Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Secara geografis, Indonesia terletak pada posisi yang sangat strategis,
karena terletak diantara dua Benua (Benua Asia dan Australia) dan dua
samudra (Samudra Indonesia dan Fasifik), yang menjadi titik silang
perdagangan dunia, terdiri 17.000 pulau yang kecil dan yang besar, yang
merupakan satu kesatuan yang utuh. Sebagai Negara kepulauan dengan
wilayah laut dua kali lebih luas dari daratan, menempatkan posisi
Perhubungan laut sebagai kedudukan yang paling penting.
Pentingnya Perhubungan Laut ini sudah terlihat sejak zaman nenek
moyang kita dahulu. Dengan kapal kayu kecil tradisional dan seadanya,
mereka mampu melakukan perdagangan antar pulau, Negara tetangga,
bahkan sampai ke Madagaskar dan Afrika Timur.
Keterkaitan perhubungan laut dengan Kantor Pelabuhan Bau-Bau Wilker
Wanci, yaitu mengenai peranan ketertiban Bandar menjadi sangat penting
dalam perhubungan antar pulau dan luar negri, terutama dalam pengaturan
serta pengawasan tatanan keselamatan pelayaran.hal ini dimaksudkan untuk
menjamin keselamatan dan kelancaran lalu lintas pelayaran, baik kapal
barang maupun kapal penumpang.
Dalam pelaksanaan tugas, beberapa kendala yang dihadapi oleh Kantor
Pelabuhan Bau-Bau Wilker Wanci baik dalam pengawasan serta pengaturan
maupun penerbitan Surat Izin Berlayar (SIB) yaitu kurangnya personil, jika di
bandingkan dengan volume kegiatan angkutan laut yang semakin meningkat,
sehingga mengakibatkan pelayanan yang belum maksimal terhadap
pelayaran.Sehubungan hal tersebut di atas, maka Penulis berminat menyusun
Laporan Karya Ilmiah dengan judul Prosedur Penanganan Dokumen Kapal
pada Kantor Pelabuhan (KANPEL) Bau-Bau Wilayah Kerja (WILKER) Wanci .
1.2. Rumusan Masalah.
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka
masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
a. Bagaimanakah prosedur penanganan dan proses pemeriksaan dokumen
kapal, serta penerbitan Surat Izin Berlayar (SIB).
b. Bagaimanakah tata cara pengawasan terhadap kapal tiba dan yang akan
berangkat.
c. Sanksi apakah yang dikenakan terhadap Pengusaha dan Nahkoda yang tidak
memilliki surat kelengkapan/dokumen kapal.
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui:
a. Prosedur penanganan dokumen serta proses pemeriksaan dokumen kapal
pada Kantor Pelabuhan (KANPEL) Bau-Bau Wilayah Kerja (WILKER ) Wanci.
b. Tata cara pengawasan terhadap kapal datang dan yang akan berangkat.
c. Sanksi apakah yang di kenakan terhadap Pengusaha kapal dan Nahkoda yang
tidak mematuhi ketentuan dan peraturan Perundang-undangan di bidang
pelayaran.
1.3.2. Manfaat Penelitian
a. Bagi Kantor Pelabuhan (KANPEL) Bau-Bau Wilker Wanci, sangat di harapkan
menjadi bahan masukan untuk meningkatkan mutu pelayanan, penanganan
dokumen kapal serta pelayanan terhadap pengguna jasa angkutan laut.
b. Bagi masyarakat terutama bagi pengusaha/pengguna jasa pelabuhan yaitu
sebagai informasi pelayanan pelabuhan dan pelayaran.
c. Bagi mahasiswa diharapkan dapat menjadi acuan dan bahan referensi bagi
penelitian di masa datang.
1.4. Ruang Lingkup
Untuk menghindari pemahaman meluas maka Penulis memberikan
batasan Laporan Karya Ilmiah ini berjudul : Prosedur Penanganan
Dokumen Kapal pada Kantor Pelabuhan (KANPEL) Bau-Bau Wilayah Kerja
(WILKER) Wanci yang mencakup tentang kegiatan penanganan dan
pengawasan terhadap kapal tiba dan kapal berangkat, tentang penanganan
dokumen kapal.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Prosedur


Menurut Ibnu Syamsi (2003:10) mendefinisikan prosedur sebagai suatu
rangkaian metode yang telah menjadi pola tetap dalam melakukan suatu
pekerjaan yang saling terkait satu sama lainnya.
Dalam kamus bahasa Indonesia dikatakan bahwa prosedur adalah
jalannya suatu peristiwa dari awal sampai akhir. (Js.Badudhu dan Sultan
Muhammad Zain) pada tahun 2001. Selain itu diterangkan bahwa, prosedur
adalah jalur-jalur yang harus di tempuh untuk mencapai tujuan.
Sedangkan menurut Moh.Nasir (1983 : 5), mendefinisikan prosedur
adalah urutan-urutan yang dilakukan dalam suatu kegiatan.
2.2. Pengertian Dokumen

Dokumen adalah syarat-syarat penting kapal yang harus di jaga dengan


baik, karena tanpa surat-surat tersebut kapal atau armada tidak bisa
melakukan suatu pelayaran, (Peter Salim :1990).
Oleh karena itu suatu kapal atau armada untuk melaksanakan suatu
pelayaran yang lancar serta aman maka semua syarat-syarat kapal yang
ditentukan harus dimiliki, karena setiap Pelabuhan yang disinggahi, dokumen
kapal tersebut akan diperiksa oleh Instansi terkait
2.3. Pengertian Kapal

a.

b.
c.
d.

e.
f.

1.

2.

Menurut Undang-Undang Pelayaran No 21/Tahun 1992 Bab1 (Pasal 1


ayat 2) menyebutkan bahwa kapal adalah kendaraan air, bentuk dan jenis
apapun yang digerakan dengan tenaga mekanik, angin atau ditunda termasuk
kendaraan yang berdayadukung dinamis, kendaraan bawah air serta alat
apung dan bangunan terapung yang dapat berpindah-pindah.
Kapal yang digerakan dengan tenaga mekanik adalah kapal yang mempunyai
alat penggerak misalnya :
Kapal Motor
Kapal Uap
Kapal tenaga matahari
Kapal tenaga nuklir
Kapal yang digerakan oleh angin adalah kapal layar
Kapal tunda adalah kapal yang bergerak dengan menggunakan alat penggerak
atau kapal lain.
Kendaraan yang berdayadukung dinamis adalah jenis kapal yang dapat
dioperasikan di atas air dengan penggerak daya dukung dinamis yang
diakibatkan oleh kecepatan atau rancangan bangunan kapal itu sendiri,
misalnya hidrofoil dan kapal cepat lainnya yang memiliki kreteria tertentu.
Kendaraan di bawah permukaan air adalah jenis kapal yang bergerak di bawah
permukaan air.
Alat apung dan bangunan terapung yang tidak berpindah-pindah adalah alat
apung dan bangunan terapung yang tidak memiliki alat sendiri, serta
ditempatkan suatu lokasi perairan tertentu dan tidak berpindah-pindah untuk
waktu yang lama, misalnya hotel terapung, tongkang akomodasi untuk
menunjang kegiatan lepas pantai. Sedangkan ditinjau dari segi niaganya,
terdapat berbagai jenis kapal menurut C.D.Sudjatmiko (1994:73) membagi
kapal menjadi tiga golongan, yaitu:
Kapal barang (Cargo Vessel)
Adalah kapal yang dibangun khusus untuk tujuan pengangkutan barang
menurut jenis barang masing-masing
Kapal barang penumpang

Adalah kapal yang dibangun khusus untuk mengangkut barang dan


penumpang secara bersama-sama, kapal semacam ini umumnya digunakan
untuk pelayaran antar pulau dimana jarak suatu pelabuhan lain terlalu jauh.
3. Kapal penumpang (Passenger Vessel)
Adalah kapal yang dibangun khusus untuk mengangkut penumpang dari satu
pelabuhan kepelabuhan lainnya/ tujuan kapal penumpang yang beroperasi di
pelabuhan Bau-Bau Wilker Wanci.
2.4. Pengertian Pelabuhan
Menurut H. A. Abbas Salim, Ma (1994 : 40) pelabuhan adalah tempat
daerah perairan dan daratan di mana kapal berlabuh dengan aman dan dapat
melakukan kegiatan bongkar muat barang serta naik turunnya penumpang.
Selanjutnya Menurut Peraturan Pemerintah No 11 Tahun 1983,
Pelabuhan adalah daerah tempat berlabuh dan bertambatnya kapal serta
kendaraan air lainnya untuk menaikan dan menurunkan penumpang,
bongkar muat barang dan hewan serta merupakan daerah lingkungan kerja
kegiatan ekonomi.
Jadi pengertian Pelabuhan adalah suatu lingkungan kerja yang terdiri
dari area daratan dan perairan yang dilengkapi dengan fasilitas untuk
berlabuh dan bertambat kapal guna terselenggaranya bongkar muat barang
serta naik turunnya penumpang dari satu moda transportasi laut ke moda
transportasi lainnya atau sebaliknya.
Selain dari pengertian tersebut Peraturan Pemerintah No 11 Tahun 1983
Pasal sub a dan b, menyatakan pelabuhan adalah daerah tempat berlabuh
atau tempat bertambat kapal laut serta kendaraan air lainnya untuk
menaikkan dan menurunkan penumpang dan hewan serta merupakan
kegiatan ekonomi.
Berdasarkan dari pengertian pelabuhan di atas, baik dikemukakan oleh
para ahli maupun peraturan pemerintah maka dapat dipahami bahwa
pelabuhan merupakan tempat kapal memulai pelayaran dan mengakhiri
pelayaran guna memuat dan membongkar barang, penumpang dan hewan
dengan berbagai macam fasilitas yang tersedia.
2.5. Pengertian Penanganan Dokumen Kapal Serta Contoh Beberapa
Dokumen Kapal
Menurut Arham, A. (1995 : 88) penanganan dokumen kapal adalah
seluruh rangkaian proses pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh
beberapa orang dengan data dan petunjuk untuk mengawasi dan melakukan
pemeriksaan terhadap surat-surat kelengkapan kapal yang datang di
pelabuhan serta kapal yang akan berangkat dari pelabuhan atau melakukan
pelayaran.

Menurut Audic (1995 : 88) dalam penanganan dokumen kapal yang


terdiri dari beberapa dokumen seperti :
1. Shipping Order
Adalah surat perintah yang dikeluarkan oleh perusahaan atau agennya yamg
ditujukan kepada nahkoda atau perwira kapal untuk memuat barang.
2. Cargo Manifest
Adalah daftar semua perincian barang yang berada di kapal, karena setiap
barang mempunyai B/L.
3. Bill of lading (B/L)
Adalah bukti kepemilikan barang yang dikeluarkan oleh pengusaha kapal atau
agennya yang menyangkut barang bersangkutan di pelabuhan yang berfungsi
sebagai :
a. Tanda terima syah barang di kapal pelabuhan pemuatan yang ditandatangani
oleh nahkhoda atau agen pelayaran.
b. Perjanjian pengangkutan antara pengirim dan pengangkut
c. Sebagai bukti kepemilikan
4. Matereceip (Resimualim)
Berdasarkan matereceipt inilah pengirim barang menukarkan dengan tanda
terima yang syah yaitu B/L
5. Delivery order (D/O)
Adalah surat perintah pengangkutan untuk menyerahkan barang kepada si
penerima (consigne)
6. Faktur penjualan barang
Dokumen ini membuktikan kebenaran bahwa eksportir secara syah membeli
barang yang dijual kepada si penjual atau importer
7. Polis dan asuransi laut (marine insurance police )
Adalah surat bukti tentang diasuransikannya barang yang dikirim dengan
kapal laut dari pelabuhan pemuatan yang dikeluarkan oleh perusahaan
asuransi
2.6. Prosedur Penanganan Dokumen Kapal
Menurut Yuwono (1992 : 72) prosedur penanganan dokumen kapal
adalah suatu rangkaian kegiatan atau suatu pekerjaan yang melibatkan orang
lain, di mana terdapat mekanisme atau cara yang teratur dan terarah. Dalam
hal menangani dan melayani pengurusan dokumen kapal serta surat-surat
penting lainnya yang dibutuhkan untuk pelayaran satu kapal dari awal hingga
akhir seperti :
Memeriksa Shipping Order yang dibuat oleh perusahaan atau agennya yang
ditujukan kepada Nakhoda atau Perwira kapal untuk memuat barang

Memeriksa cargo manifest atau daftar muatan atau yang biasa juga disebut
sebagai kumpulan B/L
Memeriksa daftar pengapalan muatan atau Boat Note serta syarat-syarat
penting kapal lainnya

3.1. Objek Penelitian

BAB III
METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan pada Kantor Pelabuhan (KANPEL) Bau-Bau


Wilker Wanci, yang dimulai pada tanggal 20 Januari 2010 sampai dengan
tanggal 18 juli 2010 dengan objek penelitian ini Prosedur Penanganan
Dokemen Kapal Pada Kantor Pelabuhan (Kanpel) Bau-Bau Wilker Wanci.
3.2. Jenis dan Sumber Data
3.2.1. Jenis Data
a. Data kualitatif yaitu data dalam bentuk teoritis seperti : sejarah Pelabuhan
Bau-Bau Wilker Wanci, daftar pustaka dan prosedur penanganan dokumen
kapal pada Kanpel Bau-Bau Wilker Wanci
b. Data kuantitatif yaitu data yang berupa angka-angka, nomor-nomor dan
jumlah yang relevan seperti gambaran umum KanPel Bau-Bau Wilker Wanci
3.2.2. Sumber Data
a. Data primer
Data primer pada penelitian ini adalah data yang diperoleh secara
langsung dari perusahaan, baik melalui pengamatan/observasi, wawancara
langsung dengan pimpinan kantor pelabuhan, maupun melalui dokumen yang
ada di Kantor Pelabuhan (KANPEL) Bau-Bau Wilker Wanci
b. Data sekunder
Data sekunder yaitu berupa semua data yang diperoleh melalui
instansi atau lembaga yang erat kaitannya dengan objek penelitian ini
3.3. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
a. Observasi
Observasi merupakan suatu metode yang dilakukan dengan cara
mengamati secara langsung objek yang menjadi bahan pengamatan, untuk
kemudian melakukan pengumpulan data-data yang erat kaitannya dengan
penelitian ini, misalnya :

Data penumpang yang naik/turun dari dan ke kapal di pelabuhan Wilker


Wanci.
Data bongkar/muat barang di pelabuhan Wilker Wanci.
b. Interview
Merupakan suatu metode pengumpulan data dengan cara melakukan
wawancara dalam tanya jawab secara langsung dengan kepala kantor yang
diberi wewenang untuk memberikan jawaban pertanyaan, contoh :
1. Apakah tugas yang dimban oleh kepala Wilker ?
2. Apakah tugas yang diemban oleh bagian kesyahbandaran ?
3. Sanksi apa yang dikenakan terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh para
pengguna pelabuhan ?
4. Bagaimanakah prosedur penerbitan dokumen kapal pada Wilker Wanci ?
5. Apakh tugas dari tata usaha ?
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan suatu metode yang dilakukan dengan cara
mengambil dokumen yang berupa arsip atau laporan yang berkaitan dengan
penelitian ini dalam hal ini dokumen-dokumen seperti lembaran Surat Izin
Berlayar (SIB), Laporan Kedatangan dan Keberangkatan Kapal (LK3), Crew List
dan selanjutnya diolah dan disajikan dalam bentuk tulisan yang singkat dan
jelas. Contohnya yaitu menjelaskan bagaimana prosedur diterbitkannya
dokumen serta tujuan diterbitkannya dokumen-dokumen tersebut.
3.4. Metode Pengolahan Data
Data-data yang tidak dikumpulkan diolah melalui tahapan-tahapan
sebagai berikut :
a. Seleksi data yaitu tahap pemilihan data sehingga yang diperoleh merupakan
data yang valid dan mencerminkan keadaan yang sebenarnya.
Data yang valid yaitu data yang tidak digunakan dalam pengolahan data seperti
dokumen kapal yang sudah tidak brlaku.
Data yang tidak valid yaitu data yang digunakan dalam pengolahan data seperti
dokumen kapal yang berlaku serta arsip-arsip kantor lainnya seperti
lembaran Surat Izin Berlayar (SIB), Laporan Kedatangan dan Keberangkatan
Kapal (LK3) dan Crew List.
b. Analisis data yaitu pengolahan data dengan menggunakan peralatan atau
persamaan yang telah ditentukan sebelumnya, misalnya mesin tik dan
komputer.
c. Interprestasi data yaitu penganalisaan data secara deskriptik kualitatif yaitu
penjabaran data-data dalam bentuk penjelasan atau twofis sehingga dapat
memberikan gambaran yang jelas dari penelitian yang dilakukan, contohnya
pengertian pelabuhan dan pengertian kantor.

Anda mungkin juga menyukai