Tugas Individu Geodas Izza
Tugas Individu Geodas Izza
(Personal)
Nama
: Izza Nafisa Indriyanti
Rombel
: 2 Pendidikan Biologi
Desember 2013
Nama Desa
Posisi Geografis
Umur Formasi
: Krikilan
: Dukuh Ngampon
: 1,8 juta 900 ribu tahun yang lalu
NIM
: 4401414025
Hari/Tgl : Sabtu, 7
Nama Formasi: Pucangan
Nama Desa
Posisi Geografis
Umur Formasi
: Krikilan
: Dukuh Ngampon
: 2,4 juta - 1,8 juta tahun yang lalu
NIM
: 4401414025
Hari/Tgl : --------------Nama Formasi: Kalibeng
Nama Desa
Posisi Geografis
Umur Formasi
: Krikilan
: Dukuh Ngampon
: 730 ribu 250 ribu tahun yang lalu
NIM
: 4401414025
Hari/Tgl : ------------Nama Formasi: Kabuh
NIM
: 4401414025
Hari/Tgl : sabtu 06 desember
: 4
Nama Desa
Posisi Geografis
Jawa Tengah. Museum ini berdekatan dengan Area Situs Fosil Purbakala
Sangiran yang merupakan salah satu Situs Warisan Dunia yang diakui oleh UNESCO. Situs
Sangiran mempunyai luas + 56 km meliputi tiga kecamatan di Sragen (Gemolong,
Kalijambe, dan Plupuh) serta Kec.Gondangrejo yang masuk wilayah Kab.Karanganyar. Situs
Sangiran berada di dalam kawasan Kubah Sangiran yang merupakan bagian dari depresi
Solo, di kaki Gunung Lawu (17 km dari kota Solo). Secara astronomi terletak pada 7 o 25' - 7o
30' LS dan pada 4o - 7o 05' BT.
Dalam museum ini dapat diperoleh informasi lengkap tentang kehidupan manusia
purba di Jawa yang menyumbang perkembangan ilmu pengetahuan seperti Antropologi,
Arkeologi, Geologi, Paleoanthropologi. untuk pertama kalinya ditemukan fosil rahang bawah
Pithecantropus Erectus (salah satu spesies dalam taxon Homo erectus)
Bentuk Dome Sangiran berbentuk oval dengan luas sekitar 32 km2 yang membujur
dari utara ke selatan sepanjang 8 km dan dari timur ke barat sepanjang 4 km .
lempeng bumi, letusan gunung berapi dan adanya masa glasial sehingga terjadi penyusutan
air laut yang akhirnya membuat wilayah Sangiran terangkat keatas, hal ini dibuktikan dengan
endapan yang bisa kita jumpai di sepanjang Sungai Puren yang tersingkap lapisan lempeng
biru dari Formasi Kalibeng yang merupakan endapan daerah lingkungan lautan dan hingga
sekarang ini banyak sekali dijumpai fosil-fosil moluska laut.
Stratigrafi daerah Sangiran menurut GHR Von Koenigswald terbagi atas formasi
Kalibeng, formasi Pucangan, formasi Kabuh dan formasi Notopuro. Umur formasi-formasi
tersebut dari tua ke muda menurut J. Duyffjes adalah ; Kala Pliosen untuk formasi Kalibeng,
Kala Plestosen bawah untuk formasi Pucangan, Kala Plestosen tengah untuk formasi Kabuh
sampai Notopuro. Akan tetapi pada pengamatan kali ini yang diamati hanya formasi Kalibeng
(layer Kalibeng), formasi Pucangan (layer Pucangan), dan formasi Kabuh (layer Kabuh).
Nama Desa
Posisi Geografis
Umur Formasi
Nama Situs
Nama Formasi
:
:
:
:
:
NIM
: 4411413022
Hari/Tgl : 06 desember 2014
terdiri dari lempung hitam hingga abu-abu dengan lapisan lensa batu pasir silang silur yang
diikuti oleh lapisan-lapisan molusca dan diatomic. Perubahan muka air danau berkaitan
dengan iklim, genesa keterkaitannya dengan tektonik dan erupsi gunung api. Daerah ini
dahulu merupakan lingkungan tertutup lacustrine. Formasi ini selanjutnya ditutupi oleh
grenzbank. Sedimen tersebut dapat dikategorikan sebagai material rombakan, yang disebut
sebagai debris flow deposits. Jika dipandang dari sisi geologisnya dapat di definisikan
dengan Pelapisan Pucangan yang mempunyai warna Abu-abu muda sampai tua, apabila
lapuk berwarna hitam. Mempunyai struktur datar yang terdiri atas lapisan breksi vulkanik
a.
b.
c.
d.
fosil Pithecanthropus.
e. Endapan batupasir tufaan dengan diselingi batu lempung; dan
f. Napal dan batupasir tufaan yang mengandung lempung dan fosil moluska laut setebal 25 m.
Pada pengamatan yang telah dilakukan, terdapat berbagai batuan yaitu sebagai berikut :
1) Breksi Laharik
2) Lapisan Lempung Hitam
6) Lapisan Nodule
3) Grenzbank
9) Lapisan Napal
murex. Di Sangiran selain ditemukan fosil Pithecanthropus Erectus pada formasi pucangan
ditemukan pula fosil Meganthropus Palaeojavanicus. Asosiasi fauna lain yang hidup
berdampingan dengan hewan tersebut antara lain: penyu, buaya, ikan hiu, dan gajah.
Sedangkan vegetasi (flora) yang ada awalnya berupa hutan rawa, kemudian karena adanya
perubahan iklim maka berubah menjadi hutan terbuka. Pohon yang banyak terdapat di
Pucangan adalah mangrove.
Interpretasi Keadaan Lingkungan Lampua
Daerah sekitar pucangan ini didominasi oleh lempung kehitaman dan tanaman
mangrove, hal tersebut dibuktikan pada masa dahulu merupakan daerah hutan bakau (rawa
yang berair payau) yang mana terdapat diatome yang merupakan ganggang laut yang
membatu, serta adanya fosil mollusca jenis gastropoda yang menumpuk berlapis-lapis
membuktikan bahwa itu dahulunya berupa laut yang mengalami perubahan karena adanya
peristiawa yang besar dan ekstrim semisal gunung meletus, panas mendadak, tsunami, sesar,
dan perubahan lingkungan. Daerah Pucangan dahulu merupakan dangkalan Sunda dan Sahul
yang diawali oleh kondisi rawa. Kemudian terjadi pendinginan secara global menyebabkan
pembekuan es di kutub, kemudian debit air di laut berkurang dan permukaan air laut
mengalami penurunan + 100 m, dan tercipta daratan. Daerah Sangiran berubah menjadi rawa,
binatang bermigrasi ke daerah tropis dari Asia. Iklim Asia berubah menjadi sub tropis dan
Indonesia menjadi daerah tropis. Binatang yang ikut bermigrasi antara lain adalah Selonia sp
(kura-kura), Crodilus (buaya), dan hewan jenis mamalia.
Adanya fosil hancuran mollusca yang bertumpuk-tumpuk menunjukkan mereka ada
disana secara exsitu. Kalau secara insitu, pasti ada sedimen pasir dan keadaannya tidak remuk
melainkan rapi dan sejajar. Terlihat juga adanya kenampakan sesar (patahan) yang terangkat
ke atas (sinklinal).
NIM
: 4411413022
Hari/Tgl : sabtu 6 desember
: 4
Nama Desa
Posisi Geografis
Umur Formasi
Nama Situs
Nama Formasi
:
:
:
:
:
pada
lapisan
ini
telah
dilakukan
ekskavasi
diteras
Dayu
yang
merupakan Grenzbank (lapisan pembatas). Disini ditemukan Sangiran flake industry (alat
buatan khusus Sangiran) dan fosil Pithecanthropus erectus.
NIM
: 4411413022
Rombel
Kelompok
Nama Desa
Posisi Geografis
Umur Formasi
Nama Situs
Nama Formasi
:
:
:
:
:
Formasi Kalibeng ini terletak di Desa Krikilan Kec. Kalijambi Kab. Srage. Formasi
Kalibeng ini mempunyai umur geologi 2 juta -1,8 juta tahun yang lalu (pliosen). Formasi
Kalibeng (Pliosen) merupakan perulangan fasies laut mulai dari napal hingga lempung dekat
pantai (nearshore deposits) yang ditutupi oleh lower lava. Beberapa perubahan muka laut
(sealevel changes) berubah menjadi cekungan laut. Siklus-sekuen stratigrafi berbasis
astrostratigrafi dapat diterapkan. Proses pembentukan formasi tersebut di bawah kendali
tektonik, muka laut. Ketebalan formasi Kalibeng ini lebih dari 130 meter. Karakteristik
spesifik yang unik dari formasi Kalibeng ini adalah airnya mengandung garam dan terdapat
kubangan yang berisi air dengan PH=8 serta adanya gelembung-gelembung gas.
4) Lapisan Foraminifera
2) Lempung Lanau
5) lapisan lahar bawah endapan air
payau
3) Gamping Balanus
spinoca, anomia, arcopsis, linopsis, dan turitella acoyana. Fosil-fosil tersebut merupakan ciri
dari lingkungan pengendapan laut dangkal. Selain itu juga terdapat fosil gajah purba
Mastodon bumi juensis.
Sedangkan Vegetasi (Paleobotany) yang banyak terdapat di layer Kalibeng ini
dulunya adalah bakau (mangrove), Melastomataceae, Rhizophara, Pandanus, Palme,
Calophyllus, Anacardiceae, Calamus, Caswarina, Arborsal euphorbiaceae, Podocarpus
mimosaceae, Gramineae, Cyperaceae dll. Namun saat terjadi banyak aktivitas vulkanik dan
akhirnya hutan bakau mulai menghilang dan kemudian ditanami dengan tanaman produktif
oleh warga seperti terong, pepaya, sawi, kubis.
Interpretasi Keadaan Lingkungan Lampau :
Formasi Kalibeng ini merupakan formasi tertua di lembah Sangiran. Dimana terdiri dari
pasir yang berwarna abu kehitaman dan batu pasir gampingan dengan kandungan
fosil Foraminifera dan Mollusca (bertulang lunak) yang melimpah. Di lapisan ini pula
terdapat fosil kepiting, hal ini menunjukkan bahwa lapisan ini dulunya adalah wilayah
perairan payau. Menurut para ahli bahwa perairan ini mengalami penyusutan air laut yang
terjadi pada zaman Pliosen, hal ini menyebabkan terbentuknya daratan baru. Hipotesa
tersebut diperkuat dengan penemuan fosil Gajah purba.
Pendangkalan terjadi disaat laut mengalami penurunan tinggi permukaan. Daratan
terbentuk dan terdapat sisa bahwa dulunya daerah ini merupakan kawasan marine. Adapun
sumber air asin di tengah-tengah persawahan warga. Sumber air asin ini keluar disebabkan
oleh tenaga endogen yang mendorong lapisan lumpur laut akhirnya keluar dari permukaan
tanah. Sangiran dulunya adalah rawa yang dibuktikan dengan adanya lapisan tanah diatome
dan dan endapan tanah coklat khas daerah rawa. Sebelumnya Sangiran juga merupakan
daerah marine yang dibuktikan dengan adanya air laut yang terperangkap menjadi sumber air
asin yang mengandung O2 dan CH4 (metana). Adanya metana dapat diketahui ketika nyala
korek api didekatkan pada gelembung air maka nyala api akan semakin besar. Metana
dihasilkan dari binatang-binatang yang telah mati ribuan tahun lalu
NIM
: 4411413022
Hari/Tgl : 06 desember 2014
Nama Desa
Posisi Geografis
Umur Formasi
Nama Situs
Nama Formasi
Dulunya formasi notopuro merupakan gunung merapi purba dan merapu purba yang
meletus dengan menyisakan material batuan mengendap dan membeku di situs sangiran
sehingga tidak ditemukan fosil hewan dan tumbuhan. Merupakan safana yang luas kemudian
menjadi wilayah yang gersang akibat adanya aktivitas vulkanik, sehingga homoerectus
menjadi punah. Pada endapan kerikil banyak ditemukn serpih bilah, yaitu alat pada tingkat
perkembangan menjadi konglomerat dan batu pasir silang siur dengan ketebalan sekitar 2-45
meter tersebut menunjukan bahwa kala plastosen akhir telah terjadi banjir lahar yang besar.
Secara stratigrafis situs ini merupakan situs manusia purba berdiri tegak terlengkap di
Asia yang kehidupannya dapat dilihat secara berurutan dan tanpa terputus sejak 2 juta tahun
yang lalu hingga 200.000 tahun yang lalu yaitu sejak Kala Pliocene Akhir hingga akhir
Pleistocene Tengah.