Anda di halaman 1dari 10

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VII

Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Pebruari 2008

PENENTUAN PRIORITAS PROYEK PEMBANGUNAN UNTUK


PEMENUHAN KEBUTUHAN ENERGI LISTRIK JANGKA
PANJANG SAMPAI DENGAN TAHUN 2025 DI BALI DENGAN
PENDEKATAN ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP)
Asahi Yusuf Syarif1); Udisubakti Ciptomulyono2); Tri Joko Wahyu Adi1)
1)
Manajemen Proyek
2)
Manajemen Industri
Magister Manajemen Teknologi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
ABSTRAK
Pada saat ini sistem kelistrikan di pulau Bali telah terpasang sistim transmisi
satu sambungan kabel bawah laut dengan kapasitas 150 kV, yang menghubungkan
pulau Jawa ke pulau Bali tetapi telah beberapa kali mengalami gangguan/kerusakan
akibat kondisi lokasi selat Bali. Untuk pemenuhan kebutuhan listrik yang semakin
meningkat dari tahun ke tahun, khususnya di Bali maka suplai daya listrik dilakukan
sebagian besar melalui transmisi daya listrik dari Jawa ke Bali mengingat jumlah
pembangkit di Bali sangat sedikit jumlah dengan kapasitas yang kecil pula. Dalam
pengembangan pembangunan untuk pemenuhan kebutuhan listrik tersebut perlu adanya
pemilihan prioritas pembangunan yang akan dikembangkan sebagai pilot project
pengembangan sistim jaringan listrik dan sistim pembangkit listrik Jawa-Madura-Bali.
Penelitian ini bertujuan untuk membantu menentukan prioritas pembangunan
yang akan dikembangkan untuk pemenuhan kebutuhan listrik, khususnya di Bali,
sehingga pengembangannya akan lebih terfokus dan terarah. Metode yang digunakan
dalam pemilihan tersebut adalah Analytic Network Process (ANP), dimana proses
pemilihan didasarkan pada kriteria-kriteria yang telah ditentukan, namun dengan
memperhitungkan pula ketergantungan atau dependensi antar kriteria itu sendiri. Sistem
jaringan listrik dan sistem pembangkit yang menjadi alternatif dalam penentuan
prioritas pembangunan untuk pemenuhan kebutuhan listrik di Bali yang direncanakan
Perusahaan Listrik Negara (PLN) adalah Instalasi Kabel Laut dengan Teknologi Gas
Insulated-Line, Instalasi Kabel Laut dengan Teknologi Horizontal Direct Drilling,
Instalasi Kabel pada Jembatan; Instalasi Pembangkit Baru dengan Tenaga Air, Batu
Bara, Gas Bumi, Panas Bumi dan Bio Massa. Sedangkan kriteria yang digunakan adalah
kriteria finansial, kriteria ekonomis, kriteria strategi, kriteria teknologi dan konstruksi
serta kriteria dampak lingkungan
Hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi pendukung keputusan dalam
penentuan prioritas proyek untuk kebutuhan listrik jangka panjang sampai dengan tahun
2025 serta memberikan usulan rekomomendasi strategis pelaksanaan proyek yang
sesuai
Kata kunci: Sistem JAMALI, Sistem Interkoneksi, Pembangkit Listrik, Analytic
Network Process (ANP)
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Perkembangan peningkatan kebutuhan tenaga listrik di Jawa-Madura-Bali untuk
tahun-tahun mendatang, maka perlu juga disiapkan kemungkinan pulau Jawa dan pulau
Bali dapat dihubungkan dengan sistim jaringan transmisi dengan kapasitas 500 kV yang
lebih baik termasuk pembangunan pembangkit tenaga listrik. Untuk itu diperlukan
persiapan dalam pengembangan pembangunan untuk pemenuhan kebutuhan listrik

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VII


Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Pebruari 2008

sebagai pilot project pengembangan sistim jaringan listrik dan sistim pembangkit listrik
Jawa-Madura-Bali. Sehingga terjadi pemilihan prioritas pembangunan yang akan
dikembangkan, khususnya untuk Bali.
Dalam penentuan prioritas proyek pembangunan sistem jaringan listrik dan
sistem pembangkit listrik yang akan dilaksanakan, memilki pengertian untuk
mengidentifikasi dan menilai proyek pembangunan yang ada berdasarkan kriteria
tertentu (Masum dan Tabucanon, 1991), dalam hal ini adalah sistem jaringan listrik dan
sistem pembangkit listrik. Alternatif proyek pembangun untuk pemenuhan kebutuhan
listrik jangka panjang ini adalah alternatif pertama instalasi kabet laut (Submarine
cables Instalation) dengan tiga jenis teknologi konstruksi yaitu Teknologi HDD,
Teknologi GIL (Gas Insulation Line) dan Teknologi Jembatan dengan pemasangan
kabel di bawah jembatan Alternatif kedua adalah instalasi saluran udara (Over headlines
Instalation) dan allternatif ketiga adalah instalasi pembangkit baru (Power house
Instalation). Sedangkan tinjauan kriteria dalam proyek ini adalah faktor pertumbuhan
ekonomi,faktor potensi teknis alam/lapangan, faktor tata ruang, faktor optimalisasi
sarana dan prasarana yang ada, faktor desain-jenis konstruksi, serta faktor biaya
pembangunan proyek sistem jaringan dan penambahan pembangkit baru. Sehingga
dilaksanakan pemilihan prioritas dengan menggunakan Multi Criteria Decision Making
(MCDM, yang mampu mengidentifikasi kriteria mana yang paling penting dalam
penentuan prioritas pembangunan sistem pembangkit listik dan sistem jaringan listrik.
Dengan memperhitungkan adanya kemungkinan dependensi antar kriteria, maka metode
MCDM yang akan digunakan adalah Analytic Network Process.
Permasalahan
1. Bagaimana membuat kriteria keputusan dan model keputusan dalam menentukan
prioritas proyek pembangunan sistem jaringan listrik dan sistem pembangkit Listrik
untuk Pemenuhan Listrik Jangka Panjang sampai dengan tahun 2025 di Bali.
2. Menentukani kriteria keputusan
dan membangun model keputusan dalam
pemenuhan kebutuhan listrik jangka panjang di Bali berdasarkan kriteria-kriteria
keputusan tentang sistem ketenagalistrikan memenuhi kebutuhan listrik jangka
panjang sampai dengan tahun 2025.
3. Memilih prioritas proyek pembangunan sistem jaringan listrik dan sistem
pembangkit listrik untuk pemenuhan kebutuhan listrik di Bali.
Batasan Masalah
Dalam penelitian ini yang menjadi batasan masalah meliputi hal-hal sebagai berikut :
1) Penelitian hanya dilakukan pada proyek-proyek sudah ada dan direncanakan akan
dikerjakan oleh PLN jangka panjang sampai tahun 2025.
2) Kriteria-kriteria yang digunakan adalah kriteria berdasarkan hasil brainstorming
dan riset yang dilakukan sebelumnya.
3) Asumsi yang dipakai adalah para Pakar mempunyai kemampuan yang tinggi dalam
memberikan penilaian terhadap setiap alternatif dalam penentuan hubungan
ketergantungan serta para Decision Maker mempunyai kemampuan yang tinggi
dalam penentuan nilai/tingkat kepentingan dan ketergantungan kriteria/proyek yang
ada sehingga tidak perlu diragukan lagi kekonsistensian jawaban dari decision
maker.
4) Pemilihan prioritas menggunakan metode Analytical Network Process (ANP)
Tujuan
Dengan penulisan penelitian ini diharapkan memberikan gambaran dan
mengkaji petumbuhan kebutuhan listrik dalam mencari alternatif proyek pembangunan
pemenuhan kebutuhan listrik dalam rentang waktu sampai dengan 2025.

ISBN : 978-979-99735-4-2
B-5-2

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VII


Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Pebruari 2008

METODA
Manajemen Proyek
Pengertian dari manajemen proyek adalah kegiatan merencanakan,
mengorganisasikan, mengarahkan, dan mengendalikan sumber daya organisasi
perusahaan untuk mencapai tujuan tertentu dalam waktu tertentu dengan sumber daya
tertentu.
Dasar-dasar Pengambilan Keputusan
Dari beberapa definisi pengambilan keputusan yang ditemukan, dapat
dirangkum bahwa pengambilan keputusan di dalam suatu organisasi merupakan hasil
suatu proses komunikasi dan partisipasi yang terus menerus dari keseluruhan organisasi.
Hasil keputusan tersebut dapat merupakan pernyataan yang disetujui antar alternatif
atau antar prosedur untuk mencapai tujuan tertentu.
Multi Criteria Decision Making (MCDM)
Proses pengambilan keputusan adalah proses pemilihan tindakan ataupun arah
tindakan dari berbagai alternatif sehingga dari proses tersebut akan memberikan suatu
hasil yang optimal berdasarkan beberapa optimasi kriteria. Analisa keputusan pada
system yang kompleks, istilah multiple criteria, multiple objective, dan multiple
attribute digunakan untuk menggambarkan masalah yang komplek tersebut, namun
multiple criteria decision making (MCDM) telah menjadi istilah yang diterima untuk
semua teknik yang berhubungan dengan multiple objective decision making (MODM)
ataupun multiple attribute decision making (MADM). (Tabucanon, 1988).
Prinsip Dasar Analytic Network Process (ANP)
Prinsip Dasar Analytic Network Process (ANP) adalah berpikir analitis,
pengambulan keputusan dalam metodologi ANP berdasarkan pada prinsip-prinsip
sebagai berikut (Saaty, 1999) dalam Nugroho (2002) :
Penyusunan struktur jaringan
Penentuan prioritas
Konsistensi logis
Sistem Kelistrikan Indonesia
Sistem kelistrikan di Indonesia sepenuhnya dikelola oleh PLN sebagai
perusahaan negara yang mengemban misi melayani akan kebutuhan tenaga listrik bagi
seluruh masyarakat. Selain PLN dengan anak perusahaannya Pembangkitan JawaMadura-Bali (PJB), Indonesia Power dan pihak swasta (capital power) juga berperan di
dalam penyediaan tenaga listrik tetapi hanya sebatas unit pembangkitan. Peran serta
PLN dalam menyediakan tenaga listrik di Indonesia dapat di kelompokkan dalam dua
kegiatan operasi yaitu Wilayah Jawa, Madura dan Bali (Jamali) serta Wilayah Luar
Jawa
Sistem penyediaan tenaga listrik untuk pulau Jawa, Madura dan Bali dilakukan
secara terpadu atau interkoneksi, sehingga organisasi kegiatan operasi di wilayah ini
dipisahkan antara kegiatan pembangkitan, penyaluran dan distribusi.
Unit pembangkitan PLN yang ada kebanyakan berada di daerah Jawa Bagian
Utara. Unit pembangkitan tersebut terhubung dalam interkoneksi jaringan transmisi 500
kV. Sedangkan untuk wilayah Madura dan Bali terhubung interkoneksi dengan
menggunakn kabel bawah laut.
Sistem tenaga listrik Jawa-Madura-Bali merupakan sistem tenaga listrik yang
terbesar di Indonesia. Sistem ini mengkonsumsi hampir 80% dari tenaga listrik yang
diproduksi. Oleh karena itu pengendalian operasi pada sistem ini akan mempunyai nilai
yang sangat strategis dalam meningkatkan efisiensi penyaluran tenaga listrik kepada
konsumen.

ISBN : 978-979-99735-4-2
B-5-3

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VII


Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Pebruari 2008

Sistem Jaringan Listrik


Interkoneksi secara ekonomi menguntungkan karena hanya sedikit mesin yang
diperlukan sebagai cadangan untuk bekerja pada beban puncak (kapasitas cadangan)
dan sedikit mesin yang bekerja tanpa beban yang diperlukan untuk mengatasi lonjakan
beban yang tidak diharapkan (cadangan putar). Pengurangan mesin itu dimungkinkan
karena sebuah perusahaan dapat meminta tambahan daya kepada perusahaan untuk
tetangganya. Interkoneksi juga memungkinkan suatu perusahaan memanfaatkan sumber
daya yang paling ekonomis dan mungkin bagi suatu perusahaan akan lebih murah untuk
membeli daya dari tetangganya dibandingkan dengan harus membangkitkan daya itu
dengan pembangkitnya yang sudah kuno.
a. Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET)
b. Teknologi Gas-Insulated Transmission Lines (GIL)
c. Kabel Laut dengan Teknologi Horizontal Directional Drilling (HDD)
d. Teknologi Jembatan Panjang
Pembangkit Listrik
Secara garis besar perusahaan pembangkit listrik di Indonesia dikelompokkan
menjadi dua, yaitu pembangkit untuk kepentingan umum dan pembangkit untuk
kepentingan sendiri. Pembangkit untuk kepentingan umum sebagian besar dipasok oleh
PT. PLN (Persero) dan sebagian kecil dipasok oleh perusahaan listrik swasta, yang
sering disebut IPP (Independent Power Producer), dan koperasi. Sedangkan
pembangkit untuk kepentingan sendiri sering disebut captive power, yang diusahakan
oleh swasta untuk kepentingan operasi perusahaannya.
Pembangkit Tenaga Listrik
terdiri dari beberapa jenis,sesuai dengan
klasifikasinya.Jenis-jenis pembangkit tenaga listrik adalah sebagai berikut:
a. Energi Tak Terbarukan :
Pembangkit Listrik Tenaga Batubara
Pembangkit Listrik Tenaga Gas Bumi
b. Energi Terbarukan:
Pembangkit Listrik Tenaga Air.
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa
HASIL DAN DISKUSI
Model keputusan untuk pemilihan proyek ini yang berupa pengambilan
keputusan dengan menggunakan metode ANP (Analytic Network Process) adalah
membandingkan baik kriteria kualitatif ataupun kuantitatif dengan menggunakan bobot
dan prioritas berdasarkan kebijakan-kebijakan, kemudian informasi tersebut diolah
untuk mendapatkan perangkingan dari suatu alyternatif-alternatif. Untuk menguji
validitas model yang diusulkan, dilakukan implementasi untuk pemilihan dan
penjadwalan pembangunan proyek listrik sistem Jawa Bali untuk memenuhi permintaan
listrik jangka panjang sampai tahun 2025.
Pengumpulan Data
Model yang dikembangkan membangun model keputusan untuk pemilihan
proyek ini yang berupa pengambilan keputusan dengan menggunakan metode ANP
(Analytic Network Process) adalah membandingkan baik kriteria kualitatif ataupun
kuantitatif dengan menggunakan bobot dan prioritas berdasarkan kebijakan-kebijakan,
kemudian informasi tersebut diolah untuk mendapatkan perangkingan dari suatu
alternatif-alternatif. Untuk menguji validitas model yang diusulkan, dilakukan
implementasi untuk pemilihan dan penjadwalan pembangunan proyek listrik sistem
Jawa Bali untuk memenuhi permintaan listrik jangka panjang sampai tahun 2025.

ISBN : 978-979-99735-4-2
B-5-4

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VII


Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Pebruari 2008

Pada bagian pertama akan dibahas uraian/rincian kriteria evaluasi proyek yang
diperoleh dari narasumber representatif, kemudian pembobotan kepentingan relatif
setiap kriteria dan evaluasi serta analisa output solusi MCDM dengan metoda ANP yang
dikembangkan.
Nilai Investasi
Tingkat IRR
Finansial
Pencapaian NPV
Payback Periode

Harga Jual Listrik


Ekonomi

Pertumbuhan Penduduk
Tingkat Kebutuhan Energi Listrik
Pertumbuhan PDRB

Tujuan:
Pemenuhan Kebutuhan Listrik
sesuai Kebijakan Energi
Nasional

Jenis Teknologi
Teknologi
dan
Konstruksi

Penguasaan Teknologi
Masa Konstruksi

Struktur Modal
Strategis

Kebijakan Energi Nasional

Kebijakan Wilayah
Pencemaran udara
Dampak
Lingkungan

Kondisi air tanah


Keseimbangan ekosistem
Perubahan sosial dan budaya

Gambar 1. Kriteria Keputusan Pembangunan Kebutuhan Listrik di Bali Jangka Panjang


sampai tahun 2025

Pendefinisian Alternatif Proyek


Alternatif proyek kebutuhan listrik di Bali, telah direncakan dalam skema
Rancangan Kelistrikan Nasional Jangka Panjang yang meliputi proyek sebagai berikut :
Alternatif Proyek

Pembangkit
Listrik Baru

Energi
Terbarukan

Interkoneksi Dengan
Sistem Ketenagalistrikan
Jawa-Madura-Bali
Energi Fosil

Saluran Udara Tegangan


Ekstra Tinggi (SUTET)

Air
Gas Bumi
Panas Bumi

Kabel Baw ah Laut dengan


teknologi Gas Insulated Line
(GIL)

Batu bara
Kabel Baw ah Laut dengan
teknologi Horizontal Direct
Drilling (HDD)

Biomassa

Kabel pada Jembatan


Jaw a Bali

Gambar 2. Skema Keputusan Pembangunan Kebutuhan Listrik di Bali Jangka Panjang


sampai dengan tahun 2025

ISBN : 978-979-99735-4-2
B-5-5

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VII


Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Pebruari 2008
Tabel 1. Alternatif Proyek Pemenuhan Kebutuhan Listrik Di Bali Berdasarkan MasingMasing Sistem Kelistrikan

Sistem Interkoneksi
Kabel Saluran Udara Tegangan
Ekstra Tinggi 500kV
Kabel
bawah
laut
dengan
teknologi Gas Insulated Line
(GIL)
Kabel
bawah
laut
dengan
teknologi Horizontal Directional
Drilling (HDD)

Pembangkit Baru
Pembangkit Listrik Tenaga Air
Pembangkit Listrik Tenaga Batu Bara
Pembangkit Listrik Tenaga Gas Bumi
Pembangkit Listrik Tenaga Panas
Bumi
Pembangkit Listrik Tenaga Bio Massa

Pendefinisian Kriteria Pemilihan Proyek


Penetapan daftar kriteria dan obyektif yang dirumuskan dan akan
diimplementasikan pada penelitian ini diturunkan dari kebijakan energi nasional dan
menampung berbagai narasumber dibidang energi dari berbagai organisasi.
Seperti telah diperlihatkan model keputusan ini terdiri 5 kriteria utama dengan
kelompok intensitas kualitatif sub kriterianya sebanyak 18 macam.dengan 2 alternatif
sistem dan 9 proyek alternatif obyektif
Kriteria Finansial
Kriteria Finansial dalam hal ini sebagai proses capital budgeting merupakan proses
mengevaluasi dan memilih investasi jangka panjang yang sesuai dengan tujuan yang
akan dicapai, meliputi pembuatan proposal investasi jangka panjang; mereview,
menganalisis, dan memilih diantara proposal-proposal; dan mengimplementasikan serta
memberikan follow-up atas proyek yang terpilih.
Terdapat 4 sub kriteria finansial yang dipertimbangkan oleh perencana dari nara sumber
yang dilibatkan dalam penelitian ini, juga penilaian intensitas kualitas relatif setiap
proyek berdasarkan preferensi subyektif evaluator.
a. Sub-kriteria Nilai Investasi
b. Sub-Kriteria Internal Rate of Return (IRR)
c. Sub Kriteria Net Present Value (NPV)
d. Sub-kriteria Payback Periode ( BEP)
Kriteria Ekonomis
Kriteria ini untuk mengakomodasi munculnya fungsi ekonomi nasional regional akibat
terjadi suatu proyek pembangunan pemenuhan kebutuhan listrik. Narasumber dan
respondens dalam penilitian ini membagi kriteria ekonomis menjadi 4 kategori subkriteria.
a. Sub Kriteria Harga Jual Listrik
b. Sub-kriteria pertumbuhan penduduk
c. Sub-kriteria Tingkat Kebutuhan Listrik
d. Sub Kriteria Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kriteria Teknologi dan Konstruksi.
Kriteria ini diturunkan berkaitan dalam Pembangunan suatu proyek berasal dari
teknologi dan konstruksi yang akan dilaksanakan dalam pembangunan suatu proyek.
Pemilihan suatu proyek seharusnya mengeksploitasi dan mempertimbangkan dampak
berganda dari keterkaitan teknologi dan konstruksi dalam pelaksanaannya. Karenanya
pemilihan teknologi dan rentang konstruksi suatu proyek menjadi sangat penting dan
membutuhkan pendekatan kualitatif untuk evaluasinya.
a. Sub-kriteria Jenis Teknologi
b. Sub-kriteria Penguasaan Teknologi
c. Sub-kriteria Masa Konstruksi

ISBN : 978-979-99735-4-2
B-5-6

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VII


Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Pebruari 2008

Kriteria Strategis
Mempertimbangkan konsensus untuk memasukkan kriteria strategis dalam
evaluasi alternatif proyek pembangkit di Indonesia. disepakati oleh para narasumber.
dari kriteria evaluasi ini akan diturunkan beberapa sub kriteria evaluasi sebagai berikut:
sub-kriteria struktur modal, sub-kriteria kebijakan energi nasional, dan sub-kriteria
kebijakan tata ruang wilayah.
Pada kenyataannya, Prediksi perkembangan makro ekonomi pada masa sekarang
sampai dengan masa yang akan datang, terutama yang mempengaruhi perkembangan
ketenagalistrikan nasional khususnya di Bali memunculkan beberapa perkiraan gejala
antara lain adanya krisis (ekonomi dan politik), era globalisasi, pelaksanaan konservasi
energi, Demand Side Management (DSM), Perkembangan teknologi yang menghasilkan
peralatan-peralatan yang effisien, Skenario pembangunan pembangkit tenaga listrik
diluar skenario Rencana Umum Kelistrikan Nasional (RUKN).
a. Sub-kriteria Struktur Modal
b. Sub-kriteria Kebijakan Energi Nasional
c. Sub-kriteria Kebijakan Tata Ruang Wilayah
Kriteria dampak lingkungan hidup
Mempertimbangkan konsensus yang diambil diantara narasumber juga
parameter yang diperoleh dari studi kepustakaan maupun dokumen studi kelayakan
proyek terkait. maka dalam penelitian ini. Untuk parameter lain, sulit diperoleh
parameter yang kuantitatif dari dampak pembangunan suatu proyek.
a. Sub-kriteria kualitas air dan tanah
b. Sub-kriteria keseimbangan ekosistem
c. Sub-kriteria dampak pencemaran udara
d. Sub-kriteria dampak perubahan sosial
Pembuatan Model ANP
Setelah dilakukan penentuan kriteria penilaian dan alternatif proyek
pembangunan kebutuhan listrik yang akan dipilih, kriteria-kriteria dan alternatif tersebut
dibentuk sebuah model network yuntuk mengidentifikasikan hubungan saling
mempengaruhi secara logika. Kriteria-kriteria yang ada dikelompokan dalam lima
klaster dan satu klaster alternatif, yaitu klaster Finansial, Ekonomi,
Teknologi&Konstruksi, Strategi, Dampak Lingkungan dan alternatif. Berikut ini
merupakan model network, untuk setiap klaster dan alternatif.

Gambar 3.Model ANP Proyek Pembangunan Kebutuhan Listrik

ISBN : 978-979-99735-4-2
B-5-7

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VII


Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Pebruari 2008

Hubungan saling mempengaruhi yang terjadi antara satu elemen dengan elemen
yang lain dalam satu cluster disebut dengan hubungan Innerdepende, sedangkan
hubungan antara satu elemen dengan elemen lain yang ada di dalam cluster lain disebut
dengan outer dependence. Pada gambar berikut digambarkan network ANP yang terdiri
dari hubungan innerdependence dan outer dependence secara keseluruhan kriteria dan
subkriteria yang terdapat didalamnya. Tanda panah pada gambar berikut menunjukkan
pengaruh, pangkal anak panah bearti elemen kriteria yang mempengaruhi, sedangkan
arah panah masuk bearti elemen yang dipengaruhi. Tiap kriteria digambarkan dengan
warna yang berbeda. Kecuali pada anak panah warna hitam merupakan hubungan
prefrensi terhadap alternatif berdasarkan masing-masing sub-kriteria pada kriteria.
Penentuan Alternative Rangking
Dari nilai pembobotan yang telah diperoleh maka dapat dilakukan
perangkingkan setiap alternatif. Tabel berikut merupakan hasil dari perangkingan
tersebut. Bobot pada kolom total adalah eigenvektor yang dihasilkan dari limiting
supermatrix pada kondisi steady state. Bobot pada kolom normal adalah bobot yang
telah dinormalisasi sehingga jumlah totalnya adalah satu. Sedangkan pada kolom ideal
adalah bobot ideal dengan nilai terbesar sama dengan satu yang diperoleh dengan
membagi bobot pada kolom normal dengan nilai terbesarnya. Pada Tabel 2. terlihat
bahwa melakukan rangking terhadap alternatif .
Tabel 2. Nilai Pembobotan Serta Perangkingan
Graphic

Alternatives

Total Normal Ideal Ranking

GIL

0.0920 0.0920 0.3999

HDD

0.0653 0.0653 0.2837

Jembatan Jawa-Bali 0.0590 0.0590 0.2566

PLT Batu Bara

0.1647 0.1647 0.7159

PLT Bio Massa

0.1727 0.1727 0.7510

PLT Gas Bumi

0.0996 0.0996 0.4328

PLT Panas Bumi 0.0676 0.0676 0.2941

PLTA

0.0491 0.0491 0.2134

SUTET

0.2300 0.2300 1.0000

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Kriteria yang digunakan sebagai acuan penentuan prioritas pengembangan
Prioritas Proyek Pembangunan Untuk Pemenuhan Kebutuhan Listrik Jangka Panjang
sampai dengan Tahun 2025 di Bali terdiri dari lima klaster dengan sebagai 18 subkriteria. Kriteria tersebut adalah:
a. Finansial, yang terdiri dari Nilai Investasi, Tingkat Internal Rate of Return,
Pencapaian NPV dan Payback Periode.
b. Ekonomi, yang terdiri dari Harga Jual Listrik, Tingkat Kebutuhan Energi Listrik,
Pertumbuhan PDRB dan Pertumbuhan Penduduk.
c. Teknologi dan Konstruksi, yang terdiri dari Jenis Teknologi, Penguasaan Teknologi
dan Masa Konstruksi.
d. Strategi, yang terdiri dari Kebijakan Energi Nasional, Kebijakan Tata Ruang
Wilayah dan Struktur Modal
e. Dampak Lingkungan, yang terdiri dari Pencemaran Udara, Kondisi Air dan Tanah,
Keseimbangan Ekosistem serta Perubahan Sosial dan Budaya

ISBN : 978-979-99735-4-2
B-5-8

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VII


Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Pebruari 2008

Berdasarkan kriteria-kriteria tersebut di atas, prioritas Proyek Pembangunan


Untuk Pemenuhan Kebutuhan Listrik Jangka Panjang sampai dengan Tahun 2025 di
Bali yang akan dikembangkan dengan menggunakan pendekatan ANP adalah sebagai
sistem interkoneksi dengan Jaringan SUTET 500 kV dan sistem Pembangkit Listrik
Tenaga Bio Massa, Pembangkit Listrik Tenaga Batu Bara, Pembangkit Listrik Tenaga
Gas Bumi, Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi sistem interkoneksi kabel laut
dengan teknologi Gas Insulated Line, sistem interkoneksi kabel laut dengan teknologi
Horizontal Direct Drilling dan sistem interkoneksi kabel pada Jembatan Jawa-Bali serta
Pembangkit Listrik Tenaga Air.
Saran.
Berikut ini merupakan saran bagi dalam pengembangan Prioritas Proyek
Pembangunan Untuk Pemenuhan Kebutuhan Listrik Jangka Panjang sampai dengan
Tahun 2025 di Bali dan saran untuk penelitian selanjutnya.
1. Penelitian ini bisa dijadikan dalam salah satu dasar pendukung pengambilan
keputusan untuk pemenuhan kebutuhan listrik di Bali.
2. Prioritas Proyek untuk Kebutuhan Listrik di Bali yang tersusun ini bisa dibuat
sebagai skenario perencanaan proyek pembangunan yang dibagi dalam tiga
skenario, yaitu :
a. Skenario Jangka Pendek, meliputi sistem interkoneksi dengan Jaringan SUTET
500kV dan sistem Pembangkit Tenaga Bio Massa.
b. Skenario Jangka Menengah, meliputi sistem Pembangkit Listrik Tenaga Batu
Bara, Pembangkit Listrik Tenaga Gas Bumi, dan Pembangkit Listrik Tenaga
Panas Bumi
c. Skenario Jangka Panjang, meliputi sistem interkoneksi kabel laut dengan
teknologi Gas Insulated Line, sistem interkoneksi kabel laut dengan teknologi
Horizontal Direct Drilling dan sistem interkoneksi kabel pada Jembatan JawaBali serta Pembangkit Listrik Tenaga Air.
3. Validasi hubungan Inner Dependency dan Outer Dependency untuk setiap kriteria
dalam penelitian ini bisa lanjutkan untuk penelitian berikutnya
4. Penelitian ini bisa dilanjutkan dengan memasukan kriteria regulasi energi dan
pertambangan karena saat penelitian ini disusun regulasi energi dan pertambangan
masih belum dibuat.
5. Penelitian ini tidak mencakup kriteria politik karena sangat bersifat subyektif dan
tidak bisa diukur, sehingga untuk penelitian berikutnya bisa dimasukan kriteria
politik sebagai faktor kriteria dalam pengambilan keputusan.
DAFTAR PUSTAKA
Ciptomulyono, Udisubakti (2000). Pengembangan Model Optimasi Keputusan
Multikriteria-MCDM (Multi Criteria Decision Making) Untuk Evaluasi Dan
Pemilihan Proyek. Laporan Hasil Penelitian Direktorat Jendral Pendidikan
Nasional Teknik Industri FTI-ITS.Surabaya.
Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, 11 Maret 2003, Pedoman dan Pola
Tetap Pengembangan Industri Ketenagalistrikan Nasional 2003-2020
Findiastuti, Weny (2004). Penentuan Prioritas Pengembangan Kelompok Industri Kecil
Menengah di Kabupaten Bangkalan Dengan Pendekatan Analytic Network
Process (ANP). Tesis Teknik Industri-ITS. Surabaya.
Kadir, Abdul (1989). Energi, Universiy of Indonesia Press.
Mangkusubroto, Kuntoro (1987). Analisa Keputusan. Penerbit ITB, Bandung.
Pemerintah Provinsi Bali Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (2004). Rencana

ISBN : 978-979-99735-4-2
B-5-9

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VII


Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Pebruari 2008

Umum Kelistrikan Daerah Provinsi Bali Tahun 2004. Pemerintah Provinsi


Bali Badan Perencanaan Pembangunan Daerah.
Priambodo, Agoes (2005). Perencanaan Sistem Tenaga Listrik Di Jawa-Madura-Bali.
Tesis Magister Manajemen Teknologi-ITS. Surabaya
PT.PLN UBD Jatim, Data & Statistik PLN Jatim 2001
PT.PLN (Persero), Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan Tahun 2003, edisi 14
Nopember 2002.
Saaty, Thomas.L (2001). Decision Making with Dependence and Feedback The
Analytic Network Process. RWS Publication.
Sub Direktorat Konservasi Energi, Setahun Program DSM, 2003
Zuhal (1995). Ketenagalistrikan Indonesia. PT. Ganeca Prima.

ISBN : 978-979-99735-4-2
B-5-10

Anda mungkin juga menyukai