Anda di halaman 1dari 18

TUGAS KELOMPOK

Sistem Gerak pada Manusia


Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Pelajaran Biologi

Disusun Oleh :
1. Adi Anindita Putra
2. Ayuk Setiyani
3. Endang Siti Purwati
4. Faradila Puspita Sari
5. Kethit Fitriana
6. Levyn Arif Rivanury
(20)
7. Muhamaad Sofyan
8. Ramadhanti Dwi Nugrahani

SMA NEGERI 1 JUWANA


TAHUN AJARAN 2016 / 2017

(02)
(07)
(10)
(12)
(18)
(25)
(30)

SISTEM GERAK PADA MANUSIA


1. TULANG
Tulang sering dianggap hanya sebagai rangka, pelindung, dan penunjang
tubuh. Walaupun rangka juga melakukan fungsi tersebut, tulang sebenarnya
adalah organ yang sangat dinamis yang secara tetap melakukan
remodeling, dan mengubah bentuk untuk dapat beradaptasi pada kekuatankekuatan sehari-hari yang menekannya.
Selain itu, tulang menyimpan nutrien penting, mineral, dan lipida dan
menghasilkan sel darah yang memelihara tubuh serta berperan penting
dalam perlindungan tubuh terhadap infeksi.
A. Fungsi Tulang
1. Penunjang. tulang menyediakan suatu kerangka bagi tempat
penempelan otot dan jaringan lain.
2. Perlindungan. Tulang-tulang seperti tengkorak dan tulang sangkar
rusak melindungi organ-organ dalam dari luka-luka.
3. Pergerakan. Tulang memungkinkan pergerakan tubuh dengan
berfungsi sebagai tuas dan titik penempelan otot.
4. Penyimpanan mineral. Tulang berfungsi sebagai gudang kalsium
dan fosfor, mineral yang penting bagi kegiatan sel di seluruh
tubuh.
5. Produksi sel darah. Produksi sel darah atau hematopoiesis terjadi di
sumsum tulang yang berada di dalam rongga tulang tertentu.
6. Penyimpanan energi. Lipida (lemak) yang disimpan di dalam sel-sel
adiposa di sumsum kuning bertindak sebagai gudang energi.
B. Klasifikasi Tulang
Berdasarkan Jaringan Penyusunnya
1. Tulang Rawan (Kartilago)
Tulang rawan terdiri atas sel-sel tulang rawan (kondrosit), serabut
kolagen, dan matriks. Sel-sel tulang rawan dibentuk oleh bakal sel-sel
tulang rawan, yaitu kondroblas. Berdasarkan susunan serabutnya,
tulang rawan dapat digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu sebagai
berikut.
1) Tulang rawan hialin, mempunyai serabut tersebar dalam
anyaman yang halus dan rapat. Tulang rawan hialin terdapat di
ujung-ujung tulang rusuk yang menempel ke tulang dada.
2) Tulang rawan elastis, susunan sel dan matriksnya mirip tulang
rawan hialin, tetapi tidak sehalus dan serapat tulang rawan hialin.
Tulang rawan elastis terdapat di daun telinga, laring, dan epiglotis.
3) Tulang rawan fibrosa, matriksnya tersusun kasar dan tidak
beraturan. Tulang rawan fibrosa terdapat di cakram antartulang
belakang dan simfisis pubis (pertautan tulang kemaluan).
2. Tulang Keras (Osteon)

Tulang terbentuk dari tulang rawan yang mengalami penulangan


(osifikasi). Ketika tulang rawan (kartilago) terbentuk, rongga-rongga
matriksnya terisi oleh sel osteoblas. Osteoblas merupakan lapisan sel
tulang muda. Osteoblas akan menyekresikan zat interseluler seperti
kolagen yang akan mengikat zat kapur. Osteoblas yang telah
dikelilingi zat kapur akan mengeras dan menjadi osteosit (sel tulang
keras). Antara sel tulang yang satu dan sel tulang yang lain
dihubungkan oleh juluran-juluran sitoplasma yang disebut kanalikuli.
Setiap satuan sel osteosit akan mengelilingi suatu sistem saraf dan
pembuluh darah sehingga membentuk sistem Havers.
Matriks di sekitar sel-sel tulang memiliki senyawa protein yang
dapat mengikat kapur (CaCO3) dan fosfor (CaPO4). Kapur dan fosfor
tersebut membuat tulang menjadi keras. Berdasarkan matriksnya,
bagian tulang dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu tulang
kompak (matriks padat dan rapat, contoh: tulang pipa) dan tulang
spons (matriks berongga-rongga, contoh: tulang pendek dan tulang
pipih).
Berdasarkan Bentuknya
1. Tulang Pipa
Tulang pipa berbentuk panjang dan berongga, seperti pipa. Contoh
tulang ini di antaranya tulang pengumpil, tulang hasta, tulang betis,
dan tulang kering. Tulang pipa terdiri atas dua bagian, yaitu diafisis
dan epifisis. Diafisis adalah bagian "badan" tulang, sedangkan epifisis
adalah bagian tepi (epi) atau bagian "kepala" tulang. Di antara epifisis
dan diafisis, dibatasi oleh bagian yang disebut cakram epifisis. Cakram
epifisis lebih lambat proses penulangannya dibandingkan dengan
daerah diafisis.

2. Tulang Pipih
Tulang pipih adalah tulang-tulang yang berbentuk pipih. Tulang
pipih banyak terdapat di rangka aksial, misalnya tulang rusuk, tulang
belikat, dan tulang-tulang yang menyusun tengkorak. Tulang pipih
berfungsi sebagai pelindung suatu rongga. Misalnya, rongga tengkorak
melindungi otak dan rongga dada melindungi jantung serta paru-paru.

3. Tulang Pendek

Tulang pendek, berukuran pendek.


Hanya
ditemukan
di
daerah
pangkal telapak tangan, pangkal
telapak kaki, dan tulang-tulang
belakang.
4. Tulang tidak Beraturan

Tulang tidak beraturan yaitu tulang yang memiliki


bentuk tidak beraturan. Contohnya adalah tulangtulang belakang dan tulang penyusun wajah.

C. Proses Terbentuknya Tulang


Proses pembentukan tulang keras disebut osifikasi.
Proses
ini dibedakan menjadi dua, yaitu osifikasi
intramembranosa dan osifikasi intrakartilagenosa.
Osifikasi
intramembranosa
disebut
juga
penulangan yang terjadi secara langsung dan tidak akan
terulang lagi untuk selamanya. Proses ini terjadi
pada
tulang pipih, misalnya tulang tengkorak. Sedangkan,
Osifikasi intrakartilagenosa adalah osifikasi yang
menyebabkan tulang bertambah panjang. Proses ini
terjadi
pada tulang pipa.
Berikut ini merupakan tahapan proses osifikasi pada tulang pipa :
1. Penulangan diawali dari tulang rawan yang banyak mengandung
osteoblas. Bagian yang paling banyak mengandung osteoblas
adalah epifisis dan diafisis.
2. Terjadi perkembangan pusat osifikasi secara langsung (osifikasi
primer) yang disertai dengan perluasan bone collar.
3. Pada bagian sentral tulang terjadi perombakan sel-sel tulang
sehingga pembuluh darah mulai masuk dan terbentuk rongga
sumsum tulang.

4. Pembentukan pusat osifikasi sekunder muncul pada setiap epifisis.


Osifikasi sekunder ini menyebabkan pemanjangan tulang.
2. Rangka Tubuh Manusia
Rangka manusia terdiri atas kurang lebih 206 tulang. Berdasarkan letak
tulang-tulang terhadap sumbu tubuh, rangka dapat dikelompokkan menjadi
dua kelompok. Kelompok pertama adalah rangka aksial yang berada
dibagian tengah sumbu tubuh. Kelompok kedua, adalah rangka apendikular
yang berada di bagian tepi dari sistem rangka aksial.
a. Rangka Aksial
Rangka aksial merupakan tulang-tulang yang berada di bagian tengah
sumbu tubuh. Rangka aksial terdiri atas tulang kepala (tengkorak), ruas-ruas
tulang belakang (vertebrae), tulang dada (sternum), dan tulang rusuk
(kosta). Rangka apendikular terdiri atas gelang bahu, anggota gerak atas
(tungkai atas), gelang panggul, dan anggota gerak bawah (tungkai bawah).
1. Tulang Kepala
Tulang kepala terdiri atas tulang
tempurung (kranium) dan tulang
rahang. Tulang kepala berfungsi
sebagai
pelindung
otak,
organ
pendengaran, dan organ penglihatan.
2. Tulang Belakang (Columna
Vertebralis)
Tulang belakang merupakan
penopang tubuh utama. Terdiri
atas
jejeran
tulang-tulang
belakang (vertebrae). Di antara
tulang-tulang
vertebrae
terdapat discus invertebralis
merupakan tulang rawan yang
membentuk sendi yang kuat
dan elastis. Discus invertebralis
memungkinkan tulang belakang
bergerak ke segala arah. Jika
dilihat dari samping, tulang
belakang membentuk lekukan
leher (cervix), lekukan dada (thorax), lekukan pinggul (lumbar), dan
lekukan selangkang (sacral).

3. Tulang Dada (Sternum) dan Tulang Rusuk (Costa)

Tulang dada terdiri atas bagian hulu


atau tangkai (manubrium sterni), bagian
badan (corpus sterni), dan taju pedang
(processus xyphoideus). Tulang rusuk
terdiri atas 12 pasang tulang rusuk, yaitu 7
pasang rusuk sejati (costavera), 3 pasang
rusuk palsu (costa spuria), dan 2 pasang
rusuk melayang (costa fluctuantes).

b. Rangka Apendikuler
Rangka apendikular meliputi anggota gerak tubuh. Rangka
apendikular dapat dikelompokkan menjadi
gelang bahu, tulang anggota gerak atas,
gelang panggul, dan tulang anggota gerak
bawah.
1. Gelang bahu
Terdapat dua gelang bahu, yaitu kanan
dan kiri. Masing-masing gelang bahu
terdiri atas tulang selangka (clavicula) dan
tulang belikat (scapula).
2. Tulang anggota gerak atas
Tulang anggota gerak atas terdiri atas
dua tungkai, kanan dan kiri. Masingmasing terdiri atas :
a. tulang lengan atas (humerus);
b. tulang hasta (ulna);
c. tulang pengumpil (radius);
d. 8 tulang pergelangan tangan (carpal);
e. 5 tulang telapak tangan (metacarpal);
f. 14 tulang jari tangan (phalanges).
3. Gelang panggul
Gelang panggul terdiri atas 2 tulang
pinggul (coxae) di kanan dan kiri. Gelang
panggul sangat stabil dan berfungsi
menahan berat tubuh.
4. Tulang anggota gerak bawah
Tulang anggota gerak bawah terdiri atas dua tungkai kaki, kanan dan
kiri. Masing-masing terdiri atas :
a. tulang paha (femur);
b. tulang tempurung (patella)
c. tulang kering (tibia);
d. tulang betis (fibula);
e. 7tulang pergelangan kaki (tarsal);
f. 5 tulang telapak kaki (metatarsal);
g. 14 tulang jari kaki (phalanges).
3. Sendi
Sendi adalah Suatu struktus khusus seperti ruangan yang berfungsi sebagai penghubung
antartulang agar tulang dapat bergerak. Fungsi utama sendi adalah untuk memberikan
fleksibilitas dan pergerakan pada tempatnya, juga sebagai poros anggota gerak. Ada beberapa

sendi dalam tubuh yang hanya memberikan sedikit pergerakan, namun tetap saja sangat
berfungsi untuk memberikan kestabilan pada tubuh kita.
Jumlah sendi dalam tubuh manusia yaitu 360 keseluruhannya. Secara rinci jumlah sendi
tersebut, yaitu :
a. Tulang Belakang memiliki 147 sendi :
25 Sendi antartulang belakang
72 Sendi Antara tulang belakang dan tulang rusuk
50 sendi antara tulang belakang pada jalan makanan samping
b. Tulang Dada Memiliki 24 sendi :
2 Sendi antara tulang dada dan rongga dada
18 Sendi antara tulang dada dan kepala
2 Sendi antara tulang selangka dan belikat
2 sendi antara belikat dan tulang batang dada
c. Bagian Atas Tubuh memiliki 86 Sendi :
2 Sendi antara tulang bahu
6 sendi antara tulang siku
8 sendi antara tulang pergelangan tangan
70 sendi antara tulang-tulang tangan
d. Bagian Bawah Tubuh memiliki 92 Sendi :
2 sendi tulang paha
6 sendi antara tulang-tulang dua lutut
6 sendi antara pergelangan kaki
74 sendi antara tulang-tulang telapak kaki
4 sendi antara tulang lutut
e. Daerah sekitar perut, memiliki 11 sendi :
4 Sendi antara tulang ekor
6 Sendi antara tulang pinggul
1 sendi antara sambungan tulang kemaluan
Hubungan dua tulang tersebut dikenal dengan artikulasi. Akan tetapi,
pada umumnya orang lebih sering menggunakan istilah persendian daripada
istilah artikulasi. Sebuah artikulasi terdiri atas dua atau lebih tulang yang
berhubungan. Berdasarkan keleluasaan dalam bergerak, terdapat tiga jenis
persendian pada manusia, yaitu sinartrosis, amfiartrosis, dan diartrosis.
1. Sinartrosis
Sinartrosis
adalah
hubungan
antartulang
yang rapat sehingga tidak
memungkinkan
pergerakan sama sekali.
Kedua tulang dihubungkan
oleh jaringan ikat atau
tulang
rawan.
Contoh
persendian
sinartrosis
adalah
hubungan
antartulang yang membentuk tengkorak kepala.
Persendian sinartrosis dapat dibagi menjadi dua, yaitu
sinkondrosis dan sinfibrosis. Disebut sinkondrosis jika antara kedua
ujung tulang dihubungkan oleh tulang rawan (kartilago), contohnya
sendi sutura pada tengkorak kepala. Sementara itu, disebut sinfibrosis

jika kedua ujung tulang dihubungkan oleh serabut jaringan ikat,


contohnya akar gigi.
2. Amfiartrosis
Pada persendian amfiartrosis, kedua ujung tulang yang berhubungan
dilapisi oleh tulang rawan hialin. Bantalan tulang rawan hialin cukup
tebal. Di bagian luar, kedua tulang tersebut diikat oleh jaringan ikat
longgar. Struktur pada amfiartrosis masih memungkinkan pergerakan
yang terbatas. Artinya, pergerakan tersebut hanya sebatas gerak
mendekat dan menjauh antara kedua tulang. Contoh persendian ini
adalah hubungan antar tulang belakang.
Persendian amfiartrosis dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Simfisis, sendi dihubungkan oleh kartilago serabut pipih. Contohnya
pada sendi antartulang belakang dan pada tulang kemaluan.
2. Sindesmosis, sendi dihubungkan oleh jaringan ikat serabut dan
ligamen. Contohnya sendi antar tulang betis dan tulang kering.

3. Diartrosis
Kedua ujung tulang pada persendian diartrosis dihubungkan oleh
jaringan ikat longgar sehingga tulang-tulang dalam persendian tersebut
dapat bergerak dengan leluasa. Antara jaringan ikat longgar dan tulangtulang yang membentuk persendian terdapat ruang yang berisi cairan
sinovial yang berfungsi sebagai pelumas. Berdasarkan arah gerakan yang
dihasilkan persendian diartrosis, persendian ini dapat dikelompokkan
menjadi beberapa jenis seperti berikut.
a. Sendi Peluru
Sendi
peluru
mampu melakukan
gerakan ke banyak
arah.
Sendi
ini
merupakan
sendi
yang paling bebas
melakukan gerakan. Contohnya, sendi gelang bahu dan sendi gelang
panggul.
b. Sendi Putar
Sendi putar mampu melakukan
gerakan
berputar
yang
bertumpu pada satu sumbu.
Contohnya,
sendi
yang

menghubungkan tulang atlas dan tulang tengkorak, serta tulang pengumpil


dengan tulang hasta.
c. Sendi Engsel

Sendi engsel mampu melakukan


gerakan satu arah, mirip engsel
pintu. Contohnya, pada siku, lutut,
dan ruas-ruas jari.
d. Sendi Gulung

Mirip dengan sendi peluru, hanya saja


sendi gulung memiliki bonggol dan ujungujung tulangnya tidak membulat, tetapi sedikit
oval. Oleh karena itu, gerakan yang dihasilkan
lebih terbatas dibandingkan dengan sendi
peluru. Contohnya, hubungan antara tulang
pengumpil dan tulang pergelangan tangan.
e. Sendi Pelana
Sendi
pelana
adalah
hubungan antartulang yang
kedua
ujung
tulangnya
membentuk hubungan mirip
seperti pelana dan tubuh
orang
yang
menunggangi
kudanya. Misalnya, sendi yang
dibentuk oleh tulang-tulang telapak tangan dan tulang pergelangan
tangan.
f. Sendi Luncur
Sendi luncur adalah hubungan
antartulang yang kedua ujung
tulangnya sedikit rata sehingga
terjadi
gerakan
menggeser.
Contohnya,
persendian
yang
dibentuk
oleh
tulang-tulang
pergelangan
tangan,
pergelangan
kaki,
serta
antartulang selangka.

4. Otot
A. Pengertian Otot
Otot merupakan alat gerak aktif yang mampu menggerakkan tulang,
kulit dan rambut setelah mendapat rangsangan. Otot memiliki tiga
kemampuan khusus yaitu :
1. Kontraktibilitas
yaitu
kemampuan
untuk
berkontraksi
/
memendek.
2. Ekstensibilitas yaitu kemampuan untuk melakukan gerakan
kebalikan dari gerakan yang ditimbulkan saat kontraksi.
3. Elastisitas yaitu kemampuan otot untuk kembali pada ukuran
semula setelah berkontraksi. Saat kembali pada ukuran semula
otot disebut dalam keadaan relaksasi.
B. Bagian-bagian Otot
Otot memiliki bagian-bagian, yaitu:
1. Sarkolema adalah membran yang melapisi suatu sel otot yang
fungsinya sebagai pelindung otot.
2. Sarkoplasma adalah cairan sel otot yang fungsinya untuk tempat
dimana miofibril dan miofilamen berada.
3. Filamen
Tersusun atas dua macam dasar, yaitu filament aktin dan filament
miosin. Filamen aktin tipis dan filament miosin tebal. Kedua filamen
ini menyusun miofibril. Miofibril menyusun serabut otot dan serabut
otot-serabut otot menyusun satu otot.
4. Miofibril merupakan serat-serat pada otot.
5. Miofilamen adalah benang-benang/filamen halus yang berasal
dari miofibril. Miofilamen terbagi atas 2 macam, yakni :
a. Miofilamen homogen (terdapat pada otot polos)
b. Miofilamen heterogen (terdapat pada otot jantung/otot cardiak
dan pada otot rangka/otot lurik).
Di dalam miofilamen terdapat protein kontaraktil yang disebut
aktomiosin (aktin dan miosin), tropopin dan tropomiosin. Ketika otot
kita berkontraksi (memendek) maka protein aktin yang sedang
bekerja dan jika otot kita melakukan relaksasi (memanjang) maka
miosin yang sedang bekerja.
C. Jenis-jenis Otot
1. Otot lurik (Otot Rangka)

Otot
lurik
disebut juga otot
rangka atau otot
serat lintang. Otot
ini bekerja di bawah
kesadaran.
Pada
otot
lurik,
fibrilfibrilnya
mempunvai
jalurjalur melintang gelap (anisotrop) dan terang (isotrop) yang tersusun
berselang-selang. Sel-selnya berbentuk silindris dan mempunvai
banyak inti. Otot rangka dapat berkontraksi dengan cepat dan
mempunyai periode istirahat berkali - kali. Otot rangka ini memiliki
kumpulan serabut yang dibungkus oleh fasia super fasialis.Gabungan
otot berbentuk kumparan dan terdiri dari bagian:
1. Ventrikel
(empal),
merupakan
bagian
tengah
yang
menggembung
2. Urat otot (tendon), merupakan kedua ujung yang mengecil.
Urat otot (tendon) tersusun dari jaringan ikat dan bersifat keras
serta liat. Berdasarkan cara melekatnya pada tulang, tendon
dibedakan sebagai berikut ini:
a. Origo merupakan tendon yang melekat pada tulang yang
tidak berubah kedudukannya ketika otot berkontraksi.
b. Insersio merupakan tendon yang melekat pada tulang yang
bergerak ketika otot berkontraksi. Otot yang dilatih terus
menerus akan membesar atau mengalami hipertrofi,
Sebaliknya jika otot tidak digunakan (tidak ada aktivitas)
akan menjadikisut atau mengalami atrofi.
Ciri-ciri otot lurik:
1. Bentuknya silindris, memanjang.
2. Tampak adanya garis-garis melintang yang tersusun seperti
daerah gelap danterang secara berselang-seling (lurik).
3. Mempunyai banyak inti sel.
4. Bekerja dibawah kesadaran, artinya menurut perintah otak,
oleh karena ituotot lurik disebut sebagai otot sadar.
5. Terdapat pada otot paha, otot betis, otot dada, otot.
2. Otot Polos
Otot polos disebut juga otot tak sadar atau otot alat dalam (otot
viseral).
Otot polos tersusun dari sel sel yang berbentuk
kumparan halus. Masing masing sel memiliki satu inti yang
letaknya di tengah. Kontraksi otot polos tidak menurut kehendak,
tetapi dipersarafi oleh saraf otonom. Otot polos terdapat pada alatalat dalam tubuh, misalnya pada:
a. Dinding saluran pencernaan.
b. Saluran-saluran pernapasan.
c. Pembuluh darah.
d. Saluran kencing dan kelamin.
Ciri-ciri otot polos :
1. Bentuknya gelondong, kedua ujungnya meruncing dan
dibagian tengahnyamenggelembung.

2. Mempunyai satu inti sel.


3. Tidak memiliki garis-garis melintang (polos).
4. Bekerja diluar kesadaran, artinya tidak dibawah pe tah otak,
oleh karena ituotot polos disebut sebagai otot tak sadar.
5. Terletak pada otot usus, otot saluran peredaran darah otot
saluran kemih,dan lain lain.
3. Otot Jantung

Otot jantung mempunyai struktur yang sama


dengan otot lurik hanya saja serabutserabutnya bercabang-cabang dan saling
beranyaman serta dipersarafi oleh saraf
otonom. Letak inti sel di tengah. Dengan
demikian, otot jantung disebut juga otot lurik
yang bekerja tidak menurut kehendak.

Ciri-ciri otot jantung:


1. Otot jantung ini hanya terdapat pada jantung. Struk turnya
sama seperti ototlurik, gelap terang secara berselang seling
dan terdapat percabangan sel.
2. Kerja otot jantung tidak bisa dikendalikan oleh kemauan kita,
tetapi bekerjasesuai dengan gerak jantung. Jadi otot jantung
menurut bentuknya seperti otot lurik dan dari proses
kerjanya seperti otot polos, oleh karena itu disebut juga otot
spesial.

Perbedaan Otot Polos, Otot Lurik, dan Otot Jantung

5. Mekanisme Gerak Otot

Mekanisme gerak pada otot polos dan otot jantung prinsipnya sama dengan mekanisme
gerak otot rangka.
Serabut halus sel otot rangka
atau miofibril mengandung
filamen protein (miofilamen) yaitu
filamen halus dan filamen kasar.
Filamen halus dibangun oleh dua untai aktin dan satu untai protein regulator (pengatur) berupa
tropomiosin dan troponin kompleks yang membelit masing-masing untaian aktin. Filamen kasar
yang dibangun oleh miosin.
Kombinasi
kedua
filamen
protein ini menyebabkan adanya pola
terang dan gelap disebut sarkomer.
Sarkomer merupakan unit fungsional
yang mendasar pada kontraksi otot.
Sarkomer satu dengan sarkomer yang
lainnya dibatasi oleh garis Z.
Filamen halus melekat pada garis Z dan mengarah ke bagian tengah sarkomer.
Sebaliknya, filamen kasar berada di bagian tengah sarkomer. Filamen halus dan kasar saling
tumpang tindih disebut pita A, namun tidak seluruh filamen tersebut saling tumpang tindih. Pita
A yang hanya mengandung filamen kasar ditengah disebut garis M. Daerah ujung dekat
sarkomer di mana hanya dijumpai filamen halus saja disebut pita I.
Mekanisme kontraksi otot berlangsung dengan urutan sebagai berikut :
a. Pusat motorik di otak mengirimkan rangsang menuju otot melalui saraf motoris.
b. Sesampainya di ujung akson saraf, rangsang di- lanjutkan oleh asetilkolin menuju ke
otot yang mempunyai aktin.
c. Asetilkolin akan membebaskan ion kalsium yang berada di sel otot. Melalui proses
tertentu, adanya ion kalsium menyebabkan protein otot yaitu aktin dan miosin
berikatan membentuk aktomiosin. Zona H (garis terang) menjadi lebih pendek dan
zona Z (garis gelap) memanjang. Hal ini menyebabkan pemendekan sel otot
sehingga terjadilah kontraksi.
d. Setelah berkontraksi, ion kalsium masuk kembali ke dalam plasma sel, sehingga
menyebabkan lepasnya perlekatan aktin dan miosin yang menyebabkan otot menjadi
lemas. Zona H terbuka dan memanjang, zona Z memendek, otot kembali relaksasi.

Saat
otot
berkontraksi, panjang tiap
sarkomer
mengalami
reduksi
(berkurang).
Reduksi yang terjadi yaitu
jarak dari satu garis Z ke
garis Z berikutnya menjadi
lebih pendek. Sarkomer
yang berkontraksi tidak
menyebabkan
perubahan
pada panjang pita A, namun
pita I akan memendek dan
garis M menghilang. peristiwa ini disebut sebagai model geseran (luncuran) filamen kontraksi
otot. Menurut model ini, filamen halus dan kasar tidak mengalami perubahan panjang selama
kontraksi otot. Namun, justru aktin dan miosin saling bergabung membentuk aktomiosin dan
menggeser satu dengan yang lain secara longitudinal sehingga panjang daerah filamen halus dan
kasar yang tumpang tindih bertambah besar. Apabila panjang daerah filamen yang tumpang
tindih meningkat, panjang filamen halus berupa pita I dan filamen kasar berupa garis M menjadi
berkurang.
Pada saat sel-sel otot yang berelaksasi, tempat pengikatan miosin pada filamen halus
dihambat oleh protein regulator tropomiosin. Protein regulator yang lain yaitu troponin
kompleks mengontrol posisi tropomiosin pada filamen halus. Agar sel otot dapat berkontraksi,
tempat pengikatan miosin di aktin harus terbuka. Tempat pengikatan miosin di aktin dapat
terbuka saat ion kalsium mengikat troponin yang mengubah interaksi anatara troponin dan
tropomiosin. Pengikatan ion Kalsium menyebabkan seluruh kompleks troponin-tropomiosin
berubah bentuk. Akibatnya, tempat pengikatan miosin pada aktin menjadi terpapar. Saat ada ion
kalsium, terjadi gerakan gesekan atau luncuran antara filamen halus dan kasar yang tumpang
tindih sehingga otot berkontraksi. Pada saat kontraksi ion kalsium menurun, tempat pengikatan
miosin pada aktin tertutup dan kontraksi onot menjadi berhenti (relaksasi).
6. Macam-macam Gerak
Otot bekerja bersama-sama untuk menghasilkan gerak. Ada dua macam
gerak yang terjadi yaitu antagonis dan sinergis.
1. Gerak Antagonis
Pasangan otot yang melakukan gerak berlawanan terhadap otot
yang sedang melakukan kontraksi disebut otot antagonis. Contoh
gerak antagonis :
1. Ekstensi dengan Fleksi
Ekstensi adalah gerak meluruskan tangan/kaki. Contohnya : saat
kita berdiri kaki dalam posisi lurus.

Fleksi adalah gerak membengkokkan. Contohnya : saat jongkok


kaki dalam posisi menekuk.

2. Supinasi dengan Pronasi


Supinasi adalah gerak menengadahkan tangan.
Pronasi adalah gerak menelungkupkan tangan.

3. Abduksi dengan Adduksi


Abduksi
adalah gerakan menjauhi badan. Contoh: gerak
tangan sejajar bahu disebut abduksi .
Adduksi adalah gerakan mendekati
Contoh: sikap sempurna.

badan.

4. Depresi dengan Elevasi


Depresi
adalah
gerak
menurunkan,
misalnya
gerakan
menundukkan
kepala.
Elevasi
adalah
mengangkat kepala.

2.

gerak

mengangkat,

misalnya

gerakan

Gerak Sinergis
Dua
atau
lebih
otot
yang
berkontraksi ke arah yang sama
disebut otot yang bekerja sinergis,
merupakan lawan dari bekerja
secara antagonis. Contoh otot yang
bekerja sinergis adalah gerakan supinasi-pronasi pada telapak tangan
kita.

7. Kelainan Sistem Gerak


A. Kelainan pada Tulang
1. Kekurangan Vitamin D
Pada tubuh manusia, vitamin D dibentuk dari provitamin D dengan
bantuan sinar matahari. Vitamin D sangat dibutuhkan untuk proses
pelekatan kalsium di tulang ketika proses penulangan pada masa
anak-anak. Kekurangan vitamin D biasanya terjadi karena tubuh
kurang mendapat sinar matahari yang cukup. Akibatnya, anak yang
kekurangan vitamin D ini menderita kelainan pertumbuhan yang

disebut rakhitis. Hal tersebut ditunjukkan oleh kedua kaki yang


berbentuk X atau O.
2. Osteoporosis

Osteoporosis adalah kelainan tulang, yaitu kondisi tulang


menjadi lebih lunak. Hal tersebut dapat terjadi karena kekurangan
hormon-hormon tertentu yang membantu pelekatan kalsium. Selain
itu, penderita kelainanini dapat disebabkan juga oleh kekurangan
kalsium dalam makanannya sehingga tubuhnya menggunakan
kalsium yang tersimpan pada tulangnya. Akibatnya, pada tingkat
tertentu tulang menjadi lebih lunak.
3. Mikrosefalus
Mikrosefalus adalah kelainan pada ukuran kepala bayi yang lebih
kecil atau tidak proporsional. Hal tersebut disebabkan ketika hamil,
seorang ibu mengalami kekurangan kalsium sehingga pembentukan
tengkorak bayi tidak sempurna.
4. Patah Tulang (Fraktura)
Ada beberapa jenis patah tulang, yaitu:
a. patah tulang terbuka, tulang yang patah mencuat keluar
sehingga merobek kulit.
b. patah tulang tertutup, tulang yang patah tidak melukai kulit.
Patah tulang lebih banyak disebabkan oleh kecelakaan yang
dialami penderita.
5. Terkilir
Seseorang dikatakan terkilir karena ligamen yang membungkus
persendian tertarik ketika melakukan gerakan yang tiba-tiba atau
tidak biasa dilakukan. Pada kasus dislokasi, ligamen sobek sehingga
sendi bergeser. Dislokasi disebut juga urai sendi.
6. Kelainan Bentuk Tulang Belakang
Kebiasaan duduk yang salah atau kebiasaan membawa beban
hanya di satu sisi tubuh saja, dapat menyebabkan kelainan
pertumbuhan tulang belakang. Ada beberapa jenis kelainan, yaitu:
a. lordosis, jika bagian leher dan panggul menjorok ke depan;
b. kifosis, jika posisi punggung dan panggul menjorok ke belakang;
c. skoliosis, jika punggung membengkok ke samping.

Ket :
a. Kifosis
b. Lordosis
c. Skoliosis
7. Artritis
Artritis adalah gangguan pada persendian. Artritis dapat dibedakan
sebagai berikut:
1. Artritis gout, terjadi karena adanya timbunan asam urat. Pada
umumnya, terjadi pada sendi-sendi tangan. Akibatnya, sendisendi tangan terlihat lebih besar.
2. Osteoartritis disebabkan oleh menipisnya lapisan tulang rawan
di ujung tulang. Hal tersebut menyebabkan persendian sakit
ketika digerakkan.
3. Artritis eksudatif, terjadi karena serangan kuman tertentu yang
menyebabkan peradangan pada persendian. Sendi dipenuhi
oleh cairan getah bening.
4. Artritis sikka, terjadi karena berkurangnya cairan sinovial. Hal
tersebut menyebabkan rasa sakit ketika menggerakkan
persendian.
B. Kelainan pada Otot
1. Atrofi
Atrofi adalah keadaan otot menjadi sangat kecil sehingga tidak
mampu berkontraksi. Pada umumnya, atrofi terjadi karena lama tidak
menggunakan otot tersebut. Misalnya, tidak dapat berjalan karena
terlalu lama terbaring sakit.
2. Tetanus
Tetanus adalah keadaan otot yang kejang karena terus-menerus
menerima rangsang. Penyakit tetanus disebabkan oleh Clostridium
tetani, bakteri yang menghasilkan zat serupa asetilkolin sehingga otot
terus terangsang untuk berkontraksi.
3. Miastenia Gravis
Penyakit ini belum diketahui penyebabnya. Penderitanya perlahanlahan mengalami pelemahan pada otot-otot tubuhnya hingga
akhirnya tidak berfungsi sama sekali. Pada umumnya, penderita
kelainan ini meninggal karena otot-otot yang berhubungan dengan
sistem pernapasan tidak dapat berkontraksi.
4. Kelelahan Otot
Kelelahan otot terjadi karena otot terus-menerus berkontraksi.
Pada akhirnya, otot akan mengalami kejang atau biasa disebut
sebagai kram.

5. Distrofi
Mirip dengan atrofi, penderita distrofi mengalami otot yang
mengecil dan tidak dapat berfungsi normal. Namun, distrofi terjadi
karena kelainan sejak lahir, diperkirakan kelainan ini bersifat genetis.
6. Hernia
Hernia disebabkan selaput peritonial yang membatasi rongga perut
melemah sehingga tidak mampu menyangga usus. Akibatnya, usus
turun dan terkadang mencapai testis atau sampai ke daerah lipat
paha.

DAFTAR PUSTAKA
Ariebowo, Moekti dan Fictor Ferdinand P. 2009. Praktis Belajar Biologi untuk kelas XI Sekolah
Menengah Atas/Madrasah Aliyah Program Ilmu Pengetahuan. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.
Suwarno. 2009. Panduan Pembulajaran Biologi Untuk SMA & MA Kelas XI. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Sumber lain :
http://fungsi.web.id/2015/05/fungsi-tulang-pada-manusia-secara-umum.html
http://fungsi.web.id/2015/05/penjelasan-mekanisme-terjadinya-kontraksi-otot.html

Anda mungkin juga menyukai