DEMAM BERDARAH
Demam berdarah dengue (DBD) masih merupakan masalah kesehatan
masyarakat dan menimbulkan dampak sosial maupun ekonomi. Jumlah kasus
yang dilaporkan cenderung meningkat dan daerah penyebarannya bertambah
luas. Kerugian sosial yang terjadi antara lain karena menimbulkan kepanikan
dalam keluarga, kematian anggota keluarga, dan berkurangnya usia harapan
penduduk. Dampak ekonomi langsung pada penderita DBD adalah biaya
pengobatan, sedangkan dampak ekonomi tidak langsung adalah kehilangan
waktu kerja, waktu sekolah dan biaya lain yang dikeluarkan selain untuk
pengobatan seperti transportasi dan akomodasi selama perawatan penderita.
Pencegahan Penyakit Menular (P2M) Demam Berdarah adalah Program yang
di canangkan oleh pemerintah untuk ditujukan ke masyarakat melalui fasilitas
kesehatan salah satunya yaitu puskesmas. Puskesmas Tanjung Pinang
merupakan salah satu Puskesmas yang telah menerapkan Program P2M,
dikarenakan permasalahan yang sangat kompleks, perlu dilakukan kajian
implemetasi akan menggambarkan implementasi Program P2M di Puskesmas
Tanjung Pinang dilihat dari ketercapaian tujuan, ketepatan sasaran serta
pelaksana program.
1. ANALISA KOMUNITAS
Apa program yang digalakkan oleh Pemerintah Kota Jambi untuk
mencegah penyakit demam berdarah di daerahnya?
Pemerintah Kota Jambi telah menetapkan program program Pencegahan
Penyakit Menular (P2M) pada tahun 2013. Pencegahan Penyakit Menular
(P2M) Demam Berdarah adalah Program yang
di canangkan oleh
2. DIAGNOSIS KOMUNITAS
DIAGNOSIS PERILAKU
DIAGNOSIS EPIDEMIOLOGIS
Minimnya sosialisasi dan jumlah
Di kecamatan Tanjung Pinang,
tenaga
medis
serta
kurangnya
DBD
telah
menjadi
masalah
itu
juga
untuk
kurangnya
menjaga
kesadaran
kebersihan
telah
terjadi
peningkatan
penerapan
lingkungan
banyaknya
3M
masyarakat.
di
Dan
(77%).
dingin
kemungkinan
naik
turun
lebih
dari
Peningkatan
dan
disebabkan
oleh
perkembangan.
kepala,
nyeri
pada
sendi,
Berdasarkan
yang
peningkatan
lemahnya
mempengaruhi
kasus
termasuk
upaya
program
pengendalian
DBD,
sehingga
perkotaan,
perubahan
epidemiologi
DBD
merupakan
kegiatan
pelacakan
kesehatan, upaya kesehatan, upaya kesehatan ibu dan anak serta keluarga
berencana, upaya perbaikan gizi masyarakat, upaya pencegahan dan
pemberantasan penyakit menular dan upaya pengobatan. Upaya kesehatan
wajib tersebut adalah:
1. Upaya Promosi Kesehatan
2. Upaya Kesehatan Lingkungan
3. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana
4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
5. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
6. Upaya Pengobatan
II.
kemampuan Puskesmas.
4. ANALISA TARGET.
Dalam melakukan pencegahan penyakit DBD ini keluarga perlu
melakukan beberapa metode yang tepat yaitu:
a
Lingkungan
Metode lingkungan untuk mengendalikan nyamuk tersebut antara lain
dengan pemberantasan sarang nyamuk (PSN), pengelolaan sampah padat,
modifikasi tempat perkembangbiakan nyamuk, sebagai contoh keluarga
dapat melakukan:
1
Mengganti/menguras
vas
bunga
dan
tempat
minuman
burungseminggu sekali.
3
Biologi
Pencegahan penyakit DBD secara biologi antara lain dengan menggunakan
ikan pemakan jentik jika mempunyai kolam di sekitar rumah.
c
Kimiawi
Cara pencegahan antara lain:
1
Hindari tidur siang, terutama di pagi hari antara jam 9-10 atau
sore hari sekitar jam 3-5, karena nyamuk aedes aegepty
mempunyai kebiasaan menggigit pada pada jam-jam tersebut.
Dari keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa cara yang paling efektif
yang dapat dilakukan keluarga dalam pencegahan penyaki DBD adalah
dengan 3M, yaitu menutup, menguras, menimbun. Selain itu juga
melakukan beberapa cara pencegahan yang lain seperti memelihara ikan
pemakan jentik, memberikan bubuk abate, menggunakan kelambu pada
waktu tidur, memasang kelambu, menyemprot dengan insektisida,
memasang obat nyamuk, memeriksa jentik berkala, dan lain-lain sesuai
dengan kondisi setempat
5.
6.
IMPLEMENTASI
Program kegiatan pencegahan penyakit menular (P2M) Demam Berdarah
ini diselenggarakan oleh pemerintah, yang kemudian dalam pelaksanaannya
dibantu oleh puskesmas, disosialisasikan ke masyarakat pada kelompok melalui
beberapa lembaga dan melalui individu. Kegiatan tersebut mencakup diseluruh
desa dalam suatau kecamatan.
Tindakan yang dapat dilakukan meliputi :
3M
(menguras
tempat
penampungan
air
(TPA),
menutup
TPA dan
7. EVALUASI PROGRAM
Program Pencegahan Penyakit Menular (P2M) Demam Berdarah di
Puskesmas Tanjung Pinang sudah terlaksana namun kurang maksimal. Hal ini
dapat dilihat dari kegiatan program yang terealisasi namun banyak hambatan.
Dari segi sumber daya, jumlah pelayan kesehatan yang dibutuhkan masih
kurang mendukung atau masih dalam tahap minimum dan fasilitas yang kurang
memadai untuk penunjang pelaksanaan program tersebut. Pada pihak
pelaksana, sudah dapat melaksanakan namun kurang optimal. Dengan
demikian maka perlu adanya sosialisasi yang merata mengenai Pencegahan
penyakit menular (P2M) Demam Berdarah. Selain itu juga diperlukan biaya
untuk mendukung program ini agar terlaksana dengan baik.