Anda di halaman 1dari 9

PROGRAM PEMBANGUNAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA (P3MD)

DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA


KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI

Laporan Individu disusun oleh:


STEPHANUS MULYADI, S.S., M.Sc.
SPT: 414.2/SPT-19-04/TA-6/2016
NKTR: 414.2/ktr-19-04/TA-6/2016

TA PENGEMBANGAN PELAYANAN SOSIAL DASAR


KABUATEN KAPUAS HULU, KALIMANTAN BARAT

PENDAMPING DESA
KABUPATEN KAPUAS HULU, KALIMANTAN BARAT

Jl. Kopral Rahman Hilir Kantor, Kec. Putussibau Utara Kab. Kapuas Hulu Kalimantan Barat
HP/WA. 081280503764 E-Mail: stephanus_mulyadi@yahoo.de

Daftar Isi
Halaman

TENAGA AHLI PENGEMBANGAN PELAYANAN DASAR


KABUPATEN KAPUAS HULU

No

Judul

Pengantar Laporan

Bab 1: Pendahuluan

Bab 2: Tujuan

Dari

: Tenaga Ahli Pengembangan Pelayanan


Dasar Kabupaten Kapuas Hulu

Bab 3: Pelaksanaan Kegiatan

Tanggal

: 30 September 2016

Bab 4: EV, Rekom & RKTL

Perihal

Bab 5: Penutup

: Laporan Bulanan
Tenaga Ahli
Pengembangan Pelayanan Dasar Bulan
September Tahun 2016

Lampiran

: Satu ( 1 ) berkas

Kepada Yth : Satker Dana Desa pada BPMPD Provinsi


Kalimantan Barat di Pontianak

Dengan Hormat,
Berdasarkan Surat Perintah Tugas (SPT) Nomor
414.2/SPT-19-08/TA-3/2016 dan Kontrak Kerja Nomor
414.2/ktr-19-04/TA-6/2016 tanggal 01 April 2016
yang dikeluarkan di Pontianak oleh Pejabat Pembuat
Komitmen Satuan Kerja Badan Pemberdayaan Masyarakat Dan Pemerintah Desa Provinsi Kalimantan Barat
dengan ini kami sampaikan Laporan Bulanan untuk Bulan September 2016.
Demikian laporan ini kami sampaikan, atas perhatian
dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.
Hormat Kami,
Tenaga Ahli Pengembangan Pelayanan Sosial Dasar
Kabupaten Kapuas Hulu

Stephanus Mulyadi, S.S., M.Sc.


HP/WA: +62-81280503764
E-mail: stephanus_mulyadi@yahoo.de

photo terpilih edisi ini

Penguatan Kapasitas Aparat Desa


Se-Kec. Putussibau Selatan

BIMTEK Penyusunan RKPDES


Se-Kec. Hulu Gurung

Pendampingan P2WKSS
Desa Danau Kandung Suli, Kec. Jongkong

Pra Tugas TAPM Jakarta

Rapat dengan Bank Dunia

Bersama Dirjend PPMD


Prof. Ahmad HeraaniYustika

LAPORAN INDIVIDU
TENAGA AHLI PELAYANAN SOSIAL DASAR (TA 6)
T.A . 2016
Nama

: STEPHANUS MULYADI, M.Sc

Posisi

: TA 6 ( PENINGKATAN PELAYANAN DASAR )

Lokasi Tugas

: KAPUAS HULU

Laporan Bulan : September 2016

Pendahuluan
Gambaran Umum
Kabupaten Kapuas Hulu, secara astronomis berada pada 0,5 Lintang Utara sampai 1,4 Lintang Selatan dan
111,40 sampai 114,10 Bujur Timur dengan ibukota Putussibau. Sebelah Utara berbatasan dengan Serawak
(Malaysia Timur), sebelah Barat dan Selatan berbatasan dengan Kabupaten Sintang dan Melawi, sementara sebelah
Timur berbatasan dengan Propinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah. Kabupaten Kapuas Hulu merupakan
kabupaten paling timur di Kalimantan Barat dengan luas wilayah 29.842 kilometer persegi (20,33% dari wilayah
Provinsi Kalbar).
1. Letak geografis
Kabupaten
Kapuas
Hulu
memanjang dari arah Barat
ke Timur, dengan jarak
kurang lebih 240 Km dan
melebar
dari
Utara
ke
Selatan dengan jarak kurang
lebih 126,70 Km.
Dari Pontianak, ibu kota
provinsi Kalimantan Barat,
Kabupaten Kapuas Hulu berjarak kurang lebih 657 Km
melalui jalan darat, dan 842
Km melalui Sungai Kapuas.
Waktu tempuh ke Pontianak
kurang lebih empat puluh
lima
menit
penerbangan
menggunakanPesawat Udara
jenis ATR 42 Seri 300/F27
atau kurang lebih 16 jam
dengan kendaraan darat.
2. Icon dunia
Kabupaten yang sangat luas ini termasuk
kabupaten yang sangat unik karena memiliki 2
(dua) icon dunia yaitu Taman Nasional Danau
Sentarum dan Betung Kerihun, yang merupakan
kawasan hutan lindung atau konservasi.
Dilihat dari segi kawasan kehutanan Kapuas
Hulu memiliki kawasan kehutanan sekitar 51,21
% dan Kapuas Hulu merupakan kawasan Hutan
Lindung dan Konservasi terbesar di Kalbar.
Dengan demikian Kabupaten Kapuas Hulu
memberikan sumbangan yang besar dalam
menahan lajunya perubahan iklim dunia.

Peta wilayah Kabupaten Kapuas Hulu


3. Kaya Potensi
Kabupaten yang memiliki 23 Kecamatan, 278 Desa
dan 4 Kelurahan ini memiliki potensi wilayah yang
sangat besar di sektor pertanian, industri,
perdagangan, UKM, koperasi, pertambangan dan
lingkungan hidup dan pariwisata.
4. Minim Infrastruktur & rendahnya SDM
Berbagai keunggulan di atas tidak serta merta
membuat masyarakat di kabupaten ini sejahtera.
Minimnya
infrastruktur
transportasi
dan
komunikasi serta rendahnya SDM menempatkan
kabupaten ini masih tergolong sebagai Kabupaten
Tertinggal.
3

Pendahuluan (lanjutan)
Jabatan dan Tugas (TUPOKSI)
Berdasarkan Surat Perintah Tugas (SPT) Nomor
414.2/SPT-19-04/TA-6/2016 tanggal 03 Februari 2016 tentang penugasan Tenaga Ahli
Pengembangan Pelayanan Sosial Dasar (TA-PSD)
dalam
melaksanakan
tugas
pendampingan
pelaksanaan implementasi undang-undang nomor
6 tahun 2014 tentang Desa dengan TUPOKSI sebagai berikut:
1. Meningkatkan kapasitas PD dan PLD dalam
mendampingi Desa/antar Desa terkait pelayanan sosial
dasar
2. Memfasilitasi
pemerintah Kabupaten/Kota dalam
penyusunan regulasi tentang pelayanan sosial dasar.

3.
4.

Fasilitasi SKPD dan pihak lain yang bermaksud untuk


mendampingi Desa dalam meningkatkan pelayanan sosial
dasar.
Membantu PD dan PLD dalam fasilitasi pelayanan pendidikan
dan kesehatan bagi masyarakat Desa secara terpadu.

5. Membantu PD dan PLD dalam fasilitasi pemberdayaan


perempuan, anak, kaum difabel/berkebutuhan khusus,
kelompok miskin dan masyarakat marginal.
6. Membantu PD dan PLD dalam fasilitasi pelestarian dan
pengembangan adat, kearifan lokal, seni dan budaya
Desa.
7. Membantu Pemerintah Daerah dan Pemerintah Desa
dalam koordinasi peningkatan pelayanan sosial dasar.

Rencana Kerja TA-PD periode yang dilaporkan (9/2016)


Sesuai dengan rencana kerja yang disusun bulan
Agustus 2016, pekerjaan bulan September 2016
difokuskan untuk melakukan sosialisasi, pendampingan dan kajian keadaan desa khususnya
bidang Pelayanan Sosial Dasar.
Sosialisasi dilakukan bersamaan dengan BIMTEK
penyusunan RKPDes di kecamatan dan desa-desa
yang dikunjungi. Pendampingan secara khusus
masih dilakukan di Desa Kandung Suli, Kec.
Jongkong dalam rangka pelaksanaan program
P2WKSS.

Desa-desa yang dikunjungi bulan September 2016


adalah Tanjung Jati , Kec. Putussibau Selatan,
Desa Tepuai, Kec. Hulu Gurung dan Desa Kandung Suli, Kec. Jongkong.
Kec. Putussibau Utara dan Kec. Seberuang yang
sudah direncanakan untuk dikunjungi belum bisa
terlaksana karena berbenturan dengan pelaksanaan Pra Tugas TAPMD di Jakarta

Tujuan
Hasil yang akan dicapai selama 1 (satu) bulan pelaksanaan kegiatan Pendampingan Desa (September 2016)
1. Mendapatkan data (dan gambaran) konkret
tentang
keadaan
kesehatan,
pendidikan
masyarakat, pemberdayaan perempuan dan
anak dan keluarga miskin di desa.

4. Mendapatkan landasan untuk penyusunan


rekomendasi Regulasi, RKTL, koordinasi kerja
dengan pihak terkait /lintas SKPD/ stakeholder untuk penyelesaian masalah.

2. Mendapatkan data (dan gambaran) konkret


tentang keadaan adat dan seni budaya dan
kearifan lokal di desa.

5. Memastikan bahwa bidang pelayanan social


dasar masuk dalam RKPDes / APBDes desadesa / kecamatan yang dikunjungi.

3. Identifikasi potensi, persoalan, factor penyebab


dan kemungkinan mengembangkan langkah
strategis untuk melakukan perbaikan situasi /
penyelesaian masalah.

Laporan Pelaksanaan Kegiatan


3.1. Pelaksanaan tugas TA Pelayanan Sosial Dasar
Tugas pokok TA PSD adalah mengimplementasikan
UU Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa, khususnya
mendorong pengembangan pelayanan social dasar
(rincian tugas lihat hal 5 Jabatan dan Tugas).
Berdasarkan rencana kerja yang disusun bulan
Agustus 2016, bulan September 2016 TA PSD
melakukan pendampingan desa khususnya Aparat
Desa dan Team Penyusunan RKPDes 2017 dalam
bidang pelayanan social dasar.

Sampai sekarang masih banyak desa yang belum


menjadikan bidang pelayanan Sosial Dasar sebagai prioritas pembangunan di desa, padahal
bidang ini merupakan bidang pelayanan yang
mutlak diberikan oleh pemerintah Desa. Hambatannya antara lain adalah pemahaman aparat
desa mengenai Pelayanan Sosial Dasar rata-rata
masih rendah. Sehingga sosialisasi masih sangat
dibutuhkan.

3.2. Laporan Pelaksanaan TUPOKSI TA Pengembangan Pelayanan Sosial Dasar bulan


September 2016
Tanggal

Aktivitas

1-3, 5

Kantoran

6-8
9-10

Pertemuan dengan BPK di Kantor BPMPD Prov. Kalbar


Penguatan Kapasitas Personal Aparatur Desa se Kec. Putussibau Selatan

13-15

Kantoran

16-17

Pendampingan P2WKSS Kandung Suli

19-21

BIMTEK TEAM RKPDes se kec. Hulu Gurung di desa Tepuai, Kec. Hulu Gurung

Laporan Pelaksanaan Kegiatan


26
27-30

Rakor rutin PD Kab. Kapuas Hulu


Pelatihan Pra Tugas TA PMD di Jakarta

3.3. Waktu, Maksud & Tujuan Kunjungan Lapangan


3.3.1. Waktu Pelaksanaan Kunjungan Lapangan
Kunjungan lapangan dilaksanakan antara tanggal
2-3,9-12,15-6,18-19,22-24 Agustus 2016.
3.3.2. Maksud dan Tujuan kunjungan
Kunjungan lapangan dimaksudkan untuk sosialisasi, BIMTEK, pendampingan dan kajian keadaan
desa berkaitan dengan Pelayanan Sosial Dasar.

Tujuan
memberikan pemahaman kepada pemerintah
Desa dan team RKPDes tentang pentingnya
bidang pelayanan social dasar dalam kerangka
pembangunan desa.
Meningkatkan kapasitas aparatur desa dan
team RKPDes dalam penyusunan RKPD yang
holistic dan sesuai dengan prioritas riil di desa.
Melihat situasi PSD konkrit di desa Bungan
Jaya dan Tanjung Lokang.

3.4. Hasil Kunjungan Lapangan


1. PENGUATAN KAPASITAS PERSONAL
APARATUR DESA SE-KEC. PUTUSSIBAU
SELATAN

Sebanyak 70 Aparatur Desa dan BPD se kecamatan Putussibau Selatan mengikuti penguatan kapasitas personal di desa Tanjung Jati (9-10/10)
lalu. Kegiatan penguatan apasitas personal ini
difasilitasi oleh Stephanus Mulyadi, M.Sc, TA PSD
P3MD Kapuas Hulu. Penguatan kapasitas personal yang bertemakan Revolusi Mental tersebut
mengajak para aparat desa dan BPD mendalami
dan merefleksikan bagai mana setiap orang dapat
membangun pola pikir yang tepat untuk meningkatkan pemahaman, kreatifitas dan kapasitas diri
sebagai seorang pemimpin di desa. Berkat pemahaman yang tepat itu aparat desa bisa menghimpun kekuatan bersama,bersinergi membangun
desa.

2. MENDESAK ADANYA REGULASI YANG


BERPIHAK PADA WARGA DI KAWASAN
KONSERVASI
Tenaga Ahli Pelayanan Sosial Dasar, Stephanus
Mulyadi, M.Sc., dalam jumpa pers hari Jumat,
(9/9/2016) mengungkapkan keprihatinannya
akan kondisi warga pedalaman, khususnya yang
berada di kawasan konservasi. Warga yang tinggal di sana semakin tersingkir, ungkapnya.
Kompensasi dunia dan pemerintah terhadap
masyarakat yang tinggal di kawasan hutan lindung dan Taman Nasional dirasakan oleh warga
setempat belum optimal. Padahal mereka sudah
menjaga kelestarian lingkungan hutan. Tapi
dusun dan desa yang tinggal di kawasan konservasi masih banyak yang sangat tertinggal.
Oleh karena itu Stephanus Mulyadi mendorong
adanya regulasi yang berpihak pada perbaikan
social ekonomi masyarakat pedalaman dan keberlanjutan ekologi di Kapuas Hulu.

Laporan Pelaksanaan Kegiatan


3. PENGUATAN KAPASITAS TIM RKPDes
HULU GURUNG

Para Aparatur Desa, baik Kades, BPD dan TPK


harus memahami dengan baik semua aturan dalam pelaksanaan pembangunan di desa, termasuk penyusunan RPKDes. Agar pembangunan di
desa tetap sasaran dan berhasil guna, demikian
Camat Hulu Gurung, Drs. Baharudin mengingatkan para aparatur Desa dalam pengarahan
pembukan kegiatan BIMTEK TIM RKPDES Kec.
Hulu Gurung dilakukan dari tanggal 1921/9/2016.
Sementara itu, Stephanus Mulyadi, M.Sc., TA Pelayanan Sosial Dasar P3MD KH mengingatkan
bahwa pemenuhan pelayanan social dasar masih
harus menjadi perhatian utama dalam penyusunan RKPDes. Sampai sekarang masih banyak
desa di Kabupaten Kapuas Hulu yang belum
menaruh perhatian serius pada bidang pelayanan
social dasar di desa mereka. Hal itu terlihat dari
APBDes yang telah berjalan, ungkap Stephanus
Mulyadi.

4. P2WKSS DESA KANDUNG SULI


Kegiatan pendampingan P2WKSS di desa
Kandung Suli masih terus berlanjut dan
menunjukkan hasil yang sangat menggembirakan. Dari kunjungan pembinaan rutin
yang dilakukan pada tanggal 16-17 dan 2324 / 9/ 2016 terlihat bahwa sangat banyak
perkembangan yang terjadi di desa Kandung
Suli. Keterampilan ibu-ibu dalam membuat
perabot dari rotan, berkebun dalam polybag,
beternak ayam dan memelihara ikan di
keramba adalah modal bagi mereka untuk
meningkatkan taraf ekonomi keluarga.
Sekarang kebutuhan akan sayur-sayuran
dan lauk pauk sudah terpenuhi secara mandiri di desa ini.
Dari segi lingkungan hidup, desa Kandung
Suli juga memperlihatkan perkembangan
yang luar biasa. Sekarang setiap rumah sudah memiliki wc dan keadaan pemukiman
sudah bersih dan rapi. Berkat pendampingan yang sinergis dari berbagai SKPD
kaum wanita desa Kandung Suli telah berhasil menemukan kekuatan diri mereka yang
sesungguhnya untuk membangun keluarga
yang sehat dan sejahtera. Berbagai potensi
yang ada, baik potensi alam, maupun potensi SDM sudah tergali dengan sangat baik.
Tinggal sekarang dikembangkan untuk mencapai keluarga yang semakin sehat dan sejahtera.

Kegiatan penguatan kapasitas Tim penyususn


RKPDes tahun 2017 di kecamatan Hulu Gurung
diselenggarakan oleh BKAD Kecamatan Hulu
Gurung dan diikuti oleh 80 peserta. BIMTEK tersebut difasilitasi oleh Tim TA P3MD KH dari Kabupaten.

PELATIHAN PRA TUGAS TA PMD WILAYAH 3 DI JAKARTA


Yang sudah lama dinantikan oleh para Tenaga
Ahli Pemberdayaan Masyarakat Desa (TAPMD)
akhirnya dating juga. Kegiatan pelatihan pra tugas TAPMD wilayah 3 dilangsungkan di Jakarta,
27/9 s/d 7/10/2016 diikuti oleh 450 TAPMD
yang berasal Kalimantan, Lampung, Jawa Barat
dan Banten. Dalam materi pengantarnya, Dirjen
PPMD, Prof. Ahmad Erani Yustika mengatakan
bahwa dengan adanya UU Desa no 6 tahun 2014
tidak lagi boleh ada cerita kekalahan di desa,
melainkan harus jadi pemenang. Karena
sekarang desa sudah memiliki kewenangan
penuh untuk membangun diri sendiri.
7

Evaluasi, Rekomendasi & RKTL


4.1. Evaluasi
1. Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan sosialisasi, pendampingan dan kajian
keadaan
desa
difokuskan
pada
prioritas
pelayanan sosial dasar dalam pembangunan
desa. Sosialisasi PSD diintegrasikan dengan
pendampingan
penyusunan
RKPDES
yang
dilakukan
di
Kec.
Hulu Gurung
dalam
kesempatan BIMTEK Team Penyusunan RKPDes
2017.
Pengintegrasian ini dilakukan karena
sampai sekarang di kebanyakan desa di
Kabupaten Kapuas Hulu, bidang PSD belum
banyak mendapat perhatian, sehingga belum
menjadi prioritas dalam perencanaan kegiatan
desa (RKPDes) dan APBDes. Padahal sebanarnya
pemerintah desa dituntut untuk memenuhi
pelayanan sosial dasar di desa. Dalam diskusi
diperoleh penyebab kurangnya perhatian desa
terhadap
PSD,
antara
lain
kurangnya
pemahaman pemerintah desa tentang PSD dan
sulitnya melaksanakan kegiatan pelaksanaan
bidang PSD karena ada pertentangan dalam
permendes dan permendagri.
4.2. Kendala
TA Pelayanan Sosial Dasar membutuhkan Kajian
Keadaan Desa untuk dapat mengindentifikasi
permasalahan dan peluang/potensi desa. Hasil
identifikasi ini sangat penting untuk menjadi dasar rekomendasi dan RKTL bagi semua pihak
terkait dalam rangka pembangunan desa.

4.3. Permasalahan
a. Belum terfasilitasinya perencanaan pelayanan social dasar desa
Dari hasil kunjungan lapangan ditemukan
bahwa masih banyak desa yang perencanaan
pelayanan social dasar desa tahun anggaran
2016 belum terfasilitasi karena beberapa
keterbatasan, diantaranya kekosongan PD/
PLD, kapasitas PD/PLD rendah karena belum
ada pelatihan/pembekalan, desa yang jauh
tanpa sinyal dan pemahaman terhadap
regulasi yang ada berbeda-beda khususnya
dalam pelaksanaan penataan usulan di empat
bidang:Bidang Penyelenggaraan Pemerintahan,
Pembangunan, Pembinaan dan Pemberdayaan
Masyarakat sesuai dengan permendagri 114.
Demikian juga menyangkut pemahaman tentang Permendes 21 berkaitan dengan penentuan prioritas pembangunan desa relative masih
kurang. Hal itu terlihat dari kebingungan desa
dalam penyusunan RKPDes maupun APBDes.
b. Minim riset dan data tidak valid
Diperlukan suatu dasar akurat untuk menyu-

Penyebab lain adalah masih ada kekhawatiran


terjadi kesalahan dalam penggunaan dana untuk
kegiatan PSD yang bukan kegiatan infrastruktur.
Ada hal yang menarik bulan ini yang datang dari
Kecamatan Putussibau Selatan. Aparat Desa dan
BPD berinisiatif meminta fasilitasi penguatan
kapasitas personal. Jadi penguatan ke dalam,
penguatan dari aspek mental. Hal ini dilakukan,
menurut Ketua BKAD Putussibau Selatan, karena
masih bnayak aparat desa yang merasa kurang
percaya diri dalam menjalankan tugas, meski
mereka sudah mendapat bimbingan teknis.
Stephanus Mulyadi yang menjadi fasilitator
kegiatan itu memberikan tips-tips bagaimana
membuat orang bisa lbih percaya diri. Pertama
adalah membangun pola pikir positif, dan kedua
memang perlu terus-menerus berlatih serta
mempersiapkan diri untuk berbagai kegiatan di
desa. Aparatur desa perlu sangat menguasai
bidang TUPOKSInya, pungkas Stephanus. Peserta
mengaku senang karena memperoleh modal
untuk lebih percaya dri.
Namun pelaksanaan kegiatan kajian keadaan desa terkendala karena dua hal: pertama, desa-desa
di Kapuas Hulu tersebar di wilayah yang sangat
luas dengan medan ekstrim dan jauh terpencil.
Kedua, untuk mencapai desa-desa di pedalaman
ersebut membutuhkan biaya yang tinggi dan waktu yang lama.

-sun suatu perencanaan pembangunan yang


berkelanjutan. Demikian juga untuk menyusun rencana pengembangan pelayanan
social dasar. Sementara ini hasil penelitian
ilmiah mengenai kondisi terkini pelayanan social dasar di bannyak desa di Kabupaten
Kapuas Hulu masih sangat minim, sehingga
pihak-pihak terkait yang akan menyusun kebijakan & perencanaan pengembangan pelayanan social dasar masih sulit mendapat referensi.
c. Kapasitas SDM Minim
Dari hasil studi di beberapa desa yang sudah
dikunjungi disadari bahwa permasalahan minimnya kapasitas SDM di desa masih menjadi
salah satu factor penghambat pelaksanaan
pelayanan social dasar di KH. Absennya tenaga pendidik dan tenaga medis berkualitas di
daerah pedalaman juga menjadi hambatan
terbesar melakukan pelayanan dasar bidang
pendidikan dan kesehatan di daerahdaerah
sulit tersebut.
8

Evaluasi, Rekomendasi & RKTL


Kemiskinan dan keterbelakangan juga terjadi
karena minimnya kemampuan warga desa dalam mengelola aset alam dan social yang
sebenanya merupakan potensi bagi mereka
untuk keluar dari situasi kemiskinan.
d. Minim infrastruktur
Buruknya kondisi jalan dan jembatan masih
menjadi permasalahan terbesar di banyak desa
di Kapuas Hulu. Banyak desa dan dusun jauh
di pedalaman masih terisolir. Desa/dusun tersebut masih kesulitan mengakses layanan
pendidikan, kesehatan dan layanan social
lainnya. Infrastruktur pendukung komunikasi
dan informasi juga masih minim di desa-desa
yang jauh terpencil. Masih banyak desa/dusun
tanpa sinyal dan belum bisa menangkap informasi yang disalurkan melalui Radio dan TV.

f.

f.

Masalah Regulasi
Agar pelayanan social dasar dapat ditingkatkan di desa-desa diperlukan adanya regulasi
yang mengaturnya. Sedapat mungkin ada
PERDA ysng mengaturnya agar kemudian diikuti dengan PERBUP dan PERDES. Tanpa
didukung dengan regulasi, masalah pelayanan
social dasar di desa sulit teratasi.
Minim ide kreatif/inovasi
Di desa masih terkesan minim ide-ide kreatif
untuk pengembangnan pembangunan desa.
Maka pendamping desa dituntut menjadi inspirator warga
desa
menemukan atau
mengimplementasikan ide-ide kreatif tersebut
menjadi pogram atau kegiatan konkrit yang
akan membawa kesejahteraan bagi masyarakat desa.

4.2. Rekomendasi Implementatif untuk Desa dan SKPD


Desa didorong untuk menyusun REGULASI tentang pemenuhan pelayanan social dasar di desa.

penyelenggaraan perlindungan sosial untuk perempuan dan anak;

Desa juga perlu didorong untuk mengupayakan


kerjasama dengan Pemda (SKPD terkait) dalam
pemenuhan pelayanan social dasar melalui
asistensi dan dukungan finansial untuk penyelenggaraan pendidikan dan pemberantasan buta
huruf, layanan kesehatan reproduksi, pelatihan
ketrampilan untuk usaha ekonomi produktif,

Mendorong adanya pusat informasi desa untuk


pemberdayaan masyarakat, pewarisan senibudaya dan kearifan lokal, pendidikan, pemberdayaan ekonomi dan pekerjaan, dsb .

3.5.3. RKTL (bulan depan)


Rencana kerja tindak lanjut bulan depan:
1. Penguatan kapasitas PLD dan PD
2. Mengerjakan film dokumenter Danau Kandung Suli (lanjutan)
3. Berkolaborasi dengan BPMPD/KSED KH dalam pendampingan P2WKSS Desa Danau Kandung Suli,
Jongkong (tahap akhir).
4. Pendampingan Kepala Desa baru dlam penyusunan RPJMDES.

Penutup
1. Kesimpulan

2. Saran

Pemenuhan pelayanan social dasar di desa masih


memerlukan perhatian yang serius dari semua
pihak pemangku kepentingan di Kapuas Hulu. Para penyandang cacat fisik, mental dan social serta
penyandang kemiskinan absolut ternyata masih
cukup banyak di Kapuas Hulu. Masih menjadi
masalah utama adalah bagaimana kelompok ini
mendapat akses pada pelayanan public atau bantuan khusus untuk orang miskin, misalnya. Masalah-masalah tersebut harus menjadi perhatian
bersama. Salah satu solusi untuk menanganinya
adalah mendesak adanya regulasi yang mengatur
pelayanan social dasar bagi kelompok khusus tersebut,
agar
ha-hak
mereka
terjamin
pemenuhannya.

Pemerintah Desa, pemerinta Kabupaten dan DPRD


peelu segera mengeluarkan regulasi perlindungan
dan pemenuhan hak-hak bagi kelompok masyarakat penyandang masalah social di desa.

Putussibau, 30 September 2016

Stephanus Mulyadi, S.S., M.Sc.


Tenaga Ahli Pelayanan Sosial Dasar P3MD KH

Anda mungkin juga menyukai