I. PENDAHULUAN
Cahaya putih merupakan cahaya
polikromatik yang terdiri dari berbagai panjang
gelombang yang dapat bervibrasi kesegala arah.
Cahaya putih dapat diubah menjadi cahaya
monokromatik (hanya terdiri dari satu panjang
gelombang) dengan menggunakan suatu filter
atau sumber cahaya yang khusus. Cahaya
monokromatik ini disebut cahaya terpolarisasi.
Peristiwa polarisasi tidak dapat diamati secara
langsung oleh mata manusia, sehingga
diperlukan suatu alat yang dapat membantu
untuk menunjukan gejala polarisasi tersebut.
Melalui polarimeter gejala polarisasi dapat
ditunjukan, selain itu melalui alat ini dapat
dilihat pula bagaimana larutan optic aktif
seperti larutan gula dapat membelokan cahaya
yang
telah
dipolarisasi.
Pengamatanpengamatan yang dapat dilakukan melalui
polarimeter ini lah yang melatar belakangi
dilakukanya percobaan polarimeter.
II. TEORI DASAR
(gambar 1. polarimeter)
(gambar 2. polarisator)
III. PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan adalah polarimeter,
gelas kimia, gelas ukur, 2 buah tabung gelas
ukuran 10cm dan 15cm, glukosa-monohidrat,
air suling dan neraca.
3.2 Metode Eksperimen
Hal yang dilakukan pada percobaan ini
adalah mengukur sudut putar pada larutan zat
optic aktif (air suling, larutan 10% glukosa, dan
larutan tak hingga) yaitu dengan menentukan
titik nol terlebih dahulu. Pertama memasukkan
air suling ke dalam calorimeter (10cm dan