Anda di halaman 1dari 30

IDENTIFIKASI ZAT ADITIF PADA PLASTIK KEMASAN MELALUI

METODE SPEKTROFOTOMETER INFRAMERAH

Tanggal Praktikum: 24 Februari 2014

A. Tujuan Praktikum
1. Menentukan keberadaan zat aditif pada plastik kemasan melalui
perlakuan pemanasan.
2. Memahami prinsip dasar spektrometri inframerah dan
menggunakannya untuk identifikasi zat.
3. Mengembangkan kemampuan komunikasi verbal dan non-verbal
berkaitan dengan hasil analisa.

B. Tinjauan Pustaka
Spektroskopi merupakan studi antaraksi radiasi elektromagnetik dengan
materi. Radiasi elektromagnetik adalah suatu bentuk dari energi yang diteruskan
melalui ruang dengan kecepatan yang luar biasa. Dikenal berbagai bentuk radiasi
elektromagnetik dan yang mudah dilihat adalah cahaya atau sinar tampak. Tabel
I menjelaskan karakterisasi dari radiasi gelombang elektromagnetik. Contoh lain
dari radiasi elektromagnetik adalah radiasi sinar gamma, sinar x, ultra violet,
infra merah, gelombang mikro, dan gelombang radio seperti terlihat pada
Tabel II.

Tabel I. Spesifikasi dari masing-masing gelombang elektromagnetik (Macomber,


1998).

Tabel II. Radiasi elektromagnetik dan tipe spektroskopi.

Radiasi Elektromagnetik mempunyai panjang gelombang, frekuensi,


kecepatan, dan amplitudo.Panjang gelombang (dengan simbol ) adalah jarak
antara dua puncak atau dua lembah dari suatu gelombang seperti terlihat pada
Gambar 1.

Gambar 1. Gelombang Elektromagnetik.


Biasanya satuan panjang gelombang dinyatakan dalam nm atau
Angstrom, (l nm = 10 Angstrom), kecuali radiasi infra merah dalam m,
gelombang mikro dalam cm, dan

gelombang

radio

dalam

(meter).

Panjang gelombang radiasi sinar t ampak berkisar dari 380 sampai 780 nm
dan radiasi infra merah berkisar dari 780 sampai 1000
um.
Frekuensi dengan simbol menunjukkan jumlah gelombang yang
terjadi per- detik. Frekuensi sering dinyatakan dengan satuan detik -1 atau
putaran per detik (Hz, Hertz).

Radiasi elektromagnetik dipancarkan dan diserap sebagai paket


energi

yang disebut foton. Energi foton tergantung pada frekuensi radiasi

dengan persamaan:

dengan h menyatakan tetapan Planck yang besarnya 6,63 x 10 -27 erg detik
atau 6,63 x 10-34 J detik. Besaran energi foton sinar X ( ~ 108 cm) adalah
sekitar 1000 kali energi foton yang dipancarkan kawat Wolfram (Tungsten) pijar
( ~ 10-4 cm).
Dikenal dua kelompok utama spektroskopi, yaitu spektroskopi atom dan
spektroskopi molekul. Dasar dari spektroskopi atom adalah tingkat energi
elektron terluar suatu atom atau unsur sedangkan dasar dari spektroskopi
3

molekul adalah tingkat energi molekul yang melibatkan energi elektronik,


energi vibrasi, dan energi rotasi.
Berdasarkan sinyal radiasi elektromagnetik, maka penggolongan
spektroskopi dibagi menjadi empat golongan yaitu :
1. Serapan (Absorpsi),
2. Emisi (Emission),
3. Penghamburan (Scattering), dan
4. Flouresensi.

Spektroskopi

absorpsi

meliputi

spektroskopi

absorpsi

sinar-X,

spektroskopi absorpsi UV-Vakum, spektroskopi absorpsi UV-Vis, spektroskopi


absorpsi

infra

merah (IR),

spektroskopi absorpsi gelombang

mikro,

spektroskopi resonansi magnet inti (NMR), spektroskopi resonansi spin


elektron (ESR), dan spektroskopi photoacoustic.
Spektroskopi emisi terdiri atas emisi sinar gamma, spektroskopi emisi
sinar-X, dan spektroskopi emisi UV-Vis. Spektroskopi scattering adalah
spektroskopi

Raman,

sedangkan

Spektroskopi

fluoresensi

terdiri

dari

spektroskopi fluoresensi sinar-X dan spektroskopi fluoresensi UV-Vis.


Ketika proses serapan terjadi, maka energi foton akan ditransfer ke
molekul

yang

memiliki

kemampuan

untuk

menyerapnya.

Sehingga

menghasilkan suatu molekul atau partikel yang kelebihan energi, dan akan
mengalami eksitasi. Pada saat kembali kekeadaan dasar, maka akan melepaskan
sejumlah paket energi, yang dikenal dengan emisi. Sedangkan penghamburan
terjadi ketika arah dari foton mengalami pergeseran kebeberapa sudut yang
akan mengganggu keadaan suatu partikel.
Gelombang dapat dikarakterisasi menggunakan dua kuantitas, yaitu:
1. Panjang gelombang (), dan
2. Amplitudo maksimum (A)

I. Fourier Transform-Infra Red Spectroscopy (FT-IR) atau Spektroskopi


Infra Merah

Fourier Transform-Infra

Red

Spectroskopy

atau

yang

dikenal

dengan FT-IR merupakan suatu teknik yang digunakan untuk menganalisa


komposisi kimia dari senyawa-senyawa organik, polimer, coating atau
pelapisan,

material

semikonduktor, sampel biologi, senyawa-senyawa

anorganik, dan mineral. FT-IR mampu menganalisa suatu material baik secara
keseluruhan, lapisan tipis, cairan, padatan, pasta, serbuk, serat, dan bentuk
yang lainnya dari suatu material. Spektroskopi FT-IR tidak hanya mempunyai
kemampuan untuk analisa kualitatif, namun juga bisa untuk analisa kuantitatif.
Dasar lahirnya spektroskopi FT-IR adalah dengan mengasumsikan
semua molekul menyerap sinar infra merah, kecuali molekul-molekul
monoatom ( He, Ne, Ar, dll) dan molekul-molekul homopolar diatomik (H2,
N2, O2, dll). Molekul akan menyerap sinar infra merah pada frekuensi
tertentu yang mempengaruhi momen dipolar atau ikatan dari suatu molekul.
Supaya terjadi penyerapan radiasi inframerah, maka ada beberapa hal
yang perlu dipenuhi, yaitu :
1. Absorpsi terhadap radiasi inframerah dapat menyebabkan eksitasi
molekul ke tingkat energi vibrasi yang lebih tinggi dan besarnya
absorbsi adalah terkuantitasi.
2. Vibrasi yang normal mempunyai frekuensi sama dengan frekuensi
radiasi elektromagnetik yang diserap
3.

Proses absorpsi (spektra IR) hanya dapat terjadi apabila terdapat


perubahan baik nilai maupun arah dari momen dua kutub ikatan

Spektroskopi infra merah dilakukan pada daerah infra merah yaitu dari
panjang gelombang 0.78 sampai 1000 urn atau pada kisaran frekuensi 12800 10 cm . Teknik spektroskopi infra merah terutama untuk mengetahui gugus
fungsional suatu senyawa, juga untuk mengidentifikasi senyawa, menentukan
struktur molekul, mengetahui kemurnian, dan mempelajari reaksi yang sedang
berjalan.

Daerah Spektrum Inframerah

Spektrum inframerah terletak pada daerah dengan panjang gelombang


0,78 sampai 1000 m atau bilangan gelombang dari 12800 sampai 10 cm-1.
Spektrum inframerah dapat dibagi menjadi inframerah dekat, inframerah
pertengahan, dan inframerah jauh, seperti diperlihatkan pada Tabel III.

Tabel iII. Daerah spektrum Infra merah.

Aplikasi spektroskopi infra merah sangat luas baik untuk analisis


kualitatif maupun kuantitatif. Penggunaan yang paling banyak adalah pada
daerah pertengahan dengan kisaran bilangan gelombang 4000 sampai 670
cm-1

atau dengan panjang gelombang 2.5 sampai 15 m. Kegunaan yang

paling penting adalah untuk identifikasi senyawa berikatan kovalen karena


spektrumnya sangat kompleks terdiri dari banyak puncak-puncak. Spektrum
infra merah dari senyawa kovalen juga mempunyai sifat fisik yang
karakteristik, artinya kemungkinan dua senyawa mempunyai spektrum
sama adalah kecil sekali.

Spektrum Inframerah dan Vibrasi Molekul


Radiasi infra merah dengan frekuensi kurang dari 100 cm-1 atau dengan
panjang gelombang lebih dari 100 m diserap oleh molekul dan dikonversi
6

ke dalam energi rotasi molekul. Bila radiasi infra merah dengan frekuensi
dalam kisaran 10000 sampai 100 cm-1 atau dengan panjang gelombang 1
sampai 100 m, maka radiasi akan diserap oleh molekul dan dikonversi ke
dalam energi vibrasi molekul.

Gambar 2. Perubahan momen dwikutub molekul heterointi.

Vibrasi molekul hanya akan terjadi bila suatu molekul terdiri dari dua
atom atau lebih.

Untuk

dapat

menyerap

radiasi

infra

merah

(aktif

inframerah), vibrasi suatu molekul harus menghasilkan perubahan momen


dwikutub. Gambar 2, memperlihatkan vibrasi molekul yang menghasilkan
perubahan momen dwikutub. Sebagai contoh molekul HCl, dimana molekul
hidrogen klorida mempunyai kerapatan elektron yang tidak sama antar atom
pembentuknya. Kerapatan elektron Cl lebih besar dari H. Jadi HCI
mempunyai momen dwikutub (disebut juga polar).
Molekul yang tidak mempunyai momen dwi kutub ( = 0) atau
selama bervibrasi ikatannya tidak menghasilkan perubahan momen dwikutub
seperti O2, N2 atau Cl2, maka rotasi ataupun vibrasi molekulnya tidak
menyerap radiasi infra merah (tidak aktif inframerah).
Terdapat dua jenis vibrasi molekul yaitu stretching (ulur) dan bending
(tekuk). Vibrasi stretching adalah pergerakan atom yang teratur sepanjang
sumbu ikatan antara dua atom sehingga jarak antara atom dapat bertambah
atau berkurang. Vibrasi stretching meliputi stretching simetris dan stretching

asimetris. Gambar 3. memperlihatkan hal ini.

Gambar 3. Vibrasi stretching simetris dan asimetris.

Vibrasi bending adalah pergerakan atom yang menyebabkan perubahan


sudut ikatan antara dua ikatan atau pergerakan dari sekelompok atom terhadap
atom lainnya. Vibrasi bending meliputi scissoring (deformation), wagging,
twisting dan rocking. Gambar 4. menunjukkan gerakan dari keempat vibrasi
bending.

Gambar 4. Tipe vibrasi tekuk (bending).

Tabel Jenis-jenis Vibrasi

Instrumentasi

Komponen spektrofotometer infra merah (IR) terdiri dari lima bagian pokok
yaitu:
1. Sumber sinar,
2. Tempat sampel,
3. Monokromator,
4. Detektor, dan
5. Rekoder.

Gambar 5. Skema alat spektrofotometer infra merah.

Terdapat dua macam spektrofotometer infra merah yaitu dengan berkas


tunggal (single-beam) dan berkas ganda (double-beam).

10

1. Sumber Sinar
Radiasi infra merah dihasilkan dari pemanasan suatu sumber radiasi
dengan listrik sampai suhu antara 1500 dan 2000 K. Sumber radiasi yang
biasa digunakan berupa lampu Nernst Glower, Globar dan Kawat Nikrom.
Nernst Glower merupakan campuran oksida dari zirkon (Zr) dan yitrium
(Y) yaitu ZrO2 dan Y2O3, atau campuran oksida thorium (Th) dan serium
(Ce). Nernst Glower ini berupa silinder dengan diameter 1 sampai 2 mm dan
panjang 20 mm. Pada ujung silinder dilapisi platina untuk melewatkan arus
listrik. Nernst Glower mempunyai radiasi maksimum pada panjang gelombang
1.4 m atau bilangan gelombang 7100 cm.
Globar merupakan sebatang silikon karbida (SiC) biasanya dengan
diameter 5 mm dan panjang 50 mm. Radiasi maksimum Globar terjadi pada
panjang gelombang 1,8-2,0 m atau bilangan gelombang 7100 cm-1.
Kawat Nikhrom merupakan campuran nikel (Ni) dan Krom (Cr).
Kawat ini berbentuk spiral dan mempunyai intensitas radiasi lebih rendah dari
Nernst Glower dan Globar tetapi umurnya lebih panjang.

2. Tempat Sampel
Wadah sampel atau sel tergantung dari jenis sampel. Untuk sampel berbentuk
gas digunakan sel gas dengan lebar sel atau panjang berkas radiasi 40 m.
Hal ini dimungkinkan untuk menaikkan sensitivitas karena adanya
cermin yang dapat memantulkan berkas radiasi berulang kali melalui sampel.
Wadah sampel untuk sampel berbentuk cairan umumnya mempunyai
panjang berkas radiasi kurang dari 1 mm biasanya dibuat lapisan tipis (film)
diantara dua keping senyawa yang transparan terhadap radiasi infra merah.
Senyawa yang biasa digunakan adalah natrium klorida (NaCI), kalsium
fluorida (CaF2), dan kalsium iodida (CaI). Dapat pula dibuat larutan yang
kemudian dimasukkan ke dalam sel larutan.
Wadah sampel untuk padatan mempunyai panjang berkas radiasi kurang
dari 1 mm (seperti wadah sampel untuk cairan). Sampel berbentuk padatan ini

11

dapat dibuat pelet, pasta, atau lapisan tipis. Pelet KBr dibuat dengan menggerus
sampel dan kristal KBr (0.1 - 2.0 % berdasar berat ) sehingga merata
kemudian ditekan (ada kalanya sampai 8 ton) sampai diperoleh pelet atau pil
tipis. Pasta (mull) dibuat dengan mencampur sampel dan setetes bahan pasta
sehingga merata kemudian dilapiskan diantara dua keping NaCl yang
transparan terhadap radiasi infra merah. Bahan pasta yang biasa digunakan
adalah parafin cair. Lapis tipis dibuat dengan meneteskan larutan dalam pelarut
yang mudah menguap pada permukaan kepingan NaCI dan dibiarkan sampai
menguap.

Persiapan Sampel
Persiapan sampel dapat dilakukan dengan beberapa cara, tergantung dari
jenis sampel itu sendiri (padat, cair dan gas).

Persiapan sampel padat.


1. Metode Mull
Sampel Disuspensikan ke dalam minyak mineral Nujol
(hidrokarbon jenuh berantai panjang).
2.

Metode Pelet KBr


1-10 gram sampel dihaluskan secara hati-hati dengan 100
mg KBr dan mencetaknya menjadi cakram tipis atau pelet.

3. Metode Lapis Tipis


Sampel disuspensikan dengan cara sonifikasi. Suspensi
kemudian dipipet ke dalam sel jendela Irtran-II (kristal ZnS)
atau kristal NaCl, sehingga 1-5 mg/cm2 dapat dipindahkan ke
dalam sel tersebut. Sampel akan

mengering setelah

didiamkan pada suhu kamar.

Persiapan sampel cair.


Tahapannya antara lain :
1.

Teteskan sedikit cairan sampel (bebas air) yang akan


diukur pada satu bagian window KBr, kemudian pasangkan
12

satu bagian window KBr lagi sehingga cairan merata pada


permukaan window.
2. Siapkan window KBr pada holder, kemudian
lakukan pengukuran dengan alat.

Persiapan sampel gas.


Sampel gas dimasukkan kedalam tempat sampel khusus.

4.

Monokromator

Pada pemilihan panjang gelombang infra merah dapat digunakan filter,


prisma atau grating. Sehingga memungkinkan sebagian

sinar melewati

sampel dan sebagian melewati blanko (reference). Setelah dua berkas tersebut
bergabung kembali kemudian dilewatkan ke dalam monokromator.
Untuk tujuan analisis kuantitatif, biasa digunakan filter seperti: filter
dengan panjang gelombang 9,0 m untuk penentuan asetaldehida, filter dengan
panjang gelombang 13,4 m untuk o-diklorobenzena, dan filter dengan panjang
gelombang 4,5 m untuk dinitrogen oksida. Ada juga filter yang mempunyai
kisaran 2,5 sampai 4,5 m, 4,5 sampai 8 m, dan 8 sampai 14,5 m.

5.

Detektor

Setelah radiasi infra merah melewati monokromator kemudian


berkas radiasi ini dipantulkan oleh cermin-cermin dan akhirnya ditangkap oleh
detektor. Detektor pada spektrofotometer infra merah merupakan alat yang bisa
mengukur atau mendeteksi energi radiasi akibat pengaruh panas. Berbeda
dengan detektor lainnya
infra

merah

lebih

( seperti: phototube) dimana pengukuran radiasi


sulit

karena intensitas radiasi rendah dan energi

foton infra merah juga rendah. Akibatnya sinyal dari detektor infra merah
kecil sehingga dalam pengukurannya harus diperbesar.
Terdapat dua macam detektor, yaitu:
1. Termokopel (thermocouple), dan
2. Bolometer

13

Yang paling banyak digunakan dalam spektrofotometri infra merah adalah


terkopel.

6.

Rekorder

Sinyal yang dihasilkan dari detektor kemudian direkam sebagai spektrum


infra merah yang berbentuk puncak-puncak absorpsi. Spektrum infra merah ini
menunjukkan hubungan
gelombang atau

antara

absorpsi dan

frekuensi atau

bilanqan

panjang gelombang. Sebagai absis adalah frekuensi (Hertz,

deti) atau panjang gelombang (m) atau panjang gelombang (cm) dan sebagai ordinat
adalah transmitan (%) atau absorban. Contoh spektrum absorpsi inframerah dapat dilihat
pada Gambar 6.

Gambar 6. Spektrum absorban dan transmitan.

Spektrum infra merah

merupakan

spektrum

yang

menunjukkan

banyak puncak absorpsi pada frekuensi yang karakteristik. Spektroskopi infra


merah disebut juga spektroskopi vibrasi. Untuk setiap ikatan kimia yang
berbeda seperti C - C, C= C, C=- 0, C = 0, 0 = H dan sebagainya
mempunyai frekuensi vibrasi yang

berbeda sehingga kemungkinan dua

senyawa berbeda yang mempunyai spektrum absorpsi yang sama adalah kecil
sekali.
Untuk mengidentifikasi senyawa yang belum diketahui perlu dibandingkan
dengan spektrum standar yang dibuat pada kondisi sama. Daerah absorpsi pada

14

kisaran frekuensi 1500 sampai 700 cm atau panjang gelombang 6,7-14 m


disebut daerah sidik jari (jati diri). Senyawaan yang mempunyai spektrum
infra merah sama adalah identik. Untuk mempermudah memahami, maka
ditampilkan pada Gambar 7.

Gambar 7. Intrepetasi spectrum spesifik dari masing-masing gugus fungsi


senyawa.

Keuntungan FT-IR
Beberapa keuntungan dari FT-IR untuk analisa suatu material, antara lain:
a. Tidak merusak sampel, non-destructive
b. Metoda pengukuran dengan tingkat ketelitian yang tinggi tanpa
harus dilakukan kalibrasi ulang
c. Proses analisa berlangsung lebih cepat
d. Sensitif

Analisa Kualitatif dan Kuantitatif


a. Analisa Kualitatif (gugus fungsi),
Serapan khas untuk setiap ikatan dalam gugus. Secara sederhana,
identifikasi suatu zat dilakukan dengan menbandingkan spektrumnya
dengan spektrum dari zat standar. Bila zat yang diperiksa sama
dengan standar, maka posisi dan intensitas relatif dari puncak-puncak

15

resapan harus sama.

b. Analisa Kuantitatif.
Jarang dilakukan karena spektra IR rumit. Namun prinsipnya adalah
Hukum Lambeer-Beer:

Yaitu penentuan konsentrasi sebanding dengan serapan.

Teknik yang umum dilakukan untuk pembuatan spektra pada analisis


kuantitatif yaitu solution spektra atau KBr disc.

Kemasan Plastik
Plastik adalah suatu polimer yang mempunyai sifat-sifat unik dan
luar biasa. Polimer adalah suatu bahan yang terdiri dari unit molekul yang disebut
monomer. Jika monomernya sejenis disebut homopolimer, dan jika monomernya
berbeda akan menghasilkan kopolimer.
Kemasan

plastik

saat

ini

mendominasi

industri

makanan

Indonesia, menggeser penggunaan kemasan logam dan gelas.


disebabkan

di

Hal ini

karena kelebihan dari kemasan plastik yaitu ringan, fleksibel,

multiguna, kuat, tidak bereaksi, tidak karatan dan bersifat termoplastis (heat
seal), dapat diberi warna dan harganya yang murah. Kelemahan dari plastik
karena adanya zat monomer dan molekul kecil dari plastik yang mungkin
bermigrasi ke dalam bahan pangan yang dikemas.

Beberapa zat aditif dalam Plastik


1. Bahan Pemlastis (Plastisizer)
Bahan pemlasitis (plastisizer) adalah bahan organik dengan berat
molekul rendah yang ditambahkan dengan maksud memperlemah kekakuan dari
polimer, meningkatkan fleksibilitas dan ekstensibilitas polimer.

16

2. Antioksidan
Antioksidan ditambahkan dalam proses pembuatan plastik untuk
mencegah degradasi polimer akibat terjadinya oksidasi, baik pada saat
pencetakan

wadah maupun pada saat penggunaan wadah, serta mencegah

perapuhan selama penyimpanan.


3. Antiblok
Bahan antiblok adalah bahan yang digunakan untuk membuat
permukaan menjadi kasar sehingga tidak

lengket satu sama lain.

Contoh

bahan antiblok pada proses pembuatan plastik adalah silika, asam lemak amida.
4. Antistatik
Plastik adalah isolator listrik yang baik, sehingga dapat

menahan

muatan listrik yang dihasilkan dari gesekan dengan mesin pengolahan,


akibatnya terjadi akumulasi listrik

statis,

dan

ini

dapat menimbulkan

masalah, misalnya dapat menarik debu.

5. Pelumas
Pelumas berfungsi untuk mengurangi gaya gesekan.

Syarat-syarat

bahan pelumas untuk pembuatan plastik adalah mempunyai kelarutan yang baik
dalam plastik, stabil dan volatilitasnya rendah.

Bahan yang biasanya

digunakan sebagai pelumas adalah hidrokarbon dengan berat molekul rendah


hingga menengah.
6. Bahan Penyerap Cahaya
Bahan penyerap cahaya berfungsi untuk melindungi kemasan dari
cahaya matahari atau lampu, terutama jika plastik tersebut akan digunakan
untuk mengemas bahan yang peka terhadap cahaya seperti vitamin C. Contoh
bahan penyerap cahaya adalah Tinuvin P, Tinuvin 326, organotin (timah
organik) dan Di-n-octyl-tin- mercaptide.
7. Bahan Pengisi dan Penguat

17

Bahan pengisi berfungsi untuk memperkuat kemasan plastik yang


dihasilkan dengan cara pengerasan oleh bahan berserat, meningkatkan
kekakuan, dan menekan harga jika bahan pengisi tersebut lebih murah daripada
harga resinnya. Contoh bahan pengisi adalah kapas, serbuk kayu, serat gelas
dan lain-lain.

Jenis Kemasan Plastik


Nama

Struktur

Polietilen

Poliester atau Polietilen


Treptalat (PET)

Polipropilen (PP)

Polistiren

Polivinil Klorida (PVC)

Saran atau Poliviniliden


Klorida (PVDC)

18

Zat aditif yang biasa ditambahkan pada plastik


Nama

Struktur

Poliester

Dietil Adipat

Dimetil Adipat

Dioktil Ftalat

Dibutil Ftalat

BPA (Bisphenol A)

Phtalates

Plastiziser

19

Pelarut untuk melarutkan zat aditif


Nama

Struktur

Karbon tetraklorida

Karbon Disulfida

S=C=S

Kloroform

Etanol

Etilamina
Aseton

C. Alat dan Bahan


1. Alat

Gunting

Interferometer FTIR Shimadzu 8400 1 set

Pengaduk Magnet dengan pemanas

1 set

Botol se mprot

1 buah

Gelas kimia

1 buah

Labu erlenmeyer 50 mL

1 buah

Pinset

1 buah

1 buah

2. Bahan
Etanol

Secukupnya

Sampel (Plastik Wrap)

Secukupnya
20

D. Prosedur Kerja
1. Penyiapan sampel plastik
Plastik digunting menjadi dua bagian. Bagian pertama untuk yang
tidak diberi perlakuan (pemanasan), dan bagian kedua yang diberi
perlakuan (pemanasan). Masing msing bagian dipotong dengan ukuran 3 X
3 cm.
2. Analisis sampel plastik bagian pertama
Sampel plastik bagian pertama, dimasukkan ke dalam gelas kimia
yang berisi etanol sebagai pelarut. Setelah itu dikeringkan. Plastik yang
telah kering, diletakkan di alat FTIR untuk pengujianterhadap sampel.
Pengujian

dilakukan beberapa kali

dengan

menggunakan

komputerisasi yang menghasilkan grafik dikomputer. Kemudian pengujian


dilakukan lagi sehingga dihasilkan 2 hasil grafik. Hasil grafik tersebut
digabungkan menjadi satu. Grafik tersebut kemudian diprint.
3. Analisis sampel plastik bagian kedua
Sampel plastik bagian kedua dimasukkan kedalam labu Erlenmeyer
ukuran 50mL yang berisi etanol 10 mL sebagai pelarut.Kemudian labu
tersebut diletakkan diatas magnetic stirrer yang dilengkapi hot plate.
Kemudian labu tersebut dipanaskan sambil diaduk secara rata selama 2
jam. Pada hotplate diatur suhu hingga suhu 50C. Setelah dipanaskan,
sampel dikeringkan dengan cara dikibas-kibas hingga plastic benarbenar kering. Setelah itu dimasukkan sampel ke alat FTIR. Dilakukan
pengujian beberapa kali. Dihasilkan hasil berupa grafik di komputer.
Kemudian pengujian dilakukan lagi sehingga dihasilkan 2 hasil grafik.
Hasil grafik tersebut digabungkan menjadi satu. Grafik tersebut kemudian
diprint.
4. Cara Menghidupkan Alat FTIR
Di ON-kan sumber arus listrik. Lalu di ON-kan alat inferometer /
infrared dan ON-kan pula alat komputer dan tunggu.
5. Cara Pengukuran Sampel

21

Pertama klik menu Shortcut pada desktop. Kedua, klik OK.


Ketiga, pada menu klik FTIR 8000. Keempat, untuk pengukuran
Background isi dengan nama file. Kelima, klik BKG start untuk memulai.
Keenam, ditempatkan cuplikan, lakukan langkah ketiga dan keempat untuk
pengukuran sampel data isi file. Lalu Klik sampel, start untuk memulai.
Untuk memunculkan harga bilangan gelombang, klik pada menu
kemudian klik peak table, lalu klik OK.
6. Cara Mematikan Alat FTIR
Di

OFF-kan

alat

komputer.

Lalu

OFF-kan

alat

infrared/inferometer. Yang terakhir off-kan sumber arus listrik.

E. Hasil dan Analisis Data


a. Hasil Spektrum IR Plastik Wrap Sebelum Diberi Perlakuan

Berdasarkan hasil spektrum tersebut, terdapat 13 peak yang muncul. 13


peak tersebut memiliki bilangan gelombang masing-masing yaitu 3905,6; 2918,1;
2850,6; 2740,7; 2638,4; 2283,6; 1463,9; 1367,4; 1353,9; 1303,8; 729,0; 719,4;

22

dan 410,8. Dari ke-13 peak tersebut hanya terdapat 4 peak yang paling menonjol.
Berikut 4 peak tersebut beserta keterangan gugus fungsinya:
Frekuensi (cm-1)

Gugus Fungsi

2918,1

C-H Stretching

2850,6

C-H

1463,9

C-CH2

719,4

C-X

Streching C-H di daerah 2850-3000 cm-1, scissoring CH2 di daerah


1450-1470 cm-1. Peak ini merupakan peak untuk identifikasi alkana.
Sedangkan 1 peak lagi didaerah 540-760 cm-1 merupakan peak untuk ikatan
C-X. Gugus fungsi C-H stretching, C-H, C-CH2, dan C-X yang muncul
dalam spektrum dapat diduga merupakan ikatan yang terdapat dalam struktur
polivinilklorida (PVC).

b. Hasil Spektrum IR Plastik Wrap Setelah Diberi Perlakuan

Berdasarkan hasil spektrum tersebut, terdapat 9 peak yang muncul. 9 peak


tersebut memiliki bilangan gelombang masing-masing yaitu 3903,7; 2914,2;
2848,7; 2636,5; 1463,9; 1377,1; 1352,0; 1091,6; 729,0; 719,4; 669,3 dan 408,9.

23

Dari kesembilan peak tersebut hanya terdapat 4 peak yang paling menonjol.
Berikut 4 peak tersebut beserta keterangan gugus fungsinya:
Frekuensi (cm-1)

Gugus Fungsi

2914,2

C-H Stretching

2848,7

C-H

1463,9

C-CH2

719,4

C-X

Gugus fungsi C-H stretching, C-H, C-CH2, dan C-X yang muncul dalam
spektrum dapat diduga merupakan ikatan yang terdapat dalam struktur
polivinilklorida (PVC). Berikut struktur PVC:

Jadi, berdasarkan keempat peak tersebut, dapat disimpulkan bahwa plastik wrap
tersebut terbuat dari polimer yaitu polivinilklorida (PVC).

c. Analisis Data
Plastik adalah suatu polimer yang mempunyai sifat-sifat unik dan
luar biasa. Polimer adalah suatu bahan yang terdiri dari unit molekul yang disebut
monomer. Jika monomernya sejenis disebut homopolimer, dan jika monomernya
berbeda akan menghasilkan kopolimer.
Kemasan

plastik

saat

ini

mendominasi

industri

makanan

Indonesia, menggeser penggunaan kemasan logam dan gelas.


disebabkan

di

Hal ini

karena kelebihan dari kemasan plastik yaitu ringan, fleksibel,

multiguna, kuat, tidak bereaksi, tidak karatan dan bersifat termoplastis (heat
seal), dapat diberi warna dan harganya yang murah. Kelemahan dari plastik
karena adanya zat monomer dan molekul kecil dari plastik yang mungkin
bermigrasi ke dalam bahan pangan yang dikemas.

24

Plastik yang diteliti dalam praktikum ini diduga merupakan plastik yang
terbuat dari PVC, dikarenakan gugus fungsi C-H stretching, C-H, C-CH2, dan C-X
yang muncul dalam spektrum dapat diduga merupakan ikatan yang terdapat dalam
struktur polivinilklorida (PVC). Berikut struktur PVC:

PVC adalah polimer yang berasal dari vinilklorida sebagai monomernya.


PVC merupakan molekul aktif IR, artinya molekul yang memiliki momen dipol
asimetris sehingga dapat dideteksi keberadaannya.
Pada plastik wrap biasanya terdapat zat aditif di(2-ethylhexyl) adipate
yang berfungsi sebagai palsticizer (bahan pelentur). Berikut rumus molekulnya:

Apabila melihat dari struktur tersebut, di(2-ethylhexyl) adipate yang


memiliki ikatan C=O, C-O dan C-H merupakan zat aditif yang dapat larut dalam
pelarut organik. Jika diuji dengan spektrofotometer IR akan memunculkan puncak
C=O, C-O dan C-H, namun jika sampel yang mengandung zat aditif ini dilarutkan
dalam pelarut organik kemudian dipanaskan maka zat aditif ini akan terlarut
sehingga spetra yang muncul setelah diberi perlakuan akan berbeda dengan
spektra sampel sebelum diberi perlakuan. Letak perbedaannya terdapat pada
jumlah puncaknya. Puncak tersebut bisa berkurang bahkan hilang sama sekali
yang artinya puncak C=O, C-O dan C-H yang menjadi identitas di(2-ethylhexyl)
adipate akan berkurang atau bahkan hilang sama sekali setelah diberi perlakuan.
Setelah dilakukan uji FTIR, dan membandingkan kedua spektrum IR
plastik wrap sebelum diberi perlakuan dan sesudah diberi perlakuan, ternyata tidak
ditemukan adanya perbedaan yang signifikan pada hasil spektra keduanya. Tidak
adanya perubahan spektra bukan berarti tidak ada zat aditif di dalam sampel
plastik tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi tidak adanya perubahan

25

spektra adalah kurangnya suhu pemanasan dan zat aditif tidak melarut dengan
baik di dalam etanol.

F. Kesmipulan
Dari hasil percobaan dalam mengidentifikasi zat aditif pada plastik wrap
melalui metode spektrometri inframerah, diperoleh spektra plastik wrap sebelum
dan sesudah diberi perlakuan, tidak memiliki perbedaan secara signifikan. Hal ini
bukan berarti di dalam sampel plastik wrap tersebut tidak mengandung zat aditif.

G. Daftar Pustaka
Fellows, P.J. 2000. Food Processing Technology.

Principles and Practice.

2nd Ed. Woodhead Publishing Ltd., Cambridge, England.


Hendayana, Sumar. (1994). Kimia Analitik Instrumen. Semarang: IKIP Semarang
Press.
Hermonicolet Corporation. (2007). Introduction to Fourier Transform Infrared
Spectrometry.
Mudzakir, Ahmad.dkk. (2008). Praktikum Kimia Anorganik (KI 425).
Bandung : Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.
Miltz, J., 1992.

Food Packaging. In : Handbook of Food Engineering,

D.R.Heldman and D.B.Lund (Ed). Marcel Dekker, Inc. New York.


Stuart, Barbara. (2004). Infrared Spectroscopy: Fundamentals and Applications.
Syarief, R., S.Santausa, St.Ismayana B. 1989.

Teknologi Pengemasan

Pangan. Laboratorium Rekayasa Proses Pangan, PAU Pangan dan Gizi,


IPB.
Tim Kimia Analitik Instrumen. (2009). Penuntun Praktikum Kimia Analitik
Instrumen (KI-431). Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI
Yudhapratama, Ersan dkk. 2010. Penentuan Keberadaan Zat Aditif pada Plastik
Kemasan Melalui Perlakuan Pemanasan pada Spektrometer IR. Bandung
: UPI

26

27

1. Pembuatan Larutan
Cara Kerja

Pengamatan
Sampel plastic wrap berwarna

Sampel Plastik

bening.

Digunting dengan ukuran


3x2
Dibuat 2 buah

Etanol larutan tak berwarna


Guntingan

Guntingan 1

tidak

diberi

perlakuan

Diukur dengan FTIR

Guntingan 2 diberi perlakuan

Hasil Spektra 1

Guntingan 2 setelah dipanaskan


Guntingan 2

selama 2 jam menjadi sedikit


Dimasukkan ke labu
erlenmeyer yg berisi 10 mL
etanol
Dipanaskan dan diaduk dengan
magnetik stirrer selama 2 jam
Diukur dengan FTIR

berkerut

Hasil Spektra 2
Dibandingkan hasil spektra 1 dan 2

2. Prosedur Pengoperasian Alat FTIR


a. Cara Menghidupkan Alat FTIR
Di

ON-kan

sumber

arus

listrik.

Lalu

di

ON-kan

alat

inferometer/infrared dan ON-kan pula alat komputer dan tunggu.


b. Cara Pengukuran Sampel
Pertama klik menu Shortcut pada desktop. Kedua, klik OK.
Ketiga, pada menu klik FTIR 8000. Keempat, untuk pengukuran
Background isi dengan nama file. Kelima, klik BKG start untuk
memulai. Keenam, ditempatkan cuplikan, lakukan langkah ketiga dan
keempat untuk pengukuran sampel data isi file. Lalu Klik sampel, start
untuk memulai. Untuk memunculkan harga bilangan gelombang, klik
pada menu kemudian klik peak table, lalu klik OK.

28

c. Cara Mematikan Alat FTIR


Di

OFF-kan

alat

komputer.

Lalu

OFF-kan

alat

infrared/inferometer. Yang terakhir off-kan sumber arus listrik.

3. Data Pengamatan
a. Hasil Spektrum IR Plastik Wrap Sebelum Diberi Perlakuan

Terdapat 4 peak yang paling menonjol. Berikut 4 peak tersebut beserta


keterangan gugus fungsinya
Panjang Gelombang

Gugus Fungsi

2918,1

C-H Stretching

2850,6

C-H

1463,9

C-CH2

719,4

C-X

b. Hasil Spektrum IR Plastik Wrap Setelah Diberi Perlakuan

29

Terdapat 4 peak yang paling menonjol. Berikut 4 peak tersebut beserta


keterangan gugus fungsinya:
Frekuensi (cm-1)

Gugus Fungsi

2914,2

C-H Stretching

2848,7

C-H

1463,9

C-CH2

719,4

C-X

c. Gabungan Hasil Spektrum IR Plastik Wrap Sebelum dan Setelah

Diberi Perlakuan

30

Anda mungkin juga menyukai