Anda di halaman 1dari 4

Anorexia Nervosa 03 Januari 2014 20:00:06 Diperbarui: 24 Juni 2015 03:11:37

Dibaca : 1,383 Komentar : 0 Nilai : 0 Apa itu Anorexia? Anorexia merupakan


salah satu gangguan dari eating disorders. Pasien yang menderita anoreksia
nervosa menilai berat badan mereka secara berlebihan dan memilih figure yang
kurus sebagai bentuk ideal. DSM - IV membedakan dua tipe anoreksia nervosa.
Dalam tipe terbatas, penurunan berat badan dicapai dengan sangat membatasi
asupan makanan; dalam tipe makan-berlebihan-pengurasan, orang yang
bersangkutan secara rutin juga makan berlebihan dan kemudian
mengeluarkannya. Berbagai perbedaan antara dua subtype ini memperkuat
validitas pemisahannya. Subtype makan berlebihan-pengurasan tampaknya
lebih bersifat psikopatologis; para pasien menunjukkan gangguan kepribadian,
perilaku impulsif, mencuri, penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan, menarik
diri dari pergaulan sosial, dan upaya bunuh diri lebih banyak dibanding para
pasien anorexia tipe terbatas. Adapun criteria dari DSM-IV-TR untuk anoreksia
Nervosa, yaitu: 1.Menolak untuk mempertahankan berat badan normal
2.Meskipun berat badannya sangat kurang, namun mengalami ketakutan yang
amat sangat untuk menjadi gemuk. 3.Gangguan citra tubuh 4.Pada perempuan
yang telah mengalami menstruasi, terjadi amenorea. Anorexia nervosa
umumnya timbul pada awal hingga akhir remaja, sering kali timbul setelah satu
rangkaian diet dan terjadinya stress di kehidupannya. Kondisi ini sekurangkurangnya sepuluh kali lebih banyak terjadi pada kaum perempuan dibanding
laki-laki, dengan prevalensi sepanjang hidup di bawah 1% (Striegel-Moore dkk.,
1999; Waltres & Kendler, 1994). Bila anoreksia nervosa terjadi pada laki-laki,
simtomatologi dan berbagai karakteristik lain, seperti penuturan tentang konflik
keluarga, secara umum sama dengan yang dituturkan kaum perempuan yang
dialami dengan gangguan tersebut (Olivardia dkk., 1995). Para pasien anoreksia
nervosa sering kali didiagnosis sengan depresi, gangguan obsesif-kompulsif,
fobia, gangguan panic, alkoholisme, dan berbagai gangguan kepribadian lainnya
(Godart dkk., 2000; Ivarsson dkk., 2000; Walters & Kendler., 2004). Meskipun
sudah kurus, perempuan yang menderita anorexia nervosa merasa bahwa
beberapa bagian tubuh mereka terlalu gemuk dan menghabiskan banyak waktu
mengamati secara kritis tubuh mereka di depan cermin. Gangguanfisiologis
Sebuah banyak gangguan biologis dapat terjadi di underweightpasien, namun
sebagian besar tampaknya fisiologis normaltanggapan terhadap kelaparan. klinis
yang signifikankelainan bisa terjadi pada kardiovaskular,
gastrointestinal,reproduksi, dan sistem cairan dan elektrolit. Kelainan ini
biasanya tidak memerlukan spesifikpengobatan luar, dan mereka kembali
kenormal di restorasi berat badan. Sebuah kemungkinan pengecualian
mengkhawatirkanberkurang kepadatan tulang, karena kepadatan tulang
puncakbiasanya dicapai selama masadewasa muda, yang
berkepanjanganepisode anoreksia nervosa selama tahap pengembangan
inimungkin memiliki dampak jangka panjang terhadap risiko osteoporosis. Apa
Faktor-Faktor Penyebab Anorexia? 1.Faktor Biologis Genetik. Anoreksia dapat
terjadi dalam satu keluarga. Kerabat tingkat pertama dari remaja perempuan
yang menderita anorexia nervosa memiliki kemungkinan sepuluh kali lebih besar
disbanding rata-rata untuk menderita gangguan anoreksia nervosa (a.l., Storober
dkk., 2000). Studi terhadap orang kembar terkait eating disorders juga
menunjukkan pengaruh genetik. Sebagian besar studi tentang anorexia nervosa
menunjukkan tingkat kesesuaian yang lebih tinggi pada kembar MZ disbanding
DZ (Fichter & Naegel, 1990; Holland dkk., 1988) dan gen memiliki pengaruh yang

lebih besar pada orang-orang kembar yang menderita eating disorders


dibandingkan dengan faktor-faktor lingkungan (Wade dkk., 2000). Gangguan
Makan dan Otak. Hipotalamus adalah pusat otak yang penting dalam pengaturan
rasa lapar dan makan. Kadar beberapa hormone yang diatur oleh hipotalamus,
seperti kortisol, memangtidak normal pada penderita anoreksia nervosa, namu
bukan penyebab anoreksia, melainkan akibat kondisi melaparkan diri sendiri, dan
kadarnya kembali normal seiring dengan bertambahnya berat badan (Doerr dkk.,
1980; Stoving dkk., 1999). Opioid endogenus adalah zat yang diproduksi tubuh
untuk mengurasi rasa sakit, meningkatkan mood, dan menekan selera makan,
setidak-tidaknya pada mereka yang meimiliki berat badan rendah. Opioid
diproduksi dalam kondisi kelaparan dan dianggap berperan dalam snoreksia dan
bulimia, namun dengan cara yang berbeda. Kelaparan pada pasien
anoreksiadapat menaikkan kadar opioid endogenus yang menyebkan kondisi
eforia yang memberikan penguatan positif (Marrazzi & Luby, 1986). 2.Pengaruh
Sosiokultural Sepanjang sejarah berbagai standartelah ditetapkan masyarakat
mengenai tubuh yang ideal, terutama tubuh perempuan ideal, sangat bervariasi.
Berdasarkan standar modern para perempuan tersebut bertubuh gemuk. Pada
masa-masa terakhir standar ideal dalam budaya Amerika bergerak ke arah
peningkatan langsing. Contohnya, para peserta kontes kecantikan semakin
langsing sejak tahun 1988. Beberapa penelitian pada tahun 1990an
menunjukkan bahwa kecenderungan ini telah menurun (Wiseman dkk., 1992).
Meskipun demikian, suatu studi baru-baru ini gagal untuk mendukung pemikiran
tersebut. Pengaruh gender. Salah satu alsan utama atas prevalensi gangguan
makan yang lebih besar pada kaum perempuan kemungkinan adalah fakta
bahwa standar budaya masyarakat Barat menguatkan keinginan untuk menjadi
kurus pada perempuan dibanding laki-laki. Berbagai studi lintas budaya.
Gangguan makan tampaknya lebih banyak terjadi dalam masyarakat industri,
seperti Amerika Serikat, Kanada, Jepang, Australia, dan Eropa., disbanding dalam
masyarakat nonindustri. Dalam suatu studi epidemiologisyang dilakukan di
Swiss, insidenanoreksia nervosa meningkat empat kali lipat dari tahun 1950an
hingga tahun 1970-an (Will & Grossman., 1983). Perbedaan etnik. Di Amerika
Serikat, pernah dilaporkan bawa insiden anoreksia delapan kali lebih banyak
terjadi pada perempuan kulit putih dibandingkan pada perempuan kulit hitam
(Dolan, 1991). Berbagai studi yang lebih mutakhir mengonfirmasi lebih banyak
gangguan makan dan ketidakpuasan terhadap bentuk tubuh yang lebih besar di
kalangan perempuan kulit putih disbanding kalangan perempuan Afrika Amerika,
namun perbedaan dalam gangguan makan actual khususnya bulimia, ternyata
tidak sebesar yang dilaporkan (Wildes, Emery, & simons, 2001). Bagaimana
Pandangan Teori Psikologis Terhadap Anorexia? Pandangan Psikodinamika
Terdapat banyak teori psikodinamika mengenai eating disorders. Sebagian besar
berpendapat bahwa penyebab utamanya terdapat dalam hubungan orangtuaanak yang terganggu dan sepakat bahwa beberapa karakteristik kepribadian
penting, seperti harga diri yang rendah dan perfeksionisme, ditemukan pada
individu yang mengalami eating disorders. Berbagai teori psikodinamika juga
menyatakan bahwa simtom-simtom gangguan makan menjadi suatu pemenuhan
bagi beberapa kebutuhan, sperti meningkatkan rasa efektivitas diri melalui
keberhasilan mempertahankan diet ketat atau tidak tumbuh secara seksual
dengan menjadi sangat kurus sehingga tidak mencapai bentuk tubuh seorang
perempuan pada umumnya (Goodsitt, 1997). Pandangan Kognitif Perilaku
Berbagai teori kognitif-perilaku mengenai anoreksia nervosa mencangkup

banyak faktor yang telah dijelaskan di atas. rasa takut terhadap kegemukan dan
gangguan citra tubuh dihipotesiskan sebagai faktor-faktor yang memotivasi yang
menjadikan kondisi melaparkan diri sendiri berat badan sebagai penguat yang
penuh daya. Perilaku untuk mencapai atau memepertahankan rubuh kurus
diperkuat secara negatif dengan berkurangnya kecemasan akan menjadi gemuk.
Terlebih lagi, diet dan penurunan berat badan dapat diperkuat secara positif
dengan perasaan, memiliki, menguasai atau kontrol diri yang ditimbulkannya
(Fair-burn, Shatran & Cooper, 1999; Garner, Vitousek & Pike, 1997). Faktor
penting yang lain yang menghasilkan dorongan kuat untuk langsing dan citra
tubuh yang terganggu adalah kritik dari teman-teman sebaya dan orangtua
tentang kelebihan berat badan yang dialami (Paxton dkk., 1991; Thompson dkk.,
1995). Apa Pencegahan yang Harus Dilakukan Terhadap Anorexia? Sebenarnya
tidak ada pencegahan khusus yang dapat dilakukan untuk mencegah gangguan
Anorexia Nervosa, tetapi Anorexia bisa melakukan penangan-penangan sejak
dini agar tidak bertambah parah, antara lain: 1.Penangan Biologis Obat-obatan
digunakan dalam upaya menangani anoreksia nervosa, sayangnya, hal itu tidak
terlalu berhasil. Hanya terdapat sangat sedikit keberhasilan dengan obat-obatan
untuk meningkatkan berat badan secara signifikan, juga tidak mengubah gejalagejala utama anoreksia, atau memberikan manfaat tambahan yang signifikan
dalam program standar penanganan pasien rawat inap (Attia dkk., 1998;
Johnson, Tsoh & Varnado, 1996). 2.Penanganan Psikologis Anoreksia Nervosa
Terapi bagi anoreksia nervosa secara umum diyakini sebagai suatu proses dua
tahap. Tujuan jangka pendeknya adalah membantu pasien menambah berat
badan untuk mencegah komplikasi medis sangat diperlukan (selain itu juga
untuk memastikan bahwa pasien mengonsumsi makanan). Program terapi
perilaku operant-conditioning cukup berhasil untuk menambah berat badan
dalam jangka pendek (Hsu, 1991). Tujuan kedua dalam
penangananmempertahankan pertambahan berat badan dalam jangka panjang,
belum dapat dicapai secara reliable melalui berbagai intervensi medis, perilaku,
atau psikodinamika tradisional (Wilson, 1995). Terapi keluarga merupakan bentuk
utama dalam penanganan anoreksia, berakar pada berbagai teori yang
menyatakan bahwa interaksi antar anggota keluarga pasien, perlu diingat bahwa
sebagian besar pasien adalah remaja perempuan yang tinggal bersama
keluarga. Salah satu teori yang berpengaruh dalam bidang ini adalah Salvador
Minuchin. Menurut Minuchin dkk. (1975) keluarga dari anak-anak yang menderita
gangguan makan menunjukkan beberapa karakteristik berikut ini: a)Keterikatan
b)Terlalu protektif c)Rigiditas d)Kurangnya penyelesaian konflik Terapis bertemu
dengan keluarga dalam acara makan siang keluarga karena konflik yang
berhubungan dengan anoreksia diyakini paling terlihat ketika acara makan
berlangsung. Acara makan siang tersebut memiliki tiga tujuan besar:
1)Mengubah peran pasien dari penderita anoreksia; 2)Mendefinisi ulang masalah
makan sebagai masalah interpersonal; 3)Mencegah orang tua memanfaatkan
anoreksia yang dialami anaknya sebagai alat untuk menghindari konflik. Contoh
Kasus Lynne, 24 tahun, dikirm ke bangsal psikiatri sebuah rumah sakit umum
untuk mendapatkan penangan terhadap anoreksia nervosa. Meskipun ia tidak
merasa ada yang salah dengan dirinya, orang, orang tuanya telah berkonsultasi
dengan seorang psikiater, dan mereka bertiga memberinya pilihan untuk dirawat
di rumah sakit atas keinginan sendiri atau dirawat dengan paksa. Saat itu berat
badan Lynne hanya sekitar 35kg dengan tinggi sekitar 165cm. ia tidak
mengalami menstruasi selama tiga tahun dan memiliki berbagai masalah

kesehatan atau hipotensi (tekanan darah rendah yang tidak normal), denyut
jantung yang tidak teratur dan sangat rendahnya kadar potassium dan kalsium.
Lynne mengalami beberapa episode penurunan berat badan yang dramatis,
dimulai pada usia 18 tahun ketika ia mengalami perceraian dalam
perkawinannya yang pertama. Namun, tidak satu pun dari berbagai episode
sebelumnya yang separah episode saat ii, dan ia belum pernah dirawat
sebelumnya. Ia sangat takut menjadi gemuk dan meskipun ia tidak pernah
benar-benar mengalami kelebihan berat badan, ia merasa pantat dan perutnya
terlalu besar. (ia tetap merasa demikian meskipun berat badannya hanya 35kg).
selama periode penurunan berat badan ia sangat membatasi asupan makanan
dan minum obat pencahar secara berlebihan. Kadang-kadang ia mengalami
episode makan berlebihan, yang biasanya kemudian dengan sengaja
dimuntahkan agar berat badannya tidak akan bertambah sedikit pun. DAFTAR
PUSTAKA Davidson, C Gerald, Neale, John M, Kring, Ann M (2006) Psikologi
Abnormal Edisi ke-9, Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada. M.D, Evelyn Attia, M.D, B.
Timothy Walsh (2007) Treatment in Psychiatry, Jurnal Anorexia Nervosa. Della
Damayanti Darusman (10050011176)

Selengkapnya :
http://www.kompasiana.com/www.kompasiana.delladamayanti.com/anorexianervosa_55209c57813311a77419fa11

Anda mungkin juga menyukai