Anda di halaman 1dari 3

BAB V

ASPEK KELEMBAGAAN DALAM BIROKRASI PEMERINTAH SIPIL

Pengalaman selama ini dalam menyelenggarakan pemerintahan yang demokratis


membawa kita kepada suatu pilihan untuk melahirkan suatu sistem pemerintahan yang
didukung oleh seluruh komponen rakyat. Pemerintah sipil yang dikelola dari rakyat, oleh
rakyat dan untuk rakyat menjelang akhir dasawrsa yang lalu dikenal dengan istilah
pemerintahan dari masyarakat mandi.
Selama dua masa pemerintahan yang dipimpn oleh dua presiden baik presiden
pertama maupun presiden kedua, Indonesia boleh digolongkan memiliki sistem pemeritahan
yang otoriter. Pemerintah otoriter ini ditandai oleh mulai masuknya peran militer ke dalam
praktik pemerintahan sipil. Dalam praktik cara-cara otoriter semacam itu, tidak mungkin
nilai-nilai masyarakat madani bisa lahir.
Perubahan pradigma dalam birokrasi pemerintah terutama yang dikaitkan dengan
upaya pemerintah dari negara-negara maju untuk menemukan kembali cara-cara baru
(reinventing goverment) telah banyak dilakukan. Upaya menonjol yang seringkali kita
pelajari adalah bertumpu bagaimana memberikan pelayanan punlik yang sesuai dengan
keinginan,aspirasi, dan kebutuhan masyarakatnya.
Sejalan dengan keinginan untuk melakukan reformasi itu, maka perubahan pradigma
dalam manajemen pemerintahan berlangsung dengan cepat. Beberapa perubahan pradigma
itu antara lain:
a) Perubahan pradigma dari orientasi sistem manajemen pemerintahan yang sarwa
negara menjadi berorientasi ke pasar.
b) Perubahan pradigma dari orientasi lembaga pemerintahan yang kuat, besar dan
otoritarian menjadi berorientasi kepada small dan less government, eglitarian dan
demokrasi.
c) Perubahan pradigma dari sentralilasi kekuasaan menjadi desentralisasi kewenangan.
Selama ini kekuasaan pemerintahan lebih condong dilakukan secara sentral.
d) Perubahan manajemen pemerintahan yang hany menekankan pada batas-batas dan
aturan yang berlaku untuk satu negara tertentu, mengalami perubahan ke arah
boundaryless organization.
e) Perubahan dari pradigma yang mengikuti tatanan birokrasi Weberian menjadi tatanan
birokrasi yang post bureaucratic organization .
f) Perubahan pradigma dari a low trust society ke arah a high trust society. Di dalam
masyarakat yang rendah tingkat kepercayaannya tidak bakal terjadi suasana
demokrasi.
Pradigma lama lebih mencerminkan warna lembaga pemerintahan yang kurang demokratis
yang jauh dari nilai-nilai dari pradigma pemerintahan mandani. Sedangkan pradigma baru
lebih dekat dengan ciri-ciri dari masyarakat mandani

Masyarakat mandani acapkali dialhlibahasakan dari istilah civil society yang kira-kira
bisa diterjemahkan secra harafiah menjadi masyarakat sipil. Terjemahan seperti itu atau
menamakan cvil society atau masyarakat madani sebagai masyarakat sipil, banyak kalangan
yang keberatan karen tidak mewadahi pemahaman keseluruhan dari istilah tersebut.
Terjemahan dari bahasa manapun kiranya tidak ada yang bisa sama persis dengan makna
aslinya. Itulah sebabnya suatu terjemahan hendaknya dijadikan sebagai kurang lebih seperti
maknanya.
Jika ditelusuri dalam perkamusan, maka istilah civil dalam kamus bahasa Inggris
karangan John Echols dan Hassan Shadily merupakan kata sifat yang artinya sipil atau
perdata. Kata bendanya adalah civilan atau civilization yag artinya bisa orang sipil atau
peradaban. Dengan demikian civil society kalau diterjemahkan dengan mengingat arti kata
civil, civilian dan civilization adalah mayarakat yang didalamnya peradaban dijunjung tinggi.
Dengan kata lain masyarakat sipil yang penuh dengan peradaban.
Suatu pengertian yakni,peradaban yag mestinya tidak boleh dilupakan jika memahami
civil society yang dipopulerkan di Indonesia dan Malaysia sebagai padanan dengan
masyarakat madani. Dengan demikian dalam masyarakat mandani yang ingin diciptakan
selain gambaran diatas yang demokratis, juga terciptanya suatu masyarakat yang peradaban
itu menjadi acuan utama dan dijunjung tinggi. Peradaban merupakan wujud dari sifat
akhlakul karimah, akhlak yang terpuji dari setiap pelaku dan anggota masyarakat mandani.
Pemerintahaan madani dan kelembagaan birokrasi madani sebagai lembaga yang akan
mewujudkan masyarakat madani harusnya dikelola oleh orang-orang yang berakhlakul
karimah.
Ada beberapa butir elemen yang menonjol dalam bahasan masyarakat madani ini,
antara lain:
1. Upaya menegakkan demokrasi atau masyarakat demokrasi yang berkeadaban yang
didasarkan atas prinsip-prinsip dan ketaatan terhadap hukum-hukum religius.
2. Pemberdayaan kepada kekuatan rakyat.
3. Adanya pengakuan atas hubungan yang erat antara kekuatan pemerintah, kekuatan
rakyat sipil dan kekuatan sektor private.
4. Pengakuan dan penghormatan terhadap ditegakkan hukum diatas kekuataankekuataan yag ada dalam suatu masyarakat negara.
Sebagaimana kita ketahui setelah mengalami proses pemeritahan yang jauh
demokrasi,maka tiba saatnya sekarang kita mencari model baru yang konsisten dalam
melaksanakan demokrasi. Model baru tersebut ialah pradigma masyarakat dan pemerintahan
madani. Dalam pradigma ini demokrasi yang berintikan pada kedaulatan rakyat dan
pengakuan adanya moral perbedaan mencerminkan adanya pengakuan atas kemajemukan,
kesetaraan, transparansi, dan yang menjunjung tingkat hukum dilaksanakan secara
konsekuen.
Ada tiga kelembagaan yang perlu memperoleh perhatian dalam pradigma masyarakat
madani yakni:

1. Kelembagaan Rakyat
Lembaga rakyat merupakan tempat berkumpul dan bertemunya rakyat untuk
membicarakan, menyampaikan, dan mengajukan protes jika sesuatu bertentangan
dengan aspirasinya.
2. Kelembagaan Pemerintah
Kekuasaan lembaga pemerintah berasal dari titipan dan pemberian lembaga rakyat.
Lembaga pemerintah dilaksanakan oleh orang-orang yang dipercaya oleh rakyat dan
dibantu oleh orang-orang yang selaras dengan keahliannya.
3. Kelembagaan Hukum
Lembaga Hukum merupakan lembaga penegak keadilan dalam suatu masyarakat.
Lembaga hukum ini tempat di mana semua rakyat memerlukan dan mencari keadilan.
Peranan partai politik sebagai wadah dari kumpulan rakyat merupakan bentuk
transformasi dari lembaga rakyat yang memegang kedaulatan rakyat. Peranan sebagai
lembaga rakyat ini harus diikuti oleh peningkatan kualitas dri partai politik sendiri. Sejalan
dengan upaya peningkatan kualitas partai politik, maka iklim dan suasana demokrasi akan
berkembang dengan baik.
Peradaban yang mejunjung tinggi keadilan dan hukum menjadi acuan dan faktor
dominan dalam menata kelembagaan pemerintahaan madani. Lembaga lembaga yang
diterangi oleh moral dan akhlakul karimah itu antara lain meliputi lembaga rakyat, lembaga
birokrasi pemerintah, lembaga hukum, dan lembaga bisnis. Kesemua lembaga itu diselimuti
oleh akhlak ynag mulia sehingga dengan demikian masyarakat
madaniah
merupakan
masyarakat yang pemerintahanya taat akan syariat agama yang dipeluknya.

Anda mungkin juga menyukai