Disusun oleh :
Nadiyatul firdaus
141500221
Nur fitriyah
141500170
141500216
141500
BAB I
PENDAHULUAN
Pertambahan
jumlah
barang
modal
ini
memungkinkan
perekonomian tersebut menghasikan lebih banyak barang dan jasa di masa yang
akan datang. Adakalanya penanaman modal dilakukan untuk menggantikan
barang barang modal yang lama. Yang telah haus dan perlu didepresiasikan.
Secara sederhana investasi bisa diartikan sebagai salah satu bentuk
penanaman modal dengan tujuan pembelian asset yang diharapkan bisa
mendatangkan keuntungan di masa mendatang. Pada dasarnya istilah investasi
tidak hanya dikaitkan dengan bidang ekonomi bisnis saja, melainkan bisa
dikaitkan dengan berbagai macam aktivitas. Umumnya, aktivitas investasi
sejumlah dana berupa asset real berupa mesin, emas, tanah, obligasi maupun asset
finansial berupa deposito atau saham. Investasi bisa dijadikan salah satu pilihan
untuk memperoleh penghasilan lebih tinggi di kemudian hari. Yang terpenting dari
penanaman investasi adalah harus memiliki ketersediaan dana atau asset dan harus
bisa berkomitmen untuk mengikatkan asset.
Mengapa Harus Berinvestasi?
Hal ini dapat dijelaskan melalui perbedaan karakteristik antara menabung
secara konvensional dengan berinvestasi.
kenaikan dari nilai uang yang disimpan. Apabila dilakukan analisa secara
sekilas berbagai macam tabungan di bank menawarkan bunga tabungan
Kalkulator Investasi
Investasi, perlukah?
inflasi tahunan.
Maka yang diperlukan adalah berinvestasi, bukan sekedar
menabung. Karena hanya menimbun uang di bank tidaklah cukup, uang
akan tergilas laju inflasi. Berinvestasi memungkinkan uang untuk
3
berkembang menjadi jumlah yang lebih banyak dalm wujud imbal hasil
yang lebih besar di masa depan.
Beberapa pengertian investasi menurut para ahli :
Menurut Hamid, investasi adalah kegiatan penanaman modal baik
langsung maupun tidak langsung dengan harapan pemilik modal
mendapatkan keuntungan dari hasul penanaman modal tersebut.
Menurut Ferdie Darmawan, investasi adalah salah satu pilihan untuk
mencapai kebebasan finansial yang tida dibatasi oleh kesibukan, waktu,
dan usia.
Menurut jones, investasi adalah penempatan dana pada sebuah atau
sekumpulan asset selama periode tertentu dengan harapan dapat
memperoleh peningkatan nilai investasi.
Menurut Losina Purnastuti, investasi adalah komponen pengeluaran
terbesar kedua setelah konsumsi.
Menurut Dhuwita, investasi adalah meningkatkan kesejahteraan investor,
baik sekarang maupuan di masa yang akan datang.
Menurut Sharpe, investasi adalah mengorbankan asset guna mendapatkan
asset yang lebih besar di masa yang akan datang.
Menurut Reilly dan Brown, investasi adalah komitmen meningkatkan
asset untuk masa depan untuk mendapatkan penghasilan yang mampu
mengompensasi pengorbanan investor.
Menurut Joko Salim, investasi adalah mengelola kelebihan dana untuk
memperoleh dana yang lebih besar.
Menurut M. Syakir Sula, investasi adalah menanamkan asset, harta atau
dana, pada sesuatu dengan harapan akan memberikan hasil pendapatan
atau meningkatkan nilai di masa yang akan datang.
Menurut Sapto Raharjo, investasi adalah penggunaan dana atau modal
untuk pembelian instrument, seperti saham, obligasi, properti, dan lainnya.
Pihak-pihak yang melakukan investasi biasa disebut dengan istilah
investor. Dalam pengertian investasi menurut para ahli, keberadaan investor
sangat penting dalam kegiatan investasi
Investasi pada aset riil adalah investasi pada aset yang memiliki wujud.
Contohnya aset riil ini adalah Properti (Tanah dan Rumah), emas, dan logam
mulia lainnya. Berinvestasi pada aset riil merupakan hal umum yang dilakukan.
Contohnya, kita membeli sebuah properti dan kemudian menyewakannya
sehingga kita bisa mendapatkan pendapatan dari aset yang kita miliki tersebut.
Ketika properti tersebut selesai disewakan, umumnya karena perjalanan
waktu, nilai dari aset properti yang ada tersebut umumnya semakin naik, dan
apabila kita ingin menjual aset tersebut, maka kita akan mendapatkan keuntungan
dari penjualan aset tersebut karena adanya selisih dari harga beli dan harga jual
aset tersebut.
Secara umum, kita akan banyak mendapatkan keuntungan / nilai tambah
dengan berinvestasi pada aset riil ini, karena meskipun harga / nilai dari aset
tersebut dapat naik-turun, tetapi dalam jangka panjang nilai aset cenderung
meningkat.
1.2 TUJUAN
dan lain-lain.
Mengurangi resiko inflasi. Dengan melakukan investasi dalam
pemilikan
perusahaan
atau
obyek
lain,
seseorang
dapat
1.3 MANFAAT
BAB II
PEMBAHASAN
A. NILAI WAKTU DARI UANG
Mengapa konsep nilai waktu dari uang (time value of money) itu penting?
Karena pada umumnya setiap orang berpendapat bahwa nilai uang sekarang lebih
berharga dari pada di masa yang akan datang. Oleh karena itu, mereka akan lebih
suka menerima jumlah uang yang sama sekarang dari pada di masa mendatang,
dan lebih suka mengeluarkan jumlah uang yang sama di masa mendatang dari
pada sekarang.
Dalam pengambilan keputusan investasi jangka panjang, pengambil
keputusan harus memperhatikan nilai waktu dari uang, karena keputusan tersebut
menyangkut pengeluaran dana sekarang dengan harapan untuk dapat memperoleh
pembayaran bunga dilakukan setiap 6 bulan sekali sehingga dalam setahun ada 2
kali pembayaran bunga.
Nilai sekarang untuk penerimaan yang berbeda setiap tahun
Untuk menghitung nilai sekarang dari penerimaan-penerimaan yang jumlahnya
setiap tahun berbeda harus dihitung satu per satu.
Nilai sekarang dari anuitas
Menghitung nilai sekarang dari penerimaan-penerimaan yang jumlahnya sama
setiap tahun.
B.KONSEP DASAR INVESTASI PADA ASET RIIL
Investasi pada aset riil termasuk dalam penganggaran modal (capital
budgeting), yaitu keseluruhan proses perencanaan dan pengambilan keputusan
tentang pengeluaran dana yang jangka waktu pengembaliannya lebih dari satu
tahun.
Dengan demikian penganggaran modal mempunyai arti yang sangat
penting bagi perusahaan, karena :
1. Jika salah dalam perencanaan dan pengambilankeputusan akan berakibat berat
dan panjang bagi perusahaan, mengingat jumlah dana yang dikeluarkan cukup
besar dan terikat dalam jangka waktu yang lama.
2. Jika salah dalam melakukan perkiraan kebutuhannya,misalnya investasi terlalu
besar (over investment) akan timbul beban-beban yang seharusnya tidak perlu.
Sebaliknya, jika investasi terlalu kecil (underinvestment) perusahaan akan
kekurangan kapasitas produksi.
SIFAT PROYEK INVESTASI
Keterbatasan dana yang tersedia untuk membiayai usulan proyek investasi
sering kali merupakan penghambat utama dalam proses penggangaran modal.
Oleh karena hampir semua perusahaan mempunyai dana yang jumlahnya terbatas
untuk membiayai usulan proyek investasi, maka beberapa usulan proyek investasi
tersebut akan saling berkompetensi untuk mendapatkan dana yang jumlahnya
terbatas. Dengan demikian, perusahaan perlu mengalokasikan dana dalam usulan
proyek investasi yang dapat menghasilkan tingkat pengembalian paling tinggi
dalam jangka panjang.
Banyaknya usulan proyek investasi yang akan dibiayai dapat diperkecil
dengan cara dikelompokkan berdasarkan sifatnya, yaitu :
1. Proyek saling lepas (mutually exclusive projects),merupakan proyek investasi
yang mempunyai fungsiyang sama. Maksudnya jika perusahaan menerima salah
8
proyek investasi.
Ada 4 metode penilaian yang sering digunakan, yaitu :
1. Periode pengembalian (payback period)
2. Nilai sekarang bersih (net present value)
3. Tingkat pengembalian internal (internal rate of return)
4. Indeks profitabilitas (profitability index).
1. Payback Period (PP)
10
Suatu usulan proyek inestasi akan diterima jika periode pengembalian yang
dihasilkan lebih cepat dari yang disyaratkan. Sebaliknya, jika periode
pengembalian yang dihasilkan lebih lama dari yang disyaratkan, maka usulan
proyek investasi tersebut ditolak. jika usulan proyek investasi tersebut lebih dari
satu, maka yang dipilih adalah usulan proyek investasi yang menghasilkan
periode pengembalian paling cepat.
2. Net Present Value (NPV)
- Situasi pasar
- Situasi konsumen
- Dan lainnya
Konsep Dasar Resiko
Ditujukan untuk :
- Menilai risiko dari asset sebagai individual risk of single asset
- Menilai risiko dari asset sebagai suatu kelompok risk of portfolio of assets
Preferensi Investor Terhadap Risiko
Risk seeker
Investor yang menyukai risiko atau pencari risiko.
Risk neutral
Investor yang netral terhadap risiko.
Risk averter
Investor yang tidak menyukai risiko atau menghindari risiko.
KONTEKS PORTOFOLIO
Risiko dalam portofolio dibedakan :
Risiko sistematis
Risiko tidak sistematis
Risiko Sistematis
Suatu risiko yang tidak dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, karena
fluktuasi risiko ini dipengaruhi oleh faktor makro yang dapat mempengaruhi pasar
secara keseluruhan
Faktor yang mempengaruhi :
Perubahan tingkat bunga
Kurs valuta asing
Kebijakan pemerintah
Risiko Tidak Sistematis
Suatu risiko yang dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, sebab risiko
ini hanya ada dalam satu perusahaan atau industri tertentu
Terdapat fluktuasi risiko yang berbeda antara satu saham dengan saham lain
Faktor yang mempengaruhi :
Struktur modal
Struktur aset
Tingkat likuiditas
12
BAB III
PENUTUP
2.1 SIMPULAN
A. Nilai waktu dari uang
pengambilan keputusan investasi jangka panjang, pengambil keputusan
harus memperhatikan nilai waktu dari uang, karena keputusan tersebut
menyangkut pengeluaran dana sekarang dengan harapan untuk dapat memperoleh
penghasilan di waktu mendatang.
B.Konsep dasar pada investasi riil
Untuk proyek investasi pada aset baru, nilai investasinya sebesar harga
perolehan, yaitu sebesar seluruh pengeluaran uang untuk memperolehnya sampai
dengan proyek tersebut siap dioperasikan.
C. Metode Penilaian investasi pada aset riil
Ada 4 metode penilaian, yaitu :
1. Periode pengembalian (payback period).
2. Nilai sekarang bersih (net present value).
3. Tingkat pengembalian internal (internal rate of return).
4. Indeks profitabilitas (profitability index).
D. risiko dalam proyek investasi
Risiko dalam suatu proyek investasi ditunjukkan oleh besar kecilnya
penyimpangan tingkat pengembalian yang diharapkan.
13
DAFTAR PUSTAKA
Drs. Abdul Halim, MM, Ak, Analisis Investasi, (Jakarta : Salemba Empat 2005).
Prince wibowo (2014,24 desember) pengertian investasi menurut para
ahli
,http://www.zonanesia.com/2014/12/pengertian-investasi-menurut-para-
14