Anda di halaman 1dari 5

LINKING THEORY

(MAKALAH DESAIN SISTEM PEMBELAJARAN)

oleh:
SOLIHIN

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2016

Dasar dari ilmu pengetahuan adalah teori. berkembang pada menciptakan


pengetahuan baru yang lebih lengkap dan detail sehingga dapat memperkuat
pengetahuan tersebut.
Suatu reseach, bisa dikatakan teori bila didukung oleh ahli lain terkait teori
tersebut akan menjadi hukum, sehingga para ahli yang mengemukakan asumsinya
terhadap kebutuhan adanya sebuah rumusan teori. Diantaranya:
1. Ilmu dan pengetahuan berkembang dengan pesat dengan implikasi bagi
kebanyakan orang untuk mengikuti perkembangan itu.
2. Pertambahan penduduk akan senantiasa terjadi meskipun dengan derajat
perbandingan yang kian mengecil. Perkembangan penduduk ini membawa
implikasi makin banyaknya mereka yang perlu memperoleh pendidikan.
3. Terjadinya perubaha-perubahan mendasar dan bersifat menetap di bidang sosial,
politik, ekonomi, industri, atau secara luas kebudayaan, yang menghendaki reedukasi atau pendidikan terus-menerus bagi semua orang.
4. Penyebaran teknologi ke dalam kehidupan masyarakat yang makin meluas.
Masyarakat mengandung budaya dan teknologi, yang memengaruhi segenap
bidang kehidupan, termasuk di dalamnya bidang pendidikan.
5. Makin terbatasnya sumber-sumber tradisional sehingga harus diciptakan sumbersumber baru dan sementara itu memanfaatkan sumber yang makin terbatas itu
secara lebih berdaya guna dan berhasil guna. Termasuk dalam sumber tradisional
ini adalah sumber insani untuk keperluan pendidikan.
Linking Theory merupakan sebuah gagasan dalam pembelajaran dengan
menghubungkan antara teori dengan proses yang realistis, misalnya
menghubungkan teori dengan prakrek. Salah satu dasar Linking Theory
dinataranya pendekatan realistic, yaitu suatu pendekatan yang dilakukan oleh
seorang guru terhadap siswa dengan menampilkan hal-hal yang nyata yang sesuai
dengan karakteristik mata pelajaran yang diajarkan. Teori dan Praktek
Antar muka antara dunia praktek dan ilmu pengetahuan, dapat di gamabarkan
dalam bagan berikut ini.

Hubungan transformasi langsung antara teori dan praktek, dapat dilihat


pada bagan di bawah ini:

Hubungan secara langsung adalah peserta didik langsung melakukan


tindakan dan menganalisis,mecari permasalahan mengidentifikasi
masalah, mengambil kesimpulan sementara, menguji coba dengan
rancangannya dan menyimpulkan. Hubungan ini menimbulkan
kebermaknaan yang lama karena peserta didik secara langsung turun
tangan.
Selain itu proses transformasi teori secara tidak langsung bisa terjadi
karena ada beberapa teori yang tidak bisa peserta didik turun tangan
secara langsung, maka hal ini dalam penyampaian teori tersebut
dibutuhkan jembatan antara teori dan praktek agar lebih mudah
dilakukan, misalnya dengan adanya media.
Dasar penting yang menjadi sorotan adalah guru, guru dituntut harus mampu
menganalisis teori teori yang akan disampaikan terhadap peserta didik sehingga dapat
3

merancang skema kerja, dan rencana pelajaran untuk mengajarkan keterampilan(


fropesional).
Proses pembelajaran experiential adalah salah satu gambaran dari teori ini.
digambarkan oleh model yang dikembangkan oleh Kolb dan Fry (1975) sebagai
proses siklus dari pengalaman konkret, observasi reflektif, konseptualisasi abstrak
dan eksperimentasi aktif. Untuk lebih jelas bisa dilihat pada gambar di bawah ini
proses pembelaran melalui teori tersebut.

Proses ideal experiential learning sebagai alternatif antara tindakan dan


refleksi. Korthagen (1985) membedakan lima fase dalam proses ini: (1) tindakan, (2)
mencari kembali pada tindakan, (3) kesadaran aspek penting, (4) menciptakan metode
alternatif tindakan, dan (5) uji coba, yang itu sendiri adalah tindakan baru dan karena
itu titik awal dari siklus baru (lihat Gambar 1). Model lima fase ini disebut model
ALACT diambil dari huruf pertama pada setiap pase (Action, Looking Back,
Awarnes, Creating alternative, Trial).
Adapun kelebihan dan kekurangan dari Linking Theory to practice dalam
pembelajaran adalah sebagai berikut:
1. Kelebihan
a. Dapat membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan:
b. Percobaan yang dilakukan sendiri daripada hanya menerima penjelasan dari guru atau
dari buku.
c. Dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksplorasi tentang sains dan
teknologi.
d. Dapat menumbuhkan sikap-sikap ilmiah seperti bekerjasama, bersikap jujur, terbuka,
kritis dan bertoleransi.
e. Siswa belajar dengan mengalami atau mengamati sendiri suatu proses atau kejadian.
f. Memperkaya pengalaman siswa dengan hal-hal yang bersifat objektif dan realistis.
g. Hasil belajar akan bertahan lama dan terjadi proses internalisasi.
4

2. Kekurangan:
a. Memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak selalu mudah diperoleh
dan murah.
b. Setiap praktikum tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan karena terdapat
faktor-faktor tertentu yang berada diluar jangkauan kemampuan.
c. Dalam kehidupan sehari-hari tidak semua hal dapat dijadikan materi eksperimen.
d. Sangat menuntut penguasaan perkembangan materi, fasilitas peralatan dan bahan
mutakhir

Anda mungkin juga menyukai