I.
PENDAHULUAN
Ikan patin, ikan nila dan ikan gurame merupakan komoditas ikan yang banyak
dibudidayakan masyarakat. Tingginya permintaan pasar, mudah dan murahnya
faktor produksi serta teknik budidaya yang tidak terlalu sulit menjadi alasan
utama kenapa petani banyak membudidayakan komoditas ini. Namun salah satu
yang menjadi kendala dalam budidaya nya adalah hama dan penyakit ikan yang
tiba tiba menyerang, penyakit ini biasa disebabkan oleh faktor lingkungan,
kualitas pakan yang kurang baik, atau karena adanya serangan mikroorganisme
parasite.
1.2. Tujuan dan Manfaat praktikum
Praktikum ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenisjenis ektoparasit
yang menyerang ikan air tawar yaitu pada ikan uji yaitu dengan cara nekropsi, dan
untuk mengamati gejala gejala apa saja yang dialami ikan yang sakit.
Sedangkan manfaat yang diperoleh dari praktikum ini diharapkan sebagai
informasi tentang jenis-jenis ektoparasit yang menyerang ikan uji secara spesifik
sehingga dapat dilakukan penanganan yang tepat untuk mengobati ikan yang sakit
serta mengetahui proses dari nekropsi pada ikan sakit.
Parasit merupakan organisme yang hidup pada atau di dalam organisme lain
dan mengambil makanan dari organisme yang ditumpanginya untuk berkembang
biak (Subekti dan Mahasri, 2010). Berdasarkan habitatnya, parasit dalam tubuh
ikan dibagi menjadi dua yaitu ektoparasit (parasit yang menyerang bagian luar
tubuh ikan, misalnya pada insang, sirip dan kulit), dan endoparasit (parasit yang
menyerang bagian dalam tubuh ikan, misalnya usus, ginjal dan hati) (Balai
Karantina Ikan Batam, 2007).
Penyakit pada ikan didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat mengganggu
proses kehidupan ikan, sehingga pertumbuhan menjadi tidak normal. Secara
umum penyakit dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu penyakit infeksi dan non
infeksi. Penyakit infeksi disebabkan oleh organisme hidup seperti parasit, jamur,
bakteri, dan virus dan penyakit non infeksi disebabkan oleh faktor non hidup
seperti pakan, lingkungan, keturunan dan penanganan (Afrianto dan Liviawaty,
2003).
Penyakit yang disebabkan oleh parasit secara umum jarang mengakibatkan
penyakit yang sporadis. Tetapi untuk intesitas penyerangan yang sangat tinggi dan
areal yang terbatas dapat berakibat sporadis. Akibat dari penyakit yang
disebabkan oleh parasit secara ekonomis cukup merugikan yaitu dapat
menyebabkan kematian, menurunkan bobot, bentuk serta ketahanan tubuh ikan
sehingga dapat dimanfaatkan sebagai jalan masuk bagi infeksi sekunder oleh
patogen lain seperti jamur, bakteri dan virus ( Windi, 2011).
Penyakit ikan merupakan segala sesuatu yang dapat menimbulkan gangguan
pada ikan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Gangguan pada ikan
dapat disebabkan oleh organisme lain, pakan maupun kondisi lingkungan yang
(Afrianto,2003).
Parasitisme adalah bentuk simbiosis dari dua individu yang satu tinggal,
berlindung atau maka di atau dari individu lainnya yang disebut inang, selama
hidupnya atau sebagian dari masa hidupnya. Bagi parasit, inang adalah habitatnya
sedangkan mangsa bagi predator bukan merupakan habitatnya, selain itu pada
umumnya parasit memerlukan suatu individu inang bagi pertumbuhannya, apakah
dalam jangka waktu sampai dewasa atau hanya sebagian dari stadia hidupnya,
sedangkan predator memerlukan beberapa mangsa selama hidupnya (Anonim,
2010). Adapun tanda-tanda dari ikan yang telah terkena serangan penyakit atau
parasit adalah ikan terlihat pasif, lemah dan kehilangan keseimbangan; nafsu
makan mulai berkurang; malas berenang dan cenderung mengapung di permukaan
air; adakalanya ikan bergerak secara cepat dan tiba-tiba; selaput lendimya
berangsur-angsur berkurang atau habis, sehingga tubuh ikan tidak licin lagi
(kesat); pada permukaan tubuh ikan terjadi pendarahan, terutama dibagian dada,
perut atau pangkal ekor; di beberapa bagian tubuh ikan, sisiknya tampak rusak
bahkan terlepas. Sering pula terlihat kulit ikan mengelupas; sirip dada, punggung
maupun ekor sering di jumpai rusak dan pecah-pecah, pada serangan yang lebih
hebat kadang-kadang hanya tinggal jari-jari siripnya saja; insang terjadi rusak
sehingga ikan sulit untuk bernafas, wama insang menjadi keputih-putihan atau
kebiru-biruan; dan bagian isi perutnya terutama hati, berwarna kekuning-kuningan
dan ususnya menjadi rapuh (Anonim, 2007).
Berdasarkan daerah penyebaran, penyakit atau parasit ikan dapat dibagi
menjadi 3 golongan yaitu: 1. Penyakit atau parasit pada kulit. Penyakit atau
parasit ini menyerang bagian kulit ikan sehingga dengan mudah dapat dideteksi.
2. Penyakit atau parasit pada insang. Penyakit atau parasit yang menyerang organ
insang agak sulit untuk dideteksi secara dini karena menyerang bagian dalam
ikan. 3. Penyakit atau parasit pada organ dalam. Ciri utama ikan yang terkena
serangan penyakit atau parasit pada organ (alat-alat) dalamnya adalah terjadi
pembengkakan di bagian perut disertai dengan berdirinya sisik. (Anonim, 2011).
Nekropsi ikan merupakan suatu prosedur observasi/pemeriksaan ikan untuk
memperoleh informasi struktur dan penampakan luar dan organ dalam secara
sistematis, informasi ini selanjutnya bermanfaat sebagai dasar untuk mendiagnosa
gangguan hama dan penyakit ikan yang menyebabkan kematian pada ikan (Iese
Lukistyowati.2016)
IkanGuramemerupakanjenisikankonsumsiairtawar,bentukbadanpipih
lebar,bagian punggung berwarna merah sawo dan bagian perut berwarna
kekuningkuningan/keperakperakan.Ikan Gurame merupakan keluarga
Anabantidae,keturunanHelostomadanbangsaLabyrinthici.IkanGurameberasal
dariperairandaerahSunda(JawaBarat,Indonesia),danmenyebarkeMalaysia,
Thailands, Ceylon dan Australia.Pertumbuhan Ikan Gurame agak lambat
dibanding dengan jenis ikan tawar lainnya (Prihatman 2000) dalam (M.
Fais.2008).
KlasifikasiIkanGurameadalahsebagaiberikut(Saanin1984)dalam(M.
Fais.2008),Klas:Pisces,SubKelas:Teleostei,Ordo:Labyrinthici,SubOrdo:
Anabantoidae, Famili : Anabantidae, Genus : Osphronemus, Species :
Osphronemusgourami.
Patin merupakan jenis ikan konsumsi air tawar asli Indonesia yang
tersebar di sebagian wilayah Sumatera dan Kalimantan. Daging ikan patin
memilikikandungankaloridanproteinyangcukuptinggi,rasadagingnyakhas,
enak,lezatdangurihsehinggadigemariolehmasyarakat.Ikanpatindinilailebih
amanuntukkesehatankarenakadarkolesterolnyarendahdibandingkandengan
daginghewanternak.Selainituikanpatinmemilkibeberapakelebihanlain,yaitu
ukuran per individunya besar dan di alam panjangnya bisa mencapai 120 cm
(SusantodanAmri,2002).
Menurut Kordik (2005) dalam (Ahmad Zaldi.2010), sistematika ikan patin
diklasifikasikan sebagai berikut, Filum : Chordata,Kelas : Pisces,Subkelas :
Teleostei,Ordo:Ostariophysi,Subordo:Siluroidae,Famili:Pangasidae,Genus:
Pangasius,Spisies:Pangasiusdjambal.Djariah(2001)dalam(AhmadZaldi.2010)
mengemukakan, Ikan patin memiliki warna tubuh putih keperakperakan dan
punggung kebirubiruan, bentuk tubuh memanjang, kepala relatif kecil. Ujung
kepalaterdapatmulutyangdilengkapiduapasangsungutpendek.
10
terhadap objek yang telah ditentukan baik itu secara visual maupun dibawah
mikroskop dengan perbesaran tertentu.
3.4. Prosedur Praktikum
Ikan sampel diukur TL dan SL terlebih dahulu, selanjutnya diperhatikan
gejala-gejala apa yang dialami oleh ikan sampel yang sakit seperti adanya bintikbintik merah pada kulit, kulit yang terkelupas, sirip yang putus dan ditumbuhi
jamur. Pengambilan
sampel
parasite
ikan
dengan
cara
dikikis/dikerok
menggunakan scuple pada permukaan tubuh ikan terutama didaerah luka (selaput
lendirnya), organ yang abnormal, pada bagian insang untuk mengamati jenis
parasit pada ikan cukup bagian insang yang diluar dipotong secara tipis
menggunakan gunting bedah.
Hasil kerokan tersebut diletakkan pada gelas objek yang terlebih dahulu
diberi aquades 1-2 tetes. Selanjutnya, preparat yang sudah diletakkan di gelas
objek kemudian ditutup dengan menggunakan gelas penurup (cover glass) dengan
hati-hati dan jangan sampai terdapat gelembung udara, bila ada gelembung udara
dapat ditambahkan aquades kembali. Preparat siap diamati dibawah mikroskop
dengan pembesaran terkecil terlebih dahulu, dan setelah objek ditemukan, baru
diamati dengan pembesaran yang kita inginkan. Jenis parasit yang ditemukan,
dicocokkan ke dalam buku identifikasi untuk mencari nama spesies parasit
tersebut.
11
IV.
4.1. Hasil
Adapun hasil yang didapatkan pada saat praktikum adalah :
4.1.1. Identifikasi ikan yang terserang penyakit.
4.1.1.1 Ikan Patin (Pangasius hypopthalmus).
12
Gambar 1. Dactylogyrus sp
2. Klasifikasi Saprolegnia sp
Kelas: Phycomycetes, Sub kelas: Oomycetes,Ordo: Saprolegniales,
Family: Saprolegniaceae, Genus: Saprolegnia, Spesies: Saprolegnia sp.
Gambar 2. Saprolegnia sp
3. Gambar Dactylogyru sp egg
13
Intensitas
2.2
egg
II.1.
Pembahasan
Pada praktikum Parasit dan penyakit ikan ini, ikan yang digunakan sebagai
sampel untuk mengidentifikasi ada tidaknya parasit pada ikan yakni ikan patin
,ikan nila, dan ikan gurame yang sakit. Alasan digunakannya ikan komuditi ini
merupakan ikan air tawar yang banyak dibudidayakan oleh masyarakat maupun
BBI sehingga stoknya mudah diperoleh. Dari praktikum identifikasi ektoparasit
khusunya pada ikan patin (Pangasius hypopthalmus) yang telah dilakukan
didapatka ektoparasit yaitu : Dactylogyrus sp yang ditemukan pada permukaan
tubuh dan pada insang dari patin. Dari hasil pengamatan 8 sampel ikan yang
digunakan, hanya 2 ekor ikan patin yang terserang parasit.
Sedangkan hasil pengamatan dari ikan nila (Oreochromis niloticus) dan
gurame ( Osphronemus gouramy) didapatkan lima jenis ektoparasir yaitu :
Dactyogyrus sp ditemukan 2 di Insang , 1 dimucus dan 2 disirip , protozoa
ditemukan di insang sebanyak 1, jamur Saprolegnia sp ditemukan 1 disirip, cacing
ditemukan 1 diinsang dan Dactylogyrus sp egg ditemukan satu di insang. Sampel
ikan yang digunakan sebanyak lima ekor namun yang terinfeksi parasite sebanyak
3 ekor ikan, dua ikan nila dan satu gurame.
Menurut Kurnia (2010) Dactylogyrus sp menginfeksi insang semua jenis ikan
air tawar, terutama ukuran benih. Menurut Gusrina (2008) Parasit Dactylogyrus sp
14
mempunyai siklus hidup langsung yang melibatkan satu inang. Parasit ini
merupakan ektoparasit pada insang ikan. Telur-telur yang dilepaskan akan
menjadi
larva
cilia
yang
yang
dinamakan
penetasan
oncomiracidium.
15
16
17
IV.
5.1. Kesimpulan
Dari pengamatan yang dilakukan bahwa jebis jenis ektoparasit yang
menyerang ikan patin adalah: Dactylogyrus sp sering menyerang pada bagian
insang ,sirip dan mucus, sedangkan untuk ikan nila dan ikan gurame parasite yang
ditemukan diantranya yaitu : Dactyogyrus sp ditemukan 2 di Insang , 1 dimucus
dan 2 disirip , protozoa ditemukan di insang sebanyak 1, jamur Saprolegnia sp
ditemukan 1 disirip, cacing ditemukan 1 diinsang dan Dactylogyrus sp egg
ditemukan satu di insang. Gejala-gejala yang ditunjukkan oleh komuditi ikan yang
sakit tersebut adalah kulit terkelupas, bagian ventral, dorsal dan pectoral terdapat
bintik-bintik merah, tubuh pucat, insang berwarna pucat, dan bagian sirip
rusak/luka/patah serta pergerakan ikan lambat
5.2. Saran
Diharapkan untuk praktikum selanjutnya saat pengambilan ikan sampel
dari tempat pemeliharaan, agar tidak mencuci ikan atau menggantikan air ikan
dari kolam/tempat pemeliharaan dengan air jernih yang menyebabkan parasit
yang ada pada tubuh ikan terlepas. Dan diperlukan ketelitian dalam pengamatan
parasite dengan menggunakan mikroskop agar sasaran yang dituju didapatkan.
18
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, Asrini Budi. 2004. Interaksi Pestisida dan Infeksi Bakteri Aeromonas
hydrophila pada Ikan Lele Dumbo (Clarias sp.). Skripsi. Departemen
Budidaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian
Bogor.
Fais,M.2008. Budidaya Ikan Gurame Secara Intensif.Agromedia
Pustaka.Jakarta.
Gusrinai. 2008. Pemetaan Infestasi Cacing Parasit dan Resiko Zoonosis pada Ikan
Laut di Perairan Indonesia Bagian Selatan. Sekolah Pasca Sarjana. Institut
Pertanian Bogor.
Maharsi dan Subekti.2010. Deteksi Penyakit Pada Ikan Budidaya. Sinar
Pustaka: Jakarta.
Ningsih, Sri Rahma.2011. Jamur Saprolegnia sp Penyebab Penyakit Pada Ikan.
http://jamur-saprolegnia-sp-penyebab-penyakit-ikan.blogspot.com
Purnomo, Adi.2013. Usaha Sukses Budidaya Ikan Nila. Pustaka Jaya: Surabaya.
Rafsanjani.2011. Identifikasi Parasit Pada Ikan Air Tawar. Fakultas Perikanan
Universitas Diponegoro.
Windi,riri 2011. Identifikasi Ektoparasit dan Endoparasit pada Ikan diakses
dari http://budidaya-ikan-ririwindri.blogspot.com/2011/02/derajat-infeksiektoparasit-pada-benih.html.pada tanggal 14 Desember 2011
Zaldi,Ahmad.2010. Teknik Cepat Budidaya Ikan Patin. Kanisius:Yogyakarta.
19
LAMPIRAN
20
Tisu
Mikroskop
aquades
Dactylogyrus sp
Cacing
Saprolegnia sp
Protozoa
Dactylogyrus sp egg
x 100 %
21
Intensitas =
22