Anda di halaman 1dari 16

BAB II

PEMBAHASAN

Bab ini membahas mengenai konsep pendapatan yang menguraikan


pengertian pendapatan, sumber-sumber pendapatan, proses-proses pendapatan,
penilaian, pengakuan, dan pengukuran pendapatan serta metode pengakuan
pendapatan

2.1. Pengertian Pendapatan


Pendapatan sangat berpengaruh bagi kelangsungan hidup perusahaan,
semakin besar pendapatan yang diperoleh maka semakin besar kemampuan
perusahaan untuk membiayai segala pengeluaran dan kegiatan-kegiatan yang akan
dilakukan oleh perusahaan. Selain itu pula pendapatan juga berpengaruh terhadap
laba rugi perusahaan yang tersaji dalam laporan laba rugi. Dan yang perlu diingat
lagi, pendapatan adalah darah kehidupan dari suatu perusahaan. Tanpa pendapatan
tidak ada laba, tanpa laba, maka tidaka ada perusahaan. Hal ini tentu saja tidak
mungkin terlepas dari pengaruh pendapatan dari hasil operasi perusahaan.
Pengertian tentang pendapatan itu sendiri ada beberapa macam, berikut ini
ada beberapa pandangan yang menegaskan arrti konseptual dari pendapatan.
Sebelum penulis lebih lanjut menelaah mengenai pengertian pendapatan, maka
terlebih dahulu perlu diketahui mengenai konsep kesatuan usaha.
Konsep kesatuan usaha menurut Zaki Baridwan (1992 : 8 ) adalah sebagai
berikut:

Konsep ini menyatakan bahwa dalam akuntansi perusahaan dipandang sebagai


suatu kesatuan usaha atau badan usaha yangberdiri sendiri, bertindak atas
namanya sendiri da terpisah dari pemilik dan pihak lain yang menanamkan dana
dalam perusahaan.
Berdasarkan konsep kesatuan usaha diatas, konsep tersebut mempunyai
konsekuensi yaitu bahwa pendapatan dan laba harus dipandang sebagi kenaikan
kekayaan perusahaan, sedangkan biaya dan rugi sebagai pengurang kekayaan
perusahaan. Oleh karena itu, Standar Akuntansi harus menyelesaikan pengertian
pendapatan dan biaya dengan memandangnya sebagai perubahan kekayaan, buka
sebagai kenaikan atau penurunan kekayaan pemilik atau pemegang saham.
Ikatan akuntan Indonesia dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
PSAK) No. 23 mendefinisikan pendapata sebagai berikut:
Menurut

Zaki

Baridwan

dalam

Buku

Intermediate

Accounting

merumuskan pengertian pendapatan adalah:


Pendapatan adalah aliran masuk atau kenaikan lain aktiva suatu badan usaha atau
pelunasan utang (atau kombinasi dari keduanya) selama suatu periode yang
berasal dari penyerahan atau pembuatan barang, penyerahan jasa, atau dari
kegiatan lain yang merupakan kegiatan lain yang merupakan kegiatan utama dan
usaha
Eldon Hendriksen mengemukakan definisi mengenai pendapatan sebagai
berikut:
Konsep dasar pendapatan adalah pendapatan merupakan proses arus, yaitu
penciptaan barang dan jasa selama jarak waktu tertentu.

Definisi-definisi diatas memperlihatkan bahwa ada 2 konsep tentang


pendapatan yaitu sebagai berikut:
1. Konsep Pendapatan yang memusatkan pada arus masuk (inflow) aktiva
sebagai hasil dari kegiatan operasi perusahaan. Pendekatan ini
menganggap pendapatan sebagai inflow of net asset.
2. Konsep Pendapatan yang memusatkan perhatian kepada penciptaan
barang dan jasa serta penyaluran konsumen atau produsen lainnya, jadi
pendekatan ini menganggap pendapatan sebagai outflow of good and
services.
Konsep dasar pendapatan yang diungkapkan oleh Patton dan Littleton
dinamakan sebagai produk perusahaan yang menekankan bahwa pendapatan
merupakan arus yaitu penciptaan barang dan jasa oleh perusahaan.

2.2 Sumber-Sumber Pendapatan


Soemarso

SR

mengatakan

pendapatan

dalam

perusahaan

dapat

diklasifikasikan sebagai pendapatan operasi dan non operasi. Pendapatan operasi


adalah pendapatan yang diperoleh dari aktivitas uama perusahaan. Sedangkan,
pendapatan non opearsi adalah pendapatan yang diperoleh bukan dari kegiatan
utama perusahaan.
Jumlah nilai nominal aktiva dapat bertambah melalui berbagai transaksi
tetapi tidak semua transaksi mencerminkan timbulnya pendapatan. Dalam
penentuan laba adalah membedakan kenaikan aktiva yang menunjukkan dan
mengukur pendapatan kenaikan jumlah nilai nominal aktiva dapat terjadi dari:

1. Transaksi modal atau endapatan yang mengakibatkan adanya


tambahan dana yang ditanamkan oleh pemegang saham.
2. Laba dari penjualan aktiva yang bukan berupa barang dagangan
seperti aktiva tetap, surat-surat berharga, atau penjualan anak atau
cabang perusahaan.
3. Hadiah, sumbangan, atau penemuan.
4. Revaluasi aktiva.
5. Penyerahan produk perusahaan, yaitu aliran penjualan produk.
Dari kelima sumber tambahan aktiva diatas hanya butir kelima yang harus
diakui sebagai sumber pendapatan walaupun laba atau rugi mungkin timbul dalam
hubungannya dengan penjualan aktiva selain produk sebagaimana yang
disebutkan dalam butir ke-dua.

2.3. Proses Pendapatan


Ada dua konsep yang sangat erat hubungannya dengan masalah proses
pendapatan yaitu konsep proses pembentukan pendapatan (Earning Process) dan
proses realisasi pendapatan (Realization Process).
2.3.1. Proses pembentukan pendapatan (Earnings Process)
Proses pembentukkan pendapatan adalah suatu konsep tentang terjadinya
pendapatan. Konsep ini berdasarkan pada asumsi bahwa semua kegiatan opoerasi
yang diperlukan dalam rangka mencapai hasil, yang meliputi semua tahap
kegiatan produksi, pemasaran, maupun pengumpulan piutang, memberikan
kontribusi terhadap hasil akhir pendapatan berdasarkan perbandingan biaya yang
terjadi sebelum perusahaan tersebut melakukan kegiatan produksi.

2.3.2. Proses realisasi pendapatan (realization Process)


Proses realisasi pendapatan adalah proses pendapatan yang terhimpun atau
terbentuk sesudah produk selesai dikerjakan dan terjual atas dkontrak penjualan.
Jadi, pendapatan dimulai dengan tahap terakhir kegiatan produksi, yaitu pada saat
barang atau jasa dikirimkan atau diserahkan kepada pelanggan. Jika, kontrak
penjualan mendahului produksi barang atau jasa maka pendapatan belum dapat
dikatakan terjadi, karena belum terjadi proses penghimpunan pendapatan.
Proses realisasi pendapatan ditandai oleh dua kejadian berikut ini:

Kepastian perubahan produk menjadi potensi jasa yang lain melalui


proses penjualan yang sah atau semacamnya.

Pengesahan atau validasi transaksi penjualan tersebut dengan aktiva


lancar.

2.4.

Penilaian, Pengukuran, dan Pengakuan Pendapatan.

2.4.1. Penilaian Pendapatan


Standar Akuntansi memberikan pedoman dasar penilaian yang dapat
digunakan untuk menentukan berapa rupiah yan diperhitungkan dan dicatat
pertama kali dalam suatu transaksi atau berapa jumlah rupiah yang harus
diletakkan pada suatu akun dalam laporan keuangan.
Ada empat dasar dalam penilaian pendapatan antara lain sebagai berikut:
1. Biaya Historis (historical cost) : Aktiva dicatat sebesar pengeluaran kas
(atau setara kas) yang dibayar sebesar nilai wajar dari imbalan yang
diberikan untuk memperoleh aktiva tersebut pada saat perolehan.

2. Biaya Kini (current cost): aktiva dinilai dalam wujud kas (atau setara
kas) yang seharusnya dibayar bila aktiva yang sama atau setara yang
diperoleh sekarang.
3. Nilai realisasi atau penyelesaian (realization/settlement value) : Aktiva
dinyatakan dalam jumlah kas (atau setara kas) yang sama atau setara
aktiva yang sekarang dengan menjual aktiva dalam pelepasan normal
4. Nilai sekarang (present value) : Aktiva dinyatakan sebesar kas masuk
bersih dimasa depan yang didiskontokan ke nilai sekarang dari pos
yang diharapkan dapat memberikan hasil dalam pelaksanaan usaha
normal.

2.4.2. Pengukuran Pendapatan


Ada dua hal yang perlu diperhatikan pada saat suatu pendapatan diakui,
yaitu pengukuran pendapatan dengan satuan atau ukuran moneter dan penetapan
waktu bahwa pendapatan tersebut dapat dilaporkan sebagai pendapatan.
Ikatan Akuntan Indonesia (2002:23) memberikan ketentuan mengenai
pengukuran pendapatan yang dinyatakan dalam Standar Akuntansi Keuangan
yang isinya sebagai berikut:
Pendapatan harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang dapat diterima, jumlah
pendapatan yang imbul dari suatu transaksi biasanya ditentukan oleh persetujuan
antra perusahaan pembeli atau pemakai perusahaan tersebut. Jumlah tersebut,
dapat diukur denga nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima
perusahaan dikurangi jumlah diskon dagang dan rabat volume yang diperbolehkan
perusahaan.

Pendapatan dapat diukur dengan nilai tukar, ada dua hal yang perlu
diperhatikan dalam nilai tukar ini yaitu sebagai berikut:
1. Potongan pembayaran dan pengurangan lain dari harga seperti rugi
[iutang ragu-ragu perlu disesuaikan untuk menghitung net cash yang
sebenarnya.
2. Untuk transaksi bukan dengan kas., apabila nilai dari barang yang
diserahkan dianggap sama dengan nilai pasar wajar dari barang yang
akan diterima maka nilai tukarnya adalah nilai buku barang yang akan
diterima lebih atau kurang dari nilai buku barang yang akan diserahkan
maka selisihnya nilai pasar barang yang diterima dengan nilai buku
barang yang diserahkan merupakan keuntungan.

Berikut ini ada berbagai macam dasar pengukuran pendapatan antara lain:
1. Cash Equivalent
Jumlah rupiah kas penghargaan produk yang terjual baru akan menjadi
pendapatan yang sepenuhnya setelah produk yang tejual baru akan diproduksi dan
penjualan benar-benar terjadi.
2. Nilai setara kas
Jumlah rupiah kas yang diperkirakan atau diterima atau dibayarkan pada masa
mendatang dari hasil, penjualan aktiva dalam kegiatan normal perusahaan.
3.

Harga dibawah harga pasar

Harga pasar yang berlaku sekarang tetap, nilainya dibawah harga semula.
4. Harga pasar

Harga jual bersih yang diperkirakan dikurangi biaya simpanan, biaya penjualan,
dan biaya penyerahan produk.
5. Harga kesepakatan
Harga dimana yang nerupakan kesepakatan dengan pelanggan dari setiap jumlah
rupiah penjualan yang disepakati dengan pelanggan.

2.4.3 Pengakuan Pendapatan


Tujuan dari semua usaha pada akhirnya

Adalah untuk mendapatkan

pendapatan yang bias meningkatkan nilai perusahaan. Secara umum, pendapatan


diakui pada saat realisasinya atau sepanjang tahap (siklus)operasi.
Ikatan Akuntan Indonesia dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) No. 23 menjelaskan kapan suatu pendapatan diakui adalah sebagai
berikut:
1. Pendapatan dari transaksi penjuala produk diakui pasa saat tanggal
penjualan, biasanya merupakan tanggal penyerahan produk kepada
pelanggan.
2. Pendapatan atas jasa yang diberikan oleh perusahaan jasa diakui pada saat
jasa tersebut telah dilakukan dapat dibuat fakturnya.
3. Imbalan yang diperoleh atas penggunaan aktiva sumber-sumber ekonomi
perusahaan oleh pihak lain, seperti pendapata bunga, dan royalty diakui
sejalan dengan berlakunya waktu atau pada saat digunakan aktiva yang
bersangkutan.
4. Pendapatan dari penjualan aktiva diluar barang dagangan seperti penjualan
aktiva tetap atau surat berharga diakui pada saat tangal penjualan.

10

Pendapatan harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau
yang dapat diterima. Pada umumnya imbalan tersebut berbentuk kas atau setara
kas. Bila arus masuk dari kas atau setara kas ditangguhkan, nilai wajar dari
imbalan tersebut mungkin kurang dari jumlah nominal dari kas yang diterima atau
yang dapat diterima.
Berkaitan dengan masalah pendapatan tersebut, ada beberapa hal yang
perlu diketahui tentang prinsip pengakuan pendapatan yang menyatakan bahwa
pendapatan harus diakui dalam laporan keuangan ketika:
1. Pendapatan dihasilkan, dan
2. Pendapatan direalisasi atau dapat direalisasi.
Pengakuan pendapatan mendapat kendala yaitu proses penentuan kapan
pendapatan dapat diakui dan dilaporkan untuk suatu periode tertentu dan berapa
jumlahnya, proses penetuan waktu dan besarnya pendapatan yang diakui ini
berkaitan dengan konsep realisasi pendapatan (Revenue Realization) Secara
teoritik titik waktu dari pengakuan pendapatan dapat dilakukan pada berbagai
saat, yaitu :
1. Pengakuan pendapatan diakui pada saat proses produksi
2. Pengakuan pendapatan diakui pada saat selesainya produksi
3. Pengakuan pendapatan diakui pada saat penjualan
4. Pengakuan pendapatan diakui pada saat penerimaan kas

Penjelasan :
1. Pengakuan pendapatan diakui pada saat proses produksi

11

Pengakuan pendapatan diakui pada saat proses produksi biasanya


dilakukan oleh perusahaan yang menjalankan produksi untuk kontrak jangka
panjang. dua metode akuntansi untu pendapatan atas kontrak jangka panjang,
yaitu sebagai berikut:
a. Metode Persentase Penyelesaian (Percentage of Completion Method)
Metode persentase penyelesaian adalah bentu alternative atas metode kontrak
selesai. Dalam metode ini, pengakuan pendapatan dicatat berdasarkan tingkat
kemajuan pekerjaan atau dengan kata lain jumlah pendapatan yang diakui untuk
tiap periode ditentukan berdasarkan tingkat penyelesaian, bagian pendapatan dan
beban (dan juga laba) diakui ketika dihasilkan pada setiap periode akuntansi.
b. Metode kontrak selesai (completed contract method)
Menurut metode ini, pendapatan diakui jika pekerjaan sudah selesai 100%. Semua
biaya selama pelaksanaan dalam pekerjaan. Tagihan atas kemajuan tidak dicatat
sebagaimana pendapatan, tetapi diakumulasikan dalam akun kontrak persediaan

2. Pengakuan pendapatan pada saat selesainya produksi


Pengakuan pendapatan atas dasar penyelesaian produksi ditujukan untuk
produk dalam kriteria;
a. Adanya harga jual yang dapat ditentukan atau harga pasar yang stabil,
b. Biaya pemasaran yang tidak besar,
c. Unit-unit yang dipertukarkan pelaoran pendapatan pada waktu
penyelesaian produksi tergantung pada tingkat kepastian harga jual

3. Pengakuan pandapatan pada saat penjualan

12

Untuk tujuan pengakuan pendapatan saat terjadinya penjualan merupakan


dasar yang paling utama. Hal tersebut didukung dengan alasan antara lain:
a. Harga produk sekarang sudah lebih pasti.
b. Produk telah berada diluar perusahaan dan aktiva baru sudah
menggantikannya, yakni pertukaran telah terjadi.
c. Untuk sebagian perusahaan, penjualan diasumsikan sebagai peristiwa
keuangan yang paling penting dalam kegiatan ekoknomi perusahaan.
d. Sebagian besar biaya yang menyangkut pembuatan atau peroleha
produk dan biaya pelepasan sekarang telah terjadi atau sekarang sudah
ditentukan.
Dasar pengakuan ini sangat tepat untuk diterapkan pada perusahaan yang bergerak
dlam bidang produksi atau perusahaan dagang. Kegiatan penjualan merupakan hal
yang paling menentukan dan mempunyai arti keuangan sebab transaksi penjualan
mengakibatkan masuknya aktiva bau kedalam perusahaan yang berupa kas atau
piutang.

4. Pengakuan pendapatan pada saat penerimaan kas


Penerimaan kas merupakan hal yang signifikan dalam pengukuran
pendapatan. Umumnya, tidak kritis dalam proses opersaional untuk meningkatkan
aktiva bersih perusahaan. Penerapan dasar penerimaan kas paling banyak
dijumpai dalam perusahaan yang melakukan penjualan yang bayarannya secara
angsuran.
Dalam perusahan jasa, kalau satuan jasa dilakukan dalam waktu relative
pendek. Misalnya, perusahaan angkutan atau bioskop maka saat penerimaan uang

13

dari konsumen hamper bersamaan dengan penyerahan jasa sehingga keduanya


dapat dijadikan dasar dalam pengukuran dan pengakuan pendapatan. Untuk
jangka panjang didalam satuan jasa, misalnya penyewaan ruangan atau bangunan
maka terdapat perbedaan antara jumlah rupiah pendapatan yang diakui dala suatu
periode atas dasar penerimaan uang.

2.4.4. Pengungkapan Pendapatan


Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23
mengenai pengungkapan pendapatan, perusahaan harus mengungkapkan sebagai
berikut:
a. Kebijakan akuntansi yang dianut untuk pengakuan pendapatan termasuk
metode yang dianut untuk menentkan tingkat penyelesaian transaksi penjualan
jasa.
b. Jumlah setiap kategori signifikan dari pendapatan diakui selama periode
tersebut termasuk pendapatan dari:
a. Penjualan barang
b. Penjualan Jasa
c. Bunga
d. Dividen, dan
e. Royalty.

2.5. Kriteria Pengakuan Pendapatan


Pengakuan pendapatan yang diajukan oleh Financial Accounting Standard
Board (FASB) ada dua kriteria yaitu sebagai berikut:

14

a. Pendapatan baru diakui jika jumlah pendapatan terealisasi atau cukup pasti
akan segera terealisasi.
b. Pendapatan baru adapat diakui jika pendapatan tersebut sudah terbentuk atau
terhimpun.

2.5.1. Metode Pencatatan Pendapatan


Di dalam laporan akuntansi dasar pencatatan pendapatan harus
berdasarkan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
1. Nilai ekonomis harus sudah ditambahkan perusahaan pada produknya
2. Jumlah pendapatan harus dapat diukur
3. Pengukuran yang dilakukan haruslah bebas
4. Biaya-biaya yang berkaitan harus dapat diestimasi dengan tingkat kecermatan
yang memuaskan.
Metode dalam pencatatan pendapatan terdiri dari dua metode, yaitu
sebagai berikut: metode berbasis kas(cash basis method) dan metode aberbasis
akrual (accrual basis method)
1. Metode cash basis
Suatu system dimana pendapatan belum diakui sebelum pendapatan tersebut
belum diterima. Metode ini banyak digunakan pada perusahaan kecil dan orangorang yang menjual jasa, pada umumnya adalah orang-orang yang memiliki
keahlian tertentu.
2. Metode accrual basis
Metode pencatatan pendapatan, dimana pendapatan itu dicatat pada saat sudah
terjadi hak tanpa memperhatikan pendapatan tersebut diterima. Keuntungan

15

metode ini adalah karena metode ini sangat teliti dalam pengukuran keuntungan
(dalam laporan laba rugi) dan neraca selisih.

2.6.

Metode pengakuan pendapatan untuk penjualan jasa


Ada empat metode pengakuan pendapatan untuk perusahaan yang

kegiatannya sebagian besar dalam penjualan jasa dibandingkan produksi yaitu


sebagai berikut:
1. Metode kinerja khusus
Metode ini digunakan untuk pendapatan jasa yang dihasilkan dengan
melakukan aksi tunggal.
Sebagai contoh: seorang dokter gigi menghasilkan pendapatan atas penyelesaian
penambalan gigi.
2. Metode Kinerja Profesional
Metode ini digunakan untuk mengakui pendapatan jasa yang dihasilkan
oleh lebih dari satu aksi tunggal dan hanya ketika jasa melebihi satu periiode
akuntansi.
3. Metode Kinerja Selesai
Metode ini digunakan untuk mengakui pendapatan jasa yang dihasilkan
dengan melakukan serangkaian tindakan dimana yang terakhir sangat penting
dalam hubungannya dengan total transaksi jasa dimana pendapatan jasa dianggap
telah dihasilkan hanya setelah tindakan terakhir terjadi. Metode ini serupa dengan
metode kontrak selesai, yang digunakan untuk kontrak jangka panjang.
4. Metode Penagihan

16

Metode ini digunakan untuk pendapatan jasa ketika ketidakpastian


penagihan sangat tinggi atau estimasi beban yang terkait dengan pendapatan tidak
dapat dipercaya sehingga persyaratan reliabilitas tidak dipenuhi. Pendapatan
diakui hanya ketika kas diperoleh.

2.7.

Konsep dasar yang diperkirakan dalam pengakuan pendapatan


Ada beberapa konsep dasar yang melandasi laporan keuangan antara lain

sebagai berikut:
1. Konsep upaya dan hasil
Konsep ini menyatakan bahwa kas merupakan pengukur upaya dan
pendapatan merupakan pengukur hasil.
2. Konsep Bukti Berdaya Uji dan Objektif
Laporan keuangan akan mempunyai tingkat manfaat dan tingkat keandalan
yang cukup tinggi apabila data keuangan didalamnya di dukung oleh bukti-bukti
yang objektif dan dapat diuji kebenarannya.
3. Konsep Akuntansi mengakui adanya asumsi yang relevan (assumption
consept)
Konsep akuntansi mengakui adanya asumsi-asumsi seperti bidang
pengetahuan lain, dalam banyak hal konsep dasar akuntansi dengan sendirinya
merupakan asumsi atau paling tidak didasarkan atas asumsi yangtidak dapat diuji
validitasnya dengan pembuktian yang tuntas tetapi dianggap mempunyai relevansi
dengan tujuan pelaporan keuangan.
4. Konsep Biaya Historical

17

Konsep biaya histories merupakan pengukur potensi jasa yang paling


objektif untuk jasa yang baru diperoleh. Biaya histories ini menunjukkan harga
pertukaran padasaat terjadinya salah satu keunggulan biaya histories yang terjadi
dari hasil kesepakatan dua pihak yang independent.

18

Anda mungkin juga menyukai