Kelompok 1/ Perikanan B
ADAN PRABHASWORO L
NPM. 230110150145
ARIL PRANATA
NPM. 230110150156
INGGIA PUTRA
NPM. 230110150141
M IHSAN FAUZAN
NPM. 230110150081
NAILA AMALIA
NPM. 230110150092
NURMUKLIS RUBIANSYAH
NPM. 230110150090
RUTH YECIKA
NPM. 230110150083
SINDI HANDAYANTI
NPM. 230110150138
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR
2016
HALAMAN NILAI
No
NAMA
NPM
ADAN P L
230110150145
ARIL PRANATA
230110150156
INGGIA PUTRA
230110150141
M IHSAN FAUZAN
230110150081
NAILA AMALIA
230110150092
NURMUKLIS R
230110150090
RUTH YECIKA
230110150083
SINDI HANDAYANTI
230110150138
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT, atas segala
rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Gill net
yang merupakan bagian dari tugas mata kuliah Alat dan Kapal Penangkapan Ikan.
Dalam pembuatan makalah ini, kami banyak mendapat kesulitan. Oleh
karena itu, kami ingin menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak
yang telah memberikan bantuan serta dukungannya dalam pembuatan dan
penyusunan makalah ini.
Dalam penyusunannya, kami menyadari akan segala kekurangan yang ada
sehubungan dengan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki
oleh kami maka kami mengucapkan maaf yang sebesar besarnya apabila baik
dalam dalam penulisan maupun penyajian makalah ini terdapat banyak kesalahan.
Dengan tangan terbuka kami akan menerima segala saran dan kritik yang
membangun dari para pembaca.
Kelompok 1
iii
DAFTAR ISI
BAB
Halaman
HALAMAN NILAI.............................................................................. ii
KATA PENGANTAR......................................................................... iii
DAFTAR ISI........................................................................................ iv
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 1
1.3 Tujuan ............................................................................................ 2
II
ISI
2.1 Deskripsi dan Nama Daerah Gill Net ............................................ 3
2.2 Konstruksi dan Bagian-bagian Alat Tangkap................................. 4
2.3 Gambar Konstruksi......................................................................... 7
2.4 Bahan yang Digunakan................................................................... 8
2.5 Jumlah Nelayan dan Pembagian Tugasnya.................................... 13
2.6 Ukuran Kapal.................................................................................. 14
2.7 Alat Bantu Penangkapan................................................................. 20
2.8 Hasil Tangkapan............................................................................. 21
2.9 Inovasi Alat Tangkap...................................................................... 22
III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan..................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................... 24
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Penangkapan ikan merupakan salah satu profesi yang telah lama
dilakukan oleh manusia. Menurut sejarah sekitar 100.000 tahun yang lalu
manusia neanderthal(neanderthal man) telah melakukan kegiatan penangkapan
(sahrhange and lundbeck,1991), dengan menggunakan tangan kemudian profesi
ini berkembang secara perlahan dengan menggunakan alat yang sederhana dan
mulai membuat perahu yang sederhana. Dalam pemahaman mengenai cara
penangkapan ikan maka dibutuhkan ilmu yang dapat menyokong pengetahuan
teknik penggunaan alat tangkap dan cara pengoprasiannya serta kapal yang dapat
menunjang keberlangsungan penangkapan, yang disebut dengan Metode
Penangkapan Ikan.
Alat tangkap dan teknik penangkapan ikan yang digunakan nelayan
Indonesia umumnya masih bersifat tradisional, namun menurut Ayodhyoa (1981)
pendapat tersebut tidak semuanya benar. Jika ditinjau dari prinsip teknik
penangkapan ikan di Indonesia terlihat telah banyak memanfaatkan tingkah laku
ikan (behaviour) untuk tujuan penangkapan ikan. Selain itu nelayan juga telah
mengetahui ada sifat-sifat ikan yang berukuran besar memangsa ikan kecil
sehingga dengan adanya ikan kecil di tempat penangkapan maka ikan-ikan besar
pun akan mendatangi ke tempat tersebut. Hal tersebut membuktikan
perkembangan peradaban manusia, dapat mendorong manusia untuk semakin
kreatif dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Oleh karena itu dalam pembuatan
makalah ini mengambil salah satu jenis alat tangkap yaitu gill net.
1.2
Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari pembuatan makalah Gill Net ini yaitu:
A. Apa yang dimaksud dengan Gill Net?
B. Bagaimana konstruksi dan bagian-bagian Gill Net?
C. Berapa ukuran kapal yang sesuai untuk alat tangkap Gill Net?
1
Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah Gill Net ini yaitu:
A. Mengetahui dan memahami alat tangkap Gill Net.
B. Mengetahui dan memahami konstruksi dan bagian-bagian Gill
Net.
C. Mengetahui dan memahami ukuran kapal yang sesuai untuk alat
tangkap Gill Net.
D. Mengetahui
dan
memahami
hasil
tangkapan
dengan
BAB II
ISI
2.1 Deskripsi dan Nama Daerah Gill Net
Jaring insang (gillnet) merupakan jaring berbentuk empat persegi panjang
dengan ukuran mata yang sama di sepanjang jaring. Dinamakan jaring insang
karena berdasarkar cara tertangkapnya, ikan terjerat dibagian insangnya pada
mata jaring. (Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP). Gillnet atau jaring
insang adalah suatu alat tangkap yang berbentuk empat persegi panjang yang
dilengkapi dengan pelampung, pemberat ris atasbawah (kadang tanpa ris bawah:
sebagian dari jaring udang barong) (Subani dan Barus 1999)
Jaring insang adalah suatu dinding jaring berbentuk empat persegi panjang,
mempunyai mata jaring yang sama ukurannya pada seluruh badan jaring,
dilengkapi dengan pelampung pada bagian atas jaring dan pemberat pada bagian
bawah jaring. Jaring insang dioperasikan dengan tujuan menghadang ruaya
gerombolan ikan. Ikan-ikan yang tertangkap pada jaring insang umumnya karena
terjerat (gilled) dibagian belakang penutup insang ataupun terpuntal (entangled)
pada mata jaring, baik untuk jaring insang yang hanya terdiri dari satu lapis
jaring, dua lapis maupun tiga lapis jaring(trammelnet). Nama lain dari jaring
insang adalah Jaring senar, Jaring klitik, Jaring sirang, Jaring puntal, Jaring
hanyut,, Jaring kantong
Deskripsi umum jaring insang atau gillnet :
Pada umumnya yang disebut gillnet adalah jaring yang berbentuk empat
persegi panjang, mempunyai mata jaring yang ukurannya sama pada seluruh
jaring, lebar lebih pendek jika dibandingkan dengan panjangnya.
Pada lembaran jaring bagian atas diletakkan pelampung (float) dan bagian
bawah diletakkan pemberat (singker)
Secara umum bagian gill net terdiri atas pelampung yang terbagi atas
pelampung tanda dan pelampung tali ris atas, tali ris atas dan bawah, tali
selambar, tali pelampung, pemberat (sinker), badan jaring, mata jaring, dan
jangkar (untuk set gillnet).
Dengan menggunakan dua gaya yang berlawanan arah, yaitu bouyancy dari
float yang bergerak menuju ke atas dan singker ditambah dengan berat jaring
di dalam air yang bergerak menuju ke bawah, maka jaring akan terentang.
33
Jaring-jaring ini terdiri dari satuan-satuan jaring yang biasa disebut tinting
(piece), dalam satu tintingnya mempunyai dimensi panjang 100 m dan lebar
100 mata jaring (1 mata = 1 inchi).
Dalam operasi penangkapan jaring biasanya terdiri dari beberapa tinting
yang digabung menjadi satu sehingga merupakan satu unit dengan panjang
mencapai (300 - 500 m).
2.2 Konstruksi dan Bagian-bagian Alat Tangkap
Konstruksi umum
Pada umumnya yang disebutkan dengan gill net dasar ialah jarring dengan
bentuk empat persegi panjang, mempunyai mata jaring yang sama ukurannya
pada seluruh jaring, lebar jaring lebih pendek jikan di bandingkan dengan
panjangnya, dengan perkataan lain, jumlah mesh depth lebih sedikit jika
dibandingkan dengan jumlah mesh size pada arah panjang jaring. Pada lembaranlembaran jaring,
Pada bagian atas dilekatkan pelampung (float) dan pada bagian bawah
dilekatkan peemberat (sinker). Dengan menggunakan dua gaya yang berlawanan
arah, yaitu bouyancy dari float yang bergerak menuju keatas dan sinking force
dari sinker ditambah dengan berat jaring didalam air yang bergerak menuju
kebawah, maka jaring akan terang.
Detail Konstruksi
Pada kedua ujung jarring diikatkan jangkar, yang dengan demikian letak
jaring akan telah tertentu. Karena jaring ini direntang pada dasar laut ,maka
dinamakan bottom gill net, yang demikian berarti jenis-jenis ikan yang menjadi
tujuan penangkapan ialah ikan-ikan dasar (bottom fish) ataupun ikan-ikan
damersal. Posisi jaring dapat diperkirakan pada float berbendera atau bertanda
yang dilekatkan pada kedua belah pihak ujung jaring, tetapi tidaklah dapat
diketahui keadaan baik buruknya rentangan jaring itu sendiri.
Karakteristik
Set bottom gill net direntang pada dasar laut, sehingga yangmenjadi
tujuan penangkapan adalah ikan-ikan damersal. Bottom gill net berbentuk empat
persegi panjang yang dilengkapi dengan pelampung, pemberat, ris atas dan
ris bawah serta dilengkapi dengan jangkar.Besarnya mata jaring bervariasi
tergantung sasaran yang akan ditangkap baik udang maupun ikan. Jaring gill net
direntangkan pada float berbendera yangdiletakkan pada kedua belah pihak ujung
jaring tetapi tidak dapat diketahui keadaan baik buruknya rentangan itu sendiri.
5. Pelampung
Pelampung yang melekat pada tali ris atas, pada gillnet pertengahan dan
gillnet dasar berfungsi untuk mengangkat tali ris agar jaring dapat berdiri tegak
terhadap permukaan air, diperlukan pelampung tambahan yang berfungsi sebagai
tanda di permukaan perairan. Bahan pelampung umumnya dari
gabus/plastik/busa karet.
6. Pemberat
Ada dua macam pemberat yang biasanya digunakan untuk gillnet, yaitu
pemberat dari saran dan pemberat dari logam atau batu. Pemberat dari saran
adalah berbentuk jaring dengan ukuran mata yang sama dengan ukuran mata
jaring yang dipergunakan dan umumnya memang sudah dipasang langsung dari
pabrik pembuatannya. Pemberat dari logam biasanya bahannya dari timah atau
logam lain yang tidak mudah berkarat dan dibentuk serta murah harganya.
Kadang-kadang pemberat juga dapat mempergunakan bahan dari batu atau
benda-benda lain yang berat jenisnya lebih besar daripada berat jenis air
laut. Fungsi dari pemberat adalah memperbesar kekuatan jaring dan memberikan
gaya rentangan pada jaring bersama dengan pelampung.
7. Tali Selambar
Pada ujung gillnet (yang pertama diturunkan sewaktu operasi)
dipasang tali selambar yang disebut tali selambar depan dan gunanya untuk
mengikatkan ujung gillnet yang lain diikatkan dengan tali selambar yang disebut
tali selambar belakang. Fungsi
tali selambar belakang
disamping
untuk mengikatkan ujung gillnet dengan pelampung tanda kadang-kadang juga
untuk mengikatkan gillnet dengan kapal.
8. Mata Jaring
(Alam Ikan 6), mengatakan bahwa satu mata jaring dibentuk oleh empat
simpul. Mata jaring akan terbuka secara maksimum, jika keempat simpul ini
bekerja gaya-gaya yang sama besarnya, dua gaya pada arah horizontal yang
berlawanan arah dan dua gaya pada arah vertikal yang berlawanan arah pula.
Baik arah maupun besar dari gaya-gaya ini haruslah selalu berada dalam keadaan
seimbang sehingga biarpun keadaan perairan berubah-ubah, mata jaring tetap
terbuka maksimum. Pada kenyataannya tidaklah mudah untuk mendapatkan hal
yang demikian.
pertama adalah ikan yang berpotongan melintang bulat (gambar 3.B), maka
bentuk bukaan mata jaringnya mirip belah ketupat. Demikian pula untuk
potongan melintang ikan pada gambar 3. A, B dan C dapat menggambarkan
bagaimana besranya bukaan mata jaring insang.
Ukuran mata jaring adalah sama dengan panjang tali hasil pengukuran
(Gambar 2).
Gambar 2.
Mengukur Mata
jaring
A
Bentuk segiempat pada gambar 3.A adalah bentuk bukaan mata jaring
untuk menjerat ikan yang berbentuk melebar, seperti ikan sebelah dan
cucut. Segiempat pada gambar 3.B adalah bentuk bukaan mata jaring
yang digunakan untuk menangkap ikan yang berbentuk bulat seperti
ikan tongkol atau cakalang. Sedangkan segiempat pada gambar 3.C
adalah bentuk bukaan mata jaring yang digunakan untuk mennagkan
Gambar 3.
Bentuk
BENANG JARING
terpeleset masuk ke dalam mata jaring, dan elastis agar benang dengan sendirinya
akan menjerat ikan.
PELAMPUNG
PEMBERAT
Bahan pemberat jaring insang umumnya menggunakan timah hitam. Timah
WEBBING
Istilah yang umum digunakan untuk badan jaring adalah webbing. Umumnya
jika benang jaring yang dibuat oleh pabrik Indonesia menggunakan nomor
benang(60 s/d 2000) atau 210/d/6 maka panjang weebing adalah 90 meter atau
100 yard. Jumlah kedalaman mata jaring adalah 70 mata.
BAGIAN-BAGIAN JARING
pengatur bukaan mata jaring. Pada ris atas inilah dipasangkan pelampung dan
jaring. Diantara jaring umumnya menggunakan srampad (selvedge) yang
berfungsi sebagai peredam beban tegangan dari dua tali ris yang berukuran besar
dan kuat yang harus diterima oleh benang jaring jauh lebih kecil dan lemah.
Namun demikian, para anelayan kurang memperhatikan hal ini sehingga webbing
langsung dipasangkan pada ris.
Tali ris atas sering juga disebut sebagai tali pelampung adalah tali yang
terdapat pada bagian atas jaring insang. Tali ris atas terdiri dari dua utas tali.
Satu utas tali untuk tempat memasang pelampung dan disebut dengan tali ris
utama. Tali yang kedua digunakan untuk memasang (menggantungkan) badan
jaring insang. Kedua tali ris atas biasanya berukuran sama tetapi berbeda arah
pintalannya yaitu pintal kanan dan pintal kiri.
memiliki arah pintalan yang berbeda. Gunanya adalah agar saat tali ditarik tidak
melintir, sehingga jaring ikut pula terpintal.
Pemasangan pelampung dipasang pada jarak yang sama sepanjang ris atas,
sama juga dengan pemsangan pemberat pada ris bawah. Tujuannya adalah daya
apung dan daya tenggelam merata pada seluruh badan jaring insang.
Atau
dengan kata lain, bukaan mata jaring akan sama disemua tempat di seluruh
permukaan webbing.
Ukuran maupun konstruksi ris bawah maupun bahan tali ris bawah sama
halnya dengan ris atas. Juga terdiri dari dua utas tali yang diikat menjadi satu
sehingga berperan menjadi satu tali ris bawah. Satu diantara tali ris bawah
digunakan untuk memasang pemberat dan yang lainnya sebagai tumpuan
webbing.
11
TALI SELAMBAR
Tali slambar terdiri dari tiga jenis. Jenis yang pertama adalah tali yang
menghubungkan antara jaring insang yang terpasang di air dengan kapal. Jenis
yang kedua adalah yang menghubungan natara satu pis jaring insang dengan pis
lainnya. Sedangkan jenis yang ketiga adalah yang dipasangkan di ujung terakhir
jaring insang yang dipasangi pelampung utama dan lampu (jika dioperasikan
malam hari).
12
13
dalam hitungan kilogram. Upah ABK berdasarkan jenis dan ukuran ikan hasil
tangkapan pada Jaring Insang Hanyut kecil dan besar sama.
Tenaga kerja Jaring Insang Hanyut kecil dan Jaring Insang Hanyut besar
juga mendapatkan upah untuk setiap tugas yang dilakukan diatas kapal. Upah
tekong adalah 20% dari total penghasilan/trip, yaitu selisih penghasilan dan
pengeluaran. Juru masak Rp. 1.800.000,- per trip, upah kebersihan Rp. 500.000,-,
juru mesin, penata pemberat dan penata jaring berkisar Rp. 50.000,- hingga Rp.
60.000,- per hari.
2.6 Ukuran Kapal
Gambar rancangan umum kapal bottom gillnet yang diteliti dibuat untuk
memperlihatkan bagian atau tata ruang kapal secara umum. Gambar ini terdiri
dari dua bagian yaitu gambar tampak samping dan gambar tampak atas. Kedua
gambar ini sangat berpengaruh penting dalam penentuan bagian-bagian kapal.
Gambar tampak samping menunjukkan bagian kapal dibawah dek dari
buritan hingga haluan yang terdiri dari tempat bahan bakar dan air tawar, tempat
peralatan, ruang kemudi, ruang mesin, palka ikan dan ruang jangkar. Gambar
tampak atas menunjukkan bagian di atas dek. Ruang yang ada di bagian atas dek
hanya satu buah dan terletak di bagian buritan yaitu ruang kemudi dan digunakan
juga sebagai ruang kontrol untuk ruang mesin.
Letak tata ruang kapal bottom gillnet ini diatur sedemikian rupa
agar
14
Gambar 15. Rancangan umum kapal bottom gillnet yang diteliti (skala 1 : 80)
Keterangan :
1. Tempat bahan bakar dan air tawar (A)
2. Tempat perlengkapan (B)
3. Ruang kemudi (C)
4. Ruang mesin (D)
5. Palka (E)
6. Tempat penyimpanan jaring (F)
7. Net hauler (G)
15
Secara umum gambar rancangan kapal ini adalah sama untuk semua jenis
kapal bottom gillnet di Perairan Selat Bangka, hal ini dapat dilihat dari daerah
penangkapan (fishing groud), dan topografi perairan yang sama. Selain itu, cara
pembangunan kapal ini yang seolah-olah sudah menjadi tradisi atau
kebiasaan
Gambar 16. Rancangan umum kapal bottom gillnet di Pulau Tidung (skala 1 : 60)
15
Keterangan :
1. Tempat bahan bakar dan air tawar (A)
2. Tempat perlengkapan (B)
3. Ruang kemudi (C)
4. Ruang mesin (D)
5. Tempat penyimpanan jaring (E)
6. Palka (F)
7. Net hauler (G)
Desain merupakan hal yang sangat penting dalam proses pembangunan
kapal perikanan. Desain sebuah kapal tertuang dalam gambar lines plan yang
menggambarkan bentuk irisan kapal dalam tiga buah gambar yaitu: gambar
tampak samping (profile plan), tampak atas (half breadth
depan (body plan). Desain kapal ini diperoleh dari data yang terdapat didalam
tabel offset lapangan dimana data dalam tabel offset ini diperoleh berdasarkan
pengukuran kapal secara langsung di lapangan.
Masing-masing kapal bottom gillnet yang diteliti memiliki spesifikasi yang
berbeda satu sama lain walaupun pada Gross tonnage (GT) kapal yang sama
meskipun perbedaan itu tidak terlalu jauh. Sehingga perbedaan spesifikasi pada
masing-masing kapal ini didasarkan pada perbedaan (GT) kapal. Adapun
spesifikasi dari masing- masing kapal bottom gillnet yang diteliti dapat dilihat
pada Tabel 1.
16
17
18
Ancor / Obor
Lampu listrk
2. Payaos / Rumpon
Payaos merupakan rumpon laut dalam yang berperan dalam pengumpulan
ikan pada tempat tertentu dan dilakukan operasi penangkapan. Payaos
pelampungnya terdiri dari 60-100 batang bambu yang disusun dan diikat menjadi
satu sehingga membentuk rakit (raft), selain dari bambu pelampung juga terbuat
dari alumunium. Tali pemberat (tali yang menghubungkan antara pelampung dan
pemberat) mencapai 1000-1500 m, terbuat dari puntalan rotan, bahan syntetik
seperti polyethylene, nylon, polyester, polypropylene. Sedangkan pemberat
berkisar 1000-3500 kg yang terbuat dari batu dimasukkan dalam keranjang rotan
dan cor-coran semen. Untuk rumbai-rumbainya digunakan daun nyiur dan bekas
tali polyethylene dan ban bekas.
2.8 Hasil Tangkapan
Sasaran tangkap utama dari gill net permukaan adalah ikan kembung
(Restraliger sp.), ikan layur (Lepturachantus savala), ikan samge (Pseudocinea
amoyensis), ikan tembang (Sardinella fimriata). Sementara hasil tangkapan yang
diperoleh pada gill net dasar seperti ikan kerapu, ikan sidat, ikan bambangan,
ikan baronang, dan ikan karang. Sedangkan hasil tangkapan sampingannnya
seperti gurita, ikan belanak (mugil sp.), udang, rajungan, dan ikan tenggiri
(Scomberomorus commersoni) (Hadian 2005).
20
Mata jarring mudah/bebas untuk terbuka baik luas arah vertikal maupun
arah horizontal.
21
BAB III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari pembuatan makalah Gill Net ini
yaitu:
1.
2.
3.
Sasaran tangkap utama dari gill net permukaan adalah ikan kembung
(Restraliger sp.), ikan layur (Lepturachantus savala), ikan samge
(Pseudocinea amoyensis), ikan tembang (Sardinella fimriata).
Sedangkan hasil tangkapan sampingannnya seperti gurita, ikan
belanak
(mugil
sp.),
udang,
rajungan,
22
dan
ikan
tenggiri
DAFTAR PUSTAKA
Saragih,
Hari.
2014.
Gill
Net
dan
Trammel
Net.
www.academia.edu/4751323/GILL_NET_DAN_TRAMMEL_NET.
(Diakses pada 07 Oktober 2016 : 14.00)
Pasaribu, Riana & Fauziyah & Agustriani, Fitri. 2010. Karakteristik Desain
Kapal Perikanan Bottom Gillnet di Pelabuhan Perikanan Nusantara Sungailiat,
Bangka Belitung. Maspari Journal.
(Diakses pada 07 Oktober 2016 : 15.00 wib)
Benediktus, Dicki. 2015. ANALISIS USAHA JARING INSANG HANYUT (Drift
Gill Net) TAMBAT LABUH KAPAL DI PELABUHAN PERIKANAN
NUSANTARA SIBOLGA TAPANULI TENGAH SUMATERA
UTARA. https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&arct=j&url=htt
p://download.portalgaruda.org/article.php
(diakses pada 08 Oktober 2016 : 21.00 wib)
18
24