Anda di halaman 1dari 4

Tinjauan pustaka

Pencahayaan adalah parameter penting dari produksi unggas. Pencahayaan


merupakan faktor eksogen yang kuat dalam mengontrol banyak proses fisiologis dan
perilaku. Pencahayaan mungkin merupakan faktor yang paling kritis dari semua faktor
lingkungan bagi unggas. Pencahayaan merupakan keterpaduan dengan penglihatan, termasuk
ketajaman visual dan pembedaan warna ( Manser dalam Olanrewaju, 2006).
Olanrewaju, H.A. et al. 2006. A Review of Lighting Programs for Broiler Production.
International Journal of Poultry Sci. 5 (4) : 301-308
Nalbandov (1990) dalam Sunarti (2004), menjelaskan bahwa cahaya melalui retina mata akan
diteruskan melalui saraf mata menuju hipotalamus anterior, kemudian merespon dengan
melepaskan substansi yang menstimulir kelenjar hipofise untuk memproduksi hormon
gonadotropin. Hormon ini akan bersama aliran darah merangsang ovarium serta organ
reproduksi lain. Di samping itu juga akan membantu proses pematangan folikel telur di
gonad, perkembangan bulu dan jengger pada ayam petelur. Di sisi lain cahaya juga akan
menggertak kelenjar tiroid untuk menghasilkan hormon pertumbuhan untuk mengatur proses
metabolisme. Selain itu cahaya gelap akan menggertak dilepaskannya hormon androgen.
Hormon androgen ikut serta dalam proses pembentukan tulang (Byuse, 1996 dalam Sunarti,
2004), lebih lanjut dinyatakan bahwa selama periode gelap ternyata level hormon
kortikosteroid menjadi rendah. Level hormon kortikosteroid berbanding lurus dengan level
stres. Unggas adalah hewan yang mudah stres, sehingga pemberian cahaya gelap akan
menghambat pelepasan hormon kortikosteroid dan memberikan kesempatan labih banyak
pada unggas untuk beristirahat, sehingga stres dapat berkurang.
Sunarti, D. 2004. Pencahayaan Sebagai Upaya Pencagahan Cekaman Pada Industri
Perunggasan tropis Berwawasan Animal Welfare. Sidang Senat Buru Besar Universitas
Diponegoro. Semarang.
Peningkatan ratio heterophil : limphosit adalah statu indikator stres yang dapat diterima pada
ayam. Broiler yang dipelihara dalam cahaya berkelanjutan memiliki rasio heterofil : limphosit
lebih tinggi dan mengalami respon ketakutan lebih besar, ditunjukkan dengan peningkatan
waktu immobilitas (tidak bergerak), dibandingkan unggas yang dipelihara di bawah
photoperiod 12 L : 12 D (Zulkifli et al, 1998 dalam Olanrewaju 2006).

Cahaya biru-hijau menstimulasi pertumbuhan anak ayam, sedangkan orange-merah


menstimulasi reproduksi (Rozenboim et al, 2004). Cahaya dari panjang gelombang yang
berbeda memiliki efek stimulasi yang berbeda
perubahan perilaku yang mempengaruhi

pada retina dan dapat menghasilkan

pertumbuhan dan perkembangan (Lewis dan

Morris, 2000).
Rozenboim, I., Y. Piestun, N. Mobarkey, M. Barak, A. Hoyzman, and O. Halevy. 2004b.
Monochromatic light stimuli during embryogenesis enhance embryo development and
posthatch growth. Poult. Sci. 83:14131419.

North dan Bell (1990) menyatakan bahwa terdapat efek warna cahaya terhadap
beberapa hal seperti pertumbuhan, tingkat dewasa kelamin, produksi, berat telur dan
lain-lain.
North, M.O dan D.D. Bell. 1990. Commercial Chicken Production Manual, 4 th Edit.
Chapman and bHall, New York USA.

Darre (2001), menyatakan cahaya yang mempengaruhi otak besar ayam ada tiga faktor yaitu
panjang gelombang, intensitas dan durasi atau lamanya cahaya yang terpancar. Terkait
panjang gelombang, ayam di bawah umur 8 minggu dapat distimulasi cahaya biru, sementara
cahaya merah dapat menstimulasi perkembangan organ-organ reproduksi pada ayam masa
grower atau masa produksi. Cahaya merah memberi kematangan seksual lebih cepat dan
lebih seragam dibanding cahaya lampu TL biasa.
Darre, M.J. 2001. Light management in egg production facilities. In: Proceedings, Iowa Egg Industry
Symposium, November 7, 2001. pp 23 - 29.

Pembahasan Progam pecahayaan

Progam pencahayaan merupakan salah satu faktor penunjang dalam proses produksi
ayam petelur hal ini dikarenakan fungsi cahaya yang dapat menstimulus fungsi fungsi
hormonal pada ternak unggas . Pencahayaan adalah parameter penting dari produksi unggas.
Pencahayaan merupakan faktor eksogen yang kuat dalam mengontrol banyak proses
fisiologis dan perilaku. Pencahayaan mungkin merupakan faktor yang paling kritis dari
semua faktor lingkungan bagi unggas. Pencahayaan merupakan keterpaduan dengan
penglihatan, termasuk ketajaman visual dan pembedaan warna ( Manser dalam Olanrewaju,
2006). Nalbandov (1990) dalam Sunarti (2004), menjelaskan bahwa cahaya melalui retina
mata akan diteruskan melalui saraf mata menuju hipotalamus anterior, kemudian merespon
dengan melepaskan substansi yang menstimulir kelenjar hipofise untuk memproduksi
hormon gonadotropin. Hormon ini akan bersama aliran darah merangsang ovarium serta
organ reproduksi lain. Di samping itu juga akan membantu proses pematangan folikel telur di
gonad, perkembangan bulu dan jengger pada ayam petelur. Di sisi lain cahaya juga akan
menggertak kelenjar tiroid untuk menghasilkan hormon pertumbuhan untuk mengatur proses
metabolisme. Selain itu cahaya gelap akan menggertak dilepaskannya hormon androgen.
Hormon androgen ikut serta dalam proses pembentukan tulang (Byuse, 1996 dalam Sunarti,
2004), lebih lanjut dinyatakan bahwa selama periode gelap ternyata level hormon
kortikosteroid menjadi rendah. Level hormon kortikosteroid berbanding lurus dengan level
stres. Unggas adalah hewan yang mudah stres, sehingga pemberian cahaya gelap akan
menghambat pelepasan hormon kortikosteroid dan memberikan kesempatan labih banyak
pada unggas untuk beristirahat, sehingga stres dapat berkurang.

PT Charoend Pokphand Jaya farm unit lebak 6 merupakan salah satu perusahaan
breeding farm yang telah menerapkan sistem close house dengan teknologi yang cukup
modern dilengkapi dengan pengatur suhu ,kelembapan ,dan intensitas cahaya yang dapat di
atur secara otomatis melalui kontrol panel. Pemberian cahaya untuk periode laying pada
umur 35 38 minggu di lakukan dengan durasi selama kurang lebih 14 jam sesuai dengan
umur dan kondisi unggas . Zulkifli et al ( 1998 ) dalam Olanrewaju (2006) menyatakan
bahwa Peningkatan ratio heterophil : limphosit adalah statu indikator stres yang

dapat

diterima pada ayam. Broiler yang dipelihara dalam cahaya berkelanjutan memiliki rasio

heterofil : limphosit lebih tinggi dan mengalami respon ketakutan lebih besar, ditunjukkan
dengan peningkatan waktu immobilitas (tidak bergerak),

dibandingkan unggas yang

dipelihara di bawah photoperiod 12 L(light) : 12 D (dark)

PT Charoend Pokphand Jaya farm unit lebak 6 menggunakan lampu pijar sebagai
sumber pencahayaan dengan daya 14 -23 watt dengan lux berkisar 5-7lx. North dan Bell
(1990) menyatakan bahwa terdapat efek warna cahaya terhadap beberapa hal seperti
pertumbuhan, tingkat dewasa kelamin, produksi, berat telur dan lain-lain .Untuk warna lampu
kandang ayam periode laying dengan umur 35- 38 minggu meggunakan lampu dengan
warna cahaya orange merah guna merangsang proses produksi telur . Darre (2001),
menyatakan cahaya yang mempengaruhi otak besar ayam ada tiga faktor yaitu panjang
gelombang, intensitas dan durasi atau lamanya cahaya yang

terpancar. Terkait panjang

gelombang, ayam di bawah umur 8 minggu dapat distimulasi cahaya biru, sementara cahaya
merah dapat menstimulasi perkembangan organ-organ reproduksi pada ayam masa grower
atau masa produksi. Cahaya merah memberi kematangan seksual lebih cepat dan lebih
seragam dibanding cahaya lampu TL biasa. Rozenboim et al (2004) menambahkan bahwa
Cahaya biru-hijau menstimulasi pertumbuhan anak ayam, sedangkan orange-merah
menstimulasi reproduksi.

Cahaya dari panjang gelombang yang berbeda memiliki efek

stimulasi yang berbeda

pada retina dan dapat menghasilkan perubahan perilaku yang

mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan (Lewis dan Morris, 2000).

Anda mungkin juga menyukai