Aini
Fitri Firdausi Amalia
Imelda Apriliani
Khairunnisa
Laili Noor Rohmah
Mufidah Hayati
Nabila Fitriani Derajat
Nafa Almaushofia
Najmi Bias Aysa
Nidaul Hasanah
Nihayatul Masykuroh
Putri Rahmawati
Restu Kurnia Cintani
Risky Putri
Rizka Maulina
Salma Latifah
Salma Rana Maharani
Yusifa Shafira Apriani
Jumlah
Rata-rata

2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27

2
7
8
8
2
8
5
4
5
9
4
7
1
9
3
3
6
6
4
6
3
2
7
1
1

77,78

83,33

70,00
68,52
74,07
70,86
68,33
75,93
66,67
70,31
71,67
74,07
75,93
73,89
71,67
74,07
75,93
73,89
70,00
68,52
74,07
70,86
71,67
74,07
75,93
73,89
81,67
77,78
83,33
80,93
65,00
61,11
68,52
64,88
81,67
77,78
83,33
80,93
68,33
68,52
74,07
70,31
65,00
61,11
68,52
64,88
68,33
75,93
66,67
70,31
72,22
72,22
68,52
70,80
68,33
68,52
74,07
70,31
70,00
70,37
70,37
70,25
70,00
70,37
70,37
70,25
71,67
70,37
62,96
68,33
71,67
70,37
62,96
68,33
65,00
61,11
68,52
64,88
71,67
70,37
62,96
68,33
70,00
70,37
70,37
70,25
70,00
68,52
74,07
70,86
68,33
75,93
66,67
70,31
72,22
72,22
68,52
70,80
72,22
72,22
68,52
70,80
1915,00 1916,67 1933,33 1921,67
70,93
70,99
71,60
71,17

165
LAMPIRAN 14

Rekapitulasi Penilaian Proses (Rata-rata Penilaian Kinerja dan Produk)

No

Nama

Kelompok

Aninda Tri Fahira


Annida Hasna
Fadhillah
Annisa Firdaus
Berliani Utami
Dara Savira Priatna
Destiana Salsabilla
Dika Julpiani
Eriva Adelia
Femy Ismiati Kasum
Fitra Aini
Fitri Firdausi Amalia
Imelda Apriliani
Khairunnisa
Laili Noor Rohmah
Mufidah Hayati
Nabila Fitriani Derajat
Nafa Almaushofia
Najmi Bias Aysa
Nidaul Hasanah
Nihayatul Masykuroh
Putri Rahmawati
Restu Kurnia Cintani
Risky Putri
Rizka Maulina
Salma Latifah
Salma Rana Maharani
Yusifa Shafira Apriani
Jumlah
Rata-rata

2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27

Penilaian Penilaian Penilaian Proses


Kinerja
Produk
(
)
73,4
70,31
71.86

88,5

80,93

84.72

2
7
8
8
2
8
5
4
5
9
4
7
1
9
3
3
6
6
4
6
3
2
7
1
1

72,6
72,6
74,97
74,97
72,6
74,97
88,5
75,4
88,5
73,4
75,4
72,6
72,23
73,4
69,03
69,03
72,21
72,21
75,4
72,21
69,03
72,6
72,6
72,23
72,23
2012.82
74.55

70,86
70,31
73,89
73,89
70,86
73,89
80,93
64,88
80,93
70,31
64,88
70,31
70,80
70,31
70,25
70,25
68,33
68,33
64,88
68,33
70,25
70,86
70,31
70,80
70,80
1921,67
71,17

71.73
71.46
74.43
74.43
71.73
74.43
84.72
70.14
84.72
71.86
70.14
71.46
71.52
71.86
69.64
69.64
70.27
70.27
70.14
70.27
69.64
71.73
71.46
71.52
71.52
1967,25
72,86

166
LAMPIRAN 15

Mean, Median, Modus, dan Standar Deviasi Tes Tulis


Statistics
hbs
N

Valid

27

Missing

Mean

72.5926

Median

70.0000
70.00a

Mode
Std. Deviation

8.24742

Minimum

60.00

Maximum

90.00

a. Multiple modes exist. The smallest value is shown


Uji statistik dalam penelitian ini dianalisis dengan mengggunakan
Software SPSS 16.0. Berdasarkan tabel di atas, maka dapat ditentukan nilai
minimum, nilai maksimum, rata-rata (mean), median, modus, dan standar deviasi
sebagai berikut:
1. Nilai minimum

= 60.00

2. Nilai maksimum

= 90.00

3. Nilai rata-rata (mean)

= 72.59

4. Median

= 70.00

5. Modus

= 70.00

6. Standar Deviasi

= 8.25

167
LAMPIRAN 16

Uji Normalitas Tes Tulis


One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
hbs
N
Normal Parametersa
Most Extreme
Differences

27
Mean

72.5926

Std. Deviation

8.24742

Absolute

.142

Positive

.142

Negative

-.096

Kolmogorov-Smirnov Z

.737

Asymp. Sig. (2-tailed)

.649

a. Test distribution is Normal.


Uji normalitas dalam penelitian ini dianalisis dengan mengggunakan
Software SPSS 16.0. Berdasarkan tabel di atas, maka dapat kita ketahui nilai sig
(p) hasil belajar siswa sebesar 0,649.

Kriteria pengujian nilai sig (p) adalah sebagai berikut:


1. Data normal bila sig (p) > 0,05
2. Data tidak normal bila sig (p) < 0,05

Karena nilai sig (p) 0,649 > 0,05, maka data terdistribusi normal

168
LAMPIRAN 17

Analisis Regresi Linier Sederhana


Correlations
hbs
Pearson
Correlation

hbs

Sig. (1-tailed)

hbs

1.000

.826

.826

1.000

.003

.003

hbs

p.proses

p.proses
p.proses

p.proses

Berdasarkan tabel di atas, hasil perhitungan regresi untuk variabel yang


dianalisis karena pada dasarnya untuk analisis dengan regresi harus dicek terlebih
dahulu besar korelasinya. Besar korelasi antara penilaian proses (X) dan hasil
belajar siswa (Y) adalah 0,825 dengan signifikansi (p) 0,003.

Kriteria pengujian korelasi nilai sig (p) adalah sebagai berikut:


1. Data tidak normal bila sig (p) > 0,05
2. Data normal bila sig (p) < 0,05

Karena nilai sig (p) 0,003 < 0,05, maka terdapat korelasi antara penilaian
proses dengan hasil belajar siswa.
Model Summary
Model

.826a

R Square

Adjusted R
Square

.682

.637

Std. Error of
the Estimate
3.68264

a. Predictors: (Constant), p.proses


Berdasarkan tabel di atas diketahui nilai R2 = 0,682, dengan pengertian
bahwa 68,2% sumbangan penilaian proses (X) terhadap hasil belajar siswa (Y),
sedangkan sisanya sebesar 31,8% dipengaruhi oleh faktor lain. R square berkisar

169
LAMPIRAN 17

pada angka 0 sampai 1. Dengan catatan bahwa semakin besar angka R square,
menunjukkan semakin besarnya hubungan antara variabel X dan Y.

LAMPIRAN 18

169

SURAT KETERANGAN
Nomor : 07/Kep-Sek/SMP/m/V/2013

Kepala Sekolah Menengah Pertama (SMP) Daar El-Falaah Mandalawangi Pandeglang


Banten dengan ini menerangkan bahwa :

Nama

: RIAN INDRA GUNAWAN

Tempat Tanggal Lahir

: Pandeglang, 08 Nopember 1988

NIM

: 107016302361

Program Study

: Pendidikan Fisika

Mahasiswa

: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Telah menyelesaikan penelitian di Sekolah Menengah Pertama Daar El Falaah


Mandalawangi Pandeglang dari tanggal 27 April s/d 11 Mei tahun 2013, dalam rangka
penulisan skripsi dengan judul : Hubungan antara Penilaian Proses dan Hasil Belajar
Siswa pada Konsep Alat-alat Optik.

Demikian surat keterangan ini dibuat, untuk diketahui sebagaimana mestinya.

Mandalawangi, 25 Mei 2013


Kepala Sekolah

Teguh Kurniyanto, M.Ed

Anda mungkin juga menyukai