banyak faktor yang telah dijelaskan di atas. rasa takut terhadap kegemukan dan
gangguan citra tubuh dihipotesiskan sebagai faktor-faktor yang memotivasi yang
menjadikan kondisi melaparkan diri sendiri berat badan sebagai penguat yang
penuh daya. Perilaku untuk mencapai atau memepertahankan rubuh kurus
diperkuat secara negatif dengan berkurangnya kecemasan akan menjadi gemuk.
Terlebih lagi, diet dan penurunan berat badan dapat diperkuat secara positif
dengan perasaan, memiliki, menguasai atau kontrol diri yang ditimbulkannya
(Fair-burn, Shatran & Cooper, 1999; Garner, Vitousek & Pike, 1997). Faktor
penting yang lain yang menghasilkan dorongan kuat untuk langsing dan citra
tubuh yang terganggu adalah kritik dari teman-teman sebaya dan orangtua
tentang kelebihan berat badan yang dialami (Paxton dkk., 1991; Thompson dkk.,
1995). Apa Pencegahan yang Harus Dilakukan Terhadap Anorexia? Sebenarnya
tidak ada pencegahan khusus yang dapat dilakukan untuk mencegah gangguan
Anorexia Nervosa, tetapi Anorexia bisa melakukan penangan-penangan sejak
dini agar tidak bertambah parah, antara lain: 1.Penangan Biologis Obat-obatan
digunakan dalam upaya menangani anoreksia nervosa, sayangnya, hal itu tidak
terlalu berhasil. Hanya terdapat sangat sedikit keberhasilan dengan obat-obatan
untuk meningkatkan berat badan secara signifikan, juga tidak mengubah gejalagejala utama anoreksia, atau memberikan manfaat tambahan yang signifikan
dalam program standar penanganan pasien rawat inap (Attia dkk., 1998;
Johnson, Tsoh & Varnado, 1996). 2.Penanganan Psikologis Anoreksia Nervosa
Terapi bagi anoreksia nervosa secara umum diyakini sebagai suatu proses dua
tahap. Tujuan jangka pendeknya adalah membantu pasien menambah berat
badan untuk mencegah komplikasi medis sangat diperlukan (selain itu juga
untuk memastikan bahwa pasien mengonsumsi makanan). Program terapi
perilaku operant-conditioning cukup berhasil untuk menambah berat badan
dalam jangka pendek (Hsu, 1991). Tujuan kedua dalam
penangananmempertahankan pertambahan berat badan dalam jangka panjang,
belum dapat dicapai secara reliable melalui berbagai intervensi medis, perilaku,
atau psikodinamika tradisional (Wilson, 1995). Terapi keluarga merupakan bentuk
utama dalam penanganan anoreksia, berakar pada berbagai teori yang
menyatakan bahwa interaksi antar anggota keluarga pasien, perlu diingat bahwa
sebagian besar pasien adalah remaja perempuan yang tinggal bersama
keluarga. Salah satu teori yang berpengaruh dalam bidang ini adalah Salvador
Minuchin. Menurut Minuchin dkk. (1975) keluarga dari anak-anak yang menderita
gangguan makan menunjukkan beberapa karakteristik berikut ini: a)Keterikatan
b)Terlalu protektif c)Rigiditas d)Kurangnya penyelesaian konflik Terapis bertemu
dengan keluarga dalam acara makan siang keluarga karena konflik yang
berhubungan dengan anoreksia diyakini paling terlihat ketika acara makan
berlangsung. Acara makan siang tersebut memiliki tiga tujuan besar:
1)Mengubah peran pasien dari penderita anoreksia; 2)Mendefinisi ulang masalah
makan sebagai masalah interpersonal; 3)Mencegah orang tua memanfaatkan
anoreksia yang dialami anaknya sebagai alat untuk menghindari konflik. Contoh
Kasus Lynne, 24 tahun, dikirm ke bangsal psikiatri sebuah rumah sakit umum
untuk mendapatkan penangan terhadap anoreksia nervosa. Meskipun ia tidak
merasa ada yang salah dengan dirinya, orang, orang tuanya telah berkonsultasi
dengan seorang psikiater, dan mereka bertiga memberinya pilihan untuk dirawat
di rumah sakit atas keinginan sendiri atau dirawat dengan paksa. Saat itu berat
badan Lynne hanya sekitar 35kg dengan tinggi sekitar 165cm. ia tidak
mengalami menstruasi selama tiga tahun dan memiliki berbagai masalah
kesehatan atau hipotensi (tekanan darah rendah yang tidak normal), denyut
jantung yang tidak teratur dan sangat rendahnya kadar potassium dan kalsium.
Lynne mengalami beberapa episode penurunan berat badan yang dramatis,
dimulai pada usia 18 tahun ketika ia mengalami perceraian dalam
perkawinannya yang pertama. Namun, tidak satu pun dari berbagai episode
sebelumnya yang separah episode saat ii, dan ia belum pernah dirawat
sebelumnya. Ia sangat takut menjadi gemuk dan meskipun ia tidak pernah
benar-benar mengalami kelebihan berat badan, ia merasa pantat dan perutnya
terlalu besar. (ia tetap merasa demikian meskipun berat badannya hanya 35kg).
selama periode penurunan berat badan ia sangat membatasi asupan makanan
dan minum obat pencahar secara berlebihan. Kadang-kadang ia mengalami
episode makan berlebihan, yang biasanya kemudian dengan sengaja
dimuntahkan agar berat badannya tidak akan bertambah sedikit pun. DAFTAR
PUSTAKA Davidson, C Gerald, Neale, John M, Kring, Ann M (2006) Psikologi
Abnormal Edisi ke-9, Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada. M.D, Evelyn Attia, M.D, B.
Timothy Walsh (2007) Treatment in Psychiatry, Jurnal Anorexia Nervosa. Della
Damayanti Darusman (10050011176)
Selengkapnya :
http://www.kompasiana.com/www.kompasiana.delladamayanti.com/anorexianervosa_55209c57813311a77419fa11