Anda di halaman 1dari 9

Rangkuman Mata Kuliah

Tujuan dan Tanggungjawab Audit


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pemeriksaan Akuntansi
Dosen Pengampu : Sohidin, S.E.,M.Si.Ak

Oleh
Nama

: Citra Dewi Paramitha

NIM

: K7413037

Kelas

:A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2016

A. Tujuan Audit

Tujuan audit umum atas laporan keuangan oleh auditor independen adalah
untuk menyatakan pendapat atas kewajaran dalam semua hal yang material,
posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas

yang sesuai dengan prinsip

akuntansi yang berlaku umum. Auditor melakukan audit sesuai dengan


pendekatan siklus dengan melaksanakan pengujian audit atas transaksi yang
membentuk saldo akhir dan juga melaksanakan pengujian audit atas saldo
akun itu sendiri.
Cara yang paling efisien untuk melakukan audit adalah mendapatkan
keyakinan gabungan untuk setiap golongan transaksi dan saldo akhir dari
akun terkait. Untuk jenis transaksi tertentu, terdapat beberapa tujuan audit
yang harus dipenuhi sebelum auditor menyimpulkan bahwa jumlah total telah
disajikan secara wajar (tujuan audit berkait-transaksi/ transaction-related audit
objectives) Dan terdapat beberapa tujuan audit yang harus dipenuhi untuk
setiap saldo akun (tujuan audit berkait-saldo/balance-related audit objectives).
Langkah-langkah untuk mengembangkan tujuan audit:
a) Laporan keuangan
b) Siklus laporan keuangan
c) Asersi manajemen atas akun-akun
d) Tujuan umum audit untuk golongan transaksi dan saldo akun
e) Tujuan spesifik audit untuk golongan transaksi dan saldo akun
1. Siklus Laporan Keuangan
Audit dilakukan dengan membagi laporan keuangan menjadi
segmen atau komponen yang lebih kecil, untuk memudahkan pelaksanaan
audit dan membantu pembagian tugas kepada anggota tim audit. Cara
lebih umum dalam segmentasi audit adalah pendekatan siklus, yaitu
menempatkan jenis-jenis transaksi dan saldo akun yang erat hubungannya
satu dengan yang lainnya dalam segmen yang sama, kemudian mengaitkan
siklus-siklus tersebut.
2. Asersi Manajemen

Adalah pernyataan yang tersirat atau yang dinyatakan dengan jelas


oleh manajemen mengenai jenis transaksi dan akun terkait dalam laporan
keuangan. PSA 07 (SA 326) menggolongkan lima kategori asersi:
a. Asersi mengenai keberadaan atau keterjadian.
Berkaitan dengan apakah aktiva, kewajiban, dan ekuitas yang tercantum
dalam neraca benar-benar ada pada tanggal neraca serta apakah
pendapatan dan beban yang tercantum dalam laporan laba rugi benarbenar terjadi selama periode akuntansi.
b. Asersi mengenai kelengkapan.
Apakah semua transaksi dan akun yang seharusnya ada dalam laporan
keuangan dimasukkan. Asersi kelengkapan berlawanan dengan asersi
eksistensi (keberadaan) atau keterjadian. Asersi kelengkapan berkaitan
dengan kemungkinan hilangnya hal-hal yang harus dicantumkan alam
laporan keuangan, sedangkan asersi eksistensi atau keterjadian
berkaitan dengan penyebutan angka yang seharusnya tidak dimasukkan.
c. Asersi mengenai hak dan kewajiban.
Berhubungan dengan apakah aktiva memang menjadi hak perusahaan
dan hutang menjadi kewajiban perusahaan pada tanggal tertentu.
d. Asersi mengenai penilaian dan alokasi.
Menyangkut masalah apakah aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan,
atau beban telah dimasukkan ke dalam laporan keuangan dengan angkaangka yang wajar.
e. Asersi mengenai penyajian dan pengungkapan.
Menyangkut masalah apakah komponen-komponen dalam laporan
keuangan diklasifikasikan, dijelaskan, dan diungkapkan dengan
sepantasnya.
3. Tujuan Audit Transaksi
Tujuan audit dimaksudkan sebagai kerangka kerja bagi auditor
dalam mengumpulkan

bahan bukti kompeten yang cukup yang

disyaratkan dalam standar pekerjaan lapangan dan memutuskan bahan

bukti yang pantas dikumpulkan sesuai dengan penugasan. Tujuan audit


tersebut dapat dibedakan menjadi :
a.

Tujuan audit umum transaksi terdiri dari


1. Eksistensi-transaksi yang tercatat memang eksis.
2. Kelengkapan-transaksi yang ada telah dicatat semuanya.
3. Akurasi-transaksi yang tercatat disajikan pada nilai yang benar.
4. Klasifikasi-transaksi

yang

dicantumkan

dalam

jurnal

diklasifikasikan dengan tepat.


5. Saat pencatatan-transaksi dicatat pada tanggal yang benar.
6. Posting

pengikhtisaran-transaksi

yang

tercatat

secara

tepat

dimasukkan dalam berkas induk dan diikhtisarkan dengan benar.


b.

Tujuan audit khusus transaksi yaitu penerapan tujuan audit umum


berkait-transaksi ke setiap jenis golongan transaksi yang material
dalam audit, seperti penjualan, penerimaan kas, perolehan barang dan
jasa, penggajian, dsb.

4. Tujuan Audit Untuk Saldo


Tujuan audit berkaitan dengan saldo serupa dengan tujuan audit
yang berkaitan dengan transaksi yang baru saja dibahas, tujuan tersebut
mengikuti asersi manajemen dan memberikan kerangka kerja guna
membantu auditor mengumpulkan bukti yang tepat yang mencukupi
berkaitan dengan saldo akun. Juga ada tujuan audit umum dan audit
khusus yang berkaitan dengan saldo. Ada dua perbedaan antara tujuan
audit yang berkaitan dengan saldo dengan tujuan audit yang berkaitan
dengan transaksi:
1. Tujuan audit yang berkaitan dengan saldo diterapkan pada saldo akun
seperti piutang usaha, persediaan, bukan kel;as transaksi seperti
transaksi penjualan dan pembelian persediaan.
2. Ada delapan tujuan audit yang berkaitan dengan saldo dibandingkan
dengan enam tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi.

a. Tujuan umum :
1) Eksistensi
Jumlah yang tercantum memang ada. Tujuan ini bersangkutan
dengan apakah jumlah yang tercatat dalam laporan keuangan
memang harus dicantumkan.
2) Kelengkapan
Jumlah yang ada telah dicantumkan. Tujuan ini bersangkutan
dengan apakah semua jumlah yang harus tercatat pada suatu akun
benar-benar telah dicatat.
3) Akurasi
Jumlah yang tercantum telah di nyatakan dengan benar. Tujuan ini
mengacu pada jumlah yang tercantum secara aritmatika sudah
benar.
4) Klasifikasi
Jumlah yang tercantum dalam daftar klien telah diklasifikasikan
dengan tepat. Klasifikasi ini melibatkan penetuan apakah pos-pos
yang ada dalam daftar klien telah dicantumkan dalam akun-akun
buku besar yang tepat.
5) Pisah batas (Cut Off )
Transaksi yang mendekati tanggal dicatat pada periode yang tepat.
Tujuan auditor disini adalah menentukan apakah transaksi-transaksi
telah dicatat dalam saldo akun pada periode yang tepat.
6) Kecocokan rincian (detail tie in)
Rincian dalam saldo akun sesuai dengan angka-angka buku besar
tambahan , dijumlah kebawah benar dalam saldo akun, dan sesuai
dengan jumlah dalam buku besar.
7) Nilai realisasi
Aset dinyatakan dalam jumlah yang diestimasi dapat direalisasi
8) Hak dan Kewajiban

Kewajiban harus menjadi milik suatu entitas berkaitan dengan


hutang , sedangkan hak selalu dikaitkan dengan aktiva
9) Penyajian dan Pengungkapan
Saldo perkiraan dan persyaratan pengungkapan yang berkaitan
telah disajikan dengan pantas dalam laporan keuangan.
b. Tujuan khusus :
Tujuan khusus bagi setiap saldo perkiraan dapat dikembangkan
setelah tujuan umum dipahami paling sedikit harus ada satu tujuan,
khusus untuk setiap tujuan umum kecuali jika auditor menganggap
tujuan itu tidak relevan.

B. Tanggung Jawab Auditor


Menurut

PSA

(SA

110)

revisi,

menyatakan

bahwa

Auditor memiliki tanggung jawab untuk merencanakan dan menjalankan


audit untuk memperoleh keyakinan yang memadai apakah laporan
keuangan telah bebas dari salah saji material, yang disebabkan oleh
kesalahan ataupun kecurangan. Karna sifat dari bahan bukti audit dan
karakteristik kecurangan, auditor harus mampu mendapatkan keyakinan
yang memadai, namun bukan absolute, bahwa salah saji material telah
dideteksi. Auditor tidak memiliki tanggung jawab untukmerencanakan dan
menjalankan audit untuk mendapatakan keyakinan yang memadai bahwa
kesalahan

penyajian

yang

disebabkan

oleh

kesalahan

maupun

kecurangan, yang tidak signifikan terhadap laporan keuangan telah


terdeteksi
Paragraf ini membahas mengenai tanggung jawab auditor untuk
mendeteksi kesalahan penyajian yang sifatnya material dalam laporan
keuangan serta diskusi terkait dalam standar mengenai tanggung jawab
auditor untuk mendeteksi salah saji yang material memasukkan beberapa
istilah dan kalimat penting
Manajemen bertanggung jawab atas kebenaran laporan keuangan yang
disusun oleh suatu entitas. Jadi Auditor tidak menjamin kebenaran atas suatu
laporan keuangan, namun Auditor bertanggung jawab dalam melaksanakan
audit sesuai aturan yang berlaku umum / GAAS yaitu :
1. Melakukan verifikasi atas laporan keuangan yaitu untuk mendeteksi salah
saji material.
Kesalahan saji biasanya dianggap material jika gabungan dari kesalahankesalahan yang belum dikoreksi dan kecurangan dalam laporan keuangan
akan mengubah

atau

memengaruhi

keputusan orang-orang

yang

menggunakan laporan keuangan tersebut. Auditor menekan beragam


kesalahan yang diakibatkan oleh kesalahan-kesalahan dalam perhitungan,

kealpaan, kesalahpahaman dan kesalahan penerapan standar akuntansi,


serta kesalahan dalam pengelompokan dan penjelasan.
2. Menemukan kekeliruan, ketidakberesan dan unsur pelanggaran hukum
yang material . Kekeliruan/ salah saji terdapat dua macam yaitu :
a.

Errors adalah kekeliruan salah saji yang tidak disengaja.


Kekeliruan versus Kecurangan. PSA 70 (SA 316) membedakan
dua jenis salah saji yaitu, kekeliruan (errors) dan kecurangan (fraud).
Suatu kekeliruan merupakan salah saji dalam pelaporan keuangan
yang tidak disengaja, sedangkan kecurangan merupakan salah saji
dalam saji yang disengaja. Contoh kekeliruan diantaranya lupa
memperhitungkan harga bahan baku lama dalam menentukan biaya
persediaan dengan metode lebih rendah antara biaya dan harga pasar.
Untuk kecurangan, terdapat perbedaan antara penyalahgunaan aset,
yang sering disebut juga sebagai kecurangan karyawan, dan
kecurangan dalam pelaporan keuangan, yang sering disebut juga
dengan kecurangan manajemen.

b.

Irregularities adalah kesalahan yang disengaja seperti :


1. Kecurangan manajemen
Kecurangan

manajemen

dapat

berupa:

penghilangan

transaksi atau pengungkapan, penghilangan angka, atau salah saji


angka yang dicatat. Kecurangan manajemen sulit diungkapkan
karena ada kemungkinan bahwa salah satu atau beberapa anggota
manajemen mengabaikan pengendalian intern dan adanya usaha
manajemen untuk menyembunyikan salah saji tersebut.
2. Kecurangan pegawai
Kecurangan

pegawai

dapat

berupa

persekongkolan

beberapa karyawan yang menyangkut pemalsuan dokumen.


3. Unsur pelanggaran hukum (PSA 31/SA37): pelanggaran hukum
atau peraturan perundang-undangan selain ketidakberesan.
Contoh:
Pelanggaran terhadap undang-undang pajak.

Pelanggaran terhaap undang-undang lingkungan hidup.

Daftar Pustaka
Arens, Alvin A, dkk. Auditing dan Jasa Assurance Edisi Keduabelas.
2008. Erlangga

Anda mungkin juga menyukai