Anda di halaman 1dari 74

1

SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA GANGGUAN KESEHATAN


PADA ANAK DAN CARA MENANGANINYA

SKRIPSI
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Jenjang Strata 1
Pada Program Studi Informatika Fakultas Komunikasi dan Informatika
Universitas Muhammadiyah Surakarta

Oleh :
PRISMA ARYA PANDHEGA

NIM L200120127
PROGRAM STUDI INFORMATIKA
FAKULTAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

2
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi dengan judul
SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA GANGGUAN KESEHATAN
PADA ANAK DAN CARA MENANGANINYA
telah di periksa, disetujui untuk diajukan dalam sidang pendadaran pada :
Hari
..
Tanggal
..

Pembimbing
Dedi Gunawan S.T., M.Sc
NIK : 1305

3
HALAMAN PENGESAHAN
SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA GANGGUAN KESEHATAN
PADA ANAK DAN CARA MENANGANINYA
dipersiapkan dan disusun oleh
Prisma Arya Pandhega
NIM : L200120127
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Pada tanggal .................................
Susunan Dewan Penguji
Pembimbing

Dewan Penguji I

Dedi Gunawan S.T., M.Eng.


NIK 1305

.
NIK
Dewan Penguji II

.
NIK
Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan
Untuk memperoleh gelar sarjana
Tanggal ................................
Dekan
Fakultas Komunikasi dan Informatika

Ketua Program Studi


Informatika

Husni Tamrin, S.T., M.T., Ph.D.


NIK :

Dr. Heru Supriyono, M.Sc.


NIK :

4
DAFTAR KONTRIBUSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu Perguruan Tinggi, dan
sepengetahuan saya juga belum ada karya atau pendapat yang pendapat yang ditulis
atau diterbitkan oleh orang lain kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan
disebutkan dalam daftar pustaka.
Berikut ini saya sampaikan daftar kontribusi dalam penyusunan skripsi:
1. Saya membuat aplikasi ini dengan bantuan buku, intenet, serta bertanya kepada
teman yang lebih mengetahui dari saya.
2. Program aplikasi ini dibuat menggunakan software Android Studio dan Adobe
Photoshop.
3. Komputer yang digunakan adalah processor Intel i5-4200 1,60GHz, RAM
4GB, dan VGA NVIDIA GeForce 2GB.
Demikian pernyataan dan daftar kontribusi saya buat dengan sejujurnya. Saya
bertanggungjawab atas isi dan kebenaran daftar di atas.
Surakarta, ..............................................
Mengetahui
Pembimbing Tugas Akhir

Penulis

Dedi Gunawan S.T., M.Eng.

Prisma Arya Pandhega

5
MOTTO

Barang siapa yang keluar untuk mencari ilmu maka dia berjalan menuju surga
(Shahih Bukhori)

Sebaik baik seorang muslim adalah yang meninggalakan apa-apa yang tidak
berguna baginya
(Shahih Bukhori)

6
LEMBAR PERSEMBAHAN

1. Ibu dan bapakku tercinta yang selalu mendoakan, membimbing hingga saya
sampai besar ini yang selalu berharap agar kelak saya menjadi manusia yang
senantiasa berguna bagai manusia lainnya. Semoga Allah meridhoinya dan
selalu memberi kesehatan serta menjaganya sebagai mana dia menjaga saya
diwaktu kecil.
2. Saudara-saudaraku tercinta yang telah mendukung saya untuk kuliah. Semoga
Allah memberi kelapangan rizkinya agar nantinya anak-anaknya dapat
melanjukan kejenjang yang lebih tinggi.
3. Teman-teman Informatika khususnya angkatan 2012 yang tidak dapat saya
sebutkan satu persatu, terima kasih telah bersedia berbagi ilmu dan
pengalamannya.
4. Semua pihak yang telah membantuku yang tidak dapat saya sebutkan satu
persatu.

Penulis

7
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah Swt. yang melimpahkan segala


rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
menjadi

salah

satu

syarat

mutlak

untuk

menyelesaikan

program

Informatika jenjang Strata-1 Universitas Muhammadiyah Surakarta.


Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa

studi
dalam

menyelesaikan skripsi ini tidak lepas dari peran berbagai pihak yang telah banyak
memberikan bantuan, bimbingan dan dorongan. Dalam kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih yang tak terhingga khususnya kepada:
1. Bapak Husni Tamrin, S.T., M.T., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Komunikasi dan
Informatika yang telah memberikan fasilitas bagi kelancaran studi.
2. Bapak Dr. Heru Supriyono, M.Sc. selaku Ketua Jurusan Informatika yang telah
memberikan fasilitas bagi kelancaran studi.
3. Bapak Dedi Gunawan S.T., M.Eng. selaku pembimbing yang penuh kesabaran
dalam memberikan bimbingan, saran-saran demi kelancaran skripsi ini.
4. Ibu, Bapak dan Adikku yang telah memberi dukungan dan motivasi kepada
penulis.
5. Bapak dan Ibu dosen pengampu mata kuliah Program Studi Informatika yang
telah memberikan bekal ilmu yang sangat bermanfaat bagi penulis.
6. Segenap Staf/ karyawan pada Program Studi Informatika yang telah melayani dan
memberikan fasilitas bagi kelancaran studi.
7. Semua teman-teman Program Studi Informatika angkatan 2012 yang tiada henti
memberikan dorongan dan dukungan.
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu
dalam penyelesaian skripsi ini.

8
Semoga Allah SWT berkenan untuk memberikan balasan yang sesuai dengan
yang telah mereka berikan. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak yang menggunakannya.
Surakarta, 28 Februari 2016

Penulis

9
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................................ii
DAFTAR KONTRIBUSI........................................................................................iv
MOTTOv
LEMBAR PERSEMBAHAN.................................................................................vi
KATA PENGANTAR.............................................................................................vii
DAFTAR ISI...........................................................................................................ix
DAFTAR TABEL..................................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................xiii
ABSTRAK............................................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................3
1.3 Batasan Masalah..............................................................................3
1.4 Tujuan..............................................................................................3
1.5 Manfaat............................................................................................4
1.6 Sistematika Penulisan......................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................6
2.1 Telaah Penelitian..............................................................................7
2.2 Landasan Teori.................................................................................9
2.2.1

Anatomi manusia.................................................................9
2.2.1.1

Kerangka............................................................9

2.2.1.2

Otot...................................................................10

2.2.1.2

Sistem kardiovaskuler.....................................11

2.2.1.3

Sistem pernafasan............................................11

2.2.1.4

Sistem saraf......................................................12

2.2.1.5

Indera................................................................12

2.2.1.6

Sistem pencernaan............................................13

2.2.1.7

Sistem endokrin................................................13

2.2.1.8

Sistem limfatik.................................................14

2.2.1.9

Sistem kemih...................................................14

2.2.1.10

Sistem reproduksi pria......................................15

10
2.2.1.11
2.2.2

2.2.3

Sistem reproduksi wanita.................................15

Cara Diagnosa Dokter........................................................16


2.2.2.1

Wawancara.......................................................17

2.2.2.2

Pengecekan Fisik..............................................17

2.2.2.2

Pengecekan Laboratorium................................18

Sistem Pakar.......................................................................18
2.2.3.1

Ciri ciri sistem pakar.....................................19

2.2.3.2

Kelemahan sistem pakar..................................20

2.2.3.3

Struktur sistem pakar........................................21

2.2.3.4

Kategori permasalahan dalam sistem pakar.....23

2.2.3.5

Metode Forward Chaining...............................24

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM.................28


3.1 Waktu dan Tempat..........................................................................28
3.2 Peralatan Utama dan Pendukung...................................................28
3.3 Diagram Alir Penelitian.................................................................29
3.4 Metode Perancangan......................................................................30
3.5 Use Case Diagram..........................................................................31
3.5.1

Use Case Diagram User.....................................................31

3.6 Rancangan Interface.......................................................................32


3.6.1

Perancangan halaman utama..............................................32

3.6.2

Perancangan halaman diagnosa.........................................33

3.6.3

Perancangan halaman hasil diagnosa.................................34

3.6.4

Perancangan halaman tindakan..........................................35

3.6.5

Perancangan halaman hasil tindakan................................36

3.6.7

Perancangan halaman rekaman diagnosa...........................37

3.6.8

Perancangan halaman detail rekaman diagnosa.................38

3.7 Data Penelitian...............................................................................39


3.7.1

Data Pertanyaan Diagnosa.................................................39

3.7.2

Data Hasil Diagnosa...........................................................40

3.7.3

Data Tindakan....................................................................43

3.7.4

Daftar Gejala Utama..........................................................44

3.7.5

Daftar Tindakan..................................................................46

3.8 Rancangan Database Rekaman Diagnosa......................................48


BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................49

11
4.1 Analisa Program.............................................................................49
4.1.1

Halaman utama..................................................................49

4.1.2

Halaman diagnosa..............................................................50

4.1.3

Halaman hasil diagnosa.....................................................51

4.1.4

Halaman tindakan..............................................................52

4.1.5

Halaman hasil tindakan......................................................53

4.1.6

Halaman rekaman diagnosa...............................................54

4.1.7

Halaman detail rekaman diagnosa.....................................55

4.2 Pengujian Internal (Black box)......................................................56


4.3 Pengujian Eksternal........................................................................57
BAB V PENUTUP................................................................................................61
5.1 Kesimpulan....................................................................................61
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................62

12
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tahapan diagnosa dokter dan tingkat keakuratannya ..............................16


Tabel 2.2 Contoh Aturan-aturan ...................................................24
Tabel 2.3 Fakta Baru ....................................................................26
Tabel 3.1 Data pertanyaan ........................................................................................39
Tabel 3.2 Data hasil diagnosa ..................................................................................40
Tabel 3.3 Data Tindakan ...........................................................................................43
Tabel 3.4 Daftar gejala utama ..................................................................................44
Tabel 3.5 Daftar tindakan .........................................................................................44
Tabel 3.6 Tabel Database Rekaman Diagnosa..........................................................48
Tabel 4.1 Pengujian tampilan halaman utama .........................................................56
Tabel 4.2 Pengujian tampilan halaman diagnosa ....................................................56
Tabel 4.3 Pengujian tampilan halaman hasil diagnosa ............................................56
Tabel 4.4 Pengujian tampilan halaman tindakan .....................................................56
Tabel 4.5 Pengujian tampilan hasil tindakan ...........................................................57
Tabel 4.6 Pengujian tampilan rekaman diagnosa......................................................57
Tabel 4.7 Pengujian tampilan detail rekaman diagnosa...........................................57
Tabel 4.8 Hasil penilaian jawaban kuisioner ...........................................................58

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Struktur sistem pakar ...........................................................................21
Gambar 2.2 Forward Chaining ................................................................................27

13
Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian ......................................................................29
Gambar 3.2 Use Case Diagram User...................................................................... 31
Gambar 3.3 Antarmuka Halaman Utama Sistem .....................................................32
Gambar 3.4 Antarmuka Halaman Konsultasi ..........................................................33
Gambar 3.5 Antarmuka Halaman hasil diagnosa ....................................................34
Gambar 3.6 Antarmuka Halaman Tindakan ............................................................35
Gambar 3.7 Antarmuka Halaman Hasil Tindakan ...................................................36
Gambar 3.8 Antarmuka Halaman History................................................................37
Gambar 3.9 Antarmuka Halaman Hasil History......................................................38
Gambar 4.1 Halaman Utama Aplikasi......................................................................49
Gambar 4.2 Halaman Diagnosa.........................................................................50
Gambar 4.3 Halaman Hasil Diagnosa......................................................................51
Gambar 4.4 Halaman Tindakan................................................................................52
Gambar 4.5 Halaman Hasil Tindakan......................................................................53
Gambar 4.6 Halaman History...................................................................................54
Gambar 4.7 Halaman Detail History........................................................................55
Gambar 4.8 Grafik hasil pengisian kuisioner pengguna..........................................60

14
ABSTRAK

Sistem pakar untuk mendiagnosa gangguan kesehatan dan cara menanganinya ini
dapat diakses dimanapun dan kapanpun di smartphone pengguna tanpa
membutuhkan koneksi data. Hal ini memudahkan pengguna untuk melakukan
diagnosa dini terhadap gangguan kesehatan yang dialami anaknya. Sistem pakar ini
dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman JAVA dan pembuatannya
menggunakan Android Studio 1.4. Skripsi ini akan membahas tentang cara kerja
dokter yang diadopsi pada sistem pakar diagnosa gangguan kesehatan secara
keseluruhan, dasar teori yang digunakan, perancangan algoritma, pemodelan, dan
pengujian di smartphone secara langsung. Sistem pakar ini dapat berjalan dengan
sangat baik menurut tanggapan pengguna sistem ini. Berdasarkan tanggapan
pengguna, hasil diagnosa sistem pakar ini sudah cukup akurat dan relevan.

Kata kunci:
Sistem pakar, berbasis android, JAVA, Expert Sistem, gangguan kesehatan anak.

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Semakin majunya zaman menuntut manusia untuk terus menciptakan terobosan
baru di segala bidang. Manusia di jaman sekarang mencari dan membutuhkan suatu
sistem yang praktis dan cepat untuk melayaninya. Karena itu di dunia yang serba
Mobile ini layanan berbasis aplikasi di Smartphone semakin marak dijumpai di
kalangan masyarakat moderen karena kepraktisan dan kemudahannya untuk diakses
dimanapun dan kapanpun.
Sebagaimana kita ketahui bersama, bahwa semakin majunya zaman maka
semakin manusia membutuhkan sebuah sistem yang dapat memberikan kemudahan
dan kepraktisan untuk mempermudah kehidupannya sehari-hari. Sehingga manusia
selalu mencari-cari layanan yang dapat digunakan dengan mudah. Sistem berbasis
Mobile Application dapat mengatasi permasalahan ini karena mereka menawarkan
kepraktisan dan kemudahan untuk penggunaannya. Seluruh layanan akan dapat
diakses oleh penggunanya kapanpun dan dimanapun.
Smartphone merupakan satu bagian penting dalam kemajuan-kemajuan yang
dicapai manusia. Kemampuan Smartphone dalam menyimpan dan mengingat
informasi dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin tanpa harus bergantung pada
hambatan hambatan yang yang dimiliki manusia seperti lapar, haus, lelah, dan
emosi. Dimana hambatan hambatan tersebut akan mempengaruhi keputusan yang
berbeda apabila dibandingkan dengan keadaan ketika sehat atau fit.

2
Dengan

menyimpan

informasi

yang

memadai

pada

Smartphone

memungkinkan Smartphone memberikan kesimpulan serta memberikan keputusan


yang kualitasnya sebanding dengan kemampuan seorang pakar dibidang tertentu. Di
bidang informatika ilmu tersebut biasa disebut dengan Sistem Pakar.
Sistem pakar adalah sistem informasi yang berisi dengan pengetahuan dari
pakar sehingga dapat digunakan untuk konsultasi. Pengetahuan dari pakar di dalam
sistem ini digunakan sebagi dasar oleh Sistem Pakar untuk menjawab pertanyaan
(konsultasi).
Kepakaran (expertise) adalah pengetahuan yang ekstensif dan spesifik yang
diperoleh melalui rangkaian pelatihan, membaca, dan pengalaman. Pengetahuan
membuat pakar dapat mengambil keputusan secara lebih baik dan lebih cepat
daripada non-pakar dalam memecahkan problem yang kompleks. Tujuan Sistem
Pakar adalah untuk mentransfer kepakaran dari seorang pakar ke suatu perangkat,
kemudian ke orang lain (yang bukan pakar).
Sampai saat ini sudah banyak aplikasi sistem pakar dalam berbagai bidang
yang sesuai dengan kepakaran seseorang. Seperti di bidang kesehatan, ekonomi,
pendidikan, bahkan bidang Pro-gaming. Aplikasi sistem pakar dalam bidang
kesehatan seperti yang saya usulkan dalam tugas akhir ini berdasar pada kurangnya
pengetahuan orang tua anak terhadap kesehatan anak-anaknya. Terutama orang tua
yang baru saja melahirkan anak pertamanya biasanya akan panik apabila menemui
buah hatinya mengalami gangguan kesehatan karena tidak ketahuannya akan apa
yang sedang terjadi. Secara psikologis manusia itu takut akan apa yang tidak
diketahui olehnya.

3
Dengan dirancangnya aplikasi ini orang tua anak dapat mencari informasi
kesehatan anak secara cepat dan efisien, serta membantu orang tua untuk melakukan
tindakan yang diperlukan untuk menangani masalah kesehatan anaknya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas maka ada beberapa
permasalahan yang ada pada penelitian Tugas Akhir ini, yaitu :
Apakah metode forward chaining dapat dapat memberikan hasil diagnosa yang
tepat terhadap gangguan kesehatan yang diderita anak.
1.3 Batasan Masalah
Masalah yang ditimbulkan suatu penyakit sangat luas dan beragam karena
banyak sekali faktor-faktor luar dan dalam yang mempengaruhinya, agar
pembahasan

dalam

tugas

ini

lebih

terarah

maka

penulis

melakukan

pembatasanpembatasan seperti dibawah ini :


1. Program ini mengenai identifikasi penyakit anak segala usia. Dan
pemberian informasi kemungkinan penyebab dan Tindakan yang diperlukan
2. User atau pengguna sistem pakar ini adalah para orang tua dan semua
kalangan yang menginginkan informasi tentang penyakit anak dan
penanggulanganya.
3. Sistem pakar ini akan mendiagnosis gejala-gejala penyakit secara fisik yang
muncul pada anak sebagai bahan input.
1.4 Tujuan
Tujuan dari penyusunan skripsi ini adalah untuk mengaplikasikan rancangan
sistem pakar pendiagnosa penyakit berbasis Mobile App dengan menggunakan

4
metode forward chaining yang dirancang dengan bahasa pemrograman java. Sistem
ini mengadopsi cara kerja seorang dokter untuk mendiagnosa penyakit pasien dengan
metode wawancara. Sistem ini memungkinkan pengguna mengetahui penyebab sakit
yang diderita oleh anak dan tindakan yang diperlukan dengan menjawab pertanyaan
yang diajukan oleh sistem, yang kemudian hasil dari jawaban pengguna tersebut
akan diolah oleh sistem. Setelah data terkumpul sistem akan menampilkan
kemungkinan penyebab penyakit dan tindakan yang diperlukan.
1.5 Manfaat
Manfaat yang didapat oleh masyarakat adalah sebagai berikut :
a. Memudahkan masyarakat untuk menangani masalah kesehatan pada anak
nya
b. Memberikan pengetahuan masyarakat tentang penyakit-penyakit yang
umum dijumpai pada anak anak.
c. Memudahkan mencari referensi mengenai masalah kesehatan
Manfaat penelitian untuk peneliti
Penelitian yang dilakukan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan
tentang cara membuat aplikasi untuk pembelajaran serta pengetahuan yang lebih baik
lagi dalam hal sistem pakar.
1.6 Sistematika Penulisan
Adapun sistematika pada Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut :
BAB I

PENDAHULUAN

5
Bab pendahuluan mendeskripsikan mengenai latar belakang
masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan, manfaat dan
sistematika penulisan.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
Berisi tentang teori-teori yang digunakan dalam penelitian,
perancangan dan pembuatan sistem.

BAB III

METODE PENELITIAN
Menggambarkan obyek penelitian, analisis semua permasalahan,
perancangan sistem baik secara umum maupun spesifik.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


Memaparkan dari hasil tahapan penelitian, mulai dari analisis, hasil
testing dan implementasinya.

BAB V

PENUTUP
Menerangkan kesimpulan dari penelitian dan saran-saran sebagai
bahan pertimbangan.

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Kesehatan merupakan hal yang paling penting bagi manusia. Namun


sayangnya sangat banyak penyakit-penyakit pada anak yang terlambat di diagnosa
sehingga mencapai tahap kronis dan membahayakan si anak. Penyakit sebelum
mencapai tahap kronis pada umumnya menunjukkan gejala-gejala penyakit yang
telah diderita oleh pasien tetapi masih dalam tahap yang ringan seperti, batuk, sakit
kepala, letih, dan lain-lain. Namun karena kurangnya pengetahuan orang tua terhadap
masalah-masalah kesehatan pada anak membuat para orang tua mengabaikan gejalagejala ringan tersebut yang padahal gejala-gejala ringan tersebut sangat berpotensi
untuk menjadi fatal jika tidak ditindaklanjuti secara cepat dan tepat.
Kemajuan teknologi untuk beberapa tahun terakhir sangatlah pesat, membuat
masyarakat haus akan inovasi-inovasi baru yang memudahkan kehidupan mereka.
Terutama pada perkembangan Smartphone, harga yang rendah dan fiturnya yang
sangat banyak membuat masyarakat menjadikannya sebagai kebutuhan primer.
Banyaknya kekurangan sistem pelayanan kesehatan konvensional menjadi
pertimbangan utama dari sistem yang saya rancang ini. Salah satu diantaranya adalah
banyaknya waktu masyarakat yang terbuang saat proses mendapatkan layanan
kesehatan konvensional. Belum lagi biaya yang dikeluarkan tidak sedikit untuk
bertemu dengan dokter. Yang sebenarnya gangguan kesehatan pada anaknya tersebut
masih dapat ditangani sendiri oleh para orang tua.

7
Sistem layanan kesehatan ini akan bekerja seperti pola kerja seorang dokter
mendiagnosa penyakit dengan metode wawancara. Dokter menanyakan keluhan
pasien, mengolah informasi yang didapatkan, kemudian dokter memberikan
informasi tentang gangguan kesehatan yang dialami pasien serta memberikan
penanganan yang diperlukan kepada pasien. Sistem yang saya rancang berbasis Free
Mobile App pada Smartphone. Sehingga sistem ini akan mudah diakses oleh
masyarakt umum dimanapun mereka berada melalui Smartphone mereka.
2.1

Telaah Penelitian
Telaah ini digunakan sebagai bahan perbandingan antara penelitian yang sudah

dilakukan dengan penelitian yang akan dirancang peneliti. Beberapa telaah penelitian
tersebut diantaranya:
Dedi Kurniawan (2009) dalam penelitiannya yang berjudul Sistem Pakar
Pendiagnosa Penyakit Berbasis Web. Mengatakan bahwa semakin majunya zaman
himpitan akan kesibukan semakin bertambah sehingga diperlukan suatu sistem yang
dapat memberikan kepraktisan bagi semua orang. Mereka membutuhkan suatu
sistem yang ada dijari mereka dan dapat mereka akses kapanpun dimanapun. Maka
dari itu sistem berbasis web sangat mereka inginkan karena menjawab keinginan
mereka. Salah satu yang bisa ditawarkan pada mereka adalah sistem layanan
kesehatan, tentunya ini akan mempermudah masyarakat untuk mendapatkan layanan
kesehatan, serta menghemat waktu dan biaya. Pembuatan aplikasi ini menggunakan
WAMP server yang didalamnya terdapat fitur MySql Server dan Apache Server.
Untuk bahasa pemrograman yang dipakai adalah PHP. Cara kerja aplikasi yang
dirancang yaitu pertama sistem menanyakan keluhan utama pasien, kemudian dari

8
pertanyaan tersebut sistem mengolah informasi yang diberikan user. Setelah itu
sistem memberi informasi tentang sakit yang diderita dan cara penyembuhannya.
Kekurangan dari aplikasi ini adalah untuk dapat menggunakannya harus tersambung
ke koneksi internet. Serta pertanyaan yang diajukan kurang spesifik jadi kadang
pengguna tidak mengerti apakah pertanyaan itu sesuai dengan gejala yang diderita.
Yeni Kuryanti (2009) dalam penelitiannya yang berjudul Sistem Pakar
Diagnosa Keluhan Kesehatan pada Orang Dewasa Berbasis Web dengan Metode
Backward Chaining. Menyatakan bahwa perkembangan teknologi semakin pesat
dan cepat, khususnya teknologi informasi dan komunikasi. Perkembangan teknologi
dewasa ini berpengaruh terhadap pelayanan kesehatan di masyarakat dan
berpengaruh pada keefisienan dalam penyampaian informasi tentang kesehatan.
Tujuan dari sistem pakar ini adalah agar seorang penderita dapat berkonsultasi
tentang keluhan ringan yang sedang ia rasakan dan dapat dilakukan tindakan medis
secepatnya sehingga keluhannya tidak sampai berlarut-larut hingga menjadi penyakit
yang berbahaya. Dalam sistem pakar ini, seorang pasien dapat memilih keluhan yang
ia rasakan dan pada akhirnya mengetahui penyebab dan cara penanganan keluhan
tersebut. Penelitian ini telah diujicobakan pada 15 orang dengan keluhan yang
berbeda. Dan hasil dari penelitian ini, keluhan yang ada pada sistem sesuai dengan
keluhan yang sedang mereka alami serta mereka dapat pula melakukan tindakan
pertolongan pertama sesuai petunjuk yang ada di dalam sistem. Kekurangan dari
sistem ini adalah sistem ini hanya dapat diakses jika ada koneksi internet. Serta
menggunakan metode backward chaining, yang berbeda dengan cara dokter

9
mendiagnosa pasiennya. Dan juga hanya mampu menerima 15 masukan gejala
utama.
Safia Dhani (2009) dalam penelitiannya yang berjudul Perancangan Sistem
Pakar untuk Diagnosa Penyakit Anak. Menyatakan bahwa Sistem pakar untuk
diagnosa penyakit anak ini merupakan suatu sistem pakar yang dirancang sebagai
alat bantu untuk mendiagnosa jenis penyakit tropis khususnya pada balita dengan
basis pengetahuan yang dinamis. Pengetahuan ini didapat dari berbagai sumber
diantaranya penelitian dan seminar yang dilakukan pakar dalam bidangnya serta
buku yang berhubungan dengan penyakit anak. Basis pengetahuan disusun
sedemikian rupa ke dalam suatu database dengan beberapa tabel diantaranya tabel
penyakit, tabel gejala dan tabel aturan untuk mempermudah kinerja sistem dalam
penarikan kesimpulan. Penarikan kesimpulan dalam sistem pakar ini menggunakan
metode inferensi forward chaining. Sistem pakar ini akan menampilkan pilihan
gejala yang dapat dipilih oleh user, dimana setiap pilihan gejala akan membawa user
kepada pilihan gejala selanjutnya sampai mendapatkan hasil akhir. Pada hasil akhir
sistem pakar akan menampilkan pilihan gejala user, jenis penyakit yang diderita,
penyebab dan penanggulangannya. Disamping itu, sistem pakar ini juga memberikan
informasi anak seperti keamanan dan gizi anak. Kekurangan dari sistem ini adalah
hanya dapat digunakan di laptop saja. Serta hanya dapat mendeteksi sedikit penyakit.

10
2.2

Landasan Teori

2.2.1

Anatomi manusia

2.2.1.1 Kerangka
Kerangka bertugas membentuk, menopang, dan melindungi tubuh.
Terdiri dari 206 tulang. Ditambah dengan tulang rawan (sejenis bahan berserat
dan ulet). Kerangka aksial tengkorak, tulang punggung, dan tulang rusuk yang
terdiri dari 80 tulang dan melindungi otak, syaraf tulang punggung, jantung,
dan paru-paru. Kerangka apendikular memiliki 126 tulang terdiri dari tulangtulang anggota tubuh, selangka, belikat, serta tulang-tulang panggul. Seluruh
tulang adalah jaringan hidup dengan sel-sel yang senantiasa memperbaharui
tulang tua dengan bahan baru. Tulang mengandung material lemak empuk
(sumsum) yang dikelilingi oleh tulang keropos, yang juga dikelilingi oleh
tulang yang lebih padat. Sumsum di tulang punggung, tengkorak, rusuk, dan
tulang panggul bertugas memproduksi sel-sel darah
2.2.1.2 Otot
Otot adalah ikatan jaringan berserat yang menggerakkan tubuh, penjaga
postur, serta memfungsikan organ-organ dalam, seperti jantung, ginjal, dan
kandung kemih. Fungsi-fungsi itu dilakukan oleh tiga jenis otot yaitu otot
kerangka yang meutup dan menggerakkan kerangka, otot jantung yang
membentuk dinding jantung, dan otot-oto halus seperti pada dinding saluran
pencernaan, pembuluh darah, serta saluran-saluran genital dan kemih. Dimana
otot kerangka merupakan bagian yang terbanyak.

11
Otot dikendalikan dengan sinyal dari sistem syaraf. Otot kerangka bisa
dikendalikan secara sadar, sedangkan otot lainnya bekerja secara otomatis.
Kebanyakan otot kerangka menghubungkan dua tulang yang berdekatan. Satu
ujung otot terikat dengan benang lentur jaringan serat yang disebut tendon,
sedangkan ujung lain terikat dengan sebuah tendon atau selembar jaringan
yang berhubungan. Otot kerangka tidak hanya menggerakkan bagian tubuh, ia
juga membantu menjaga postur saat kita berdiri, duduk, atau berbaring. Nama
beberapa otot menunjukkan fungsi mereka. Ekstentor untuk meluruskan sendi,
fleksor menekuk sendi, aduktor menggerakkan kearah tubuh, abductor
menggerakkan anggota tubuh menjauhi tubuh, serta erector untuk menegakkan
atau menahan bagian tubuh.
2.2.1.2 Sistem kardiovaskuler
Sistem kardiovaskuler berrfungsi mengedarkan darah ke seluruh tubuh,
membawa oksigen dan gizi ke semua jaringan tubuh dan mengangkut semua
zat buangan. Jantung adalah organ berongga dan berorot yang memompa
semua darah sekitar 5 liter ke seluruh tubuh. Sekitar 1 putaran per menit atau
lebih cepat saat berolahraga. Darah mengalir melalui jaringan pembuluh yang
mencapai semua bagian tubuh. Arteri membawa darah dari jantung ke
pembuluh-pembuluh yang lebih kecil, lalu ke kapiler-kapiler, dan kemudian
berbalik memasuki jaringan vena yang membawa darah kembali ke jantung.
2.2.1.3 Sistem pernafasan
Pernafasan adalah proses pengambilan oksigen oleh tubuh, untuk
memproduksi energi dan membuang karbon dioksida, bahan buangan yang

12
utama. Hirupan udara dari hidung atau mulut mengalir melalui trakea (saluran
pernafasan keatas) ke bronchi (saluran pernafasan bawah), lalu ke bronchiola
(saluran lebih halus) di paru-paru. Bronchiola berujung di kantung-kantung
yang disebut alveoli, yang diekelilingi oleh pembuluh-pembuluh darah. Disini
oksigen memasuki darah dan karbon dioksida memasuki paru-paru untuk
dihembuskan keluar. Bernafas digerakkan oleh diafragma (sebuah otot) dan
otot-otot intercostal. Sistem pernafasan juga mencakup pharynx (tenggorokan),
larynx (kotak suara), dan epiglottis. Tonsil dan adenoid di pharynx berperan
membantu melawan infeksi. Larynx mengandung benang-benang suara, yang
bergetas untuk menghasilkan suara. Epiglottis menyeat trachea di saat menelan
2.2.1.4 Sistem saraf
Sistem saraf mencari menganalisa, menyimpan, dan menyebarkan
informasi. Ia mengontrol fungsi-fungsi vital tubuh dan interaksinya dengan
dunia luar. Terdapat dua bagian sistem saraf yaitu :
1. Sistem saraf pusat yang terdiri dari otak dan saraf punggung
2. Sistem saraf perifer yang tersusun dari serabut saraf yang bercabang dari
otak dan saraf tulang punggung ke seluruh bagian tubuh
Semua sinyal berbentuk impuls halus listrik, dijalarkan melalui sistem
saraf otak ke seluruh bagian tubuh dan sebaliknya. Otak mengontrol nyaris
semua kegiatan mencakup kegiatan sadar seperti gerakan, maupun fungsifungsi tak sadar seperti penjagaan suhu tubuh. Otak juga menerima informasi
dari serabut saraf tentang lingkungan sekitar serta kondisi bagian lain tubuh.
Misalnya, saraf dari mata mencatat informasi visual sedangkan saraf dibawah
kulit menyampaikan ransangan rasa sakit. Selain itu, otak juga mampu

13
menangani proses-proses rumit seperti belajar, ingatan, berpikir, serta emosi,
dan bisa menyuruh tubuh bertindak berdasarkan proses-proses tersebut.
2.2.1.5 Indera
Pengindera memungkinkan kita memantau semua aspek lingkungan
sekitar. Mata memberikan informasi visual, telinga melacak suara dan
membantu keseimbangan, hidung, dan lidah berperan membedakan bau dan
rasa, sedang saraf perasa di kulit memungkinkan kita merasakan kontak fisik
(sentuhan), perubahan suhu, dan nyeri. Di setiap kasus, informasi lingkungan
sekitar yang terdeteksi oleh organ pengindera akan disalurkan saraf ke otak
untuk dianalisa.
2.2.1.6 Sistem pencernaan
Sistem pencernaan terdiri dari saluran pencernaan dan organ-organ yang
berkaitan. Saluran pencernaan adalah sebuah tabung berlekuk melintang
sepanjang 7 meter, tempat lewat makanan saat makanan terurai. Jalur
pencernaan terdiri dari mulut, kerongkongan (phariynx), oesophagus, lambung,
usus halus dan usus besar, rectum, serta anus. Organ pencernaan yang terkait
mencakup tiga pasang kelenjar ludah, hati, pancreas, serta empedu. Sistem
pencernaan mengurai makanan menjadi komponen-komponen lebih sederhana
yang bisa digunakan oleh sel-sel tubuh dan membuang bahan sisa sebagai zat
buangan.
2.2.1.7 Sistem endokrin
Sistem endokrin adalah produsen hormone kimiatubuh yang dibawa
aliran darah dan mengontrol berbagai proses di bagian-bagian tubuh. Proses-

14
proses itu mencakup metabolism (reaksi kimia yang terus terjadi dalam tubuh).
Tanggapan terhada stress, pertumbuhan,dan perkembangan seksual. Sistem ini
terdiri dari berbagai kelenjar dan sel pembuat hormone. Kelenjar, misalnya
pituitari, adrenal, dan tiroid, adalah yang fungsinya hanya membuat hormone
tertentu. Organ dan jaringan lain, misalnya indung telur, testis, jantung, serta
ginjal juga mengandung sel-sel pembuat hormone.
2.2.1.8 Sistem limfatik
Sistem limfatik terdiri dari jaringan pembuluh limfe di seluruh tubuh,
sekelompok bonggol limfe berbentuk kacang (biasa disebut kelenjar limfe),
limpa, kelenjar thymus, serta bagian lain limfatik, misalnya alur peyer di
dinding usus. Sistem limfatik membantu mempertahankan tubuh dari infeksi
dan juga menjaga keseimbangan cairan tubuh
2.2.1.9 Sistem kemih
Sistem kemih menyaring zat buangan dari darah, dan mengeluarkannya
bersama kelebihan air sebagai urin. Ia juga mengatur kadar cairan tubuh serta
menjaga keseimbangan asam basa tubuh. Sistem ini terdiri dari sepasang ginjal,
kantung kemih, ureter (penghubung kedua ginjal dengan kandung kemih), dan
uretra (saluran pembuang urin keluar tubuh). Ginjal adalah organ merah
kecoklatan berbentuk kacang yang terdapat di belakang lambung, di kanan kiri
tulang belakang. Ginjal memiliki banyak nefron penyaring darah yang
bersikulasi melalui ginjal dan memroduksi urin, untuk dikirim ke kantung
kemih melalui ureter. Kandung kemih ditahan tertutup oleh sebuah otot cincin
(sphincter) mengitari lubang di dasarnya. Otot ini bisa dikendurkan secara

15
sadar untuk membuang urin keluar melalui uretra. Uretra pria lebih panjang
daripada uretra perempuan, dan juga menyediakan tempat keluar simen (cairan
mengandung sperma dan dilepaskan saat kegiatan seksual). Karena uretra-nya
lebih pendek dan terbuka dekat dengan vagina dan anus, perempuan lebih
rentan terhadap infeksi sistem kemih disbanding pria.
2.2.1.10 Sistem reproduksi pria
Sistem reproduksi pria memproduksi sperma, sel-sel yang bisa berfusi
dengan telur dari wanita untuk membentuk keturunan. Sistem ini juga
membuat hormone-hormon seksual pria yang yang diperlukan untuk produksi
sperma serta untuk perkembangan seksual pada pubertas. Kelamin pria terdiri
dari penis, testis, dan scrotum, tempat bergantung testis. Masing-masing testis
dipenuhi oleh tubula seminiferous, pembuat sperma. Sperma disimpan di
epidermis, sebuah saluran gelung yang terdapat di balik setiap testis. Sebuah
tuba lain, vas deferens, menghubungkan setiap epididimis ke sebuah saluran
ejakulasi, yang juga terhubung ke uretra. Tiga kelenjar sepasang vesical semina
dan kelenjar prostate mengeluarkan cairan untuk membawa dan menyuburkan
sperma. Cairan ini dan sperma membentuk cairan yang disebut simen. Pada
kegiatan seksual, jaringan erektil penis terisi darah, membuat penis memanjang
dan kaku agar memancarkan simen sepanjang vas deferens, menuruni uretra,
dan keluar dari penis.
2.2.1.11 Sistem reproduksi wanita
Struktur internal sistem reproduksi perempuan indung telur, tuba
fallopian, Rahim, dan vagina terdapat di sepertiga bagian bawah perut. Indung

16
telur mengandung folikel yang menyimpan telur, yaitu sel-sel yang bisa
bergabung dengan sperma dari pria untuk membentuk keturunan. Setiap bulan
sebuah telur menjadi matang dan dilepaskan dari indung telur. Fimbriae
mengarahkan telur ke tuba falopian, yang mendorongnya ke Rahim. Vagina,
saluran berdinding otot, menghubungkan rahim dengan luar tubuh. Struktur
luar, umumnya disebut vulva, meliputi clitoris yang peka serta lipatan kulit
yang disebut labia, bertugas melindungi jalan masuk vagina dan uretra. Tepat
dibalik vagina terdapat kelenjar Bartholon, yang mensekresi cairan pelumas
saat hubungan kelamin.
2.2.2

Cara Diagnosa Dokter

Tahapan tahapan yang dilakukan dokter saat memeriksa pasiennya :


1. Wawancara
2. Pengecekan fisik
3. Pengecekan laboratorium
Ketiga tahapan diatas diurutkan berdasarkan tingkat keakuratan dokter saat
mendiagnosa penyakit pasiennya. Perlu diketahui bahwa seorang dokter juga
seorang manusia biasa yang dapat melakukan kesalahan, seorang dokter juga
dapat melakukan kesalahan pendiagnosaan dari suatu penyakit pasiennya. Hal
inilah yang menyebabkan pendiagnosaam seorang dokter tidak mungkin mencapai
angka 100%. Apabila ketiga tahapan diatas dilakukan maka tingkat keakuratan
pendianosaan dokter akan mencapai angka maksimum 98%.
Tabel 2.1 Tahapan diagnosa dokter dan tingkat keakuratannya
Tahapan
Wawancara
Pengecekan Fisik

Tingkat Keakuratan
Maksimal 80%
Maksimal 90%

17
Pengecekan
Maksimal 98%
Laboratorium
Dari Tabel diatas kita dapat mengetahui tahapan wawancara yang biasa
dilakukan seorang dokter untuk mendiagnosa penyakit pasiennya sudah cukup
untuk mengetahui kemungkinan penyakit dari seorang pasien. Melihat keakuratan
pada tahapan wawancara cukup besar, sehingga dua tahapan lainnya hanya
dlakukan untuk menambah keyakinan seorang dokter untuk memvonis seorang
pasien tentang penyakit yang dideritanya.
2.2.2.1 Wawancara
Seorang dokter akan bertanya kepada pasiennya tentang gejala yang
dideritanya. Pertanyaan pertama yang diberikan adalah keluhan utama dari
seorang pasien. Keluhan utama ini merupakan gejala utama yang diderita
pasien

yang menyebabkan pasien mendatangi dokter untuk mendapatkan

layanan kesehatan. Keluhan setiap orang berbeda walau penyakitnya sama, hal
ini dikarenakan ketahanan fisik seseorang yang berbeda denga ketahan fisik
orang lain. Setelah diketahui keluhan utamanya selanjutnya dokter akan
menanyakan gejala-gejala lainnya. Gejala-gejala ini akan dibandingkan dengan
kriteria gejala penyakit yang ada.
2.2.2.2 Pengecekan Fisik
Pada tahap ini seorang dokter akan melihat gejala-gejala fisik yang
muncul pada tubuh pasien. Tahap ini dilakukan diakarenakan ada beberapa
penyakit yang gejal-gejalanya dapat dilihat dari keadaan fisik seorang pasein.
Contohnya apabila seorang pasien menderita demam berdarah maka muncul
bintik merah.

18

2.2.2.2 Pengecekan Laboratorium


Pada tahap ini seorang dokter membutuhkan laboratorium untuk
memeriksa pasiennya. Pengecekan laboratorium akan menambah keakuratan
diagnosa seorang dokter. Pengecekan ini meliputi :

pengambilan darah
tes Urin
rontgen
dll

Pengecekan laboratorium hanya dilakukan untuk mendiagnosa penyakit


tertentu yang tidak dapat diketahui secara akurat dengan metode wawancara
atau pengecekan fisik.
2.2.3

Sistem Pakar
Sistem pakar secara umum adalah sebuah usaha untuk menciptakan sebuah

sistem yang dapat melakukan pekerjaan seperti dan sebaik seorang pakar. Dengan
sistem pakar, orang awam dapat menyelesaikan masalah mereka atau hanya
mencari suatu informasi yang berkualitas yang sebenarnya hanya bisa diperoleh
dengan berkonsultasi langsung ke ahlinya. Sistem pakar ini juga dapat membantu
aktivitas para pakar sebagai asisten yang berpengalaman dan mempunyai
informasi yang dibutuhkan seorang pakar.
Dalam perancangannya, sistem pakar mengkombinasikan kaidah-kaidah
penarikan kesimpulan (inference rules) dengan basis pengetahuan tertentu yang
diberikan oleh satu atau lebih pakar dalam bidang tertentu. Kombinasi dari kedua
hal tersebut disimpan dalam mesin, yang kemudian digunakan untuk proses
pengambilan kebutusan untuk menyelesaikan masalah tertentu

19
2.2.3.1 Ciri ciri sistem pakar
Ada beberapa ciri dan karakteristik yang membedakan sistem pakar
dengan sistem lainnya. Ciri dan karakteristik tersebut adalah :

Pengetahuan sistem pakar merupakan suatu konsep, bukan berbentuk

numeris
Informasi dalam sistem pakar tidak selalu lengkap, subyektif, tidak
konsisten, subyek terus berubah dan tergantung pada kondisi lingkungan
keputusan yang diambil bersifat tidak pasti dan tidak mutlak, tetapi

menurut ukuran kebenaran tertentu.


Kemungkinan solusi sitem pakar terhadap suatu permasalahan selalu
bervariasi dan mempunyai banyak opsi jawaban yang diterima, semua

faktor yang ditelusuri memiliki ruang masalah yang luas dan tidak pasti.
Perubahan dan pengembangan pengetahuan dalam sistem pakar dapat
terjadi setiap saat bahkan sepanjang waktu sehingga diperlukan
kemudahan

dalam

modifikasi

sistem

untuk

mnampung

jumlah

pengetahuan yang semakin banyak dan bervariasi


Pandangan dan pendapat setiap pakar tidaklah selalu sama, oleh karena

itu tidak ada jaminan bahwa solusi sistem pakar 100 persen benar.
a. Keuntungan sistem pakar

Banyak sekali manfaat yang diperoleh dari pengembangan sistem pakar,


manfaat-manfaat tersebut yaitu :

Masyarakat awam dapat memanfaatkan keahlian seorang pakar dalam


bidang tertentu tanpa kehadiran pakar tersebut.
Meningkatnya produktivitas kerja, yaitu bertambahnya
pekerjaan tertentu serta memberikan hasil solusi kerja.

efisiensi

20

Penghematan waktu dalam menyelesaikan masalah yang komplek.


Memberikan penyederhanaan solusi untuk kasus-kasus yang komplek

dan berulang-ulang.
Pengetahuan dari seorang pakar dapat didokumntasikan tanpa batasan

waktu dan tempat.


Memungkinkan penggabungan berbagai bidang pengetahuan dari
berbagai pakar untuk dikombinasikan

2.2.3.2 Kelemahan sistem pakar


Selain berbagai manfaat seperti yang telah disebutkan diatas,
pengembangan sistem pakar juga memiliki kelemahan, yaitu :

Daya kerja dan produktifitas manusia menjadi berkurang karena

semuanya dilakukan secara otomatis oleh sistem.


Pengembangan perangkat lunak sistem pakar lebih sulit dibandingkan
dengan perangkat lunak konvensional.

2.2.3.3 Struktur sistem pakar


Sistem pakar terdiri dari 2 bagian pokok, yaitu: lingkungan
pengembangan (development environment) dan lingkungan konsultasi
(consultation environment).
Lingkungan pengembangan digunakan sebagai pembangun sistem pakar
baik dari segi pembangun komponen maupun basis pengetahuan. Lingkungan
konsultasi digunakan oleh seseorang yang bukan ahli untuk berkonsultasi.

21

Gambar 2.1 Struktur sistem pakar


Komponen-komponen yang ada pada sistem pakar adalah sebagai berikut:
1.

Subsistem

penambahan

memasukkan

pengetahuan.

pengetahuan,

Bagian ini digunakan untuk

mengkonstruksi

atau

memperluas

pengetahuan dalam basis pengetahuan. Pengetahuan itu bisa berasal dari:


ahli, buku, basis data, penelitian dan gambar.
2.

Basis pengetahuan. Berisi pengetahuan-pengetahuan yang dibutuhkan


untuk memahami, memformulasikan dan menyelesaikan masalah.

3.

Motor inferensi (inference engine). Ada 3 elemen utama dalam motor


inferensi, yaitu:
a.

Interpreter: mengeksekusi item-item agenda yang terpilih dengan


menggunakan aturan-aturan dalam basis pengetahuan yang sesuai.

b.

Scheduler: akan mengontrol agenda.

22
c.

Consistency enforcer: akan berusaha memelihara kekonsistenan


dalam mempresentasikan solusi yang bersifat darurat.

4.

Blackboard. Merupakan area dalam memori yang digunakan untuk


merekam kejadian yang sedang berlangsung termasuk keputusan
sementara. Ada 3 tipe keputusan yang dapat direkam, yaitu:
a.

Rencana: bagaimana menghadapi masalah.

b.

Agenda: aksi-aksi yang potensial yang sedang menunggu untuk


dieksekusi.

c.
5.

Solusi: calon aksi yang akan dibangkitkan.

Antarmuka. Digunakan untuk media komunikasi antara user dan


program

6.

Subsistem

penjelasan.

Digunakan

untuk

melacak

respon

dan

memberikan penjelasan tentang kelakuan sistem pakar secara interaktif


melalui pertanyaan:

7.

a.

Mengapa suatu pertanyaan ditanyakan oleh sistem pakar?

b.

Bagaimana konklusi dicapai?

c.

Mengapa ada alternatif yang dibatalkan?

d.

Rencana apa yang digunakan untuk mendapatkan solusi?

Sistem

penyaring

pengetahuan.

Sistem

ini

digunakan

untuk

mengevaluasi kinerja sistem pakar itu sendiri untuk melihat apakah


pengetahuan-pengetahuan yang ada masih cocok untuk digunakan
dimasa mendatang.

23
2.2.3.4 Kategori permasalahan dalam sistem pakar
Terdapat beberapa permasalahan dalam pembangunan sebuah sistem
pakar secara umum :
1. Prediksi. Memproyeksikan akibat-akibat yang dimungkinkan dari
kondisi-kondisi tertentu.
2. Interpretasi. Pengambilan keputusan dari hasil obserbvasi atau
sekumpulan data mentah
3. Diagnosa. Menentukan penyebab suatu kegagalan sistem yang
didasarkan pada indikasi-indikasi yang teramati.
4. Desain. Menentukan konfigurasi komponen-komponen dalam suatu
sistem yang cocok dengan tujuan-tujuan kinerja tertentu yang memenuhi
kendala
5. Debugging dan perbaikan. Menentukan dan menunjukkan cara-cara
untuk mengatasi malfungsi.
6. Perencanaan. Merencanakan serangkaian tindakan untuk mencapai suatu
tujuan
7. Instruksi. Mendeteksi dan mengoreksi defisiensi dalam pemahaman
domain subyek
8. Pengendalian. Mengatur tingkah laku suatu lingkungan yang kompleks
9. Simulasi. Pemodelan interaksi antara komponen-komponen sistem
10. Seleksi. Mengidentifikasikan pilihan terbaik dari sekumpulan
kemungkinan
11. Pengamatan membandingkan hasil pengamatan dengan kondisi yag
diharapkan.
2.2.3.5 Metode Forward Chaining
Pencocokan fakta atau pernyataan dimulai dari bagian
sebelah kiri (IF dulu). Dengan kata lain penalaran dimulai dari
fakta terlebih dahulu untuk menguji kebenaran hipotesis.

24
Tabel 2.2 Contoh Aturan-aturan
No.
R-1
R-2
R-3
R-4
R-5
R-6
R-7
R-8
R-9
R-10

Aturan
IF
IF
IF
IF
IF
IF
IF
IF
IF
IF

A & B THEN C
C THEN D
A&E THEN F
A THEN G
F & G THEN D
G & E THEN H
C AND H THEN I
I & A THEN J
G THEN J
J THEN K

Langkah-langkah inferensi adalah sebagai berikut:

Dimulai dari R-1. A merupakan fakta sehingga bernilai


benar, sedangkan B belum bisa diketahui kebenarannya,
sedangkan B belum bisa diketahui kebenarannya. Oleh
karena itu kita tidak mendapatkan informasi apapun pada

R-1 ini. Sehingga kita menuju R-2


Pada R-2, kita tidak mengetahui informasi apapun tentang
C, sehingga kita tidak bisa memastikan kebenaran D. Oleh
karena itu kita tidak mendapatkan informasi apapun pada

R-1 ini. Sehingga kita menuju ke R-3.


Pada R-3, baik A maupun E adalah fakta sehingga jelas
benar. Dengan demikian F sebagai konsekuen juga ikut
benar. Sehingga sekarang kita mempunyai fakta baru
yaitu F. Karena F bukan hipotesis yang hendak kita

buktikan (=K), maka penelusuran kita lanjutkan ke R-4.


Pada R-4, A adalah fakta sehingga jelas benar. Dengan
demikian G sebagai konsekuen juga ikut benar. Sehingga

25
sekarang kita mempunyai fakta baru yaitu G. Karena G
bukan hipotesis yang hendak kita buktikan (=K), maka

penelusuran kita lanjutkan ke R-5.


Pada R-5, baik F maupun G bernilai benar berdasarkan
aturan

R-3

dan

R-4.

Dengan

demikian

sebagai

konsekuen juga ikut benar. Sehingga sekarang kita


mempunyai fakta baru yaitu D. Karena D bukan hipotesis
yang hendak kita buktikan (=K), maka penelusuran kita

lanjutan ke R-6.
Pada R-6, baik A maupun G adalah benar berdasarkan
fakta dan R-4. Dengan demikian H sebagai konsekuen
juga ikut benar. Sehingga sekarang kita mempunyai fakta
baru yaitu H. Karena H bukan hipotesis yang hendak kita

buktikan (=K), maka penelusuran kita lanjutkan ke R-7.


Pada R-7, meskipun H benar berdasarkan R-6, namun kita
tidak tahu kebenaran C, sehingga I-pun juga belum bisa
diketahui

kebenarannya. Oleh

karena

itu

kita

tidak

mendapatkan informasi apapun pada R-7 ini. Sehingga

kita menuju ke R-8.


Pada R-8, meskipun A benar karena fakta, namun kita
tidak tahu kebenaran I, sehingga J-pun juga belum bisa
diketahui

kebenarannya. Oleh

karena

itu

kita

tidak

mendapatkan informasi apapun pada R-8 ini. Sehingga


kita menuju ke R-9.

26

Pada R-9, J bernilai benar karena G benar berdasarkan R-4.


Karena J bukan hipotesis yang hendak kita buktikan (=K),

maka penelusuran kita lanjutkan ke R-10.


Pada R-10, K bernilai benar karena J benar berdasarkan R9. Karena H sudah merupakan hipotesis yang hendak kita
buktikan (=K), maka terbukti bahwa K adalah benar.
Munculnya fakta baru pada saat inferensi terlihat pada
table 2.2. Sedangkan alur inferensiny terlihat pada
gambar 2.1
Tabel 2.3 Fakta Baru
Aturan
R-3
R-4
R-5
R-6
R-9
R-10

Fakta Baru
F
G
D
H
J
K

Gambar 2.2 Forward Chaining

27

28
BAB III
METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM

3.1

Waktu dan Tempat


Waktu yang digunakan untuk menyelesaikan penelitian ini sekitar 4 bulan yaitu

bulan November 2015 sampai bulan Januari 2016 yang dilakukan di rumas kos dan
perpustakaan UMS.
3.2

Peralatan Utama dan Pendukung


Dalam penelitian ini digunakan beberapa peralatan utama dan pendukung,

diantaranya sebagai berikut:


Peralatan utama dibagi menjadi 2 kategori yaitu hardware dan software.
Hardware yang digunakan adalah Personal Computer (PC) dengan spesifikasi
sebagai berikut:
a) Intel i5-4200 1,60GHz
b) VGA NVIDIA GeForce 2GB
c) RAM 4GB
d) Smartphone Android
Software yang digunakan untuk membuat aplikasi ini adalah sebagai berikut:
a) Android Studio
b) Adobe Photoshop CS6

29
3.3

Diagram Alir Penelitian

Mulai

Analisis

Selesai

Tidak

Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian

Tidak

30
3.4

Metode Perancangan
Pembuatan tugas akhir ini terbagi menjadi beberapa tahap pengerjaan yang

tertera sebagai berikut :


1.

Pengumpulan data-data yang diperlukan

Beberapa metode yang akan dipakai dalam pengumpulan data:


a.

Studi Literatur

Pada metode ini penulis akan melakukan pencarian, pembelajaran dari


berbagai macam literatur dan dokumen yang menunjang pengerjaan
Tugas Akhir ini khususnya yang berkaitan dengan sistem pakar.
c.

Browsing

Melakukan pengamatan ke berbagai macam website di internet yang


menyediakan informasi yang relevan dengan permasalahan dalam
pembuatan sistem ini.
2.

Analisa data yang telah dikumpulkan


Membuat analisa terhadap data yang sudah diperoleh dari hasil observasi

spesifikasi yang terstruktur dengan menggunakan pemodelan.


3.

Perancangan dan Desain Sistem


Memahami rancangan sistem pakar sesuai data yang ada dan

mengimplementasikan model yang di inginkan oleh pengguna. Pemodelan


sistem ini, pohon keputusan dan usecase diagram guna mempermudah dalam
proses-proses selanjutnya.

Pemb

31
4.

Pembuatan Aplikasi
Tahap ini merupakan tahap pembuatan dan pengembangan aplikasi

sesuai dengan desain sistem yang ditetapkan pada tahap sebelumnya. Sistem
Pakar Untuk Mendiagnosa Gangguan Kesehatan pada Anak dan Cara
Menanganinya
5.

Uji Coba dan Evaluasi


Menguji coba seluruh spesifikasi terstruktur dan sistem secara

keseluruhan. Pada tahap ini, dilakukan uji coba sistem yang telah selesai
disusun dengan menggunakan kuisioner. Proses uji coba ini diperlukan untuk
memastikan bahwa sistem yang telah dibuat sudah benar, sesuai dengan
karakteristik yang ditetapkan dan tidak ada kesalahan-kesalahan yang
terkandung di dalamnya.

3.5

Use Case Diagram

3.5.1

Use Case Diagram User

Gambar 3.2 Use Case Diagram User

32
3.6

Rancangan Interface

3.6.1

Perancangan halaman utama


Halaman ini merupakan induk dari aplikasi, halaman ini menampilkan menu

awal yang terdapat pada aplikasi. Terdapat textbox masukkan keluhan, disini user
memasukkan apa keluhan mereka. Tombol history, apabila tombol ini ditekan
maka pengguna akan diperlihatkan ke halaman history diagnosa. Tombol submit,
apabila tombol ini ditekan maka aplikasi akan memproses keluhan yang di
masukkan user di textbox. Serta tombol tindakan untuk pindah ke halaman
pencarian tindakan.

Gambar 3.3 Antarmuka Halaman Utama Sistem

33
3.6.2

Perancangan halaman diagnosa


Halaman ini merupakan inti dari sistem pakar ini. Didalam halaman

konsultasi ini terdapat beberapa pertanyaan yang harus dijawab oleh pasien untuk
menentukan solusi gangguan kesehatan yang diderita oleh pasien. Terdapat kolom
pertanyaan, yaitu textview yang berisi pertanyaan sistem yang diajukan kepada
pengguna. Tombol jawaban ya, sebuah button yang berfungsi untuk menerima
jawaban ya pengguna. Tombol jawaban tidak, sebuah button yang berfungsi untuk
menerima jawaban tidak pengguna.

Gambar 3.4 Antarmuka Halaman Konsultasi

3.6.3

Perancangan halaman hasil diagnosa


Halaman ini merupakan halaman yang menampilkan hasil dari keluhan yang

telah dimasukan dengan menampilkan kemungkinan penyebab dan solusinya.

34
Terdapat kolom penyebab, yaitu textview yang berisi informasi penyebab
gangguan kesehatan. Kolom Solusi, yaitu textview yang berisi informasi tindakan
yang diperlukan untuk mengatasi gangguan kesehatan tersebut. Tombol selesai,
untuk kembali ke halaman utama aplikasi.

Gambar 3.5 Antarmuka Halaman hasil diagnosa

35
3.6.4

Perancangan halaman tindakan


Halaman ini merupakan halaman awal kedua dari aplikasi, halaman ini

menampilkan textbox masukkan tindakan, tombol exit, tombol submit, dan


tombol untuk pindah ke interface halaman utama. Terdapat textbox masukkan
tindakan, disini user memasukkan tindakan yang ingin dicari. Tombol exit, apabila
tombol ini ditekan maka aplikasi akan ditutup. Tombol submit, apabila tombol ini
ditekan maka aplikasi akan memproses tindakan yang di masukkan user di
textbox. Serta tombol keluhan untuk pindah ke halaman utama aplikasi.

Gambar 3.6 Antarmuka Halaman Tindakan

3.6.5

Perancangan halaman hasil tindakan


Halaman ini merupakan halaman yang menampilkan hasil dari tindakan

yang telah dimasukkan. Terdapat kolom tindakan, yaitu textview yang berisi

36
informasi tentang tindakan yang di cari pengguna. Tombol kembali, untuk
kembali ke halaman tindakan.

Gambar 3.7 Antarmuka Halaman Hasil Tindakan

3.6.7

Perancangan halaman rekaman diagnosa


Halaman ini merupakan halaman yang menampilkan hasil diagnosa yang

telah dilakukan sebelumnya. Terdapat Listview, yaitu daftar hasil diagnosa yang
pernah dicari sebelumnya, apabila di klik akan diperlihatkan detail dari diagnosa
yang pernah dilakukan yaitu penyebab dan tindakan yang disarankan sistem.
Tombol refresh, apabila ditekan akan memuat ulang daftar rekaman diagnosa.

37

Gambar 3.8 Antarmuka Halaman rekaman diagnosa

3.6.8

Perancangan halaman detail rekaman diagnosa


Halaman ini merupakan halaman yang menampilkan detail dari diagnosa

yang pernah dilakukan sebelumnya. Terdapat kolom penyebab, yaitu textview


yang berisi informasi penyebab gangguan kesehatan. Kolom Solusi, yaitu textview
yang berisi informasi tindakan yang diperlukan untuk mengatasi gangguan
kesehatan tersebut. Tombol hapus, untuk menghapus rekaman diagnosa. Tombol
selesai, untuk kembali ke halaman rekaman diagnosa.

38

Gambar 3.9 Antarmuka Halaman Hasil Rekaman Diagnosa

3.7

Data Penelitian

3.7.1

Data Pertanyaan Diagnosa


Berikut ini adalah data yang menjadi acuan dalam pembuatan aplikasi

ini. Dibawah ini adalah data pertanyaan yang diajukan sistem kepada user.
Tabel 3.1 Data pertanyaan
id
g01
01
g01
02
g01
03
g01
04

Pertanyaan
Apakah usia bayi kurang dari 4 bulan?
Apakah ia menangis berkepanjangan di sore hari
dan anda sulit menenangkannya agar tidur?
Apakah ia sering bangun di malam hari namun
kembali tidur setelah disusui?
Apakah bayi anda tidur lebih sedikit dari bayi lain
seusianya?

jika
ya
g01
02
p01
01
p01
02
p01
03

jika
tidak
g01
04
g01
03
g01
04
g01
05

39
g01
05
g01
06
g01
07
g01
08
g01
09
g01
10
g01
11
g01
12
g01
13

Apakah bayi anda banyak tidur di siang hari dan


sedikit di malam hari?
Apakah bayi anda selalu mengikuti pola itu?
Apakah bayi anda terbiasa tidur siang?
Apakah bayi anda tidur sekamar dengan anda?
Apakah si bayi sering bangun di malam hari setelah
sebelumnya nyenyak?
Apakah ia tampak urang sehat?
Mungkinkah bayi anda terbangun karena lapar
Mungkinkah ia kedinginan atau gerah di malam
hari?
Apakah baru terjadi masalah rumah tangga atau
sesuatu yang bisa menyebabkan kecemasan?

g01
06
p01
04
p01
05
p01
07
g01
10
p01
08
p01
09
p01
10
p01
12

g01
08
g01
07
g01
08
g01
09
p01
06
g01
11
g01
12
g01
13
p01
11

Secara keseluruhan terdapat 483 pertanyaan yang dapat diajukan oleh


sistem, namun karena keterbatasan tempat, penulis hanya bisa melampirkan
beberapa pertanyaan diatas di laporan ini.

3.7.2

Data Hasil Diagnosa


Berikut ini adalah data yang menjadi acuan dalam pembuatan aplikasi

ini. Dibawah ini adalah data hasil diagnosa yang ditunjukkan oleh sistem
kepada pengguna setelah pengguna selesai menjawab pertanyaan-pertanyaan
yang diajukan oleh sistem.
Tabel 3.2 Data hasil diagnosa

40
id
p0101
p0102

p0103

p0104

p0105
p0106
p0107

penyebab
Banyak kemungkinan penyebab
bayi menangis di malam hari
Rasa lapar mungkin penyebab
bangunnya si bayi. Kebutuhan
sering makan adalah wajar pada
bayi di usia ini

tindakan
lihat MENANGIS
BERKEPANJANGAN.
Usaha mencegah bayi terbangun
karena lapar di malam hari,
misalnya dengan memberinya
minum tambahan di sore hari,
biasanya kurang berhasil. Jangan
pernah menambah formula susu
bayi. Beristirahatlah di siang hari
ketika si bayi sedang tidur. Bila dia
bayi ASI, cobalah perah dan wadahi
dalam botol agar pasangan anda
bisa sesekali membantu
meminumkannyadi malam hari. bila
anda merasa kurangnya tidur telah
menurunkan kesehatan anda atau
membuat anda kesal pada si bayi,
mintalah sarak dokter atau mantri
kesehatan terdekat.
Sebagian bayi memang tidur lebih
Buatlah si bayi tetap senang di saat
sedkit dari yang lain.
bangun dengan memberinya banyak
benda untuk dilihat dan mainan.
Ikuti juga juga saran tindakan untuk
menidurkan bayi (lihat
MEMBANTU BAYI UNTUK
TIDUR, atau MENIDURKAN
ANAK KECIL)
Bayi muda bisa tidur setiap saat.
Setelah berusia 2-3 bulan, ia bisa
mulai didorong untuk lebih banyak
tidur di malam hari dengan
membiarkan tirai tetap terbuka di
siang hari dan meredupkan cahaya
di kamarnya pada malam hari.
Ketika mengganti popok di malam
hari, gunakan lampu temaram, dan
jangan mengajaknya bicara atau
bermain
Setelah semakin membesar, bayi
Cobalah mengurangi tidur siangnya
anda akan membutuhkan tidur lebih agar ia bisa tidur lebih nyenyak di
sedikit.
malam hari.
Periksakan ke dokter bila belum
Periksakan ke dokter bila belum
terdiagnosa dari aplikasi ini
terdiagnosa dari aplikasi ini
Berbagi kamar dengan bayi
Bila memungkinkan, pindahkan si
memang bisa mengganggu suasana bayi ke kamar lain. Anda tentu akan
malam anda dan si bayi.
tetap mendengar bila ia benar-benar

41

p0108

p0109

Penyebabnya bisa karena anda telah


membuat suara yang mengganggu
tidurnya.Namun lebih besar lagi
kemungkinan anda yang terlalu
peka terhadap gerakan si bayi di
saat tidur dan sedikit suara si bayi
sudahanda duga sebagai tanda
terbangun penuh. banyak bayi yang
tidur lasak, dan bila tidak diganggu,
akan terus tidur kembali
Bila terlihat gejala spesifik,
misalnya demam, diare, atau
muntah, ikuti alur yang sesuai
aplikasi ini. Bila tidak ada gejala
spesifik namun bayi anda masih
juga tampak kurang sehat,
periksakanlah ke dokter.
Dengan semakin tumbuhnya bayi
anda, ia akan memerlukan lebih
banyak makanan.

p0110

kedinginan atau kegerahan bisa


membangunkan bayi di malam hari

p0111

Kebutuhan kehadiran anda adalah


penyebab terbanyak bayi terbangun
di malam hari setelah lepas dari
masa menyusu di malam hari
Bayi bisa merasakan kecemasan
atau ketegangan orangtuanya, dan
bisa terganggu oleh hal itu

p0112

menangis, namun mungkin anda


kurang suka terbangunkan secara
mendadak

Bila terlihat gejala spesifik,


misalnya demam, diare, atau
muntah, ikuti alur yang sesuai
aplikasi ini. Bila tidak ada gejala
spesifik namun bayi anda masih
juga tampak kurang sehat,
periksakanlah ke dokter.
Memperbanyak makan di siang hari
akan membuat si bayi tak lagi
bangun di malam hari. Pilihan lain
anda bisa mulai menyapihnya. Bila
hal itu belum mulai dilakukan.
Mintalah saran dari dokter atau
mantri kesehatan
jagalah temperatur kamar si bayi
sekitar 18 derajat celcius. Bayi anda
tidak memerlukan selimut lebih dari
kebutuhan anda sendiri pada
keadaan sama. Membiarkan bayi
kegerahan bisa menningkatkan
resiko sindroma kematian bayi
mendadak. Bila ia kedinginan
karena selimutnya tertendang,
cobalah memakaikan pakaian tidur
dimalam hari
tetaplah menepati jadwal tidurnya

Mungkin perlu sedikit waktu agar


bayi anda yakin kembali. Kalau
bisa, jagalah jadwal harian si bayi
tetap stabil, walau kehidupan anda
sedang kacau. Ketika si bayi
terbangun di malam hari, berilah
minum dan belaian, namun pastikan

42
bahwa si bayi tahu bahwa ia harus
kembali ke tempat tidurnya sendiri,
agar si bayi tidak terbiasa bangun di
malam hari dan berharap diajak
bermain( lihat MEMBANTU
MENIDURKAN ANAK KECIL)
Secara keseluruhan terdapat 523 jawaban yang dapat diberikan oleh
sistem, namun karena keterbatasan tempat, penulis hanya bisa melampirkan
beberapa pertanyaan diatas di laporan ini.

3.7.3

Data Tindakan
Berikut ini adalah data yang menjadi acuan dalam pembuatan aplikasi

ini. Dibawah ini adalah data tindakan yang ditunjukkan oleh sistem kepada
pengguna setelah pengguna memasukkan tindakan yang ia cari di kolom
pencarian aplikasi ini.
Tabel 3.3 Data Tindakan
t0101

Membantu bayi
untuk tidur

Pada usia sampai 4 bulan umumnya bayi akan tidur bila


kenyang dan merasa nyaman. Yang perlu anda lakukan
hanyalah berusaha memenuhi kedua kebutuhan dasarnya
itu. Pada usia ini, suara sayup (dan gerakan samar)
cenderung akan semakin memudahkannya tidur.

43

t0102

Membantu
menidurkan anak
kecil

t0202

Menghadapi
tangisan bayi

t0203

Mengatasi masuk
angin

Membawanya naik mobil atau didorong di kereta bayi


hampir selalu akan membuatnya tidur.
Bayi berusia di atas 4 bulan sudah melewati masa sering
membutuhkan minum di malam hari dan lebih memerlukan
jadwal tidur yang tetap dan pastif dan menyenangkan. Bayi
anda membutuhkan kepastian bahwa berpisah dari anda
untuk tidur bukanlah sebuah hukuman. Berikut ini
beberapa saran untuk menikmati malam yang bebas
masaiah. Hindari kegirangan yang terlalu besar di saat
menjelang waktu tidur. Sediakan lampu-tidur bila bayi anda
tampaknya takut-gelap. Jangan segera mendatanginya bila
mendengar ia merengek di malam hari, Mungkin bayi anda
hanya mengigau. Bila ia menangis di malam hari,
tenangkanlah tanpa bersuara, usahakanlah selekas
mungkin.
Banyak orang tua merasa sangat tertekan dan tidak bila
bayinya menangis sampai berjam-jarn. Perasaan seperti itu
adalah normal dan tidak berarti bahwa anda adalah
orangtua yang buruk. Mintalah bantuan tetangga atau
teman untuk menunggui si bayi selama sekitar satu jam
agar anda bisa sedikit mengendurkan diri, Bila tidak ada
yang bisa dimintai bantuan, letakkan si bayi dengan aman
di tempat tidurnya, tutup pintu kamamya, dan
tinggalkanlah ia selama sekitar setengah jam sampai anda
tenang kembali, Ditinggalkan sesaat tidak akan
membahayakan bayi anda, Bita tangisnya sampai tidak
tertahankan lagi dan anda takut bisa mengguncang si bayi
tanpa sadar, segera letakkan si bayi di tempat Tidurnya dan
hubungilah dokter, mantri, atau kelompok karang balita
terdekat
Semua bayi juga menelan udara ketika minum susu. Udara
ini kemudian bisa terperangkap di usus dan menimbulkan
ketidaknyamanan. Masuk angin bisa semaikn bertambah
bila si bayi menangis tepat sebelumn minum susu atau
minum terlalu rakus. Berikut ini beberapa hal yang bisa
mencegah masuk angin atau meredakan gejalanya: Bila si
bayi minum dari botol, pastikan bahwa ukuran lubang dotnya benar. Topanglah bayi saat menyusui pada posisi
setengah tegak agar udara yang terhisap naik ke bagian atas
Iambungnya. Sendawakan dia setiap selang waktu tertentu
saat menyusui. Tegakkan dia ke pundak atau di pangkuan
anda. Dengan lembut usap atau tepuk-tepuklah
punggungnya untuk membuat udara di perutnya keluar.

44
Secara keseluruhan terdapat 43 tindakan yang dapat diberikan oleh
sistem, namun karena keterbatasan tempat, penulis hanya bisa melampirkan
beberapa tindakan diatas di laporan ini.
3.7.4

Daftar Gejala Utama


Berikut ini adalah daftar keluhan utama yang dapat diproses oleh sistem.

Pengguna dapat memasukkan salah satu gejala utama yang ada di table
dibawah ini.
Tabel 3.4 Daftar gejala utama
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27

Keluhan
Masalah Tidur Pada Bayi
Menangis Berlebihan Pada Bayi
Demam Pada Bayi
Muntah-muntah Pada Bayi
Diare Pada Bayi
Masalah Menyusui
Pertambahan Berat Badan Kurang
Masalah Kulit Pada Bayi
Merasa Tidak Sehat
Keletihan
Masalah Tidur Pada Anak-anak
Masalah-masalah Pertumbuhan
Kenaikan Berat Badan Berlebihan
Demam Pada Anak-anak
Ruam Disertai Demam
Masalah Kulit Pada Anak-anak
Rambut Kulit Kepala dan Kuku
Gatal-gatal
Benjol dan Bengkak
Pusing Lemas dan Kejang-kejang
Sakit Kepala
Bingung dan/atau Mengantuk
Canggung
Sulit Berbicara
Kesulitan di Sekolah
Masalah-masalah Mata
Penglihatan Terganggu atau Kabur

45
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
3.7.5

Telinga Nyeri atau Iritasi


Masalah-masalah Pendengaran
Hidung Tersumbat atau Berlendir
Tenggorokan Serak
Batuk
Gangguan Pernafasan
Masalah-masalah di Mulut
Masalah-masalah Gigi
Masalah-masalah Makan
Muntah-muntah pada Anak-anak
Sakit Perut
Diare pada Anak-anak
Sembelit
Tinja Tidak Wajar
Masalah-masalah Kemih
Masalah Kelamin pada Anak Laki-laki
Masalah Kelamin pada Anak Perempuan
Nyeri di Lengan atau Kaki
Masalah-masalah Sendi dan Punggung
Masalah-masalah Kaki
Lunglai

Daftar Tindakan
Berikut ini adalah daftar tindakan yang dapat diproses oleh sistem.

Pengguna dapat memasukkan salah satu gejala utama yang ada di table
dibawah ini.
Tabel 3.5 Daftar tindakan
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Tindakan
Membantu bayi untuk tidur
Membantu menidurkan anak kecil
Mengurangi resiko sindroma kematian bayi mendadak
Menghadapi kolik
Menghadapi tangisan bayi
Mengatasi masuk angin
Mengukur temperatur bayi anda
Demam sesudah imunisasi
Mencegah gastroenteritis

46
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43

Menangani gastroenteritis pada bayi


Mencegah dehidrasi pada bayi
Memberi ASI memakai botol
Menyapih bayi anda
Ruam popok
Mendorong anak agar minum
Menidurkan anak anda
Membantu anak mencapai berat badan sehat
Mengukur temperatur anak
Menurunkan demam
Eksim atopik
Mengobati kutu kepala
Meredakan gatal
Mengatasi pingsan
Meredakan sakit kepala anak-anak
Mendorong anak agar bicara
Menghadapi konjungtivitis
Menangani cedera mata
Menghindari barotrauma
Meredakan nyeri di telinga
Menangani pilek pada anak-anak
Meredakan nyeri tenggorokan anak-anak
Meredakan batuk
Memudahkan bernafas pada serangan asma
Meredakan mulut perih
Merawat gigi dan gusi anak
Menghadapi rewel makan
Menangani gastroenteritis pada anak-anak
Mengatasi mabuk perjalanan
Meredakan sakit perut
Mencegah dehidrasi pada anak-anak
Mencegah sembelit pada anak-anak
Mencegah masalah genital pada anak perempuan
Menangani terkilir pada anak-anak

47
3.8

Rancangan Database Rekaman Diagnosa


Database ini digunakan untuk merekam diagnosa yang pernah dilakukan oleh

pengguna sistem ini.


Tabel 3.6 Tabel Database Rekaman Diagnosa
No
1
2
3
4

Nama Field
Id
Nama
Penyebab
Tindakan

Tipe
Int
Text
Text
Text

Ukuran
2
30
200
200

Keterangan
PK

48
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1

Analisa Program

4.1.1

Halaman utama
Halaman ini merupakan induk dari aplikasi, halaman ini menampilkan menu

awal yang terdapat pada aplikasi. Terdapat textbox masukkan keluhan, disini user
memasukkan apa keluhan mereka. Tombol history, apabila tombol ini ditekan
maka pengguna akan diperlihatkan ke halaman history diagnosa. Tombol submit,
apabila tombol ini ditekan maka aplikasi akan memproses keluhan yang di
masukkan user di textbox. Serta tombol tindakan untuk pindah ke halaman
pencarian tindakan.

Gambar 4.1 Halaman Utama Aplikasi

49
4.1.2

Halaman diagnosa
Halaman ini merupakan inti dari sistem pakar ini. Didalam halaman

konsultasi ini terdapat beberapa pertanyaan yang harus dijawab oleh pasien untuk
menentukan solusi gangguan kesehatan yang diderita oleh pasien. Terdapat kolom
pertanyaan, yaitu textview yang berisi pertanyaan sistem yang diajukan kepada
pengguna. Tombol jawaban ya, sebuah button yang berfungsi untuk menerima
jawaban ya pengguna. Tombol jawaban tidak, sebuah button yang berfungsi untuk
menerima jawaban tidak pengguna.

Gambar 4.2 Halaman Diagnosa

50
4.1.3

Halaman hasil diagnosa


Halaman ini merupakan halaman yang menampilkan hasil dari keluhan yang

telah dimasukan dengan menampilkan kemungkinan penyebab dan solusinya.


Terdapat kolom penyebab, yaitu textview yang berisi informasi penyebab
gangguan kesehatan. Kolom Solusi, yaitu textview yang berisi informasi tindakan
yang diperlukan untuk mengatasi gangguan kesehatan tersebut. Tombol selesai,
untuk kembali ke halaman utama aplikasi.

Gambar 4.3 Halaman Hasil Diagnosa

51
4.1.4

Halaman tindakan
Halaman ini merupakan halaman awal kedua dari aplikasi, halaman ini

menampilkan textbox masukkan tindakan, tombol exit, tombol submit, dan


tombol untuk pindah ke interface halaman utama. Terdapat textbox masukkan
tindakan, disini user memasukkan tindakan yang ingin dicari. Tombol exit, apabila
tombol ini ditekan maka aplikasi akan ditutup. Tombol submit, apabila tombol ini
ditekan maka aplikasi akan memproses tindakan yang di masukkan user di
textbox. Serta tombol keluhan untuk pindah ke halaman utama aplikasi.

Gambar 4.4 Halaman Tindakan

52

4.1.5

Halaman hasil tindakan


Halaman ini merupakan halaman yang menampilkan hasil dari tindakan

yang telah dimasukkan. Terdapat kolom tindakan, yaitu textview yang berisi
informasi tentang tindakan yang di cari pengguna. Tombol kembali, untuk
kembali ke halaman tindakan.

Gambar 4.5 Halaman Hasil Tindakan

53
4.1.6

Halaman rekaman diagnosa


Halaman ini merupakan halaman yang menampilkan hasil diagnosa yang

telah dilakukan sebelumnya. Terdapat Listview, yaitu daftar hasil diagnosa yang
pernah dicari sebelumnya, apabila di klik akan diperlihatkan detail dari diagnosa
yang pernah dilakukan yaitu penyebab dan tindakan yang disarankan sistem.
Tombol refresh, apabila ditekan akan memuat ulang daftar rekaman diagnosa.

Gambar 4.6 Halaman Rekaman Diagnosa

4.1.7

Halaman detail rekaman diagnosa


Halaman ini merupakan halaman yang menampilkan detail dari diagnosa

yang pernah dilakukan sebelumnya. Terdapat kolom penyebab, yaitu textview


yang berisi informasi penyebab gangguan kesehatan. Kolom Solusi, yaitu textview

54
yang berisi informasi tindakan yang diperlukan untuk mengatasi gangguan
kesehatan tersebut. Tombol hapus, untuk menghapus rekaman diagnosa. Tombol
selesai, untuk kembali ke halaman rekaman diagnosa.

Gambar 4.7 Halaman Detail Rekaman Diagnosa

4.2

Pengujian Internal (Black box)


Pengujian yang dilakukan untuk mengetahui baik tidaknya sistem yang telah

dibuat yaitu menggunakan pengujian black box. Dimana metode ini untuk mencari
kesalahan pada interface, kesalahan pada struktur data, kesalahan inisialisasi dan
kesalahan tampilan. Tujuan akhir penhujian merupakan bagian yang sangat penting
dalam siklus pembuatan perangkat lunak selain itu pengujian dilakukan untuk

55
menjamin kualitas dan juga untuk mengetahui kelemahan dari sistem aplikasi
sehingga jika terjadi kesalahan saat dilakukan pengujian dapat diperbaiki sistem
aplikasinya.
Tabel 4.1 Pengujian tampilan halaman utama
No
1
2
3
4

Pengujian
Tampilan halaman utama
Aksi pencarian keluhan
Aksi pindah ke halaman tindakan
Aksi pindah ke halaman rekam diagnosa

Status
Baik
Baik
Baik
Baik

Tabel 4.2 Pengujian tampilan halaman diagnosa


No
1
2

Pengujian
Tampilan halaman diagnosa
Aksi menjawab pertanyaan iya atau tidak

Status
Baik
Baik

Tabel 4.3 Pengujian tampilan halaman hasil diagnosa


No
1
2

Pengujian
Tampilan halaman hasil diagnosa
Aksi kembali ke halaman utama

Status
Baik
Baik

Tabel 4.4 Pengujian tampilan halaman tindakan


No
1
2

Pengujian
Tampilan halaman tindakan
Aksi pencarian tindakan

Status
Baik
Baik

Tabel 4.5 Pengujian tampilan hasil tindakan


No
1
2

Pengujian
Tampilan halaman hasil tindakan
Aksi kembali ke halaman tindakan

Status
Baik
Baik

Tabel 4.5 Pengujian tampilan hasil tindakan


No
1
2

Pengujian
Tampilan halaman hasil tindakan
Aksi kembali ke halaman tindakan

Status
Baik
Baik

56
Tabel 4.6 Pengujian tampilan rekaman diagnosa
No
1
2

Pengujian
Tampilan halaman rekaman diagnosa
Aksi refresh daftar rekaman diagnosa

Status
Baik
Baik

Tabel 4.7 Pengujian tampilan detail rekaman diagnosa


No
1
2
3
4.3

Pengujian
Tampilan halaman detail rekaman
Aksi hapus rekaman diagnosa
Aksi kembali ke halaman utama

Status
Baik
Baik
Baik

Pengujian Eksternal
Pengujian eksternal yang dilakukan apda penelitian ini dengan pengujian

secara langsung oleh masyarakat serta pengisian kuisioner mengenai program


aplikasi yang telah dibuat.
a. Praktek Secara Langsung
Yang dilakukan dengan cara praktek langsung terhadap orang-orang
yang penulis temui yang sudah mempunyai anak untuk mengetahui baik
tidaknya sistem aplikasi yang dibuat yaitu dilakukan pada hari sabtu sampai
rabu tanggal 27 Februari 2016 sampai 2 Maret 2016.
b. Pengisian Kuisioner
Untuk mengetahui tanggapan pengguna tentang sistem pakar untuk
mendiagnosa gangguan kesehatan pada anak, dilakukan kuisioner dengan 6
buah pertanyaan. Kuisioner diajukan kepada 25 orang pada saat praktek
langsung.
Tabel 4.8 Hasil penilaian jawaban kuisioner
N
o
1.

Parameter
Tampilannya sudah cukup baik

Jumlah Koresponden
Terhadap Nilai
1
2
3
4
5
0
4
8
10
3

Rata-rata
3.48

57
2.
3.
4.
5.
6

Baru pertama kali melihat


sistem seperti ini
Pertanyaan yang diajukan
relevan
Hasilnya sudah tepat
Aplikasi ini memudahkan
Aplikasi ini perlu
dikembangkan lebih lanjut
Rata-rata

14

11

4.44

10

3.68

0
0

0
0

5
4

14
15

6
6

4.04
4.08

20

4.80
4.08

Dari table 4.8, untuk pertanyaan pertama yaitu apakah tampilan pada
sistem ini sudah cukup baik terdapat dua responden yang menjawab
kurang setuju, 8 koresponden menjawab biasa saja, sepuluh koresponden
menjawab setuju, dan 3 koresponden menjawab sangat setuju.
Untuk pertanyaan kedua yaitu apakah sistem ini merupakan sistem
pendiagnosa gangguan kesehatan berbasis smartphone yang pertama kali
anda gunakan terdapat 14 responden menjawab setuju, dan 11 responden
menjawab sangat setuju.
Untuk pertanyaan ketiga apakah pertanyaan yang diajukan relevan
dengan gangguan kesehatan yang dialami anak anda tiga responden
menjawab kurang setuju, tujuh responden menjawab biasa saja, sepuluh
responden menjawab setuju, dan lima responden menjawab sangat setuju.
Untuk pertanyaan keempat apakah hasil diagnosa gangguan
kesehatan sudah tepat lima orang menjawab biasa saja, empat belas orang
menjawab setuju, enam orang menjawab sangat setuju.
Untuk pertanyaan kelima apakah aplikasi ini memudahkan anda
untuk mengetahui gangguan kesehatan apa yang diderita anak anda, empat
responden menjawab biasa saja, lima belas responden menjawab setuju,
dan enam responden menjawab sangat setuju.

58
Untuk pertanyaan terakhir apakah sistem ini perlu dikembangkan
lebih lanjut, lima responden menjawab setuju, duapuluh responden
menjawab sangat setuju.
Dari keseluruhan pertanyaan yang diajukan kepada responden,
dapat disimpulkan bahwa tampilan sistem masih perlu pembenahan agar
nyaman dilihat, sistem seperti

ini

merupakan sistem pendiagnosa

penyakit berbasis smartphone yang pertama kali digunakan, pertanyaan


yang diajukan oleh sistem kepada pengguna tentang gejala tambahan
sudah cukup relevan dengan gangguan kesehatan yang diderita, hasil
diagnosa yang diberikan sudah tepat, sistem ini dapat membantu untuk
memudahkan pengguna dalam mendiagnosa penyakit, dan sistem ini
harus dikembangkan lebih lanjut. Gambar 4.8 menunjukkan diagram
radar dari hasil tanggapan pengguna pada sistem ini.
Tampilannya sudah cukup baik
5
Aplikasi ini perlu dikembangkan lebih lanjut

Baru pertama kali melihat system seperti ini

Aplikasi ini memudahkan

Pertanyaan yang diajukan relevan

Hasilnya sudah tepat

Gambar 4.8 Grafik hasil pengisian kuisioner pengguna

59

BAB V
PENUTUP

5.1

Kesimpulan
1.
2.
3.
4.
5.

Sistem mampu mengidentifikasi 48 keluhan utama .


Sistem mampu memberikan 48 tindakan kesehatan.
Sistem mempunyai 523 jawaban kesehatan.
Sistem mempunyai 483 pertanyaan gejala tambahan.
Jumlah pertanyaan yang diajukan sistem kepada pengguna tergantung pada

jawaban ya atau tidak yang diberikan pengguna.


6. Pemilihan jawaban ya atau tidak tidak mempengaruhi kecepatan apliksi
sistem berjalan.
7. Dari kuisioner yang diberikan kepada responden dapat diketahui bahwa
sistem pakar untuk mendiagnosa gangguan kesehatan pada anak dan cara
menanganinya berbasis aplikasi smartphone masih sangat jarang ditemui,
terlihat dari pengisian kuisioner yang menyebutkan bahwa responden baru
pertama kali menggunakan sistem pendiagnosa penyakit berbasis seperti
sistem ini.
8. Antara nilai 1 5 didapatkan rata-rata sekitar 4.04 bahwa responden
yang menggunakan

sistem

ini

menganggap

diberikan oleh sistem ini sudah cukup akurat.

hasil

diagnosa

yang

60
9. Sistem ini dapat berjalan dengan baik sebagaimana tujuan awal penyusunan
skripsi ini..
DAFTAR PUSTAKA

Dhany, Safia. 2009. Perancangan Sistem Pakar untuk Diagnosa


Penyakit Anak. Skripsi. Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.
Dr. Tony Smith & dr. Sue Davidson, 2006, Dokter di Rumah Anda,
Dian Rakyat : Jakarta.
Kurniawan, Dedi. 2009. Sistem Pakar Pendiagnosa Penyakit
Berbasis

Web.

Skripsi.

Fakultas

Teknik

Departemen

Elektro Universitas Indonesia.


Kuryanti, Yeni. 2013. Sistem Pakar Keluhan Kesehatan pada Orang
Dewasa
Chaining.

Berbasis

Web

Skripsi.

dengan

Fakultas

Metode
Teknik

Backward
Universitas

Muhammadiyah Sidoarjo.
Kusumadewi,

S.

2003.

Artificial

Intelegence

(Teknik

dan

Aplikasinya). Yogyakarta: Graha Ilmu.


Mansjoer, Arif, Kapita selekta kedokteran, jilid 1, FKUI, 1999.
Safaat, Nazarudin. 2011. Pemrograman Aplikasi Mobile Smartphone
dan Tablet PC Berbasis Android, Bandung: Informatika.
Kadir, Abdul. 2013. From Zero to A Pro Pemrograman Aplikasi
Android. Yogyakarta: ANDI.

Anda mungkin juga menyukai