TUJUAN PRAKTIKUM
1. TUJUAN UMUM.
Setelah mengikuti praktikum berikut diharapkan mahasiswa dapat melakukan keterampilan dalam melakukan
pemeriksaan tanda-tanda vital.
2. TUJUAN KHUSUS.
Setelah melakukan praktikum berikut mahasiswa mampu :
1. Melakukan pengukuran tekanan darah
2. Melakukan pengukuran nadi
3. Melakukan pengukuran temperatur/suhu tubuh
4. Melakukan pengukuran pernafasan (respiration rate)
KONSEP TEORI
Tekanan darah (TD), nadi, suhu/temperature dan respiration rate (RR) adalah pengkajian dasar pasien, yang
diambil dan didokumentasikan dari waktu ke waktu yang menunjukkan perjalanan kondisi pasien. TD, nadi, suhu dan RR
disebut dengan tanda vital (vital sign) atau cardinal symptoms karena pemeriksaan ini merupakan indikator yang
diperlukan untuk mempertahankan kehidupan.
Tanda-tanda vital harus diukur dan dan dicatat secara akurat sebagai dokumentasi keperawatan. Hasil pemeriksaan
tanda-tanda vital pada pasien dapat membantu perawat dalam membuat diagnosa dan perubahan respon pasien. Jenis
pemeriksaan tanda-tanda vital diantaranya :
1. Tekanan Darah (TD) normalnya 100-120/60-80 mmHg
Tekanan darah memiliki 2 komponen yaitu sistolik dan diastolik. Pada waktu ventrikel berkonstraksi, darah akan
dipompakan ke seluruh tubuh. Keadaaan ini disebut sistolik, dan tekanan aliran darah pada saat itu disebut tekanan
darah sistolik. Pada saat ventrikel sedang rileks, darah dari atrium masuk ke ventrikel, tekanan aliran darah pada
waktu ventrikel sedang rileks disebut tekanan darah diastolik.
Kategori tekanan darah pada dewasa (Keperawatan Klinis, 2011)
Kategori
TD Sistolik (mmHg)
TD Diastolik (mmHg)
Normal
<120
<80
Prahipertensi
120-139
80-89
Hipertensi (derajat 1)
140-159
90-99
Hipertensi (derajat 2)
>160
>100
2. Nadi
Frekuensi denyut nadi dihitung dalam 1 menit, normalnya 60-100 x/menit
Takikardi jika > 100 x/menit dan Bradikardi jika < 60 x/menit
Lokasi pemeriksaan denyut nadi diantaranya :
a. Arteri radialis
b. Arteri ulnaris
c. Arteri brachialis
d. Arteri karotis
e. Arteri temporalis superfisial
f. Arteri maksiliaris eksterna
g. Arteri femoralis
h. Arteri dorsalis pedis
i. Arteri tibialis posterior
Skala ukuran kekuatan/kualitas nadi (Keperawatan Klinis, 2011)
Level
Nadi
0
Tidak ada
1+
Nadi menghilang, hampir tidak teraba, mudah menghilang
2+
Mudah teraba, nadi normal
3+
Nadi penuh, meningkat
4+
Nadi mendentum keras, tidak dapat hilang
3. Suhu
Lokasi pemeriksaan suhu tubuh : mulut (oral) tidak boleh dilakukan pada anak/bayi, anus (rectal) tidak
boleh dilakukan pada klien dengan diare, ketiak (aksila), telinga (timpani/aural/otic) dan dahi (arteri temporalis).
Hipotermia (<35 C)
Normal (35-37 C)
Pireksia/febris (37-41,1 C)
Hipertermia (>41,1 C)
Usia
Baru lahir
1 tahun
5-8 tahun
10 tahun
Remaja
Dewasa
Lansia (>70 thn)
No
Suhu (Celcius)
36,8
36,8
37,0
37,0
37,0
37,0
36,0
TINDAKAN
Persiapan alat
1. Stetoskop
2. Tensimeter/Sphygmomanometer
3. Alcohol swab
4. Sarung tangan/handscoen
5. Jam tangan
6. Thermometer (raksa, digital/elektrik)
7. Thermometer tympani/aural
8. Thermometer rectal
9. Tissue
10. Kassa
11. Jelly/Lubrikan
12. Bullpen
13. Bengkok
14. Lembar dokumentasi
2
Persiapan perawat :
1. Memperkenalkan diri
2. Menjelaskan maksud dan tujuan pemeriksaan
3. Memberikan posisi yang nyaman pada pasien
3
Persiapan lingkungan :
1. Ciptakan lingkungan yang nyaman
2. Gunakan sketsel saat melakukan prosedur
PEMERIKSAAN SUHU
PENGUKURAN TEMPERATUR AXILA
4
Cuci tangan
Minta klien untuk duduk atau berbaring, pastikan klien merasa nyaman
Gulung lengan baju klien atau buka baju atas sampai axila terlihat
NILAI
1
Pastikan thermometer siap (jika menggunakan thermometer raksa suhu awal <35C)
Pasang thermometer pada daerah tengah axila, minta klien untuk menurunkan lengan atas dan
meletakkan lengan bawah diatas dada
10
Jelaskan pada klien bahwa pengukuran akan berlangsung selama 5 menit atau sampai alarm
berbunyi pada thermometer elektrik
Ambil thermometer dan baca hasilnya
11
12
13
Bersihkan termometer dengan kapas alkohol atau dengan menggunakan sabun-savlon-air bersih
lalu keringkan dengan kasa
Rapikan klien
14
Mencuci tangan
15
16
Cuci tangan
17
Minta klien untuk duduk atau berbaring, pastikan klien merasa nyaman
18
19
20
21
Jelaskan pada klien bahwa pengukuran akan berlangsung selama 3-5 menit atau sampai alarm
berbunyi pada thermometer elektrik
Ambil thermometer dan baca hasilnya
22
23
24
Bersihkan termometer dengan kapas alkohol atau dengan menggunakan sabun-savlon-air bersih
lalu keringkan dengan kasa
Rapikan klien
25
Cuci tangan
26
27
28
29
30
31
Bantu klien berbaring kearah lateral sinistra atau dekstra dengan kaki fleksi
Pada bayi periksa keadaan anus klien
32
33
Minta klien untuk nafas dalam dan masukkan thermometer ke lubang anus sedalam 3 cm
(jangan paksakan bila ada tahanan/hambatan)
Jelaskan pada klien bahwa pengukuran akan berlangsung selama 5 menit atau sampai alarm
berbunyi pada thermometer elektrik
Ambil thermometer dan baca hasilnya
34
35
36
37
Bersihkan termometer dengan kapas alkohol atau dengan menggunakan sabun-savlon-air bersih
lalu keringkan dengan kasa
Rapikan klien
38
Cuci tangan
39
40
41
42
43
44
Siapkan thermometer tympani, jika klien menggunakan alat bantu dengar, keluarkan dengan
hati-hati dan tunggu hingga 1-2 menit
Bersihkan telinga dengan kapas
45
Buka bagian luar telinga, dengan perlahan-lahan masukkan thermometer sampai liang telinga.
46
47
Pertahankan posisi thermometer selama pengukuran sampai muncul suara atau timbul tanda
cahaya pada thermometer
48
49
Rapikan klien
50
Cuci tangan
51
52
53
54
55
Lepaskan topi/penutup kepala klien, sibak dahi klien, bersihkan dengan menggunakan kapas
56
Letakkan sisi lensa thermometer pada bagian tengah dahi klien antara alis dan batas rambut
57
Tekan dan tahan tombol SCAN, geser perlahan menyamping dari dahi hingga bagian atas
telinga (terdengar bunyi BIP dan lampu merah akan menyala)
58
59
Lepaskan tombol SCAN, angkat thermometer dari dahi klien (Termometer akan secara otomatis
mati dalam 30 detik, untuk mematikannya segera, tekan dan lepaskan tombolSCAN dengan
cepat)
Baca hasil pengukuran pada layar
60
Rapikan klien
61
Cuci tangan
62
64
65
Lakukan inspeksi atau palpasi dengan kedua tangan pada punggung / dada untuk menghitung
gerakan pernapasan selama minimal 1 menit
66
Dokumentasikan hasil pemeriksaan (frekuensi nafas, irama nafas reguler/ireguler, dan tarikan
otot bantu pernafasan)
PEMERIKSAAN NADI
67
Cuci tangan
68
Bantu pasien untuk duduk atau berbaring, pastikan pasien merasa nyaman.
69
70
Gunakan ujung dua atau tiga jari (jari telunjuk, jari tengah dan jari manis ) untuk meraba salah
satu dari 9 arteri.
Tekan arteri radialis untuk merasakan denyutan
71
72
Gunakan jam tangan, untuk menghitung frekuensi nadi selama minimal 30 detik
73
Hitung frekuensi nadi selama 1 menit penuh apabila ditemukan kondisi abnormal
74
76
Tempatkan pasien dalam posisi nyaman (duduk/berbaring) dengan lengan rileks, sedikit
menekuk pada siku dan bebas dari tekanan oleh pakaian
Palpasi arteri brachialis.
77
78
79
Pasang manset melingkari lengan atas dimana arteri brachialis teraba, secara rapi dan tidak
terlalu ketat (2,5 cm di atas siku) dan sejajar jantung
Raba nadi radialis atau brachialis dengan satu tangan.
80
81
82
83
84
85
86
87
88
Malang,
/... /
Fasilitator
..
3
4
TINDAKAN
Persiapan alat
1. Sarung tangan
2. Lidi kapas
3. Penlight
4. Otoskop
5. Garputala
6. Jam tangan (yang ada detiknya)
7. Speculum nasal
8. Tounge spatel
9. Kasa
10. Stetoskop
11. bengkok
Persiapan perawat :
1. Memperkenalkan diri
2. Menjelaskan maksud dan tujuan pemeriksaan
3. Memberikan posisi yang nyaman pada pasien
Persiapan lingkungan :
1. Ciptakan lingkungan yang nyaman
2. Gunakan sketsel saat melakukan prosedur
Cuci tangan, gunakan sarung tangan
MENGKAJI RAMBUT
5
6
Tanyakan apakah pasien memiliki riwayat penggunaan cat rambut, obat pengeriting/pelurus, riwayat
kemoterapi, (jika memakai rambut palsu lepaskan terlebih dahulu) dll
Inspeksi warna rambut dan apakah pertumbuhan rambut pada kulit kepala merata.
Perhatikan adanya infeksi dengan memisahkan rambut menjadi beberapa bagian, periksa bagian
belakang telinga dan disepanjang garis batas rambut di leher
Dokumentasikan hasil pemeriksaan
10
14
12
Palpasi kepala, lakukan gerakan memutar yang lembut dengan menggunakan ujung jari mulai dari
bagian belakang dan palpasi ke arah depan sampai midklavikula, palpasi setiap sisi kepala
Periksa kesimetrisan pergerakan wajah : minta klien untuk menaikkan kedua alis, mengerutkan dahi,
menurunkan kedua alis, menutup mata rapat-rapat, mengembungkan pipi dan tersenyum
memperlihatkan gigi
Dokumentasikan hasil pemeriksaan
15
16
MENGKAJI MATA
17
18
19
20
Inspeksi alis mata untuk melihat distribusi rambut, kesejajaran, kebersihan kulit dan pergerakan
(minta klien untuk menaikkan dan menurunkan alis mata), menilai distribusi rambut dan arah
lengkungan bulu mata
Inspeksi kelopak mata untuk menilai karakteristik permukaan, posisi kelopak mata dari kornea,
kemampuan dan frekuensi berkedip
Amati konjunctiva bulbar untuk menilai warna, tekstur dan adanya lesi. Regangkan kelopak mata
dengan ibu jari dan jari telunjuk, tekan tulang orbita bagian atas dan bawah, minta klien untuk melihat
keatas, kebawah
NILAI
1
Amati konjunctiva palpebra dengan menekuk kelopak mata kearah luar. Tekuk kedua kelopak mata
dan minta klien melihat keatas, regangkan kelopak mata bawah dengan jari telunjuk untuk melihat
anemis, tekstur,
Melirik dari satu sisi ke sisi yang lain amati sklera
21
Inspeksi dan palpasi saccus lakrimalis, gland lakrimalis dan ductus nasolakrimalis
22
Inspeksi kejernihan dan tekstur kornea, minta klien menatap lurus kedepan, pegang penlight pada
sudut oblik (menyerong/oblik) terhadap mata dan gerakkan penlight secara perlahan melintasi
permukaan kornea
Inspeksi ruang anterior untuk menilai transparansi dan kedalaman, gunakan pencahayaan menyerong
seperti yang dilakukan pada pemeriksaan kornea
Inspeksi pupil untuk menilai warna, bentuk (miosis/midriasis) dan kesimetrisan serta reaksi terhadap
cahaya (isokor/anisokor), ukuran (normal (3-5mm)
Pemeriksaan visus (ketajaman penglihatan)
a. Gantungkan snellen cart pada jarak 6 meter dari pasien
23
24
25
26
27
c. Lakukan pemeriksaan pada mata kanan dgn cara minta pasien menutup mata kirinya, kemudian
minta pasien menyebutkan huruf pada snellen cart yang anda tunjuk. Selanjutnya lakukan
pemeriksaan yang sama pada mata kiri. Jika pasien buta huruf, maka ganti huruf pada snellen cart
dengan gerakan jari.
28
d. Penulisan hasil pemeriksaan mis : mata kiri 6/6, artinya pasien dapat melihat pada jarak 6 meter,
dimana orang normal juga dapat melihat pada jarak 6 meter.
29
30
b. lakukan pemeriksaan pada mata kanan pasien dgn cara : pasien menutup mata kiri, sedangkan
pemeriksa menutup mata kanannya. Kemudian pasien disuruh melihat terus pada mata kiri
pemeriksa dan pemeriksa harus selalu melihat ke mata kanan pasien.
31
32
c. Pemeriksa menggerakkan jarinya dari arah luar ke dalam. Jika pasien mulai melihat gerakan jari
jari pemeriksa , ia harus memberitahu, dan hal ini dibandingkan dengan pemeriksa, apakah iapun
telah melihatnya. Bila ada gangguan kampus penglihatan (visual field) maka pemeriksa akan lebih
dahulu melihat gerakan tersebut.
d. Lakukan hal yang sama pada mata kiri.
33
MENGKAJI TELINGA
34
35
Perhatikan ketinggian bagian superior yang menempel pada kepala terhadap posisi mata
36
37
38
Inspeksi saluran telinga luar untuk melihat adanya serumen, lesi kulit, pus dan darah dengan
menggunakan otoskop
Pada orang dewasa, pegang daun telinga/ heliks dan perlahan-lahan tarik daun telinga ke atas dan
ke belakang sehingga lurus dan menjadi mudah diamatai.
Pada anak-anak, tarik daun telinga ke bawah.
Inspeksi warna pada membran timpani
39
40
41
42
43
Pindah posisi arloji menjauh, detakkan terdengar normalnya sampai 30 cm dari telinga
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
Angkat garputala dan pegang didepan lubang telinga klien berjarak kurang lebih 1-2 cm
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
MENGKAJI HIDUNG
70
Inspeksi hidung bagian luar untuk melihat adanya kelainan bentuk, ukuran atau warna, septum nasi
71
74
Inspeksi rongga hidung dengan penlight atau speculum nasal, catat adanya kemerahan,
pembengkakan dan cairan yang keluar dari hidung
Palpasi hidung bagian luar dengan lembut untuk menentukan area yang mengalami nyeri tekan,
terdapat massa dan mengalami pergeseran tulang kartilago, deviasi septum nasi
Tentukan kepatenan rongga hidung, minta klien menutup mulut, mengeluarkan tekanan pada salah
satu lubang hidung dan bernafas pada lubang hidung yang lain (ulangi prosedur untuk lubang hidung
yang berbeda)
Palpasi semua sinus paranasalis untuk mengetahui adanya nyeri tekan
75
72
73
MENGKAJI MULUT
76
80
Inspeksi bibir luar untuk mengkaji kesimetrisan kontur, warna, tekstur. Minta klien mengerucutkan
bibirnya seolah akan bersiul
Inspeksi dan palpasi lapisan bibir terdalam dan mukosa bukal terhadap warna, kelembaban, tekstur
dan adanya lesi
Inspeksi palatum, uvula, dan tonsila palatina (tekan lidah dengan tounge spatel, gunakan penlight
untuk mempermudah pengamatan)
Amati gigi dan gusi saat memeriksa bibir bagian dalam. Bila klien memakai gigi palsu, lepas terlebih
dahulu.
Minta klien menjulurkan lidah, amati permukaan lidah (posisi, warna, tekstur)
81
77
78
79
82
83
84
Minta klien menempelkan ujung lidahnya di langit-langit mulut, amati pangkal lidah, dasar mulut,
amati juga ductus saliva untuk mengetahui adanya pembengkakan
Palpasi lidah dan dasar mulut untuk mengetahui adanya nodul/tonjolan, kondisi duktus saliva
(gunakan kasssa untuk memegang ujung lidah, jari telunjuk tangan yang lain palpasi area belakang,
pinggir dan pangkal lidah)
Dokumentasikan hasil pemeriksaan
MENGKAJI LEHER
85
86
Minta klien menegakkan kepala, inspeksi otot leher (sternokleidomastoideus dan trapezius) untuk
melihat adanya pembengkakan atau massa abnormal
Gerakkan dagu ke dada (menentukan fungsi otot sternokleidomastoideus)
87
Tengadahkan kepala sehingga dagu mengarah ke atas (menentukan fungsi otot trapezius)
88
Gerakkan kepala sehingga telinga bergerak kearah bahu kanan dan kiri (menentukan fungsi otot
sternokleidomastoideus)
Hadapkan kepala ke kanan dan kiri (menentukan fungsi otot sternokleidomastoideus)
89
90
91
Minta klien menghadapkan kepala kesalah satu sisi melawan tahanan tangan Anda, ulangi pada sisi
yang lain (menentukan fungsi otot sternokleidomastoideus)
Minta klien mengangkat bahu melawan tahanan tangan Anda (menentukan fungsi otot trapezius)
92
Palpasi seluruh bagian leher untuk menemukan adanya pembesaran nodus limfe
93
Palpasi trakea untuk mengetahui adanya deviasi lateral. Letakkan ujung jari atau ibu jari pada trakea
di insisura suprasternum, gerakkan jari ke sisi kiri dan kanan yang dibatasi oleh klavikula, bagian
anterior otot sternokleidomastoideus dan trakea
94
Palpasi adanya bendungan vena jugularis (JVD) dengan cara kepala ditinggikan 45 o miring kiri,
letakkan penggaris tegak lurus sternal angle, letakkan penggaris ke 2 secara horizontal dari
sternokleidomastoideus (normalnya <4-5 cm)
95
Pendekatan posterior :
1. Letakkan kedua tangan disekeliling leher klien, posisikan ujung jari pada bagian bawah leher
diatas trakea
96
2. Minta klien menelan (jika perlu, berikan air minum), rasakan adanya pembesaran saat ismus tiroid
bergerak naik (ismus terletak diseberang trakea, dibawah kartilago krikoid)
97
3. Pada pemeriksaan lobus tiroid kanan, minta klien sedikit menunduk dan menengokkan kepalanya
sedikit ke kanan (kesisi yang sedang diperiksa) dengan jari kiri geser trakea secara perlahan
kekanan, dengan jari kanan palpasi lobus tiroid, minta klien menelan saat melakukan palpasi
(ulangi langkah untuk lobus kiri tiroid)
98
99
100
Pendekatan Anterior
1. Letakkan ujung jari telunjuk dan jari tengah diatas trakea dan palpasi ismus tiroid saat klien
menelan
2. Ulangi langkah 2-3 seperti pendekatan posterior
101
Apabila diduga terdapat pembesaran kelenjar auskultasi area tiroid untuk mengetahui adanya bruit
(bunyi desir halus yang ditimbulkan oleh turbulensi aliran darah). Gunakan bagian stetoskop yang
berbentuk bel.
Rapikan pasien
102
Rapikan alat
103
Malang,
/... /
Fasilitator
..